Romawi Kuno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Romawi Kuno |
Menambahkan informasi terkait kapan berakhirnya peradaban Romawi Kuno, menyesuaikan penyebutan nama-nama, dan menambahkan beberapa tautan ke artikel wikipedia terkait. Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis VisualEditor |
||
(27 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox country
| native_name = ''Roma''
| conventional_long_name = Romawi Kuno
| common_name = Romawi Kuno
| capital = [[Roma]], <small>dan beberapa kota lain menjelang keruntuhannya, teristimewa [[Konstantinopel|Konstantinopolis]] dan [[Ravenna]].</small>
| common_languages = [[bahasa Latin|Latin]]
| era
| government_type = [[Kerajaan Romawi|Kerajaan]] (753–509 SM)<br />[[Republik Romawi|Republik]] (509–27 SM)<br />[[Kekaisaran Romawi|Kekaisaran]] (27 SM–476 M)
| year_start = 753 SM
| year_end = 476/480 M{{Ref|lifespan|1}}
| event_start = [[Berdirinya Roma|Berdirinya kota Roma]]
| event1 = [[Penggulingan monarki Romawi|Penggulingan]] [[Lucius Tarquinius Superbus|Tarquinus Si Tinggi Hati]]
| date_event1 = 509 SM
| event2 = [[Octavianus]] dimasyhurkan sebagai [[Augustus]]
| date_event2 = 27 SM
| event_end = [[Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|Runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat]]
| image_coat = Spqrstone.jpg
| symbol_type = ''[[wikt:senatus|'''S'''enātus]] [[wikt:populus|'''P'''opulus]][[wikt:-que|'''q'''ue]] [[wikt:romanus|'''R'''ōmānus]]''<br><small>[[SPQR|(Majelis
| image_map = Roman Republic Empire map.gif
| image_map_caption = Wilayah peradaban bangsa Romawi:
{{Legend|#a64|[[Republik Romawi]]}}
{{Legend|#a6a|[[Kekaisaran Romawi]]}}
{{Legend|#48a|[[Kekaisaran Romawi Barat]]}}
{{Legend|#bc4|[[Kekaisaran Romawi Timur]]}}
| footnote1 = {{Note|lifespan||Meski penurunan takhta kaisar [[Romulus Augustus]] pada 476 M merupakan kejadian yang paling sering dirujuk sebagai [[Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|berakhirnya]] [[Kekaisaran Romawi Barat]], [[Julius Nepos|Yulius Nepos]], kaisar Romawi Barat terakhir yang diakui oleh [[Daftar kaisar Romawi Timur|kaisar]] [[Kekaisaran Romawi Timur|Romawi Timur]] sebagai kaisar Barat yang sah, tetap mengklaim gelar kaisar Romawi Barat dari [[Dalmasia]] sampai pembunuhannya pada 480 M. Kejadian lain yang dirujuk adalah reorganisasi semenanjung Italia oleh [[Yustinianus I|Kaisar Yustinianus I]] di akhir abad ke-6 M}}
}}
{{Politik Romawi Kuno}}
Di bidang historiografi modern, '''Romawi Kuno''' adalah sebutan bagi [[peradaban]] bangsa Romawi mulai dari berdirinya kota [[Roma
* Scheidel (2006, hlm. 2) memperkirakan ada 60 juta jiwa.
* Goldsmith (1984, hlm. 263) memperkirakan ada 55 juta jiwa.
Baris 46 ⟶ 47:
Pada masa pemerintahan [[Trajanus|Traianus]], luas wilayah Kekaisaran Romawi mencapai puncaknya, membentang dari [[Cekungan Mediterania|kawasan sekeliling Laut Tengah]] sampai ke pantai [[Laut Utara]] di sebelah utara, dan pantai [[Laut Tengah]] serta pantai [[Laut Kaspia]] di sebelah timur. Adab dan adat warisan zaman republik mulai memudar pada zaman kekaisaran, manakala perang saudara menjadi peristiwa lumrah yang mengawali kemunculan kaisar baru.<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books/about/The_Greatness_and_Decline_of_Rome.html?id=_TsTAAAAYAAJ|title=The Greatness and Decline of Rome, Jilid 2|page=215|last=Ferrero|first=Guglielmo|translator1-last=Zimmern|translator1-first=Sir Alfred Eckhard|translator2-last=Chaytor|translator2-first=Henry John|publisher=G.P. Putnam's Sons|date=1909}}</ref><ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books/about/Shakespeare_and_Republicanism.html?id=Ssm3UQYmsYIC|title=Shakespeare and Republicanism|page=68|last=Hadfield|first=Andrew Hadfield|publisher=Cambridge University Press|date=2005|isbn=978-0521816076}}</ref><ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books/about/The_Philosophy_of_Law.html?id=symGBDPyd5YC|title=The Philosophy of Law: An Encyclopedia, Jilid 1|page=741|last=Gray|first=Christopher B|publisher=Taylor & Francis|date=1999|isbn=978-0815313441}}</ref> Negara-negara pecahan Kekaisaran Romawi, semisal [[Kekaisaran Tadmur]], sempat menyekat wilayah kekaisaran semasa [[Krisis Abad Ketiga]].
Akibat digerogoti kekacauan di dalam negeri dan [[Masa Migrasi|serangan suku-suku bangsa asing yang hijrah ke wilayahnya]], [[Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|bagian barat Kekaisaran Romawi akhirnya terpecah belah]] menjadi [[kerajaan-kerajaan orang barbar|kerajaan-kerajaan merdeka]] bentukan suku-suku Barbar pada abad ke-5. Para sejarawan menjadikan peristiwa keterpecahbelahan ini sebagai tonggak [[sejarah semesta]] yang memisahkan kurun waktu kuno dari kurun waktu "[[Zaman Kegelapan (historiografi)|kegelapan]]" pra-Abad Pertengahan di Eropa. Bagian timur Kekaisaran Romawi bertahan menyintasi abad ke-5, dan tetap menonjol sebagai salah satu negara adidaya di pentas dunia sepanjang "Abad Kegelapan" dan [[Abad Pertengahan]], sampai akhirnya [[Kejatuhan Konstantinopel|tumbang]] pada tahun 1453. Kendati rakyat Kekaisaran Romawi tidak membeda-bedakan bagian barat dari bagian timur, para sejarawan Zaman Modern lazimnya menggunakan istilah "[[Kekaisaran Romawi Timur]]" sebagai sebutan bagi Kekaisaran Romawi yang tersisa pada Abad Pertengahan, guna membedakannya dari Kekaisaran Romawi yang seutuhnya pada Abad Kuno.<ref>{{Cite
== Mitos asal usul ==
Baris 55 ⟶ 56:
Raja Numitor dimakzulkan saudara kandungnya, [[Amulius]]. Karena khawatir suatu ketika nanti Romulus dan Remus akan merebut kembali singgasana, Amulius menyuruh orang menenggelamkan kedua bayi kembar itu.<ref name=livy8 /> Seekor [[serigala betina (mitologi Romawi)|serigala betina]] (atau seorang istri gembala menurut sejumlah riwayat lain) menyelamatkan dan membesarkan mereka. Sesudah beranjak dewasa, si kembar merebut dan menyerahkan kembali singgasana Alba Longa kepada Numitor.<ref name=livy8 /><ref name="Caesarandchrist" >{{cite book|last1=Durant|first1=Will|last2=Durant|first2=Ariel|title=The Story of Civilization – Volume III: Caesar and Christ|date=1944|publisher=Simon and Schuster, Inc.|location=|isbn=978-1567310238|pages=12–14|title-link=The Story of Civilization}}</ref>
