Pembingkaian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Riski Yolanda (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k clean up
 
(28 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
Dalam [[ilmu sosial]], '''pembingkaian''' (atau dikenal dalam [[bahasa Inggris]]: '''''framing''''') terdiri atas serangkaian sudut pandang konsep dan teoretis tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi masyarakat melihat dan menyampaikan [[kenyataan]].
{{Sedang ditulis}}
{{Translating}}
Dalam [[ilmu sosial]], ''framing'' atau "pembingkaian" terdiri atas serangkaian sudut pandang konsep dan teoretis tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi masyarakat melihat dan menyampaikan [[kenyataan]].
 
''Framing''Pembingkaian dapat terwujud dalam [[komunikasi]] atau [[pikiran]] antarpribadi. ''Frame-frame dalam pikiran'' terdiri atas penggambaran, interpretasi, dan penyederhanaan kenyataan. ''Frame-frame dalam komunikasi'' terdiri atas penyampaian ''frame'' di antara para pelaku yang berbeda.<ref name="Druckman2001">{{cite journal|last1=Druckman|first1=J.N.|year=2001|title=The Implications of Framing Effects for Citizen Competence|journal=Political Behavior|volume=23|issue=3|pages=225–56|doi=10.1023/A:1015006907312|s2cid=10584001}}</ref> ''Framing'' adalah komponen kunci [[sosiologi]], kajian tentang interaksi sosial di antara para manusia. ''Framing'' adalah bagian utuh dari pemrosesan dan penyampaian data dalam keseharian. Teknik-teknik sukses ''framing'' dapat digunakan untuk mengurangi ambiguitas topik-topik yang tidak dapat dipahami dengan menghubungkan informasi sedemikian rupa sehingga para penerimanya dapat terhubung dengan apa yang sudah mereka ketahui.
 
Dalam [[teori sosial]], ''framing'' adalah [[skema]] [[interpretasi]], sekumpulan [[anekdot]] dan [[stereotipe]] yang diandalkan oleh para individu untuk memahami dan merespons sebuah peristiwa.<ref name="Goffman1974">
Baris 23 ⟶ 21:
</ref>
 
Meskipun beberapa menganggap ''framing'' sama dengan [[Agenda-setting theory|''agenda setting'']], para ilmuwan lain menyatakan adanya perbedaan. Menurut artikel yang ditulis Donald H. Weaver, ''framiframing''ng menyeleksi aspek-aspek tertentu dari permasalahan dan membuatnya lebih menonjol untuk memperoleh interpretasi tertentu dan penilaian-penilaian masalah, sedangkan ''agenda setting'' mengenalkan topik masalah untuk meningkatkan arti penting dan keterkaitannya.<ref>{{Cite journal|last=Weaver|first=David H.|year=2007|title=Thoughts on Agenda Setting, Framing, and Priming|journal=Journal of Communication|volume=57|page=142|doi=10.1111/j.1460-2466.2006.00333.x}}</ref>
 
==Efek-efek ''framing'' dalamDalam penelitian komunikasi==
 
Dalam [[komunikasi]], ''framing'' menggambarkan bagaimana media berita membentuk [[opini publik]].
Baris 38 ⟶ 36:
* Temporal-kontekstual (misalnya berlalunya waktu setelah peristiwa menggemparkan).<ref>{{cite journal |last1=Rodelo |first1=F. V. |date=2020 |title=Antecedents of strategic game and issue framing of local electoral campaigns in the Mexican context |journal=Comunicación y Sociedad |volume=14 |issue=1 |page=1 |doi=10.32870/cys.v2020.7643 |s2cid=226386940 |url=https://doi.org/10.32870/cys.v2020.7643}}</ref>
 
