Daya tanggulang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hana Makara (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Kecakapan hidup menjadi Keterampilan hidup |
||
(16 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''
== Strategi
Pemilihan strategi
▲Pemilihan strategi coping yang akan digunakan bergantung pada jenis [[stres]] dan permasalahan yang dihadapi individu. Strategi coping bertujuan untuk mengatasi situasi yang dianggap menekan, membebani, dan di luar kemampuan atau sumber daya yang dimiliki individu.
Strategi koping yang berfokus pada masalah meliputi hal-hal sebagai berikut.
*
*
*
=== Strategi koping berfokus pada emosi ===
▲1. Strategi ''coping'' berfokus pada masalah. Strategi ini cenderung digunakan oleh individu yang memiliki sumber daya untuk menghadapi situasi sehingga konflik yang tengah dihadapi dianggap masih dalam kontrol indidvidu.
▲Strategi ''coping'' berfokus pada masalah meliputi:
*Penilaian ulang positif
▲*''Planful problem solving'' yaitu bentuk reaksi terhadap situasi menggunakan pendekatan analitis untuk mengubah keadaan.
*Penerimaan tanggung jawab
▲*''Confrontative solving'' yaitu bentuk reaksi yang disertai dengan penggambaran tingkat risiko yang harus diambil.
*[[Pengendalian diri]]
▲*''Seeking social support'' yaitu bentuk reaksi dengan cara mencari [[dukungan sosial]] baik berupa dukungan nyata, informasi, maupun dukungan emosional.
*Jaga jarak
*Lepas dari penghindaran masalah
=== Pendekatan dan penghindaran ===
▲2. Strategi ''coping'' berfokus pada emosi. Strategi ini cenderung akan digunakan ketika individu merasa tidak memiliki kendali atas suatu situasi karena tidak adanya sumber daya yang cukup untuk mengatasi situasi tersebut. Strategi ''coping'' berfokus pada emosi meliputi:
=== Koping proaktif ===
▲3. ''Approach dan avoidance''. Strategi ''approach'' berarti mengambil tindakan secara langsung dan bersifat konfrontatif sedangkan strategi ''avoidant'' cenderung menghindari permasalahan. Kedua strategi tersebut memiliki kelebihannya masing-masing. Namun secara keseluhuruhan, strategi ''approach'' lebih berhasil dalam mengatasi permasalahan dan membawa dampak yang lebih sehat pada kondisi fisik maupun mental.
▲4. ''Proactive coping''. Terdapat tiga hal yang perlu dilakukan ketika menggunakan strategi ''proactive coping'', yaitu mengantisipasi [[stresor]] yang berpotensi menyebabkan stres, mengelola stres tersebut, dan mampu mengatur diri sendiri (''self-regulatory'') dan melakukan tindakan yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan.
Karakteristik kepribadian berpengaruh pada cara seseorang mengatasi permasalahan yang dialaminya. Beberapa orang lebih mudah mengalami stres, merasakan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan terhadap berbagai situasi, sehingga dapat memunculkan gangguan fisiologis maupun psikologis dan menjadi rentan terserang penyakit. Kondisi ini disebut juga sebagai ''neurotisisme''. Sedangkan orang-orang yang mengatasi permasalahan dengan kondisi emosi yang positif akan lebih mudah dalam menurunkan kadar [[kortisol]] (indikator tingkat stress) dan memiliki respon imun tubuh yang lebih baik. Secara psikologis, emosi positif juga mendorong seseorang untuk menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk menghadapi tantangan dan fokus pada pencapaian tujuan.{{Sfn|E.Taylor|2017|p=135-137}}▼
Karakteristik lainnya yang membantu seseorang untuk melalui proses koping dengan lebih efektif adalah [[optimisme]] dan harga diri (''self-esteem'') yang tinggi. Optimisme meningkatkan partisipasi pada aktivitas-aktivitas yang menunjang kesehatan fisik dan mental dan bermanfaat dalam jangka panjang. Harga diri yang tinggi membantu seseorang untuk terlibat aktif dalam perilaku sehat dan cenderung mengurangi perilaku merokok maupun mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.{{Sfn|E.Taylor|2017|p=147-148}}
▲== ''Coping'' dan kepribadian ==
▲Karakteristik kepribadian berpengaruh pada cara seseorang mengatasi permasalahan yang dialaminya. Beberapa orang lebih mudah mengalami stres, merasakan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan terhadap berbagai situasi, sehingga dapat memunculkan gangguan fisiologis maupun psikologis dan menjadi rentan terserang penyakit. Kondisi ini disebut juga sebagai ''neurotisisme''. Sedangkan orang-orang yang mengatasi permasalahan dengan kondisi emosi yang positif akan lebih mudah dalam menurunkan kadar [[kortisol]] (indikator tingkat stress) dan memiliki respon imun tubuh yang lebih baik. Secara psikologis, emosi positif juga mendorong seseorang untuk menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk menghadapi tantangan dan fokus pada pencapaian tujuan.
== Mekanisme
Stuart dan Sundeen membagi mekanisme koping menjadi dua jenis, yaitu mekanisme koping yang berpusat pada masalah dan mekanisme koping yang berpusat pada emosi.<ref>{{cite book |last1=Stuart |last2=Sundeen |title=Pocket Guide to Psychiatric Nursing |date=1991 |publisher=The Mosby Company |location=
1. Mekanisme
*Konfrontasi
*Isolasi
*Kompromi
2. Mekanisme
*Penyangkalan
*
*Kompensasi
*Represi
Baris 43 ⟶ 48:
*Proyeksi
*Konversi
*Pemindahan
== Lihat pula ==
*[[Resiliensi]]
*[[Pengembangan diri]]
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Psikologi kesehatan]]
[[Kategori:Keterampilan hidup]]
[[Kategori:Perilaku manusia]]
[[Kategori:Stres psikologis]]
|