Bahasa Dhao: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jspharmando (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(30 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
|name= Bahasa Dhao
|nativename=Lī Dhao
|states=
|region={{flag|Nusa Tenggara Timur}}
|speakers= 5.000
|familycolor=Austronesia
|fam1=[[Bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
Baris 19:
|iso1=-
|iso2=-
|iso3=nfa|pronunciation={{IPA-jv|li: ɖ͡ʐaɔ|}}|date=2013|ethnicity=Dhao}}
'''Bahasa Dhao''' atau '''Lī Dhao /'''li: ɖ͡ʐaɔ'''/''' adalah bahasa yang digunakan [[suku Dhao]].<ref>[http://www.joshuaproject.net/languages.php?rol3=nfa Dhao Speaking Peoples - Joshua Project]</ref> Penuturnya terutama terdapat di [[pulau Dhao]], tetapi ada juga yang menetap di [[pulau Rote]] dan [[pulau Timor]]. ‘Dhao’ merupakan kata yang digunakan suku Dhao untuk menyebut komunitas mereka, sedangkan ‘Ndao’ digunakan oleh suku-suku tetangga mereka, seperti [[suku Rote]], untuk menyebut mereka
Bahasa Dhao secara genetik diklasifikasikan ke dalam subkelompok [[bahasa Sumba-Hawu]], dalam [[Malayo-Polinesia Tengah (CMP)|Melayu-Polinesia Tengah (CMP)]] dari keluarga [[Rumpun bahasa Austronesia|bahasa Austronesia]], dan dengan demikian menyerupai [[bahasa Sumba]] dan [[Bahasa Sabu|Sabu]]. Baik Donohue & Grimes maupun Blust menyimpulkan bahwa
Pengelompokan internal di tingkat yang lebih tinggi, yaitu antara Melayu-Polinesia Tengah (CMP), Melayu-Polinesia Tengah-Timur (CEMP) dan Melayu-Polinesia Barat (WMP) bermasalah. Klasifikasi genetik dalam subkelompok CMP dianggap bermasalah karena inovasi yang tidak lengkap dalam bahasanya, meskipun kontak bahasa di daerah itu telah terbukti selama beberapa dekade. Donohue dan Grimes (2008) berpendapat bahwa beberapa bahasa di Sulawesi lebih suka berbagi fitur dengan bahasa di wilayah CMP daripada dengan bahasa di wilayah WMP. Kompleksitas tersebut membuat status CMP dan CEMP menjadi kabur. Dengan melakukan subkelompok
== Sejarah ==
Nama pulau yang paling terkenal serta bahasanya adalah “Ndao”. Namun, telah dipastikan bahwa nama yang diberikan
Gugus konsonan atau pra-nasal /nd/ tidak pernah muncul dalam posisi suku kata mana pun dalam bahasa tersebut. Penutur selalu melafalkan
Pulau Ndao juga secara kiasan disebut ''rai kahore'' (''rai'' 'tanah' dan ''kahore'' 'bulat'), yang secara harfiah berarti 'tanah bulat'. Selain nama Dhao, orang mengidentifikasi diri mereka sebagai ''dhèu kahore'' dan bahasanya sebagai ''lī kahore''. Terutama kaum muda yang mengidentifikasi diri mereka sebagai ''ana kahore''. Kata ''kahore'' mengacu pada pemahaman bersama tentang pulau kecil berbentuk bulat.
Fox menyatakan bahwa, meskipun masyarakat Ndao mengaku memiliki bahasa dan budaya yang mirip dengan [[Suku Sabu|orang Sawu]], mereka telah lama dipengaruhi oleh budaya pulau tetangganya, Rote.
