Partai Golongan Karya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(215 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Distinguish|Partai Berkarya|Partai Karya Perjuangan}}
{{Infobox partai politik Indonesia
| colorcode = #FFFF00
| nama = Partai Golongan Karya
| logo =
| ketuaumum = [[
| sekjen = [[
| leader1_title = Ketua Fraksi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]]
| leader1_name = Muhammad Sarmuji
| tahun = {{start date and age|1964|10|20}}
| kantorpusat = [[Jakarta]], Indonesia
| ideologi = [[Pancasila (politics)|Pancasila]]<ref name="peta">{{cite journal| title = Peta Baru Ideologi Partai Politik Indonesia| last = Nurjaman| first = Asep| date = 2009| journal = Bestari| via = Neliti.com| url = https://www.neliti.com/publications/243916/peta-baru-ideologi-partai-politik-indonesia| access-date = 2022-12-03| archive-date = 2022-11-13| archive-url = https://web.archive.org/web/20221113130959/https://www.neliti.com/publications/243916/peta-baru-ideologi-partai-politik-indonesia| dead-url = no}}</ref><ref>{{cite web|publisher=[[The Economist]]|title=Indonesia's election|date=24 March 2009|url=https://www.economist.com/node/13355940|access-date=2021-02-26|archive-date=2018-05-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20180503180711/https://www.economist.com/node/13355940|dead-url=no}}</ref><br>[[Konservatisme bangsa]]<ref>{{cite book|title=Images of Malay-Indonesian Identity|year=1997|publisher=OUP|page=101|first=Michael|last=Hitchcock}}</ref><br>[[Developmentalisme]]<ref name="realsource">{{Cite web|url=https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jog/article/download/2674/2090|title=Dinamika Partai Politik dan Positioning Ideologi: Studi Tentang Pergeseran Positioning Ideologi Partai-partai Politik Peserta Pemilu 2014|publisher=Journal of Governance|access-date=2024-03-31|archive-date=2020-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20200805144324/http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jog/article/download/2674/2090|dead-url=no}}</ref><br>[[Liberalisme ekonomi]]<ref name="auto">{{cite web|url=https://carnegieendowment.org/2013/10/24/indonesia-s-political-parties-pub-53414|title=Indonesia's Political Parties|first1=Nadia|last1=Bulkin|website=Carnegie Endowment for International Peace|access-date=2021-02-26|archive-date=2021-08-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20210814010312/https://carnegieendowment.org/2013/10/24/indonesia-s-political-parties-pub-53414|dead-url=no}}</ref><br>[[Nasionalisme Indonesia]]<ref name="auto"/><ref name="King">{{cite book |surname=King |given=Blair A. |chapter=Chapter 4. Government and Politics |editor1=Frederick, William H. |editor2=Worden, Robert L. |title=Indonesia: A Country Study |series=Area handbook series, 39 |others=[[Library of Congress]], Federal Research Division |edition=6 |place=Washington, DC |publisher=U.S. Government Printing Office |year=2011 |pages=263–266 |chapter-url={{Google books|id=6dgmXWMgWcwC|plainurl=y|page=225}}|url=https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC |isbn=978-0-8444-0790-6 |lang=en}}</ref><br>[[Sekularisme]]<ref name="auto"/><ref name="King" /><br>'''Masa Orde Baru:'''<br>[[Tenda besar]]<ref>Editorial of ''Suara Karya'', 1 May 1971</ref><br>[[Otoritarianisme|Otoritarianisme sayap-kanan]]<br>[[Antikomunisme|Anti-komunisme]]<br>Nasionalisme Indonesia<br>'''[[Faksi]]:'''<br>[[Ultranasionalisme]]<ref>{{cite web|url=https://www.jstor.org/stable/27751535|title=Comparing Indonesia's Party Systems of the 1950s and the Post-Suharto Era: From Centrifugal to Centripetal Inter-Party Competition|access-date=2021-07-24|archive-date=2023-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230712093306/https://www.jstor.org/stable/27751535|dead-url=no}}</ref>
| political_position = [[Politik kanan tengah|Kanan-tengah]]<ref>{{cite book|page=13|publisher=Oxford Business Group|year=2008|title=The Report: Indonesia 2008}}</ref><br>'''Masa Orde Baru:'''<br>[[Politik kanan jauh|Kanan-jauh]]<ref>{{Cite web|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14623528.2017.1393943|title=Contesting Victimhood in the Indonesian Anti-Communist Violence and Its Implications for Justice for the Victims of the 1968 South Blitar Trisula Operation in East Java|access-date=2021-07-24|archive-date=2023-10-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20231006033044/https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14623528.2017.1393943|dead-url=no}}</ref>
