Tanjung Selor, Bulungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Herryz (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Anak Sago (bicara) ke revisi terakhir oleh Wagino Bot
Tag: Pengembalian
 
(21 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{hatnote|Ini merupakan artikel mengenai [[Daftar kota di Indonesia|kota di Indonesia]] yang belum terbentuk menurut undang-undang yang berlaku.}}
{{Dati2|settlement_type=Ibu kota
| nama = Tanjung Selor
| nama_lain =
| pulau = Kalimantan
| provinsi = Kalimantan Utara
| dati2 = Kabupaten
Baris 24:
| pemimpin2 =
<!-- luas -->
| luasref = <!-- Untuk referensi, gunakan tag. <ref> -->
| luas = 677,77
| luasdaratan = <!-- Tuliskan angka saja, tanpa satuan (km, dsb.) dan tanda titik sebagai pembatas ribuan. -->
Baris 31:
| luascat =
<!-- population -->
| pendudukref =<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data KependuduakanKependudukan - Kementerian Dalam Negeri 20202021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=8 Maret 2021}}</ref><ref name="BULUNGAN">{{cite web|url=https://bulungankab.bps.go.id/publication/2021/02/26/1243b4f08905bd82a746f100/kabupaten-bulungan-dalam-angka-2021.html|title=Kecamatan Tanjung Selor Dalam Angka 2021|website=www.bulungankab.bps.go.id|accessdate=8 Maret 2021|page=49, 121-122|format=pdf}}</ref>
| penduduk = 56569
| penduduktahun = [[2020]]
| kepadatan = 84,00
<!-- demografi -->
| agama = [[Islam]] 79,38%<br> [[Kristen]] 19,52%<br>- [[Protestan]] 15,70<br>- [[Katolik]] 3,82%<br> [[BudhaBuddha]] 0,98%<br> [[Hindu]] 0,11%<br> [[Konghucu]] 0,01%<ref name="BULUNGAN"/>
| suku = Dayak
| agama = [[Islam]] 79,38%<br> [[Kristen]] 19,52%<br>- [[Protestan]] 15,70<br>- [[Katolik]] 3,82%<br> [[Budha]] 0,98%<br> [[Hindu]] 0,11%<br> [[Konghucu]] 0,01%<ref name="BULUNGAN"/>
| bahasa =
<!-- zona waktu, kode telepon -->
Baris 44 ⟶ 43:
<!-- jumlah daerah administratif --->
| kecamatan =
| kelurahan = 6/3
| pulaudesa = Kalimantan3
| jenis admin =
| jumlah admin =
<!-- lain-lain -->
| bandar udara = [[Bandar Udara Tanjung Harapan]]
| pelabuhan =
| flora =
| fauna =
 
<!-- situs web, catatan kaki -------->
| situs = {{URL|http://www.kectgselor.bulungan.go.id}}
Baris 58 ⟶ 56:
}}
 
'''Tanjung Selor''' (disingkat: '''TJS'''<ref>http://ftp.paudni.kemdiknas.go.id/paudni/2011/06/SNI_7657-2010_Singkatan_Nama_Kota.pdf{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>) adalah sebuah [[kecamatan]] dan merupakan pusat pemerintahan atau [[ibukota]] dari provinsi [[Kalimantan Utara]]. Kecamatan ini terletak di [[Kabupaten Bulungan]], Provinsi [[Kalimantan Utara]], [[Indonesia]].
 
Tanjung Selor juga merupakan ibu kota dari kabupaten [[Kabupaten Bulungan|Bulungan]]. Status Tanjung Selor saat ini, masih berstatus [[kecamatan]] yang masih dipimpin oleh [[Camat]]. Wacana Pemerintah Provinsi [[Kalimantan Utara]] menjadikan Tanjung Selor sebagai sebuah kota disambut baik oleh Bupati Bulungan, H. Budiman Arifin.<ref>{{cite-web|url=https://humas.kaltaraprov.go.id/berita/view/447/tanjung-selor-jadi-kota-bupati-sangat-mendukung.html|title=Tanjung Selor Jadi Kota, Bupati Sangat Mendukung|access-date=17 Januari 2020|archive-date=2020-11-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20201124152854/https://humas.kaltaraprov.go.id/berita/view/447/tanjung-selor-jadi-kota-bupati-sangat-mendukung.html|dead-url=yes}}</ref>
 
