Egosentrisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
|||
(97 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Short description|Ketidakmampuan untuk membedakan antara diri sendiri dengan orang lain}}
[[Berkas:Egocentrism1.Musfica.png|thumb|Egosentrisme]]
'''Egosentrisme''' adalah kualitas atau keadaan seseorang menjadi egosentris, yakni perhatian yang berlebihan pada diri sendiri dan berfokus untuk kesejahteraan atau keuntungan sendiri dengan mengorbankan atau mengabaikan orang lain.<ref>{{cite web|url=https://www.merriam-webster.com/dictionary/egocentrism|title=
Egocentrism|website=Merriam-Webster|accessdate=1 Desember 2021}}</ref> Egosentrisme juga bisa diartikan sebagai ketidakmauan seseorang untuk melihat dari [[Perspektif (kognitif)|perspektif]] orang lain, yang meliputi gagalnya seseorang untuk menarik kesimpulan dari apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilihat orang lain.<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=q_U8EAAAQBAJ&pg=PA85&lpg=PA85#v=onepage&q&f=false|title=Bimbingan dan Konseling Sosial|author=Rahmiwati Marsinun, Fauzi Nur Ilahi|publisher=Pustaka Aksara|date=28 November 2020|page=85|isbn=9786239546472|accessdate=1 Desember 2021}}</ref>
Egosentrisme, konsep yang berasal dari [[teori perkembangan kognitif]] [[Jean Piaget]], mengacu kepada kurangnya pembedaan antara beberapa aspek diri sendiri dengan orang lain. Ihwal [[paradigma]] merupakan kegagalan pengambilan [[perspektif]] yang menggambarkan anak kecil yang tidak mampu menyimpulkan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat orang lain. Tidak dapat menyimpulkan secara akurat perspektif orang lain, anak egosentris menghubungkan mereka dengan perspektifnya sendiri. Ketidakmampuan untuk mengurangi dari perspektif sendiri menghasilkan kebingungan egosentris dari perspektif sosial.<ref>{{Cite book|editor=Eric M. Anderman dan Lynley H. Anderman|title=Psychology of Classroom Learning: An Encyclopedia|chapter=Egocentrism|url=https://go.gale.com/ps/i.do?id=GALE%7CCX3027800102&v=2.1&u=cuny_hunter&it=r&p=GVRL&sw=w&asid=728b0bdaba5697edd4c746b81143d889|journal=Psychology of Classroom Learning: An Encyclopedia|volume=1|pages=355|year=2009|publisher=Macmillan Reference USA|accessdate=1 Desember 2021}}</ref>
== Sejarah ==
[[Berkas:JPiaget-PBovet-1925.jpg|thumb|250px|Jean Piaget (dua dari kanan) di pintu masuk Institut Jean-Jacques Rousseau di [[Universitas Jenewa]], 1925.]]
Piaget memperkenalkan konsep egosentrisme dalam tulisan awalnya pada tahun 1920-an untuk menggambarkan karakteristik umum anak [[prasekolah]]. Akar konsep egosentrisme dapat ditelusuri kembali kepada pengaruh [[Sigmund Freud|Freud]] terhadap [[Jean Piaget|Piaget]]. Saat berada di [[Zurich]] (1918―1919) dan [[Paris]] (1919―1921), Piaget mempelajari berbagai aliran [[psikoanalisis]]. Berdasarkan konsep Freud tentang proses primer yaitu cara berfungsi dalam melayani pemuasan kebutuhan segera dan proses sekunder yaitu pengaturan dan pengendalian kebutuhan untuk memenuhi tuntutan [[realitas]], Piaget (1920) awalnya membedakan antara [[autisme|autis]] dan [[logika|logis]], pemikiran [[ilmiah]], dan pada tahun 1922 dia memperkenalkan konsep egosentrisme sebagai tingkat perantara antara mode pemikiran ini. Di sinilah konseptualisasi egosentrisme Piaget mengalami perubahan signifikan. Sejak pertengahan 1930-an, alih-alih merupakan tahap peralihan antara pemikiran autis dan logis, egosentrisme menjadi sebuah fenomena yang terulang beberapa kali, di mana tahap awal adalah tahap sensorimotor, kemudian berkembang lagi pada tahap pra operasional dan terakhir adalah tahap formal-operasional.<ref>{{cite journal|url=https://www.montezuma-schools.org/Downloads/Egocentrism.pdf|journal=New Ideas in Psychology|title=The concept of egocentrism in the context of Piaget’s theory|author=Thomas Kesselring, Ulrich Müller|publisher=Elsevier|date=Desember 2011|volume=29|issue=3|page=327―328|doi=10.1016/j.newideapsych.2010.03.008|accessdate=6 Desember 2021}}</ref>
