Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(362 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info asosiasi sepak bola nasional
| Logo = Logo PSSI.png
| Badge_size
| Founded = {{start date and age|
| Headquarters = Lantai 1 GBK Arena<br>Jl. Asia Afrika No. 40–70, [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]]
|
| Parent = FIFA<br>Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
| FIFA affiliation = 1952
| Region = [[Konfederasi Sepak Bola Asia|AFC]]
| Region affiliation = 1954
| Subregion = [[Federasi Sepak Bola Perbara|AFF]]
| Subregion affiliation = 31 Januari 1984
| President = [[Erick Thohir]]
| Website = {{url|https://www.pssi.org|pssi.org}}
}}
'''Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia'''
Dalam perjalanan keorganisasiannya, PSSI bergabung dengan badan sepak bola dunia
== Sejarah ==
=== Perkumpulan Sepak bola di Indonesia ===
{{main|Sepak bola di Hindia Belanda}}
Di 1920, pertandingan ''voetbal'' atau sepak bola digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk [[Belanda]] juga memperkenalkan olahraga lain, seperti [[kasti]], [[bola tangan]], [[renang]], [[tenis]], dan [[hoki]]. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Sepak bola tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
Lapangan Singa ([[Lapangan Banteng]]) menjadi saksi di mana orang Belanda menggelar pertandingan panca lomba (''vijfkam'') dan ''tienkam'' (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub. Tak hanya serdadu militer, tetapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indonesia membuat bond-bond serupa.
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah [[Nederlandsch Indische Voetbal Bond]] (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie]] (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi mungkin mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
Pada 1928 dibentuk '''''Voetbalbond Indonesia Jacatra''''' (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan [[NIVB]]. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakarta Pusat. (Sekarang bernama Stadion VIJ Petojo) .
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu [[Nederlandsch Indische Voetbal Bond]] (NIVB) yang berganti nama menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie]] (NIVU) pada tahun 1936 yang merupakan milik bangsa Belanda, [[Hwa Nan Voetbal Bond]] (HNVB) milik bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
Pada 1938 Indonesia lolos ke [[Piala Dunia FIFA 1938|Piala Dunia]]. Pengiriman [[Tim nasional sepak bola Indonesia|kesebelasan Indonesia]] (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (''Nederlandsche Indische Voetbal Unie'') atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai [[Soeratin Sosrosoegondo]], insinyur lulusan Jerman yang tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui [[FIFA]].
Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk ''Tai Iku Koi'' bentukan pemerintahan militer Jepang. Pada masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan.
Hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur pada tahun 1960-an.<ref>{{cite news|url=http://nasional.kompas.com/read/2010/07/16/08315332/voetbal.di.batavia|title='Voetbal' di Batavia|publisher= Kompas.com|newspaper=Kompas|accessdate=25 Oktober 2015|date=16 Juli 2010}}</ref>
=== PSSI ===
[[Berkas:Gedung Bola PSIM atau Monumen PSSI.jpg|thumb|[[Monumen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia|Monumen PSSI]] atau Gedung Bola PSIM di Yogyakarta.]]
PSSI dibentuk pada tanggal [[19 April]] [[1930]] di [[Yogyakarta]] dengan nama '''Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia'''. Sebagai organisasi [[olahraga]] yang lahir pada masa penjajahan [[Belanda]], kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisis lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], PSSI mungkin lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda [[Indonesia]] yang ikut bergabung.
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama [[Soeratin Sosrosoegondo]]. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di [[Heckelenburg]], [[Jerman]], pada tahun [[1927]] dan kembali ke [[Indonesia|tanah air]] pada tahun [[1928]]. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan [[Belanda]], ''[[Sizten en Lausada]]'', yang berkantor pusat di [[Yogyakarta]]. Di sana dia merupakan satu-satunya orang [[Indonesia]] yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi itu. Akan tetapi, "didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi", dia kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari ''Sizten en Lausada'', Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang yang gemar bermain sepak bola, dia menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal [[28 Oktober]] [[1928]] ([[Sumpah Pemuda]]). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang [[Belanda]].
