Akal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Imza7fitsal (bicara | kontrib)
k Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
[[Berkas:Thought bubble.svg|jmpl|100px|ka|Ilustrasi seseorang sedang menggunakan akalnya untuk berpikir]]
 
'''Akal''' adalah suatu peralatan rohaniah [[manusia]] yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat [[pendidikan]], baik formal maupun informal. Jadi, akal bisadapat didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis dan menilai apakah sesuai benar atau salah.<ref name="Filsafat Ilmu Komunikasi">Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Indeks. Jakarta 2008</ref> Namun, karena kemampuan manusia dalam menyerap pengalaman dan pendidikan tidak sama. Maka, tidak ada kemampuan akal antar manusia yang betulbenar-betulbenar sama.<ref name="Filsafat Ilmu Komunikasi" />
 
== Akal dan Logis ==
Akal berasal dari [[bahasa Arab]] yaitu'' 'aql'' yang secara bahasa berarti pengikatan dan pemahaman terhadap sesuatu.<ref name="Musa">[http://aljawad.tripod.com/arsipbuletin/akal.htm Akal oleh Musa al-Kadzim]</ref> Pengertian lain dari akal adalah daya pikir (untuk memahami sesuatu), kemampuan bagaimana cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain dari 'pikiran' dan 'ingatan'. Dengan akal, manusia dapat melihat diri sendiri dalam hubungannya dengan [[lingkungan]] sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai [[watak]] dan keadaan diri kitamanusia sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidakpastian yang esensial hidup ini.<ref name="Agama dan Akal Fikiran">Jose, Francisco Moreno. Agama dan Akal Fikiran. Naluri Rasa Takut dan Keadaan Jiwa Manusiawi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1994</ref>
 
Akal juga bisadapat berarti jalan atau cara melakukan sesuatu, daya upaya, dan ikhtiar.<ref name="Musa" /> Akal juga mempunyai [[konotasi]] negatif sebagai alat untuk melakukan tipu daya, muslihat, kecerdikan, kelicikan.<ref>{{Cite web |url=http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php |title=Kamus Besar Bahasa Indonesia: Akal |access-date=2009-12-21 |archive-date=2009-08-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090805021214/http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php |dead-url=yes }}</ref>
 
Akal fikiranpikiran tidak hanya digunakan untuk sekadar makan, tidur, dan berkembang biak,. tetapiNamun, akal juga mengajukan beberapa pertanyaan dasar tentangmengenai asal -usul, alam, dan masa yang akan datang.<ref name="Agama dan Akal Fikiran"/> Kemampuan berpikir mengantarkan padakepada suatu kesadaran tentangmengenai betapa tidak [[kekal]] dan betapa tidak pastinya kehidupan ini.<ref name="Agama dan Akal Fikiran"/>
 
[[Sigmund Freud|Freud]] membagi manusia menjadi tiga wilayah pokok, antara lain:
;1. ''[[id]]'', yang mempersamakan id dengan [[Naluri|instink]] atau [[naluri]]<ref name="Agama dan Akal Fikiran"/>
 
;2.# ''[[ego]]id,'', yang merupakanmenyamakan akalid fikirandengan [[Naluri|insting]] atau naluri<ref name="Agama dan Akal Fikiran" />;
# ''[[ego]],'' merupakan akal pikiran<ref name="Agama dan Akal Fikiran" />;
;3.# ''super ego[[superego]],'', yakniberhubungan dengan adat kebiasaan, [[sosial]], dan kaidah [[moral]]<ref name="Agama dan Akal Fikiran" />.
SesuaiMaksud dari ketiga konsep tersebut adalah bahwa manusia memiliki kebutuhan mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar, dan dipercayakan kepada instinkinsting. Di sisi lain, makamanusia diberikanmemiliki padakebutuhan ini sehingga diberikan akal (''ego'') peran yang berperan strategis dalam perencanaan bentuk pemuasan terhadap instinkinsting (''id''). sesuaiMeskipun dengandemikian, persyaratan-persyaratanakal yangharus diajukanmenyesuaikan olehpemuasan tersebut dengan sesuai dengan kenyataan yang [[rasional]] serta tuntutan adat kebiasaan sosial dan kepercayaan (super ego''superego'').<ref name="Agama dan Akal Fikiran" />
 
