Pendawa, Lebaksiu, Tegal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k salah ketik Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k fix |
||
(46 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Tegal
|kecamatan=Slawi
|kecamatan=Lebaksiu
|kode pos =52461
Baris 11 ⟶ 12:
|kepadatan=
}}
[[Berkas:Pendawa.pemandangan gunun slamet.jpg|al=Pemandangan Alam |jmpl|Pendawa dilihat dari sudud desa RW 01 RT04]]'''Pendawa''' merupakan salah satu [[desa]] yang berada di kecamatan [[Lebaksiu, Tegal|Lebaksiu]], Kabupaten [[Kabupaten Tegal|Tegal]], provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]▼
▲[[Berkas:
[[Berkas:Pemandangan Gunung Slamet gezien Pendawa,Tegal Era 1868.jpg|al=Desa pendawa|jmpl|Pemandangan Gunung Slamet,Tegal]]
{{Lebaksiu, Tegal}}
{{Authority control}}
== Sejarah ==
Dalam Catatan Urutan Kepala [[desa]] dan sejarah [[desa]] [[Pendawa]], [[Wangsa prana]]/[[Wangsa
Berbeda cerita antara Kakaknya dengan Raden [[Wirasari]],Kakanya diberi Kepercayaan memimpin daerah yg dekat dengan Seorang Raja,Raden [[Wirasari]] memilih menyingkir untuk hidup tenang dan di beri kekuasan wilayah Selatan dan menetap di [[desa]] [[Pendawa]],lalu Raden [[Wirasari]] mejalani kehidupan di [[desa]] [[pendawa]] bersama keluarga dan mempunyai anak salah satunya bernama [[Wangsa Prana]].Didalam catatan The Kartasura Dynasty GENEALO menyebutkan,[[Wangsa prana]]/[[Wangsa Truna|Wangsa truna]] adalah Ayah dari [[Raden Ayu Gedhong]],Istri Kelima dari Sampeyan Dalam Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana II,Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid Ud-Din Panatagama.Raden [[Wangsa prana]] meneruskan cita-cita dari Orang tuanya memimpin [[Desa]] [[Pendawa]] dan pada masa hidupnya mengabdi pada [[Kesultanan Mataram]].
=== Masa Kolonial ===
[[Berkas:
Pada Arsip masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]] Tahun 1887 ''(Sumber Maps Underconstruction)'',[[Pendawa]] Adalah wilayah yang dikelilingi empat Pedukuhan besar,Dukuhwringin,Dukuhsalam,Dukuhlo,dan Dukuh Babakan, ''(Universitaire Bibliotheken Leiden Published 1887)'',Pada era sebelumnya tercatat,Dalam salah satu arsip laporan [[Pabrik Gula Dukuhwringin]] Tahun 1857,[[Pendawa]] adalah wilayah yang memepunyai lahan cukup luas untuk salah satu sumber pertanian tebu mengikuti wilayah distrik [[Slawi]].Dan pada arsip disebutkan bahwa [[Pendawa]] mempunyai Bekel Bernama [[Wangsa prana]]/[[Wangsa Truna]],arsip tersebut menjelaskan tentang laporan perkebunan tebu untuk SF. Doekoehwringin) yang diketahui oleh pemimpin setempat. ''(Sumber Delpher)''▼
▲Pada Arsip masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]] Tahun 1887 ''(Sumber Maps Underconstruction)'',[[Pendawa]] Adalah wilayah yang dikelilingi empat Pedukuhan besar,Dukuhwringin,Dukuhsalam,Dukuhlo,dan Dukuh Babakan, ''(Universitaire Bibliotheken Leiden Published 1887)'',Pada era sebelumnya tercatat,Dalam salah satu arsip laporan [[Pabrik Gula Dukuhwringin]]
[[Berkas:Daftar Desa dan Nama bekel Tahun 1857.jpg|al=Desa Pendawa.|jmpl|Daftar Nama Desa Beserta Pemimpinnya Tahun 1857.]]
Pada Masa Kolonial Tahun 1927,[[Pendawa]] pernah menjadi salah satu [[desa]] otonomi yang berada di [[Tegal]] Pada masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]], dari 4 (empat)
Penyelidikan otonomi dilakukan dengan berkonsultasi dengan
▲Pada Masa Kolonial Tahun 1927,[[Pendawa]] pernah menjadi salah satu [[desa]] otonomi yang berada di [[Tegal]] Pada masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]], dari 4 (empat) [[Desa]] otonomi [[Tegal]].
▲Penyelidikan otonomi dilakukan dengan berkonsultasi dengan pemerintah daerah dengan Pejabat administrasi diadakan di empat [[desa]] berikut yang berbeda jenis, yang bisa dianggap memberi gambaran lebih atau kurang mengembangkan masyarakat [[desa]] di kabupaten ini.
