Usmar Ismail: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RXerself (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(10 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox person
| name = Usmar Ismail
| image = Usmar Ismail Museum(1950), Peran Pemuda dalam Kebangkitan Film Indonesia, Peneranganp73.jpg
| caption = Usmar pada tahun 1950
| birth_name =
| birth_date = {{birth date|1921|3|20|df=y}}
| birth_place = {{negara|Belanda}} [[Bukittinggi|Fort de Kock]], [[Pantai Barat Sumatra]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|1971|1|2|1921|3|20|df=yesy}}
| death_place = {{negara|Indonesia}} = [[Jakarta]], [[Indonesia]]<ref>[http://www.imdb.com/name/nm0411344/ "Usmar Ismail", IMDb]</ref>
| resting_place = [[TPU Karet Bivak]]
| othername =
| occupation = [[Sutradara]], [[produser film]], penulis
| yearsactive = 1950 - 1970 = 1950–1970
| nationality = [[Indonesia]]
| alma_mater = [[Universitas California, Los Angeles]]
| relatives = [[Abu Hanifah (menteri)|Abu Hanifah]] (kakak)
| spouse = Sonja Hermien Sanawi
| children = [[Irwan Usmar Ismail]]{{br}}Fadia Ayesha Ismail{{br}}Heidy Hermia Ismail{{br}}Nina Surachman{{br}}Nureddin Ismail
}}
 
'''Usmar Ismail''' ({{lahirmati|[[Bukittinggi]]|20|3|1921|[[Jakarta]]|2|1|1971}}) adalah seorang [[sutradara]] film, [[sastrawan]], [[wartawan]], dan pejuangpahlawan nasional [[Indonesia]] yang berdarah [[Minangkabau]]. Ia dianggap sebagai pelopor [[Sinema Indonesia|perfilman di Indonesia]]. Ia dikenal sebagai pelopor drama modern di Indonesia dan juga Bapak Film Indonesia.<ref name=bb>http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/usmar-ismail</ref> Usmar meninggal dunia karena [[stroke]].
 
== Riwayat Hidup ==
=== Kehidupan awal ===
Usmar Ismail lahir sebagai anak dari Datuk Tumenggung Ismail, guru Sekolah Kedokteran di [[Kota Padang|Padang]], dan Siti Fatimah. Keluarganya berasal dari [[Lintau]], [[Sumatera Barat]].<ref>Biografi Usmar Ismail : Si Bung Dalam Layar Film Kita, Matra, 1990</ref> Ia mempunyai seorang kakak yang juga terjun ke dunia sastra, yakni Dr. [[Abu Hanifah (menteri)|Abu Hanifah]] yang menggunakan nama pena, El Hakim.<ref name=bb/>
 
Usmar menempuh pendidikan di [[HIS]] [[Batusangkar]], lalu melanjutkan ke [[MULO]] [[Simpang Haru, Padang Timur, Padang|Simpang Haru]], [[Padang]], dan kemudian ke [[AMS|AMS-A]] [[Yogyakarta]] (sekarang [[SMA Negeri 1 Yogyakarta]]).<ref name=bb/> Setamat dari AMS, ia berkuliah lalu memperoleh B.A. di bidang [[sinematografi]] dari [[Universitas California, Los Angeles]], [[Amerika Serikat]] pada tahun 1952.
 
Usmar sudah menunjukkan bakat sastranya sejak masih duduk di bangku SMP. Saat itu, ia bersama teman-temannya, antara lain [[Rosihan Anwar]], ingin tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putriputri Mahkotamahkota, [[Ratu Wilhelmina]], di [[Pelabuhan Muara]], Padang. Usmar ingin menyajikan suatu pertunjukan dengan penampilan yang gagah, unik, dan mengesankan. Ia bersama teman-temannya hadir di perayaan itu dengan menyewa perahu dan pakaian bajak laut. Sayang, acara yang direncanakan itu gagal karena mereka baru sampai saat matahari tenggelam dan mereka hampir pingsan karena kelelahan mengayuh perahu menuju Pelabuhan Muara. Akan tetapi, acara yang gagal itu dicatat Rosihan Anwar sebagai tanda bahwa Usmar Ismail memang berbakat menjadi sutradara, yang mempunyai daya khayal untuk menyajikan tontonan yang menarik dan mengesankan. <ref name=bb/>
 
