Kota Bukittinggi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Fixed typo Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS |
k Mengembalikan suntingan oleh Palingyess (bicara) ke revisi terakhir oleh Anak Sago Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(43 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Redirect|Bukittinggi}}
{{Redirect|Fort de Kock|benteng|Fort de Kock (benteng)}}
{{Dati2
|
| nama lain = [[Benteng Fort de Kock|Fort de Kock]]
| settlement_type = Kota
| translit_lang1_type = [[Jawi]] Minang
| translit_lang1_type1 = Alfabet Minang
| translit_lang1_info = بوكيق تيڠڬي
| translit_lang1_info1 = Bukiktinggi
| foto = {{multiple image
|border = infobox
|total_width = 300
|image_style = border:1;
|perrow = 1/2/2
|image1=Bukittinggi Montage.jpg
|image2=Jam Gadang Okt 2020 2.jpg
|image3=Lobang Jepang 01.jpg
|image4=Tembok Gadang Koto Gadang.JPG
|image5=Pasa Ateh Bukit Tinggi - Guguk Panjang, Bukit Tinggi, SB (26 October 2020).jpg
}}
| caption = Dari atas, kiri ke kanan: [[Benteng Fort de Kock]], [[Perpustakaan Proklamator Bung Hatta]], [[Jam Gadang]], Balai Kota, [[Museum Rumah Adat Baanjuang|Rumah Gadang Baanjuang Puti Bungsu]], [[Jam Gadang|Taman Jam Gadang]], [[Lubang Jepang Bukittinggi|Lobang Jepang]], [[Janjang Koto Gadang]] [[Ngarai Sianok]], [[Pasa Ateh]].
| lambang = Logo Kota Bukittinggi.png
| julukan = {{hlist| Kota Jam Gadang | [[London]] Van Andalas}}
| motto = Saayun salangkah<br/>{{small|{{lang icon|Minang|Minang}} Selalu Melangkah}}<ref>{{Cite web |url=http://www.bukittinggikota.go.id/profil/lambang |title=Salinan arsip |access-date=2020-08-25 |archive-date=2020-09-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200918062420/http://www.bukittinggikota.go.id/profil/lambang |dead-url=no }}</ref>
| image_map = Lokasi Sumatera Barat Kota Bukittinggi.svg
| provinsi = [[Sumatera Barat]]
| kecamatan = 3
| kelurahan = 24
| hari jadi = {{start date and age|1784|12|22|df=yes}}
| nama walikota = [[Erman Safar]]
| nama wakil walikota= [[Marfendi]]
| nama sekretaris daerah = Martias Wanto
| ketua DPRD = Beny Yusrial
| ref luas = <ref name="bps2021">{{cite book|author=Badan Pusat Statistik|year=2021|title=Bukittinggi dalam Angka, 2021|url=https://bukittinggikota.bps.go.id/publication/2021/02/26/bf9d24bf1f8edda6a6120df1/kota-bukittinggi-dalam-angka-2021.html|access-date=2021-03-10|archive-date=2021-04-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20210421123024/https://bukittinggikota.bps.go.id/publication/2021/02/26/bf9d24bf1f8edda6a6120df1/kota-bukittinggi-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref>
| luas = 25,239
| ref tinggi = <ref name="bps2021"/>
| tinggi maks = 950
| tinggi min = 780
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=6 Desember 2021|format=visual|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705211227/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref>
| penduduk = 128944
| penduduktahun = 2021
| kepadatan =
| population_rank =
| agama = {{unbulleted list|[[Islam]] 97,36%|[[Kekristenan]] 2,50%|-[[Protestan]] 1,62%|- [[Katolik]] 0,88%| [[Agama Buddha|Buddha]] 0,13%|[[Hindu]] 0,01%}}
| IPM = {{increase}} 80,70 {{br}}{{fontcolor|green|sangat tinggi}}<ref name="DUKCAPIL"/>
| kodepos = 261''xx''
| kodearea = +62752
| nomor_polisi = BA ''xxxx'' L*
| SNI =
| dau = Rp 470.291.251.000,00 {{small|(2020}}<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=11 April 2021}}</ref>
| situs = {{URL|bukittinggikota.go.id}}
}}
'''Kota Bukittinggi''' ({{lang-min|Bukiktinggi}}; [[Jawi]], بوكيق تيڠڬي) adalah [[Kota (wilayah administratif)|kota]] dengan [[perekonomian]] terbesar kedua di [[Provinsi]] [[
Kota Bukittinggi terletak pada rangkaian [[Pegunungan Bukit Barisan]] atau sekitar 90 km arah utara dari [[Kota Padang]]. Kota ini berada di tepi [[Ngarai Sianok]] dan dikelilingi oleh dua gunung yaitu [[Gunung Singgalang]] dan [[Gunung Marapi]]. Lokasinya pada ketinggian 909–941 [[mdpl]] menjadikan Bukittinggi kota berhawa sejuk dengan suhu berkisar antara 16.1–24.9 °C. Luas Bukittinggi secara ''[[de jure]]'' adalah 145,29 km², mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 1999.<ref>http://penataanruang.pu.go.id/bulletin/index.asp?mod=_fullart&idart=94{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Namun, karena penolakan sebagian masyarakat [[Kabupaten Agam]], luas wilayah secara ''[[de facto]]'' saat ini adalah 25,24 km², yang menjadikan Bukittinggi sebagai [[Daftar kota di Indonesia menurut luas wilayah|salah satu kota dengan wilayah tersempit di Indonesia]].
