Pulau Kurudu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wadaihangit (bicara | kontrib)
k Menambahkan gambar
 
(13 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{wikify}}
{{geobox
| 1 = Island
<!-- *** Header *** -->
| name = Pulau Kurudu
| native_name = Miobo Kurudu
| other_name = Poelau Koeroedoe
| category = Pulau
Baris 10 ⟶ 9:
| nickname =
<!-- *** Image *** -->
| image = {{Location map|Indonesia |float = right |width=300 | caption = PosisiLokasi dari Pulau Kurudu di Indonesia. | label = Pulau Kurudu|position=right|background=white|lat=-1.8463|long=137.0169}}
| image =
| image_caption =
<!-- *** Admin *** -->
Baris 95 ⟶ 94:
| geonames = 1642126
}}
{{Location map|Indonesia |float = right |width=300 | caption = Posisi dari Pulau Kurudu di Indonesia. | label = Pulau Kurudu|position=right|background=white|lat=-1.8463|long=137.0169}}
 
'''Pulau Kurudu''' adalah sebuah [[pulau]] kecil di kabupaten[[Kabupaten kepulauanKepulauan Yapen|Kabupaten provinsiKepulauan Yapen]], [[Provinsi Papua]]. DiLetaknya berada di perairan utara pulau Papua, pulau Kurudu terletak paling timur dari gugusan pulau-pulau di teluk[[Teluk cenderawasihCenderawasih]] sederetanberdekatan dengan pulau[[Pulau Yapen]], pulau[[Pulau Biak]], dan pulau-pulau lainnya seolahmembentuk menjadi dinding pembatas antara teluk[[Teluk cenderawasihCenderawasih]] dan samudera[[Samudera Pasifik]].
 
Berdasarkan [[verifikasi]] dan [[Validasi data|validasi]] pulau-pulau kecil di provinsi Papua oleh Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi bersama Panitia Pembakuan Nama Rupa Bumi Provinsi Papua dan Kabupaten/Kota Yang Memiliki Pulau Termasuk di Danau, maka Gubernur Provinsi Papua melalui Surat Keputusan Nomor 73 tahun 2008 Tanggal 30 Juni 2008 menetapkan pulau Kurudu sebagai salah satu pulau kecil di provinsi Papua yang terletak di dalam wilayah administratif [[kabupaten kepulauanKepulauan Yapen]]. Keputusan Gubernur ini menjadi dasar hukum bagi nama pulauPulau Kurudu. Beberapa pihak menyebut nama pulau ini dengan nama yang tidak benar/salahkeliru, yaitu pulau kaipuriKaipuri. Akhirnya kesalahan itu diperbaiki melalui ''Surat Keputusan Gubernur Provinsi Papua Nomor 73 Tahun 2008'' yang menetapkan nama aslipulau ini sebagai pulau Kurudu.
 
[[Berkas:Pulau Kurudu (Kaipuri).jpg|jmpl|Pemandangan pulau Kurudu (Kaipuri), distrik Myobo, [[Kabupaten Kepulauan Yapen]]]]
Pulau ini menjadi titik batas alam dari empat kabupaten yaitu kabupaten kepulauan Yapen, kabupaten Mamberamo Raya, kabupaten Waropen, dan kabupaten Biak Numfor. Sebagai pulau di dalam samudera Pasifik, pulau Kurudu dikelilingi oleh ombak laut yang tinggi besar dan arus pasang surut yang kencang, seolah mengisolasi penduduk pulau Kurudu untuk tidak berhubungan dengan daratan lainnya di Papua.
 