Tanjung Selor memiliki luas wilayah 677,77&nbsp;km² dan berdasarkan data BPS kabupaten Bulungan tahun [[2021]], jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak 56.569 jiwa, dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km². Pada tahun 2012, penduduk Tanjung Selor berjumlah 42.231 jiwa dengan rincian jumlah penduduk 22.488 laki-laki dan 19.743 perempuan, dengan Angka Sex Ratio sebesar 113,90 persen. Apabila dikaitkan dengan luas wilayah Kota Tanjung Selor dengan jumlah penduduknya yang cukup signifikan maka kepadatan penduduk Kota Tanjung Selor adalah sebesar 33 orang per km² pada tahun 2012.<ref>[http://bulungankab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=7 / Kepadatan penduduk, sex ratio dan laju pertumbuhan penduduk tahun 2012]</ref>
 
== Sejarah ==
{{rujukan}}
[[Berkas : Tanjung Selor Tempo Dulu.jpg|300px|ka|jmpl]]
Alam sejarah Bulungan, sebuah bandar dagang baru yaitu Tanjung Selor dibangun berseberangan di Tanjung Palas. Tanjung Selor menjadi pusat perdagangan yang ramai, ini disebabkan wilayah Kesultanan Bulungan terletak pada jalur perdagangan internasional pantai timur Kalimantan. Pada masa itu aktivitas perdagangan ramai terjadi di sekitar pantai timur di mana para pedagang dari Singapura, Bwansa (Sulu), Magindanou, Bulungan dan Berau singgah ke bandar Samarinda yang merupakan bandar resmi Kerajaan Kutai yang juga menghubungkan Makassar sehingga otomatis Bulungan masuk dalam jalur pelayaran internasional pada masa itu. Bandar-bandar ini menjadi wilayah berkumpulnya pusat perdagangan setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga jual beli hasil bumi yang dikumpulkan di wilayah hulu sungai seperti sarang burung, lilin, rotan dan lain sebagainya juga diperdagangkan di bandar dagang milik Kesultanan Bulungan ini.
 
Menurut laporan yang dibuat oleh J. Zweger sekitar tahun 1853 misalnya, mencatat aktivitas dagang yang berkembang pesat saat itu. Munculnya Tanjung Selor, berhadapan dengan Tanjung Palas, Ibu kota Kesultanan Bulungan, memicu lahirnya kedatangan para pendatang yang juga berprofesi sebagai pedagang dari luar Bulungan, sehingga terbentuklah perkampungan baru di seberang Tanjung Palas yaitu di Tanjung Selor. Wilayah itu tidak hanya dihuni para pendatang berkebangsaan keturunan Arab yang kemudian membuat pemukiman yang bernama kampung Arab, tetapi juga diikuti tumbuhnya kantong-kantong pemukiman lain yang menyebar di sekitar tepi sungai di Tanjung Selor. Selain orang-orang keturunan Arab, Tanjung Selor juga dihuni suku bangsa lain seperti orang-orang Tidung, Bugis, Jawa, Melayu (Sumatra), Banjar dan orang Cina.
 
Tumbuhnya kantong-kantong pemukiman di Tanjung Selor ini bukannya disebabkan adanya kegiatan usaha dagang saja, tetapi juga karena adanya migrasi dalam skala yang cukup besar dari tanah asal mereka. Sebagian besar dari mereka masuk dalam kelompok orang-orang Melayu sehingga mudah melakukan pembauran dalam masyarakat. Selain itu pembauran ini juga mempercepat penyebaran agama Islam pada masa itu. Selain kampung Arab, kampong dagang dan tanah seribu, dikenal juga kampung pasar yang kebanyakan dihuni oleh orang-orang Banjar.
 
Adanya interaksi dagang pada masa itu berkembang menjadi semacam saling tukar menukar keahlian dalam bidang teknik dan perdagangan, contohnya pengetahuan tentang teknik membuat perahu dan kapal, pengetahuan tentang arah mata angin dalam pelayaran, pengetahuan tentang letak suatu wilayah di sepanjang pantai timur Kalimantan (Geografi), pengetahuan tentang Komoditas Ekspor Impor, peredaran mata uang, dan yang paling penting adalah pengetahuan tentang penggunaan tulisan dan bahasa Melayu yang digunakan sebagai Linguafranca (Bahasa Internasional) sebagai bahasa pengantar.
 
