Darud Da'wah wal Irsyad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MarDumai (bicara | kontrib)
Paham keagamaan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(24 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{bukan|text=[[Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia|Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII)]]}}
{{Infobox Organization
| name = Darud Da'wah wal Irsyad
| image = Logo DDI Hasil Muktamar Final.jpg
| size = 200px
| alt =
| caption = Lambang DDI setelah Muktamar DDI Ke-XXII di Samarinda, 2022
|caption =
| map =
| msize =
| malt =
| mcaption =
| abbreviation = ''DDI''
| formation = 1721 FebruariDesember 19471938
| founding_location = [[Mangkoso, Soppeng Riaja, Barru|Mangkoso]], [[Barru]]
| founder = [[Anregurutta|A.G.]][[Haji (gelar)|H.]] [[Ambo Dalle|Abdurrahman Ambo Dalle]]
| type = Organisasi massa [[Islam]]
| purpose = Pendidikan dan, dakwah, dan Islamsosial
| headquarters = Jl. Nuri no. 9, [[Mariso, Makassar|Mariso]], [[Makassar]]
|headquarters =
| membership =
| leader_title = Ketua Umum
| leader_name = [[Anregurutta|A.G.]][[Haji (gelar)|H.]] [[Andi Syamsul Bahri Andi Galigo]]
| affiliations = [[Liga Muslimin Indonesia]] (1950-an)
|website =
| website = {{URL|https://ddi.or.id}}
}}
'''Darud Da'wah wal Irsyad''' ([[bahasa Arab|Arab]]: {{Script/Arabic|دار الدعـوة والإرشـاد}} ''Dār ad-Da‘wah wal-Irsyād''), disingkat '''DDI''', adalah organisasi massa [[Islam]] dari [[Sulawesi Selatan]]. DDI didirikanberawal pada 17 Februari 1947 melalui musyawarahdari alim ulamapendirian [[Sunni|Ahlussunnah wal Jamaah]] se-Sulawesi Selatan diDDI Mangkoso|Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI)]] [[Mangkoso, Soppeng Riaja, Barru|Mangkoso]] pada 21 Desember 1938. Lembaga ini memiliki cabang tersebar di [[Sulawesi]], [[Kalimantan]], [[Sumatra]], Jawa, Papua dan [[Kepulauan Maluku]].
 
== Sejarah ==
DDI berakar dari didirikannya [[DDI Mangkoso|Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI)]] di [[Mangkoso, Soppeng Riaja, Barru|Mangkoso]] pada 1121 JanuariDesember 1938 oleh [[Ambo Dalle|A.G.H. Abdurrahman Ambo Dalle]].<ref>{{Cite web|url=https://sulsel.kemenag.go.id/berita/berita-wilayah/majelis-syuyukh-pb-ddi-buka-pra-muktamar-darud-dawah-wal-irsyad-ke-22|title=Majelis Syuyukh PB DDI Buka Pra Muktamar Darud Dawah wal-Irsyad ke-22|website=Kementerian Agama RI Provinsi Sulawesi Selatan|date=20 Desember 2021|access-date=22 Desember 2021}}</ref> Sebelumnya, Ambo Dalle bersama [[Muhammad As'ad al-Bugisi|A.G.H. Muhammad As'ad al-Bugisi]] mendirikan madrasah sejenis di [[Sengkang]] pada 1930 yang kini dikenal sebagai [[Pondok Pesantren As'adiyah]].<ref>{{Cite web|url=https://asadiyahpusat.org/2013/09/19/sejarah-asadiyah/|title=Sejarah As'adiyah|website=Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang|date=19 September 2013|access-date=30 Oktober 2021}}</ref> Madrasah binaan Ambo Dalle tersebut mendapat sambutan luas dari masyarakat [[Sulawesi Selatan]] sehingga MAI mulai dibuka di beberapa daerah di Sulawesi Selatan.<ref name="ddi1">{{Cite web|url=https://www.azzikraddi.sch.id/sejarah-lahirnya-darud-dawah-wal-irsyad-ddi/|title=Sejarah Lahirnya Darud Da'wah wal Irsyad (DDI)|website=Pondok Pesantren Azzikra DDI|date=3 Februari 2019|access-date=30 Oktober 2021}}</ref>
 
Untuk meningkatkan kinerja MAI-MAI yang sudah menyebar, para petinggi MAI bersepakat untuk mendirikan organisasi yang memayungi madrasah-madrasah tersebut. Beberapa nama untuk lembaga baru ini sudah bermunculan, seperti ''Nashrul Haq'' dari [[Muhammad Abduh Pabbajah|A.G.H. Muhammad Abduh Pabbajah]], ''al-Urwatul Wutsqa'' dari [[Muhammad Tahir Usman|A.G.H. Muhammad Tahir Usman]], dan ''Darud Da'wah wal Irsyad'' dari [[Abdurrahman Firdaus|A.G.H. Abdurrahman Firdaus]] yang kemudian terpilih sebagai nama organisasi. Musyawarah pembentukan DDI diadakan pada 17 Februari 1947 di MAI Mangkoso dengan mengundang alim ulama dan guru-guru MAI se-Sulawesi Selatan. Hasil dari musyawarah tersebut berupa struktur pengurus organisasi dengan [[Ambo Dalle|A.G.H. Abdurrahman Ambo Dalle]] sebagai ketua umum pertama DDI dan [[Muhammad Daud Ismail|A.G.H. Muhammad Daud Ismail]] sebagai ketua mudanya. Kantor pusat pertama DDI berada di Mangkoso sebelum kemudian dipindahkan ke [[Parepare]] pada 1950.<ref name="ddi1"/>
 
