Andadinata: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
typo nama perguruan dan nama senior |
||
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{noref}}
{{no footnotes|date=September 2016}}
{{refimprove|date=September 2016}}
Baris 28 ⟶ 29:
Perkembangan pencak silat semakin berkembang, meski pencak silat masih terbatas diajarkan kepada keluarga ningrat dan kalangan ulama. Maka atas saran mama Ajengan Asep Samsudin, Andadinata untuk melanjutkan pembelajaran melengkapi ilmu pencak silat di ke wilayah Parahiangan barat tepat nya di wilayah Kadipaten [[Cianjur]]. Berbekal referensi dari mama ajengan Asep Samsudin, abah Andainata datang ke Padepokan silat juragan '''Rd Haji Ibrahim'''. Yang dikenal sebagai pendiri dan pencetus [[Maenpo]] [[Cikalong]].
Tidak jelas apakah abah Andadinata dilatih langsung oleh juragan Rd Haji Ibrahim yang pada tahun 1900an sudah sepuh, atau dilatih oleh seseorang pelatih yang di tugaskan, tapi ada sumber lain yang memberikan kesaksian bahwa Mama Anda belajar gerak jurus 10 dari Mama Rd. Hasan - yang masih keluarga mama Rd. Ibrahim. Sumber kesaksian menyebutkan bahwa mama Anda dan Mama Rd. Hasan, beserta Mama Endin dari Samarang Garut merupakan tiga serangkai murid Mama Rd. H. Abdul Kahp<!-- Tiga serangkai: Mama Anda, Mama Rd. Hasan dan Mama Endin, selain berguru kepada Mama Rd. H. Abdul Kahpi, juga ketiga tokoh ini saling berbagi ilmu. 1. Mama Anda, Mama Endin, dan juga Mama Rd. Asep Martawijaya belajar jurus dari Mama Rd. Hasan; 2. Mama Anda, Mama Rd. Asep Martawijaya dan Mama Endin saling berbagi ilmu tentang ageman Sunda Wiwitan' dan Ilmu Pancakalima (ilmu tentang hakikat Naktu), yang oleh karenanya dalam Layang Muslimin-Muslimat Jilid 3, Rd. Asep Martawijaya membahas 'Naktu Madinah' dari sudut pandang ilmu Pancakalima. 4. Penyempurnaan Jurus 1-10 dilakukan juga oleh Mama Anda bersama Mama Rd, Hasan dan Abah Iya di Bandung (putra Mama Endin) yang dikaitkan dengan ajaran tarikat dengan landasan lafadz alip-lam-lam-he-tasjid-mim-he-mim-dal-tasjid, yang dalam dalam olahraganya oleh Mama Anda dinamakan jurus keupeul, teundeut, jeblag,beset, giles, tamplok, liliwatan, colok, potong,seuseup. Pada waktu itu juga Bung Karno yang masih kuliah di ITB mempelajari jurus 10 dan mengikuti pelajaran layang Muslimin-Muslimat. -->i. Yang jelas dari 10 jurus halusan Margaluyu Pusat sangat kental dengan pengaruh maenpo Cikalong. yang berbasis pada silat '''Madi''', '''Kari''' dan silat asli Cianjur.
Tokoh Maenpo Cikalong yang usianya relatip lebih muda dari juragan Rd Haji Ibrahim adalah juragan '''Rd Haji Abullah''' yang mewarisi ilmu pencak silat '''Sabandar'''. Sedangkan Silat Sabandar berasal dari '''Moh Kosim''' yang konon berasal dari Pagaruyung Minangkabau [[
Dari juragan Rd Haji Abdullah, abah Andadinata mewarisi ilmu pencak silat Sabandar yang tata geraknya sangat halus dan lembut. Tapi jika kita teliti dan cermat, beberapa bagian dari sejarah ini menjadi kabur, dengan lahir pada tahun 1893 dan menemui Raden Haji Ibrahim pada tahun 1900 berarti ia datang sebagai anak umur 7 tahun. Dalam sejarah maenpo Cikalong tak pernah satupun catatan atau cerita dari para tokoh aliran ini yang pernah menyebutkan ada anak kecil yang belajar ke Raden Haji Ibrahim. Karen hal ini tentunya akan menjadi istimewa, adanya anak kecil di antara murid-murid yang sudah berumur, namun dalam Sajarah Nu Nyebarkeun Penca Cikalong di Tatar Pasundan tak pernah disebutkan nama Abah Andadinata. Dan maenpo Cikalong sendiri sebagai bela diri keluarga untuk saat itu tak pernah ada "padepokan" karena pada generasi awal bela diri ini tertutup dan sulit dijumpai oleh orang yang bukan keluarga Dalem Cikundul.
