PSMS Medan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Indra Rangkuti (bicara | kontrib)
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(205 revisi perantara oleh 88 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Infobox sepak bola Ligina
{{Infobox football club
|clubname = PSMS
| clubname = PSMS Medan
|image =LogoPSMS.png
| image =LogoPSMS.png
|image_size = 150
| image_size = 220px
|fullname = Persatuan Sepak bola Medan Sekitarnya
| fullname = Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya
|nickname = ''Ayam Kinantan'
| nickname = *''Ayam Kinantan''
|founded = 21 April 1950
*''The Killer'' (Sang Pembunuh)
|ground = [[Stadion Teladan]]<br> [[Kota Medan]], [[Provinsi Sumatera ]]
| founded = {{start date and age|1950|4|21}}
|capacity = 25.000
|chairman ground = [[KodratStadion ShahTeladan]]
| capacity = 30.000
|manager = [[Mulyadi Simatupang]]
| owner = PT. Kinantan Medan Indonesia
|secretary =
| chrtitle = Direktur
|coach =[[Ansyari Lubis]]
| chairman = {{flagicon|IDN}} Arifuddin Maulana Basri
|league = [[Liga 2]]
| direktur teknis = Andry Mahyar Matondang
|season = [[Liga 2 2019|2019]]
| manager = {{flagicon|IDN}} Mulyadi Simatupang
|position = Peringkat 3 grup Y 8 Besar
| pelatih = {{flagicon|IDN}} Nil Maizar
| pattern_la1=_whiteborder
| asisten pelatih ={{flagicon|IDN}} Legimin Rahardjo
|pattern_b1=
| league = [[Liga 2 (Indonesia) 2023–2024|Liga 2]]
|pattern_ra1=_whiteborder
| season = [[Liga 2 (Indonesia) 2023–2024|2023/2024]]
|pattern_sh1=_whitebottom
| position = Peringkat 3, Grup A
|leftarm1=008000|body1=008000|rightarm1=008000|shorts1=008000|socks1=008000
|pattern_la1=_juventude13t
|pattern_la2=_greenborder|pattern_b2=|pattern_sh2=_darkgreenbottom
|pattern_b1= _whitecollar
|pattern_ra2=_greenborder|leftarm2=FFFFFF|body2=FFFFFF|rightarm2=FFFFFF|shorts2=FFFFFF|socks2=ffffff
|pattern_ra1=_juventude13t
|pattern_sh1=
|pattern_so1=_whitestripe
|leftarm1=008000
|body1=008000
|rightarm1=008000
|shorts1=FFFFFF
|socks1=008000
|pattern_la2=
|pattern_b2= _vneck
|pattern_sh2=
|pattern_so2=
|pattern_ra2=_whiteborder
|leftarm2=FFFFFF
|body2=FFFFFF
|rightarm2=FFFFFF
|shorts2=007744
|socks2=FFFFFF
| website = https://instagram.com/official_psmsmedan
| fansgroup = * Kampak FC
* SMeCK Hooligan
* PSMS Fans Club
* La Curva 1950
| current = Liga 2 (Indonesia) 2023–2024
}}
'''Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya''' (disingkat '''PSMS Medan''') adalah sebuah klub [[sepak bola]] profesional [[Indonesia]] yang berbasis di [[Kota Medan]], [[Sumatera Utara]]. Klub tersebut saat ini bermain di [[Liga 2 (Indonesia)|Liga 2]].
 
'''Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya''' atau biasa disingkat '''PSMS''' adalah sebuah klub [[sepak bola]] [[Indonesia]] yang berbasis di [[Kota Medan]], [[Provinsi Sumatra Utara]]. PSMS Medan saat ini bermain di [[Liga 2]] Indonesia.
 
== Sejarah ==
'''<big>Tahun-tahun awal (1907–1950)</big>'''
PSMS Medan dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski demikian sejak tahun 1930 telah berdiri klub '''MVC''' ''(Medansche Voetbal Club)'''. Sejak dahulu [[Kota Medan]] dikenal dunia oleh karena perkebunan [[tembakau]] [[Deli]]nya. Tak heran bahwasannya logo PSMS berupa "daun" dan "bunga tembakau Deli".
 
Sejarah PSMS dimulai dengan DVB. Secara eksplisit, para pemangku kepentingan sepakbola di Medan memulai rapat umum pertama untuk membentuk serikat pada tanggal 7 Juli 1907 (lihat pos De Sumatra, 08-07-1907). Kemudian kemudian, dengan berdirinya OSVB pada tahun 1915, DVB secara terbuka menyatakan bersedia untuk berintegrasi dengan OSVB (proses fusi). Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi, coverage area OSVB sudah tidak efektif lagi. Pada bulan September 1949, para pemangku kepentingan sepak bola di Medan membentuk VBMO (proses fisi). Dalam rangka menyesuaikan kebijakan VUVSI (NIVU suksesi) pada tahun 1948 untuk menerjemahkan VUVSI menjadi ISNIS, maka VBMO juga diterjemahkan menjadi PSMS dan kemudian serikat sepak bola Medan disebut VBMO/PSMS.
Tokoh pemrakarsa lahirnya PSMS Medan adalah Adinegoro (Al Wathan), Madja Purba (Sahata), Sulaeman Siregar (PO Polisi), T.M Harris (Medan Sport), dr Pierngadi (Deli Matschapij) dan Tedja Singh (India Football Team).Merekalah yang mengkoordinir 23 klub yang ada di Medan saat itu untuk mendirikan PSMS Medan.
 
