Kepribadian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.2
k Mengembalikan suntingan oleh 36.71.170.22 (bicara) ke revisi terakhir oleh Hysocc
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(11 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Punk-27947.jpg|jmpl|275px|ka|Pemilihan pakaian dan gaya rambut adalah bagian dari ekspresi kepribadian.]]
'''Kepribadian''' adalah keseluruhan cara seorang [[individu]] bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.<ref name=kepribadian>Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.126-127</ref> Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”. Berdasarkan psikologi, [[Gordon Allport]] menyatakan bahwa kepribadian adalah sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
 
== Ekstraversi dan Introversiintroversi ==
Di dalam [[psikologi]], terdapat pengelompokkan[[Ekstraversi dan introversi|pengelompokan kepribadian manusia bedasarkanberdasarkan bagaimana manusia memperoleh gairahnya]].<ref name="A"/> PengelompokkanPengelompokan ini pertama kali dicetuskan oleh [[Carl Jung]] (1920), dalam bukunya berjudul ''Psychologische Typen''.<ref name="A"/> Secara umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari interaksi sosial.<ref name="A"/> Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.<ref name="A"/> Sementara introver, di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri.<ref name="A"/> Introver, biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perdulipeduli tentang pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri.<ref name="A"/> Di antara kecenderungan ekstrem introversi dan ekstroversi, terdapat ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara ekstrover dan introver.<ref name="A"/> Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara introver dan ekstrover, Carl Jung menganggap bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya ekstrover atau introver.<ref name="A">{{en}}Castro JB. 2013. [http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 The Science of What Makes an Introvert and an Extrovert]. IO9. Diakses 17 Juni 2014.</ref>
 
== Struktur Kepribadiankepribadian ==
Eysenck berpendapat bahwa kebanyakan ahli-ahli teori kepribadian terlalu banyak mengemukakan variabel-variabel kompleks dan tidak jelas. Pendapat ini dikombinasikan dengan anlisisnyaanalisisnya, yaitu dengan analisis faktor yang telah menghasilkan sistem kepribadian yang ditandai oleh adanya sejumlah kecil dimensi-dimensi pokok yang didefinisikan dengan teliti dan jelas.
 
Kepribadian sebagai organisasi tingkah laku dipandang Eysenck memiliki empat tingkatan hierarki, berturut-turut dari hierarki yang tinggi ke hierarki yang rendah:
# Hierarki tertinggi: Tipe/Supertraits, kumpulan dari trait, yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.
# Hierarki kedua: Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permanen.
# Hierarki ketiga: Kebiasaan tingkah laku atau berpikir, kumpulan respon spesifik, tingkahlakutingkah laku/pikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.
# Hierarki terendah: Respon spesifik, tingkahlakutingkah laku yang secara aktual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
 
Jika dilihat dari hubungnnyahubungannya dengan hierarki di atas, maka dapat disebutkan bahwa antar bagian dari hierarki kepribadian tersebut terjadi interaksi dan saling berpengaruh antar satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah adanya interaksi antara bagian kepribadian yang disebut sebagai ''specific response'' dan ''habitual response''. Dimana yang disebut sebagai ''specific response'' yakni perilaku atau pikiran individual yang bisa mencirikan sebuah pribadi atau tidak, misal seorang siswa yang menyelesaikan tugas membaca. Sedangkan ''habitual response'' dapat dimaknai sebagai respon yang terus berlangsung di bawah kondisi yang sama, misal jika seorang siswa sering kali berusaha sampai suatu tugas selesai dikerjakannya. ''Habitual response'' ini dapat berubah-ubah ataupun dapat menetap.
 
Setelah mengetahui penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk membuat perilaku tertentu atau ''specific response'' menjadi sebuah kebiasaan atau ''habitual response'' maka perlu adanya pengulangan perilaku tertentu tersebut hingga beberapa kali. Sedangkan jika individu tersebut tidak menginginkan perilaku tertentu itu menjadi sebuah ''habitual response'' atau sebuah kebiasaan, maka tidak diperlukan pengulangan perilaku hingga berkali-kali. Dan hubungan serta interaksi juga berlaku pada bagian kepribadian Eysenck yang lain, seperti tipe dan trait.
 
== Ciri-ciri kepribadian ==
Baris 24:
 
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya: teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup:
* Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsitenkonsisten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
* Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
* Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
Baris 34:
 
=== Kepribadian yang sehat ===
* Mampu menilai diri sendiri secara realisitikrealistik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
* Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
* Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi [[sombong]], angkuh atau mengalami [[superiority complex]], apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
Baris 42:
* Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
* Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berpikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
* Penerimaan sosial; mau berpartsipasiberpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
* Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
* Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor ''achievement'' (prestasi), ''acceptance'' (penerimaan), dan ''affection'' (kasih sayang).
 