==Sejarah==
Pulau Kurudu atau disebut sebagai ''Miobo Krudu'' oleh penduduk setempat, merupakan salah satu pulau yang termasuk kedalam wilayah [[Kepulauan Yapen]], provinsi [[Papua (provinsi)|Papua]]. Konon, pulau ini telah dikenal pada masa lalu sebagai pemasok barang-barang dagangan, baik antara sesama pedagang Papua maupun dengan para pedagang dari luar. Hal ini dapat diketahui melalui berbagai catatan-catatan orang Eropa yang pernah menyinggahi pulau ini pada masa [[VOC]] sampai masuknya pemerintahan [[kolonial Belanda]] di [[Nugini Barat|Tanah Papua]].<ref name="Pustaka Papua">{{cite web|url=http://www.pustakapapua.com/2022/03/orang-kurudu-dan-perdagangan-di-masa.html?m=1|title=Orang Kurudu dan Perdagangan di Masa Lalu|website=www.pustakapapua.com|language=id|access-date=18 Mei 2023}}</ref>
 
Sejak abad ke-16, pulau Kurudu dicatat oleh [[bangsa Spanyol]] dengan nama La Ballena pada 1545. Meski telah dijelajahi pada tahun itu, tidak banyak informasi mengenai pulau Kurudu. Memasuki abad ke-18, pulau ini ditulis dalam buku-buku orang Eropa, tentang aspek perdagangan yang telah mereka amati disana. Sir Thomas Forrest mengunjungi pulau itu pada Februari 1775, dalam [[bahasa Inggris]] ia menyebutnya "Island of Krudo" berarti yang pulau Kurudu. Ia juga menulis bahwa masyarakat Kurudu-Kaipuri biasanya mengumpulkan kulit penyu yang akan diperdagangkan dengan pedagang [[Tiongkok]]. Wilayah Yapen, [[Waropen]], dan [[Nabire]] merupakan tempat-tempat dimana para pedagang Tiongkok, [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Makassar|Makassar]], [[Pulau Seram|Seram]], dan Eropa melakukan [[barter]] dengan penduduk-penduduk di wilayah tersebut.<ref name="Pustaka Papua"/>
Saat ini pulau Kurudu telah ditetapkan menjadi satu distrik/kecamatan dengan nama DISTRIK PULAU KURUDU. Dengan delapan pemerintahan Kampung/Desa, yaitu : kampung Andesarya, kampung Mnusndu, kampung Mnukwar, kampung Kurudu, kampung Krimbri, kampung Kaipuri, kampung Dorei Amini, dan kampung Mansesi.
 
Orang Kurudu menghasilkan berbagai produk-produk lokal gerabah tanah liat (''sempe''), ukiran, perahu, dan sagu yang nantinya akan diperdagangkan ke berbagai tempat di pesisir utara Papua. Orang Kurudu juga memiliki jaringan perdagangan sampai ke [[Sungai Mamberamo]] dan meluas ke Tanah Tabi ([[Kota Jayapura]] dan [[Kabupaten Jayapura]]). Misalnya, orang Kurudu membawa produk-produk seperti manik-manik, pisau, piring, dan menukarnya dengan masyarakat Mamberamo.<ref name="Pustaka Papua"/>
 
[[Pekabaran Injil]] di pulau Kurudu dilakukan pada tahun 1929 oleh Laurens Tanamal, perjalanan pekabar Injil Laurens Tanamal telah tercatat oleh pendeta Albert Jan de Neef dalam novel berjudul ''Di Tapal Batas: Mambu Ransar'', karya Alex Runggeary yang diterbitkan oleh Nas Media Pustaka di [[Makassar]] pada tahun 2022.<ref>{{cite book|url=https://edeposit.perpusnas.go.id/collection/di-tapal-batas-sumber-elektronis-mambu-ransar/101462|title=Di Tapal Batas: Mambu Ransar|website=edeposit.perpusnas.go.id|publisher=Nas Media Pustaka|location=[[Makassar]]|date=2022|isbn=978-623-351-471-2|first1=Alex|last1=Runggeary|language=id}}</ref>
Pulau Kurudu secara geografis terletak pada 136°59'17,212" hingga 137°3'11,038" Bujur Timur dan 1°50'15,267" hingga 1°52'1,574" Lintang Selatan.
==Demografi==
Pulau Kurudu didiami oleh dua [[kelompok etnis]], yakni [[suku Kurudu]] di sebelah utara pulau dan [[suku Kaipuri]] di selatan pulau ini.<ref name="Pustaka Papua"/>
 