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh [[sepak bola]] di [[Solo]], [[Yogyakarta]], dan [[Bandung]]. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan [[Polisi Belanda]] (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di [[hotel]] ''[[Hotel Binnenhof|Binnenhof]]'' di Jalan Kramat 17, [[Jakarta]], Soeri, ketua VIJ (''Voetbalbond Indonesische Jakarta''), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di [[Bandung]], [[Yogyakarta]], dan [[Solo]] yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti [[Daslam Hadiwasito]], [[Amir Notopratomo]], A. Hamid, dan Soekarno (bukan [[Bung Karno]]). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda [[Magelang]].
Kemudian pada tanggal [[19 April]] [[1930]], berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - ''Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond'' (Gatot), PSM - ''Persatuan sepak bola Mataram'' [[Yogyakarta]] (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - ''Vortenlandsche Voetbal Bond'' [[Solo]] (Soekarno), MVB - ''Madioensche Voetbal Bond'' [[Madiun]] (Kartodarmoedjo), IVBM - ''Indonesische Voetbal Bond Magelang'' (E.A. Mangindaan), dan SIVB - ''Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond''[[Surabaya]](Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari '''P'''ersatoean '''S'''epak Raga '''S'''eloeroeh '''I'''ndonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di [[Solo]] pada tahun [[1930]] menjadi ''Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia'' sekaligus menetapkan [[Soeratin Sosrosoegondo|Ir. Soeratin]] sebagai ketua umumnya.
== Kepengurusan ==
Berikut ini adalah kepengurusan PSSI periode
{| class="wikitable sortable"
|-
! Nama !! Jabatan
|-
| [[
|-
| [[
|-
| [[
|-
| [[Yunus Nusi]]|| Sekretaris Jenderal
|-
| [[Ahmad Riyadh]]|| rowspan="12" | Anggota Komite Eksekutif
|-
| [[Arya Mahendra Sinulingga|Arya Sinulingga]]
|-
| Eko Setyawan
|-
|
|-
| [[Hasnuryadi Sulaiman]]
|-
| [[Juni
|-
| Khairul Anwar
|-
| Muhammad Sungkar
|-
| [[
|-
| Rudi Yulianto
|-
| [[Sumardji]]
|-
| Vivin Cahyani
|}
==
{{main|Daftar Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia}}
== Kompetisi ==
{{Main|Sistem liga sepak bola di Indonesia}}
PSSI terdiri dari empat tingkat liga sepak bola nasional, yaitu:
* [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]]
* [[Liga 2 (Indonesia)|Liga 2]]
* [[Liga 3 (Indonesia)|Liga 3]]
* [[Liga 4 (Indonesia) 2024–2025|Liga 4]] (Musim Kompetisi 2024/2025)
PSSI juga menyelenggarakan beberapa kompetisi kejuaraan klub sepak bola nasional, yaitu:
* [[Piala Indonesia]] sebagai piala domestik yang mempertandingkan klub-klub dari seluruh tingkat divisi.
* [[Piala Presiden]] sebagai turnamen pramusim.
Masih ada kompetisi sepak bola tingkat nasional lainnya, yaitu:
* [[Liga 1 Putri]]
* [[Piala Pertiwi|Pertiwi Cup]]
* [[Soeratin Cup]]
* [[Elite Pro Academy]]
Selain itu, setiap asosiasi sepak bola tingkat regional (dan lebih rendah) di negara ini memiliki struktur kompetisi sepak bola amatir tahunan yang melibatkan klub-klub lokal..
==Tim Nasional==
{{main|Tim nasional sepak bola Indonesia}}
Saat ini Indonesia mempunyai timnas sepak bola sebagai berikut:
* [[Tim nasional sepak bola Indonesia]]
* [[Tim nasional sepak bola U-23 Indonesia]]
* [[Tim nasional sepak bola U-20 Indonesia]]
* [[Tim nasional sepak bola U-17 Indonesia]]
* [[Tim nasional sepak bola wanita Indonesia]]
* [[Tim nasional sepak bola wanita U-20 Indonesia]]
* [[Tim nasional sepak bola wanita U-17 Indonesia]]
* [[Tim nasional futsal Indonesia]]
* [[Tim nasional futsal U-20 Indonesia]]
* [[Tim nasional futsal putri Indonesia]]
* [[Tim nasional sepak bola pantai Indonesia]]
== Kontroversi ==
PSSI pada masa kepemimpinan [[Nurdin Halid]] memiliki beberapa hal yang dianggap [[kontroversi]]al, antara lain mudahnya Nurdin Halid memberikan ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin Halid sebagai Ketua Umum meski dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada masa pemilihan Ketua Umum tahun 2010, dan reaksi penolakan atas diselenggarakannya [[Liga Primer Indonesia]].