I. "''Slawikoelon''", Bagian dari ibu kota kadipaten [[Slawi]],pusat populasi penting dengan pasar regional, dalam waktu dekat,dekat dengan [[Pabrik Gula Kemanglen]] dan [[Pabrik Gula Dukuhwringin]] .Desa ini, pada tahun 1917 dengan lingkungan [[desa]]
▲Pilihan [[desa]] untuu penelitian desa otono[[desa|.]]<nowiki/>mi
ll. "''Tegalsari''", [[desa]] kota (sebagian nelayan, sebagian desa pertanian) di ibu kota [[Tegal]] (dalam kabupaten tersebut teraad), yang terdiri dari bawahan (desas lama),terutama Pangan-djaran, Pasengkongan,Todan, Bong dan Keteraberan. [[desa]] ini berada di 1917 dengan desas Pendjalan, Mangoendipoeran, Kratonlor dan Asemtiga disatukan menjadi satu desa kota besar, yaitu Redjosari, tetapi pada tahun 1926 dipulihkan dengan membelah kemerdekaan sebelumnya. Ini memiliki 4.545 jiwa dan memiliki 75 pembangunan sawah komunal dengan saham tetap dan penggunaan permanen ceri selain 51 gedung taman dan pekarangan. Sawah disewa oleh Pabrik Gula Pagongan. Kecuali lembaga kredit [[desa]] (loembung dan [[desa]] bank) ada sekolah [[desa]] lain.▼
lll. "''Kedjambon''", sebagian kota [[desa]] dalam batas-batas wilayah komune dan sebagian lagi dusun (desa lama) Karangdowo-wètan▼
menyangkut pertanian desa,Kedjabmon mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tahun 1926, dengan tambahan Karangdawa wètan.
IV. "''Pendawa''", sebuah [[desa]] pertanian di
Di dalam Dokumentasi arsip Desa Otonomi,Desa Pendawa mendapatkan prestasi menjadi suatu Desa dengan peningkatan ekonomi dan mampu menjadikan kas desa paling cepat dan tinggi perkembangannya,Di samping pengelolahan tata usaha dan pertanian yang bagus,Desa Pendawa juga tercatat bisa mengembangkan sisi pendidikan yang meningkat terbukti dengan dijalankanya Sekolah Desa,pengelola an Bank desa,Desa Pasar secara berkesinambungan menjadi siklus ekonomi yang meningkat di kelola oleh pemerintah desa
▲Desa ini, pada tahun 1917 dengan lingkungan [[desa]] [[Slawi]] wetan dan Pakembaran bersatu, memiliki kemerdekaan lamanya sendiri pada tahun 1927 dengan membelahnya pulih. Ini menghitung 3367 jiwa dimemiliki 66 sawahs komunal yang dibangun bagian permanen dan pengguna tetap, perbesar 60 membangun taman dan pekarangan
[[Berkas:Gerobak pengangkut tebu.jpg|al=Desa Pendawa.|jmpl|Alat pengankut tebu]]
"''Dari desa-desa yang diperiksa, hanya Pendawa yang memiliki desa pasar, yang pemanfaatannya selama tahun 1926 hingga 1928 telah menghasilkan laba usaha. dari 102. 9. Retribusi Adat.Retribusi adat tidak sama di semua desa di kabupaten.''" '''(Desa Otonomi Hal.274 )'''
Sumber:DESA-AUTONOMIE ONDERZOEK
REGENTSCHAPSVERSLAGEN 1927.
▲1917 dengan desas Pendjalan, Mangoendipoeran, Kratonlor dan Asemtiga disatukan menjadi satu desa kota besar, yaitu Redjosari, tetapi pada tahun 1926 dipulihkan dengan membelah kemerdekaan sebelumnya. Ini memiliki 4.545 jiwa dan memiliki 75 pembangunan sawah komunal dengan saham tetap dan penggunaan permanen
▲lll. "''Kedjambon''", sebagian kota [[desa]] dalam batas-batas wilayah komune dan sebagian lagi dusun (desa lama) Karangdowo-wètan
▲menyangkut pertanian desa,Kedjabmon mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tahun 1926, dengan tambahan Karangdawa wètan.menyangku t pertanian [[desa]], memiliki nomor 2642 jiwa dan yang dimilikinya,dari 39 konstruksi sawah dalam kepemilikan komunal dengan saham tetap sebagai tambahan 44 membangun kebun dan pekarangan. Sawah disewa oleh gula Perusahaan Pagongan. Ada sekolah [[desa]], yang juga merupakan bagian dari lingkungan [[desa]] milik sendiri. Setelah bersekutu dengan desa Karangdawawetan pada tahun 1917,Slerok Langon dan Kemeduran ke kota besar [[desa]] Ka-moeljan, Kedjabmon mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tahun 1926, dengan tambahan Karangdawawètan.