| kursi_dpr = {{Infobox political party/seats|102|580|hex={{party color|Golongan Karya}}}}
|
|
| flag =
| abbr = Golkar
| newspaper = ''[[Suara Karya]]'' (1971–2016)
|
| women = KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar)
| labour = {{ubl|[[SOKSI]]|[[Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia|KSPSI]]|[[KORPRI]] (1971–1999)}}
| membership = 834.218 (2023)<ref>{{cite web|title=Info Pemilu - Partai GOLKAR|url=https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Detail_parpol/detail_parpol/9|website=Komisi Pemilihan Umum RI|date=22 Desember 2022|access-date=4 Januari 2023|archive-date=2023-01-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230104064607/https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Detail_parpol/detail_parpol/9|dead-url=no}}</ref>
| slogan = ''Suara Golkar, Suara Rakyat''
| situsweb = {{url|partaigolkar.com}}
}}
'''Partai Golongan Karya (Golkar)''' atau secara umum disingkat dengan '''Partai Golkar''' adalah sebuah [[partai politik di Indonesia]]. Didirikan sebagai '''Sekretariat Bersama Golongan Karya''' (''Sekber Golkar'') pada tahun 1964, dan berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam pemilihan umum nasional pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1971|1971]] sebagai Golkar (''Golongan Karya''). Partai Golongan Karya tidak resmi menjadi partai politik hingga tahun 1999, ketika Golkar diperlukan untuk menjadi sebuah partai untuk mengikuti pemilihan.
Partai Golkar
Dalam perkembangannya, khususnya pasca Orde Baru, Partai Golkar berhasil bertransformasi menjadi partai modern yang mengadopsi nilai-nilai demokrasi.<ref>{{Cite web|last=Roni|first=Heriyandi|date=2006|title=Demokratisasi internal partai golkar pasca orde baru (1998-2004)|url=http://www.digilib.ui.ac.id/detail?id=20425939&lokasi=lokal|website=digilib.ui.ac.id|access-date=2022-12-22|archive-date=2022-12-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20221222045907/http://www.digilib.ui.ac.id/detail?id=20425939&lokasi=lokal|dead-url=yes}}</ref> Pimpinan-pimpinan Partai Golkar juga berhasil menakhodai Golkar sebagai partai politik berpaham [[sentrisme]] yang merangkul semua golongan dengan mengedepankan semangat [[moderat]].
==Awal mula==
Partai Golkar muncul dari kolaborasi gagasan dari tiga tokoh, [[Soekarno]], [[Soepomo]], dan [[Ki Hajar Dewantara]] sejak tahun 1940. Saat itu muncul dengan adanya Kelompok Pungsional. Kemudian diubah menjadi Golongan Karya dari tahun 1959. Saat ini Golkar dikenal sebagai partai politik di Indonesia.<ref>{{Cite web |url=https://www.idntimes.com/news/indonesia/yosafat-diva-bagus/profil-dan-sejarah-partai-golkar-berawal-ormas-hingga-jadi-parpol |title=Salinan arsip |access-date=2024-03-31 |archive-date=2024-03-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20240309132813/https://www.idntimes.com/news/indonesia/yosafat-diva-bagus/profil-dan-sejarah-partai-golkar-berawal-ormas-hingga-jadi-parpol |dead-url=no }}</ref>
Tentara Nasional Indonesia mendukung pembentukannya karena percaya kelompok pungsional ini akan menyeimbangkan kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang semakin besar. Pada tahun 1960, Soekarno menganugerahi kelompok sektoral seperti guru, tentara dan polisi, pekerja dan seniman kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR). Karena beberapa dari anggota kelompok fungsional ini terkait dengan partai politik, hal ini memberikan pengaruh politik kepada Angkatan Bersenjata Nasional. TNI kemudian membentuk serikat pekerja anti-PKI, [[SOKSI]] (Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia), dan menggunakan ini sebagai inti dari perlawanan terhadap [[PKI]] dan juga inti dari Sekretariat Gabungan Golongan Karya yang dipimpin oleh [[ABRI]], atau Sekber Golkar yang resmi berdiri pada 20 Oktober 1964.{{sfn|Nishihara|1972|p=17-19}}{{sfn|Ricklefs|2008|p=243}} Pada tahun 1968 ada hampir 250 organisasi di bawah payung Sekretariat Bersama Golong Karya.