=== Kasus Hukum Nurdin Halid ===
Pada [[13 Agustus]] [[2007]], Ketua Umum Nurdin Halid divonis
=== Reaksi atas Liga Primer Indonesia ===
{{main|Liga Primer Indonesia}}
Pada [[Oktober 2010]], [[Liga Primer Indonesia]] yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dideklarasikan di [[Semarang]] oleh Konsorsium dan 17 perwakilan klub.<ref>{{Cite web
|url= https://team-pssi.org
|title= Sebanyak 17 Klub Ikuti Deklarasi Liga Primer Indonesia
|3= Republika Online |work= republika.co.id
|accessdate= 2011-01-20
|archive-date= 2016-11-22
|archive-url= https://web.archive.org/web/20161122071118/http://www.republika.co.id/berita/sepak
|dead-url= yes
}}</ref> Kompetisi ini tidak direstui oleh PSSI dan dianggap ilegal.<ref name=pssi>{{cite news
|url = http://www.pssi-football.com/id/view_news_111082.php?id=3069
|title = Kompetisi Di Luar Regulasi PSSI : Ilegal!
Baris 318 ⟶ 217:
Pada [[1 April]] [[2011]], Komite Darurat FIFA memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi yang akan mengambil alih kepemimpinan PSSI dari komite eksekutif di bawah pimpinan Nurdin Halid.<ref>[http://www.fifa.com/associations/association=idn/news/newsid=1411950.html Normalisation Committee in Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110409113840/http://www.fifa.com/associations/association=idn/news/newsid=1411950.html |date=2011-04-09 }}, FIFA.com, 4 April 2011. Diakses pada 12 April 2011.</ref> Komite Darurat FIFA menganggap bahwa kepemimpinan PSSI saat ini tidak dapat mengendalikan sepak bola di Indonesia, terbukti dengan kegagalannya mengendalikan LPI dan menyelenggarakan kongres. FIFA juga menyatakan bahwa 4 orang calon Ketua Umum PSSI yaitu [[Nurdin Halid]], [[Nirwan Bakrie]], [[Arifin Panigoro]], dan [[George Toisutta]] tidak dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum sesuai dengan keputusan Komite Banding PSSI tanggal [[28 Februari]] [[2011]]. Selanjutnya, FIFA mengangkat [[Agum Gumelar]] sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI.
Setelah melalui serangkaian kegagalan, termasuk kembali gagalnya penyelengaraan Kongres tanggal [[20 Mei]] [[2011]] di [[Jakarta]], akhirnya dalam Kongres Luar Biasa tanggal 9 Juli 2011 di [[Kota Surakarta
=== Pemecatan Alfred Riedl ===
Baris 324 ⟶ 223:
=== Kisruh Indonesian Premier League ===
Setelah berganti kepengurusan Ketua umum PSSI dari Nurdin Halid ke Djohar Arifin Husin dimulai era kompetisi baru. Dalam pembentukan IPL, beberapa masalah yang terjadi karena aturan-aturan yang ditetapkan oleh PSSI. Pembentukan IPL mendapat tekanan dari 12 klub sepak bola atau kelompok 14 karena kompetisi berjumlah 24 klub dan 6 klub di antaranya langsung menjadi klub IPL. Namun, PSSI meyakinkan bahwa untuk memenuhi standar kompetisi profesional AFC, klasemen musim sebelumnya (musim [[2010]]/[[2011]]) dihapuskan. Sebagai gantinya, yang dilihat adalah poin tertinggi dalam verifikasi tentang profesionalisme klub Indonesia. Akan tetapi, dengan adanya IPL, Indonesia terhindar dari sanksi [[Konfederasi Sepak Bola Asia|AFC]].<ref name="bola.vivanews.com"/>
=== Konflik PSSI dengan Pemerintah, Pembekuan PSSI, dan Sanksi FIFA ===
Berawal dari ikut sertanya [[Arema