Pada bulan Maret 1950, militer Belanda meninggalkan Medan . Organisasi sepak bola Negara Sumatera Timur pada masa pendudukan Belanda, Rumah Susun Football Club (RSFC) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang telah berdiri sejak awal tahun 1930-an kemudian pada tahun 1950 berubah nama menjadi Persatuan Sepakbola Medan dan Sekitarnya atau disingkat menjadi PSMS. Namun, tidak ada bukti yang jelas bahwa MVC, DVB, OSVB, VBMO, RSFC, dan klub sepak bola lain yang didirikan pada masa kolonial Belanda adalah cikal bakal PSMS. [2]
PSMS sendiri memiliki logo yang penuh makna.Gambar enam helai logo tembakau, enam berarti enam klub perintis/berserikat membentuk PSMS Medan yaitu Sahata, PO Polisi, Al Wathan, Indian Football Team, Deli Mascapaij, dan Medan Sport.
Tembakau Deli berarti primadonanya ekspor Medan dan sekitarnya yang tersohor ke seluruh dunia.1950 berarti kelahiran PSMS pada 21 April 1950.
Warna Hijau berarti perkebunan.Dasar Putih berarti Suci yang dalam arti luas berarti Sportif.
Warna hijau tetap dipertahankan sebagai warna kostum utama PSMS Medan.Warna hijau dalam kostum PSMS juga bisa diartikan sebagai kesejukan,kesegaran dan ketenangan.
 
Penggagas lahirnya PSMS Medan ada 6 tokoh yang mewakili 6 Klub Amatir yang ada di Medan tahun 1950. Keenam tokoh tersebut adalah Adinegoro (Al Wathan), Madja Purba (Sahata), Sulaiman Siregar (PO Polisi), TM Harris (Medan Sport), dr Pierngadi (Deli Matschapij) dan Tedja Singh (India Football Team). Merekalah yang mengkoordinir 23 klub di Medan saat itu untuk mendirikan PSMS Medan pada 21 April 1950.
PSMS Medan dikenal dengan tipe permainan khas ''rap-rap'' yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas. Inilah yang kerap ditunjukkan oleh tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini.
 
Kota Medan sudah lama dikenal dunia karena adanya perkebunan tembakau Delinya. Tak heran jika logo PSMS berbentuk "daun" dan "bunga tembakau deli". Tembakau Deli juga menjadi lambang PSMS Medan sampai sekarang .1950 berarti lahirnya PSMS pada tanggal 21 April 1950. Warna Hijau berarti perkebunan. Warna Putih berarti Suci yang dalam arti luas berarti Sportif.
 
Warna hijau tetap dipertahankan sebagai warna kostum utama PSMS Medan. Warna hijau pada kostum PSMS juga dapat diartikan sebagai kesejukan, kesegaran dan ketenangan.
=== Era The Killer ===
Era kejayaan PSMS terjadi sejak tahun 1953. Saat itu PSMS sering mengundang dan diundang oleh tim-tim dari luar negeri seperti Grazer AK , Kowloon Motorbus (Hong Kong), Grasshopper , Star Soccerites (Singapura) dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dicicipi PSMS melawan tim asing, PSMS mendapat julukan "Killers" atau "Algojo" tim-tim dari luar negeri.
 
PSMS Medan dikenal dengan ciri khas permainan rap-rap yaitu sepak bola yang keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih dan menjunjung tinggi sportivitas. Hal inilah yang sering diperlihatkan oleh tim berjuluk “The Killer” dan kini berjuluk “Ayam Kinantan”.
Eksistensi PSMS di awal kemunculannya sudah tidak diragukan lagi. PSMS sering menang melawan setiap pertandingan klub dalam dan luar negeri. Saat itu PSMS dijuluki dengan julukan The Killer karena selalu menghajar lawannya di lapangan. Saat itu PSMS juga beranggotakan pemain-pemain fenomenal seperti Ramlan Yatim, Ramli Yatim, Buyung Bahrum, Kliwon, Cornelius Siahaan, Yusuf Siregar,M.Rasijd,Arnold Van Der Vin dan lain-lain. Kepiawaian menggiring bola membuat PSMS dan Sumut kerap menjuarai beberapa turnamen dan liga olahraga. Tahun 1953 dan 1957 pemain PSMS yang membela Tim Sumut di Pekan Olahraga Nasional berhasil mempersembahkan Medali Emas. Di Perserikatan 1954 dan 1957 PSMS meraih gelar Runner Up. Pada Olimpiade 1956 di Melbourne 3 pemain PSMS Medan, yaitu Ramlan Yatim, Ramli Yatim dan M.Rasijd tampil membela Tim Nasional Sepakbola yang tampil di Olimpiade.
 
PSMS adalah klub sepak bola yang berasal dan berbasis di Stadion Kebun Bunga Jl. Candi Borobudur No.2 , Medan Sumatera Utara.
Ketika Timnas Indonesia berlaga di Asian Games 1958 Tokyo,Timnas Indonesia sukses meraih Medali Perunggu.Inilah prestasi tertinggi Timnas Indonesia di Asian Games hingga kini.Pada momen ini Timnas diperkuat bintang - bintang PSMS Medan yang menjadi pilar utama Timnas yaitu Ramlan Yatim,M.Rasijd dan Saari.
 
PSMS Medan dikenal dengan tipe permainan khas ''rap-rap'' yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas. Inilah yang kerap ditunjukkan oleh tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini.
 
=== Era Perserikatan''The Killer'' (1953-1967 - 1994) ===
Era kejayaan PSMS terjadi sejak tahun 1953. Saat itu, PSMS sering mengundang tim-tim dari luar negeri seperti Grazer AK , Kowloon Motorbus (Hong Kong), Grasshopper , Star Soccerites (Singapura) dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dicicipi PSMS melawan tim asing, PSMS mendapat julukan "Killers" atau "Algojo" tim-tim dari luar negeri.
Memasuki tahun 1960-an, PSMS menjadi momok yang menakutkan bagi klub-klub di Indonesia. Pada April 1967, Final Piala Suratin berlangsung di Stadion Menteng, Jakarta. Di babak final ini, PSMS Jr yang diasuh oleh Legenda PSMS Ramli Yatim berhasil unjuk gigi sebagai kekuatan utama sepakbola saat itu.
 