Kota Bukittinggi merupakan salah satu pusat perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatra. Pusat perdagangan utamanya terdapat di Pasar Ateh, Pasar Bawah, dan Pasar Aur Kuning. Dari sektor perekonomian, Bukittinggi merupakan kota dengan [[PDRB]] terbesar kedua di
== Sejarah ==
Kota Bukittinggi semula merupakan [[Pakan (pasar)|pasar (pekan)]] bagi masyarakat Agam Tuo. Setelah kedatangan [[Belanda]], kota ini menjadi kubu pertahanan mereka untuk melawan [[Kaum Padri]].<ref name="Gus" /> dan kota Bukittinggi sebelumnya bernama nagari kurai limo jorong. Pada tahun 1825, Belanda mendirikan benteng di salah satu bukit yang terdapat di dalam kota ini. Tempat ini dikenal sebagai benteng [[Fort de Kock (benteng)|Fort de Kock]], sekaligus menjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya. Pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]], kawasan ini selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah ''stadsgemeente'' (kota),<ref>Sujamto, (1991), ''Cakrawala otonomi daerah'', Sinar Grafika, ISBN 978-979-8061-17-2.</ref> dan juga berfungsi sebagai ibu kota ''[[Padangse Bovenlanden|Afdeeling Padangsche Bovenlanden]]'' dan ''Onderafdeeling Oud Agam''.<ref>http://www.docstoc.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210305105515/http://www.docstoc.com/ |date=2021-03-05 }} [http://www.docstoc.com/docs/22775543/PEMBANGUNAN-INFRASTRUKTUR-KOTA-BUKITTINGGI-MASA-KOLONIAL-BELANDA Pembangunan-infrastruktur Kota Bukittinggi masa kolonial Belanda] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110218172452/http://www.docstoc.com/docs/22775543/PEMBANGUNAN-INFRASTRUKTUR-KOTA-BUKITTINGGI-MASA-KOLONIAL-BELANDA |date=2011-02-18 }} (diakses pada 29 Juni 2010)</ref>
Pada masa pendudukan [[Jepang]], Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan [[Sumatra]], bahkan sampai ke [[Singapura]] dan [[Thailand]]. Kota ini menjadi tempat kedudukan komandan militer ke-25 Kempetai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal [[Hirano Toyoji]].<ref>Barbara Gifford Shimer & Guy Hobbs, (2010), ''The Kenpeitai in Java and Sumatra'', Equinox Publishing, ISBN 978-602-8397-10-0.</ref><ref>{{Cite web|title=Biography of Major-General Toyoji Hirano - (平野豊次) - (ひらの とよじ) (1890 – 1945), Japan|url=https://generals.dk/general/Hirano/Toyoji/Japan.html|website=generals.dk|access-date=2022-09-05|archive-date=2022-09-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220905031512/https://generals.dk/general/Hirano/Toyoji/Japan.html|dead-url=no}}</ref> Kemudian kota ini berganti nama dari ''Stadsgemeente Fort de Kock'' menjadi ''Bukittinggi Si Yaku Sho'' yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari sekitarnya seperti [[Sianok Anam Suku, IV Koto, Agam|Sianok Anam Suku]], [[Gadut, Tilatang Kamang, Agam|Gadut]], [[Kapau, Tilatang Kamang, Agam|Kapau]], [[Ampang Gadang, IV Angkek, Agam|Ampang Gadang]], [[Batu Taba, IV Angkek, Agam|Batu Taba]], dan [[Bukik Batabuah, Candung, Agam|Bukit Batabuah]]. Sekarang nagari-nagari tersebut masuk ke dalam wilayah [[Kabupaten Agam]].