== Teori perkembangan kognitif Piaget ==
[[Berkas:Piagetian operations.jpg|jmpl|Teori perkembangan kognitif Piaget tahap operasional konkret dan operasional formal]]
Jean Piaget adalah seorang [[psikolog]] perkembangan asal [[Swiss]] yang mempelajari tentang perkembangan [[anak-anak]] pada awal abad ke-20. Teorinya tentang intelektual atau perkembangan kognitif dipublikasikan pada tahun 1936 dan masih digunakan hingga sekarang di berbagai cabang [[Pedagogi|ilmu pendidikan]] dan psikologi. Teori ini berfokus pada perkembangan anak-anak, mulai dari [[bayi]] hingga [[remaja]], dan mencirikan berbagai tahap perkembangan, termasuk [[bahasa]], [[moral]], [[memori]] dan [[penalaran]].<ref>{{Cite web|last=Marcin|first=Ashley|date=29 Maret 2021|title=Piaget Stages of Development: What Are They and How Are They Used?|url=https://www.healthline.com/health/piaget-stages-of-development|website=Healthline|language=en|access-date=13 Desember 2021}}</ref>
Teori perkembangan [[Kognisi|kognitif]] Piaget menyatakan bahwa intelegensi akan berubah seiring dengan perkembangan usia anak. Perkembangan kognitif anak-anak tidak hanya tentang memperoleh [[pengetahuan]] tetapi juga pengembangan dan pembentukan [[mental]]. Ada empat tahapan perkembangan kognitif menurut teori ini, yaitu tahap sensorimotor (dari bayi lahir sampai 18-24 bulan), tahap pra operasional (usia 2-7 tahun), tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun) dan tahap operasional formal (usia 12 tahun ke atas).<ref>{{Cite web|last=McLeod|first=Saul|date=7 Desember 2020|title=Jean Piaget's Theory and Stages of Cognitive Development {{!}} Simply Psychology|url=https://www.simplypsychology.org/piaget.html|website=www.simplypsychology.org|access-date=13 Desember 2021}}</ref>
=== Tahap sensorimotor (usia 18-24 bulan) ===
Pada tahap pertama ini perkembangan intelektual anak merupakan [[Respons|respon]] [[refleks]] dan kemampuan skemata. Bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui kemampuan sensorik (melihat, mendengar) dan [[motorik]] (menyentuh, menggapai). Melalui kemampuan sensor motoriknya, bayi belajar bahwa sesuatu terus ada meskipun tidak dapat dilihat (keabadian objek). Perkembangan kognitif pada periode sensorimotor berlangsung dalam waktu yang relatif singkat tetapi melibatkan banyak pertumbuhan, termasuk belajar banyak tentang bahasa.<ref name=":1">{{Cite web|last=Pramesti|first=Salsabella Adista Trisnu|date=30 September 2021|title=Apa Saja Tahap Perkembangan Kognitif Anak Menurut Teori Piaget?|url=https://tirto.id/apa-saja-tahap-perkembangan-kognitif-anak-menurut-teori-piaget-gjEr|website=tirto.id|language=id|access-date=15 Desember 2021}}</ref>
=== Tahap pra operasional (usia 2-7 tahun) ===