== Sejarah ==
[[File:Sekber Golkar.jpg|thumb|Lambang Sekretariat Bersama Golongan Karya.]]
Sekretariat Bersama Golongan Karya didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar ini lahir karena rongrongan dari [[PKI]] beserta ormasnya dalam kehidupan [[politik]] baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang makin meningkat. Sekber Golkar ini merupakan wadah dari golongan fungsional/golongan karya murni yang tidak berada di bawah pengaruh politik tertentu. Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional Sekber Golkar adalah untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Semula anggotanya berjumlah 61 organisasi yang kemudian berkembang hingga mencapai 291 organisasi.
Dengan adanya pengakuan tentang kehadiran dan legalitas golongan fungsional di MPRS dan Front Nasional maka atas dorongan TNI dibentuklah Sekretariat Bersama Golongan Karya, disingkat Sekber Golkar, pada tanggal 20 Oktober 1964. Terpilih sebagai Ketua Pertama, [[Brigadir Jenderal]] [[Djuhartono]] sebelum digantikan [[Mayor Jenderal]] [[Suprapto Sukowati]] lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I, Desember 1965.
Pada awal pertumbuhannya, Sekber Golkar beranggotakan 61 organisasi fungsional yang kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional. Ini terjadi karena adanya kesamaan visi di antara masing-masing anggota. Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber Golkar ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu:
# Koperasi Serbaguna Gotong Royong ([[KOSGORO]])
# Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia ([[SOKSI]])
# Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong ([[MKGR]])
# Organisasi Profesi
# Ormas Pertahanan Keamanan ([[HANKAM]])
# Gerakan Karya Rakyat Indonesia ([[GAKARI]])
# Gerakan Pembangunan
Untuk menghadapi Pemilu 1971, tujuh KINO yang merupakan kekuatan inti dari Sekber Golkar tersebut, mengeluarkan keputusan bersama pada tanggal 4 Februari 1970 untuk ikut menjadi peserta Pemilu melalui satu nama dan tanda gambar yaitu Golongan Karya (Golkar). Logo dan nama ini, sejak Pemilu 1971, tetap dipertahankan sampai sekarang.
Pada Pemilu 1971 ini, Sekber Golkar ikut serta menjadi salah satu konsestan. Pihak parpol memandang remeh keikutsertaan Golkar sebagai kontestan Pemilu. Mereka meragukan kemampuan komunikasi politik Golkar pada [[Akar rumput|kelompok akar rumput]]. NU, PNI dan Parmusi yang mewakili kebesaran dan kejayaan masa lampau sangat yakin keluar sebagai pemenang. Mereka tidak menyadari kalau perpecahan dan kericuhan internal mereka telah membuat tokoh-tokohnya berpindah ke Golkar.
Hasilnya di luar dugaan. Golkar sukses besar dan berhasil menang dengan 34.348.673 suara atau 62,79 % dari total perolehan suara. Perolehan suaranya pun cukup merata di seluruh provinsi, berbeda dengan parpol yang berpegang kepada basis tradisional. NU hanya menang di Jawa Timur dan Kalimantan Selatan, Partai Katholik di Nusa Tenggara Timur, PNI di Jawa Tengah, Parmusi di Sumatera Barat dan Aceh. Sedangkan Murba tidak memperoleh suara signifikan sehingga tidak memperoleh kursi DPR.