Si kembar selanjutnya mendirikan kota mereka sendiri. Malangnya Remus tewas dibunuh Romulus dalam pertengkaran mengenai letak [[Kerajaan Romawi|kerajaan]] yang akan mereka dirikan. Menurut beberapa sumber, keduanya mempertengkarkan soal siapa yang akan menjadi raja, atau siapa yang namanya akan dijadikan nama kota.<ref>Roggen, Hesse, Haastrup, Omnibus I, H. Aschehoug & Co 1996</ref> Nama Romuluslah yang akhirnya menjadi nama kota binaan si kembar.<ref name=livy8 /> Untuk memperbanyak jumlah warganya, Roma menawarkan suaka bagi kaum papa, orang-orang buangan, dan orang-orang yang keberadaannya tidak diharapkan. Kebijakan ini menimbulkan masalah, karena jumlah warga laki-laki terus meningkat, sementara warga perempuan menjadi langka. Romulus sampai harus melawat kota demi kota dan suku demi suku di sekitar Roma, dalam rangka mencarikan istri bagi sekian banyak warga Roma yang masih membujang. Akan tetapi Roma sudah telanjur dipenuhi orang-orang yang tidak disukai sehingga usaha Romulus menemui jalan buntu. Menurut legenda, orang Latini akhirnya menggunakan tipu muslihat demi mendapatkan istri. Mereka mengundang [[Sabine|orang Sabini]] menghadiri suatu perayaan meriah, lalu [[Pemerkosaan Wanita Sabine|melarikan anak-anak gadis mereka]], sehingga orang Latini dan orang Sabini akhirnya berbaur.<ref>[http://ancienthistory.about.com/cs/grecoromanmyth1/a/mythslegends_3.htm Myths and Legends- Rome, the Wolf, and Mars] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070529053414/http://ancienthistory.about.com/cs/grecoromanmyth1/a/mythslegends_3.htm |date=2007-05-29 }}. Diakses 8 Maret 2007.</ref>
Menurut legenda lain yang dicatat oleh sejarawan Yunani, [[Dionysios dari Halikarnassos|Dionisios asal Halikarnasos]], konon sesudah kota Troya diluluhlantakkan orang-orang Yunani dalam [[Perang Troya]], Aeneas memimpin serombongan pengungsi Troya berlayar mencari tempat untuk mendirikan kota Troya yang baru. Setelah mengarungi laut yang bergelora, mereka akhirnya mendarat di tepi [[Sungai Tiber]]. Tak seberapa lama menjejaki daratan, para penumpang lelaki sudah ingin kembali berlayar, bertolak belakang dengan keinginan para penumpang perempuan. Roma, salah seorang penumpang perempuan, mengajak perempuan-perempuan lain bersama-sama membakar kapal guna membatalkan pelayaran. Para penumpang lelaki mula-mula memarahi Roma, tetapi akhirnya sadar bahwa tempat persinggahan mereka sesungguhnya layak dijadikan tempat bermukim yang baru. Permukiman yang mereka dirikan di tepi Sungai Tiber diberi nama Roma, sama seperti nama biang kerok pembakaran kapal mereka.<ref>Mellor, Ronald and McGee Marni, ''The Ancient Roman World'' hlm. 15 (Dikutip 15 Maret 2009)</ref>
Baris 120 ⟶ 121:
{{legend|#ffcb90|Wilayah Kartago}}
{{legend|#b4d5b1|Wilayah Romawi}}]]
[[Berkas:RUSSELL(1854) p182 Siege of Numantia.jpg|jmpl|300px|Salah satu aksi pengepungan bangsa Romawi yang paling masyhur adalah aksi pengepungan [[Numantia]], kubu pertahanan [[suku Keltiberia|orang Keltiberia]] di tengah kawasan utara wilayah Spanyol sekarang ini, oleh [[Scipio Aemilianus]] pada tahun 133 SM<ref>{{cite book |last1=Bennett |first1=Matthew |last2=Dawson |first2=Doyne |last3=Field |first3=Ron |last4=Hawthornwaite |first4=Philip |last5=Loades |first5=Mike |title=The History of Warfare: The Ultimate Visual Guide to the History of Warfare from the Ancient World to the American Civil War |url=https://archive.org/details/historyofwarfare0000timn |date=2016 |page=[https://archive.org/details/historyofwarfare0000timn/page/61 61]}}</ref>]]
[[Berkas:Escipión africano.JPG|jmpl|upright=0.9|[[seni potret Romawi|Patung dada]] [[Scipio Africanus|Scipio Africanus Tua]] di [[Museum Arkeologi Nasional Napoli]] (Nomor Inventaris 5634), <br>diperkirakan berasal dari pertengahan abad pertama SM<ref>AncientRome.ru. "[http://ancientrome.ru/art/artworken/index.htm?id=52 Basis data seni rupa Zaman Kuno]." Diakses 25 Agustus 2016.</ref> <br>Ditemukan dalam penggalian di [[Villa dei Papiri|Vila Papirus]], situs arkeologi [[Herculaneum]], oleh [[Karl Jakob Weber]], 1750–65<ref>AncientRome.ru. "[http://ancientrome.ru/art/artworken/img.htm?id=4625#sel=3:1,4:5 Publius Cornelius Scipio Africanus]." Diakses 25 Agustus 2016.</ref>]]
Pada abad ke-3 SM, Roma mendapat lawan baru yang tangguh, yakni [[Kartago Kuno|Kartago]], [[negara kota]] [[bangsa Fenisia]] yang kaya lagi makmur dan berhasrat menguasai seluruh kawasan sekitar Laut Tengah. Roma dan Kartago pernah bersekutu pada zaman Piros dari Epiros, musuh bersama mereka, tetapi hegemoni Roma di daratan Italia dan [[talasokrasi|kejayaan bahari]] Kartago melambungkan masing-masing kota menjadi dua kekuatan utama di sebelah barat kawasan Laut Tengah, dan benturan kepentingan kedua kota atas kawasan Laut Tengah tak ayal berujung sengketa.
Baris 130 ⟶ 131:
Perang Punik II termasyhur karena kehebatan panglima-panglima perangnya, yakni [[Hannibal|Hannibal Barca]] ([[bahasa Punik]]: 𐤇𐤍𐤁𐤏𐤋 𐤁𐤓𐤒, ''Hanibaʿal Baraq'') dan [[Hasdrubal|Hasdrubal Barca]] ([[bahasa Punik]]: 𐤏𐤆𐤓𐤁𐤏𐤋 𐤁𐤓𐤒, ''ʿAzrubaʿal Baraq'') di kubu Kartago, serta [[Marcus Claudius Marcellus]], [[Quintus Fabius Maximus Verrucosus]], dan [[Scipio Africanus|Publius Cornelius Scipio]] di kubu Roma. Semasa berlangsungnya Perang Punik II, Roma juga terlibat dalam [[Perang Makedonia Pertama|Perang Makedonia I]]. Perang Punik II bermula dengan invasi nekat atas Hispania oleh Hannibal Barca, Senapati Kartago yang pernah memimpin aksi-aksi militer Kartago di Sisilia pada Perang Punik I. Hannibal, putra [[Hamilcar Barca]] ([[bahasa Punik]]: 𐤇𐤌𐤋𐤒𐤓𐤕 𐤁𐤓𐤒, ''Hamilqart Baraq''), bergerak cepat melintasi [[Hispania]] menuju [[Alpen|Pegunungan Alpen]] Italia, sehingga menggentarkan sekutu-sekutu Roma di Italia. Cara terbaik menggagalkan usaha Hannibal untuk membuat orang-orang Italia mengkhianati Roma adalah memperlambat laju pergerakan bala tentara Kartago dengan serangan-serangan [[gerilya]] guna memangkas kekuatan tempur mereka sedikit demi sedikit. Muslihat ini diusulkan oleh Quintus Fabius Maximus sehingga akhirnya terkenal dengan sebutan [[Muslihat Fabius]], dan Quintus Fabius Maximus sendiri kelak dijuluki '' Cunctator'' (Si Penghambat). Akibat muslihat ini, Hannibal tidak dapat menggerakkan cukup banyak kota di Italia untuk melawan Roma maupun untuk menambah kekuatan tempurnya yang sudah menyusut akibat aksi-aksi gerilya Romawi, sehingga jumlah prajurit dan alat tempurnya tidak cukup memadai untuk dikerahkan mengepung Roma.
Kendati demikian, Hanibal tetap saja merajalela di Italia sampai 16 tahun lamanya. Setelah Hannibal diperkirakan sudah kehabisan perbekalan, orang Romawi pun mengeluarkan jagoan mereka, Publius Cornelius Scipio. Senapati Romawi ini berhasil mengalahkan adik Hannibal, Hasdrubal Barca, di daerah yang kini menjadi wilayah negara Spanyol, dengan maksud
Setengah abad lebih sesudah peristiwa-peristiwa ini, Kartago sudah benar-benar terpuruk, dan Roma sudah tidak lagi memusingkan seteru Afrikanya itu. Perhatian Republik Romawi kala itu sepenuhnya diarahkan pada kerajaan-kerajaan [[periode Hellenistik|Helenistik]] di Yunani dan [[Perang Keltiberia|pemberontakan-pemberontakan di Hispania]]. Kendati demikian, sesudah melunasi pampasan perang, Kartago merasa tidak perlu lagi tunduk dan patuh pada Roma, berlawanan dengan pandangan [[senat Romawi|''senatus'']]. Ketika diinvasi [[Numidia]] pada tahun 151 SM, Kartago meminta Roma turun tangan. Duta-duta pun diutus ke Kartago, antara lain [[Marcus Porcius Cato]]. Setelah menginsyafi bahwa Kartago masih berpeluang bangkit dari keterpurukan dan kembali berjaya, Marcus Porcius Cato senantiasa mengakhiri setiap pidatonya, apa pun isinya, dengan kalimat "''[[Ceterum censeo Carthaginem esse delendam]]''" (akhir kata, menurut hemat saya, Kartago harus dibinasakan).