Salah satu tanda yang paling menonjol dari tahap pra operasional adalah kemunculan bahasa yang merupakan pengembangan dari fondasi berbahasa yang dibentuk pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir pada tingkat simbolik dengan mennggunakan kata-kata dan [[gambar]] untuk mewakili [[objek]]. Namun, ia belum bisa menggunakan [[logika]], mengubah, menggabungkan dan memisahkan [[ide]] atau pikiran. Anak-anak juga cenderung bersifat egosentris pada tahap ini, yang berarti ia melihat dunia dengan kehendaknya sendiri dan belum mampu berpikir menggunakan [[Perspektif (kognitif)|perspektif]] lain.<ref name=":1" /><ref name=":2">{{Cite web|last=Putri|first=Anisha Saktian|date=2 Agustus 2021|title=4 Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Sesuai Usia Menurut Teori Piaget|url=https://www.fimela.com/parenting/read/4620873/4-tahapan-perkembangan-kognitif-anak-sesuai-usia-menurut-teori-piaget|website=fimela.com|language=id|access-date=15 Desember 2021}}</ref>
Namun, egosentrisme pada tahap pra operasional tidak selamanya buruk karena merupakan proses pendewasaan bagi anak usia dini. Sifat egosentris anak pada tahap ini ditandai dengan beberapa hal, seperti berpikir imajinatif (berbicara dengan [[boneka]] atau [[robot]] seperti berbicara dengan teman-temannya, menjadikan benda di sekitarnya sebagai mainan), berbahasa egosentris (berhenti berteman atau bermain saat sesuatu tidak sesuai keinginan, harus mendapatkan apa yang diinginkan), memiliki [[ego]] yang tinggi ([[menangis]] atau [[marah]] jika kalah dalam permainan, selalu ingin didengarkan), memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (banyak bertanya tentang segala hal yang ditemui, ingin melihat sesuatu secara langsung apa yang ia dengar) dan perkembangan bahasa mulai pesat (mencoret-coret atau [[menggambar]] di kertas, [[bercerita]] tentang coretan atau gambar yang dibuat).<ref>{{Cite journal|last=Novitasari|first=Yesi|last2=Prastyo|first2=Danang|date=2020|title=Egosentrisme Anak Pada Perkembangan Kognitif Tahap Praoperasional|url=https://journal.trunojoyo.ac.id/pgpaudtrunojoyo/article/view/6805/pdf|journal=Jurnal PG-PAUD Trunojoyo|volume=7|issue=1|pages=17-22|issn=2528-3553}}</ref>
Egosentrisme pada anak kecil bukan berarti bersikap [[Egoisme|egois]] sebagaimana pada orang [[dewasa]]. Egosentrisme bisa saja turut berperan dalam munculnya perilaku negatif pada anak, tetapi bukan satu-satunya faktor penyebab.<ref>{{Cite news|last=Hanzani|first=Poetri|date=27 Februari 2021|title=Hati-Hati, Batita Juga Bisa Berperilaku Negatif Karena Hal-Hal Ini|url=https://www.kompas.com/parapuan/read/532578339/hati-hati-batita-juga-bisa-berperilaku-negatif-karena-hal-hal-ini|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=15 Desember 2021}}</ref>
=== Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun) ===
Tahap operasional konkret merupakan titik balik utama dalam perkembangan kognitif anak sekaligus menandai awal pemikiran yang lebih terorganisir dan rasional meski baru bisa menerapkan logika pada objek fisik. Meskipun anak sudah bisa mengidentifikasi dan menghubungkan beberapa dimensi dalam satu waktu, ia belum mampu menarik kesimpulan secara konkret. Anak juga belum mampu berpikir secara abstrak atau [[hipotesis]].<ref name=":1" />
Anak-anak yang berada pada tahap operasional konkret umumnya telah masuk usia [[sekolah dasar]]. Mereka belum memiliki kematangan berpikir sehingga belum dapat memilah dan memilih sesuatu yang positif atau negatif serta belum memahami dampak dari suatu tindakan. Pemahaman tentang perkembangan kognitif merupakan hal yang penting dalam dunia [[pendidikan]] untuk dijadikan acuan dalam rangka mendidik dan mengajar, terutama dalam penyusunan materi ajar agar tingkat kesulitan materi sesuai dengan kemampuan kognitif anak. Selain untuk penyusunan materi ajar, pemahaman kognitif anak juga menjadi pedoman dalam menentukan [[strategi]], model, [[Metode ilmiah|metode]] dan teknik [[Evaluasi pembelajaran|evaluasi]] dalam pembelajaran. Misalnya, ketika mengajarkan mata pelajaran [[Ilmu pengetahuan alam|Ilmu Pengetahuan Alam]] (IPA), guru tidak bisa hanya menggunakan metode [[ceramah]]. Metode pengajaran harus dibarengi dengan [[eksperimen]] atau menunjukkan langsung contoh objek yang dipelajari karena anak usia sekolah dasar umumnya berada pada tahap operasional konkret sehingga kemampuan berpikirnya berada pada level berpikir konkret, bukan abstrak.