Andi Djemma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wafatnya Andi Djemma |
||
(57 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
|name = Andi Djemma
|image = Andi Djemma.jpg
|caption =
|birth_name = Andi Djemma
|birth_date = {{birth date|1901|1|15}}
|birth_place = [[Palopo]], [[Celebes]]
|death_date = {{death date and age|1965|2|23|1901|1|15}}
|death_place = [[Makassar]], [[Sulawesi Selatan]]
|resting_place =
|nationality = [[Indonesia]]
|occupation = Tokoh Kerajaan, Pejuang Kemerdekaan
|years_active =
|religion = [[Islam]]
|awards = [[Pahlawan Nasional Indonesia]]
|spouse =
|children =
}}
{{kegunaanlain}}
'''[[Andi (gelar)|Andi]] Djemma''' ({{lahirmati|[[Kota Palopo|Palopo]], [[Sulawesi Selatan]]|15|1|1901|[[Kota
Wilayah kekuasaannya
== Peran ==
Kedatuan Luwu merupakan kerajaan pertama di Sulawesi Selatan yang menyatakan akan bergabung dengan Republik Indonesia. Andi Djemma menjabat setingkat wadana di Kolaka hingga 1923 sebelum diangkat menjadi Datu. Andi Djemma kembali ke Palopo dan mempersiapkan diri menjadi Datu. Beliau Datu Luwu Andi Djemma merupakan Tokoh Utama Pelopor Keberadaan [[Nahdlatul Ulama]] (NU) di Tanah Luwu. Bahkan Ketika Andi Djemma menjadi Datu, organisasi kebangsaan dan agama lainnya seperti Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) dan [[Muhammadiyah]] berkesempatan menjalankan organisasinya di Kerajaan Luwu.
== Perlawanan ==
Menjelang kemerdekaan Indonesia pada [[17 Agustus]] [[1945]], Andi Djemma memimpin Gerakan Soekarno Muda dan memimpin Perlawanan Semesta Rakyat Luwu pada [[23 Januari]] [[1946]]. Saat ini, Tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Perlawanan Rakyat Semesta. Perlawanan semesta rakyat Luwu mencatat sejarah karena merupakan perlawanan terbesar dan terluas hingga sepanjang 200 km. Andi Djemma memimpin rakyat Luwu untuk berperang dengan tentara sekutu yang pada saat itu diboncengi tentara NICA (''[[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda|Nedelands Indiscehe Civic Administration]]'').
Pada [[5 Oktober]] [[1945]], Djemma sempat mengultimatum pihak [[Sekutu]] agar segera melucuti tentaranya dan kembali ke tangsinya di Palopo. Ultimatum itu dibalas Gubernur Jenderal Belanda, [[Van Mook]], dengan ultimatum juga. Andi Djemma yang mempunyai lima putera itu baru tertangkap Belanda pada [[3 Juli]] 1946 dan diasingkan ke [[Kota Ternate|Ternate]]. Ia akhirnya meninggal di
Kini nama Andi Djemma diabadikan sebagai nama jalan di kota Makassar, dahulu bernama jalan landak baru.<ref>http://makassar.tribunnews.com/2017/11/09/jl-landak-baru-makassar-resmi-berganti-nama-menjadi-jalan-andi-djemma</ref> Pemberian nama ini dilakukan oleh Walikota Makassar Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto atau biasa dikenal sebagai [[Danny Pomanto]] pada bulan oktober 2017.
== Wafatnya Andi Djemma ==
Selepas Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Andi Djemma pun dibebaskan. Ia kemudian kembali ke Makassar pada Maret 1950.
Andi Djemma wafat di usia 64 tahun pada 23 Februari 1965. Datu Luwu ini pun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang dengan upacara militer.
Berselang 37 tahun setelah kematiannya, pemerintah Indonesia mengangkat Andi Djemma sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Hal itu diputuskan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 73/TK/2002 pada tanggal 6 November 2002.<ref>{{Cite news|last=Ainun|first=Nur|date=2023-11-10|title=Mengenal Andi Djemma, Pahlawan Nasional-Kini Jadi Nama Jalan di Makassar|url=https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-7029604/mengenal-andi-djemma-pahlawan-nasional-kini-jadi-nama-jalan-di-makassar|work=detik.com|access-date=2024-10-04}}</ref>
== Penghargaan ==
Andi Djemma diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan SK Presiden RI No. 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002. Selain itu, Andi Djemma juga mendapat penghargaan dari Kementerian Pertahanan (1960) dan [[Satyalancana Karya Satya|Satyalancana Karya]] tingkat II (1964).<ref>{{Cite news|url=https://video.tribunnews.com/view/89733/profil-andi-djemma-pahlawan-nasional-datu-kerajaan-luwu|title=Profil Andi Djemma - Pahlawan Nasional Datu Kerajaan Luwu|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=2020-06-13|last=Yulianto|first=Alfin Wahyu|date=2019-08-06}}</ref>
== Referensi ==
▲Wilayah kekuasaannya hanya menjadi setingkat kabupaten setelah beberapa wilayahnya memisahkan diri menjadi kabupaten, misalnya Palopo dan [[Kabupaten Tana Toraja|Tana Toraja]], semuanya masih di wilayah Provinsi [[Sulawesi Selatan]]. Sedangkan [[Kolaka]] menjadi sebuah kabupaten di [[Sulawesi Tenggara]].
{{reflist}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{lifetime|1901|1965|Djemma, Andi}}
▲Pada [[5 Oktober]] [[1945]], Djemma sempat mengultimatum pihak Sekutu agar segera melucuti tentaranya dan kembali ke tangsinya di Palopo. Ultimatum itu dibalas Gubernur Jenderal Belanda, [[Van Mook]], dengan ultimatum juga. Andi Djemma yang mempunyai lima putera itu baru tertangkap Belanda pada 3 Juli 1946 dan diasingkan ke [[Kota Ternate|Ternate]]. Ia akhirnya meninggal di [[Kota Makassar|Makassar]] pada [[23 Februari]] [[1965]].
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Luwu Raya]]
[[Kategori:Tokoh dari Palopo]]
[[Kategori:Tokoh dari Pulau Loeha]]
[[Kategori:Tokoh dari Manurung]]
[[Kategori:Tokoh dari Danau Towuti]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
|