==Geografi==
SUKU KURUDU ADALAH SUKU YANG BERBEDA DARI SUKU BERBAI
Pulau ini menjadi titik batas alam dari empat kabupaten yaitu kabupatenKabupaten kepulauanKepulauan Yapen, [[kabupaten Mamberamo Raya]], [[kabupaten Waropen]], dan [[kabupaten Biak Numfor]]. Sebagai pulau di dalam samuderaSamudera Pasifik, pulau Kurudu dikelilingi oleh ombak laut yang tinggi besar dan [[arus pasang surut]] yang kencang, seolah mengisolasi penduduk pulau Kurudu untuk tidak berhubungan dengan daratan lainnya di Papua.
beberapa orang yang tidak bertanggung jawab telah mencaplok status kesukuan etnis Kurudu dan memasukan suku Kurudu menjadi sub suku dari suku Berbai. Ini suatu kesalahan adat.
Suku Kurudu adalah salah satu suku asli Papua yang mendiami pulau Kurudu dan pesisir Pamai Erar.
 
Pulau Kurudu secara geografis terletak pada koordinat 136°59'17,212" hingga 137°3'11,038" Bujur TimurBT dan 1°50'15,267" hingga 1°52'1,574" LintangLS.<ref>Badan Pusat Statistik, Jakarta, Selatan2021.</ref>
SUKU KURUDU DAN KEARIFAN LOKAL
Suku Kurudu telah menghuni pulau Kurudu lebih dari 40 abad. Dalam kurun waktu amat panjang ini suku Kurudu mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia di pulau Kurudu. Interaksi suku Kurudu dengan alam telah menghasilkan sejumlah kearifan lokal yang khas, antara lain ritual ratapan buah matoa yang disebut Sai Antaun, memancing ikan tenggiri dengan bunga, melestarikan spesies mangga purba, memanggil aneka jenis ikan berkumpul dengan ritual berbahasa asli kurudu, menyimpan sejarah burung cenderawasih setelah air bah, dan lain-lain.
 
==Referensi==
PULAU PENUH MISTERI
{{Reflist}}
Banyak kejadian aneh terjadi di pulau Kurudu, seperti: adanya babi jahat yang suka mencabik manusia di pulau Kurudu antara bulan september sampai Desember.
Beberapa kematian misterius seperti yang menimpa orang tua bernama Ajun Wapai, Alfons Maruri tidak diketahui pelakunya sampai sekarang.
 
MARGA-MARGA SUKU KURUDU
Di kampung Andesarya: Samber, Umbora, Runggeari, Tomamba.
Di kampung Mnusndu: Rumboirusi, Yobi, Masoka, Rumbindi, Mandenas/Busiara,
Di kampung Mnukwar: Rumperyai, Runggaweri, Mambobo, Rumaikewi, Rumsano, Rumbiak.
Di kampung Kurudu: Arisoi, Sararongga, Warinusi, Rapami, Rumbewas.
Di kampung Krimbri: Airori, Mambai, Rumborumbo, Imbiri, Wapai.
Di kampung Dorei Amini: Doom, Iwanggin, Mauri, Ayomi.
Di kampung Kaipuri: Watori, Runtuboy, Sumbari, Sikowai.
Di kampung Mansiesi sama dengan kampung Kaipuri.
 
SEKOLAH DI PULAU KURUDU
Di pulau Kurudu terdapat lembaga pendidikan mulai dari PAUD, SD,
dan SMP antara lain: PAUD PERMENAS di kampung Krimbri, PAUD PNIEL di kampung Mnukwar, SD YPK Silo Kaipuri di kampung Kaipuri, SD YPK Pniel Kurudu di kampung Mnukwar, SD Inpres Kurudu di Kampung Andesarya, dan SMP Satu Atap Negeri Kurudu di kampung Andesarya.
Dahulu di pulau Kurudu oleh pemerintah dibangun SEKOLAH GURU BANTU (SGB). Yang bersekolah di SGB KURUDU adalah anak-anak muda dari pulau Kurudu dan Pantai Lori.
Dari pulau Kurudu antara lain: Yulius Wapai, Loisa Samber, Stevanus Airori, dll. Dari Pantai Lori antara lain: Yonas Ampasoi, Hanok Ampasoi, dll. Setelah SGB KURUDU ditutup maka pemerintah membuka Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Serui.
 