[[Erving Goffman]] menekankan peran konteks budaya sebagai pembentuk ''frame-frame'' saat beliau mengemukakan bahwa maksud ''frame'' mengandung akar-akar budaya.<ref name="Goffman1974"/> Ketergantungan konteks ''frame-frame'' media ini telah digambarkan sebagai 'resonansi budaya'<ref>{{Cite book |last1=Gamson|first1= W. A. |last2= Modigliani|first2= A. |chapter=The changing culture of affirmative action|pages= 137–77|title=Research in Political Sociology|volume =3 |editor-last=Braungart |editor-first=Richard G. |editor-last2=Braungart |editor-first2=Margaret M. |date=1987 |publisher=JAI Press |isbn=978-0-89232-752-2 |location=Greenwich, Conn.; London |language=en |oclc=495235993}}</ref> atau 'kesetiaan naratif'.<ref name="SnowBenford1988">Snow, D. A., & Benford, R. D. (1988). Ideology, frame resonance, and participant mobilization. In B. Klandermans, H. Kriesi, & S. Tarrow (Eds.), International social movement research. Vol. 1, From structure on action: Comparing social movement research across cultures (pp. 197–217). Greenwich, CT: JAI Press.</ref> Sebagai contoh, kebanyakan orang mungkin tidak menyadari ''frame'' dalam kisah-kisah tentang pemisahan gereja dan negara karena umumnya media tidak membingkai kisah-kisah tersebut dari sudut pandang agama.<ref>{{cite book |last1=Bryant, J., Thompson, S., & Finklea, B. W. |title=Fundamentals of media effects |date=May 3, 2012 |url=https://www.google.com/books/edition/Fundamentals_of_Media_Effects/XcUQAAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=%22church%20and%20state%22 |publisher=Waveland Press, Inc.|isbn=9781478608196 }}</ref>
 
===''Frame setting''===
Saat masyarakat dihadapkan pada bingkai berita baru, mereka akan menerima konstruksi yang dibuat berlaku untuk sebuah masalah, tetapi secara signifikan mereka lebih mungkin untuk melakukannya saat mereka memiliki skema yang ada untuk konstruksi tersebut. Inilah yang disebut efek penerapan. Artinya, ketika ''frame-frame'' baru mengundang orang untuk menerapkan skema yang ada pada masalah, implikasi dari penerapan itu sebagian bergantung pada apa yang ada di dalam skema tersebut. Oleh karena itu, secara umum, lebih banyak pendengar mengetahui tentang permasalahan, lebih efektif ''frame-frame'' tersebut.
 
Terdapat sejumlah level dan tipe pengaruh ''framing'' yang telah diteliti. Contohnya, para ilmuwan berfokus pada perubahan sikap dan tindakan, derajat kepentingan masalah yang dirasakan, keputusan pemungutan suara, dan pembentukan opini. Para ilmuwan lain tertarik pada proses-proses psikologis daripada penerapan. Misalnya, Iyengar<ref>Iyengar, S. (1991). Is anyone responsible? How television frames political issues. Chicago: University of Chicago Press.</ref> mengungkapkan bahwa berita tentang permasalahan sosial dapat memengaruhi tanggung jawab atribusi kausal dan pengobatan, pengaruh yang diamati dalam penilaian-penilaian dan respons kognitif pemimpin politik, atau ilmuwan lain melihat kepada efek ''framing'' terhadap gaya pemrosesan penilaian dan kompleksitas pikiran anggota pendengar mengenai permasalahan. Kajian-kajian ''frame setting'' juga membahas bagaimana ''frame-frame'' dapat memengaruhi bagaimana seseorang berpikir tentang masalah (kognitif) atau merasakan masalah (afektif).<ref>{{cite book |last1=Bryant, J., Thompson, S., & Finklea, B. W. |title=Fundamentals of media effects. |date=May 3, 2012 |url=https://www.google.com/books/edition/Fundamentals_of_Media_Effects/XcUQAAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=%22thinks%20about%20an%20issue%22 |publisher=Waveland Press, Inc.|isbn=9781478608196 }}</ref>
Baris 51 ⟶ 49:
===Landasan dalam penelitian komunikasi===
 
Anthropologis [[Gregory Bateson]] pertama kali mendefinisikan ''framing'' sebagai "ikatan spasial dan temporal dari serangkaian pesan-pesan interaktif" (dalam ''A Theory of Play and Fantasy'', 1954, diproduksi kembali dalam buku ''[[Steps to an Ecology of Mind]]'' pada tahun 1972).<ref name=Bateson1972>{{cite book|last=Bateson|first=G.|title=Steps to an Ecology of Mind|url=https://archive.org/details/stepstoecologyof0000bate|year=1972|publisher=Ballantine Books|location=New York}}</ref>
 
