Aisyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Silsilah: menambah referensi #HibahBuku |
|||
(218 revisi perantara oleh 48 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
| name = Aisyah<br/><small>[[Ummahatul mu'minin|Ibu Orang-Orang Beriman]]</small>
| image = Aisha bint Abi Bakr.png
| native_name =
| birth_name = Aisyah binti Abu Bakar
| birth_date = 613/614 M
| birth_place = {{longitem|[[Makkah]], [[Hijaz]],
| death_date = 13 Juli 678 / 17 Ramadhan 58 AH (sekitar umur 64 tahun)
| death_place = {{longitem|[[Madinah]], [[Hijaz]], Arabia<br/>(saat ini wilayah [[Arab Saudi]])}}
| resting_place = {{longitem|[[Jannatul Baqi]], Madinah, Hijaz, Arabia<br/>(saat ini wilayah [[Arab Saudi]])}}
| spouse = [[Muhammad]] ({{abbr|k.|kawin}} 620; ({{abbr|w.|wafat}} 632)
| parents = [[Abu Bakar]] (ayah)<br>[[Ummi Ruman]] (ibu)
| module = {{infobox military person|embed=yes
| battles= [[Perang Saudara Islam I]]<br>[[Perang Jamal]]
}}
}}
Dalam penulisan Islam,
{{quote|||quotetext=''Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka...''|source=[https://previous.quran.com/33/6?locale=id&font=v1&reading=false&translations=33 Qur'an 33:6]}}
Di antara [[Istri-istri Muhammad|istri-istri Nabi Muhammad]], Aisyah adalah istri favorit beliau.<ref name=":6">{{Cite web|title=Hadith - Chapters on Virtues - Jami` at-Tirmidhi - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/tirmidhi/49/286|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211213131243/https://sunnah.com/tirmidhi/49/286|archive-date=2021-12-13|access-date=2021-12-06|dead-url=no}}</ref><ref name=":7">{{Cite book|last=Ibnu Katsir|url=https://archive.org/details/Tafsir_Ibnu_Katsir_Lengkap_114Juz/Tafsir%20Ibnu%20Katsir%202.4/page/n65/mode/2up|title=Tafsir Ibnu Katsir - QS 4:128|pages=421 - 422|archive-url=https://web.archive.org/web/20210821060807/https://i.ibb.co/0fJgj1X/Tafsir-Ibn-Kathir-Saudah2.jpg|archive-date=2021-08-21|url-status=live|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 5218 - Wedlock, Marriage (Nikaah) - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:5218|website=sunnah.com|access-date=2022-10-11}}</ref> Muhammad menyebut bahwa ayat-ayat Qur'an tidak datang kepadanya di tempat tidur manapun selain miliknya Aisyah.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2581 - Gifts - كتاب الهبة وفضلها والتحريض عليها - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2581|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212221213/https://sunnah.com/bukhari:2581|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref> Aisyah dikenal sebagai perempuan yang cerdas, yang darinya banyak diwariskan ilmu mengenai hukum Islam dan [[Hadis|hadits]].<ref name="الترمذي2">[http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?bk_no=195&pid=124433&hid=3847 جامع الترمذي، كِتَاب الدَّعَوَاتِ، أبوابُ الْمَنَاقِبِ، بَاب مِنْ فَضْلِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا] [[إسلام ويب]] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150707050358/http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?bk_no=195&pid=124433&hid=3847|date=07 يوليو 2015}}</ref>
==
===
=== Pernikahan dengan Nabi Muhammad ===
{{utama|Pernikahan Muhammad#Aisyah binti Abu Bakar}}
Di berbagai riwayat [[Hadits Shahih|shahih]], dicatatkan bahwa Aisyah dinikahi oleh Nabi Muhammad ketika Aisyah berumur 6 atau 7 tahun,<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 5158|url=https://sunnah.com/bukhari:5158
Akan tetapi menurut pendapat seorang ulama [[Ahmadiyyah|Ahmadiyah]], Ghulam Nabi Muslim Sahib, Aisyah setidaknya berumur 19 tahun saat berumah tangga dengan [[Muhammad
=== Rumah
Ketika telah berumur 9 tahun, Aisyah yang sedang bermain ayunan bersama teman-temannya dipanggil oleh ibunya. Ia pun menghampiri ibunya tanpa tahu apa maksud dirinya dipanggil. Ibunya menarik lengannya dan menyuruhnya berdiri di depan pintu. Ia terengah-engah pada waktu itu. Ketika nafasnya telah teratur, ibunya pun membasuhnya dengan air. Setelah itu ia dibawa ke sebuah rumah di mana terdapat perempuan-perempuan [[Kaum Anshar|Anshar]] yang memanjatkan doa untuknya. Lalu ibunya mempercayakannya kepada perempuan-perempuan tersebut yang mana lalu meriasinya. Dan pada saat hari beranjak siang, tanpa ia duga
Aisyah membawa serta [[Boneka|boneka-boneka]] miliknya meskipun ia telah berumah-tangga bersama
Teman-teman Aisyah suka berkunjung ke kamarnya untuk bermain boneka bersamanya. Namun ketika Nabi Muhammad masuk, mereka selalu bersembunyi. Akan tetapi, dengan baik hati
=== Perlakuan spesial di antara istri-istri Muhammad ===