Kemudian, sesuai ketentuan dalam ketetapan MPRS mengenai perlunya penataan kembali kehidupan politik Indonesia, pada tanggal 17 Juli 1971 Sekber GOLKAR mengubah dirinya menjadi Golkar/Golongan Karya.
September 1973, Golkar menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) I di Surabaya. [[Mayor Jenderal TNI|Mayor Jenderal]] [[Amir Murtono]] terpilih sebagai Ketua Umum. Konsolidasi Golkar pun mulai berjalan seiring dibentuknya wadah-wadah profesi, seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI).
Setelah [[Peristiwa G30S]] maka Sekber Golkar, dengan dukungan sepenuhnya dari [[Jenderal (TNI)|Jenderal]] Soeharto sebagai pimpinan militer, melancarkan aksi-aksinya untuk melumpuhkan mula-mula kekuatan PKI, kemudian juga kekuatan Bung Karno.
Pada dasarnya Golkar dan TNI-AD merupakan tulang punggung rezim militer Orde Baru. Semua politik Orde Baru diciptakan dan kemudian dilaksanakan oleh pimpinan militer dan Golkar. Selama puluhan tahun Orde Baru berkuasa, jabatan-jabatan dalam struktur eksekutif, legislatif dan yudikatif, hampir semuanya diduduki oleh kader-kader Golkar.
Keluarga besar Golongan Karya sebagai jaringan konstituen, dibina sejak awal Orde Baru melalui suatu pengaturan informal yaitu jalur A untuk lingkungan militer, jalur B untuk lingkungan birokrasi dan jalur G untuk lingkungan sipil di luar birokrasi. Pemuka ketiga jalur terebut melakukan fungsi pengendalian terhadap Golkar lewat Dewan Pembina yang mempunyai peran strategis.
Setelah Soeharto mengundurkan diri pada 1998, keberadaan Golongan Karya mulai ditentang oleh para aktivis dan mahasiswa.
=== Peraturan Monoloyalitas ===
Peraturan Monoloyalitas merupakan kebijakan pemerintahan [[Orde Baru]] yang mewajibkan semua pegawai negeri sipil (PNS), karyawan bersatus pegawai pada [[Daftar badan usaha milik negara Indonesia|badan usaha milik negara]] dan [[badan usaha milik daerah]], aparatur desa, pejabat pemerintahan non-PNS, dan "anggota dan purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang dikaryakan di instansi pemerintah, ... badan usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah"<ref>Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 1994</ref> untuk menjadi anggota [[Korps Pegawai Republik Indonesia]] (KORPRI) yang pada saat itu telah menjadi salah satu KINO dalam Golkar, dan menyalurkan aspirasi politiknya kepada Golkar; pada tahun 1993, Ketua Umum Pengurus KORPRI Pusat mengatakan bahwa "KORPRI tidak akan mentolerir anggota-anggotanya untuk memilih selain Golkar."<ref>{{Cite book|last=Suryadinata|first=Leo|url=https://books.google.com/?id=DYhuAAAAMAAJ|title=Military Ascendancy and Political Culture: A Study of Indonesia's Golkar|date=1989|publisher=Ohio University, Center for International Studies|isbn=978-0-89680-154-7|pages=97|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|last=McLeod|first=Ross H.|url=https://books.google.com/?id=Vnu9fW38zdgC&pg=PA57|title=Indonesia Assessment 1994: Finance as a Key Sector in Indonesia's Development|date=1994|publisher=Institute of Southeast Asian|isbn=978-981-3016-98-9|pages=57|language=en}}</ref>
Setelah [[Jenderal Besar|Jenderal Besar TNI]] [[Soeharto]] mengundurkan diri pada tanggal [[21 Mei]] [[1998]], kebijakan ini dicabut. Sekarang pegawai negeri sipil bebas menentukan wadah aspirasi politiknya.
== Perolehan suara ==
[[Berkas:Golongan Karya rally 1997.jpg|jmpl|300px|Foto Habibie saat mengkampanyekan Golongan Karya.]]