====Sumber sosiologis penelitian ''media framing'' ====
Baris 57 ⟶ 55:
Penelitian ''media framing'' mempunyai akar psikologis dan sosiologis. ''Framing'' sosiologis berfokus pada "kata-kata, gambar-gambar, frasa-frasa, dan gaya presentasi" yang digunakan para komunikator saat menyampaikan informasi kepada penerima.<ref name="Druckman2001" /> Penelitian ''frame-frame'' dalam penelitian media yang digerakkan secara sosiologis umumnya meneliti pengaruh "norma-norma dan nilai-nilai sosial, kendala-kendala dan tekanan-tekanan organisatoris, tekanan kelompok-kelompok kepentingan, rutinitas jurnalistik, dan orientasi-orientasi ideologis atau politis jurnalis" dalam ''frame-frame'' yang berada dalam konten media.<ref name=Scheufele2000>{{cite journal|last=Scheufele|first=D.A.|title=Agenda-setting, priming, and framing revisited: Another look at cognitive effects of political communication|journal=Mass Communication & Society|year=2000|volume=3|issue=2&3|pages=297–316|doi=10.1207/S15327825MCS0323_07|s2cid=59128739}}</ref>
 
[[Todd Gitlin]], dalam analisisnya tentang cara media berita meremehkan gerakan [[New Left]] siswa pada tahun 1960-an termasuk yang pertama meneliti ''frame-frame'' dari sudut pandang sosiologis. Gitlin menulis, ''frame-frame'' adalah "pola-pola tetap kognisi, tafsiran-tafsiran, dan presentasi pilihan [dan] menekankan ... [bahwa] sebagian besar tidak diucapkan dan diakui ... [dan] mengatur dunia bagi para jurnalis [serta] kami yang membaca pemberitaan mereka".<ref name=Gitlin1980>{{cite book|last=Gitlin|first=T.|title=The Whole World is Watching: Mass Media in the Making and Unmaking of the New Left|url=https://archive.org/details/wholeworldiswatc00gitl|year=1980|publisher=University of California Press|location=Berkeley, CA}}</ref>
 
====Sumber psikologis penelitian ''media framing''====
Baris 72 ⟶ 70:
Gambar-gambar lebih disukai daripada teks karena membutuhkan lebih sedikit muatan kognitif dan lebih sedikit membosankan daripada kata-kata.<ref name="Rodriguez" /> Dari sudut pandang psikologis, gambar-gambar mengaktifkan sel-sel saraf pada mata untuk mengirim informasi ke otak. Gambar-gambar juga memiliki nilai atraksi tinggi dan dapat membangkitkan daya tarik emosional yang lebih kuat. Dalam konteks ''framing'', gambar-gambar dapat mengaburkan fakta-fakta dan permasalahan dalam usaha untuk membingkai informasi. Visual-visual terdiri dari alat-alat retoris seperti metafora, penggambaran, dan simbol-simbol untuk menggambarkan adegan atau konteks peristiwa secara grafis dalam upaya untuk membantu kita memahami lebih baik dunia di sekitar kita. Gambar-gambar dapat memiliki keterkaitan satu per satu antara apa yang ditangkap kamera dan representasinya di dunia nyata.
 
Bersamaan dengan meningkatkan pemahaman, visual juga dapat meningkatkan tingkat penyimpanan dannmembuatdan membuat informasi lebih mudah untuk diingat. Karena sifat gambar yang seimbang, aturan-aturan tata bahasa tidak berlaku.
 
Menurut para peneliti,<ref name="Rodriguez" /> ''framing'' tercermin dalam empat model tingkatatingkatan yang mengidentifikasi dan menganalisis ''frame-frame'' visual sebagai berikut: visual-visual sebagai sistem denotatif, visual-visual sebagai sistem semiotika-stilistika, visual-visual sebagai sistem konotatif, dan visual sebagai perwakilan ideologis.
 