Para istri Rasul terbagi menjadi dua kubu. Yang satu terdiri dari Aisyah, [[Hafshah binti Umar|Hafshah]], [[Shafiyah binti Huyay|Shafiyah]] dan [[Saudah binti Zam'ah|Saudah]]; sedangkan kubu satunya lagi terdiri dari [[Hindun binti Abi Umayyah|Ummu Salamah]] dan [[Istri-istri Muhammad|istri-istri beliau]] yang lain. Umat muslim pada saat itu sadar kalau Aisyah adalah istri favorit Nabi, maka bila mereka ingin memberikan hadiah kepada Nabi, mereka menunggu hingga Nabi mengunjungi rumah Aisyah untuk gilirannya. Kubunya Ummu Salamah mendiskusikan masalah ini bersama, dan berkeputusan bahwa Ummu Salamah mesti meminta kepada Muhammad supaya menyuruh umatnya untuk mengirim hadiah mereka ketika Muhammad juga berada di rumah istri-istrinya yang lain. Ketika saat gilirannya bersama Muhammad, Ummu Salamah pun membicarakan hal tersebut dengannya, namun Muhammad tidak memberikan jawaban.<ref name=":52">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2581 - Gifts - كتاب الهبة وفضلها والتحريض عليها - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2581|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211249/https://sunnah.com/bukhari:2581|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-05|dead-url=no}}</ref>
Setelah gilirannya bersama Nabi usai, Ummu Salamah pun ditanyakan oleh istri-istri Nabi yang ada di kubunya, ia memberi tahu mereka bahwa Rasul tidak memberikan jawaban. Maka mereka memintanya untuk mencoba lagi. Pada hari gilirannya yang berikutnya, Ummu Salamah mencoba kembali membicarakan hal tersebut kepada Rasul, akan tetapi ia tetap tidak memberikan jawaban. Setelah gilirannya usai, istri-istri Rasul yang ada pada grupnya kembali bertanya ke Ummu Salamah, dia pun menceritakan kalau Rasul lagi-lagi tidak memberikan jawaban. Maka mereka berkata kepadanya, ''"Bicarakan dengan beliau sampai ia memberikanmu jawaban."'' Maka ketika waktu gilirannya, Ummu Salamah mencoba membicarakan hal tersebut lagi dengan Nabi, dan akhirnya beliau pun memberikan jawaban, ia berkata, ''"Jangan sakiti aku mengenai Aisyah, sebab firman-firman Allah tidak datang kepadaku di tempat tidur manapun selain tempat tidurnya Aisyah."'' Ummu Salamah pun berkata, ''"Aku memohon ampun kepada Allah karena telah menyakitimu."''<ref name=":52" />
Kubu Ummu Salamah lalu memanggil [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]], anaknya sang Muhammad. Mereka meminta agar Fatimah memohon kepada beliau supaya memperlakukan mereka setara dengan Aisyah binti Abu Bakar. Fatimah lalu pergi membicarakan hal tersebut ke Muhammad, dan ia menjawab, "Wahai putriku! Tidakkah kau mencintai apa yang aku cintai?" Fatimah pun menjawab iya. Dia lalu pergi melaporkan hal tersebut ke istri-istri Nabi dari kubu Ummu Salamah. Tidak puas, mereka meminta supaya Fatimah untuk kembali memohon hal tersebut kepadanya, namun Fatimah menolak. Mereka pun kemudian menyuruh [[Zainab binti Jahsy]] yang merupakan salah satu istri Nabi dan sepupunya, untuk pergi memohon kepada beliau. Ketika bertemu dengan Nabi, dengan menggunakan kata-kata yang kasar Zainab berkata, ''"Istri-istrimu meminta dirimu untuk memperlakukan mereka dan putrinya [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Ibnu Abu Quhafah]] (Aisyah) secara setara."'' Zainab menaikkan suaranya lalu mengumpati Aisyah di mukanya, yang saking kerasnya, Muhammad pun melihat ke hadapan Aisyah menunggu apakah dia akan membalasnya atau tidak. Maka Aisyah pun membalas Zainab sampai membuat Zainab terdiam. Yang mana ini membuat Nabi tersenyum dan berkata, ''"Dia memang benar-benar putri Abu Bakar."''<ref name=":52" /><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 2442a - The Book of the Merits of the Companions - كتاب فضائل الصحابة رضى الله تعالى عنهم - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:2442a|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211242/https://sunnah.com/muslim:2442a|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-05|dead-url=no}}</ref>
Pada peristiwa terpisah, Nabi Muhammad pernah ingin menceraikan salah satu istrinya yaitu [[Saudah binti Zam'ah|Saudah]] karena Saudah telah mulai tua. Saudah lalu memohon agar sang Nabi mempertahankannya dengan memberikan jatah gilirannyanya kepada Aisyah. Maka Nabi pun menerima usulan tersebut dan tetap mempertahankannya.<ref name=":7"/><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2593 - Gifts - كتاب الهبة وفضلها والتحريض عليها - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2593|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211226/https://sunnah.com/bukhari:2593|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-08-21|dead-url=no}}</ref>
=== Tuduhan berzina (Peristiwa Ifk) ===