Partai Golongan Karya selalu menempati peringkat pertama atau kedua dalam perolehan suara.<ref>{{Citation|title=Golkar
=== Pencapaian pada Pemilu Legislatif 2009 ===
Partai
=== Pencapaian pada Pemilu Legislatif 2014 ===
Partai
=== Pencapaian pada Pemilu Legislatif 2019 ===
Partai
{| class="wikitable"
|-
Baris 144 ⟶ 194:
|{{decrease}}6 kursi
|3
|[[Airlangga Hartarto]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024|2024]]
|4
|{{Composition bar|102|580|hex={{Golongan Karya/meta/color}}}}
|23,208,654
|15.72%
|{{increase}}17 kursi
|2
|[[Airlangga Hartarto]]
|}
Baris 177 ⟶ 236:
|[[PDI-P]]–[[Golkar]]–[[PKB]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Nasional Demokrat|NasDem]]–[[Hanura]]–[[PKPI]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]
|-
| align="center" |2019–2024
| align="center" |Pemerintah<br><small>(2019–2024)
|[[PDI-P]]–[[Gerindra]]–[[Golkar]]–[[PKB]]–[[Partai Nasional Demokrat|NasDem]]–[[Partai Demokrat|Demokrat]]–[[Partai Amanat Nasional|PAN]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Hanura]]–[[Partai Bulan Bintang|PBB]]–[[PKPI]]
|-
| align="center" |2024–2029
| align="center" |Pemerintah<br><small>(2024–2029)
|[[Golkar]]–[[Partai Gerakan Indonesia Raya|Gerindra]]–[[Partai Kebangkitan Bangsa|PKB]]–[[Partai NasDem|NasDem]]–[[Partai Keadilan Sejahtera|PKS]]–[[Partai Amanat Nasional|PAN]]–[[Partai Demokrat|Demokrat]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]–[[Partai Gelombang Rakyat Indonesia|Gelora]]–[[Partai Bulan Bintang|PBB]]–[[Partai Garuda|Garuda]]
|}
== Kontroversi ==
=== Politisasi Sepak bola ===
|url=http://us.detiknews.com/read/2010/12/24/104848/1532164/10/golkar-klaim-punya-andil-dalam-penurunan-tiket-final-piala-aff?n991102605
|title=detikNews : Golkar Klaim Punya Andil Dalam Penurunan Tiket Final Piala AFF
Baris 232 ⟶ 256:
|dead-url=yes
}}</ref>
Selain itu, pada deklarasi calon gubernur [[Sulawesi Selatan]] dari Partai
|url=http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/01/18/brk,20110118-307210,id.html
|title=Tempointeraktif.Com – Nurdin: Sukses Timnas Karya Golkar
Baris 243 ⟶ 267:
=== Dualisme kepemimpinan ===
Pada akhir tahun 2014 terjadi dualisme kepengurusan dalam tubuh
|url=https://nasional.kompas.com/read/2022/04/13/06440061/profil-ketua-umum-partai-golkar-dari-masa-ke-masa?page=all
|title=Profil Ketua Umum Partai Golkar dari Masa ke Masa - Kompas.com
|work=kompas.com
|accessdate=2023-10-20
|archive-date=2023-10-21
|archive-url=https://web.archive.org/web/20231021220544/https://nasional.kompas.com/read/2022/04/13/06440061/profil-ketua-umum-partai-golkar-dari-masa-ke-masa?page=all
|dead-url=no
}}</ref> yang baru dalam penyelenggaraan Munaslub Golkar di Nusa Dua, Bali.