Eksistensi PSMS di awal kemunculannya sudah tidak diragukan lagi. PSMS sering menang melawan setiap pertandingan klub dalam dan luar negeri. Saat itu PSMS mendapat julukan The Killer karena selalu menghajar lawannya di lapangan. Saat itu PSMS juga beranggotakan pemain-pemain fenomenal seperti Ramlan Yatim, Ramli Yatim, Buyung Bahrum, Kliwon, Cornelius Siahaan, Yusuf Siregar, Filip Bonar Lumban Tobing, M.Rasijd, Arnold Van Der Vin dan lain-lain. Kepiawaian menggiring bola membuat PSMS dan Sumut kerap menjuarai beberapa turnamen dan liga olahraga. Tahun 1953 dan 1957 pemain PSMS yang membela Tim Sumut di Pekan Olahraga Nasional berhasil mempersembahkan Medali Emas. Di Perserikatan 1954 dan 1957 PSMS meraih gelar Runner Up.
Ramli Yatim berhasil memoles sosok Ronny Pasla, Sarman Panggabean, Wibisono, Tumsila, Nobon dll sebagai bintang masa depan Medan dan Indonesia. Di final yang berlangsung pada 26 April 1967, PSMS menghadapi tuan rumah yang juga musuh bebuyutan mereka, Persija. Ronny Pasla menjadi bintang dalam duel ini dengan aksi briliannya di bawah mistar. Karena hari semakin gelap dan Stadion Menteng tidak memiliki penerangan yang memadai, akhirnya diputuskan PSMS dan Persija menjadi Juara Bersama dengan ketentuan 6 bulan pertama trofi dibawa ke Medan dan 6 bulan berikutnya trofi dibawa. ke Jakarta.
 
Pada Olimpiade 1956 di Melbourne 3 pemain PSMS Medan, yaitu Ramlan Yatim, Ramli Yatim dan M. Rasijd tampil membela Tim Nasional Sepak Bola yang tampil di Olimpiade
Kesuksesan skuad PSMS Jr mendorong pelatih PSMS Jusuf Siregar yang didampingi Ramli Yatim untuk mempromosikan beberapa pemain PSMS Jr ke Tim Senior PSMS yang berlaga di Kejuaraan Nasional PSSI 1967, di antaranya Ronny Pasla, Tumsila, Sarman Panggabean dan Wibisono. Kombinasi pemain muda ini dengan pemain senior antara lain Yuswardi, Zulham Yahya, Sukiman, Ipong Silalahi, Muslim, A.Rahim, Syamsuddin, Sunarto, Aziz Siregar, Zulkarnaen Pasaribu dll ternyata sukses besar, membuat PSMS semakin solid dan solid. akhirnya berhasil menjadi juara. Wilayah Barat dan lolos ke babak semifinal yang berlangsung di Jakarta didampingi Persib. Pada babak semifinal yang berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta, PSMS menghadapi Persebaya dan Persib menghadapi PSM. Di semifinal ini, pertandingan berlangsung dua kali, yakni pada 6 dan 7 September 1967. Di semifinal pertama ini, PSMS kalah 0-1 dari Persebaya. Dalam duel yang berlangsung malam ini PSMS tidak memiliki bintangnya Zulham Yahya yang diskors karena kartu merah di penyisihan grup dan posisinya ditempati oleh bintang muda Sarman Panggabean. Sementara Persib menang 1-0 atas PSM. Pada pertandingan kedua pada 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Jadilah Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967. Pada pertandingan kedua pada 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Jadilah Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967. Pada pertandingan kedua pada 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Jadilah Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967.
 
Pada era ini beberapa pemain PSMS seperti Ramli Yatim, Ramlan Yatim, M. Rasijd, Yusuf Siregar, Cornel Siahaan, Arnold Van Der Vin, Saari, Matseh, Azis Tanjung, Saiban, Eddy Simon, Muslim dan Ipong Silalahi kerap dipanggil memperkuat Tim Nasional Indonesia
Di Final PSMS ini mendapat ujian berat karena salah satu bintangnya, Djamal mengalami cedera dan akhirnya posisi tersebut ditempati oleh bintang muda PSMS, Sarman Panggabean. Dan Zulham Yahya bisa muncul lagi. Selain Sarman dan Ronny Pasla di Final, striker muda Tumsila juga masuk sebagai starter. Ternyata di Final ini PSMS tampil apik dan akhirnya berhasil mengalahkan Persib 2-0 lewat gol yang dicetak A.Rahim dan Zulkarnaen Pasaribu ke gawang Persib yang dikawal Jus Etek. Ini kali pertama PSMS Medan juara. Kejuaraan Nasional/Divisi Utama Perserikatan PSSI sejak didirikan pada tahun 1950 dan disambut dengan meriah oleh para pendukung PSMS Medan di Jakarta dan di Sumatera Utara.
 
=== Era Perserikatan (1967-1990) ===
Keberhasilan PSMS membuat PSMS Medan mewakili Indonesia di Piala Emas Aga Khan 1967 yang berlangsung di Bangladesh. Dan akhirnya di Turnamen ini PSMS berhasil menjadi Juara setelah di Final mengalahkan tim tuan rumah Mohammaden 2-0 melalui 2 gol dari sundulan Tumsila. Saat kembali ke Medan rombongan disambut oleh Pangdam II/Bukit Barisan Mayjen Sarwo Edhie Wibowo dan disinilah Sarwo Edhie memberikan julukan “Kepala Emas” kepada Tumsila karena kemampuannya yang mumpuni dalam mencetak gol dengan sundulan dan sejak saat itu Julukan "Kepala Emas" sudah melekat pada Tumsila baik di PSMS maupun timnas. Saat itulah PSMS 1967 menjadi "Raja" Sepak Bola Indonesia
Memasuki tahun 1960-an, PSMS menjadi momok yang menakutkan bagi klub-klub di Indonesia. Pada April 1967, Final Piala Suratin berlangsung di Stadion Menteng, Jakarta. Di babak final ini, PSMS Jr yang diasuh oleh Legenda PSMS Ramli Yatim berhasil unjuk gigi sebagai kekuatan utama sepak bola saat itu.
 