Pada [[25 Mei]] [[2015]], Pemerintah melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla, menganjurkan untuk mencabut pembekuan PSSI pimpinan [[La Nyalla Mattalitti]]. Hal ini dilakukan setelah adanya pertemuan tertutup dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, [[Imam Nahrawi]], Wakil Ketua Umum PSSI [[Hinca Panjaitan]], Ketua Komite Olimpiade Indonesia [[Rita Subowo]] dan mantan Ketua Umum PSSI [[Agum Gumelar]] di Istana Wapres.<ref>{{Cite web |url=http://www.jpnn.com/read/2015/05/25/305927/Resmi!-Pemerintah-Cabut-Pembekuan-PSSI |title=Artikel:"Resmi! Pemerintah Cabut Pembekuan PSSI" di jpnn.com |access-date=2015-05-25 |archive-date=2015-05-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150525120517/http://www.jpnn.com/read/2015/05/25/305927/Resmi!-Pemerintah-Cabut-Pembekuan-PSSI |dead-url=yes }}</ref> Alasan pencabutan ini dilakukan agar Indonesia terhindar dari sanksi FIFA.<ref>[http://bola.kompas.com/read/2015/05/25/12230748/Wapres.Minta.Surat.Pembekuan.PSSI.Dicabut Artikel:"Wapres Minta Surat Pembekuan PSSI Dicabut" di bola.kompas.com]</ref> Walaupun demikian, Presiden Joko Widodo menginginkan adanya pembenahan total terhadap persepak bolaan Indonesia sebagai jalan untuk memperbaiki prestasi sepak bola Indonesia dan tetap mendukung dan menyerahkan pembenahan tersebut kepada Kementrian Pemuda dan Olahraga.<ref>
Tak Persoalkan Pembekuan PSSI, Jokowi: Sepak Bola Harus Direformasi Total</ref>
Pada [[30 Mei]] [[2015]], FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada PSSI dan berlaku hingga PSSI mampu memenuhi kewajiban pada pasal 13 dan 17 statuta FIFA. Akibat sanksi ini, timnas Indonesia dan semua klub di Indonesia dilarang berpartisipasi di pentas Internasional di bawah FIFA atau AFC, kecuali [[Sepak bola pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 2015|SEA Games di Singapura]] hingga turnamen berakhir.<ref>http://www.bola.net/indonesia/resmi-fifa-jatuhkan-sanksi-kepada-indonesia-0209ae.html</ref> Sanksi berupa pembekuan keanggotaan (suspensi) tersebut akhirnya dicabut hampir setahun kemudian, [[13 Mei]] 2016, dalam Kongres FIFA ke-66 di [[Kota Meksiko]].
{{wikisource|Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 01307 Tahun 2015}}
===Kasus ''
Kasus pengaturan skor (''Match Fixing'') di sepak bola Indonesia pernah menjerat sejumlah pengurus PSSI. Mereka diciduk Satgas Anti Mafia Bola karena terlibat praktik [[match fixing]].
Pengurus PSSI yang terciduk Satgas Anti Mafia Bola ini juga telah ditetapkan sebagai tersangka setelah diperiksa oleh pihak kepolisian.
Nama-nama pengurus PSSI ini terungkap sekitar medio 2018 di program [[Mata Najwa]] yang membahas soal praktik pengaturan skor di kompetisi sepak bola Indonesia.
Dari daftar yang ada, beberapa pengurus PSSI ini memang menduduki jabatan strategis dalam upaya mengatur sebuah pertandingan terdiri dari:
====1. Johar Lin Eng====
Johar Lin Eng, mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI juga pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus pengaturan skor pada 2018.
Saat itu, Johar juga berstatus sebagai Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI [[Jawa Tengah]]. Namanya pertama kali muncul dalam acara Mata Najwa pada 19 Desember 2018. Saat itu, Johar Lin Eng disebut-sebut terlibat skandal pengaturan skor alias match-fixing pada pertandingan kompetisi [[Liga 3 (Indonesia)|Liga 3]]. Keterlibatannya diungkap oleh kesaksian Bupati [[Kabupaten Banjarnegara|Banjarnegara]], [[Budhi Sarwono]], serta manajer [[Persibara Banjarnegara]], [[Lasmi Indrayanti]], yang juga berstatus sebagai anak Budhi.