Pengaruh silat [[Budaya Bugis|Bugis]] dan [[Budaya Madura|Madura]] dalam keilmuan Margaluyu didapat sewaktu abah Andadinata berpetualang di pesisir pantai utara Cirebon,
Kompilasi tata gerak '''Madi''', '''Kari''', '''Sabandar''' dan '''Khaer''' inilah yang dikemudian hari menjadi 10 jurus wajib Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat ditambah ilmu Hikmah yang diharkatkan setelah selesai berlatih.
Mengingat tata gerak 10 jurus Margaluyu Pusat boleh dikatakan sangat sederhana, jurus-jurus tersebut tidak bisa diperagakan dipanggung sewaktu ada tabeuh gendang pencak. Oleh karena itu atas saran para kerabat bahwa jurus Margaluyu Pusat harus dilengkapi dengan jurus silat murni yang benar benar merupakan maenpo. Dengan demikian Margaluyu Pusat dilengkapi dengan '''Maenpo Selah Eurih''', '''Paleredan''' warisan dari juragan Rd Haji Soma.
Oleh karena itu dalam setiap proses harkatan, ketiga tokoh Rd Haji Ibrahim, Rd Haji Abdullah dan Rd Haji Soma yang kesemuanya adalah kerabat Cikalong Cianjur selalu disebut untuk dimohon keikhlasanya serta mohon kepada Allah
Keilmuan Margaluyu, boleh dikatakan lengkap, karena berintikan ilmu hikmah Sunda wiwitan yang ditulis tangan oleh abah Andadinata dalam aksara Sunda Wiwitan yang serupa dengan tulisan pada relief prasasti2 di pulau Jawa, serta aksara [[Hanacaraka]]. Secara otentik buku ini masih ada dalam bentuk aseli.
Pengaruh silat Tiongkok (Khun Tao) dan Mande dalam keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat diperoleh abah Andadinata sewaktu ia berpetualang di Cirebon.
Adapun pengaruh silat Minang diperoleh dari Mama Sabandar (Moh Kosim). Sedangkan pengaruh silat Betawi pada keilmuan Margaluyu Pusat karena hasil berguru Maenpo di Cikalong.
Hal tersebut dikuatkan tokoh Mbah Madi, Mbah Kari dan mbah Sabandar dan mbah Khaer selalu disebut dalam setiap proses Harkatan sebagai ucapan terima kasih atas manfaat ilmunya dan memohon agar amal ilmu yang diwariskan dari ia ini mendapat imbalan yang tinggi dari Allah
Kelengkapan keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat secara sempurna dikuasai oleh abah Andadinata ketika umur ia mencapai sekitar 35 tahun. Tetapi profesi sebagai pedagang telur keliling tak pernah dilepaskan. Dan kebiasaan naik panggung ketika ada perhelatan tabeuh gendang pencak untuk kaul kepada yang punya hajat selalu dilakukan sebagai promosi makanan sehat yakni telur yang diperdagangkan.
Baris 49 ⟶ 50:
== Pendirian Perguruan Margaluyu ==
Ketenaran abah Andadinata sebagai juara kaul yang tidak punya perguruan, sempat terdengar oleh seorang guru perguruan silat yang terkenal di kota Bandung yaitu '''mang Soehandi
Pertemuan antara mang Soehandi dengan Abah Andadinata untuk sambung rasa merupakan peristiwa penting sebagai tonggak sejarah berdirinya Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat.
Baru pertama kali abah Andadinata bersambung rasa dengan tokoh silat yang berlevel guru. Bagi mang Soehandi juga baru pertama kali bertemu pendekar tanpa paguron yang selalu bisa mengunci geraknya dengan halus tanpa melukai apalagi mencederai. Sebagai ksatria Pendekar, Mang Soehandi menyatakan bahwa keilmuan Margaluyu Pusat adalah ilmu silat yang lengkap ditambah ilmu hikmah yang benar2 murni tanpa menggunakan tenaga khodam. Dan ia memohon kepada abah Andadinata untuk sudi menerima dirinya sebagai murid.
|