Selama [[Orde Lama]], DDI tak menyatakan afiliasi politik kepada partai tertentu. Anggota DDI dibebaskan untuk memilih partai apa pun tanpa membawa nama DDI, seperti A.G.H. Abdurrahman Ambo Dalle yang bergabung ke [[PSII]].<ref>{{Cite webnews|url=https://makassar.tribunnews.com/2018/10/22/tribunwiki-nu-sulsel-dari-1930-an-hingga-milenial|title=TRIBUNWIKI: Sejarah NU Sulsel, dari 1930-an Hingga Era Milenial|websitework=Tribun Timur[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|date=1 Januari 2016|access-date=31 Oktober 2021|first=AS|last=Kambie|editor-first=AS|editor-last=Kambie}}</ref> Pada masa [[Orde Baru]], sebagian petinggi DDI masuk ke [[Golongan Karya]] atas desakan pemerintah pusat.<ref name="ddi2">{{Cite web|url=https://pontrenddikanang.org/sejarah-berdirinya-darud-dawah-wal-irsyad-ddi/|title=Sejarah Berdirinya Darud Da'wah wal Irsyad (DDI)|website=Pondok Pesantren DDI al-Ihsan Kanang|date=22 Oktober 2018|access-date=31 Oktober 2021}}</ref> Pada 1993, kantor pusat DDI dipindahkan lagi ke [[Makassar]].<ref name="ddi1"/>
 
Setelah A.G.H. Abdurrahman Ambo Dalle wafat pada 1996, jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Darud Da'wah wal Irsyad (PB DDI) dipegang sementara oleh [[Sanusi Baco|A.G.H. Sanusi Baco]] sampai pada Muktamar DDI berikutnya pada 1999. Pada muktamar tersebut, terjadi ketegangan di antara peserta muktamar tentang komposisi baru PB DDI. Pihak yang tidak puas membentuk kepengurusan tandingan dengan nama DDI Ambo Dalle (DDI AD). Perselisihan tersebut baru diselesaikan pada 28 Februari 2015 saat PB DDI dan DDI AD berikrar islah di hadapan [[Ali Yafie|A.G.H. Ali Yafie]].<ref>{{cite web|url=https://islam-rahmah.com/2021/06/20/ulama-keindonesiaan-nan-bersahaja/|title=Ulama Keindonesiaan nan Bersahaja: In Memoriam AGH Dr. HC. Sanusi Batjo, Lc|website=Islam Rahmah|date=20 Juni 2021|access-date=16 November 2021}}</ref>
 
== Paham keagamaan ==
Darud Da'wah wal Irsyad secara praktik keagamaan tergolong sebagai [[Islam Tradisionalis|Muslim tradisionalis]] seperti [[Nahdlatul Ulama]] di [[Jawa]].<ref>{{cite book|first=Suaidi|last=Asyari|title=Nalar Politik NU-Muhammadiyah: Over Crossing Jawa Sentris|year=2009|publisher=LKiS|location=Yogyakarta}}</ref>
 
Meskipun DDI dan NU merupakan dua organisasi terpisah, sebagian anggota DDI sejak [[Orde Baru]] juga bergabung ke NU atas dasar persamaan aliran. Salah satu tokoh DDI yang juga berkiprah di NU ialah [[Ali Yafie|A.G.H. Ali Yafie]] yang pernah menjabat sebagai Rais Am Syuriah PBNU pada 1991-1992.<ref>{{cite web|url=https://tirto.id/kh-ali-yafie-mantan-rais-aam-nu-yang-berani-minta-soeharto-mundur-f9qN|title=KH Ali Yafie, Mantan Rais Aam NU yang Berani Minta Soeharto Mundur|website=Tirto|date=26 Januari 2021|access-date=6 November 2021}}</ref> Pada 2001, [[Abdul Muiz Kabry|A.G.H. Abdul Muiz Kabry]] yang ketika itu menjabat sebagai Ketua Umum PB DDI bergabung ke [[PKB]] atas permintaan [[Gusdur]].<ref name="ddi2"/>
 
== Madrasah dan pondok pesantren ==
Pada awal pembentukannya, institusi-institusi pendidikan milik DDI hanya mengajarkan pendidikan Islam dan bahasa Arab. Mata pelajaran nonagamanon-agama mulai dimasukkan setelah melalui Muktamar V DDI pada 5 Mei 1953 dengan bobot pelajaran agama dan non -agama masing-masing sebesar lima puluh persen.<ref name="ddi2"/>
 
Sampai 2010, DDI memiliki 800 madrasah dan 50 pondok pesantren di seluruh Indonesia dengan 371 madrasah dan 36 pondok pesantren DDI berada di Sulawesi Selatan. DDI juga menaungi 14 perguruan tinggi di Sulawesi dan Kalimantan<ref name="ddi2"/>
 
== Rujukan ==
{{reflist|30em}}
 
{{Ormas Islam di Indonesia}}
 
[[Kategori:Organisasi Islam di Indonesia]]
[[Kategori:Darud Da'wah wal Irsyad]]