=== Kepribadian yang tidak sehat ===
Kepribadian yang tidak sehat dapat terlihat dari beberapa tanda seperti berikut ini:
* Mudah marah (tersinggung)
 
* Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
Individu tersebut biasanya mudah marah (tersinggung) bahkan untuk hal-hal yang kecil, menunjukkan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan, sering merasa tertekan, bersikap kejam atau sering mengganggu orang lain yang usianya lebih muda, yang kurang memiliki daya dan kekuatan untuk melindungi diri atau terhadap binatang, ketidakmampuan untuk menghindari diri dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum, kebiasaan berbohong, hiperaktif, memusuhi semua bentuk otoritas, senang mengkritik/mencemooh orang lain, sulit tidur, kurang memiliki rasa tanggung jawab, sering mengalami sakit kepala, kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama, pesimis dalam menghadapi kehidupan serta kurang bergairah dalam menjalai kehidupan.
* Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
* Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
* Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
* Kebiasaan berbohong
* Hiperaktif
* Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
* Senang mengkritik/mencemooh orang lain
* Sulit tidur
* Kurang memiliki rasa tanggung jawab
* Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
* Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama
* Pesimis dalam menghadapi kehidupan
* Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
 
== Faktor-faktor penentu kepribadian ==
Baris 68 ⟶ 56:
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor [[keturunan]] memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang.<ref name=kepribadian/> Dasar pertama berfokus pada penyokong [[gen]]etis dari [[perilaku]] dan temperamen [[anak]]-anak.<ref name=kepribadian/> Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir.<ref name=kepribadian/> Dasar ketiga meneliti konsistensi [[kepuasan kerja]] dari waktu ke [[waktu]] dan dalam berbagai [[situasi]].<ref name=kepribadian/>{{br}}
{{br}}
Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan.<ref name="turun">Stein, M. B.; Jang, K. L.; Livesley, W. J. ''Heritability of Social Anxiety-Related Concerns and Personality Characteristics: A Twin Study'', New York: Viking, 2002. hal. 219-224.</ref> Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan [[malu]], rasa [[takut]], dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan.<ref name=turun/> Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhimempengaruhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.<ref name=turun/>
 
Menurut Matt Ridley, di lengan pendek kromosom 11, ada sebuah gen bernama D4DR. Gen ini merupakan resep untuk satu protein yang disebut reseptor dopamin, dan gen ini teraktifkan dalam sel-sel bagian-bagian tertentu otak tetapi tidak pada yang lain. Kekurangan dopamin dalam otak menyebabkan kepribadian yang enggan membuat keputusan dan dingin, dalam bentuk ekstrem, kasus ini dikenal sebagai penyakit Parkinson. Sebaliknya, kelebihan dopamin dalam otak membuatnya sangat ingin tahu dan bersemangat berpetualang. Pada manusia, kelebihan dopamin bisa langsung menyebabkan skizofrenia.<ref>{{Cite web|url=https://pusdabayat.com/genom/|title=Resensi Genom: Kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab|last=admin|date=2020-01-04|website=Pusda Bayat|language=id-ID|access-date=2020-01-07}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Baris 79 ⟶ 67:
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan [[karakter]] adalah [[lingkungan]] di mana seseorang [[tumbuh]] dan dibesarkan; [[norma]] dalam [[keluarga]], [[teman]], dan [[kelompok sosial]]; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami.<ref name=kepribadian/> Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.<ref name=kepribadian/> Sebagai contoh, budaya membentuk [[norma]], [[sikap]], dan [[nilai]] yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga [[ideologi]] yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada [[kultur]] yang lain.<ref name=kepribadian/> Misalnya, orang-orang [[Amerika Utara]] memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja [[Protestan]] yang terus tertanam dalam diri mereka melalui [[buku]], [[sistem]] [[sekolah]], keluarga, dan [[teman]], sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam [[budaya]] yang menekankan hidup bersama individu lain, [[kerja sama]], serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.<ref name=kepribadian/>
 
