Wadah makanan busa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Lina Sellin (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Yummp hk lunchbox.jpg|jmpl|ka|[[Siumei]] dengan nasi dalam sebuah tempat makan styrofoam]]
'''Tempat makan ''styrofoam''''' adalah [[kemasan makanan sekali pakai]] dari busa untuk berbagai makanan.
Kata "styrofoam" sering digunakan untuk ''expanded polystyrene'' (EPS) atau busa [[polistirena]] yang diperluas (busa EPS). Akan tetapi, "styrofoam" sebenarnya adalah merek dagang milik The Dow Chemical Company untuk busa polistirena ekstrusi sel tertutup yang dibuat untuk isolasi termal dan aplikasi kerajinan.<ref>{{cite web|url=https://www.wsj.com/articles/theres-no-such-thing-as-a-styrofoam-cup-1397175263|title=There's No Such Thing as a Styrofoam Cup|last1=Stevens|first1=Laura|website=Wall Street Journal|publisher=Wall Street Journal|accessdate=21 November 2017}}</ref>
Polistirena adalah plastik berbasis [[minyak bumi]] yang terbuat dari [[stirena]] [[monomer]].
Dalam bahasa Inggris, tempat makan ''styrofoam'' disebut ''foam food container'' atau kemasan makanan dari busa. Dengan demikian, benda yang sering orang sebut sebagai "tempat makan styrofoam" sebenarnya merujuk pada "kemasan makanan dari busa".
== Sejarah dan Cara Produksi ==
Tempat makan dari busa polistiren ini diproduksi dengan menyuntikkan ''expanded polystyrene foam (EPS foam)'' atau busa polistiren yang diperluas ke dalam cetakan. Pada awal tahun 1940-an, EPS ditemukan oleh Ray McIntire dari The Dow Chemicals Company. McIntire menemukannya setelah melakukan percobaan dengan meniupkan gas ke dalam adonan panas polistiren atau PS.
Dalam prosesnya, pencampuran gelembung udara mengembang dan membuatnya menjadi ringan seperti busa hingga terciptalah EPS. Jadi, ''styrofoam'' yang dikenal masyarakat merupakan varian polistirena, di mana 95% volumenya dipenuhi udara.<ref>{{Cite
== Keuntungan ==
Baris 23:
=== Dampak bagi Kesehatan Manusia ===
==== Dampak bagi Pekerja Pabrik ====
Menurut ''United States Department of Labor'' dalam laporan ''Occupational Safety and Health Administration'', efek buruk stirena bagi kesehatan pekerja di pabrik pembuatan stirena, antara lain adalah iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan bagian atas. Paparan akut juga dapat menyebabkan efek gastrointestinal. Paparan kronis
Sementara itu, Pemerintah Australia dalam dokumen [https://www.commerce.wa.gov.au/sites/default/files/atoms/files/code_styrene.pdf. Code of Practice: Styrene]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} yang dirilis pada bulan Desember 1996 memaparkan dampak stirena bagi kesehatan pekerja di pabrik stirena:
Baris 43:
==== Dampak bagi Konsumen ====
Bahan kimia beracun larut dari produk-produk berbahan busa polistirena ini ke dalam makanan yang disimpan di dalamnya (terutama ketika dipanaskan dalam [[microwave|''microwave'']]). Bahan kimia ini mengancam kesehatan manusia dan sistem reproduksi.<ref>{{Cite web|url=
Makanan dan minuman yang sangat panas dapat membuat lumer kemasan makanan dari busa polistirena. Sebagai informasi, titik leleh kemasan jenis ini adalah 82-103 derajat Celsius. Konsumen disarankan tidak menaruh makanan yang kelewat panas ke dalam wadah dari busa polistirena ini.<ref>{{Cite web|url=http://kimia-master.blogspot.com/2011/11/polistirena-styrofoam.html|title=POLISTIRENA (STYROFOAM)|date=2011-11-17|website=POLISTIRENA (STYROFOAM) ~ kimia kita|access-date=2019-11-11}}</ref> Karena itu, konsumen disarankan tidak memanaskan sembarang kemasan dari busa polistirena dalam ''microvawe''. Ada beberapa jenis kemasan polistirena yang aman dipanaskan di dalam ''microwave''. Cara paling aman adalah selalu memeriksa apakah kemasan itu berlabel aman untuk dipanaskan di dalam ''microwave''.<ref>{{Cite web|url=https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/microwaving-food-in-plastic-dangerous-or-not|title=Microwaving food in plastic: Dangerous or not?|last=Publishing|first=Harvard Health|website=Harvard Health|access-date=2019-11-11}}</ref>