Ramli Yatim berhasil memoles sosok Ronny Pasla, Sarman Panggabean, Wibisono, Tumsila, Nobon, dll sebagai bintang masa depan Medan dan Indonesia. Di final yang berlangsung pada 26 April 1967, PSMS menghadapi tuan rumah yang juga musuh bebuyutan mereka, Persija. Ronny Pasla menjadi bintang dalam duel ini dengan aksi briliannya di bawah mistar. Karena hari semakin gelap dan Stadion Menteng tidak memiliki penerangan yang memadai, akhirnya diputuskan PSMS dan Persija menjadi Juara Bersama dengan ketentuan 6 bulan pertama trofi dibawa ke Medan dan 6 bulan berikutnya trofi dibawa ke Jakarta.
Setelah tim nasional memenangkan Piala Raja 1968, para pemain tim nasional dikontrak secara profesional oleh TD Pardede di klubnya, Pardedetex. Pemain yang dikontrak tersebut antara lain Soetjipto Soentoro, Sinyo Aliandoe, Iswadi Idris, Judo Hadianto, Muliyadi (Persija), M. Basri (PSM), Abdul Kadir, Jacob Sihasale (Persebaya), Anwar Ujang (Persika), Max Timisela (Persib). ) ditambah ada 3 bintang PSMS Medan yaitu Sarman Panggabean, Sunarto dan Aziz Siregar. Karena saat itu Pardedetex meski mengontrak pemain secara profesional namun dalam kompetisi bernaung di Kelas Utama/Divisi Utama PSMS sehingga otomatis skuat Pardedetex diperkuat PSMS pada Kejuaraan Nasional/Divisi Utama PSSI 1969. Skuad Pardedetex ini memperkuat PSMS plus dan didukung oleh Pemain Sepak Bola Medan Non Pardedetex antara lain Ronny Pasla,
 
Kesuksesan skuad PSMS Jr mendorong pelatih PSMS Jusuf Siregar yang didampingi Ramli Yatim untuk mempromosikan beberapa pemain PSMS Jr ke Tim Senior PSMS yang berlaga di Kejuaraan Nasional PSSI 1967, di antaranya Ronny Pasla, Tumsila, Sarman Panggabean dan Wibisono. Kombinasi pemain muda ini dengan pemain senior antara lain Yuswardi, Zulham Yahya, Sukiman, Ipong Silalahi, Muslim, A. Rahim, Syamsuddin, Sunarto, Aziz Siregar, Zulkarnaen Pasaribu dll ternyata sukses besar, membuat PSMS semakin solid dan solid. akhirnya berhasil menjadi juara. Wilayah Barat dan lolos ke babak semifinal yang berlangsung di Jakarta didampingi Persib. Pada babak semifinal yang berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta, PSMS menghadapi Persebaya dan Persib menghadapi PSM. Di semifinal ini, pertandingan berlangsung dua kali, yakni pada 6 dan 7 September 1967. Di semifinal pertama ini, PSMS kalah 0-1 dari Persebaya. Dalam duel yang berlangsung malam ini PSMS tidak memiliki bintangnya Zulham Yahya yang diskors karena kartu merah di penyisihan grup dan posisinya ditempati oleh bintang muda Sarman Panggabean. Sementara Persib menang 1-0 atas PSM. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967.
Skuad inilah yang berhasil membawa PSMS Medan ke Kejuaraan Nasional PSSI 1969 pada tanggal 6 Juli 1969 dengan rekor gol yang mengerikan di Final yang diikuti oleh 7 tim, yang termasuk 29 gol dan hanya kebobolan 2 gol dan tidak terkalahkan. Tim yang berlaga di babak final Kejuaraan Nasional PSSI adalah PSMS Medan, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persib Bandung, PSKB Binjai dan Persipura Jayapura. Keberhasilan ini membuat PSMS Medan untuk kedua kalinya menjuarai Kejuaraan Nasional PSSI setelah sebelumnya sukses menjadi Juara Umum Kejuaraan Nasional PSSI pada tahun 1967.
 
Pada Final PSMS ini mendapat ujian yang berat karena salah satu bintangnya, Djamal mengalami cedera dan akhirnya posisi tersebut ditempati oleh bintang muda PSMS, Sarman Panggabean. Dan Zulham Yahya bisa muncul lagi. Selain Sarman dan Ronny Pasla di Final, striker muda Tumsila juga masuk sebagai starter. Ternyata di Final ini PSMS tampil apik dan akhirnya berhasil mengalahkan Persib 2-0 lewat gol yang dicetak A.Rahim dan Zulkarnaen Pasaribu ke gawang Persib yang dikawal Jus Etek. Ini kali pertama PSMS Medan juara. Kejuaraan Nasional/Divisi Utama Perserikatan PSSI sejak didirikan pada tahun 1950 dan disambut dengan meriah oleh para pendukung PSMS Medan di Jakarta dan di Sumatera Utara.
Pada September 1969 skuat PSMS yang berhasil menjadi Juara Umum Kejuaraan Nasional PSSI ini mempertahankan bendera Sumatera Utara (Sumut) dalam PON VII yang berlangsung di Surabaya. Dalam PON kali ini, skuat Sumut yang diasuh Ramli Yatim dan EA Mangindaan sukses tampil gemilang dan membawa Sumut meraih Medali Emas usai final yang diwarnai adu jotos antarpemain, mengalahkan DKI Jakarta 2-1 lewat gol. dicetak oleh Iswadi Idris dan Soetjipto Soentoro. Ini merupakan Medali Emas ketiga bagi Sumut dalam cabang sepak bola PON setelah sebelumnya sukses meraih Emas pada PON 1953 dan 1957. Pada PON 1969, Soetjipto Soentoro menjadi top skorer dengan 16 gol dan memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh bintang senior PSMS dan Yusuf Siregar Sumut pada PON 1953 dengan 15 gol. Tjipto' Rekornya sendiri masih berdiri dan belum terpecahkan. Ramli Yatim juga berhasil menjadi orang pertama yang meraih Medali Emas PON sebagai Pemain dan Pelatih. Sebagai pemain, Ramli Yatim sukses meraih Emas pada PON 1953 dan 1957.
 