== Variasi
Bahasa Dhao tidak memiliki variasi dialek. Namun, masyarakat yang tinggal di desa Mbiu, Lombo, dan Mbali memiliki variasi semantik kata-kata tertentu yang berbeda. Misalnya, masyarakat Ndao pada umumnya memahami bahwa ungkapan ''kataki i'a'' berarti ‘menembak ikan dengan anak panah’, tetapi di tiga desa yang disebutkan di atas, orang menggunakan ''cèla i'a'', yang secara harfiah berarti ‘menyelam mencari ikan’. Perbedaan tersebut tidak mempengaruhi tata bahasa. Beberapa perbedaan lainnya ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
{| class="wikitable"
Baris 61:
|''cèla'' ‘selam, memanah’
|}
Perbedaan kecil tersebut dapat menyebabkan kesalahpahaman antara penutur bahasa Dhao di luar dan di dalam tiga desa ini. Yang terakhir pada dasarnya memahami semua ekspresi standar bahasa Dhao tanpa membedakan pengertian semantik spesifik dari kata-kata itu. Tidak ada perbedaan [[
== Register ==
{|
|(1)
Baris 87 ⟶ 85:
|-
|
| colspan="6" |"
|
|-
Baris 141 ⟶ 139:
|
|tarik
|hilang
|kami
|dari
Baris 152 ⟶ 150:
|}
==
Bahasa Dhao memiliki 23 segmen konsonan asli dalam inventarisnya: /p, b, ɓ, b͡β, t, d, ɗ, ɖ͡ʐ, c, ɟ, ʄ, k, ɡ, ɠ, ʔ, s, h, m, n, ɲ, ŋ, r, l/ dan tiga konsonan pinjaman: /w, f, j/. Seperti bahasa lain dalam sub-keluarga yang sama, bahasa Dhao memiliki bunyi konsonan letup and gesek. Tidak seperti bahasa lain di daerah yang sama, yang sebagian besar memiliki dua atau tiga konsonan letup, seperti bahasa Kambera di Sumba dan bahasa Rongga di Flores, bahasa Dhao (termasuk bahasa Hawu) memiliki empat konsonan letup: dwibibir /ɓ/, rongga gigi /ɗ/, langit-langit /ʄ/, dan langit-langit belakang /ɠ/. Bahasa Dhao juga memiliki satu dwibibir gesek /b͡β/ dan satu rongga gigi gesek bersuara /ɖ͡ʐ/, yang diucapkan agak retrofleks.
Inventarisasi 23 segmen konsonan asli bahasa Dhao disajikan dalam tabel di bawah ini. Segmen yang ditunjukkan dalam tanda buka-tutup kurung dianggap sebagai pinjaman.
{| class="wikitable"
|+Inventaris Konsonan Bahasa Dhao
!
! colspan="2" |Dwibibir
Baris 175 ⟶ 171:
|t
|d
|[[Voiceless palatal plosive|c]]
|j
Baris 189 ⟶ 185:
|b'
[<nowiki/>[[
|
|
|d'
[<nowiki/>[[
|
|j'
[<nowiki/>[[
|
|g'
[<nowiki/>[[
|
|-
Baris 213 ⟶ 209:
|
|dh
[ɖ͡ʐ]
|
|
Baris 286 ⟶ 281:
|
|}
Bahasa Dhao memiliki enam vokal, yang meliputi /i, ɛ, ə, a, ɔ, u/. Karena
Vokal bahasa Dhao disajikan secara fonemik dalam tabel di bawah ini. Bahasa Dhao menerapkan sistem enam vokal. Vokal tengah dan rendah semuanya merupakan vokal terbuka.
Baris 311 ⟶ 306:
|
|}
Semua vokal bahasa Dhao memiliki rekan vokal panjang. Namun, mereka berbeda dalam hal distribusi. Hanya vokal panjang [iː] yang muncul di semua posisi kata, sedangkan yang lain jarang muncul di posisi tengah kata. Pepet panjang [əː] hanya muncul pada posisi awal kata.
{| class="wikitable"
|+Kontras antara Vokal Pendek dan Panjang
|
|'''Kata'''
|'''IPA'''
|'''Arti'''
|-
| rowspan="4" |[a] ~ [a:]
|ae
|[ˈʔaɛ]
|bernafas
|-
|āe
|[ˈaːɛ]
|besar
|-
|nga'a
|[ˈŋaʔa]
|dia makan
|-
|ngā
|[ˈŋaː]
|apa
|-
| rowspan="2" |[ɛ] ~ [ɛː]
|ele
|[ˈʔɛlɛ]
|kalah
|-
|ēle
|[ˈɛːlɛ]
|biarkan
|-
|[ə] ~ [əː]
|èna
|[ˈʔən:a]
|enam
|-
|
|ĕna
|[əˈːn:a]
|itu
|-
|[i] ~ [iː]
|isi
|[ˈʔisi]
|isi
|-
|
|īki
|[ˈiːki]
|kecil
|-
|[ɔ] ~ [ɔː]
|kabho'o
|[kaˈb͡βɔʔɔ]
|suara jatuh
|-
|
|kabhō
|[kaˈb͡βɔː]
|sejenis pohon
|-
| rowspan="2" |[u] ~ [uː]
|su'u
|[ˈsuʔu]
|sejenis pohon
|-
|sū
|[ˈsuː]
|ujung
|}
== Suku Kata dan Tekanan ==
Pola suku kata-kata bahasa Dhao adalah CV, dan tekanan turun secara konsisten pada posisi kedua dari belakang. Bahasa Dhao adalah salah satu bahasa di kepualan Sunda Kecil yang hanya mengizinkan suku kata akhir terbuka, sama seperti bahasa Hawu dan bahasa Sumba, dan berbeda dari Rote, yang memungkinkan konsonan terakhir –k dan –s. Oleh karena itu, untuk kata pinjaman dengan konsonan akhir, bahasa Dhao menerapkan strategi adaptasi untuk membuat suku kata terbuka dengan menghilangkan konsonan atau menambahkan vokal. Vokal epentetik dalam posisi antar konsonan mencegah gugus CC.