Para peneliti berhati-hati agar tidak hanya mengandalkan gambar-gambar untuk memahami informasi. Karena gambar-gambar lebih banyak memegang kekuatan dan lebih terkait pada kenyataan, kita dapat mengabaikan potensi manipulasi dan pembabakan dan salah menganggap ini sebagai bukti.
 
Gambar-gambar dapat menjadi perwakilan ideologi dengan memastikan prinsip-prinsip dasar yang membentuk atribut-atribut dasar kita dengan mengombinasikan simbol dan fitur gaya gambar ke dalam proses penafsiran koheren.
Baris 82 ⟶ 80:
Suatu penelitian menunjukkan ''visual framing'' menonjol dalam liputan berita, terutama dalam kaitannya terhadap politik.<ref>{{Cite journal|last1=Powell|first1=Thomas|last2=Boomgaarden|first2=Hajo|last3=Swert|first3=Knut|last4=Vreese|first4=Claes|date=November 2015|title=A Clearer Picture: The Contribution of Visuals and Text to Framing Effects|url=https://www.researchgate.net/publication/284132158|journal=Journal of Communication|volume=65|issue=6|pages=997–1017|doi=10.1111/jcom.12184|via=ResearchGate}}</ref> Gambar-gambar yang bermuatan emosi dipandang sebagai alat menonjol untuk membingkai pesan-pesan politik. ''Visual framing'' bisa menjadi efektif dengan menaruh penekanan dalam aspek spesifik sebuah masalah, taktik yang biasa digunakan dalam penggambaran berita konflik dan perang dikenal sebagai ''empathy framing''. ''Visual framing'' yang memiliki daya tarik emosional bisa dibilang lebih menonjol.
 
Tipe ''framing'' ini dapat diterapkan ke konteks lain, termasuk atletik-atletik dalam kaitannya dengan disabilitas atletik.<ref>{{Cite journal|last1=Sikorski|first1=Christian|last2=Schierl|first2=Thomas|last3=Möller|first3=Carsten|date=March 2012|title=Visual News Framing and Effects on Recipients' Attitudes Toward Athletes With Physical Disabilities|url=https://www.researchgate.net/publication/269874729|journal=International Journal of Sport Communication|via=ResearchGate}}</ref> ''Visual framing'' dalam konteks ini dapat menafsirkan kembali sudut pandang tentang ketidakmampuan atletik dan fisik, suatu stereotipe media yang sudah ada sebelumnya.
 
===Mengklarifikasi dan membedakan "paradigma retak"===
 
Kemungkinan karena penggunaannya dalam lintas ilmu-ilmu sosial, ''frame'' telah ditetapkan dan digunakan dalam banyak cara yang terpisah. Entman menyebut ''framing'' "konseptualisasi yang menyebar" dan "paradigma retak" yang "sering ditetapkan secara begitu saja dengan banyak diserahkan kepada pemahaman diam-diam yang diasumsikan pembaca".<ref name="Entman1993" /> Dalam upaya menyediakan lebih banyak kejelasan konseptual, Entman menunjukkan bahwa ''frame-frame'' "memilih beberapa aspek kenyataan yang dirasakan dan membuatnya lebih menonjol dalam teks berkomunikasi sedemikian rupa sehingga mendorong definisi masalah tertentu, penafsiran kausal, evaluasi moral, dan/atau rekomendasi perawatan untuk barang yang digambarkan".<ref name="Entman1993" /> Konseptualisasi ''framing'' Entman<ref name="Entman1993" /> yang menyebutkan ''frame-frame'' bekerja dengan mengangkat potongan-potongan tertentu dalam arti penting, berada sejalur dengan penelitian awal tentang dasar-dasar psikologis ''framing effect'' (lihat juga Iyengar<ref name="Iyengar1991" /> yang memperdebatkan jika aksesbilitas adalah penjelasan utama psikologis untuk keberadaan pengaruh-pengaruh ''framing''). Wyer dan Srull<ref name="WyerSrull1984" /> menjelaskan susunan aksesibilitas sebagai berikut.
# Orang-orang menyimpan potongan-potongan informasi yang berkaitan dalam "tempat penyimpanan referensi" dalam memori jangka panjang mereka.<ref name=WyerSrull1984>{{cite book|last1=Wyer Jr.|first1=R.S.|title=Social Cognition: The Ontario Symposium|year=1984|publisher=Lawrence Erlbaum|location=Hillsdale, NJ|last2=Srull |first2=T.K. |editor=E.T. Higgins |editor2=N.A. Kuiper |editor3=M.P Zanna |chapter=Category Accessibility: Some theoretic and empirical issues concerning the processing of social stimulus information}}</ref>
# Orang-orang mengatur "tempat penyimpanan referensi" sehingga lebih banyak potongan-potongan informasi yang sering dan baru-baru ini digunakan disimpan di bagian atas tempat penyimpanan tersebut. Jadi, potongan-potongan informasi tersebut lebih mudah diakses.<ref name=WyerSrull1984 />
Baris 97 ⟶ 95:
Dengan kata lain, ketika '''penelitian awal''' mengesankan bahwa dengan menyoroti aspek-aspek tertentu permasalahan, ''frame'' membuat pertimbangan tertentu lebih mudah diakses dan lebih mungkin digunakan dalam proses penilaian,<ref name=Entman1993 /><ref name=Iyengar1991 /> '''penelitian terkini''' mengesankan bahwa ''frame'' bekerja dengan membuat pertimbangan tertentu lebih mudah diterapkan dan lebih relevan pada proses penilaian.<ref name="NelsonClawsonOxley1997" /><ref name=Scheufele2000 />
 