Polistirena mengandung stirena yang oleh ''U.S. Environmental Protection Agency'' diklasifikasikan sebagai bahan yang dicurigai dapat menyebabkan kanker dan sebagai bahan beracun yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi pencernaan, ginjal, dan pernapasan. Sementara itu, ''World Health Organization's International Agency for Research on Cancer'' mengklasifikasikan stirena dalam Grup 2B (mungkin dapat memicu kanker pada manusia).<ref>{{Cite web|url=
Pada 28 Juli 2014, laporan ''National Research Council'' yang berjudul "''Review of the Styrene Assessment in the National Toxicology Program 12th Report on Carcinogens"'',
=== Dampak bagi Lingkungan ===
''National Bureau of Standards Center for Fire Research'' mencatat adanya 57 produk kimia sampingan yang dikeluarkan selama pembuatan polistirena. Bahan-bahan kimia ini tidak hanya mencemari udara, tetapi juga menghasilkan banyak limbah cair dan padat yang mencemari lingkungan. Selain itu, polistirena diproduksi dengan menggunakan HFC, atau hidrofluorokarbon, yang memiliki dampak negatif pada lapisan [[ozon]] dan [[pemanasan global]].<ref>{{Cite web|url=https://excesslogic.com/how-styrofoam-is-bad-for-the-environment|title=How Styrofoam is Bad for the Environment {{!}} Excess Logic - Surplus Equipment and IT Asset Disposition and Remarketing, E-waste Recycling San Jose, Santa Clara, Milpitas, Fremont, Sunnyvale, Mountain View, Palo Alto, Redwood City|date=2014-05-03|website=Excess Logic|language=en-US|access-date=2019-11-11}}</ref>
Baris 60:
Polistirena yang amat ringan dan mudah terbang tergolong sebagai objek yang sulit dibersihkan dari lingkungan. Polistirena dengan mudah lolos dari sistem pengumpulan sampah dan akhirnya terakumulasi di darat dan di air karena mudah tertiup angin.<ref>{{Cite web|url=https://www.sustainablebusinesstoolkit.com/styrofoam-environmental-impact/|title=The Environmental Impact of Styrofoam Cups: How is Styrofoam Harmful?|date=2019-01-26|website=Sustainable Business Toolkit|language=en-US|access-date=2019-11-11}}</ref>
Meski demikian, polistirena dapat didaur ulang menjadi bahan baku aneka produk daur ulang, misalnya gantungan baju, pembungkus bungkus busa, dan kotak [[cakram padat]]. Langkah pertama dalam daur ulang adalah pengumpulan limbah busa EPS, yang harus dipisahkan dari bahan plastik lainnya. EPS yang terkumpul lantas diangkut ke pabrik daur ulang. Di sini, busa EPS dibuat menjadi butiran, dicuci, dan diekstrusi untuk menghasilkan polistirena untuk digunakan kembali.<ref>{{Cite web|url=http://sorema.it/en_US/applications/other-recycling-solutions/expanded-polystyrene-recycling-eps-xps/|title=Expanded polystyrene recycling: EPS/XPS – Sorema|language=en-US|access-date=2019-11-11}}</ref>
Daur ulang polistirena memakan biaya yang tinggi dan cukup rumit. Alasan pertama, polistirena amat ringan sehingga ongkos memindahkannya dalam volume besar memerlukan banyak biaya. Kedua, sampah polistirena yang telah digunakan untuk menyimpan makanan harus dibersihkan secara menyeluruh demi alasan kesehatan. Hal ini menambah biaya daur ulang. Karena itu, umumnya daur ulang polistirena tidak digunakan untuk membuat kemasan makanan atau minuman, namun untuk barang-barang lain. Produsen kemasan makanan selalu memproduksi polistirena baru sehingga jumlah sampah polistirena di alam terus bertambah. Tambah lagi, saat ini, lebih murah menghasilkan produk busa EPS baru daripada mendaur ulangnya.<ref>{{Cite web|url=https://science.howstuffworks.com/environmental/green-science/polystyrene-recycling.htm|title=How does polystyrene recycling work?|date=2012-08-29|website=HowStuffWorks|language=en|access-date=2019-11-11}}</ref>