Aisyah pernah dituduh telah [[Zina|berzina]] dengan salah seorang pasukan Nabi yang mengantarnya pulang ketika dirinya tertinggal dari rombongan sang Rasul.<ref name=":12">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4750 - Prophetic Commentary on the Qur'an (Tafseer of the Prophet (pbuh)) - كتاب التفسير - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4750|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211221/https://sunnah.com/bukhari:4750|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref><ref name=":22">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2661 - Witnesses - كتاب الشهادات - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2661|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211200/https://sunnah.com/bukhari:2661|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref><ref name=":32">{{Cite web|title=Sahih Muslim 2770a - The Book of Repentance - كتاب التوبة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:2770a|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211242/https://sunnah.com/muslim:2770a|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref> Berzina bagi perempuan yang mempunyai suami adalah sebuah pelanggaran serius dalam Islam yang hukumannya adalah [[Rajam|dirajam]] sampai mati.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2724 - Conditions - كتاب الشروط - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2724|website=sunnah.com|access-date=2021-12-04}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1691a - The Book of Legal Punishments - كتاب الحدود - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1691a|website=sunnah.com|access-date=2021-12-04}}</ref>
Setiap kali Muhammad akan melakukan serangan ghazwah ke pemukiman atau [[Kafilah|kafilah dagang]] milik orang-orang [[kafir]], ia biasa mengundi istri-istrinya untuk memilih salah satu dari mereka yang akan menemaninya. Aisyah menjadi orang yang beruntung pada saat itu. Ia pun dibawa di dalam sebuah [[rengga]] tertutup di atas seekor [[unta]]. Dalam perjalanan pulang seusai serangan, rombongan Nabi berhenti sejenak untuk istirahat, dan Aisyah pun turun untuk buang air. Sekembalinya dirinya ke rengga, ia menyadari bahwa kalungnya hilang, maka Aisyah kembali ke tempat ia buang air untuk mencarinya. Setelah berhasil menemukannya, rupanya rombongan Nabi telah pergi, mengira Aisyah berada dalam rengga-nya. Maka Aisyah pun menunggu di tempat itu berharap rombongan Nabi akan sadar bahwa dirinya tertinggal.
Menunggu lama, Aisyah mengantuk dan tertidur. Pada pagi harinya, Safwan bin Mu'attal, salah seorang pasukan Nabi yang tertinggal karena alasan tertentu, menemuinya dan mengantarnya pulang. Setibanya di [[Madinah]], timbullah rumor bahwa Aisyah telah berzina dengan Safwan. Hal ini diperburuk dengan fakta bahwa Aisyah terbaring sakit selama sebulan semenjak dirinya pulang, yang mengakibatkan rumor tersebut semakin besar dan tidak terkendali.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4750 - Prophetic Commentary on the Qur'an (Tafseer of the Prophet (pbuh)) - كتاب التفسير - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4750|website=sunnah.com|access-date=2021-12-04}}</ref>
Selama sakitnya, Aisyah telah menduga ada yang aneh, sebab Nabi tidak lagi berlaku hangat kepadanya, dan cenderung menghindari berkomunikasi langsung dengannya. Ia pun mengetahui kalau ada tuduhan dirinya telah berzina setelah diceritakan oleh Umm Mistah. Aisyah pun merasa sedih dan meminta kepada sang Rasul supaya dirinya diizinkan untuk kembali ke rumah ibunya untuk menenangkan diri.
Setibanya di rumahnya, Aisyah menanyakan kepada ibunya tentang apa yang terjadi, dan ibunya berkata: ''"Wahai putriku! Jangan terlalu mencemaskan masalah ini. Demi Allah, tidak pernah ada wanita menawan yang dicintai suaminya yang memiliki istri-istri lain, selain di mana istri-istri yang lain dari suaminya itu akan membuat-buat berita bohong tentang dirinya."'' Aisyah pun pergi ke kamarnya dan menangis.
Di pagi harinya, Nabi Muhammad yang belum juga mendapatkan petunjuk dari Allah mengenai permasalahan ini, memanggil [[Ali bin Abi Thalib]] dan [[Usamah bin Zaid]], untuk menanyakan pendapat mereka. Usamah mengatakan, ''<nowiki/>'Wahai Rasulullah (ﷺ)! Tetap pertahankan istrimu, karena, demi Allah, kami tidak tahu apa-apa tentang dirinya kecuali kebaikan."'' Sedangkan Ali berkata, ''"Wahai Rasulullah (ﷺ)! Allah tidak membatasi dirimu, ada banyak perempuan selain dirinya, namun engkau dapat bertanya kepada si pelayan wanita yang akan mengatakan hal yang sebenarnya."''
Maka setelah saat itu Nabi pun naik ke atas mimbar mengajak para pengikutnya untuk menghukum Abdullah bin Ubai bin Salul yang telah memfitnah keluarganya. [[Sa'ad bin Mu'adz|Sa'ad bin Muadz]] pun berdiri dan berkata ''"Wahai Rasulullah (ﷺ)! Demi Allah, Aku akan membebaskanmu dari dirinya. Jika orang itu dari [[Bani Aus]], aku akan penggal kepalanya, dan jika dia berasal dari saudara-saudara kami, [[Bani Khazraj]], maka perintahkanlah kami, dan kami akan memenuhi perintah anda."'' Pimpinan
Aisyah telah menangis tanpa henti dua malam satu hari.