<ref>{{Cite journal|last=Bujuri|first=Dian Andesta|date=2018|title=Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan Implikasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar|url=https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/LITERASI/article/view/720/993|journal=Jurnal LITERASI|volume=IX|issue=1|pages=37-50|issn=2503-1864}}</ref>
=== Tahap operasional formal (usia 12 tahun ke atas) ===
Tahap terakhir dari teori perkembangan kognitif dimulai sejak usia 12 tahun ke atas (usia [[remaja]]) dan berlangsung hingga [[dewasa]]. Pada tahap operasional formal, anak-anak mampu mengembangkan [[penalaran abstrak]] dengan memanipulasi [[ide]] tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Mereka dapat melakukan perhitungan matematis, [[berpikir]] [[kreatif]], menggunakan penalaran abstrak dan teoretis untuk berpikir tentang masalah [[moral]], [[filosofis]], [[etika]], sosial dan [[politik]] serta membayangkan akibat atau konsekuensi dari tindakan tertentu. Dengan kompetensi operasional yang berkembang menjadi semakin kompleks, mereka yang berada di tahap ini telah mampu membentuk argumennya sendiri.<ref name=":1" /><ref name=":2" />
Ketika anak-anak yang berusia lebih muda memecahkan masalah melalui proses coba-coba, remaja telah mampu menunjukkan penalaran hipotetis-deduktif dengan mengembangkan [[hipotesis]] berdasarkan apa yang mungkin terjadi lalu mengujinya secara sistematis.<ref name=":3">{{Cite web|last=Lally|first=Martha|last2=French|first2=Suzanne Valentine|title=Piaget’s Formal Operational Stage of Cognitive Development {{!}} Lifespan Development|url=https://courses.lumenlearning.com/suny-lifespandevelopment/chapter/piagets-formal-operational-stage-of-cognitive-development/|website=courses.lumenlearning.com|access-date=15 Desember 2021}}</ref>
== Teori egosentrisme remaja David Elkind ==
[[Berkas:Teenager-with-anger-issues.jpg|jmpl|Egosentrisme mempengaruhi emosi remaja]]
Teori [[Adolescent egocentrism|egosentrisme remaja]] adalah teori yang dikembangkan oleh [[David Elkind]], seorang psikolog dan [[Edukator|pendidik]] berkebangsaan [[Amerika Serikat]] pada tahun 1967. Elkind mengembangkan dan memperluas penjelasan Piaget tentang egosentrisme remaja dengan memperhatikan bagaimana egosentrisme ini mempengaruhi pikiran, emosi dan perilaku remaja.<ref name=":9">{{Cite web|last=Doorey|first=Marie|title=David Elkind|url=https://psychology.jrank.org/pages/210/David-Elkind.html|website=psychology.jrank.org|language=en|access-date=24 Desember 2021}}</ref>
Menurut teori Piaget, kemampuan untuk membedakan pikiran sendiri dan menganalisisnya serta mengkonseptualisasi pemikiran orang lain dikembangkan pada usia remaja muda. Sementara Elkind menggambarkan bagaimana perubahan fisiologis yang terjadi pada masa remaja mengakibatkan remaja lebih memperhatikan diri mereka sendiri. Akibatnya, remaja bersikap antisipatif terhadap tanggapan dan penilaian orang lain tentang dirinya.<ref name=":3" /><ref name=":9" />