=== '''Teori pembentukan kepribadian''' ===
Teori Pembentukkanpembentukan kepribadian menurut Goerge Herbert Mead memperkenalkan ''Role Theory'' (Teori Peran). Menurutnya tahapan sosialisasi yang dilakukan oleh manusia melalui peran-peran yang harus dijalankan. adapun tahapan sosioalisasisosialisasi yang dilakukan manusia hingga terbentuk kepribadian sebagai berikut:<ref>{{Cite book|last=Purwasih|first=Joan Hesti Gita. dkk|date=2016|url=|title=Sosiologi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial|location=Klaten|publisher=PT Intan Pariwara|isbn=979-28-1442-2|pages=45|url-status=live}}</ref>
 
a)# Tahap Persiapanpersiapan (''Preparatorypreparatory Stagestage)'' adalah tahap yang dialami individu sejak lahir ke dunia, pada tahap ini adalah tahapan pemahaman tentang diri sendiri.
'''Teori Pembentukkan Kepribadian'''<ref>{{Cite book|last=Purwasih|first=Joan Hesti Gita. dkk|date=2016|url=|title=Sosiologi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial|location=Klaten|publisher=PT Intan Pariwara|isbn=979-28-1442-2|pages=45|url-status=live}}</ref>
b)# Tahap Menirumeniru (Play''play Stagestage'') adalah tahap anak melakukan tindakan meniru dari proses sosialisasi secara berlahan, anak mulai mengenal lingkungan dan masyarakat sekitar.
 
c)# Tahap Siapsiap Bertindakbertindak (''game Game Stagestage'') adalah anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya untuk bersosialisasi, anak juga mulai memahami norma yang berlaku diluar lingkungan keluarga.
Teori Pembentukkan kepribadian menurut Goerge Herbert Mead memperkenalkan ''Role Theory'' (Teori Peran). Menurutnya tahapan sosialisasi yang dilakukan oleh manusia melalui peran-peran yang harus dijalankan. adapun tahapan sosioalisasi yang dilakukan manusia hingga terbentuk kepribadian sebagai berikut.
d)# Tahap Penerimaanpenerimaan Normanorma Kolektifkolektif ( ''Generalizedgeneralized Otherother)'' adalah anak mencapai proses pendewasaan, dimana anak mampu memahami peran yang seharusnya dilakukan di masyarakat.
 
a) Tahap Persiapan (''Preparatory Stage)'' adalah tahap yang dialami individu sejak lahir ke dunia, pada tahap ini adalah tahapan pemahaman tentang diri sendiri.
 
b) Tahap Meniru (Play Stage) adalah tahap anak melakukan tindakan meniru dari proses sosialisasi secara berlahan, anak mulai mengenal lingkungan dan masyarakat sekitar.
 
c) Tahap Siap Bertindak ( Game Stage) adalah anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya untuk bersosialisasi, anak juga mulai memahami norma yang berlaku diluar lingkungan keluarga.
 
d) Tahap Penerimaan Norma Kolektif ( ''Generalized Other)'' adalah anak mencapai proses pendewasaan, dimana anak mampu memahami peran yang seharusnya dilakukan di masyarakat.
 
== Unsur kepribadian ==
Menurut [[Koentjaraningrat]], unsur-unsur kepribadian terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:<ref> {{cite book|title= Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi|authors= Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari|publisher= Aura Publisher|year= 2019|page= 70-72|isbn= 978-623-211-107-3|url= http://ubl.ac.id/monograph-ubl/index.php/Monograf/catalog/download/35/60/295-1?inline=1}} </ref>
 
# Pengetahuan: Setiap manusia berusaha untuk mengisi pemikirannya dengan berbagai macam pengetahuan yang ada di lingkungannya. Semua hal yang telah dipelajari sebagai pengetahuan direkam dalam otak dan dicerna atau direspon melalui bentuk-bentuk perilaku tertentu.<ref name= "Unsur"> {{cite book|title= Sosiologi Kontekstual Untuk SMA & MA|author= Atik Catur Budiati|publisher= Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional|page= 83|year= 2009|url= https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kontekstual_Kelas_10_Atik_Catur_Budiati_2009.pdf|access-date= 2020-10-31|archive-date= 2021-01-22|archive-url= https://web.archive.org/web/20210122163105/https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kontekstual_Kelas_10_Atik_Catur_Budiati_2009.pdf|dead-url= yes}} </ref>
'''1. Pengetahuan'''
# Perasaan: Merupakan bentuk penilaian seseorang terhadap sesuatu hal yang berupa perasaan positif ataupun negatif sehingga penilaian ini akan memberikan respon yang positif maupun negatif. Setiap perilaku yang didasarkan pada perasaan mempunyai penilaian yang subjektif karena setiap manusia mempunyai penilaian terhadap seseorang itu berbeda-beda.<ref name= "Unsur" />
 