Keberhasilan PSMS membuat PSMS Medan mewakili Indonesia di Piala Emas Aga Khan 1967 yang berlangsung di Bangladesh. Dan akhirnya di Turnamen ini PSMS berhasil menjadi Juara setelah di Final mengalahkan tim tuan rumah Mohammaden 2-0 melalui 2 gol dari sundulan Tumsila. Saat kembali ke Medan rombongan disambut oleh Pangdam II/Bukit Barisan Mayjend Sarwo Edhie Wibowo dan disinilah Sarwo Edhie memberikan julukan “Kepala Emas” kepada Tumsila karena kemampuannya yang mumpuni dalam mencetak gol dengan sundulan dan sejak saat itu Julukan "Kepala Emas" sudah melekat pada Tumsila baik di PSMS maupun timnas. Saat itulah PSMS 1967 menjadi "Raja" Sepak Bola Indonesia
PSMS mempertahankan gelar musim 1969-1971 setelah mengalahkan Persebaya di final. Dan bersama Persija Jakarta , mereka menjadi juara bersama pada musim 1973–1975 akibat protes berlebihan kepada wasit pada menit ke-40 yang menyebabkan pertandingan harus dihentikan.
 
Setelah tim nasional memenangkan Piala Raja 1968, para pemain tim nasional dikontrak secara profesional oleh TD Pardede di klubnya, Pardedetex. Pemain yang dikontrak tersebut antara lain Soetjipto Soentoro, Sinyo Aliandoe, Iswadi Idris, Judo Hadianto, Muliyadi (Persija), M. Basri (PSM), Abdul Kadir, Jacob Sihasale (Persebaya), Anwar Ujang (Persika), Max Timisela (Persib). ) plus ada 3 bintang PSMS Medan yaitu Sarman Panggabean, Sunarto dan Aziz Siregar. Karena pada saat itu Pardedetex meskipun mengontrak pemain secara profesional namun dalam kompetisi bernaung di Kelas Utama/Divisi Utama PSMS sehingga secara otomatis skuad Pardedetex memperkuat PSMS pada Kejuaraan Nasional/Divisi Utama PSSI 1969. Skuad Pardedetex ini memperkuat PSMS plus dan didukung oleh Pemain Sepak Bola Medan Non Pardedetex antara lain Ronny Pasla, Yuswardi, Tumsila, Zulham Yahya, Ipong Silalahi, Syamsuddin dan di saat-saat tertentu Sukiman dan Nobon ditambahkan. Skuad ini dilatih oleh Ramli Yatim dan EA Mangindaan.
PSMS adalah klub Indonesia pertama yang berlaga di Asian Champion Club Tournament (sekarang Liga Champions AFC ) pada tahun 1970 . PSMS meraih juara keempat di babak semifinal setelah dikalahkan Taj Club 2-0 dan di pertandingan perebutan tempat ketiga dikalahkan Homenetmen 1-0.
 
Skuad inilah yang berhasil membawa PSMS Medan ke Kejuaraan Nasional PSSI 1969 pada tanggal 6 Juli 1969 dengan rekor gol yang mengerikan di Final yang diikuti oleh 7 tim, yang termasuk 29 gol dan hanya kebobolan 2 gol dan tidak terkalahkan. Adapun 7 tim yang berlaga di babak final Kejuaraan Nasional PSSI adalah PSMS Medan, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persib Bandung, PSKB Binjai dan Persipura Jayapura. Keberhasilan ini membuat PSMS Medan untuk kedua kalinya menjuarai Kejuaraan Nasional PSSI setelah sebelumnya sukses menjadi Juara Umum Kejuaraan Nasional PSSI pada tahun 1967.
Pada 1974 PSSI mengadakan Kejuaraan Nasional antar Wilayah.Pada Kejuaraan Antar Wilayah ini PSSI Wilayah I yang diperkuat 90% pemain - pemain PSMS sukses menjadi Juara setelah di Final mengalahkan PSSI Wilayah III (90% pemain Persebaya) 3-2. Tim ini pula yang mewakili Indonesia ke Piala Presiden IV/1974 di Seoul, Korea Selatan. Prestasinya cukup membanggakan dengan meraih gelar Runner Up setelah dikandaskan tuan rumah Korea Selatan di babak Final.
 
Pada September 1969 skuad PSMS yang berhasil menjadi Juara Umum Kejurnas PSSI mempertahankan bendera Sumatera Utara (Sumut) dalam PON VII yang berlangsung di Surabaya. Pada PON kali ini, skuad Sumut yang diasuh Ramli Yatim dan EA Mangindaan sukses tampil gemilang dan membawa Sumut meraih Medali Emas usai final yang diwarnai adu jotos antar pemain, mengalahkan DKI Jakarta 2-1 lewat gol. dicetak oleh Iswadi Idris dan Soetjipto Soentoro. Ini merupakan Medali Emas ketiga bagi Sumut dalam cabang sepak bola PON setelah sebelumnya sukses meraih Emas pada PON 1953 dan 1957. Pada PON 1969, Soetjipto Soentoro menjadi top skorer dengan 16 gol dan memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh seniornya di PSMS dan Tim PON Sumut Yusuf Siregar pada PON 1953 dengan 15 gol. Rekor Tjipto ini hingga kini masih bertahan dan belum terpecahkan. Ramli Yatim juga berhasil menjadi orang pertama yang meraih Medali Emas PON sebagai Pemain dan Pelatih. Sebagai pemain, Ramli Yatim sukses meraih Emas pada PON 1953 dan 1957.
Pada 7 Juni 1975 PSSI Wilayah I (PSMS Plus) bertanding melawan klub besar Eropa asala Belanda yang sebelumnya sukses menjadi Juara Champions Cup 3 kali berturut - turut pada 1971 - 1973 Ajax Amsterdam.Ajax datang membawa skuad utamanya termasuk bintang - bintang yang membawa Ajax Juara UEFA Champions Cup 3 kali berturut – turut pada 1971 - 1973 seperti kiper Heinz Stuy, Barry Hullshoff, Gerie Muhren, Arie Haan, Ruud Krol, Jhony Rep, Wim Suurbier, Ruud Gels, Horst Blankenburg dan Jan Mulder.Selain itu, Ajax juga membawa kiper Timnas Belanda yaitu Piet Schrijvers. Bahkan, Ajax kala itu dihuni pemain bintang seperti Arie Haan, Ruud Krol, Jhony Rep, Ruud Gels dan Wim Suurbier yang menjadi skuad utama Timnas Belanda di Piala Dunia 1974.Namun PSMS Plus tidak gentar dengan Ajax.Terbukti PSMS Plus sukses mengalahkan Ajax dengan skor 4-2.Gol kemenangan PSSI Wilayah I (PSMS Plus) dicetak oleh Sarman Panggabean (2 gol),Parlin Siagian dan Zulkarnaen Pasaribu,Gol Ajax sendiri dicetak oleh bintang Ajax asal Jerman Arno Steffenhagen dan Legenda Timnas Belanda Jhony Rep.
 