Baris 143 ⟶ 144:
Dominasi asing menimbulkan pertikaian di dalam negeri. Para senator menggelembungkan pundi-pundi pribadi dengan mengisap kekayaan [[Provinsi Romawi|provinsi-provinsi jajahan]]. Para prajurit, yang kebanyakan adalah petani-petani kecil, harus menjalani masa bakti yang lebih lama di luar negeri sehingga ladang-ladang mereka terbengkalai. Meningkatnya ketergantungan terhadap tenaga [[Perbudakan pada Abad Kuno|budak belian]] dan pertambahan jumlah ''[[latifundium]]'' mempersempit peluang kerja bagi tenaga kerja upahan.<ref>{{cite book|last1=Duiker|first1=William|last2=Spielvogel|first2=Jackson|title=World History|url=https://archive.org/details/worldhistoryto1500duik|date=2001|publisher=Wadsworth|isbn=978-0-534-57168-9|pages=[https://archive.org/details/worldhistoryto1500duik/page/136 136]–137|edition=3}}</ref><ref>[http://web.ics.purdue.edu/~rauhn/fall_of_republic.htm Fall of the Roman Republic, 133–27 BC]. [[Universitas Purdue]]. Diakses 24 Maret 2007.</ref>
Pendapatan negara dari jarah, [[merkantilisme]] di provinsi-provinsi baru, dan [[ijon|sistem ijon]] menciptakan peluang-peluang ekonomi baru bagi para hartawan, sehingga muncullah suatu golongan baru dalam masyarakat, yakni kalangan [[saudagar]] yang disebut ''[[Eques]]'' (kesatria).<ref name="Liviuseques">[http://www.livius.org/ei-er/eques/eques.html Eques (Knight)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140807190312/http://www.livius.org/ei-er/eques/eques.html |date=2014-08-07 }} oleh Jona Lendering. Livius.org. Diakses 24 Maret 2007.</ref> ''[[Lex Claudia]]'' (Undang-Undang Claudius) melarang anggota-anggota ''senatus'' untuk berkiprah di bidang perniagaan, sehingga kendati kaum ''Eques'' secara teori boleh menjadi anggota ''senatus'', kiprah mereka di bidang politik sangat dibatasi.<ref name="Liviuseques" /><ref>{{cite book|last1=Adkins|first1=Lesley|last2=Adkins|first2=Roy|title=Handbook to Life in Ancient Rome|url=https://archive.org/details/handbooktolifein0000adki_q8n6|page=[https://archive.org/details/handbooktolifein0000adki_q8n6/page/38 38]|date=1998|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=978-0-19-512332-6}}</ref> ''Senatus'' tak henti-hentinya berbantah-bantahan, berulang kali menghalangi usaha-usaha [[reformasi agraria]] yang penting, dan menolak memberi peluang yang lebih besar bagi kaum ''Eques'' untuk urun rembuk dalam urusan pemerintahan.
Gerombolan-gerombolan warga kota pengangguran, yang dikendalikan oleh senator-senator yang saling bersaing, mengintimidasi para pemilih dengan kekerasan. Keadaan semacam ini mencapai puncaknya pada akhir abad ke-2 SM, manakala [[Gracchus bersaudara]], dua orang [[tribun]] adik-beradik, memperjuangkan pengesahan dan penerapan undang-undang reformasi pertahanan, yang mengatur tentang pembagi-bagian kembali tanah-tanah milik kaum ''Patricius'' kepada kaum ''Plebs''. Gracchus bersaudara tewas dibunuh orang, dan ''senatus'' meloloskan rancangan undang-undang baru yang mementahkan kembali semua jerih payah Gracchus bersaudara.<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books/about/Twenty_six_Centuries_of_Agrarian_Reform.html?id=kmZHKOHgvFQC|title=Twenty-six Centuries of Agrarian Reform: A Comparative Analysis|page=34|last=Tuma|first=Elias H.|publisher=University of California Press|date=1965}}</ref> Peristiwa ini menimbulkan keretakan hubungan yang terus melebar di antara kaum ''Plebs'' (kubu ''[[populares]]'') dan kaum ''Eques'' (kubu ''[[optimates]]'').
Baris 164 ⟶ 165:
Pada pertengahan abad pertama SM, perpolitikan Romawi Kuno dilanda kemelut. Gelangang politik di Roma menjadi ajang pertarungan dua kubu, yakni kubu ''[[Populares]]'' yang hendak mencari dukungan rakyat, dan kubu ''[[Optimates]]'' yang hendak mempertahankan hak istimewa kaum ningrat sebagai penyelenggara negara. Lucius Cornelius Sulla menyingkirkan semua tokoh pimpinan kubu ''Populares'', dan usaha perombakan undang-undang dasar yang dilakukannya menghilangkan semua kewenangan (misalnya kewenangan [[Tribunus plebis|''Tribunus Plebis'']], ''tribunus'' dari kaum ''Plebs'') yang mendukung kubu ''Populares''. Sementara itu, tekanan sosial dan ekonomi terus meningkat. Roma telah berubah menjadi sebuah metropolis yang dihuni kalangan ningrat kaya raya, para pemburu kekuasaan yang terlilit utang, dan sehimpunan besar kaum buruh yang sering kali terdiri atas petani-petani miskin. Kelompok-kelompok masyarakat kalangan buruh mendukung [[Lucius Sergius Catilina|rencana makar Senator Lucius Sergius Catilina]]. Rencana makar gagal terlaksana lantaran ''Consul'' [[Marcus Tullius Cicero]] buru-buru menangkap dan menghukum mati para pemimpin gerakan makar.
Di tengah segala ingar-bingar ini muncul [[Yulius Kaisar|Gaius Iulius Caesar]], tokoh dari kalangan ningrat yang tidak bergelimang harta. [[Iulia Caesaris (istri Gaius Marius)|Bibinya yang bernama Iulia]] adalah istri Gaius Marius,<ref name=Plutarch>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Plutarch/Lives/Caesar*.html Plutarch Parallel Lives], ''Life of Caesar'', I,2</ref> sementara ia sendiri menunjukkan keberpihakan pada kubu ''Populares''. Demi mendapatkan kekuasaan, Gaius Iulius Caesar mendamaikan dua tokoh terkuat di Roma yang saling berseteru, yakni [[Marcus Licinius Crassus]], yang sudah banyak berjasa memberi bantuan dana kepadanya saat baru merintis karier, dan [[Pompeius|Gnaeus Pompeius]], yang ia ambil jadi [[Iulia Caesaris (anak Yulius Kaisar)|menantu]]. Bersama kedua orang kuat Roma ini, ia membentuk sebuah persekutuan tidak resmi yang disebut [[Triumvirat pertama|Triumviratus]] (ketriwiraan). Rancangan ini memuaskan semua pihak. Marcus Licinius Crassus, hartawan terkaya di Roma, menjadi semakin kaya dan akhirnya berhasil menduduki jabatan senapati tinggi, Gnaeus Pompeius kian leluasa mempengaruhi ''senatus'', sementara Gaius Iulius Caesar sendiri mendapatkan jabatan ''consul'' dan jabatan senapati di [[Galia]].<ref>{{cite book|last1=Scullard|first1=Howard Hayes|title=From the Gracchi to Nero|url=https://archive.org/details/fromgracchitoner00scul|date=1982|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-02527-0|edition=5}} Bab VI–VIII.</ref> Selama masih seiya sekata, ketiga tokoh ini adalah penguasa-penguasa ''de facto'' Republik Romawi.
Pada tahun 54 SM, putri Gaius Iulius Caesar, istri Gnaeus Pompeius, wafat saat bersalin, sehingga terputuslah satu mata rantai pengikat persekutuan triwira. Pada tahun 53 SM, Marcus Licinius Crassus menginvasi [[Kekaisaran Partia|Partia]] dan gugur dalam [[Pertempuran Carrhae|Pertempuran Haran]]. Triumviratus pun tercerai berai dengan wafatnya Marcus Licinius Crassus, yang sebelumnya menjadi penengah antara Gaius Iulius Caesar dan Gnaeus Pompeius Magnus. Tanpa kehadirannya, kedua senapati ini pun mulai saling sikut berebut kekuasaan. Gaius Iulius Caesar [[Perang Galia|menaklukkan Galia]], menghimpun harta berlimpah, dihormati di Roma, dan dijunjung tinggi oleh legiun-legiun yang sudah kenyang asam garam pertempuran. Ia pun kian dipandang sebagai lawan berat oleh Gnaeus Pompeius, dan dibenci banyak tokoh kubu ''Optimates''. Karena yakin bahwa Gaius Iulius Caesar dapat dijegal dengan cara-cara yang sah, para kaki tangan Gnaeus Pompeius bersiasat memisahkan Gaius Iulius Caesar dari legiun-legiunnya sebagai langkah awal dari usaha menyeretnya ke hadapan mahkamah, memiskinkannya, dan menjatuhkan hukuman buang padanya.