Setelah [[kemerdekaan Indonesia]], Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatra, dengan [[gubernur]]nya [[Teuku Mohammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]].<ref>{{cite book|last=Hasan|first=Teuku Moehammad|coauthors=Teuku Mohammad Isa|authorlink=Teuku Muhammad Hasan|title=Meester Teuku Moehammad Hasan memoir gubenur Sumatra dari Aceh ke pemersatu bangsa|year=1991|publisher=Papas Sinar Sinanti|location=|id=ISBN 979-9314-00-3}}</ref> Kemudian Bukittinggi juga ditetapkan sebagai wilayah pemerintahan kota berdasarkan Ketetapan Gubernur Provinsi Sumatra Nomor 391 tanggal 9 Juni 1947.
Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan, ketika pada tanggal [[19 Desember]] [[1948]] kota ini ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara [[Indonesia]] setelah [[Yogyakarta]] jatuh ke tangan [[Belanda]] atau dikenal dengan [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] ([[PDRI]]). Di kemudian hari, peristiwa ini ditetapkan sebagai [[Hari Bela Negara]], berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006.<ref>http://www.setneg.go.id {{Webarchive|url=https://
Selanjutnya Kota Bukittinggi menjadi ''kota besar'' berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kota besar dalam lingkungan daerah [[Provinsi]] [[Sumatra Tengah]] masa itu,<ref>hukum.unsrat.ac.id [http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_9_1956.pdf Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111105013919/http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_9_1956.pdf |date=2011-11-05 }} (diakses pada 29 Juni 2010)</ref> yang meliputi wilayah Provinsi [[
Dalam rangka perluasan wilayah kota, pada tahun 1999 pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1999 yang isinya menggabungkan nagari-nagari di sekitar Bukittinggi ke dalam wilayah kota. Nagari-nagari tersebut yaitu [[Cingkariang, Banuhampu, Agam|Cingkariang]], [[Gadut, Tilatang Kamang, Agam|Gaduik]], [[Sianok Anam Suku, IV Koto, Agam|Sianok Anam Suku]], [[Guguak Tabek Sarojo, IV Koto, Agam|Guguak Tabek Sarojo]], [[Ampang Gadang, IV Angkek, Agam|Ampang Gadang]], [[Ladang Laweh, Banuhampu, Agam|Ladang Laweh]], [[Pakan Sinayan, Banuhampu, Agam|Pakan Sinayan]], [[Kubang Putiah, Banuhampu, Agam|Kubang Putiah]], [[Pasia, IV Angkek, Agam|Pasia]], [[Kapau, Tilatang Kamang, Agam|Kapau]], [[Batu Taba, IV Angkek, Agam|Batu Taba]], dan [[Koto Gadang, IV Koto, Agam|Koto Gadang]].<ref>{{Cite web |url=http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=12852:agam-tuo-masuk-kota-bukittinggi-apa-benar&catid=13:haluan-kita&Itemid=81 |title=Harian Haluan |access-date=2012-05-25 |archive-date=2016-03-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160312235514/http://harianhaluan.com/index.php?catid=13:haluan-kita&id=12852:agam-tuo-masuk-kota-bukittinggi-apa-benar&itemid=81&option=com_content&view=article |dead-url=no }}</ref> Namun, sebagian masyarakat Kabupaten Agam menolak untuk bergabung dengan Bukittinggi sehingga, peraturan tersebut hingga saat ini belum dapat dilaksanakan.<ref>http://www.pu.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100627053219/http://www.pu.go.id/ |date=2010-06-27 }} [http://www.pu.go.id/index.asp?site_id=001&news=ppw220506joe.htm&ndate=5/22/2006 Pemkot Bukittinggi Bertekad Menata Kembali Ruang Kota-nya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20201024165541/https://www.pu.go.id/index.asp?site_id=001&news=ppw220506joe.htm&ndate=5%2F22%2F2006 |date=2020-10-24 }} (diakses pada 26 Juni 2010)</ref>
Pemerintah Kota menetapkan hari jadi Kota Bukittinggi pada tanggal 22 Desember 1784.<ref>{{Cite news|date=2020-12-22|title=Bukittinggi Lahir dari Nagari, Kini Berusia 236 Tahun|url=https://sumbar.suara.com/read/2020/12/22/123349/bukittinggi-lahir-dari-nagari-kini-berusia-236-tahun|work=Suara.com|language=id|access-date=2022-03-02|last=Chandra|first=Riki|archive-date=2022-03-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20220302154947/https://sumbar.suara.com/read/2020/12/22/123349/bukittinggi-lahir-dari-nagari-kini-berusia-236-tahun|dead-url=no}}</ref>
== Geografi ==
Baris 174 ⟶ 131:
== Penduduk ==
[[Berkas:
Perkembangan penduduk Bukittinggi tidak terlepas dari berubahnya peran kota ini menjadi pusat perdagangan di dataran tinggi Minangkabau. Hal ini ditandai dengan dibangunnya pasar oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1890 dengan nama ''loods''. Masyarakat setempat mengejanya dengan ''loih'', dengan atap melengkung kemudian dikenal dengan nama ''Loih Galuang''.