Baris 67:
== Pengurai Alami Polistirena ==
Penelitian Stanford University menyebutkan bahwa ulat mealworm, atau larva dari kumbang Tenebrio molitor, suka makan ''styrofoam''. Mealworm memakan ''styrofoam'' dan mencerna ''styrofoam'' di usus mereka.<ref>{{Cite
<br />Di laboratorium, 100 ulat mealworm memakan antara 34 dan 39 miligram ''styrofoam'' - seberat pil kecil - per hari. Ulat-ulat ini mengubah sekitar setengah dari ''styrofoam'' menjadi karbon dioksida dan setengahnya menjadi residu. Dalam 24 jam, ulat-ulat ini mengeluarkan sebagian besar plastik yang tersisa sebagai residu alami yang tampaknya aman untuk digunakan sebagai media tanam.<ref>{{Cite web|url=https://news.stanford.edu/pr/2015/pr-worms-digest-plastics-092915.html|title=Plastic-eating worms may offer solution to mounting waste, Stanford researchers discover {{!}} Stanford News Release|date=2015-09-29|website=news.stanford.edu|language=en|access-date=2019-11-12|archive-date=2021-02-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20210220121511/https://news.stanford.edu/pr/2015/pr-worms-digest-plastics-092915.html|dead-url=yes}}</ref> Penelitian itu dapat diakses di pranala [https://www.researchgate.net/publication/282046766_Biodegradation_and_Mineralization_of_Polystyrene_by_Plastic-Eating_Mealworms_Part_1_Chemical_and_Physical_Characterization_and_Isotopic_Tests ini]. == Pengganti Busa EPS ==
Baris 84 ⟶ 86:
Pada akhir tahun 2015 [[Taiwan]] memberlakukan larangan nasional penggunaan cangkir dari busa polistirena. Menurut data The Environmental Protection Administration (EPA) Taiwan, lebih dari 200 juta cangkir polistirena digunakan per tahun, tetapi hanya sekitar 20 persen yang didaur ulang.<ref>{{Cite web|url=http://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2015/01/05/2003608517|title=EPA on mission to ban Styrofoam cups - Taipei Times|website=www.taipeitimes.com|access-date=2019-11-11}}</ref>
Pada tahun 2018, permintaan ''styrofoam'' di [[Indonesia]] berada di kisaran 700 ton-800 ton per bulan.<ref>{{Cite web|url=https://cci-indonesia.com/industri-kemasan-terpukul-larangan-styrofoam/|title=Industri Kemasan Terpukul Larangan Styrofoam|date=2018-05-28|website=Citra Cendekia Indonesia|language=en-US|access-date=2019-11-12}}</ref> Di Indonesia, pada tahun 2017, sampah ''styrofoam'' terbesar dihasilkan non-rumah tangga sebanyak 11,9 ton per bulan. Sementara, rumah tangga menyumbang sebanyak 9,8 ton per bulan. Persentase sampah ''styrofoam'' mencapai 1,14% dari 12% sampah plastik yang terkumpul setiap bulannya.<ref>{{Cite web|url=https://goukm.id/kemasan-alternatif-styrofoam/|title=Kemasan Alternatif Pengganti Styrofoam yang Aman|last=Rahmadhani|first=Suci|date=2017-07-11|website=Portal Media Kewiruashaan, UMKM, UKM Online dan Peluang Usaha|language=en-US|access-date=2019-11-12}}</ref> Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengumumkan lewat akun Twitternya pada Rabu (12/10/2016) bahwa Bandung akan menerapkan larangan pemakaian ''styrofoam'' untuk kemasan makanan dan minuman.<ref>{{Cite
Pada bulan Desember 2018 para negosiator dari Parlemen Eropa dan untuk 28 negara Uni Eropa sepakat bahwa 10 produk plastik sekali pakai akan dilarang. Selain ''styrofoam'' dan sedotan sekali pakai, produk-produk dari plastik yang dilarang termasuk juga korek kuping (''cotton buds)'', piring dan alat makan, pengaduk minuman, dan tongkat untuk balon.<ref>{{Cite web|url=https://www.livekindly.co/eu-bans-throwaway-plastic-styrofoam-single-use-straws/|title=EU Bans ‘Throwaway’ Plastic Including Styrofoam and Single-Use Straws|last=Pointing|first=Charlotte|date=2018-12-22|website=LIVEKINDLY|language=en-GB|access-date=2019-11-11}}</ref>
<br />
|