Baris 201 ⟶ 202:
Tiberius wafat (atau tewas dibunuh)<ref name=tarver1902/> pada tahun 37 M. Ahli waris laki-laki wangsa Iulia-Claudia kala itu adalah [[Claudius]] (kemenakan Tiberius), [[Tiberius Gemellus]] (cucu Tiberius), dan [[Caligula]] (anak dari kemenakan Tiberius). Karena Tiberius Gemellus masih kanak-kanak, Caligula pun terpilih menjadi kepala negara yang baru. Ia adalah penguasa yang dicintai rakyat selama paruh pertama masa pemerintahannya, tetapi berubah menjadi tiran yang kasar dan sinting saat menguasai pemerintahan.<ref>{{cite book|author1=Johann Jakob Herzog|author2=John Henry Augustus Bomberger|title=The Protestant Theological and Ecclesiastical Encyclopedia: Being a Condensed Translation of Herzog's Real Encyclopedia|url=https://books.google.com/books?id=VOkXAAAAYAAJ&pg=PA99|accessdate=31 Mei 2012|year=1858|publisher=Lindsay & Blakiston|pages=99–}}</ref><ref>{{cite book|title=The Chautauquan|url=https://books.google.com/books?id=g8fmAAAAMAAJ&pg=PA445|accessdate=31 Mei 2012|year=1881|publisher=M. Bailey|pages=445–}}</ref> Menurut sejarawan [[Suetonius]], Caligula melakukan [[hubungan sedarah]] dengan saudari-saudari kandungnya, membunuh sejumlah orang hanya untuk bersenang-senang, dan mengangkat [[Incitatus|seekor kuda]] menjadi ''consul''.<ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Suetonius/12Caesars/Caligula*.html#ref101] Suetonius, ''The Twelve Caesars'', ''Caligula'', LV, 3.</ref> Laskar Praetoriani membunuh Caligula empat tahun sesudah Tiberius wafat,<ref>{{cite book|author=Compendium|title=A compendium of universal history. Ancient and modern, by the author of 'Two thousand questions on the Old and New Testaments'.|url=https://books.google.com/books?id=d4ADAAAAQAAJ&pg=PA109|accessdate=31 Mei 2012|year=1858|pages=109–}}</ref> dan dengan dukungan para senator, mereka mengelu-elukan paman Caligula, [[Claudius]], sebagai kaisar yang baru.<ref>{{cite book|author=Sir William Smith|title=Abaeus-Dysponteus|url=https://books.google.com/books?id=ok4pAAAAYAAJ&pg=PA776|accessdate=31 Mei 2012|year=1890|publisher=J. Murray|pages=776–}}</ref> Claudius bukanlah penguasa yang sewenang-wenang seperti Tiberius dan Caligula. Ia menaklukkan [[Lykia|Likia]] dan [[Trake]]. Tindakannya yang paling penting adalah merintis usaha [[Penaklukan Britania oleh Romawi|penaklukan Britania]].<ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Suetonius/12Caesars/Claudius*.html#ref74] Suetonius, ''The Twelve Caesars'', ''Claudius'', XVII.</ref> Claudius tewas diracun istrinya, [[Agrippina Muda]] pada tahun 54 M.<ref>Claudius By Barbara Levick. hlm. 77.</ref> Ahli waris Claudius adalah anak tirinya, [[Nero]], putra Agrippina Muda dari suami terdahulu, karena anak kandung Claudius, [[Britannicus]], belum cukup umur saat ditinggal mati ayahnya.
Nero memerintahkan Senapati [[Gaius Suetonius Paulinus|Suetonius Paulinus]] untuk menginvasi daerah yang kini menjadi wilayah [[Wales]]. Invasi bangsa Romawi disambut bangsa pribumi dengan perlawanan gigih. [[Suku Briton|Orang Kelt]] yang mendiami daerah itu adalah suku bangsa yang mandiri, tangguh, berani mengusir pemungut cukai Romawi, dan nekat memerangi Suetonius Paulinus saat menerobos dari timur ke barat. Ia harus berjuang dalam waktu yang lama sebelum berhasil mencapai daerah pesisir barat laut, dan pada tahun 60 M, ia akhirnya berlayar menyeberangi [[Selat Menai]] menuju pulau keramat Mona (sekarang [[Anglesey]]), benteng terakhir kaum [[druid]].<ref>{{cite book |title=Brief History: Brief History of Great Britain |date=2009 |publisher=Infobase Publishing |page=34}}</ref><ref>{{cite book |title=The British Chronicles, Jilid 1 |date=2007 |publisher=Heritage Books |page=91}}</ref> Bala tentara Romawi [[Penaklukan Anglesey oleh bangsa Romawi|menyerbu Pulau Mona]], membantai kaum druid, penduduk lelaki, perempuan, maupun kanak-kanak,<ref>{{cite book |title=England Invaded |url=https://archive.org/details/englandinvaded0000foor |date=2014 |publisher=Amberley Publishing Limited |page=[https://archive.org/details/englandinvaded0000foor/page/27 27]}}</ref> menghancurkan tempat-tempat suci dan [[hutan larangan|hutan-hutan larangan]], serta membuang banyak tugu batu keramat ke laut. Manakala Paulinus dan bala tentaranya membantai kaum Druid di Mona, suku-suku yang berdiam di daerah yang sekarang disebut [[Anglia Timur]] bangkit memberontak di bawah pimpinan [[Boudica|Boadicca]], ratu [[Iceni|orang Ikeni]].<ref>{{cite book |title=In the Name of Rome: The Men Who Won the Roman Empire |date=2010 |publisher=Hachette UK |page=30}}</ref> Para pemberontak menjarah dan membumihanguskan [[Camulodunum]] ([[Colchester]]), [[Londinium]] ([[London]]), dan [[Verulamium]] ([[St Albans]]) sebelum akhirnya [[Pertempuran Watling Street|diberantas Paulinus]].<ref>{{cite web |title=Gaius Suetonius Paulinus |url=https://warfarehistorynetwork.com/daily/military-history/gaius-suetonius-paulinus/ |access-date=2019-06-16 |archive-date=2021-07-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210713102217/https://warfarehistorynetwork.com/2016/09/27/gaius-suetonius-paulinus/ |dead-url=yes }}</ref> Sama seperti [[Kleopatra]], Ratu Boadicca memilih bunuh diri daripada dipermalukan bangsa Romawi dengan cara diarak dalam pawai kemenangan di Roma.<ref>{{cite book |title=Making Europe: The Story of the West, Jilid I sampai dengan tahun 1790 |date=2013 |page=162}}</ref> Tanggung jawab Nero atas pemberontakan ini masih dapat diperdebatkan, tetapi tetap saja berdampak (positif maupun negatif) pada kewibawaan rezimnya.
Nero sudah umum dikenal sebagai penganiaya utama umat Kristen, dan dikenang karena peristiwa [[Kebakaran Besar Roma|kebakaran besar di kota Roma]], yang menurut desas-desus direkayasa sendiri oleh Nero.<ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Suetonius/12Caesars/Nero*.html#note119] Suetonius, ''The Twelve Caesars'', ''Nero'', XVI.</ref><ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Tacitus/Annals/15B*.html#38] Tacitus, ''Annales'', XXXVIII.</ref> Nero membunuh ibunya pada tahun 59 M, dan membunuh istrinya, [[Claudia Octavia]], pada tahun 62 M. Kaisar yang tidak pernah tetap pendiriannya ini membiarkan para penasihatnya menjalankan pemerintahan, sementara ia sibuk menuruti hawa nafsu, berfoya-foya, dan bertingkah gila-gilaan. Nero kawin sampai tiga kali, dan bermain serong dengan banyak laki-laki maupun perempuan, bahkan konon dengan ibu kandungnya. Aksi makar pada tahun 65 M di bawah pimpinan [[Gaius Calpurnius Piso|Calpurnius Piso]] tidak berhasil menjatuhkan Nero, tetapi pada tahun M, angkatan bersenjata Romawi di bawah pimpinan [[Gaius Julius Vindex|Julius Vindex]] di Galia dan [[Galba|Servius Sulpicius Galba]] di Hispania melakukan pemberontakan. Nero, yang ditinggalkan laskar Praetoriani dan dipidana mati oleh ''senatus'', akhirnya bunuh diri.<ref>[http://www.roman-emperors.org/nero.htm Nero (54–68 AD)] oleh Herbert W. Benario. De Imperatoribus Romanis. 10 November 2006. Diakses 18 Maret 2007.</ref>
Baris 227 ⟶ 228:
[[Peperangan Dacia Trajanus|Traianus menaklukkan Dacia]] (kurang lebih wilayah [[Rumania]] dan [[Moldova]] sekarang ini), dan mengalahkan Raja [[Decebalus]], yang pernah [[Perang Dacia Domitianus|mengecundangi bala tentara Kaisar Domitianus]]. Pada [[Perang Dacia I]] (101–102), [[Dacia]] kalah dan menjadi negara gundal Romawi. Pada [[Perang Dacia II]] (105–106), Traianus menghancurkan seluruh kekuatan pertahanan Dacia, dan menjadikannya bagian dari wilayah Kekaisaran Romawi. Traianus juga menganeksasi negara gundalnya, [[Nabatea]], dan menjadikannya Provinsi [[Arabia Petraea|Arabia Petrea]] dalam wilayah Kekaisaran Romawi, yang meliputi kawasan selatan Negeri Syam dan kawasan barat laut Jazirah Arab.<ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Cassius_Dio/68*.html] Cassius Dio, ''Roman History'', LXVIII, 14.</ref> Ia mendirikan banyak bangunan yang masih tegak sampai sekarang, misalnya [[Forum Trayanus|''Forum Traiani'']] (alun-alun Traianus), [[Pasar Trayanus|''Mercatus Traiani'']] (pasar Trayanus), dan [[Tugu Trayanus|''Columna Traiani'']] (tugu Trayanus). Arsitek andalannya adalah [[Apolodoros dari Damaskus|Apollodorus Damascenus]] (Apollodorus asal Damsyik). Apollodoruslah yang merancang ''Forum Traiani'' dan ''Columna Traiani'', serta mereka ulang gedung [[Pantheon, Roma|''Pantheum'']] (kuil segala dewa-dewi). Gapura peringatan kemenangan Traianus di [[Ancona]] dan [[Benevento|Beneventum]] juga adalah hasil rancangannya. Semasa Perang Dacia II, Apollodorus merancang sebuah [[Jembatan Trayanus|jembatan besar]] melintasi [[Sungai Donau]] bagi Traianus.<ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Cassius_Dio/68*.html] Cassius Dio, ''Roman History'', LXVIII, 13.</ref>