===''Equivalency'' versuslawan ''emphasis'': dua tipe ''frame'' dalam penelitian media===
 
Chong dan Druckman mengacu penelitian ''framing'' memiliki fokus utama pada dua tipe frame: ''equivalency frames'' dan ''emphasis frames''.<ref name=ChongDruckman2007>{{Cite journal | doi=10.1146/annurev.polisci.10.072805.103054 |title = Framing Theory|journal = Annual Review of Political Science|volume = 10|pages = 103–126|year = 2007|last1 = Chong|first1 = Dennis|last2 = Druckman|first2 = James N.|doi-access=free}}</ref> ''Equivalency frames'' mengesankan "frasa-frasa berbeda, tetapi ekuivalen secara logis", yang menyebabkan para individu mengubah pilihan mereka.<ref name="Druckman2001" /> ''Equivalency frames'' sering diucapkan dalam istilah-istilah "keuntungan" versus "kekalahan". Contohnya, Kahneman dan Tversky meminta para pemirsa memilih di antara dua tanggapan kebijakan "''gain-framed''" terhadap hipotesis wabah penyakit yang diperkirakan membunuh 600 orang.<ref name=KahnemanTversky1984>{{cite journal |last=Kahneman |first=D.|author2=Tversky, A.|s2cid=9460007|title=Choices, values, and frames|journal=American Psychologist |year=1984|volume=39|issue=4|pages=341–50 |doi=10.1037/0003-066X.39.4.341}}</ref> Respons A akan menyelamatkan 200 orang, Respons B memiliki sepertiga kemungkinan menyelamatkan semua orang, tetapi dua pertiga kemungkinan tidak menyelamatkan siapa-siapa. Para partisipan A sangat memilih Respons A yang dirasa lebih sedikit opsi berisikonya. Kahneman dan Tversky meminta para partisipan lain untuk memilih di antara dua respons kebijakan "''loss-framed''" ekuivalen terhadap wabah penyakit yang sama. Pada kondisi ini, Respons A akan membunuh 400 orang, Respons B memiliki sepertiga kemungkinan tidak membunuh siapa pun, tetapi dua pertiga kemungkinan membunuh semua orang. Walaupun pilihan-pilihan ini identik secara matematis dengan opsi yang diberikan dalam kondisi "gain-framed", para partisipan sangat memilih Respons B, opsi yang berisiko. Kemudian, Kahneman dan Tversky membuktikan bahwa saat diutarakan dalam istilah-istilah potential gains, masyarakat cenderung memilih opsi yang mereka rasa lebih sedikit risikonya (yaitu ''sure gain''). Kebalikannya, saat dihadapkan dengan potentialkerugian losspotensial, masyarakat cenderung memilih opsi yang berisiko.<ref name=KahnemanTversky1984 />
 