Morfem bersuku kata satu disajikan di bawah ini, di mana suku kata hanya berisi CV. Banyak morfem bersuku kata yang merupakan kata fungsi, seperti ''ho'' ‘sehingga’ dan ''ma'' ‘menuju’, tetapi ada beberapa kata isi, seperti ''ha'' ‘paru-paru’.
{|
|''ca''
|'satu'
|-
|''do''
|'atau'
|-
|''re''
|'melalui'
|}
Contoh kata bersuku kata dua ada di bawah ini. Kata-kata bersuku kata dua menghasilkan satu kaki ''trochaic'', di mana tekanan utama jatuh pada suku kata awal. Suku kata yang ditekankan dicetak tebal.
{|
|'''''ba'''b'a''
|'pendek'
|-
|'''''ba'''ki''
|'kakek'
|-
|'''''ha'''ha''
|'bawah'
|}
Dalam kata-kata bersuku kata tiga, suku kata awal tidak memiliki tekanan dan tekanan utama jatuh pada suku kata kedua dari belakang. Di bawah ini adalah contohnya.
{|
|''li'''mu'''ri''
|'surat'
|-
|''na'''ne'''ne''
|'mendengarkan'
|-
|''ta'''nga'''d'a''
|'jangkar'
|}
Kata bersuku kata empat menghasilkan dua kaki ''trochaic''. Namun, ketika empat suku kata berkumpul, tekanan utama jatuh pada suku kata kedua dari belakang. Penekanan pada suku kata awal menjadi sekunder. Suku kata kedua dari belakang yang memiliki tekanan utama dicetak tebal. Contohnya dapat dilihat di bawah ini.
{|
|''holo'''no'''ri''
|'firman Tuhan'
|-
|''kaba'''ra'''i''
|'khalayak umum'
|-
|''capa'''g'i'''li''
|'geli'
|}
== Gramatika ==
=== Pronomina ===
==== Pronomina Persona ====
Bahasa Dhao mempunyai berbagai jenis pronomina persona:
# Pronomina mandiri lengkap (''free pronouns''); ada juga bentuk pendek untuk beberapa kombinasi.
# Pronomina klitik (''pronominal clitic''); banyak peranan, misalnya, subyek, pemilik, dll.
# Pronomina enklitik; selalu berada di belakang inti frasa.
# Pronomina awalan (''pronominal prefix''); disisipkan pada verba yang berawal dengan vokal.
# Pronomina akhiran (''pronominal suffix''); disisipkan pada verba ‘pergi’.
{| class="wikitable"
! colspan="2" |Pronomina Persona
!mandiri lengkap
!pendek
!klitik
!enklitik
!awalan
!akhiran
|-
| rowspan="2" |Orang Pertama
|Tunggal
|''ja'a''
|''ja''
|''ku''
|
|''kU-''
|''-ku''
|-
|Jamak
|''èdhi'' (inklusif)
''ji'i'' (eksklusif)
|''ji'' (eksklusif)
|''ti'' (inklusif)
''mi'' (eksklusif)
|
|''t-'' (inklusif)
''ng-'' (eksklusif)
|''-ti'' (inklusif)
''-'a'' (eksklusif)
|-
| rowspan="2" |Orang Kedua
|Tunggal
|''èu''
|
|''mu''
|
|''mU-''
|''-mu''
|-
|Jamak
|''miu''
|
|''mi''
|
|''mI-''
|''-mi''
|-
| rowspan="2" |Orang Ketiga
|Tunggal
|''nèngu''
|
|''na''
|''ne''
|''n-''
|''-'e''
|-
|Jamak
|''rèngu''
|
|''ra''
|''si''
|''r-''
|''-si''
|}
Untuk pronomina awalan pada bagan di atas, huruf besar pada ''kU-'', ''mU-'', dan ''mI-'') menyimbolkan vokal abstrak. Pendekatan ini dibutuhkan untuk menerangkan kenapa ‘saya makan’ berupa ''ko'a'' dan bukan ''ka'a''; ‘engkau makan’ berupa ''mo'a'' dan bukan ''ma'a''; ‘kalian makan’ berupa ''mi'a'' dan bukan ''ma'a''; ‘saya ambil’ berupa ''kore'' dan bukan ''kare'', dsb.