====2. Dwi Irianto====
Dwi Irianto atau yang akrab disapa Mbah Putih juga menjadi salah satu pengurus PSSI yang pernah ditangkap oleh Satgas Anti Mafia Bola. Mbah Putih merupakan anggota Asosiasi Provinsi (PSSI) [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DIY]] yang juga menjadi anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Kasus pengaturan skor yang melibatkan Mbah Putih berawal ketika Lasmi Indaryani, manajer Persibara Banjarnegara, dalam program acara Mata Najwa pada 19 Desember 2018. Mbah Putih disebut terlibat dalam upaya memudahkan langkah Persibara di kompetisi Liga 3 2018. Saat itu, ia menerima sejumlah uang dari Lasmi Indaryani. Saat itu, Satgas Anti mafia Bola menemukan keterlibatan Mbah Putih sebagai penerima dana suap untuk mengatur skor pertandingan di [[Liga 2 (Indonesia) 2018|Liga 2]] dan [[Liga 3 (Indonesia) 2018|Liga 3]] musim 2018.
====3. Priyanto====
Selain itu, mantan anggota Komisi Wasit (Komwas) PSSI, Priyanto, juga pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus pengaturan skor.
Priyanto menjadi satu di antara enam tersangka dugaan pengaturan skor pada perjalanan Persibara Banjarnegara di Liga 3 2018.
Saat itu, Priyanto berperan sebagai makelar wasit dan klub, serta menjadi penghubung kepada Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng.
Dalam sebuah persidangan, Priyanto sempat mengungkapkan fakta mengenai jumlah uang yang diberikan kepada wasit.
Dia menyebut, untuk Liga 3 Jawa Tengah, uang yang disetor kepada wasit sebesar Rp10 juta, Rp30 juta, hingga Rp50 juta per pertandingan. Biasanya, besaran uang ini tergantung dari bobot pertandingan.
====4. Joko Driyono====
Salah satu pucuk pimpinan PSSI, Joko Driyono, juga pernah diciduk Satgas Antimafia Bola terkait kasus pengaturan skor.
Saat itu, Joko Driyono berstatus sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI. Dia menduduki posisi itu setelah Ketua Umum sebelumnya, Edy Rahmayadi, mundur dari jabatannya.
Jokdri, sapaan akrabnya, ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana pencurian dengan pemberatan dan/atau memasuki dengan cara membongkar, merusak, atau menghancurkan barang bukti.
Lelaki asal [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]] itu dituduh menjadi dalang perusakan sejumlah dokumen yang berkaitan dengan pengaturan skor sepak bola nasional.
====5. ML====
Pengurus Team PSSI lainnya yang juga pernah terjerat kasus pengaturan skor ialah ML (nama inisial), staf Direktur Penugasan Wasit PSSI.
ML diketahui bertugas menjadwalkan siapa wasit yang akan memimpin pertandingan, baik di [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]], [[Liga 2 (Indonesia)|Liga 2]], ataupun [[Liga 3 (Indonesia)|Liga 3]].
Dari keterangan pihak kepolisian, ML diduga mengatur pemilihan wasit yang bisa diajak bekerja sama untuk memenangkan tim tertentu.