[[Perang Partia Trayanus|Perang terakhir yang dilancarkan Traianus]] adalah perang melawan [[Kekaisaran Partia|Partia]]. Kekaisaran Romawi dan Partia berbagi kekuasaan atas Armenia, sehingga langkah Partia mengangkat seorang raja untuk menduduki singgasana [[Kerajaan Armenia]] membuat Kekaisaran Romawi tersinggung, dan mendorong Traianus memaklumkan perang. Mungkin sekali Traianus berniat menjadi Kaisar Romawi pertama yang berhasil menaklukkan Partia, dan mengulangi kejayaan [[Aleksander Agung]], sang penakluk Asia.<ref>{{cite book|author=Ferdinand Gregorovius|title=The Emperor Hadrian: A Picture of the Graeco-Roman World in His Time|url=https://books.google.com/books?id=D20G5zMpPfUC&pg=PA16|accessdate=31 May 2012|year=1898|publisher=Macmillan|pages=16–}}</ref> Pada tahun 113, ia memimpin bala tentara Romawi bergerak menuju Armenia guna menggulingkan raja negeri itu. Pa tahun 115, Traianus berbalik ke selatan menuju jantung peradaban Partia, merebut kota [[Nusaybin|Nisibis]] dan [[Batnæ]] di kawasan utara Mesopotamia, mendirikan Provinsi [[Mesopotamia (provinsi Romawi)|Mesopotamia]] pada tahun 116, dan mencetak uang-uang logam sebagai pernyataan kedaulatan bangsa Romawi atas Armenia dan Mesopotamia.<ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Cassius_Dio/68*.html] Cassius Dio, ''Roman History'', LXVIII, 17–30.</ref> Pada tahun yang sama, ia merebut [[Seleukia Tepi Tigris]] dan [[Ctesiphon|Ktesifon]] (dekat kota [[Bagdad]] sekarang ini), ibu kota Partia.<ref>{{cite book |title=Emperors of Rome: The Story of Imperial Rome from Julius Caesar to the Last Emperor |date=2014 |publisher=Hachette UK |page=64}}</ref> Sesudah memadamkan pemberontakan bangsa Partia dan [[Perang Kitos|pemberontakan bangsa Yahudi]], Trainanus terpaksa beristirahat karena kesehatannya terganggu. Pada tahun 117, sakitnya bertambah parah, dan ia akhirnya wafat akibat [[sembap]]. Ia menetapkan [[Hadrianus]] menjadi ahli warisnya. Di bawah kepemimpinan Traianus, luas wilayah kedaulatan Kekaisaran Romawi mencapai puncaknya, yakni 2.500.000 mil persegi (6.474.970 kilometer persegi).<ref name= Atlas>{{cite book|last1=Scarre|first1=Chris|title=The Penguin Historical Atlas of Ancient Rome|url=https://archive.org/details/penguinhistorica0000scar|date=1995|publisher=Penguin Books|isbn=978-0-14-051329-5}}</ref>
==== Hadrianus sampai Commodus ====
Baris 290 ⟶ 291:
|footer = [[Masa Migrasi|Invasi]] suku-suku Barbar ke wilayah Kekaisaran Romawi pada kurun waktu 100–500 M. [[Visigoth|Orang Visigoth]] memasuki [[Athena]]. ''Penjarahan Roma oleh Orang Barbar pada Tahun 410'' karya [[Joseph-Noël Sylvestre]].
}}
Keadaan menjadi kian genting pada tahun 408, sepeninggal [[Stilicho]], senapati yang berikhtiar mempersatukan kembali kekaisaran yang terbagi dua dan berjasa mengusir suku-suku bangsa barbar yang menginvasi wilayah kekaisaran pada tahun-tahun permulaan abad ke-5 M. Angkatan bersenjata lapangan yang profesional hancur berantakan. Pada tahun 410, zaman [[wangsa Theodosius|wangsa Theodosiana]], [[Penjarahan Roma (410)|orang Visigoth menyerbu dan menjarah rayah kota Roma]].<ref>Lapham, Lewis (1997). ''The End of the World.'' New York: Thomas Dunne Books. {{ISBN|0-312-25264-1}}. hlmn. 47–50.</ref> Pada abad ke-5, Kekaisaran Romawi Barat mengalami penyusutan wilayah kedaulatan. [[Vandal|Orang Vandal]] menaklukkan [[Kerajaan Vandal|Afrika Utara]], [[Visigoth|orang Visogoth]] menduduki kawasan selatan [[Galia]], [[Suebi|orang Suebi]] merebut [[Gallaecia|Hispania Galisia]], [[Britania Romawi|Britania]] ditelantarkan pemerintah pusat, dan Kekaisaran Romawi dirongrong invasi-invasi [[Attila]], pemimpin [[Hun|orang Hun]].<ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/secondary/BURLAT/8*.html#ref16] Bury, J.B.: ''History of the Later Roman Empire'', 8, §2.</ref><ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/secondary/BURLAT/6*.html#ref82] Bury, J.B.: ''History of the Later Roman Empire'', 6, §4.</ref><ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/secondary/BURLAT/6*.html#3] Bury, J.B.: ''History of the Later Roman Empire'', 6, §3.</ref><ref>[http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/secondary/BURLAT/9*.html] Bury, J.B.: ''History of the Later Roman Empire'', 9.</ref><ref>{{cite web |url=https://www.ucalgary.ca/applied_history/tutor/firsteuro/invas.html |title=The Germanic Invasions of Western Europe |archive-url=https://web.archive.org/web/20130812103150/http://www.ucalgary.ca/applied_history/tutor/firsteuro/invas.html |archive-date= 12 Agustus 2013 |work=University of Calgary |date=Agustus 1996 |access-date=22 Maret 2007}}</ref><ref>{{cite book|last1=Duiker|first1=William|last2=Spielvogel|first2=Jackson|title=World History|url=https://archive.org/details/worldhistoryto1500duik|date=2001|publisher=Wadsworth|isbn=978-0-534-57168-9|page=[https://archive.org/details/worldhistoryto1500duik/page/157 157]|edition=3}}</ref> Senapati [[Flavius Orestes|Orestes]] menolak memenuhi tuntutan-tuntutan suku-suku barbar "sekutu", yang kala itu merupakan bagian dari angkatan bersenjata kekaisaran, dan berusaha mengusir mereka dari Italia. Tindakan Orestes membuat [[Odoaker|Odoacer]], pemimpin suku-suku barbar sekutu, naik pitam. Odoacer mengalahkan sekaligus menewaskan Orestes, menginvasi [[Ravenna]], dan menggulingkan Kaisar [[Romulus Augustus]], putra Orestes. Peristiwa yang terjadi pada tahun 476 ini biasanya dianggap sebagai tonggak sejarah penanda batas antara [[era klasik|Abad Kuno]] dan [[Abad Pertengahan]].<ref>{{cite web|url=http://www.roman-emperors.org/auggiero.htm|title=Roman Emperors – DIR Romulus Augustulus|website=www.roman-emperors.org}}</ref><ref>[http://www.roman-emperors.org/auggiero.htm Romulus Augustulus (475–476 AD) – Two Views] oleh Ralph W. Mathisen dan Geoffrey S. Nathan. De Imperatoribus Romanis. 26 Agustus 1997. Diakses 22 Maret 2007.</ref> Mantan kaisar keturunan ningrat yang digulingkan Orestes, [[Julius Nepos|
Setelah merdeka selama kurang lebih 1200 tahun, dan adidaya selama hampir 700 tahun, negara bangsa Romawi di belahan Dunia Barat akhirnya runtuh.<ref>{{cite book|last1=Durant|first1=Will|last2=Durant|first2=Ariel|title=The Story of Civilization – Volume III: Caesar and Christ|date=1944|publisher=Simon and Schuster, Inc.|location=United States|isbn=978-1567310238|page=670|title-link=The Story of Civilization}}</ref> Semenjak saat itu pula muncul berbagai macam pendapat mengenai sebab-musabab runtuhnya Roma, antara lain akibat hilangnya bentuk pemerintahan republik, kemerosotan akhlak, tirani militer, perang antargolongan, perbudakan, kemandekan ekonomi, perubahan lingkungan, wabah penyakit, kemerosotan ras Romawi, serta pasang surut yang sudah menjadi suratan takdir semua peradaban. Ketika Kekaisaran Romawi Barat tumbang, banyak di antara [[Paganisme|kaum pemeluk agama asli]] mengambinghitamkan agama Kristen dan kemerosotan agama warisan leluhur bangsa Romawi sebagai biang keladinya; sejumlah pemikir rasionalis pada Zaman Modern menyalahkan perubahan dari agama kepahlawanan ke agama anti kekerasan yang menyusutkan jumlah prajurit sebagai biang keladinya; sementara tokoh-tokoh Kristen, semisal [[Agustinus dari Hippo|Agustinus dari Hipo]], berpendapat bahwa lantaran berkubang dalam dosa-dosa, maka bangsa Romawi sendiri yang patut disalahkan.<ref>Morris Bishop, The Middle Ages, 1996. hlm. 8</ref>
Kekaisaran Romawi Timur lain lagi nasibnya. Kekaisaran ini bertahan selama hampir 1000 tahun
{{Cite book
| author = Bray, R.S.