Ada satu verba dalam bahasa Dhao yang mengunakan akhiran untuk menentukan pelaku, yaitu ''la'' ‘pergi’. Di rumpun bahasa-bahasa Austronesia, verba semacam ini digolongkan sebagai verba intradirektif di mana lokasi si pelaku juga berubah.
Bila pronomina persona jamak ditentukan dengan jumlah orang, maka pronomina persona mandiri dipakai sama-sama dengan pronomina klitik. Contohnya di bawah ini.
{| class="wikitable"
! colspan="2" |Pronomina Persona Jamak
!dua 'dua'
!tèlu 'tiga'
!èpa 'empat'
!ā'i-ā'i 'semua'
|-
| rowspan="2" |Orang Pertama
|inklusif
|''èdhi dua ti''
|''èdhi tèlu ti''
|''èdhi èpa ti''
|''èdhi ā'i-ā'i ti''
|-
|eksklusif
|''ji'i dua mi''
|''ji'i tèlu mi''
|''ji'i èpa mi''
|''ji'i ā'i-ā'i mi''
|-
|Orang Kedua
|
|''miu dua mi''
|''miu tèlu mi''
|''miu èpa mi''
|''miu ā'i-ā'i mi''
|-
|Orang Ketiga
|
|''rèngu dua ra''
|''rèngu tèlu ra''
|''rèngu èpa ra''
|''rèngu ā'i-ā'i ra''
|}
Pronomina persona yang wajib adalah pronomina persona klitik, bukan bentuk pronomina persona mandiri.
==== Pronomina Refleksif ====
Bahasa Dhao mempunyai empat cara untuk merujuk pada diri sendiri. ''Unu'' dan ''mesa'' berfungsi dalam frasa nomina, dan ''īsi'' dan ''ngi'u'' berfungsi sebagai objek dari verba transitif. Sama seperti pola di atas, pronomina refleksif menggunakan baik pronomina persona mandiri maupun klitik.
{| class="wikitable"
! rowspan="3" |Pronomina Refleksif
! colspan="3" |Orang Pertama
! colspan="2" |Orang Kedua
! colspan="2" |Orang Ketiga
|-
! rowspan="2" |Tunggal
! colspan="2" |Jamak
! rowspan="2" |Tunggal
! rowspan="2" |Jamak
! rowspan="2" |Tunggal
! rowspan="2" |Jamak
|-
!Inklusif
!Eksklusif
|-
|unu 'punya'
|''ja'a unu ku''
|''èdhi unu ti''
|''ji'i unu mi''
|''èu unu mu''
|''miu unu mi''
|''nèngu unu na''
|''rèngu unu ra''
|-
|mesa 'sendiri'
|''ja'a mesa ku''
|''èdhi mesa ti''
|''ji'i mesa mi''
|''èu mesa mu''
|''miu mesa mi''
|''nèngu mesa na''
|''rèngu mesa ra''
|-
|īsi 'diri'
|
|
|''ji'i ... īsi mi''
|''èu ... īsi mu''
|''miu/mi ... īsi mi''
|''nèngu/na ... īsi na''
|''rèngu/ra ... īsi ra''
|-
|ngi'u 'badan/tubuh'
|
|
|''ji'i ... ngi'u mi''
|''èu ... ngi'u mu''
|''miu/mi ... ngi'u mi''
|''nèngu ... ngi'u na''
|''rèngu/ra ... ngi'u ra''
|}
==== Pronomina Demonstratif ====
Pronomina demonstratif dalam bahasa Dhao membedakan tiga jarak yang relatif (yang sejajar dengan sini, situ, sana), bersama tunggal dan jamak. Pronomina demonstratif tersebut digunakan untuk merujuk pada 1) lokasi, 2) waktu, dan 3) peranan dalam wacana (''referent tracking in discourse''). Bahasa Indonesia tidak menandai frasa tunggal atau jamak dengan kata petunjuk seperti bahasa Dhao.
{| class="wikitable"
! rowspan="3" |Jarak
! colspan="4" |Pronomina Demonstratif
! rowspan="3" |Arti
|-
! colspan="2" |Tunggal
! colspan="2" |Jamak
|-
|Lengkap
|Singkat
|Lengkap
|Singkat
|-
|''Proximal''
|''ne'e''
|''ne''
|''se'e''
|''se''
|ini
|-
|''Distal''
|''ĕna''
|''na''
|''sèra''
|''si''
|itu
|-
|''Remote''
|''nèi''
|
|''sèi''
|
|sana
|}
=== Numeralia ===
Numeralia mengacu pada "bilangan asli". Mereka dapat dibedakan sebagai bilangan kardinal yang menghitung jumlah individu dalam suatu himpunan, dan sebagai ordinal yang menyatakan pangkat dalam suatu deret. Bahasa Dhao menerapkan sistem desimal. Bilangan yang lebih tinggi dinyatakan dengan kelipatan 10. Bilangan bulat bebas yang merupakan bilangan kardinal disajikan pada tabel di bawah ini. Bilangan antara 'satu' sampai 'sembilan' dinyatakan oleh leksem bersuku dua yang terpisah. Hanya ''èci'' 'satu' yang dapat direduksi menjadi morfem bersuku kata satu ''ci'' dengan menghapus pepet awal.