Setelah duduk di bangku SMA di Yogyakarta, Usmar semakin banyak terlibat dengan dunia sastra. Ia memperdalam pengetahuan dramanya dan aktif dalam kegiatan drama di sekolahnya. Ia juga mulai mengirimkan karangan-karangannya ke berbagai majalah.<ref name=bb/><ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 825</ref>
Baris 34:
Bakatnya kian berkembang saat bekerja di ''Keimin Bunka Sidosho'' (Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang). Di tempat itu, ia bersama [[Armijn Pane]] dan budayawan lainnya bekerja sama untuk mementaskan drama.<ref name=bb/>
 
Pada 1943, ia mendirikan dan menjadi ketua Sandiwara Penggemar "Maya" bersama [[Abu Hanifah (menteri)|ElAbu HakimHanifah]], [[Rosihan Anwar]], [[Cornel Simanjuntak]], [[Sudjojono]], [[Hans Bague Jassin|H.B. Jassin]], dan lain-lain.<ref name=bb/>
 
Sesudah masa proklamasi kemerdekaan, Usmar menjalani dinas militer dan aktif di dunia jurnalistik di Jakarta. Ketika [[Belanda]] kembali bersama [[tentara Sekutu]], ia menjadi anggota [[TNI]] di Yogyakarta dengan pangkat [[mayor]]. Bersama dua rekannya, [[Sjamsuddin Sutan Makmur]] dan [[Rinto Alwi]], mereka mendirikan surat kabar yang diberi nama ''Rakyat''. Dalam bidang keredaksian dan kewartawanan, Usmar pernah menjadi pendiri dan redaktur Harian ''Patriot'', redaktur majalah bulanan ''Arena'', Yogyakarta (1948), "Gelanggang", Jakarta (1966-1967). Ia juga pernah menjadi ketua [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (1946-1947).
 
Saat menjalankan profesi sebagai wartawan itulah, Usmar pernah dijebloskan ke penjara oleh Belanda karena dituduh terlibat kegiatan [[subversi]]. Saat itu ia bekerja sebagai wartawan politik di [[Kantor Berita Antara]] dan sedang meliput perundingan Belanda—RI di Jakarta. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1948.<ref name=bb/>
Baris 42:
Pada perkembangan selanjutnya, Usmar mulai menaruh minatnya yang lebih serius pada perfilman. Ia aktif sebagai pengurus lembaga yang berkaitan dengan teater dan film. Ia pernah menjadi ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN). BMPN mendorong pemerintah melahirkan "Pola Pembinaan Perfilman Nasional" pada tahun 1967. Ia dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bersama [[Djamaludin Malik|Djamaluddin Malik]] dan para pengusaha film lainnya. Lalu, ia menjadi ketuanya sejak 1954 sampai 1965.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 521-522</ref>
 
Ia pernah aktif dalam bidang politik. Ia pernah menjadi ketua umum [[Lesbumi|Lembaga Seniman Muslimin Indonesia]] (Lesbumi) (1962-1969), anggota Pengurus Besar [[Nahdatul Ulama]] (1964-1969), serta anggota [[DPR]]GR/[[MPRS]] (1966-1969).
 
Setelah sempat membantu [[Andjar Asmara]] menyutradarai ''Gadis Desa'' pada 1949, ia memulai debut penyutradaraan film lewat film ''Harta Karun''. Ia dikenal luas secara internasional setelah menyutradarai film berjudul ''[[Pedjuang]]'' pada tahun 1961, yang mendokumentasikan [[kemerdekaan Indonesia]] dari [[Belanda]]. Film ini ditayangkan dalam [[Festival Film Internasional Moskwa]] ke-2, dan menjadi film karya anak negeri pertama yang diputar dalam festival film internasional.<ref name="Moscow1961">{{cite web|url=http://www.moscowfilmfestival.ru/miff34/eng/archives/?year=1961|title=2nd Moscow International Film Festival (1961)|work=MIFF|accessdate=2012-11-09|archive-date=2013-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20130116210653/http://www.moscowfilmfestival.ru/miff34/eng/archives/?year=1961|dead-url=yes}}</ref>
 
Di luar bidang-bidang tersebut, pada Tahun 1968 ia menjadidipercaya orangsebagai IndonesiaGeneral pertamaManager yanguntuk mendirikanmengelola [[kelab]]sebuah malamrestoran eksklusif (''Dinning Hall'') oleh PT Ria Sari Restaurant, salah satu anak Usaha dari Sarinah yakni Miraca Sky, di puncak gedung Sarinah pada akhir tahun 1960-an. Selain itu, ia juga pernah menjadi pemimpin PT. Triple T.
 