Baris 303 ⟶ 304:
| page = 26
| isbn = 978-0-227-17240-7
| url = https://books.google.com/books?id=djPWGnvBm08C&pg=PA26}}</ref> Pada abad berikutnya, bangsa Arab juga berhasil [[
{{Cite book
| author = Kreutz, Barbara M.
Baris 329 ⟶ 330:
=== Penggolongan masyarakat ===
{{utama|Kelas sosial
[[Berkas:Marco Porcio Caton Major.jpg|jmpl|upright=0.9|Patung dada [[Marcus Porcius Cato|Cato Tua]], abad pertama SM]]
[[Berkas:Arringatore 04.JPG|jmpl|upright=0.9|''[[Sang Orator]]'', ''ca.'' 100 SM, patung perunggu Etruski-Romawi yang menggambarkan sosok Aule Metele ({{lang-la|Aulus Metellus}}), seorang pria Etruski dalam sikap tubuh [[retorika|sedang beretorika]], berselubung [[toga]] Romawi dengan tatahan iskripsi dalam [[alfabet Etruski|aksara Etruski]]]]
Baris 373 ⟶ 374:
Satu legiun Republik Romawi terdahulu terdiri atas lima macam pasukan dengan perlengkapan dan posisi yang berbeda dalam gelar pasukan, yakni tiga baris ''manipulus'' pejalan kaki bersenjata berat (barisan ''[[hastati]]'', barisan ''[[principes]]'', dan barisan ''[[triarii]])'', sepasukan prajurit pejalan kaki bersenjata ringan (''[[velites]]''), dan sepasukan prajurit berkuda (''[[equites]]''). Seiring pertumbuhan negara, orientasi angkatan bersenjata pun bergeser dari pertahanan ke penyerangan, dan sikapnya pun menjadi jauh lebih garang terhadap negara-negara kota di sekitarnya.<ref name=keegan263 /><ref name= potter/>
Pada masa-masa awal berdirinya Republik Romawi, satu legiun berkekuatan penuh sewajarnya beranggotakan 4.000 sampai 5.000 prajurit, terdiri atas 3.600 sampai 4.800 prajurit pejalan kaki bersenjata berat, beberapa ratus prajurit pejalan kaki bersenjata ringan, dan beberapa ratus prajurit berkuda.<ref name=keegan263 /><ref>{{cite book|last1=Goldsworthy|first1=Adrian|title=The Roman Army at War 100 BC–AD 00|date=1996|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=978-0-19-815057-2|page=33}}</ref><ref>Jo-Ann Shelton (penyunting), ''As the Romans Did: A Sourcebook in Roman Social History'', Oxford University Press (New York 1998){{ISBN|0-19-508974-X}}, hlmn. 245–249.</ref> Legiun-legiun sering kali sangat kekurangan anggota, baik karena kegagalan perekrutan angota baru maupun karena kehilangan anggota lama yang mengalami kecelakaan, menjadi korban pertempuran, terserang penyakit, atau melakukan desersi. Semasa perang saudara, legiun-legiun Gnaeus Pompeius di wilayah timur berkekuatan penuh karena baru saja direkrut, sementara kekuatan tempur legiun-legiun Gaius Iulius Caesar kebanyakan jauh di bawah angka wajar selepas masa bakti di Galia. Keadaan yang sama juga berlaku pada pasukan-pasukan bantu masing-masing.<ref>{{cite book|last1=Goldsworthy|first1=Adrian|title=The Complete Roman Army|url=https://archive.org/details/completeromanarm0000gold|date=2003|publisher=Thames and Hudson, Ltd.|location=London|isbn=978-0-500-05124-5|pages=
Sampai menjelang berakhirnya zaman Republik Romawi, legiuner lazimnya adalah petani Romawi pemilik tanah dari desa (seorang ''adsiduus'') yang menjalani masa bakti sebagai prajurit dalam aksi militer tertentu (sering kali setiap tahun),<ref>Antara tahun 343 SM dan 241 SM, Angkatan bersenjata Romawi bertempur setiap tahun, kecuali pada 5 tahun tanpa aksi militer.{{cite book|last1=Oakley|first1=Stephen P.|editor1-last=Flower|editor1-first=Harriet I.|title=The Cambridge Companion to the Roman Republic|url=https://archive.org/details/cambridgecompani00flow|date=2004|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge|isbn=978-0-521-00390-2|page=[https://archive.org/details/cambridgecompani00flow/page/n8 27]|chapter=The Early Republic}}</ref> menyiapkan sendiri perlengkapan tempur dan, khusus bagi para ''equites'', tunggangannya. Harris menduga bahwa sampai dengan tahun 200 SM, para petani biasa (yang bertahan hidup) dari desa mungkin ikut serta dalam enam atau tujuh pertempuran. Para mantan budak beserta para budak (di mana pun berada) dan warga kota tidak diikutsertakan, kecuali dalam keadaan darurat.<ref>P.A. Brunt, "Army and Land in the Roman Republic," in ''The Fall of the Roman Republic and Related Essays'', Oxford University Press (Oxford 1988) {{ISBN|0-19-814849-6}}, hlm. 253; William V. Harris, ''War and Imperialism in Republican Rome 327–70 BC'', Oxford University Press (Oxford 1979) {{ISBN|0-19-814866-6}}, hlm. 44.</ref>
Baris 381 ⟶ 382:
Semenjak abad ke-3 SM, para legiuner diberi ''stipendium'' (uang jasa). Jumlahnya masih diperdebatkan, tetapi kabarnya Gaius Iulius Caesar pernah "menggandakan" jumlah ''stipendium'' para legiunernya hingga mencapai 225 keping ''[[denarius]]'' setahun. Mereka juga berpeluang mendapatkan harta jarahan dan ''donativum'' (uang lelah), yakni jatah pembagian hasil jarahan dari pimpinan seusai menang bertempur. Semenjak zaman Gaius Marius, mereka juga kerap dianugerahi sebidang tanah selepas masa bakti.<ref name=keegan263 /><ref>Brunt, hlmn. 259–265; Potter, hlmn. 80–83.</ref> Prajurit berkuda dan prajurit pejalan kaki bersenjata ringan tergabung dalam satu legiun, yakni ''legio auxilia'' (legiun bantu), dan sering kali direkrut dari masyarakat yang mendiami daerah-daerah tempat tugas legiun yang bersangkutan. Gaius Iulius Caesar pernah membentuk selegiun prajurit yang direkrut dari penduduk bukan warga negara Romawi yang bermukim di [[Gallia Narbonensis|Galia Transalpina]] untuk dikerahkan dalam aksi-aksi militer yang dipimpinnya di Galia. Angkatan ini diberi nama ''[[Legio V Alaudae|Legio Quinta Alaudae]]'' (Legiun ke-5, Branjangan).<ref>{{cite book|last1=Goldsworthy|first1=Adrian|title=Caesar: Life of a Colossus|url=https://archive.org/details/caesarlifecoloss00gold_505|date=2008|publisher=Yale University Press|location=|isbn=978-0300126891|page=[https://archive.org/details/caesarlifecoloss00gold_505/page/n399 391]}}</ref> Pada zaman Augustus, gagasan bahwa prajurit adalah rakyat yang ikut serta dalam usaha bela negara sudah ditinggalkan, dan angkatan bersenjata pun sudah sepenuhnya bersifat profesional. Para legiuner digaji 900 keping ''[[sestertius]]'' setahun, dan berpeluang menerima uang lepas sebesar 12.000 keping ''sestertius''.<ref>Karl Christ, ''The Romans'', University of California Press (Berkeley, 1984){{ISBN|0-520-04566-1}}, hlmn. 74–76.</ref>
Seusai [[Final War of the Roman Republic|perang saudara]], Augustus menata ulang pasukan-pasukan angkatan bersenjata Romawi. Sejumlah besar prajurit dibebastugaskan dan banyak legiun dibubarkan, sehingga hanya tersisa 28 legiun, yang ia sebar ke seluruh provinsi kekaisaran.<ref>{{cite book|last1=Mackay|first1=Christopher S.|date=2004|url=https://archive.org/details/ancientromemilit0000mack|title=Ancient Rome: A Military and Political History|
