Affandi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mundugumor (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(15 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{More citations needed|date=April 2024}}
{{multiple issues|
}}
{{Infobox person
|name = Affandi
Baris 19 ⟶ 18:
* Anggota Dewan Penyantun ISI ([[Institut Seni Indonesia]]), [[Yogyakarta]], [[1986]].
|occupation = [[Pelukis]]
|known_for = Lukisan bergaya [[ekspresionisme]] dan [[Seni abstrak|abstrak]]
|spouse = {{unbulleted listubl|Maryati|Rubiyem}}
|partner =
|children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan dan tulis pada artikel -->2, termasuk [[Kartika Affandi]]
|children ={{unbulleted list|[[Kartika Affandi]]|Juki Affandi}}
|parents = Raden Koesoema
|relatives= <!-- Nama kerabat; termasuk hanya jika subjek secara independen sudah terkenal atau sangat relevan; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel; -->
|relatives=Helfy Dirix (cucu)
|influences =
|influenced =
|website = {{url|affandi.org}}
|monuments= [[Museum Affandi]]
|awards=
}}
 
'''Affandi Koesoema''' ({{lahirmati|[[Cirebon]], [[Jawa Barat]]|18|5|1907|[[Yogyakarta]]|23|5|1990}}) adalah seorang [[pelukis]] yang dikenal sebagai Maestro Seni Lukis [[Indonesia]]. Affandi merupakan pelukis Indonesia yang paling terkenal di dunia internasional, berkat gaya [[ekspresionisme|ekspresionis]] dan romantismenya yang khas. Pada tahun 1950-an dia banyak mengadakan pameran tunggal di [[India]], [[Inggris]], [[Eropa]], dan [[Amerika Serikat]]. Affandi tergolong sebagai pelukis yang produktif karena telah melukis lebih dari 2.000 lukisan.
 
== Kehidupan awal ==
Baris 41 ⟶ 39:
Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena Affandi lebih tertarik pada bidang seni lukis.
 
Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok [[Lima Bandung]], yaitu kelompok lima pelukis [[Kota Bandung|Bandung]].<ref name=":0" /> Mereka itu adalah [[Hendra Gunawan (pelukis)|Hendra Gunawan]], [[Barli Sasmitawinata|Barli]], [[Sudarso]], dan {{interlanguage link|Wahdi Sumanta|su}} serta Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia.<ref name=":0" /> Kelompok ini berbeda dengan [[Persatuan Ahli Gambar Indonesia]] (Persagi) pada tahun [[1938]], melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerja sama saling membantu sesama pelukis.
 
Pada tahun [[1943]], Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai—yang terdiri dari Ir. [[Soekarno]], Drs. [[Mohammad Hatta]], [[Ki Hajar Dewantara]], dan [[Mas Mansoer|Kyai Haji Mas Mansoer]]—memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana dan [[S. Sudjojono|S. Soedjojono]] sebagai penanggung jawab, yang langsung mengadakan hubungan dengan Bung Karno.<ref name=":0" />
[[Berkas:Boeng, ajo, Boeng! karya Affandi (foto dokumen oleh Dgi.or.id).jpg|jmpl|kiri|280px|Poster propaganda ''Boeng, ajo, Boeng!'' karya Affandi, 1945]]
Ketika republik ini diproklamasikan [[1945]], banyak [[pelukis]] ambil bagian. Gerbong-gerbong kereta dan tembok-tembok ditulisi antara lain "Merdeka atau mati!". Kata-kata itu diambil dari penutup pidato [[Soekarno|Bung Karno]], ''[[Lahirnya Pancasila]]'', [[1 Juni]] 1945. Saat itulah, Affandi mendapat tugas membuat poster. Poster yang merupakan ide [[Soekarno]] itu menggambarkan seseorang yang dirantai tetapi rantainya sudah putus. Yang dijadikan model adalah pelukis [[Dullah]]. Kata-kata yang dituliskan di poster itu ("Bung, ayo bung") merupakan usulan dari penyair [[Chairil Anwar]]. Sekelompok pelukis siang-malam memperbanyaknya dan dikirim ke daerah-daerah.<ref name=":0" />
 