PSMS mempertahankan gelar musim 1969-1971 setelah mengalahkan Persebaya lagi di final. Dan bersama Persija Jakarta , mereka menjadi juara bersama pada musim 1973–1975 akibat protes berlebihan kepada wasit pada menit ke-40 yang menyebabkan pertandingan harus dihentikan.
Pada tahun 1980 PSMS Jr yang dilatih oleh Legenda PSMS Medan Eddy Simon sukses menjadi Juara Piala Suratin setelah di Final mengalahkan Persiter Ternate Jr 3-0.Skuad PSMS Jr ini antara lain diperkuat oleh Eddy Harto,Benny Van Breukelen,Bambang Usmanto,Juanda,Sutrisno,Langkat Sembiring,Supardi,Ricky Yacob,Musimin,Azhari Rangkuti,Juanda,Syaiful Ramadhan dll
 
PSMS adalah klub Indonesia pertama yang berlaga di Asian Champion Club Tournament (sekarang Liga Champions AFC ) pada tahun 1970 . PSMS berhasil merebut posisi keempat di semifinal setelah dikalahkan Taj Club 2-0 dan di pertandingan perebutan tempat ketiga dikalahkan oleh Homenetmen 1-0.
Setelah 8 tahun tanpa gelar, akhirnya PSMS mengakhiri kemarau gelar pada tahun 1983 setelah di final mengalahkan Persib Bandung 3–2 dalam adu penalti (aet 0-0). Mereka kembali mempertahankan gelar pada musim 1985 ketika mereka mengalahkan Persib 2-1 dalam adu penalti (aet 2-2). Pertandingan yang dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno ini disaksikan oleh 150.000 penonton dengan kapasitas 110.000 tempat duduk, yang merupakan rekor kehadiran tertinggi dalam sejarah sepak bola Indonesia. Menurut buku Konfederasi Sepak Bola Asia yang diterbitkan pada tahun 1987, pertandingan ini merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah sepak bola amatir di dunia.
 
Setelah 8 tahun tanpa gelar, akhirnya PSMS mengakhiri kemarau gelar pada tahun 1983 setelah di final mengalahkan Persib Bandung 3–2 melalui adu penalti (aet 0-0). Mereka kembali mempertahankan gelar pada musim 1985 ketika mereka mengalahkan Persib 2-1 dalam adu penalti (aet 2-2). Pertandingan yang dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno ini disaksikan oleh 150.000 penonton dengan kapasitas 110.000 tempat duduk, yang merupakan rekor kehadiran tertinggi dalam sejarah sepak bola Indonesia. Menurut buku Konfederasi Sepak Bola Asia yang diterbitkan pada tahun 1987, pertandingan ini merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah sepak bola amatir di dunia
Pada masa kejayaan ini, PSMS diperkuat oleh banyak pemain berkualitas seperti Yuswardi, Muslim, Sunarto, Sukiman, Ipong Silalahi, Wibisono, Tumsila, Sarman Panggabean, Suwarno, Tumpak Sihite, Nobon Kayamuddin, Zulkarnaen Pasaribu, Ismail Ruslan, Parlin Siagian, Sunardi B,Marzuki Nyakmad, Zulham Effendi Harahap,Sunardi A., Bambang Usmanto, Musimin,Sakum Nugroho M. Siddik, Ricky Yacobi , Abdul Kadir,Jacob Sihasale, Ronny Pasla,Yudo Hadianto,M.Basri,Taufik Lubis,Pariman, Iswadi Idris , Abdul Rahman Gurning , Anwar Ujang, Ponirin Meka, Jaya Hartono , Zulkarnaen Lubis, Sakum Nugroho Soetjipto Soentoro dan lain-lain.
 
=== Era Liga Indonesia ===
Baris 88 ⟶ 111:
 
=== Perpecahan dua kubu ===
 
Mengawali musim baru 2011 kekacauan terjadi di [[PSSI]] yang turut mempengaruhi keikutsertaan PSMS di liga indonesia. Terpecahnya kompetisi di indonesia menjadi dua yaitu [[Liga Super Indonesia]] dan [[Liga Prima Indonesia]] membuat manajemen PSMS ikut membagi dua tim untuk mengikuti kedua kompetisi ini. [[PSSI]] yang mengusung [[Liga Prima Indonesia]] mengikutsertakan PSMS Medan sebagai salah satu peserta Liga Prima Indonesia karena dianggap sebagai tim yang memiliki sejarah kuat dalam sepak bola indonesia. Sementara PT. Liga Indonesia memilih PSMS sebagai satu dari empat tim pengganti setelah [[Persiraja Banda Aceh]], [[Persijap Jepara]], [[Semen Padang FC]], dan [[Persiba Bantul]] mengikuti [[Liga Prima Indonesia]]. PSMS ISL dipersiapkan untuk mengikuti [[Liga Super Indonesia]] sementara PSMS Medan dipersiapkan untuk mengikuti [[Liga Prima Indonesia]].
 