{{Quote|"Wahai Aisyah! Aku telah diinformasikan hal ini dan itu mengenai dirimu; dan jika kamu tidak bersalah, Allah akan menunjukkan ketidak bersalahanmu, sedangkan jika kamu telah melakukan dosa, maka mintalah ampunan kepada Allah, dan bertobat kepadanya, karena ketika seorang hamba mengakui dosanya dan bertobat kepada Allah, maka Allah akan menerima tobatnya."}}
Ketika
Aisyah pun berbicara langsung kepada
{{Quote|"Demi Allah, aku tahu kalau engkau telah mendengar cerita ini (mengenai Ifk) sampai-sampai hal itu tertanam di pikiranmu dan membuatmu mempercayai hal itu. Jadi sekarang, kalaupun aku mengatakan bila aku tidak bersalah, dan Allah tahu aku tidak bersalah, engkau pasti tidak akan mempercayaiku; dan bila aku mengatakan aku melakukan hal itu, dan Allah tahu kalau aku tidak melakukannya, engkau pasti akan mempercayaiku. Demi Allah aku tidak
Hafshah pun menceritakan hal ini kepada Aisyah, dan Aisyah menceritakan hal ini kepada istri-istri beliau yang lain. Nabi Muhammad lalu diberitahu oleh Allah bahwa Hafshah dan Aisyah telah berkomplot menceritakan ini kepada istri-istri beliau yang lain. Beliau pun memarahi mereka, dan Allah menurunkan ayat yang mengancam
Setelah 29 hari berselang,
Akan tetapi
Di saat hari-hari terakhir
{{Quote|||quote={{script/Arabic | كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ " يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ، فَهَذَا أَوَانُ وَجَدْتُ انْقِطَاعَ أَبْهَرِي مِنْ ذَلِكَ السَّمِّ ".}}<br />Sang Nabi (ﷺ) pada saat sakitnya yang berujung kematian sering berkata, "Wahai Aisyah! Aku masih merasakan sakit yang diakibatkan oleh makanan yang aku makan di Khaibar, dan pada saat ini, aku merasa pembuluh jantungku seperti sedang dipotong oleh racun itu."<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4428 - Military Expeditions led by the Prophet (pbuh) (Al-Maghaazi) - كتاب المغازى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4428|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27|archive-date=2021-07-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20210729223334/https://sunnah.com/bukhari:4428|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|title=إسلام ويب - صحيح البخاري - كتاب المغازي - باب مرض النبي صلى الله عليه وسلم ووفاته- الجزء رقم2|url=https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&idfrom=4162&idto=4189&bk_no=0&ID=2270|website=islamweb.net|language=ar|access-date=2021-07-27|archive-date=2021-07-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210727210359/https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&idfrom=4162&idto=4189&bk_no=0&ID=2270|dead-url=yes}}</ref>|source=[https://sunnah.com/bukhari:4428 Sahih Bukhari 4428]}}
Sakit yang dialami Nabi Muhammad pun semakin parah, dan pada waktu-waktu terakhirnya, beliau dilaporkan kerap berkata:<blockquote>{{script/Arabic|اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الأَعْ}}<br />Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku dan izinkanlah aku bergabung dengan teman-teman yang tertinggi (di surga).<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 5674 - Patients - كتاب المرضى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:5674|website=sunnah.com|access-date=2023-02-02}}</ref></blockquote>
<blockquote>
"Rasulullah ﷺ meninggal di rumahku, pada hariku dan berada antara dada dan kerongkonganku." Salah seorang dari kami membacakan doa untuknya dengan doa yang biasa dibacakan untuk orang sakit. Aku pun ikut mendoakannya. Kemudian beliau mengangkat pandangannya ke langit dan mengucapkan: 'Arrafiiqul A'laa, Arrafiiqul A'laa (Ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi, ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi).' Lalu Abdurrahman bin Abu Bakr masuk dengan membawa kayu siwak yang masih basah. Nabi pun menatapnya, saya mengira beliau memang membutuhkan siwak tersebut. Aisyah berkata, "Maka aku mengambilnya, mengunyahnya, mengibas-ngibaskannya, dan membaguskannya, kemudian aku berikan kepada beliau. Lantas beliau membersihkan giginya dan belum pernah aku melihat orang yang membersihkan giginya sebagus yang beliau lakukan. Setelah itu beliau memberikannya kepadaku namun jatuh (lepas) dari tangannya. Segala puji bagi Allah yang telah mengumpulkan antara air liurku dengan air liur beliau pada hari-hari terakhir beliau di dunia dan pada hari-hari pertama di akhirat kelak."<ref>{{Cite web|last=Bukhari|first=Imam|title=Shahih Bukhari - 4096|url=https://hadits.in/bukhari/4096?s=1656115200070|website=hadits.in|access-date=1 Agustus 2024}}</ref>