Temuan arkeologis berupa kompleks makam-makam raja-raja Bulungan di Tanjung Palas semakin menguatkan adanya unsur-unsur penggunaan bahasa dan tulisan Arab Melayu di lingkungan dalam atau luar istana. Disinyalir para diplomat Kesultanan Bulungan menggunakan tulisan Arab Melayu sebagai perantara dalam bidang perdagangan, politik, maupun urusan diplomasi kenegaraan dengan kerajaan-kerajaan di sekitar wilayah Kesultanan Bulungan.<ref>[http://muhzarkasy-bulungan.blogspot.com/2011/01/hikayat-kota-tanjung-selor-edisi-revisi.htm Hikayat Kota Tanjung Selor]</ref>
 
== Wilayah Administrasi ==
Wilayah administratif pemerintahan Kecamatan Tanjung Selor membawahi 3 (tiga) wilayah pemerintahan Kelurahan yaitu: Tanjung Selor Hulu, Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor Timur. Membawahi pula 6 (enam) desa, meliputi: Jelarai Selor, Gunung Seriang, Bumi Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak <ref>[{{Cite web |url=http://www.bulungan.go.id/v02/index.php/profil-kecamatan/tanjung-selor/ |title=Profil Kecamatan Tanjung Selor] |access-date=2018-02-05 |archive-date=2014-05-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140522033331/http://www.bulungan.go.id/v02/index.php/profil-kecamatan/tanjung-selor |dead-url=yes }}</ref>
 
== Batas wilayah ==
Baris 90 ⟶ 75:
 
== Demografi ==
[[Berkas:Gereja Katedral Santa Maria Assumpta Tanjung Selor.JPG|jmpl|ki|Gereja Katedral Santa Maria Assumpta Tanjung Selor.]]
 
=== Budaya ===
Tanjung Selor adalah ibu kota [[Kabupaten Bulungan]] dan merupakan pusat pemerintahan. Masyarakatnya sangat beragam terdiri dari berbagai suku, seperti Tidung, Bulungan, Dayak, Bugis, Jawa, dan suku-suku pendatang lainnya.
Dengan keragaman suku masyarakat membuat budayanya pun juga cukup beragam, sesuai dengan keradaan suku masyarakatnya. Namun dengan keragaman itulah membuat dinamika budaya pun mengalami proses akulturasi dan saling menghormati antar budaya dan masyarakatnya.
 
=== Agama ===
Berdasarkan data BPS kabupaten Bulungan tahun [[2021]] mencatat bahwa mayoritas penduduk Tanjung Selor memeluk agama [[Islam]] yakni 79,38%, kemudian [[Kristen]] 19,52% dimana [[Protestan]] 15,70% dan [[Katolik]] 3,82%. Selebihnya beragama [[Budha]] yakni 0,98%, [[Hindu]] 0,11% dan [[Konghucu]] 0,01%.<ref name="BULUNGAN"/> Sarana ibadah yang ada di wilayah ini terdiri dari 29 masjid, 31 mushola, kemudian 11 gereja dimana 10 gereja Protestan dan 1 gereja Katolik.<ref name="BULUNGAN"/>
 
=== Pendidikan ===
Sarana Pendidikan: 8 TK, 31 SD/MI, 1 SDLB, 11 SMP/MTs, 7 SMA/MA dan 3 Perguruan Tinggi.
== Rencana Pemekaran ==
Kota Tanjung Selor merupakan ibukota Kabupaten Bulungan akan dinaikkan menjadi sebuah kotamadya, Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kota ini meliputi 4 Kecamatan, yakni: Kecamatan Tanjung Selor, Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kecamatan Tanjung Palas Timur, dan Kecamatan Tanjung Palas Tengah, serta rencana pemindahan ibukota ke Kecamatan Tanjung Palas sebagai Pusat Pemerintah Kabupaten Bulungan.<ref>{{cite web|url=https://www.jurnalkaltara.com/sepakat-ibukota-bulungan-pindah-ke-tanjung-palas/|title=Sepakat Ibukota Bulungan Pindah ke Tanjung Palas|date=8 Februari 2021|website=www.jurnalkaltara.com|accessdate=2 November 2021}}</ref>
 
== Referensi ==