== Pendukung ==
'''PSMS Medan''' memiliki beberapa kelompok pendukung. Yang tertua dan pertama kali berdiri yaitu sejak 17 Januari 2001 adalah '''KAMPAK FC''' ''(Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan - Fans Club)''. Lalu akibat dinamika organisasi lahirlah kelompok supporter kedua yang bernama '''SMeCK Hooligan''' ''(Supporter Medan Cinta Kinantan Hooligan)'' yang terbentuk pada 30 September 2003 dan kemudian lahir juga '''PFC (PSMS FANS CLUB)''' dan juga ''(PSMS'LA Medan Fans Club)CURVA1950'' '
sebagai kelompok termuda saat ini. Selain mendukung PSMS di [[Stadion Teladan]] [[Kota Medan]], mereka juga ikut memberikan dukungan kepada tim yang terbentuk 30 April 1950 itu kala bertandang ke luar [[Kota Medan]]. Kampak FC merupakan klub supporter pendukung pertama yang dimiliki PSMS Medan yang menginisiasi perubahan paradigma supporter modern di [[Provinsi Sumatra Utara]]. Menjadi Supporter mandiri dan penuh kreasi menjadi tujuan dan identitas supporter sepak bola di Tanah [[Deli]] saat ini.
 
== Sponsor & apparel ==
Baris 107 ⟶ 130:
|[[North Cliff]]
|Sponsor utama
|2018–2019
|2018-2019
|-
|[[Gojek]]
|Sponsor pendukung
|2018–2019
|2018-2019
|-
|[[Torabika]]
|Sponsor pendukung
|2018–2019
|2018-2019
|-
|[[Indofood]]
|Sponsor pendukung
|2018–2019
|2018-2019
|-
|[[FIFGROUP]]
|Sponsor pendukung
|2018–2019
|2018-2019
|-
|[[Corsa]]
|Sponsor pendukung
|2018–2019
|2018-2019
|-
|[[Pelabuhan Indonesia I|Pelindo 1]]
|Sponsor utama
|2020–2022
|2020-sekarang
|-
|[[Rabka Madbarlana]]
|Sponsor pendukung
|2020–2022
|-
|[[PT Alam]]
|Sponsor pendukung
|2020–2022
|-
|[[Bank Sumut]]
|Sponsor utama
|2020–sekarang
|-
|[[PDAM Tirtanadi]]
|Sponsor pendukung
|2020–sekarang
|2020-sekarang
|-
|[[Rabka MadbarlanaInalum]]
|Sponsor pendukung
|2020–sekarang
|2020-sekarang
|-
|[[PT AlamPSTORE]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|2020-sekarang
|-
|[[Ucok Durian]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[NZR Foundation]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[PT. Pembangunan Prasarana Sumut]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[PT. Perkebunan Sumut]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[Zatan Mini Soccer]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[Musim Mas]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[Diboost Sport]]
|Marketing partner
|2024–sekarang
|-
 
|}
{{col-2}}
Baris 159 ⟶ 221:
|[[JD Sport]]
|{{INA}}
|2018–2019
|2018-2019
|-
|[[Adhoc Apparel]]
|{{INA}}
|2019–2023
|2019-sekarang
|-
|[[Northon Asia]]
|{{INA}}
|2023–sekarang
|}
{{col-2}}
Baris 282 ⟶ 348:
|{{flagicon|Indonesia}} Sutan Harhara||2003–2005
|-
|{{flagicon|IndonesiaArgentina}} M.Hektor KhaidirCooper||2005–2006
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Rudi Saari||2006
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Freddy Muli||2006–2008
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Iwan Setiawan||2008
|-
|{{flagicon|Australia}} [[Eric Williams (football coach)|Eric Williams]]||2008
Baris 326 ⟶ 386:
|{{flagicon|Indonesia}} [[Philip Hansen]] ||2020
|-
|{{flagicon|Brazil}} [[Mário Gomes de Olivera|Gomes de Oliveira]] ||2020-
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Ansyari Lubis]] ||2021–2022
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[I Putu Gede Dwi Santoso]] ||2022
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Ridwan Saragih]] ||2023-2023
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Miftahudin Mukson ]] ||2023-
|}
{{col-end}}
 