Selain itu, Kant mengatakanjuga berpendapat bahwa apa yang kitamanusia katakananggap rasionalsebagai iturasional adalah suatu pemikiran yang masuk akal tetapidalam menggunakan ukuran [[hukum]] [[alam]].<ref name="Filsafat Ilmu">Tafsir, Ahmad. Filsafat Ilmu. Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2006</ref> DenganMisalnya, kataalasan lain,pesawat terbang yang beratnya ratusan ton dapat terbang adalah hal yang rasional karena [[rasionalpesawat]] adalahitu kebenarantelah akaldirancang yang diukursesuai dengan hukum alam.<ref name="FilsafatLain Ilmu"/>halnya Misalnya,dengan alasancerita pesawat[[Nabi]] terbang[[Musa]] yang beratnyamelemparkan ratusantongkatnya tonke bisatanah, terbang.lantas Jawabannyatongkat adalahitu karenamenjadi [[pesawatular]]. ituHal telahtersebut dirancangdapat sesuaidikatakan dengantidak rasional karena, menurut hukum alam., Ituadalah rasionaltidak mungkin tongkat dapat berubah menjadi ular.<ref name="Filsafat Ilmu" />
;3. ''super ego'', yakni adat kebiasaan [[sosial]] dan kaidah [[moral]]<ref name="Agama dan Akal Fikiran"/>
 
Sesuai kebutuhan mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar, dipercayakan kepada instink, maka diberikan pada akal (ego) peran yang strategis dalam perencanaan bentuk pemuasan terhadap instink (id) sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh kenyataan yang [[rasional]] serta tuntutan adat kebiasaan sosial dan kepercayaan (super ego).<ref name="Agama dan Akal Fikiran"/>
 
Kant mengatakan bahwa apa yang kita katakan rasional itu adalah suatu pemikiran yang masuk akal tetapi menggunakan ukuran [[hukum]] [[alam]].<ref name="Filsafat Ilmu">Tafsir, Ahmad. Filsafat Ilmu. Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2006</ref> Dengan kata lain, [[rasional]] adalah kebenaran akal yang diukur dengan hukum alam.<ref name="Filsafat Ilmu"/> Misalnya, alasan pesawat terbang yang beratnya ratusan ton bisa terbang. Jawabannya adalah karena [[pesawat]] itu telah dirancang sesuai dengan hukum alam. Itu rasional.<ref name="Filsafat Ilmu" />
Lain halnya dengan cerita [[Nabi]] Musa yang melemparkan tongkatnya ke tanah, lantas tongkat itu menjadi [[ular]], segera saja Anda mengatakan bahwa itu tidak rasional karena menurut hukum alam adalah tidak mungkin tongkat dapat berubah menjadi ular.<ref name="Filsafat Ilmu" />
=== Kebenaran Logis ===
Kebenaran [[Logis]] dibagi menjadi dua, yakni:
 
;1. Logis-rasional (seperti yang dijelaskan di atas)<ref name="Filsafat Ilmu"/>
;2. Logis-supra-rasional<ref name="Filsafat Ilmu"/>
:Pemikiran akal yang kebenarannya hanya mengandalkan [[argumen]], tidak diukur dengan [[hukum alam]]. Bila argumennya masuk akal maka ia benar, sekalipun melawan hukum alam karena diukur dari [[logika]] yang ada di dalam susunan argumennya.<ref name="Filsafat Ilmu"/>
 
== Perkembangan ==
Pada awal [[kelahiran]]<nowiki/>nya, akal manusia tidak memiliki [[pengetahuan]] sama sekali. Namun, manusia memiliki potensi pengetahuan di dalam akalnya sejak lahir. Potensi ini membuat akal mampu mengetahui segala sesuatu. Kemampuan akal ini disebabkan adanya potensi yang disebut dengan konsep ketersiapan.{{Sfn|Nuruddin|2021|p=71}}
 
Akal yang dimiliki oleh seorang anak kemudian mulai menyimpan pengetahuan-pengetahuan dasar yang bersifat [[aksioma]]. Pengetahuan mendasar ini berbentuk konsepsi maupun pembenaran.{{Sfn|Nuruddin|2021|p=71}} Setelah memiliki banyak pengetahuan aksiomatik, anak mulai memahami pengetahuan-pengetahuan yang bersifat spekulasi. Pemahaman ini bertambah seiring perubahan fisik dan mentalnya menuju tahap dewasa. Pengetahuan spekulatif ini meliputi konsepsi dan pembenaran.{{Sfn|Nuruddin|2021|p=71-72}} Akal yang telah berkembang ini disebut sebagai ''akal aktual''. Akal ini memberikan kemampuan kepada manusia untuk memahami benda-benda partikular yang ada di sekelilingnya dengan pemahaman yang bersifat universal.{{Sfn|Nuruddin|2021|p=72}}
 
== Lihat pula ==
* [[Pikiran]]
== Referensi ==
 
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
 
* {{Cite book|last=Nuruddin|first=Muhammad|date=2021|title=Ilmu Maqulat dan Esai-Esai Pilihan Seputar Logika, Kalam dan FIlsafat|location=Depok|publisher=Keira|isbn=978-623-7754-24-4|ref={{sfnref|Nuruddin|2021}}|url-status=live}}
{{Authority control}}