Bakat melukis yang menonjol pada diri Affandi pernah menorehkan cerita menarik dalam kehidupannya. Suatu saat, dia pernah mendapat beasiswa untuk kuliah melukis di [[Santiniketan]], [[India]], suatu akademi yang didirikan oleh [[Rabindranath Tagore]]. Ketika telah tiba di India, dia ditolak dengan alasan bahwa dia dipandang sudah tidak memerlukan pendidikan melukis lagi. Akhirnya biaya beasiswa yang telah diterimanya digunakan untuk mengadakan pameran keliling negeri India.
Baris 51 ⟶ 49:
Sepulang dari [[India]], [[Eropa]], pada tahun lima puluhan, Affandi dicalonkan oleh [[PKI]] untuk mewakili orang-orang tak berpartai dalam pemilihan [[Konstituante]]. Dan terpilihlah dia, seperti Prof. Ir. [[Saloekoe Poerbodiningrat]] dsb, untuk mewakili orang-orang tak berpartai. Dalam sidang konstituante, menurut [[Basuki Resobowo]] yang teman pelukis juga, biasanya katanya Affandi cuma diam, kadang-kadang tidur. Tapi ketika sidang komisi, Affandi angkat bicara. Dia masuk ke dalam Komisi Perikemanusiaan (mungkin sekarang HAM) yang dipimpin [[Wikana]], teman dekat Affandi sejak sebelum revolusi.
 
Topik yang diangkat Affandi adalah tentang perikebinatangan, bukan perikemanusiaan dan dianggap sebagai lelucon pada waktu itu. Affandi merupakan seorang pelukis rendah hati yang masih dekat dengan [[flora]], [[fauna]], dan lingkungan walau hidup dipada era teknologi. Ketika Affandi mempersoalkan 'Perikebinatangan' tahun 1955, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup masih sangat rendah.
 
Affandi juga termasuk pimpinan pusat [[Lekra]] (Lembaga Kebudayaan Rakyat), organisasi kebudayaan terbesar yang dibubarkan oleh rezim Suharto. Dia bagian seni rupa Lembaga Seni Rupa) bersama Basuki Resobowo, [[Henk Ngantung]], dan sebagainya.
 
Pada tahun enampuluhan, gerakan anti [[Imperialisme|imperialis]] AS sedang mengagresi [[Vietnam]] cukup gencar. Juga anti kebudayaan AS yang disebut sebagai 'kebudayaan imperialis'. Film-film Amerika, diboikot di negeri ini. Waktu itu Affandi mendapat undangan untuk pameran di gedung USIS Jakarta. Dan Affandi pun, pameran di sana.
 
Ketika sekelompok pelukis Lekra berkumpul, ada yang mempersoalkan. Mengapa Affandi yang pimpinan Lekra kok pameran di tempat perwakilan agresor itu. Menanggapi persoalan ini, ada yang nyeletuk: "Pak Affandi memang pimpinan Lekra, tetapi dia tak bisa membedakan antara Lekra dengan Lepra!" kata teman itu dengan kalem. Keruan saja semua tertawa.
Baris 66 ⟶ 64:
[[Berkas:Affandi 1997 Indonesia stamp.jpg|jmpl|kiri|280px|Potret diri Affandi diabadikan dalam perangko Indonesia seri Seniman Indonesia tahun 1997.]]
 