Egosentrisme remaja mengandung tiga aspek, yaitu audiens imajiner, fabel personal dan fokus diri.<ref name="landicho1">{{Cite journal|last=Landicho|first=Lida C.|last2=Cabanig|first2=Monique Carla A.|last3=Cortes|first3=Menonetteshella F.|last4=Villamor|first4=Brendalyn B.|date=2014|title=Egocentrism and Risk-Taking among Adolescents|url=https://ejournals.ph/article.php?id=5788|journal=Asia Pacific Journal of Multidisciplinary Research|volume=2|issue=3|pages=132-142|issn=2350-8442}}</ref>
=== Audiens imajiner ===
Audiens imajiner adalah keyakinan bahwa semua orang selalu melihat dan memperhatikan mereka sepanjang waktu.<ref name="landicho">{{Cite journal|last=Landicho|first=Lida C.|last2=Cabanig|first2=Monique Carla A.|last3=Cortes|first3=Menonette Shella F.|last4=Villamor|first4=Brendalyn Joy B.|date=Juni 2014|title=Egocentrism and Risk-Taking among Adolescents|journal=Asia Pacific Journal of Multidisciplinary Research|volume=2|issue=3|pages=132-142|issn=2350-8442}}</ref> Akibatnya, remaja akan selalu berusaha untuk diperhatikan dengan cara mencari sensasi, pengalaman baru yang menantang, mengambil risiko dan punya kreativitas tinggi, agar eksistensinya diakui.<ref name="Azhari1">{{Cite journal|last=Azhari|first=Salma Muthia|last2=Dahlan|first2=Tina Hayati|last3=Mustofa|first3=M. Ariez|date=2019|title=Imaginary Audiens, Personal Fable dan Perilaku Agresi Remaja|url=https://ejournal.upi.edu/index.php/insight/article/view/22343/11049#|journal=Jurnal Psikologi Insight|volume=3|issue=2|pages=32-42}}</ref>
Banyak orang yang masih membawa perasaan ini hingga dewasa sehingga menimbulkan [[kecemasan sosial]] dan [[Depresi (psikologi)|depresi.]]<ref name=":12">{{Cite web|last=H|first=Steven|last2=el|date=24 Mei 2018|title=How Your “Imaginary Audience” Feeds Into Social Anxiety and Insecurity|url=https://www.theemotionmachine.com/how-your-imaginary-audience-feeds-into-social-anxiety-and-insecurity/|website=The Emotion Machine|language=en-US|access-date=24 Desember 2021}}</ref>
Audiens imajiner sebenarnya berasal dari keyakinan egois seseorang bahwa dunia berputar di sekitarnya sehingga selalu berusaha untuk membuat orang lain terkesan. Padahal sebenarnya itu hanyalah keyakinan yang didasarkan pada [[delusi]] semata karena kebanyakan orang mungkin tidak setertarik itu untuk memperhatikan diri mereka.<ref name=":12" />
=== Fabel personal ===
Fabel personal adalah keyakinan bahwa mereka berbeda dan spesial.<ref name="landicho"/> Oleh karena itu, remaja sering merasa bahwa tidak ada seorang pun yang memahami perasaannya, bahkan orang tuanya sendiri.<ref>{{Cite web|last=Admin|date=2 Oktober 2015|title=Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Remaja|url=https://www.psikologimultitalent.com/2015/10/perkembangan-fisik-dan-kognitif-di-masa_3.html|language=id|access-date=24 Desember 2021}}</ref>
Fabel personal adalah hal yang normal tetapi berisiko dan dapat memiliki konsekuensi serius. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keyakinan akan fabel personal berhubungan dengan pengambilan risiko yang berbahaya bagi remaja, seperti [[seks bebas]], penggunaan [[Minuman beralkohol|alkohol]] dan [[obat-obatan terlarang,]] mengemudi tanpa [[SIM]] atau mengemudi dalam keadaan [[mabuk]].<ref name=":13">{{Cite web|last=Thill|first=Rebecca Fraser|date=9 Juni 2020|title=Why It's Normal for Tweens and Teens to Have a Personal Fable|url=https://www.verywellfamily.com/personal-fable-meaning-and-origins-3287995|website=Verywell Family|language=en|access-date=24 Desember 2021}}</ref>