▲IV. "''Pendawa''", sebuah [[desa]] pertanian di kabupaten [[Slawi]] dekat sarang jalan bagus dari [[Tegal]] kPa Banjoemas, sebanyak 2.395 jiwa, dan memil iki 128 jiwa sawahs konstruksi milik bersama dengan bagian tetap dan 63 kebun konstruksibdan mewarisi. [[desa]] ini terdiri dari dusun (desas tua) ''Pendawa''' dan Saimbang. Dia menjalankan pasar dan memiliki sekolah [[desa]], bunga [[desa]] dan desa bank.Dalam penyelidikan itu juga ada anggota dewan dan beberapa anggota Rukun Tetangga hadir,sehingga informasi yang didapat bisa.
== Nama-Nama Pemimpin ==
Baris 70 ⟶ 63:
!Kepala Desa
!Masa Jabatan
!Keterangan
Baris 80 ⟶ 73:
|[[Raden Wirasari]]
|1687 - 1721
|Prajurit [[Kesultanan mataram]].
Baris 106 ⟶ 99:
|
|-
Baris 138 ⟶ 130:
|
|-
Baris 150 ⟶ 141:
|
|-
Baris 182 ⟶ 172:
|
|-
Baris 194 ⟶ 183:
|
|-
Baris 204 ⟶ 192:
|Lurah
|
|-
|}
== Tradisi,Seni dan Budaya ==
Jika berkunjung ke Desa Pendawa tak jarang yang bertanya tentang suatu tempat yang terlihat masih asri lokasinya,banyak pepohonan dan ada salah satu pohon yang rindang menjadi ikon wilayah tersebut. Kenapa??? Karena Pohon besar dan penginggalan leluhur yang ada di wilayah tersebut masih benar benar di jaga dan masyarakat menyebutnya Candi Watu Lumpang.
[[Berkas:Lingga yoni Megalitikum.jpg|al=candi witulumpang|jmpl|Situs Watu Lumpang,Lingga Yoni Megalitikum]]
Situs Watu Lumpang letaknya berada di bawah pohon besar yang menjadi ikon lokasi Candi Watu Lumpang,Lokasi Candi Watu lumpang sangat mudah dicari berada di ujung sebelah barat desa [[Pendawa]] Rt 01 Rw 02 Samping sungai.Berdasarkan ciri dan [[Berkas:Suasana Lokasi Candi Watu Lumpang.jpg|al=Sejarah Desa Pendawa|jmpl|Pohon Rindah di Area Candi Watu Lumpang yang menjadi Ikon dan lokasi candi terlihat masih asri]]bentuk situs Watu Lumpang Desa Pendawa,masuk dalam kategori hasil peneliti/atau Ilmuan yang sudah melakukan observasi dan meneliti secara Ilmiah tentang ciri-ciri sebuah peninggalan benda terdahulu dalam bentuk Lingga Yoni,Situs Watu Lumpang Desa Pendawa mempunyai kesamaan ciri bentuk fisik dan letak lokasi suatu benda di temukan mayoritas Lingga Yoni sisa-sisa dari Zaman Megalitik,dan Situs Candi Watu Lumpang dapat dikategorikan peninggalan pra sejarah dari zaman Batu Besar Megalitikum yang masih ada di Pulau Jawa yang biasanya berada di pinggir sungai.
Sebuah benda peninggalan purbakala yang sangat menarik untuk dikunjungi berupa Situs Watu Lumpang yang diperkirakan atau ditaksir kurang lebih berumur 3.931 tahun berdasarkan jenis batuanya.termasuk zaman Megalitikum.
=== Kebudayaan Zaman Megalitikum ===
Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang berarti batu, sehingga dapat diartikan sebagai batu besar (Soejono, 2010).Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke ndonesia melalui 2 gelombang yaitu :
1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis.
2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.Manusia pada zaman batu besar ini sudah dapat membuat dan menghasilkan kebudayaan yang terbuat dari batu besar, berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu, dan kepercayaan utamanya adalah animisme. Dinamisme dan Toternisme.
Pengaruh kepercayaan animisme,Dinamisme,Toterniime ini juga masih banyak di anut oleh masyarakat yang hidup pada zaman modern ini, mungkin ini adalah salah satu pengaruh yang disebarkan oleh masyarakat pada zaman megalitikum.
=== Tradisi Sedekah Bumi ===
[[Berkas:Sedekah Bumi Desa Pendawa.jpg|al=sedekah bumi|jmpl|Sedekah Bumi,Adalah salah satu Kegiatan yang ada di lokasi candi Watu Lumpang Desa Pendawa.]]
Menjadi sebuah keyakinan turun temurun,bahwasanya rasa syukur kepada sang pencipta adalah hal yang seharusnya dilakukan setiap manusia,Tradisi Malam Syuro adalah tradisi syukuran kepada Sang pencipta di lakukukan masyarakat setempat di area Candi Watu Lumpang dengan Tradisi Sedekah Bumi dan Do'a bersama.
|