</blockquote>Akan tetapi, beberapa riwayat dari kalangan [[Syiah|Syi'ah]] menuding bahwa kematian Nabi Muhammad justru diakibatkan oleh racun yang disisipkan oleh Aisyah yang berkomplot dengan [[Hafshah binti Umar|Hafshah]].<ref name=":42">{{cite journal|author1=Ahmad ibn Muhammad al-Sayyari|date=2009|editor1-last=Kohlberg|editor1-first=Etan|editor2-last=Amir-Moezzi|editor2-first=Mohammad Ali|title=Revelation and Falsification: The Kitab al-qira'at of Ahmad b. Muhammad al-Sayyari: Critical Edition with an Introduction and Notes by Etan Kohlberg and Mohammad Ali Amir-Moezzi|url=https://archive.org/details/KitabAlQiratOfAhmadB.MuhammadAlSayyari|journal=Texts and studies on the Qurʼān|publisher=BRILL|volume=4|page=103|issn=1567-2808}}</ref>
=== Lain-lain ===
Selain terkenal akan kecerdasannya, Aisyah juga memiliki sifat yang jujur dan suka berterus terang. Ia kerap kali tanpa takut mengutarakan pendapatnya apabila dirinya menemukan hal-hal yang kurang ia senangi. Seperti pada suatu ketika orang-orang berkata di hadapannya mengenai apa-apa saja yang membatalkan [[Salat|sholat]] seorang [[Mu'min|mukmin]], yaitu, "[[Anjing]], [[keledai]] dan [[perempuan]] (apabila mereka berjalan di depan orang-orang yang sedang sholat)." Aisyah pun lalu berkata, "Kalian samakan kami (perempuan) dengan anjing." Aisyah menceritakan bahwa sang Nabi suka melaksanakan sholat ketika Aisyah sedang tiduran di tempat tidurnya yang berada di tengah-tengah sang Nabi dan [[kiblat]], dan ketika Aisyah sedang membutuhkan sesuatu, ia akan menyelinap keluar karena dirinya mengaku tidak ingin mengganggu sholatnya nabi.<ref>{{Cite web|last=Bukhari|first=Imam|title=Hadits Bukhari Nomor 484|url=https://ilmuislam.id/hadits/9208/hadits-bukhari-nomor-484|website=Ilmu islam|access-date=1 Agustus 2024}}</ref>
Pada peristiwa lain, diriwayatkan bahwa Aisyah mengaku dirinya memandang rendah perempuan-perempuan yang memberikan diri mereka kepada Nabi Muhammad. Ia berkata, "Dapatkah seorang perempuan memberikan dirinya (kepada seorang pria)?"<ref name=":0">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4788 - Prophetic Commentary on the Qur'an (Tafseer of the Prophet (pbuh)) - كتاب التفسير - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4788|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211217/https://sunnah.com/bukhari:4788|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref> Akan tetapi tidak lama berselang ayat ([https://previous.quran.com/33/51?translations=19 Qur'an 33:51]) dari Allah pun turun, yang mengizinkan Nabi Muhammad [[Persetubuhan|menyetubuhi]] perempuan-perempuan tersebut.<ref>{{Cite book|last=Ibnu Katsir|url=https://archive.org/details/Tafsir_Ibnu_Katsir_Lengkap_114Juz/Tafsir%20Ibnu%20Katsir%206.4/page/n131/mode/1up?view=theater|title=Tafsir Ibnu Katsir QS 33:51|archive-url=https://web.archive.org/web/20211211141227/https://i.ibb.co/DY2C4Mq/02-600-2.jpg|archive-date=2021-12-11|url-status=live|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref> Aisyah pun berkata kepada Nabi, "Aku merasa Tuhan-mu begitu sigap dalam memenuhi keinginan dan hasratmu."<ref name=":0" />
Aisyah juga tidak segan membicarakan hubungan [[Seksualitas manusia|seksualitas]]-nya bersama Nabi. Dalam kesempatan lain, ia menceritakan ketika ia selesai mencuci pakaian Nabi dan akan menjemurnya, beberapa kali ia temukan jejak-jejak [[Semen (reproduksi)|air mani]] Nabi masih tersisa di pakaian beliau, maka ia pun membersihkannya dengan menggunakan kukunya untuk menggaruknya.<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 290 - The Book of Purification - كتاب الطهارة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:290|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211236/https://sunnah.com/muslim:290|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 232 - Ablutions (Wudu') - كتاب الوضوء - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:232|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211202/https://sunnah.com/bukhari:232|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref> Dan Nabi pun mengenakan pakaian tersebut kemudian untuk [[Salat|sholat]].<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 288a - The Book of Purification - كتاب الطهارة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:288a|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211259/https://sunnah.com/muslim:288a|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref> Di riwayat-riwayat lain, juga diceritakan bahwa dirinya mendapat giliran lebih banyak dari istri-istri Nabi Muhammad lainnya,<ref>{{Cite web|title=Sunan Ibn Majah 1972 - The Chapters on Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ibnmajah:1972|website=sunnah.com|access-date=2021-12-12}}</ref> sang Nabi suka mandi di dalam satu bak dengannya sehabis berhubungan seksual ([[junub]]), dan bagaimana ketika dirinya sedang [[menstruasi]] Nabi suka menyuruhnya menggunakan izar (pakaian yang dipasang di bawah pinggang) lalu beliau membelai-belai badannya.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 299, 300, 301 - Menstrual Periods - كتاب الحيض - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:299|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211213/https://sunnah.com/bukhari:299|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref>