# Dorongan naluri: Adalah keinginan yang ada pada diri seseorang bersumber dari panca indra sebagai aksi yang kemudian dicerna dan diwujudkan dalam bentuk reaksi. Setiap dorongan naluri sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk menanggapi rangsangan tersebut. Sedikitnya ada tujuh dorongan naluri dalam diri manusia, yaitu:<ref name= "Unsur" /> <br>
Setiap manusia berusaha untuk mengisi pemikirannya dengan berbagai macam pengetahuan yang ada di lingkungannya. Semua hal yang telah dipelajari sebagai pengetahuan direkam dalam otak dan dicerna atau direspon melalui bentuk-bentuk perilaku tertentu.<ref name= "Unsur"> {{cite book|title= Sosiologi Kontekstual Untuk SMA & MA|author= Atik Catur Budiati|publisher=Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional|page= 83|year= 2009|url= https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Sosiologi_Kontekstual_Kelas_10_Atik_Catur_Budiati_2009.pdf}} </ref>
1)## Dorongan untuk mempertahankan hidup.<br>
 
2)## Dorongan seksual.<br>
'''2. Perasaan'''
3)## Dorongan untuk mencari makan.<br>
 
4)## Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia.<br>
Merupakan bentuk penilaian seseorang terhadap sesuatu hal yang berupa perasaan positif ataupun negatif sehingga penilaian ini akan memberikan respon yang positif maupun negatif. Setiap perilaku yang didasarkan pada perasaan mempunyai penilaian yang subjektif karena setiap manusia mempunyai penilaian terhadap seseorang itu berbeda-beda.<ref name= "Unsur" />
5)## Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.<br>
 
'''3.## Dorongan naluri'''untuk berbakti.
7)## Dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.<br>
 
Adalah keinginan yang ada pada diri seseorang bersumber dari panca indra sebagai aksi yang kemudian dicerna dan diwujudkan dalam bentuk reaksi. Setiap dorongan naluri sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk menanggapi rangsangan tersebut. Sedikitnya ada tujuh dorongan naluri dalam diri manusia, yaitu:<ref name= "Unsur" /> <br>
1) Dorongan untuk mempertahankan hidup.<br>
2) Dorongan seksual.<br>
3) Dorongan untuk mencari makan.<br>
4) Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia.<br>
5) Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.<br>
6) Dorongan untuk berbakti.<br>
7) Dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.<br>
 
== Sifat-sifat kepribadian ==
Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan [[perilaku]] [[individu]] seseorang.<ref name=kepribadian/> Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah [[malu]], agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan [[takut]].<ref name=sifat>Buss, A. H. "Personality as a Traits," ''American Psychologist'', November 1989, hal. 1378-1388.</ref> Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian.<ref name=sifat/> Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi [[karyawan]], menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.<ref name=sifat/>
 
== Cara identifikasiIdentifikasi kepribadian ==
Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang mengatur perilaku.<ref name=upaya>Arvey, R. D. "Genetics, Twin, and Organizational Behavior," ''Research in Organizational behavior'', vol. 16, Greenwich CT: JAI Press, 1994, hal 65-66.</ref> Seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan daftar panjang sifat yang sulit untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis bagi para pembuat keputusan organisasional.<ref name=upaya/> Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator dan [[Kepribadian Big Five|Model Lima Besar]].<ref name=upaya/> Selama 20 tahun hingga saat ini, dua pendekatan ini telah menjadi kerangka kerja yang dominan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan [[sifat]]-sifat seseorang.<ref name=upaya/> Acuan yang cukup populer untuk studi kepribadian adalah buku "Personality Plus" yang ditulis oleh Florence Littauer.
 
=== Myers-Briggs Type Indicator ===
Baris 124 ⟶ 99:
 
=== Model Lima Besar ===
Myers-Briggs Type Indicator kurang memiliki bukti pendukung yang valid, tetapi hal tersebut tidak berlaku pada model lima faktor kepribadian -yang biasanya disebut [http://psikologihore.com/kepribadian-big-five/[Kepribadian Big Five|Model Lima Besar.]].<ref name=upaya/> Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah besar penelitian mendukung bahwa lima dimensi dasar saling mendasari dan mencakup sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia.<ref name=lima>McCrae, R. R. ''Special Issue: The Five-Factor Model: Issue and Applications'', ''Journal of Personality'', Juni 1992. hal. 304-315.</ref> Faktor-faktor lima besar mencakup ekstraversi (''extraversion)'', mudah akur dan bersepakat (''agreeableness)'', sifat berhati-hati ''(neuroticism)'', stabilitas [[emosi]] ''(conscientiousness)'', dan terbuka terhadap hal-hal baru ''(openness to experience'').<ref name=lima/> Lima dimensi ini ada dalam tiap manusia, namun hanya satu dimensi yang mendominasi.
 
