Komunikasi antarbudaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Agnesiafeby (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Ambassador-Bernard Leclerc-Qatar.PNG|jmpl|250px|ka]]
'''Komunikasi
Saat melakukan komunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya, kita sering dihadapkan pada perbedaan bahasa, aturan, hingga norma yang membedakan kita dengan orang lain tersebut. Kita harus menghadapi perbedaan budaya tersebut agar komunikasi dapat berjalan secara efektif. Komunikasi antara manusia yang berbeda budaya mungkin saja membutuhkan kemampuan untuk mengakomodasikan komunikasi yang terjadi, tetapi kita harus juga tetap ingat bahwa hal ini tidak akan terjadi secara otomatis. Kita perlu ingat bahwa komunikasi yang terjadi antarbudaya yang berbeda dapat menjadi suatu komunikasi yang penuh dengan hambatan, tetapi dapat pula dikatakan bahwa komunikasi yang terjadi akan efektif sama dengan saat kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki kesamaan budaya dengan kita. Semua itu tergantung pada kemampuan kita untuk memahami budaya orang yang berkomunikasi dengan kita.<ref>{{Cite book|last=Desideria|date=28 Oct 2016|url=http://repository.ut.ac.id/4472/1/SKOM4318-M1.pdf|title=Komunikasi Antarbudaya (SKOM4318)|location=Tangerang Selatan|publisher=Universitas Terbuka|isbn=979011138X|pages=1.3|url-status=live}}</ref>
[[Hamid Mowlana]] menyebutkan [[komunikasi antarbudaya]] sebagai ''human flow across national boundaries''. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.<ref name="Komunikasi"> Andrik Purwasito. ''Komunikasi Multikultural''. 2003. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal. 123</ref>▼
▲[[Hamid Mowlana]] menyebutkan
sedangkan [[Fred E.Jandt]] mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi [[tatap muka]] diantara orang-orang yang berbeda budayanya.<ref name="Intercultural">Fred E. Jandt. ''Intercultural Communication'', An Introduction. 1998. London. Sage Publication. Hal. 36</ref> Komunikasi lintas budaya memungkinkan kita untuk berkomunikasi secara lebih efektif dengan orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dari kita, sehingga masing-masing pihak dapat lebih memahami perbedaan budaya yang ada. Setelah masing-masing pihak memahami adanya perbedaan dalam perilaku komunikasi mereka, akan lebih mudah untuk mencapai kesamaan maksud dan tujuan dari masing-masing individu.<ref>{{Cite book|last=Desideria|last2=Sediyaningsih|first2=Sri|last3=Mani|first3=Festati Broto|last4=Rachman|first4=Ace Sriati|last5=Karim|first5=Lalalo Loina|date=2014|url=http://repository.ut.ac.id/4472/|title=Komunikasi Antarbudaya|location=Tangerang Selatan|publisher=Universitas Terbuka|isbn=978-979-011-138-7|volume=2|pages=1–27|language=Indonesian|url-status=live}}</ref>
:''Intercultural communication generally refers to face-to-face interaction among people of diverse culture.''<ref name="Intercultural"/>
[[Guo-Ming Chen]] dan [[William J. Sartosa]] mengatakan bahwa
# Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan;<ref name="Dasar-Dasar"/>
Baris 17 ⟶ 19:
=== ''Enkulturasi'' ===
[[Berkas:Bali-Danse 0710a.jpg|jmpl|kiri|Tarian adalah salah satu bentuk enkulturasi budaya yang ditransmisikan sejak kecil]]
[[Enkulturasi]] mengacu pada proses dengan mana [[kultur]] ([[budaya]]) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui [[gen]]. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga ke[[agama]]an, dan lembaga [[pemerintahan]] merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka.<ref name="Antarmanusia">
=== ''Akulturasi'' ===
[[Berkas:LondonChinatownSigns.jpg|jmpl|China dan Inggris yang berakulturasi]]
rikat (kultur tuan rumah), kultur [[Mereka]] sendiri akan dipengaruhi oleh kultur [[Tuan Rumah]] ini.berangsur-angsur, nilai-nilai cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur [[Tuan Rumah]] akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. pada waktu yang sama kultur [[Tuan Rumah]] pun ikut berubah.<ref name="Antarmanusia"/>
Baris 47 ⟶ 49:
* Pengawasan<ref name="Dasar-Dasar"/>
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktik komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk meng[[informasi]]kan "perkembangan" tentang [[lingkungan]]. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh [[media massa]] yang
* Menjembatani<ref name="Dasar-Dasar"/>
Baris 84 ⟶ 86:
Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan menghasilkan hasil positif.<ref name="Antarmanusia"/> dalam komunikasi, anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisisi yang anda ambil, perilaku nonverbal yang anda tunjukkan, dan sebagainya.<ref name="Antarmanusia"/> Anda kemudian melakukan apa yang menurut anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakkan apa yang menurut anda akan memberikan hasil negatif.<ref name="Antarmanusia"/>
== Hambatan
Terdapat tujuh hambatan dalam
# [[Fisik]]
# [[Budaya]]
Baris 101 ⟶ 103:
* [http://www.intercultural.org Intercultural Communication Institute]
* [http://www.intercultural.org.uk/ Centre for Intercultural Training and Research]
* [http://www.sietar.org.uk/ Society for Intercultural Education, Training and Research] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050827002603/http://www.sietar.org.uk/ |date=2005-08-27 }}
* [http://www.xculture.org Cross Cultural Health Care Program]
[[Kategori:Komunikasi]]
[[Kategori:Antropologi budaya]]
[[Kategori:Studi komunikasi]]
|