=== Konflik dengan Ali ===
Permusuhan antara [[Ali bin Abi Thalib]] dan Aisyah diperkirakan sudah terjadi semenjak Nabi masih hidup. Ketika tersebar [[Aisyah#Tuduhan berzina (Peristiwa Ifk)|rumor bahwa Aisyah telah berzina]], yang mana hukumannya dalam Islam adalah di-[[rajam]] sampai mati. Nabi yang belum mendapatkan wahyu dari Allah selama sebulan tentang benar atau tidak rumor tersebut, menanyakan ke sahabat-sahabatnya, salah satunya adalah Ali. Ali menjawab, "Allah tidak membatasimu, masih ada banyak perempuan lain."<ref name=":12" /><ref name=":22" /> Pada hadits tentang hari-hari terakhir Nabi yang mana Nabi meminta supaya dirawat di rumah Aisyah, Aisyah menolak untuk menyebutkan nama Ali pada riwayatnya, meskipun ia menyebut nama [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Al-Abbas]] yang bersama dengan Ali memandu Nabi ke rumah Aisyah.<ref name=":8" />
Selepas wafatnya Nabi, Ali yang merupakan sepupu Nabi, mengklaim dirinya ditunjuk oleh Nabi ketika beliau masih hidup, untuk menjadi Khalifah pertama,<ref name=":9">{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume16_201911/page/n75/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 16|pages=51|url-status=live}}</ref> namun klaim Ali tersebut dibantah oleh Aisyah yang mengatakan kalau dirinya selalu bersama Nabi menjelang akhir hayat beliau dan tidak sekalipun ia mendengar Nabi menunjuk Ali sebagai Khalifah.<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1636 - The Book of Wills - كتاب الوصية - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1636|website=sunnah.com|access-date=2022-07-25}}</ref> Orang-orang pun akhirnya berbai'at kepada [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] (ayahnya Aisyah), yang menjadikan Abu Bakar [[Khalifah]].<ref name=":9" /> Ketika istri Ali, yakni [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] yang juga merupakan putri Nabi Muhammad meminta kepada Abu Bakar harta peninggalan Nabi Muhammad di [[Fadak]], [[Madinah]] dan [[Khaibar]] yang sebelumnya merupakan harta-harta orang [[Kafir]] yang diberikan oleh [[Allah]] kepada beliau,<ref>{{Cite web|title=Musnad Ahmad 55 - Musnad Abu Bakr as-Siddiq (ra) - مُسْنَدُ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ahmad:55|website=sunnah.com|access-date=2022-11-15}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3152 - One-fifth of Booty to the Cause of Allah (Khumus) - كتاب فرض الخمس - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3152|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24}}</ref><ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/TabariVolume08/page/n153/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 8|pages=129|url-status=live}}</ref> Abu Bakar menolaknya dengan dalih bahwa dirinya pernah mendengar Nabi berkata kalau Nabi-Nabi tidak mewariskan harta mereka kepada keluarga mereka, melainkan harta peninggalan mereka adalah untuk ummat, dan dirinya takut kalau memberikan harta peninggalan Nabi ke Fatimah, maka sama saja dirinya telah melenceng dari Islam.<ref name="sunnah.com">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3092, 3093 - One-fifth of Booty to the Cause of Allah (Khumus) - كتاب فرض الخمس - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3092|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24}}</ref>
Fatimah yang marah pun tidak berbicara lagi dengan Abu Bakar hingga wafatnya Fatimah beberapa bulan kemudian di usia mudanya, hal ini diriwayatkan secara [[Hadits Shahih|shahih]] di kitab-kitab [[Hadis|hadits]] [[Sunni|Islam Sunni]].<ref name="sunnah.com"/> Namun di [[Syiah|Islam Syiah]] terdapat riwayat bahwa setelah mendapat penolakan tersebut, [[Khotbah Fadak|Fatimah ber-khotbah di Masjid Nabawi]], mengklaim ketidaksahan kekhalifahan Abu Bakar, dan mengatakan kalau Abu Bakar sudah mengada-ngada dengan perkataannya.{{Sfn|Sajjadi|2021}}{{Sfn|Mavani|2013|pp=116-7}}{{Sfn|Qutbuddin|2006|p=249}} Di dalam riwayat yang juga diakui Islam Sunni, [[Umar bin Khattab]] yang merupakan rekan Abu Bakar lalu menggerebek rumah Fatimah yang di dalamnya sedang terdapat pertemuan dari orang-orang yang menentang kekhalifahan Abu Bakar.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume09/page/n202/mode/1up?view=theater|title=The History of Tabari - vol 9|pages=186-189|url-status=live}}</ref> Oleh Islam Syiah, peristiwa ini dianggap sebagai penyebab Fatimah keguguran dan wafat beberapa bulan setelahnya.{{sfn|Buehler|2014|p=186}}{{sfn|Fedele|2018|p=56}}{{sfn|Abbas|2021|p=98}}