Kaisar [[Gallienus]] (253–268 M) memprakarsai usaha penataan ulang yang menghasilkan tatanan militer Romawi sebagaimana adanya pada penghujung zaman kekaisaran. Gallienus menarik sejumlah legiun dari tempat tugas tetap mereka di tapal batas wilayah kekaisaran, dan mengubah mereka menjadi kesatuan-kesatuan tempur berpindah-pindah (''[[comitatenses]]'') dan menyiagakan mereka pada jarak tertentu dari tapal batas sebagai pasukan cadangan stategis. Pasukan-pasukan pengawal perbatasan (''limitanei''), yang bertugas tetap di pangkalan-pangkalan pertahanan, tetap menjadi ujung tombak pertahanan negara. Kesatuan tempur dasar adalah resimen, yang disebut ''[[legiun romawi|legio]]'' atau ''[[auxilia]]'' untuk pasukan pejalan kaki, dan ''vexellationes'' untuk pasukan berkuda. Bukti-bukti menyiratkan bahwa satu resimen berkekuatan nominal 1.200 personel untuk pasukan pejalan kaki, dan 600 personel untuk pasukan berkuda, kendati ada banyak keterangan tertulis yang menunjukkan jumlah nyata yang lebih kecil (800 personel untuk pasukan pejalan kaki dan 400 personel untuk pasukan berkuda).<ref name="Hugh Elton 1996 hlmn. 89-96">{{cite book|last1=Elton|first1=Hugh|title=Warfare in Roman Europe AD 350–425|date=1996|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=978-0-19-815241-5|pages=89–96}}</ref>
Baris 392 ⟶ 393:
Sehabis menjalani masa bakti selaku ''praetor'' atau ''consul'', seorang senator dapat diangkat ''senatus'' menjadi [[Promagistrat|''propraetor'']] atau [[Promagistrat|''proconsul'']] (berdasarkan jabatan paling tinggi yang ia pegang sebelumnya) dengan tugas mengepalai pemerintahan di salah satu provinsi jajahan. Perwira-perwira yang lebih rendah (sampai dengan tetapi tidak termasuk ''[[kenturion|centurio]]'') adalah orang-orang yang dipilih oleh senapati masing-masing dari antara para anak semang (''[[Patronasi di Romawi Kuno|clientelae]]'') si senapati, atau orang-orang yang direkomendasikan oleh sekutu-sekutu politik si senapati di kalangan ''senatus''.<ref name="bcorrey" />
Pada masa pemerintahan Augustus, yang berusaha menempatkan militer di bawah kepemimpinan tunggal yang permanen, kaisar adalah senapati sah dari tiap-tiap legiun, tetapi menjalankan kewenangannya selaku senapati legiun melalui seorang ''[[legatus]]'' (duta) yang ia pilih dari kalangan ''senatus''. Di provinsi yang dijaga satu legiun saja, si duta kaisar mengepalai legiun (''[[legatus legionis]]'') sekaligus mengepalai pemerintahan provinsi, sementara di provinsi yang dijaga lebih dari satu legiun, tiap-tiap legiun dikepalai oleh seorang duta kaisar, dan para duta kaisar dikepalai oleh wali negeri (juga seorang duta kaisar, tetapi lebih tinggi pangkatnya).<ref>{{cite book|last1=Mackay|first1=Christopher S.|title=Ancient Rome: A Military and Political History|url=https://archive.org/details/ancientromemilit0000mack|date=2004|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge|isbn=978-0-521-80918-4|pages=
Menjelang berakhirnya zaman kekaisaran (mungkin semenjak masa pemerintahan [[Diocletianus]]), tata kepemimpinan militer ala Augustus ditinggalkan. Kewenangan militer para wali negeri dicabut, dan kepemimpinan angkatan bersenjata di sekelompok provinsi dipercayakan kepada seorang senapati (''[[dux]]'') yang diangkat oleh kaisar. Para senapati bukan lagi orang-orang yang dipilih dari kalangan atas Romawi, melainkan orang-orang yang berjaya mendaki jejang kepangkatan dalam angkatan bersenjata berkat kecakapan masing-masing. Sejalan dengan pertambahan jumlahnya, pemimpin-pemimpin militer semacam ini pun berusaha (adakalanya berhasil) merebut jabatan kaisar yang telah mengangkat mereka. Menyusutnya sumber-sumber daya, meningkatnya kekacauan politik, serta maraknya perang saudara menggerogoti ketahanan bagian barat Kekaisaran Romawi, sehingga akhirnya dapat direbut oleh suku-suku barbar di sekitarnya.<ref>{{cite book|last1=Mackay|first1=Christopher S.|title=Ancient Rome: A Military and Political History|url=https://archive.org/details/ancientromemilit0000mack|date=2004|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge|isbn=978-0-521-80918-4|pages=
Informasi mengenai [[angkatan laut Romawi]] jauh lebih sedikit daripada informasi mengenai angkatan daratnya. Sebelum pertengahan abad ke-3 SM, pejabat-pejabat negara yang disebut ''duumviri navales'' memimpin armada 20 kapal dengan misi utama memberantas bajak laut. Armada-armada ini ditiadakan pada tahun 278 M, dan diganti dengan angkatan-angkatan laut sekutu. [[Perang Punisia|Perang Punik I]] memaksa Roma membentuk armada-armada raksasa. Roma akhirnya membentuk armada-armada yang dibutuhkannya dengan bantuan dan dana dari sekutu-sekutunya. Ketergantungan pada sekutu berlanjut sampai zaman republik berakhir. [[Kapal perang era Helenistik|''Quinqueremis'']] adalah jenis kapal-kapal perang yang dikerahkan kedua belah pihak selama berlangsungnya perang-perang Punik, dan tetap menjadi tulang punggung angkatan laut Romawi sampai akhirnya digantikan dengan kapal-kapal yang lebih ringan dan lebih lincah berolah gerak pada masa pemerintahan Augustus.<ref name="Potter hlmn. 76-78">Alinea ini didasarkan ata Potter, hlmn. 76–78.</ref>
Baris 425 ⟶ 426:
''Patria potestas'' juga menaungi putra-putra ''pater familias'' yang sudah dewasa, berikut rumah tangga mereka masing-masing. Seorang laki-laki tidak dianggap sebagai ''pater familias'', dan tidak pula benar-benar memiliki harta benda, selama ayahnya masih hidup.<ref name="Cassonpageset1"/><ref>[http://fathom.lib.uchicago.edu/1/777777121908/ Family Values in Ancient Rome] oleh Richard Saller. The University of Chicago Library Digital Collections: Fathom Archive. 2001. Diakses 14 April 2007.</ref> Pada permulaan sejarah Romawi Kuno, seorang perempuan yang sudah menikah dengan sendirinya tunduk di bawah ''manus'' (pengaturan) ''pater familias'' keluarga besar suaminya. Adat semacam ini sudah ditinggalkan menjelang berakhirnya zaman republik, karena seorang perempuan kala itu boleh memilih untuk tetap menjadi anggota keluarga ayahnya sendiri, alih-alih menjadi anggota keluarga besar suaminya.<ref>{{cite book|last1=Adkins|first1=Lesley|last2=Adkins|first2=Roy|title=Handbook to Life in Ancient Rome|url=https://archive.org/details/handbooktolifein0000adki_q8n6|page=[https://archive.org/details/handbooktolifein0000adki_q8n6/page/339 339]|date=1998|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=978-0-19-512332-6}}</ref> Kendati demikian, semua anak yang ia lahirkan tetap terbilang sebagai anggota keluarga suaminya, karena bangsa Romawi merunut hubungan kekerabatan melalui alur silsilah laki-laki.<ref>{{cite book|last1=Adkins|first1=Lesley|last2=Adkins|first2=Roy|title=Handbook to Life in Ancient Rome|url=https://archive.org/details/handbooktolifein0000adki_q8n6|page=[https://archive.org/details/handbooktolifein0000adki_q8n6/page/340 340]|date=1998|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=978-0-19-512332-6}}</ref>
[[Anak-anak Romawi Kuno]] kurang dicurahi kasih sayang. Anak-anak lelaki maupun perempuan diasuh oleh ibu atau salah seorang kerabat mereka yang sudah uzur. Anak-anak yang tidak diinginkan oleh orang tuanya sering kali dijual sebagai budak belian.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=85Gdul_43DEC&pg=PP7&dq=children+of+ancient+rome&q=children%20of%20ancient%20rome|title=The Family in Ancient Rome: New Perspectives|last=Rawson|first=Beryl|date=1987|publisher=Cornell University Press|isbn=978-0801494604|location=|pages=2 prakata|language=en|quote=|via=}}</ref> Anak-anak boleh ikut bersantap bersama seluruh anggota keluarga di meja makan, tetapi tidak diperbolehkan ikut berbincang-bincang bersama orang-orang dewasa.<ref name="Cassonpageset1"