GEDUNG IBADAH DI PULAU KURUDU
Terdapat 3 gedung ibadah yang terdiri dari 2 gedung ibadah GKI dan 1 gedung ibadah Gereja Advent Masehi. Dua gedung ibadah GKI adalah GKI SILO KAIPURI di kampung Dorei Amini, dan GKI PNIEL KURUDU di kampung Mnukwar. Sedangkan gedung ibadah gereja Advent Masehi terletak di kampung Andesarya.
 
PEMBAGIAN KAWASAN PULAU KURUDU
Pesisir pantai utara pulau Kurudu selalu diterpa ombak besar dari samudera Pasifik sepanjang tahun, sedangkan pesisir pantai selatan merupakan kawasan teduh tanpa ombak. Perbedaan ini ikut mempengaruhi karakter dan pola pikir antara masyarakat suku Kurudu yang berdomisili di pesisir utara dengan yang berdomisili di pantai selatan.
Berdasarkan ada dan tidaknya ombak maka pulau Kurudu dibagi menjadi dua kawasan, yaitu kawasan berombak (Ro mbru) dan kawasan teduh (Ro mbrin). Kawasan Ro mbru dinamakan Kruidu atau Kurudu, sedangkan kawasan Ro mbrin dinamakan Mnupui atau Kaipuri. Selanjutnya kawasan Ro mbru atau Kruidu atau Kurudu dibagi menjadi dua sub kawasan, yaitu Ropui dan Ropon.
 
Orang-orang yang berdomisili di kawasan Kruidu atau Ro mbru disebut Kruidu pe isi (artinya= orang Kurudu), orang Kurudu yang berdomisili di kawasan Ropui disebut Ropui pe isi (artinya= orang ropui), sebaliknya orang Kurudu yang berdomisili di Ropon disebut Ropon pe isi (artinya= orang Ropon); sedangkan orang-orang yang berdomisili di kawasan Mnupui disebut Mnupui pe isi (artinya = orang Mnupui). Sebutan populer terhadap orang Mnupui ialah Kaipuri (orang Kaipuri).
 
Meskipun satu suku, yaitu suku Kurudu, dan satu bahasa, yaitu bahasa Kurudu, namun orang Kurudu dan orang Kaipuri berbeda dalam dialek bahasa dan berbeda dalam beberapa tradisi pemanfaatan tumbuhan. Misalnya pada tradisi membangun rumah, orang Kaipuri membangun rumah di atas air laut menggunakan jenis-jenis tumbuhan tertentu sebagai tiang rumah yang ditancap pada dasar pasir berlumpur, sedangkan orang Kurudu membangun rumah panggung di atas tanah kering dengan menggunakan jenis-jenis tumbuhan tertentu. Demikian pula, meskipun sama-sama orang Kurudu tetapi dialek orang Ropui berbeda dengan orang Ropon, bahkan sebutan nama dari beberapa jenis tumbuhan pun berbeda antara Ropui dan Ropon. Misalnya tumbuhan Waru (Hibiscus tilliaceus), oleh orang Ropui dinamakan Mbaru, sedangkan orang Ropon menamakannya Ampan, sebutan tumbuhan Kepayang atau kenari hutan (Pangium edule) oleh orang Ropui dinamakan Anaweri sedangkan orang Ropon menyebutnya Kawidon.
 
Kawasan Ropui meliputi tiga kampung, yaitu Kirimbri, Kurudu, dan Mnukwar. Kawasan Ropon meliputi dua kampung, yaitu Mnusndu dan Andesarya. Kawasan Kaipuri meliputi tiga kampung, yaitu Mansiesi, Kaipuri, dan Dorei Amini.