Dalam riwayat Islam Sunni, selepas Abu Bakar wafat, dan Umar dan [[Utsman bin 'Affan|Utsman]] tewas dibunuh, Ali pun diangkat sebagai Khalifah oleh orang-orang yang sebagiannya merupakan pemberontak terhadap pemerintahan Utsman. Sahabat-sahabatnya Nabi Muhammad pun dipaksa oleh Ali untuk berbai'at kepada Ali,<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume16_201911/page/n29/mode/2up?view=theater|title=The History of Tabari - Vol 16|pages=5|url-status=live}}</ref> namun beberapanya menolaknya meski secara formalitas tetap berbai'at kepadanya, di antara mereka adalah [[Thalhah bin Ubaidillah|Thalhah]] dan [[Zubair bin Awwam|Zubair]]. Mereka pun meninggalkan [[Madinah]] menuju [[Makkah]].<ref name=":04">{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=107, 157}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|pp=106, 135, 136}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=25, 104}}. {{Harvtxt|Jafri|1979|p=27}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=294}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref> Aisyah yang sebelumnya dilaporkan memancing orang-orang untuk mengkudeta Utsman, kini berbalik haluan mengajak orang-orang untuk berperang melawan Ali dengan dalih membalaskan kematian Utsman.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=107, 147, 155, 156}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=146, 147}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}</ref> Aisyah pun bergabung dengan Thalhah dan Zubair untuk berperang melawan Ali, yang kemudian perang tersebut dikenal sebagai [[Perang Jamal]].<ref>{{Harvtxt|Abbas|2021|p=135}}. {{Harvtxt|Madelung|1997|p=147}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref>
Pihak Aisyah kalah pada pertempuran tersebut, namun karena Aisyah merupakan istri favorit Nabi, membunuhnya ditakutkan akan menimbulkan amarah Nabi dan Allah, ia pun tidak dibunuh dan diantarkan ke rumahnya.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=172, 173}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=118-121}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=140}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=296, 297}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]] yang merupakan sepupu Utsman pun lalu melanjutkan perperangan terhadap Ali yang kemudian dikenal sebagai [[Pertempuran Shiffin|Perang Shiffin]]. Tidak ada pemenang pada perang tersebut dikarenakan kedua pihak kemudian sepakat untuk melakukan [[arbitrase]] tentang kematian Utsman,{{Sfn|Madelung|1997|p=243}} meski sebelumnya Ali telah mewanti-wanti kepada pasukannya kalau permintaan arbitrase oleh pihak Muawiyah dengan mengangkat [[Al-Qur'an]] hanyalah upaya supaya mereka menghindari kekalahan. Sejumlah pengikut Ali mempercayai perkataan pihak Muawiyah,{{Sfn|Madelung|1997|p=238}} yang memaksa Ali untuk menyepakati pembentukan arbitrase tersebut.{{Sfn|Madelung|1997|p=243}} Sejumlah pendukung Ali yang lain tidak terima, dan keluar dari pasukan Ali pada saat itu, karena mereka menganggap keputusan Ali telah melenceng dari Islam yang lurus. Mereka lalu dinamai [[Khawarij]] (yang keluar).{{sfn|Wellhausen|1901|pp=3–4}}
Ketika proses arbitrase, dua arbitrator menyatakan kalau para pemberontak yang merupakan pendukung Ali, bersalah dalam pembunuhan terhadap Utsman. Proses arbitrase pun kolaps, dan Ali pun mengumpulkan kembali pasukannya termasuk para Khawarij, namun para Khawarij memberi syarat kalau Ali harus mengakui dirinya telah tersesat dan bertobat,{{sfn|Madelung|1997|p=258}} Ali pun berangkat tanpa mereka.{{sfn|Donner|2010|p=163}}{{sfn|Madelung|1997|pp=258, 259}} Namun lalu terdengar desas-desus kalau orang-orang Khawarij tersebut menanyakan tiap-tiap muslim yang mereka temui mengenai pendapat mereka akan Ali dan Utsman dan membunuh siapa-siapa saja yang tidak sependangan dengan mereka.{{sfn|Wellhausen|1901|pp=17–18}}{{sfn|Madelung|1997|p=254}} Ali pun mengirim seseorang untuk meng-investigasi rumor itu, namun utusan Ali tersebut kemudian juga dibunuh. Para pasukan Ali yang takut kalau keluarga mereka akan menjadi target kaum Khawarij tersebut menekan Ali untuk menghadapi mereka, dan [[Pertempuran Nahrawan]] pun terjadi.{{sfn|Madelung|1997|pp=259, 260}}
Ali memenangkan pertempuran tersebut, namun ini menimbulkan rasa dendam di hati pihak yang dikalahkan dan yang memiliki pandangan yang sama. Beberapa kemudian merencanakan pembunuhan terhadap Ali, dan mereka berhasil membunuhnya dengan pedang yang dilapisi dengan racun.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume17/page/n237/mode/2up?view=theater|title=History of al-Tabari vol 17|pages=213-216|url-status=live}}</ref> Ketika mendengar kabar kematian Ali tersebut, Aisyah dilaporkan melemparkan tongkatnya dan bersantai di tempat duduknya seperti seorang pengembara yang bahagia ketika pulang ke rumahnya. Sewaktu diberi tahu kalau yang membunuh Ali adalah orang dari Murad, Aisyah berkata: "Meskipun dia jauh, telah mengumumkan kematiannya, seorang pemuda [ghulam] yang mulutnya tiada berdebu (yakni memiliki perkataan yang benar)." Ketika ditanya oleh Zainab binti Abu Salamah, apakah perkataaan Aisyah tersebut mengenai kematian Ali, Aisyah berkata, "Aku pelupa, dan jika aku lupa ingatkan aku."<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume17/page/n247/mode/2up?view=theater|title=History of al-Tabari vol 17|pages=224|url-status=live}}</ref>