{| class="wikitable"
!Angka
!Bahasa Dhao
!Bahasa Indonesia
|-
|1
|''èci''
|'satu'
|-
|2
|''dua''
|'dua'
|-
|3
|''tèlu''
|'tiga'
|-
|4
|''èpa''
|'empat'
|-
|5
|''lèmi''
|'lima'
|-
|6
|''èna''
|'enam'
|-
|7
|''pidhu''
|'tujuh'
|-
|8
|''aru''
|'delapan'
|-
|9
|''ceo''
|'sembilan'
|}
Kelipatan 10 disajikan pada tabel di bawah ini. Kelipatan didahului oleh penanda tak tentu ''ca'' 'satu'. Berbeda dengan tiga yang pertama, leksem ''juta'' ‘juta’ adalah pinjaman dari bahasa Indonesia. Bahasa Dhao memang memiliki istilah kuno ''kehi'' yang juga berarti 'juta'. Namun, istilah asli bahasa Dhao tidak lagi digunakan. Namun, kombinasinya dengan ''juta'', menghasilkan ''juta kehi'', berarti 'lebih dari...juta', seperti contoh di bawah ini.
{| class="wikitable"
!Satuan Kelipatan
!Bahasa Dhao
!Bahasa Indonesia
|-
|10
|''canguru''
|'sepuluh'
|-
|100
|''cangasu''
|'seratus'
|-
|1000
|''cariho''
|'seribu'
|-
|1000.000
|''cajuta''
|'satu juta'
|}
{|
|''nèngu''
|
|''abhu''
|
|''doi''
|
|''cajuta''
|
|''kehi''
|-
|dia
|
|dapat
|
|uang
|
|satu juta
|
|juta
|-
| colspan="9" |"Dia dapat uang lebih dari satu juta."
|}
Bilangan pecahan di bahasa Dhao menggunakan ''camalore'' 'setengah' atau 1⁄2. Istilah ini awalnya mengacu pada jumlah benda atau cairan melalui pengklasifikasi tertentu yang menandakan kepenuhan yang tidak lengkap. Dalam bilangan pecahan, ''camalore'' didahului oleh bilangan pokok dengan kata penghubung ''dènge'' 'dengan' di antara mereka.
{|
|1⁄2
|
|''camalore''
|-
|2 1⁄2
|
|''dua dènge camalore''
|-
|5 1⁄2
|
|''lèmi dènge camalore''
|-
|10 1⁄2
|
|''canguru dènge camalore''
|}
Bilangan urut disajikan pada tabel di bawah ini. Bilangan urut dibentuk dari bilangan kardinal yang diawali dengan ''ka'', yang aslinya berasal dari partikel ''ka-''. Istilah ''uru'' 'sebelumnya' juga digunakan ketika mengacu pada urutan deret, alih-alih nomor urut untuk 'pertama'.
{| class="wikitable"
!Angka Ordinal
!Bahasa Dhao
!Bahasa Indonesia
|-
|1
|''ka'èci''
|'pertama', 'kesatu'
|-
|2
|''kadua''
|'kedua'
|-
|3
|''katèlu''
|'ketiga'
|-
|4
|''ka'èpa''
|'keempat'
|-
|5
|''kalèmi''
|'kelima'
|-
|6
|''ka'èna''
|'keenam'
|-
|7
|''kapidhu''
|'ketujuh'
|-
|8
|''ka'aru''
|'kedelapan'
|-
|9
|''kaceo''
|'kesembilan'
|-
|10
|''kacanguru''
|'kesepuluh'
|}
Kardinal adverbia di bahasa Dhao menggunakan adverbia ''hari'' 'lagi'. Untuk mengungkapkan gagasan 'sekali' ''ca-'' digunakan dalam kombinasi dengan verba ''tèka'' 'bertengger'. Bentuk ''catèka'' 'sekali' dikurangi secara teratur menjadi ''sèka''. Untuk membentuk kardinal adverbia yang lebih tinggi, bilangan dasar mendahului adverb ''hari'' 'lagi'. Kardinal adverbia diilustrasikan pada tabel di bawah ini.