=== Miskomunikasi Sewa Lapangan Latihan ===
Pada 26 Mei 2022, pelatih kepala {{timnas|Indonesia|timnas Indonesia}}, [[Shin Tae-yong]], menyatakan bahwa mereka batal melakukan latihan di [[Stadion Madya Gelora Bung Karno]] [[Jakarta]] karena tempat tersebut belum dipesan.<ref>{{cite news |url=https://bola.kompas.com/read/2022/05/27/04450078/kata-shin-tae-yong-usai-timnas-indonesia-gagal-latihan-karena-stadion-belum?page=all |title=Kata Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia Gagal Latihan karena Stadion Belum Dipesan: Saya Malu... |publisher=[[Kompas.com]] |date=27 Mei 2022}}</ref> “Sedikit memalukan saya rasa alasannya. Kami memang mau melakukan latihan di lapangan setelah latihan beban, tapi tadi ada info kalau lapangan sedang dipakai, belum ter-''booking''. Jadi kami memutuskan untuk mengganti latihan dengan jogging,” ungkap Shin Tae-yong.<ref name="gagalsewa1" /> Sebagai gantinya, Shin Tae-yong mengganti jadwal latihan dengan ''jogging'' di sekitar GBK.<ref name="gagalsewa1">{{cite web |url=https://www.bola.com/indonesia/read/4972603/klarifikasi-pssi-soal-polemik-booking-tempat-latihan-timnas-indonesia |title=Klarifikasi PSSI Soal Polemik Booking Tempat Latihan Timnas Indonesia |website=Bola.com |date=27 Mei 2022}}</ref> Seorang komite eksekutif (Executive Committee atau disingkat ''Exco'') PSSI yang saat itu dipimpin oleh [[Mochamad Iriawan]], [[Yunus Nusi]] menampik pemberitaan itu dengan merilis ''statement'' bahwa telah terjadi miskomunikasi penjadwalan sewa lapangan, bahwa sebenarnya lapangan telah disewa namun berbeda waktu seperti yang dipahami Shin Tae-yong.<ref>{{cite web |url=https://www.pssi.org/national-team/mens-seniors/news/pssi-selalu-akomodir-keinginan-pelatih-timnas-indonesia |title=PSSI Selalu Akomodir Keinginan Pelatih Timnas Indonesia |website=PSSI |date=27 Mei 2022 |access-date=31 Mei 2022}}</ref> Keesokan harinya, tim nasional melanjutkan latihan di [[Kota Bandung]] untuk berlatih di [[Stadion Persib Sidolig|Stadion Sidolig]].<ref>{{cite web |url=https://www.pssi.org/national-team/mens-seniors/news/skuad-garuda-jalani-latihan-perdana-di-bandung |title=Skuad Garuda Jalani Latihan Perdana di Bandung |website=PSSI |date=27 Mei 2022}}</ref> Tim nasional Indonesia dijadwalkan menggelar latihan untuk persiapan menghadapi {{timnas|Bangladesh}} pada FIFA Matchday tanggal 1 Juni 2022 di [[Stadion Si Jalak Harupat]], [[Kabupaten Bandung]].
=== Kerusuhan di Kongres Luar Biasa PSSI 2023 ===
Pada 16 Februari 2023, telah terjadi kerusuhan yang disebabkan oleh hilangnya suara voter pada pemilihan wakil ketua umum PSSI. Pada awalnya [[Zainudin Amali]] dan [[Yunus Nusi]] terpilih sebagai wakil ketua umum PSSI. Namun para voter merasa ada kejanggalan dalam pemilihan tersebut. Hal itu dicurigai karena ada beberapa suara yang dihilangkan. Akhirnya pemilihan diulang, [[Ratu Tisha]] dan [[Yunus Nusi]] terpilih sebagai wakil ketua umum PSSI. Setelah terpilih, [[Yunus Nusi]] memilih mundur dari wakil ketua umum PSSI. Posisinya digantikan oleh [[Zainudin Amali]]. Akhirnya [[Zainudin Amali]] ditetapkan sebagai wakil ketua umum 1 dan [[Ratu Tisha]] ditetapkan sebagai wakil ketua umum 2. Hal itu juga menjadi kontroversi karena suara [[Ratu Tisha]] lebih banyak dari [[Zainudin Amali]].
== Referensi ==
{{reflist|3}}
== Lihat pula ==
* [[Balai Pelatihan PSSI]]
== Pranala luar ==
* {{id
* {{en}} [http://www.the-afc.com/en/inside-afc/member-associations/748-member-associations/343-football-association-of-indonesia Indonesia] pada situs web resmi [[Konfederasi Sepak Bola Asia|AFC]].
* {{
{{Sepak Bola di Indonesia}}{{Organisasi olahraga Indonesia}}{{AnggotaAFC}}
[[Kategori:Organisasi olahraga Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi sepak bola nasional|Indonesia]]
[[Kategori:Sepak bola di Indonesia]]
[[Kategori:PSSI| ]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1930 di Hindia Belanda]]
|