Namun, fabel personal tidak sama dengan rasa percaya diri karena remaja dengan rasa [[percaya diri]] yang rendah masih memegang erat fabel personalnya, meskipun ia tahu bahwa ia tidak sebaik atau sespesial yang dibayangkan.<ref name=":13" />
=== Fokus diri ===
Fokus diri adalah aspek yang menunjukkan bahwa fokus remaja lebih ke dalam dirinya daripada ke orang lain atau dunia luar.<ref name="landicho"/> Itu sebabnya remaja selalu memperhatikan detail penampilannya agar tidak dikritik oleh orang lain.<ref name="Azhari">{{Cite journal|last=Azhari|first=Salma Muthia|last2=Dahlan|first2=Tina Hayati|last3=Mustofa|first3=M. Ariez|date=Oktober 2019|title=Imaginary Audiens, Personal Fable dan Perilaku Agresi Remaja|journal=Jurnal Psikologi Insight|volume=3|issue=2|pages=32-42}}</ref>
== Hubungan antara perubahan usia dan egosentrisme ==
Psikologi umum maupun sosial mengetahui bahwa perilaku dan pengambilan keputusan sering dipengaruhi oleh tendensi egosentris. Hal itu dapat dilihat pada awal kehidupan, di mana mereka dapat mempengaruhi proses sosio-kognitif yang berbeda, seperti [[teori pikiran]] (ToM) dan pengambilan [[Perspektif (visual)|perspektif visual]] (PT). Bias egosentris pada ToM dan PT juga telah diselediki pada rentang usia yang berbeda. Studi terbaru menunjukkan bahwa ToM terus meningkat hingga akhir masa remaja di mana [[bias egosentris]] masih dapat dideteksi. Proses kognitif yang dipengaruhi oleh bias egosentris juga masih terjadi pada orang dewasa. Namun, kemampuan mengendalikan egosentrisme kognitif mengalami penurunan pada orang lanjut usia.<ref>{{Cite journal|last=Riva|first=Federica|last2=Triscoli|first2=Chantal|last3=Lamm|first3=Claus|last4=Carnaghi|first4=Andrea|last5=Silani|first5=Giorgia|date=2016|title=Emotional Egocentricity Bias Across the Life-Span|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4844617/|journal=Frontiers in Aging Neuroscience|volume=8|pages=74|doi=10.3389/fnagi.2016.00074|issn=1663-4365|pmc=4844617|pmid=27199731}}</ref>
Selain proses kognitif, tendensi egosentris juga bisa terjadi pada domain emosional seseorang. Hal ini disebut sebagai [[bias egosentris emosional]] (EEB). Bias egosentris emosional terjadi ketika persepsi individu tentang [[emosi]] orang lain dibiaskan oleh emosi mereka sendiri yang bertentangan dengan kondisi emosional orang tersebut. Misalnya, orang tidak dapat sepenuhnya bisa berempati atas kesedihan temannya yang baru putus cinta karena ia sudah menikah.<ref name=":5">{{Cite journal|last=Riva|first=Federica|last2=Lenger|first2=Melanie|last3=Kronbichler|first3=Martin|last4=Lamm|first4=Claus|last5=Silani|first5=Giorgia|date=2019|title=Age-related changes in human emotional egocentricity: evidence from multi-level neuroimaging|url=https://www.biorxiv.org/content/10.1101/784215v1|journal=|language=en|pages=784215|doi=10.1101/784215v1}}</ref>
Studi terbaru menunjukkan bahwa [[bias]] ini lebih banyak ditemukan pada anak-anak, remaja dan orang dewasa tua daripada dewasa muda. Meski demikian, mengatasi egosentrisme emosional telah dikaitkan dengan aktivitas pada gyrus supramarginal kanan (rSMG) serta peningkatan konektivitas antara rSMG dan korteks somatosensori dan visual. Perbedaan usia seseorang juga kerap dikaitkan dengan EEB dan konektivitas efektif rSMG, di mana EEB yang lebih tinggi pada orang dewasa tua dikaitkan dengan konektivitas efektif rSMG yang lebih rendah dengan korteks somatosensori.<ref name=":5" />
== Kritik terhadap teori Piaget ==
Kritik terhadap teori perkembangan kognitif Piaget mulai muncul pada awal abad ke-21. Secara garis besar, ada tiga poin dalam kritik ini.