Anak-anak keluarga ningrat biasanya diajari bahasa Latin dan bahasa Yunani oleh seorang inang pengasuh berkebangsaan Yunani. Anak-anak lelaki diajari kepandaian berenang dan berkuda oleh ayah mereka, tetapi adakalanya si ayah cukup mengupah seorang budak untuk menggantikannya. Anak-anak lelaki Romawi Kuno mulai bersekolah pada umur tujuh tahun. Karena tidak ada gedung sekolah, kegiatan belajar mengajar dilakukan di atas sotoh rumah. Jika hari gelap, murid harus membawa serta pelita ke sekolah. Loh-loh berlapis malam digunakan sebagai media tulis karena papirus dan perkamen terlampau mahal. Anak-anak dapat pula belajar menulis di permukaan pasir. Bekal makanan yang mereka bawa ke sekolah adalah seketul roti.<ref>Lifepac History & Geography, Grade 6 Unit 3, hlm. 28.z</ref>
Baris 446 ⟶ 447:
[[Berkas:Fanciulla intenta alla lettura (IV stile), I sec, da pompei, MANN 8946.JPG|jmpl|Seorang gadis berambut [[pirang]] sedang membaca, fresko Romawi [[langgam Pompeii|langgam Pompeii IV]] (60–79 M), [[Pompeii]], Italia]]
[[Bahasa]] asli bangsa Romawi adalah [[bahasa Latin]], salah satu bahasa dalam [[bahasa Italik|rumpun bahasa Italik]]. [[Tata bahasa Latin]] sedikit sekali bergantung pada urut-urutan kata, dan justru mengandalkan sistem [[afiks|pengimbuhan]] [[kata dasar]] sebagai sarana penyampai maksud.<ref>[http://www.utexas.edu/cola/centers/lrc/eieol/latol-0-X.html Latin Online: Series Introduction] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150429221355/http://www.utexas.edu/cola/centers/lrc/eieol/latol-0-X.html |date=2015-04-29 }} oleh Winfred P. Lehmann dan Jonathan Slocum. Linguistics Research Center. The University of Texas at Austin. 15 Februari 2007. Diakses 1 April 2007.</ref> [[huruf latin|Aksaranya]] dikembangkan dari [[Alfabet Italik Kuno|aksara Etruski]], yang diturunkan dari [[alfabet Yunani|aksara Yunani]].<ref>{{cite web |url=http://www.du.edu/~etuttle/classics/latalph.htm |title=The Latin Alphabet |archive-url=https://web.archive.org/web/20070403040205/http://www.du.edu/~etuttle/classics/latalph.htm |archive-date=3 April 2007 |first=J.B. |last=Calvert |work=University of Denver |date=8 Agustus 1999 |access-date= 1 April 2007}}</ref> Sekalipun seluruh [[sastra Latin|karya sastra Latin]] yang sintas sampai sekarang adalah karya-karya susastra yang ditulis dalam [[bahasa Latin Klasik]], sebuah [[bahasa sastra|bahasa susastra]] yang sangat tertata lagi muluk berbunga-bunga dari abad pertama sebelum permulaan tarikh Masehi, [[bahasa lisan|bahasa tutur]] di Kekaisaran Romawi sesungguhnya adalah [[bahasa Latin Umum]], yang cukup berbeda dari bahasa Latin Klasik, baik dalam [[gramatika|tata bahasa]] maupun [[kosakata]], dan ujung-ujungnya juga dalam pelafalan.<ref>[https://web.archive.org/web/20070810033726/http://classics.lss.wisc.edu/courses/Classical_Latin_Supplement.pdf Classical Latin Supplement]. hlm. 2. Retrieved 2 April 2007.</ref> Para penutur bahasa Latin mampu memahami kedua ragam bahasa ini sampai dengan abad ke-7, manakala bahasa tutur sudah sangat jauh menyimpang dari bahasa susastra sampai-sampai 'bahasa Latin Klasik' alias 'bahasa Latin yang baik dan benar' harus dipelajari sebagai bahasa sekunder.<ref>József Herman, ''Vulgar Latin'', Terjemahan Bahasa Inggris 2000, hlmn. 109–114 {{ISBN|978-0271020013}}</ref>
Kendati [[bahasa Latin]] tetap menjadi bahasa sastra utama di Kekaisaran Romawi, posisinya sebagai bahasa tutur akhirnya tergeser oleh [[bahasa Yunani]], yang menjadi bahasa para petinggi terpelajar, karena sebagian besar karya sastra yang dipelajari oleh bangsa Romawi tertulis dalam bahasa Yunani. Di belahan timur Kekaisaran Romawi, yang kelak menjadi [[Kekaisaran Romawi Timur]], bahasa Latin tidak kunjung mampu menggeser bahasa Yunani, dan sesudah kemangkatan Kaisar Iustinianus, bahasa Yunani menjadi bahasa resmi pemerintahan Kekaisaran Romawi Timur.<ref>{{cite book|last1=Adkins|first1=Lesley|last2=Adkins|first2=Roy|title=Handbook to Life in Ancient Rome|url=https://archive.org/details/handbooktolifein0000adki_q8n6|page=[https://archive.org/details/handbooktolifein0000adki_q8n6/page/203 203]|date=1998|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=978-0-19-512332-6}}</ref> Gerak ekspansi Kekaisaran Romawi telah menyebarluaskan bahasa Latin ke seluruh Eropa. Bahasa Latin Umum pun berkembang menjadi macam-macam [[dialek]] yang berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain, dan lambat laun berubah menjadi bahasa-bahasa berlainan yang kini digolongkan ke dalam [[rumpun bahasa Roman|rumpun bahasa Romawi]].
Baris 524 ⟶ 525:
Romawi Kuno adalah cikal bakal [[peradaban Barat|peradaban Dunia Barat]].<ref>{{cite book|author=Jacob Dorsey Forrest|title=The development of western civilization: a study in ethical, economic and political evolution|url=https://books.google.com/books?id=pnJDAAAAIAAJ|accessdate=31 Mei 2012|year=1906|publisher=The University of Chicago Press}}</ref><ref>{{cite book|author=William Cunningham|title=An Essay on Western Civilization in Its Economic Aspects: Mediaeval and modern times|url=https://books.google.com/books?id=C3kqAAAAYAAJ|accessdate=31 Mei 2012|year=1900|publisher=University Press}}</ref><ref>[[Andrew Fleming West]], ''Value of the classics''. 1917. hlm. 185</ref> [[Norma (sosiologi)|Adat istiadat]], [[Agama di Romawi Kuno|agama]], [[Hukum Romawi|hukum]], [[teknologi Romawi|teknologi]], [[arsitektur Romawi|arsitektur]], [[Politik Romawi Kuno|tata negara]], [[militer Romawi|militer]], [[kesusastraan Latin|kesusastraan]], [[bahasa Latin|bahasa]], [[huruf Latin|aksara]], tata pemerintahan, dan berbagai unsur peradaban Dunia Barat lainnya adalah warisan peninggalan bangsa Romawi. Penemuan kembali kebudayaan bangsa Romawi memberi gairah baru bagi peradaban Dunia Barat lewat andilnya yang besar dalam gerakan [[Renaisans]] dan [[Abad Pencerahan]].<ref>{{cite book|author=Kuno Fischer|title=History of modern philosophy|url=https://books.google.com/books?id=pnRYAAAAMAAJ&pg=PA85|accessdate=31 Mei 2012|year=1887|publisher=C. Scribner's Sons|pages=85–}}</ref><ref>{{cite book|author=Michael Burger|title=The Shaping of Western Civilization: From Antiquity To the Enlightenment|url=https://books.google.com/books?id=MQUs2QnC2F4C&pg=PA203|accessdate=31 Mei 2012|date=2008|publisher=University of Toronto Press|isbn=978-1-55111-432-3|pages=203–}}</ref>
==
{{utama|Historiografi Romawi}}
Meskipun ada bermacam-macam karya tulis mengenai sejarah Romawi Kuno, banyak diantaranya yang sudah musnah, sehingga muncul celah-celah kosong dalam sejarah Romawi Kuno, yang ditambal dengan karya-karya tulis kurang andal semisal ''[[Historia Augusta]]'' dan buku-buku lain yang tidak jelas penulisnya. Kendati demikian, masih ada sejumlah karya tulis tepercaya mengenai sejarah Romawi Kuno yang lestari sampai sekarang.
Baris 663 ⟶ 664:
|year = 2003
|title = The Complete Roman Army
|url = https://archive.org/details/completeromanarm0000gold
|publisher = Thames and Hudson, Ltd.
|location = London
Baris 701 ⟶ 703:
|year = 2004
|title = Ancient Rome: A Military and Political History
|url = https://archive.org/details/ancientromemilit0000mack
|publisher = Cambridge University Press
|location = Cambridge
Baris 730 ⟶ 733:
|date=September 1995
|title = The Penguin Historical Atlas of Ancient Rome
|url = https://archive.org/details/penguinhistorica0000scar
|publisher = Penguin Books
|isbn = 978-0-14-051329-5
|