Tak seperti ''equivalency frames'', ''emphasis frames'' mengesankan "pertimbangan yang berbeda secara kualitatif, tetapi relevan secara potensial" yang digunakan para individu untuk membuat penilaian.<ref name=ChongDruckman2007 /> Perlu dicatat jika ''framing'' berbeda dengan ''agenda-setting''. ''Emphasis framing'' mewakili perubahan dalam struktur komunikasi untuk membangkitkan skema kognitif tertentu. ''Agenda setting'' bergantung pada frekuensi atau keunggulan pesan-pesan permasalahan untuk memberi tahu masyarakat apa yang harus dipikirkan. ''Emphasis framing'' mengacu pada pengaruh struktur pesan dan ''agenda setting'' mengacu pada pengaruh kepentingan konten.<ref name=Cacciatore2016>{{cite journal |last=Cacciatore |first=Michael A.|author2= Dietram A. Scheufele|author3=Shanto Iyengar |title= The End of Framing as We Know It … and the Future of Media Effects. |journal= Mass Communication and Society |year=2016|volume=19|issue=1|pages=7–23 |doi=10.1080/15205436.2015.1068811|s2cid=31767132}}</ref> Contohnya, Nelson, Clawson, dan Oxley menampakkan pada para partisipan berita yang menampilkan rencana [[Ku Klux Klan]] untuk menjalankan rapat.<ref name="NelsonClawsonOxley1997" /> Para partisipan dalam suatu keadaan membaca berita yang membingkai isu tersebut dalam istilah masalah keamanan publik, sedangkan para partisipan dalam keadaan lain membaca berita yang membingkai isu tersebut dalam istilah pertimbangan kebebasan berbicara. Para peserta yang tertuju pada kondisi keamanan publik memandang penerapn keamanan publik untuk menentukan apakah Klan harus diperbolehkan untuk mengadakan rapat dan seperti yang diperkirakan, menunjukkan toleransi lebih rendah terhadap hak-hak Klan untuk mengadakan rapat.<ref name="NelsonClawsonOxley1997" /> Namun, para partisipan yang tertuju pada kondisi kebebasan berbicara memandang penerapan kebebasan berbicara untuk memutuskan apakah Klan perlu diizinkan untuk mengadakan rapat, seperti yang diperkirakan, menunjukkan toleransi lebih besar terhadap hak-hak Klan untuk mengadakan rapat.<ref name="NelsonClawsonOxley1997" />
 
==''Framing'' Dalam Keuangan ==
Pembalikan preferensi dan fenomena terkait lainnya memiliki relevansi yang lebih luas dalam ekonomi perilaku karena bertentangan dengan prediksi [[rational choice|pilihan rasional]], dasar ekonomi tradisional. FramingBias-bias biases''framing'' memengaruhi keputusan investasi, peminjaman, membuat salah satu tema [[behavioral finance|''behavioral finance'']].
 
==''Framing'' dalam psikologi dan ekonomi ==
Baris 112 ⟶ 110:
[[Amos Tversky]] dan [[Daniel Kahneman]] telah menunjukkan jika ''framing'' dapat sangat memengaruhi hasil akhir dari [[choice problems|''choice problems'']] (yakni pilihan yang dibuat seseorang) sehingga sejumlah [[classic axioms|aksioma klasik]] dari [[rational choice|pilihan rasional]] tidaklah benar.<ref name="TverskyKahneman1981">{{cite journal | last1 = Tversky | first1 = Amos | last2 = Kahneman | first2 = Daniel | s2cid = 5643902 | year = 1981 | title = The Framing of Decisions and the Psychology of Choice | journal = Science | volume = 211 | issue = 4481| pages = 453–58 | doi = 10.1126/science.7455683 | pmid = 7455683 | bibcode = 1981Sci...211..453T }}</ref> Hal ini mengarah kepada perkembangan [[prospect theory|teori prospek]].<ref>{{cite web |title = Decision-Making Under Uncertainty – Advanced Topics: An Introduction to Prospect Theory | website= Econport. |url = http://www.econport.org/econport/request?page=man_ru_advanced_prospect | access-date = 2021-10-08}}</ref>
 