# [[Metodologi]] yang digunakan: Piaget jarang melaporkan tentang caranya menyeleksi partisipan, seperti berapa jumlah anak yang menjadi responden [[penelitian]] atau [[statistik]] [[Umur manusia|umur]] (dalam tahun dan bulan) dari setiap anak yang memberikan jawaban atas pertanyaannya. Selain itu, teorinya dinilai bias karena Piaget hanya mempelajari fenomena perkembangan kognitif dari anak-anaknya sendiri.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Hopkins|first=J. Roy|date=2011|title=The Enduring Influence of Jean Piaget|url=https://www.psychologicalscience.org/observer/jean-piaget|journal=APS Observer|language=en-US|volume=24}}</ref>
# Sifat dari setiap tahap perkembangan: Teori tahap perkembangan tidak lagi disukai dalam pengembangan penelitian meski tahapan tersebut bermanfaat dalam mendeskripsikan [[perilaku]] manusia. Namun, beberapa masalah telah mengesampingkan tahapan teori lainnya. Masalah pertama adalah tahapan tersebut tidak menjelaskan mengenai kompleksitas dari perkembangan intraindividual dan interindividual. Padahal perkembangan setiap anak bisa jadi berbeda, entah lebih lambat atau cepat. Misalnya, anak-anak di tahap pra operasional bisa jadi kurang egosentris dari apa yang Piaget yakini. Penelitian lain menunjukkan bahwa anak usia tiga tahun sudah mampu memahami kalau seseorang membalik [[kartu]] akan tampak gambar yang berbeda. Lebih jauh, dalam teori Piaget, intelegensi lebih dilihat sebagai sistem modular daripada sebagai sistem yang terpadu dari intelegensi umum.<ref name=":4" /><ref>{{Cite web|title=(Criticisms of Piaget's Theory)|url=https://www.massey.ac.nz/~wwpapajl/evolution/assign2/AWarren/crit.html|website=www.massey.ac.nz|access-date=21 Desember 2021|archive-date=2021-12-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20211221034612/https://www.massey.ac.nz/~wwpapajl/evolution/assign2/AWarren/crit.html|dead-url=yes}}</ref>
# Titik akhir dari perkembangan intelegensi: Teori Piaget menyebutkan bahwa perkembangan kognitif operasional formal dimulai saat masa [[pubertas]], antara usia 11 atau 12 tahun. Ketigabelas tugas yang Piaget dan rekannya, [[Bärbel Inhelder]] gunakan untuk mengukur kemampuan operasional formal memiliki bias [[sains]] yang kuat.<ref name=":4" />
== Perbedaan egosentrisme dan narsisme ==
[[Berkas:Narciso (Jan Cossiers).jpg|jmpl|Lukisan Narsisus atau Narkissos sedang mengagumi bayangan dirinya sendiri yang dalam psikologi dikenal sebagai narsisme.Lukisan karya Jan Cossiers (1600-1671)]]
Terdapat garis tipis perbedaan antara egonsentrisme dan [[narsisme]]. Dalam egosentrisme, seseorang tidak dapat melihat sudut pandang orang lain. Sementara dalam narsisme, dia mungkin mengetahui sudut pandang itu, tetapi tidak memedulikannya. Bahkan selangkah lebih maju, orang-orang yang memiliki narsisme tinggi menjadi kesal atau bahkan marah ketika orang lain gagal melihat sesuatu dengan cara mereka. Secara ekstrem, narsisme membuat orang menjadi eksploitatif, terutama di kalangan subkelompok yang dikenal sebagai narsisis yang berhak.<ref name=":0">{{cite web|author=Whitbourne|first=Susan Krauss|date=7 April 2012|title=It’s a Fine Line Between Narcissism and Egocentrism|url=https://www.psychologytoday.com/us/blog/fulfillment-any-age/201204/it-s-fine-line-between-narcissism-and-egocentrism|website=Psychology Today|accessdate=6 Desember 2021}}</ref>
Ketika egosentrisme berkembang menjadi narsisme, [[harga diri]] seseorang akan sangat bergantung pada sorotan. Mereka menjadi haus akan perhatian orang lain dan selalu mengelilingi diri dengan para pengagum mereka untuk melindungi kepercayaan diri yang semakin tidak stabil. Individu yang narsistik akan bersikeras untuk menerima perlakuan khusus, mengeluh ketika tidak mendapatkannya dan menolak orang-orang yang dianggap menghalangi mereka. Mereka akan merasa kosong dan tidak berarti ketika tidak mendapat perhatian dan pengakuan seperti yang diinginkan.<ref name=":0" />
Selain perbedaan, egosentrisme dan narsisme juga memiliki beberapa persamaan, seperti sama-sama berfokus pada [[persepsi]] dan [[opini]] sendiri, kurang memiliki [[empati]], tidak mampu memahami [[kebutuhan]] orang lain, berpikir berlebihan tentang penilaian orang tentang mereka dan pengambilan keputusan yang hanya didasarkan atas kebutuhan atau kepentingannya sendiri.<ref>{{Cite web|last=Clarke|first=Jodi|date=6 April 2021|title=Do You Have an Egocentric Person in Your Life? Look for These Signs|url=https://www.verywellmind.com/what-does-it-mean-to-be-egocentric-4164279|website=Verywell Mind|language=en|access-date=13 Desember 2021}}</ref>
== Dampak ==
Secara keseluruhan, egosentrisme dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan. Egosentrisme melibatkan kecenderungan untuk terlalu mengandalkan perspektif sendiri sehingga menyebabkan mereka memaksakan [[Keyakinan dan kepercayaan|keyakinan]], keinginan, pikiran, dan emosi mereka pada orang lain, terutama orang-orang terdekat mereka. Dengan demikian, egosentrisme dapat menjadi penghambat bagi kemampuan berempati seseorang sehingga mengabaikan [[perasaan]] orang lain.<ref name=":6" />
Berikut ini adalah beberapa dampak dari egosentrisme dalam kehidupan seseorang.