== MenilaiPenilaian kepribadian ==
[[Berkas:Rorschach_inkblots.jpg|jmpl|ka|250px|Sepuluh kartu yang digunakan dalam ''Rorschach Inkblotinkblot test''.]]
Alasan paling penting mengapa [[manajer]] perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan.<ref name=kepribadian/> Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan.<ref name=kepribadian/>
 
Baris 133 ⟶ 108:
* Survei mandiri
* Survei peringkat oleh pengamat
* Ukuran proyeksi (''Rorschach Inkblotinkblot test'' dan ''Thematic Apperception Testtest'')
 
== Sifat kepribadian utama yang memengaruhi perilaku organisasi ==
Baris 143 ⟶ 118:
 
=== Narsisisme ===
[[Narsisisme]] adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri.<ref name=kepribadian/> Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisisnarsisistik berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk.<ref name=kepribadian/> Individu narsisis sering kali ingin mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegandengan berbicara kasar kepada individu yang mengancam mereka.<ref name=kepribadian/> Individu narsisis juga cenderung [[egois]] dan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungannya.<ref name=kepribadian/>
 
=== Pemantauan diri ===
Baris 166 ⟶ 141:
 
==== Teori pola kebudayaan ====
Teori pola kebudayaan atau yang lebih dikenal dengan teori etos kebudayaan. Teori ini dicetuskan oleh Ruth Benedict dalam bukunya ''Pattern of Culture'' di dalam disebutkan bahwa perbedaan kebudayaan disebabkan oleh perbedaan tipe psikologis. Ada tiga tipe kepribadian kolektif. Tipe yang pertama adalah tipe Apollion. Tipe ini terdapat pada masyarakat petani. Mereka cenderung bersifat tertutup, tenang, dan masih memiliki sifat menolong yang kuat. Tipe kedua adalah tipe di Dionysian. Kelompok dengan tipe ini cenderung bersifat terbuka, suka memamerkan kekayaan, serta menganggap dirinya lebih hebat atau megalomania. Tipe ketiga yaitu Schizophrenia, masyarakat yang selalu curiga terhadap orang lain karena dianggap merugikan atau yang biasa disebut ''vested interest.''<ref name=":0">{{Cite book|last=Pudjiastiti|first=Puline|date=|url=https://books.google.co.id/books?id=m4xdkLiI5AkC&pg=PT5&dq=sosiologi+kelas+10&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi-mf__qartAhUF7HMBHTKbBlAQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=sosiologi%20kelas%2010&f=false|title=Sosiologi SMA/MA Kls X|location=Jakarta|publisher=Grasindo|isbn=978-979-759-614-9|pages=69-70|language=id|url-status=live}}</ref>
 
==== Teori kepribadian status ====
Teori kepribadian status dikemukakan oleh Ralph ton pada tahun 1936. Linton mengatakan bahwa kepribadian secara primer adalah suatu konfigurasi dari respon-respon yang dikembangkan oleh individu sebagai hasil dari pengalamannya. Sedangkan pengalaman adalah akibat dari hubungan timbal balik dengan lingkungannya. Dalam teorinya, ia juga membagi budaya dalam dua bidang, yang pertama adalah ''covert culture'' yaitu kebudayaan yang tidak tampak dan yang kedua adalah ''Overtovert culture'' yaitu Kebudayaan fisik atau kebudayaan yang tampak.<ref name=":0" />
 
==== Teori gaya hidup petani desa ====
Teori gaya hidup petani desa dikemukakan oleh Robert Red field. Menurut Robert masyarakat dikelompokkan menjadi tiga bagian yang pertama adalah ''folk'' atau masyarakat primitif dan belum memiliki peradaban. Selanjutnya ada ''person Society'' atau masyarakat petani desa yang memiliki ketergantungan dengan masyarakat kota. Tipe terakhir adalah ''Urban Society'' atau ketergantungan pada masyarakat desa, kebudayaan kompleks, dan mengenal peradaban.<ref name=":0" />
 
Red Field juga mengungkapkan beberapa jenis kepribadian desa yang memiliki ciri sebagai berikut, utilitarian atau mencari sesuatu yang berguna terhadap alam, prokreasi (banyak anak banyak rezeki), konservatif atau kolot, ''passive ressitanceresistance'' (menolak hal baru secara pasif), dan ''vested interest'' yaitu curiga pada hal-hal baru karena dianggap merugikan.<ref name=":0" />
 
== Lihat pula ==