'''Pentakosta''' atau '''Pantekosta''' (dari {{lang-el|Πεντηκοστή [ἡμέρα]}}, ''Pentēkost000ēPentēkostē [hēmera]'', "[hari] kelima-puluh"), ataujuga disebut sebagai '''Minggu Putih''', adalah hari raya [[Kristiani]] yang memperingati peristiwa dicurahkannya [[Allah Roh Kudus|Roh Kudus]] kepada para [[rasul]] di [[Yerusalem]], yang terjadi 5049 hari setelah [[Kebangkitan(atau Yesus|kebangkitan]]hari [[Yesus]]ke-50 pada masa) [[KristusPaskah]]. Pada hari Pentakosta atau Pantekosta, [[Allah Roh Kudus|Roh Kudus]] dicurahkan sesuai dengan yang dijanjikan [[Yesus]] sesudah [[Kenaikan Yesus|kenaikannya ke]] [[surga]]. Menurut [[Alkitab]], murid-murid Yesus berhasil mempertobatkan tiga ribu jiwa pada hari tersebut dan hal inilah yang disebut dengan lahirnya [[gereja]] mula-mula (Sumber: [[Kisah Para Rasul 2|kitab Kisah Para Rasul pasal ke-2]]). Sebelumnya Pentakosta adalah [[Hari Raya Pentakosta|hari raya besar orangagama 00]]Yahudi yang kemudian diadopsi olehdisebut [[Gereja BaratShavuot]] danatau [[Gereja Timurfestival]] Oraya.<ref name="Rachman">{{id}} Rasid Rachman. 2009. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 88.</ref> Kata Pantekosta pertama kali digunakan pada Alkitab terjemahan DR. Hillebrandus Cornelius Klinkert, alkitab ini menggunakan dialek Bahasa Melayu. Klinkert memulai proyek penerjemahan Alkitab bahasa Melayu dengan menerjemahkan 4 buku injil dan dicetak dengan biaya sendiri pada tahun 1861. Sedangkan Perjanjian Baru lengkap dicetak di Semarang pada tahùn 1863 dengan dana dari Lembaga Alkitab Belanda NBG atau Netherlands Bible Society.
Kata Pentakosta pertama digunakan dalam Alkitab terbitan LAI atau Lembaga Alkitab Indonesia.
== Tradisi Yahudi ==
Pada hari ini, orang-orang [[Yahudi]] datang dari segala penjuru dunia ke [[Yerusalem]] untuk merayakan [[Shavuot]] atau [[festival]] panen raya.
== Janji pengutusan roh Kudus ==
Baris 266:
|}
== Hari Pentakosta atau Pantekosta (Kristen) pertama ==
=== Peristiwa atas murid-murid ===
Ketika tiba hari Pentakosta atau Pantekosta (Yahudi), semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit ''suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah'', di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka ''lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing''. Maka ''penuhlah mereka dengan Roh Kudus'', lalu mereka mulai ''berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain'', seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.<ref>{{Ayat|Kisah Para Rasul|2|1|4}}</ref>