{| class="wikitable"
! colspan="2" |Kardinal adverbia
|-
|'''Bahasa Dhao'''
|'''Bahasa Indonesia'''
|-
|''catèka''
|'sekali'
|-
|''dua hari''
|'dua kali'
|-
|''tèlu hari''
|'tiga kali'
|-
|''canguru hari''
|'sepuluh kali'
|}
=== Penggolong ===
Bahasa Dhao memiliki tiga pengklasifikasi berbeda yang menunjukkan arti 'satu'. Secara fonologis, dasarnya adalah bentuk bersuku kata ''ca''. Dua bentuk lainnya ''cue'' dan ''ci'u'' secara historis menyatu dari ''ca'' + ''bua'' 'buah' dan ''ca'' + ''ngi'u'' 'tubuh'.
{| class="wikitable"
! colspan="3" |Penggolong Singular
|-
|'''''ca'''''
| -
|se-, satu
|-
|'''''cue'''''
|''ca-'' + ''bua''
se- + buah
|sebuah (untuk nomina tak bernyawa)
|-
|'''''ci'u'''''
|''ca'' + ''ngi'u''
''se-'' + tubuh
|seekor, seorang (untuk nomina bernyawa)
|}
Bentuk ''ca'' menandakan ketidakterbatasan untuk kata-kata umum yang merujuk pada orang, objek, tempat, atau waktu.
=== Kata Tanya ===
Kedudukan kata tanya dalam bahasa Dhao biasanya mengganti argumen yang ditanyakan.
{| class="wikitable"
!Bahasa Dhao
!Bahasa Indonesia
|-
|''asamia''
|ke mana
|-
|''cē''
|siapa
|-
|''ètumia''
''kamia''
|di mana
|-
|''nètimia''
|dari mana
|-
|''ngā''
|apa
|-
|''ngataoka''
|kenapa
mengapa
|-
|''pèri''
|berapa
|-
|''tasamia''
''tasameramia''
|bagaimana
|}
=== Afiks ===
Selain awalan untuk pronomina persona, ada lagi dua awalan verba dalam bahasa Dhao yang bersifat homonim (yaitu dua morfem yang bentuknya sama, tetapi makna dan fungsi berbeda). Yang pertama adalah ''pa-'' ‘kausatif’. Yang kedua adalah ''pa-'' ‘resiprokal’. Dalam bahasa-bahasa daerah dari rumpan bahasa Austronesia di kawasan Indonesia Timur, kedua awalan tersebut sering ditemukan dalam bentuk yang persis sama, atau kadang-kadang dalam bentuk yang hampir sama.
{| class="wikitable"
! colspan="4" |''pa-''
|-
! colspan="2" |Kausatif
! colspan="2" |Resiprokal
|-
|''bab'e'' 'pendek'
|''pabab'e'' 'memendekkan'
|''b'ala'' 'balas'
|''pab'ala'' 'saling bertengkar'
|-
|''dedha'' 'atas'
|''padedha'' 'meningikan'
|''èci'' 'satu'
|''pa'èci'' 'bersatu'
|-
|''kako'' 'jalan'
|''pakako'' 'menjalankan'
|''dètu'' 'dekat'
|''padètu'' 'saling mendekati'
|-
|''ngara'' 'nama'
|''pangare'' 'menamakan'
|''kaboko'' 'kumpulan'
|''pakaboko'' 'berkumpul bersama'
|}
===
Bahasa Dhao menggunakan proses yang disebut dalam ilmu bahasa sebagai ‘template-driven CV-reduplication’ untuk membentuk nomina dari verba. Konsonan pertama diulangi dan vokal /a/ diisi. Secara abstrak, proses tersebut dapat diperlihatkan sebagai berikut:
{|
| colspan="4" |Kata dasar
|
|
| colspan="6" |Nomina yang dihasilkan
|
|
| rowspan="2" |
|-
|'''K1'''
|'''V1'''
|'''K2'''
|'''V2'''
| rowspan="4" |
| rowspan="4" |
|'''K1'''
|'''a'''
|'''K1'''
|'''V1'''
|'''K2'''
|'''V2'''
| rowspan="4" |
| rowspan="4" |
|-
|''m''
|''u''
|''r''
|''i''
|''m''
|''a''
|''m''
|''u''
|''r''
|''i''
|'hidup' => 'kehidupan'
|-
|''k''
|''a''
|''k''
|''o''
|''k''
|''a''
|''k''
|''a''
|''k''
|''o''
|'jalan' => 'perjalanan'
|-
|''h''
|''o''
|''r''
|''o''
|''h''
|''a''
|''h''
|''o''
|''r''
|''o''
|'potong' => 'gergaji'
|}
Dengan '''verba transitif aktif''', perulangan menandai kegiatan yang dilaksanakan secara berulang-ulang dan secara intensif. Pola perulangan sama seperti di atas. Contohnya sebagai berikut:
{|
|''dugu''
|'goda'
| rowspan="3" |
| rowspan="3" |
|''dadugu''
|'goda ulang-ulang'
|-
|''range''
|'bujuk'
|''rarange''
|'bujuk-bujuk'
|-
|''riu''
|'runcing'
|''rariu''
|'mencobai orang ulang-ulang'
|}
Dengan '''verba intransitif''', perulangan dengan awalan ''pa-'' menandai kegiatan yang mempunyai sifat akar kata tersebut sebanyak mungkin. Contohnya sebagai berikut:
{|
|''èra''
|'kuat'
| rowspan="3" |
| rowspan="3" |
|''pa'èra-èra''
|'sekuat-kuatnya'
|-
|''be'a''
|'baik'
|''pabe'a-be'a''
|'sebaik-baiknya'
|-
|''ie''
|'baik'
|''pa'ie-īe''
|'sebaik-baiknya'
|}
Perulangan '''adverbia''' meningkatkan intensitas dari sifatnya akar kata. Contohnya sebagai berikut:
{|
|''hari''
|'ulang'
|
|
|''pahari-hari''
|'berulang-ulang'
|-
|''tare'a''
|'benar'
|
|
|''tare'a-re'a''
|'sangat benar'
|-
|''mèu''
|'terang'
|
|
|''(ā'i) mèu-mèu''
|'(semuanya) sangat jelas'
|}
Kebanyakan bahasa di dunia bisa membedakan antara nama warna (secara umum), dan warna itu yang sifatnya dianggap paling murni. Dalam '''adjektiva warna''' bahasa Dhao, perbedaan ditandai dengan perulangan pada adverbianya. Tetapi setiap adjektiva warna memiliki adverbia yang khas. Contohnya sebagai berikut:
{|
|''pudhi''
|'putih'
|
|
|''pudhi lao-lao''
|'putih bersih'
|-
|''mea''
|'merah'
|
|
|''mea gèu-gèu''
|'merah menyala'
|-
|''mangèru''
|'biru-hijau'
|
|
|''mangèru bidhu-bidhu''
|'sangat hijau'
|-
|''mèdhi''
|'hitam'
|
|
|''mèdhi guru-guru''
|'hitam sekali'
|}
Bahasa Indonesia menandai bentuk nomina jamak, nomina terssebut mengalami pengulangan, misalnya orang (nomina tunggal) dan orang-orang (nomina jamak). Bahasa Dhao serta banyak bahasa daerah lain di kawasan Indonesia Timur berbeda, '''nomina jamak''' ditandai dengan pronomina ''sèra'', ''ra'', ''se'e'', atau ''si''. Perulangan nomina membawa unsur ‘variasi, berbagai, keaneka-ragaman, yang berbeda-beda’. Unsur variasi lebih menonjol atau dipentingkan daripada unsur jamak. Yang termasuk, bukan semua anggota dalam golongan tersebut, tetapi berbagai anggota yang mewakili perbedaan yang ada. Contohnya sebagai berikut:
{| class="wikitable"
! colspan="2" |Tunggal
! colspan="2" |Jamak
! colspan="2" |Pengulangan
|-
|''ama''
|'ayah'
|''ama sèra''
|'ayah-ayah'
|''ama-ama''
|'berbagai pemimpin'
|-
|''hèb'a''
|'mulut'
|''hèb'a sèra''
|'mulut-mulut'
|''hèb'a-hèb'a''
|'berbagai pintu'
|-
|''rai''
|'tanah'
'pulau'
|''rai sèra''
|'tanah-tanah'
'pulau-pulau'
|''rai-rai''
|'berbagai negara'
|}
Sama seperti perulangan yang lain, perulangan '''adjektiva jumlah''' (''quantifier'') meningkatkan intensitas dari sifat akar kata tersebut. Contohnya sebagai berikut:
{|
|''ā'i''
|'semua'
|
|
|''ā'i-ā'i''
|'semua-semua', 'segala'
|-
|''ae''
|'banyak'
|
|
|''ae-ae''
|'sangat banyak'
|-
|''éci''
|'satu'
|
|
|''èci-èci''
|'satu-satu', 'masing-masing'
|-
|''īki''
|'kecil'
|
|
|''īki-īki''
|'kecil-kecil'
|-
|''pèri''
|'berapa'
|
|
|''pèri-pèri''
|'beberapa'
|}
Sama seperti perulangan yang lain, perulangan '''kata waktu''' (time words) meningkatkan intensitas dari sifat akar kata tersebut. Contohnya sebagai berikut:
{|
|''lod'o''
|'hari', 'waktu'
|
|
|''lod'o-lod'o''
|'setiap hari', 'sekali-sekali'