Saat ini Bukittinggi merupakan kota terpadat di Provinsi
Masyarakat Tionghoa datang bersamaan dengan munculnya pasar-pasar di Bukittinggi. Mereka diizinkan pemerintah Hindia Belanda membangun toko/kios pada kaki bukit Benteng Fort de Kock, yang terletak di bagian barat kota, membujur dari selatan ke utara, dan saat ini dikenal dengan nama ''Kampung Cino''. Sementara pedagang India ditempatkan di kaki bukit sebelah utara, melingkar dari arah timur ke barat dan sekarang disebut juga ''Kampung Keling''.
Baris 274 ⟶ 231:
Di Taman Bundo Kanduang terdapat replika [[Rumah Gadang]] yang berfungsi sebagai [[museum]] kebudayaan [[Minangkabau]]. [[Kebun Binatang Bukittinggi]] dan Benteng [[Fort de Kock (benteng)|Fort de Kock]], dihubungkan oleh jembatan penyeberangan yang disebut [[Jembatan Limpapeh]]. Jembatan penyeberangan Limpapeh berada di atas Jalan A. Yani yang merupakan jalan utama di Kota Bukittinggi.
Pasar Ateh (Pasar Atas) berada berdekatan dengan [[Jam Gadang]] yang merupakan pusat keramaian kota. Di Pasar Ateh terdapat banyak penjual kerajinan tangan dan bordir,<ref>{{cite book|last=Vaisutis|first=Justine|coauthors=|title=Indonesia|year=2007|publisher=Lonely Planet|location=|id=ISBN 1-74104-435-9 }}</ref> serta makanan kecil oleh-oleh khas
== Olahraga ==
Masyarakat Bukittinggi sangat menyukai olahraga berkuda, dan setiap tahunnya kota ini mengadakan lomba [[pacuan kuda]] di Bukit Ambacang, yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1889.<ref name="Gus">[[Gusti Asnan|Asnan, Gusti]], (2003), ''Kamus sejarah Minangkabau'', Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau, ISBN 978-979-97407-0-0.</ref> Perlombaan pacuan kuda ini merupakan rangkaian perlombaan pacuan kuda yang diadakan di beberapa kawasan lain di
== Pers dan Media ==
Baris 290 ⟶ 247:
|title=Bukittinggi: Jabaran Rencana Kota Kembar
|publisher=Bukittinggi Department
|url=
|accessdate=10 Juli 2013
|archive-date=2012-03-24
|archive-url=https://web.archive.org/web/20120324122324/http://www.bukittinggikota.go.id/index.php?class=text&file_id=157
|dead-url=unfit
}}</ref>
== Galeri ==
Baris 299 ⟶ 260:
Berkas:KITLV - 37399 - Demmeni, J. - Tulp, De - Haarlem - Mosque at Padang Luar at Fort de Kock (Bukittinggi) - 1911.tif|Masjid di Padang Luar di Fort de Kock (Bukittinggi), 1911
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Drukbezochte markt in Fort de Kock TMnr 60043505.jpg|Pasar Ateh tempo dulu
Berkas:Niagara Pasar Atas.JPG|Pasar Atas, pusat perbelanjaan di Bukittinggi di seberang Jam Gadang sebelum terbakar
Berkas:Bukittinggiview.jpg|Melihat panorama Kota [[Bukittinggi]] dari benteng Fort De Cock
Berkas:G.Singgalang.jpg|Gunung Singgalang 2877 meters
Baris 316 ⟶ 276:
* {{id}} [http://indonesia.travel/id/destination/463/bukittinggi Situs Resmi Kementrian Pariwisata]
{{Kota Bukittinggi}}
{{
[[Kategori:Kota Bukittinggi| ]]
[[Kategori:Kota di
[[Kategori:Kota di Indonesia|Bukittinggi]]
[[Kategori:Bekas ibu kota provinsi di Indonesia]]
[[Kategori:Enklave dan eksklave]]
[[Kategori:Kota Pusaka di Indonesia]]
|