== Daftar pemain ==
Berikut merupakan daftar pemain PSMS Medan untuk ajang <ref>https://sumut.idntimes.com/sport/soccer/hasudungan/launching-tim-dan-jersey-di-mall-ini-daftar-lengkap-skuat-psms</ref> [[Liga 2 20202022]]
{{updated|2612 SeptemberJuli 20202022}}
{{Fs start}}
{{Fs player|no=17|nat=IDN|pos=GKMF|name=[[HerlianAndre Arif LaksonoDio]]}}
{{Fs player|no=28|natpos=IDNMF|posnat=FWIDN|name=[[SilvioKrisna EscobarSeptiawan]]}}
{{Fs player|no=310|nat=IDN|pos=FW|name=[[FerdinandMartua SinagaSandeni]]}}
{{Fs player|no=511|nat=IDN|pos=DFMF|name=[[AfifulRobert HudaPires]]}}
{{Fs player|no=614|nat=IDN|pos=MF|name=[[SutantoArif TanSuyono]]}}
{{Fs player|no=717|pos=FW|nat=IDN|pos=MF|name=[[KevinYoseph deMalau|Nico OliveraMalau]]}}
{{Fs player|no=819|nat=IDN|pos=FWMF|name=[[HanisAhmad Sagara Putra|Hanis SagaraBustomi]]}}
{{Fs player|no=10|nat=IDN|pos=FW|name=[[Azka Fauzi]]}}
{{Fs player|no=11|nat=IDN|pos=MF|name=[[Imanuel Wanggai]]}}
{{Fs player|no=14|nat=IDN|pos=FW|name=[[Rizky Novriansyah]]}}
{{Fs player|no=20|nat=IDN|pos=GK|name=[[Abdul Rohim]]}}
{{Fs player|no=22|nat=IDN|pos=DFGK|name=[[AgungWisnu PrasetyoPradipta]]}}
{{Fs player|no=23|nat=IDN|pos=MF|name=[[Ichsan Pratama]]}}
{{Fs player|no=28|nat=IDN|pos=MF|name=[[Hari Habrian]]}}
{{Fs player|no=29|nat=IDN|pos=DF|name=[[Joko Susilo]]}}
{{Fs player|no=33|nat=IDN|pos=DF|name=[[Didik Ariyanto]]}}
{{Fs mid}}
{{Fs player|no=2455|nat=IDN|pos=MFDF|name=[[LegiminRizky Raharjo]]|other=[[Captain (association football)|captainAbdiansyah]]}}
{{Fs player|no=3079|nat=IDN|pos=GKMF|name=[[AdiHamdi SatryoSula Umanailo]]}}
{{Fs player|no=3182|nat=IDN|pos=DFFW|name=[[YogaBeni HerlambangOktovianto]]}}
{{Fs player|no=5588|nat=IDN|pos=DF|name=[[Muhammad RifqiHarry]]|other=}}
{{Fs player|no=7690 |pos=DF|nat=IDN|pos=DF|name=[[Onorionde Kughegbe|O.K.Andre JohnSitepu]]}}
{{Fs player|no=7992|nat=IDN|pos=MFFW|name=[[HamdiDian SulaSasongko]]}}
{{Fs player|no=8093|nat=IDN|pos=MFFW|name=[[PauloAhmad SitanggangIhwan]]}}
{{Fs player|no=90|nat=IDN|pos=DFGK|name=[[AndreAdixi SitepuLenzivio]]}}
{{Fs player|no=91|nat=IDN|pos=MFDF|name=[[AnisSupardi NabarNasir]]}}
{{Fs player|no=92|nat=IDN|pos=MFDF|name=[[ElinaFardan SokaHarahap]]}}
{{Fs player|no=99|pos=MF|nat=IDN|pos=DF|name=[[RachmadImam HidayatMahmudi]]}}
{{Fs player|no=|nat=IDN|pos=MF|name=[[Suandi]]}}
{{fs end}}
{{Fs player|no=|nat=IDN|pos=FW|name=[[Ricat Turnip]]}}
{{Fs end}}
 
== Mantan Pemain ==
Baris 364 ⟶ 435:
{{col-3}}
* {{flagicon|Indonesia}} GK Decky Ardian Cahyadi
* {{flagicon|ChileIndonesia}} DFGK [[LuisPonirin Eduardo HicksMeka]]
* {{flagicon|Chile}} DF Patricio Jiménez Díaz
* {{flagicon|Indonesia}} DF Agus Cima
Baris 370 ⟶ 441:
* {{flagicon|Indonesia}} DF [[Supardi]]
* {{flagicon|Indonesia}} DF Satrio Syam
* {{flagicon|Argentina}} MF [[Gustavo Chena]]
* {{flagicon|Argentina}} MF [[Andrés Formento]]
* {{flagicon|Brazil}} MF Leonardo Martins Dinelli
{{col-3}}
* {{flagicon|Cameroon}} MF Mbom Mbom Julien
* {{flagicon|Indonesia}} MF Deden Hermawan
Baris 380 ⟶ 447:
* {{flagicon|Indonesia}} MF [[Tommy Pranata]]
* {{flagicon|Liberia}} MF [[James Koko Lomell]]
* {{flagicon|PalestineChile}} MF Patricio Acevedo
* {{flagicon|Uruguay}} MF [[Esteban Guillén]]
* {{flagicon|Argentina}} FW Mario Costas
Baris 388 ⟶ 455:
* {{flagicon|Indonesia}} FW Boy Jati Asmara
* {{flagicon|Indonesia}} FW Putut Waringin Jati
* {{flagicon|Indonesia}} FW [[Saktiawan Sinaga]]
* {{flagicon|Indonesia}} FW Andika Yudistira
* {{flagicon|Nigeria}} FW [[Henry Makinwa]]
* {{flagicon|Nigeria}} FW [[Greg Nwokolo]]
* {{flagicon|Indonesia}} DF [[Witson Sidebang]]
* {{flagicon|Korea Republic}} MF [[Inkyun Oh]]
* {{flagicon|Serbia}} DF [[Sasa Zecevic]]
* {{flagicon|Indonesia}} GK [[RonnyPanji PaslahSetya Wira Pamungkas]]
* {{ flagicon|Indonesia}} CF [[Sendy Wahyu Damanik]]
* {{flagicon|Indonesia}} GK [[Markus Haris Maulana]]
* {{flagicon|Indonesia}} GKMF [[DhikaMalwar BayangkaraIskandar]]
* {{flagicon|Indonesia}}FW [[Frets Listanto Butuan]]
* {{flagicon|Indonesia}}GK [[Oki Rengga Winata]]
* {{flagicon|Indonesia}}FW [[Suhandi]]
* {{flagicon|Indonesia}}FW [[Guntur triaji]]
* {{flagicon|Indonesia}}MF [[ Legimin Raharjo]]
* {{flagicon|Indonesia}}DF [[Amarzukih]]
* {{flagicon|Indonesia}}DF [[Jajang sukmara]]
* {{flagicon|Pantai Gading}}FW [[Kisito yessoh]]
* {{flagicon|Namibia}}FW [[Sadney Urikhob]]
* {{flagicon|Indonesia}}DF [[Roni Fatahillah]]
* {{flagicon|Indonesia}}DF [[Gusti Sandria]]
* {{flagicon|Brazil}}DF [[Reinaldo Lobo]]
* {{flagicon | Indonesia}} DF [[Titus Bonai]]
{{col-end}}
 
Baris 405 ⟶ 479:
 
{{Liga 2}}
{{SkuatSkuad PSMS Medan}}
{{Tim sepak bola di SumatraSumatera Utara}}
{{Sepak bola di Indonesia}}
 
[[Kategori:PSMS Medan| ]]
[[Kategori:TimKlub sepak bola Indonesia]]