|-
|''nèbhu''
|'lama'
|
|
|''nèbhu-nèbhu''
|'lama-lama'
|-
|''tā''
|'waktu'
|
|
|''tā-tā''
|'terus-menerus', 'selamanya'
|-
|''tarū''
|'terus'
|
|
|''tarū-tarū''
|'terus-menerus'
|-
|''uru''
|'dulu'
|
|
|''uru-uru''
|'dulu-dulu'
|}
Perulangan '''kata tanya''', menambah unsur ‘berbagai macam, yang tidak tertentu, dan tidak terbatas’. Contohnya sebagai berikut:
{|
|''cē''
|'siapa'
|
|
|''cē-cē''
|'siapa saja', 'barang siapa'
|-
|''mia''
|'mana'
|
|
|''mia-mia''
|'berbagai tempat'
|-
|''ngā''
|'apa'
|
|
|''ngā-ngā''
|'sesuatu', 'apa saja'
|}
Bahasa Dhao mempunyai banyak kata majemuk yang digunakan baik dalam syair-syair, maupun bahasa sehari-hari. Gejala kata majemuk dalam bahasa-bahasa daerah di kawasan Indonesia Timur dibahas secara lebih mendalam di C.Grimes, Therik Jacob, dan Grimes (1997). Kata majemuk dalam bahasa Dhao berfungsi sebagai satu kesatuan, dan ditulis dengan garis datar (-) atau digabung, misalnya:
{| class="wikitable"
! colspan="2" |Kata Dasar
! colspan="2" |Kata Majemuk
|-
|''ana''
''èpu''
|'anak'
'cucu'
|''ana-èpu''
|'keturunan'
|-
|''bèi''
''baki''
|'nenek'
'kakek'
|''bèi-baki''
|'nenek-moyang'
|-
|''bèli''
''camèda''
|'besok'
'lusa'
|''bèli-camèda''
|'waktu yang akan datang'
|-
|''dedha''
''liru''
|'atas'
|''dedha-liru''
|'langit', 'surga'
|}
=== Sintaksis ===
Secara singkat, tipologi bahasa Dhao adalah SV(O), yaitu subyek dulu, baru verba, baru boleh diikuti objek. Apabila ada informasi mengenai lokasi atau waktu, '''adverbia lokasi''' atau '''adverbia waktu''' itu biasanya ditambah di bagian belakang kalimat. Jika informasi mengenai lokasi atau waktu merupakan informasi baru yang penting dalam suatu cerita (wacana), maka ditempatkan di bagian awal kalimat. Apabila ada informasi mengenai baik waktu maupun lokasi, kedua adverbia tersebut biasanya ditempatkan lebih awal.
{|
|''d'ai''
|
|''lod'o nihia''
|
|''ètu nèi''
|
|''dhèu se''
|
|''ra'a''
|
|''sisi''
|-
|pada
|
|sore hari
|
|di sana
|
|orang-orang
|
|makan
|
|daging
|-
|'''preposisi'''
|
|'''adverbia waktu'''
|
|'''adverbia lokasi'''
|
|'''subjek'''
|
|'''verba'''
|
|'''objek'''
|-
| colspan="11" |"Pada sore hari di sana, orang-orang makan daging."
|}
'''Konjungsi''' ditempatkan pada awal kalimat, terlepas dari kerumitan isi kalimat.
{|
|''tengā''
|
|''d'ai''
|
|''lod'o nihia''
|
|''dhèu se''
|
|''ra'a''
|
|''sisi''
|
|''ètu nèi''
|
|-
|tetapi
|
|pada
|
|sore hari
|
|orang-orang
|
|makan
|
|daging
|
|di sana
|
|-
|'''konjungsi'''
|
|'''preposisi'''
|
|'''adverbia waktu'''
|
|'''subjek'''
|
|'''verba'''
|
|'''objek'''
|
|'''adverbia lokasi'''
|
|-
| colspan="13" |"Tetapi, pada sore hari, orang-orang makan daging di sana."
|
|}
== Referensi ==
{{reflist}}
== Daftar pustaka ==
* Grimes, Prof. Dr. Charles E. 2012. ''Panduan Menulis Bahasa Ndao (Lii Dhao): serta Tata Bahasa Singkat''. Kupang: Unit Bahasa dan Budaya, Kupang (UBB)
* Balukh, Jermy. 2020. A Grammar of Dhao: ''An Endangered Austronesian Language in Eastern Indonesia''. Amsterdam: Netherlands Graduate School of Linguistics (LOT)
== Pranala luar ==
Baris 327 ⟶ 1.312:
{{Bahasa daerah di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Dhao}}
[[Kategori:Bahasa dari Nusa Tenggara Timur]]
|