Semasa hidupnya, iabeliau telah menghasilkan lebih dari 2.000 karya lukis. Karya-karyanya yang dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Australia selalu memukau pecinta seni lukis dunia. Pelukis yang meraih gelar Doktor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974 ini dalam mengerjakan lukisannya, lebih sering menumpahkan langsung cairan cat dari tube-nya kemudian menyapu cat itu dengan jari-jarinya, bermain dan mengolah warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan tentang sesuatu.<ref name=":0" />
 
Dalam perjalanannya berkarya, pemegang gelar Doctor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974, ini dikenal sebagai seorang pelukis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstrak. Sehingga sering kali lukisannya sangat sulit dimengerti oleh orang lain terutama oleh orang yang awam tentang dunia seni lukis jika tanpa penjelasannya. Namun bagi pecinta lukisan hal demikianlah yang menambah daya tariknya.
Baris 74 ⟶ 72:
Bahkan hingga saat tuanya, Affandi membutakan diri dengan teori-teori. Bahkan ia dikenal sebagai pelukis yang tidak suka membaca. Baginya, huruf-huruf yang kecil dan renik dianggapnya momok besar.
 
Bahkan, dalam keseharian, iabeliau sering mengatakan bahwa dirinya adalah pelukis kerbau, julukan yang diakunya karena diabeliau merasa sebagai pelukis bodoh. Mungkin karena kerbau adalah binatang yang dianggap dungu dan bodoh.
Sikap ''sang maestro'' yang tidak gemar berteori dan lebih suka bekerja secara nyata ini dibuktikan dengan kesungguhan dirinya menjalankan profesi sebagai pelukis yang tidak cuma musiman pameran. Bahkan terhadap bidang yang dipilihnya, dia tidak ''overacting''.
 
Misalnya jawaban Affandi setiap kali ditanya kenapa dia melukis. Dengan enteng, diaAffandi menjawab, "Saya melukis karena saya tidak bisa mengarang, saya tidak pandai omong. Bahasa yang saya gunakan adalah bahasa lukisan." Bagi Affandi, melukis adalah bekerja. Dia melukis seperti orang lapar. Sampai pada kesan elitis soal sebutan pelukis, dia hanya ingin disebut sebagai ''tukang gambar''.
 
Lebih jauh iabeliau berdalih bahwa dirinya tidak cukup punya kepribadian besar untuk disebut seniman, dan ia tidak meletakkan kesenian di atas kepentingan keluarga. "Kalau anak saya sakit, saya pun akan berhenti melukis," ucapnya.
 
Sampai ajal menjemputnya pada Mei 1990, iabeliau tetap menggeluti profesi sebagai pelukis. Kegiatan yang telah menjadi bagian dari hidupnya. IaBeliau dimakamkan tidak jauh dari museum yang didirikannya itu.
 
== Museum ==
 
Museum yang diresmikan oleh Fuad Hassan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu dalam sejarahnya telah pernah dikunjungi oleh Mantan Presiden [[Soeharto]] dan Mantan [[Perdana Menteri Malaysia Dr.]] [[Mahathir MohammadMohamad]] pada [[Juni]] [[1988]] kala keduanya masih berkuasa. Museum ini didirikan tahun 1973 di atas tanah yang menjadi tempat tinggalnya.
 
Saat ini, terdapat sekitar 1.000-an lebih lukisan di [[Museum Affandi]], dan 300-an di antaranya adalah karya Affandi. Lukisan-lukisan Affandi yang dipajang di galeri I adalah karya restropektif yang punya nilai kesejarahan mulai dari awal kariernya hingga selesai, sehingga tidak dijual.
Baris 130 ⟶ 128:
 
== Pranala luar ==
 
* {{id}} [http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/5/22/g5.html Affandi, Pelukis Humanis Indonesia - Mengenang 15 Tahun Kepergiannya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160118045127/http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/5/22/g5.html |date=2016-01-18 }}
* {{en}} [http://www.affandi.org Museum Affandi]
* {{en}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/affandi/index.shtml Ensiklopedia Tokoh Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081220102107/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/affandi/index.shtml |date=2008-12-20 }}
* {{en}} [http://www.affandi.org/in/data/biografi.html Biografi Affandi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110227083908/http://www.affandi.org/in/data/biografi.html |date=2011-02-27 }}
 
Baris 143 ⟶ 140:
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Pelukis Indonesia]]
[[Kategori:Pelukis Ekspresionisekspresionis]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Barat]]
Baris 150 ⟶ 147:
[[Kategori:Politikus Partai Sosialis Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Budaya Parama Dharma]]