== Kematian ==
Aisyah meninggal dunia di rumahnya di Madinah pada tanggal 17 Ramadhan 58 H (16 Juli 678 M), pada saat itu ia berusia 67 tahun.<ref name="Siddiqui22"/><ref name="Haylamaz20132">{{cite book|last=Haylamaz|first=Resit|date=1 March 2013|url=https://books.google.com/books?id=uxVRCwAAQBAJ&pg=PT192|title=Aisha: The Wife, The Companion, The Scholar|publisher=Tughra Books|isbn=9781597846554|pages=192–193|access-date=11 July 2018}}</ref> Sahabat Nabi, [[Abu Hurairah]] memimpin penguburannya setelah salat tahajud dan ia dikuburkan di [[Jannatul Baqi|Jannat al-Baqi']].{{sfn|Ibnu Katsir|p=97}}
== Pandangan Sunni dan Syi'ah ==
=== Sunni ===
Sejarawan [[Sunni]] melihat Aisyah sebagai seorang wanita terpelajar, yang tanpa lelah meriwayatkan [[hadis]] tentang kehidupan Nabi [[Muhammad]]. Dia merupakan salah seorang dari cendekiawan Islam awal di mana para sejarawan menghitung sampai seperempat dari Hukum Islam berasal dari Aisyah. Aisyah adalah istri favorit Nabi Muhammad dan menjadi contoh dari jutaan wanita.<ref name="
=== Syi'ah ===
{{See also|Pandangan Syiah Mengenai Aisyah}}
Kalangan [[Syiah|Syi'ah]] umumnya memandang buruk Aisyah. Hal ini terutama disebabkan oleh apa yang mereka anggap sebagai kebencian Aisyah terhadap [[Ahlul Bait]] (keluarga Nabi Muhammad) dan tindakan Aisyah dalam [[Perang Saudara Islam I]]. Partisipasi Aisyah dalam [[Perang Jamal]] secara luas dianggap sebagai tanda kebenciannya yang paling signifikan. Mereka juga tidak percaya bahwa Aisyah berperilaku sebagaimana mestinya dalam perannya sebagai istri Muhammad. Beberapa riwayat di kalangan Sy'iah yang terkemuka bahkan melaporkan bahwa Aisyah, bersama dengan [[Hafshah binti Umar|Hafshah]], menyebabkan kematian Nabi Muhammad dengan cara meracuni beliau.<ref name=":42" /> Syi'ah juga menganggap Aisyah sebagai sosok kontroversial karena keterlibatan politiknya semasa hidupnya. Aisyah berasal dari garis keturunan keluarga [[politik]], dia adalah putri Abu Bakar yang mana merupakan [[Khalifah]] pertama. Aisyah juga berperan aktif dalam kehidupan politik Nabi Muhammad; dia diketahui kerap menemani Nabi berperang, di mana dia belajar keterampilan militer, seperti memulai negosiasi sebelum perang antar para kombatan, melakukan pertempuran, dan mengakhiri perang.<ref>Anwar, Etin. "Public Roles of Women." Encyclopedia of Islam and the Muslim World. 2004. Web.</ref><ref>Smith, Jame I. "Politics, Gender, and the Islamic Past. The Legacy of Aisha Bint Abi Bakr by D.A. Spellberg." Rev. of Politics, Gender, and the Islamic Past. The Legacy of Aisha Bint Abi Bakr by D.A. Spellberg. n.d.: n. pag. JSTOR. Web.</ref>{{Istri-istriMuhammad}}
== Lihat pula ==
* [[As-Sabiqun al-Awwalun]]
* [[Pernikahan Muhammad]]
Baris 110 ⟶ 144:
== Bacaan lanjutan ==
* Guillaume, A. -- ''The Life of Muhammad'', Oxford University Press, 1955
* Rodinson, Maxime -- ''
* Spellberg, D.A. -- ''Politics, Gender, and the Islamic Past: the Legacy of A'isha bint Abi Bakr'', Columbia University Press, 1994
* ''Aisha bint Abi Bakr'', The Concise Oxford Dictionary of World Religions, Oxford University Press, 2000
Baris 118 ⟶ 153:
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.usc.edu/dept/MSA/history/biographies/sahaabah/bio.AISHAH_BINT_ABI_BAKR.html Biografi Aisyah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080201061117/http://www.usc.edu/dept/MSA/history/biographies/sahaabah/bio.AISHAH_BINT_ABI_BAKR.html|date=2008-02-01}}
{{Portal bar|Islam|Biografi}}{{Pemeluk Islam pertama}}<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim --> {{Lifetime-Tokoh-Muslim|sort={{PAGENAME}}|tempat_wafat=Madinah|thn_wafat_m=678|thn_wafat_h=58|bln_wafat_m=Juli|bln_wafat_h=Ramadan|tgl_wafat_m=16|tgl_wafat_h=17|hari_wafat=|sebab_wafat=|hari_lahir=|status_hidup_wafat=WAFAT|tempat_lahir=Makkah|thn_lahir_m=|thn_lahir_h=|bln_lahir_m=|bln_lahir_h=|tgl_lahir_m=|tgl_lahir_h=|tempat_makam=Jannatul Baqi}}
[[Kategori:Kelahiran 610-an]]
[[Kategori:Kematian 678]]
[[Kategori:Orang Arab abad ke-7]]
[[Kategori:Perempuan abad ke-7]]
[[Kategori:Perempuan Arab]]
[[Kategori:Putri Arab]]
[[Kategori:Anak khulafaur Rashidin]]
[[Kategori:Keluarga Abu Bakar]]
[[Kategori:Pernikahan anak]]
[[Kategori:Istri Muhammad]]
[[Kategori:
[[Kategori:Perempuan dalam peperangan di Timur Tengah]]
[[Kategori:Wali perempuan]]
[[Kategori:Malaikat visioner]]
[[Kategori:Tokoh dalam Perang Saudara Islam I]]
[[Kategori:Perempuan pendamping Nabi]]
[[Kategori:Dimakamkan di Pemakaman al-Baqi]]
[[Kategori:Perempuan Arab dalam peperangan]]
|