=== Pengaruh ===
Ketika mempersiapkan ''Kafedo'', Usmar memberi kesempatan dan mendidik anak muda yang berminat dalam penyutradaraan film. Melalui program inilah [[Nya' Abbas Akup|Nya Abbas Acup]] masuk ke dunia film. Ia juga dikenal sebagai pencetak bintang. [[Nurnaningsih]] dan [[Indriati Iskak]] adalah dua contoh orangpemeran wanita yang kariernya dilejitkannyamelejit lewat tangan dinginnya.
 
''[[Darah dan Doa]]'' dianggap sebagai film nasional pertama di Indonesia.
 
=== Tanggapan Publik ===
Kritikus film menganggap karya-karyanya, seperti ''Enam Djam di Jogja'' dan ''Dosa Tak Berampun'', mengandung ciri Indonesiawi.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 521-523</ref> Pada masa penayangannya di [[Bioskop Metropole|Metropole]], ''Krisis'' menarik penonton berjubel selama lima minggu.
 
''Anak Perawan di Sarang Penyamun'' sempat diboikot peredarannya pada tahun 1962 oleh [[Partai Komunis Indonesia]].<ref> https://langgam.id/hari-ini-pada-1921-bapak-film-nasional-usmar-ismail-lahir-di-bukittinggi/</ref>
Pada masa penayangannya di Metropole Krisis menarik penonton berjubel selama lima minggu.
 
''Anak Perawan di Sarang Penyamun'' sempat diboikot peredarannya pada tahun 1962 oleh [[Partai Komunis Indonesia]].<ref> https://langgam.id/hari-ini-pada-1921-bapak-film-nasional-usmar-ismail-lahir-di-bukittinggi/</ref>
 
=== Penghargaan ===
Tahun 1962 ia mendapatkan Piagam Wijayakusuma dari Presiden [[Soekarno]]. Pada tahun 1969 ia menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI. Setelah meninggal, dia diangkat menjadi Warga Teladan DKI. Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 825-826</ref> Selain itu, sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall, merupakan tempat pertunjukan [[opera]], [[musik]], dan teater, yang dinamai sesuai namanya.<ref>[http://www.usmarismailhall.com/ Usmar Ismail Hall - The First Integrated Cinema & Concert Hall<!-- Bot generated title -->]</ref>
 
Pada 20 Maret 2018, [[Google]] merayakan ulang tahunnya yang ke-97 dengan [[Google Doodle]].<ref>{{cite web|url=https://www.google.com/doodles/usmar-ismails-97th-birthday|title=Usmar Ismail’s 97th Birthday|website=Google|date=20 March 2018}}</ref> Pada 30 Oktober 2021, Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.<ref>{{Cite webnews|last=Liputan6.comDiananto|date=2021-10-30|title=Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional kepada Bapak Perfilman Usmar Ismail, Insan Seni Bereaksi|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/4697578/presiden-jokowi-beri-gelar-pahlawan-nasional-kepada-bapak-perfilman-usmar-ismail-insan-seni-bereaksi|websitework=liputan6[[Liputan6.com|language=id]]|access-date=2021-10-31|first=Wayan|editor-last=Rusmitantri|editor-first=Telni}}</ref><ref>{{Cite web|title=Usmar Ismail Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Lesbumi NU Persembahkan Konser Ya Lal Wathan|url=https://nu.or.id/nasional/usmar-ismail-diberi-gelar-pahlawan-nasional-lesbumi-nu-persembahkan-konser-ya-lal-wathan-DjiGD|website=nu.or.id|language=id-ID|access-date=2021-10-31}}</ref><ref>{{Cite web|date=2021-10-29|title=Usmar Ismail, Pahlawan Nasional Ke-16 dari Sumbar|url=https://langgam.id/usmar-ismail-pahlawan-nasional-ke-16-dari-sumbar/|website=Langgam.id|language=id-ID|access-date=2021-10-31}}</ref><ref>{{Cite webnews|last=developerYanuar|first=medcomElang idRiki|date=2021-10-29|title=Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional|url=https://www.medcom.id/hiburan/film/3NO9M5pk-bapak-perfilman-indonesia-usmar-ismail-akan-diberi-gelar-pahlawan-nasional|websitework=medcom[[Medcom.id|language=id]]|access-date=2021-10-31|editor-first=Elang Riki|editor-last=Yanuar}}</ref>
 
=== Kerjasama gagal dan meninggal ===
Baris 126 ⟶ 124:
 
{{Usmar Ismail}}{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Ismail, Usmar}}
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
Baris 131 ⟶ 130:
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 1 Yogyakarta]]
[[Kategori:Alumni Universitas California, Los Angeles]]
[[Kategori:Tokoh perfilman Minangkabau]]
[[Kategori:SenimanSastrawan Minangkabau]]
[[Kategori:Cerdik PandaiJurnalis Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Bukittinggi]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]