== Ketua Umum ==
{{Main|Daftar Ketua Umum Partai
{{main|Kepengurusan Partai Golongan Karya}}
* [[Brigadir Jenderal|Brigadir Jenderal TNI]] [[Djuhartono]] (1964–1969)
* [[Suprapto Sukowati]] (1969–1973)
* [[Amir Moertono]] (1973–1983)
Baris 256 ⟶ 288:
* [[Akbar Tandjung]] (1998–2004)
* [[Jusuf Kalla]] (2004–2009)
* [[Aburizal Bakrie]] (2009–2014 &
* ''[[Aburizal Bakrie]]'' & ''[[Agung Laksono]]'' (''dualisme kepemimpinan'') (2014–2016)
* [[Setya Novanto]]<ref>[https://web.archive.org/web/20171117002405/http://www.arah.com/article/3476/sah-setya-novanto-ketua-umum-baru-partai-golkar.html Sah! Setya Novanto Ketua Umum Baru Partai Golkar] Arah.com, tanggal 17 Mei 2016. Diakses tanggal 18 Mei 2016</ref> (2016–2017)
* [[Airlangga Hartarto]] (
* [[Bahlil Lahadalia]] (2024–sekarang)
== Bacaan ==
* {{cite book|url=https://www.goodreads.com/book/show/18633173-golkar---sejarah-yang-hilang?from_search=true&search_version=service|title=Golkar – Sejarah yang Hilang: Akar Pemikiran dan Dinamika
|authors=
* Ridwan Saidi. ''"Golkar Pascapemilu 1992
* Akbar Tandjung. ''"The Golkar Way: Survival Partai Golkar di Tengah Turbulensi Politik Era Transisi"''
* Nanang Dwi Prasidi. ''"Golkar Retak?
* Dasman Djamaluddin. ''"Golkar as Alternative Party
* Masashi Nishihara. ''"Golkar and the Indonesian Elections of 1971"''
* Rully Chairul Azwar. ''"Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era"''
* Leo Suryadinata. ''"Golkar dan Militer: Studi tentang Budaya Politik"''
* Yohanes Krisnawan. ''"Pers Memihak Golkar?: Suara Merdeka Dalam Pemilu 1992"''
*
* Uziar Fauzan, Hairus H. Salim, Umar Ibnu Sholeh. ''"Tujuh Mesin Pendulang Suara: Perkenalan, Prediksi, Harapan Pemilu 1999: PAN, PBB, PDIP, Golkar, PK, PKB, PPP."''
* Umar Ibnu Alkhatab. ''"Dari Beringin Ke Beringin: Sejarah, Kemelut, Resistensi, Dan Daya Tahan Partai Golkar."''
* Hendri F. Isnaeni. ''"Partai Demokrat Antek Pendjajah: Golkar Perubahan Dari Gerindra, Palu Arit ala PKI dan PRD, Ada Jepang dibalik PKS, Jepang juga bikin PKB"''
* Leo Suryadinata. ''"Military Ascendancy and Political Culture: A Study of Indonesia's Golkar"''
* {{cite book |author=Dirk Tomsa |title=Party Politics and Democratization in Indonesia: Golkar in the Post-Suharto Era |series=Routledge contemporary Southeast Asia series |place=London; New York |publisher=Routledge |year=2008 |format=2010 Online version |isbn=978-041-557-429-7 |url=https://www.routledge.com/Party-Politics-and-Democratization-in-Indonesia-Golkar-in-the-post-Suharto-era/Tomsa/p/book/9780415574297?srsltid=AfmBOooG0Jsuc29k3XUV2vg5swyVpJmqeomCbJdKp0d-y_djsNEBPkz8 |lang=en}}
== Referensi ==
Baris 285 ⟶ 317:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.partaigolkar.com Situs web resmi]
* {{id}} [http://
* {{id}} [http://twitter.com/golkar_id/ Akun Twitter official]
* {{id}} [http://instagram.com/golkar.indonesia/ Akun Instagram official]
* {{id}} [http://tiktok.com/golkar.indonesia/ Akun Tiktok official]
* {{id}} [http://facebook.com/golkar.indonesia/ Akun Facebook official]
{{Partai Golongan Karya}}{{Parpol2024}}
{{Parpol2019}}
{{Parpol2014}}
Baris 297 ⟶ 333:
[[Kategori:Partai Golongan Karya| ]]
[[Kategori:Partai konservatif nasional|Golongan Karya]]
[[Kategori:Partai politik di Indonesia|Golongan Karya]]
[[Kategori:Partai politik yang didirikan tahun 1964|Golongan Karya]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1964 di Indonesia]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1971]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1977]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1982]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1987]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1992]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1997]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1999]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2004]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2009]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2014]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2019]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2024]]
[[Kategori:Orde Baru]]
|