* Egosentrisme menyebabkan seseorang yang sedang [[berbicara di depan umum]] menganggap bahwa kegugupannya lebih terlihat oleh pemirsa daripada yang sebenarnya terjadi karena itu sangat tampak oleh dirinya sendiri.<ref name=":6">{{Cite web|title=The Egocentric Bias: Why It’s Hard to See Things from a Different Perspective – Effectiviology|url=https://effectiviology.com/egocentric-bias/|language=en-US|access-date=22 Desember 2021}}</ref>
* Egosentrisme menyebabkan seseorang yang melakukan sesuatu yang memalukan, melebih-lebihkan bahwa orang lain juga akan mengingatnya karena ia mengingatnya dengan baik.<ref name=":6" />
* Menganggap ide dan caranya dalam menyelesaikan persoalan lebih baik dari orang lain karena ia berpikir dirinya yang terbaik. Segala hal yang menantang ide-idenya akan dianggap sebagai [[ancaman]] sehingga sulit bagi mereka untuk berpikir terbuka dan mendengarkan sudut pandang orang lain yang berbeda.<ref name=":7">{{Cite web|last=Fouts|first=Melinda|date=14 April 2021|title=Council Post: How To Avoid The Pitfalls Of Egocentrism|url=https://www.forbes.com/sites/forbescoachescouncil/2021/04/14/how-to-avoid-the-pitfalls-of-egocentrism/|website=Forbes|language=en|access-date=22 Desember 2021}}</ref>
* Keengganan untuk belajar dan memahami ide-ide lain di luar dirinya.<ref name=":7" />
* Pada anak-anak, egosentrisme membuat mereka berpikir bahwa dunia berputar di sekeliling mereka sehingga mereka bersikap lebih manja dan keinginannya harus selalu dipenuhi.<ref>{{Cite web|last=Bosley|first=Deanna|title=The Way Children Are - A Perspective on Child Development|url=https://centerforparentingeducation.org/library-of-articles/child-development/way-children/|website=The Center for Parenting Education|language=en-US|access-date=22 Desember 2021}}</ref>
* Pada remaja, egosentrisme dapat membuat mereka tidak mampu memahami arti keberhasilan dan kegagalan sehingga setiap kegagalan kecil akan tampak seperti akhir dunia bagi mereka. Hal ini dapat mengakibatkan remaja kehilangan rasa percaya dirinya.<ref name=":8">{{Cite web|last=Horne|first=Corrina|date=6 Desember 2021|title=What Is Adolescent Egocentrism, And How Can I Deal With It As A Parent? {{!}} BetterHelp|url=https://www.betterhelp.com/advice/adolescence/what-is-adolescent-egocentrism-and-how-can-i-deal-with-it-as-a-parent/|website=www.betterhelp.com|access-date=22 Desember 2021}}</ref>
* Pada beberapa remaja putri mungkin akan berjuang untuk keluar dari lingkaran pergaulannya karena mereka percaya bahwa teman sebayanya selalu melihat dan menilai apa pun yang mereka lakukan. Sementara beberapa remaja putra mungkin bertindak lebih agresif sebagai perwujudan dari [[maskulinitas]].<ref name=":8" />
== Lihat pula ==
|