Konteks atau ''framing of problems'' diangkat oleh hasil-hasil pembuat keputusan dalam decision-makersbagian resultsdari inmanipulasi partekstrinsik fromyang extrinsicditawarkan manipulation of the decisionpilihan-optionspilihan offeredkeputusan, assekaligus welldari aspaksaan-paksaan fromintrinsik forcespada intrinsicpara topembuat decision-makerskeputusan, misalnya norma-norma, kebiasaan-kebiasaan, dan [[temperament|perangai]] unik mereka.
 
===Desmonstrasi eksperimental ===
Tversky dan Kahneman (1981) mendemonstrasikan secara sistematik saat masalah yang sama disajikan dalam cara-cara berbeda, misalnya pada masalah penyakit Asia. Para partisipan diminta untuk "membayangkan jika U.S.AS bersiap untuk wabah penyakit Asia tak biasa yang diperkirakan membunuh 600 orang. Dua program alternatif untuk melawan wabah penyakit telah diajukan. Simpulkan perkiraan ilmiah yang tepat dari konsekuensi program sebagai berikut."
 
Kelompok partisipan pertama disajikan dengan pilihan di antara program-program: Dalam kelompok 600 orang,
Baris 131 ⟶ 129:
Dalam ''frame'' keputusan ini, 78% lebih memilih program D, dengan 22% sisanya memilih program C.
 
ProgramsProgram A dan C are identik, begitu pula program B dan D. Perubahan dalam ''frame'' penentuan di antara dua kelompok partisipan menghasilkan pembalikan preferensi: saat program-program disajikan dengan istilah penyelamatan nyawa, para partisipan lebih memilih program yang aman, A (= C). Saat program disajikan dalam istilah kematian yang diperkirakan, partisipan memilih risiko D (= B).<ref name=Entman1993/>
 
===Pengaruh mutlak dan relatif===
 
Pengaruh-pengaruh ''framing'' timbul karena seseorang dapat sering membingkai keputusan menggunakan banyak [[scenario|skenario]] mana yang dapatmungkin mengungkapkan manfaat maybaik express benefits either as asebagai [[relative risk reduction|pengurangan risiko relatif]] (RRR), atau sebagai [[absolute risk reduction|pengurangan risiko mutlak]] (ARR). Kendai ekstrinsik terhadap perbedaan-perbedaan kognitif (antara [[risk tolerance|toleransi risiko]] dan [[Incentive|antisipasi penghargaan]]) yang diangkat para pembuat keputusan dapat terjadi lewat mengubah presentasi [[relative risk|risiko relatif]]s dan keuntungan-keuntungan [[Three degrees of comparison|absoluteabsolut]] benefits.
 
Umumnya, masyarakat lebih memilih keputusan mutlak yang melekat pada aefek positivepositif ''framing-effect'' yang menawarkan jaminan perolehan. Saat opsi-opsi keputusan muncul dibingkai sebagai ''likely gain'', pilihan-pilihan yang menolak risiko menonjol.
 
APergeseran shiftterhadap towardtingkah risk-seekinglaku behaviorpencari occursrisiko whenterjadi asaat decision-makerpembuat frameskeputusan decisionsmembingkai inkeputusan negativedalam termsketentuan-ketentuan negatif, atau mengangkat pengaruh adopts a negativenegatif ''framing effect''.
 
Dalam [[Decision-making|pembuatan keputusan medis]], ''framing bias'' paling baik dihindari dengan menggunakan ukuran mutlak kemanjuran.<ref name="pmid21792695">{{cite journal|vauthors=Perneger TV, Agoritsas T | title=Doctors and Patients' Susceptibility to Framing Bias: A Randomized Trial | journal=J Gen Intern Med | year= 2011 | volume= 26| issue= 12| pages= 1411–17| pmid=21792695 | doi=10.1007/s11606-011-1810-x | pmc= 3235613}}</ref>
Baris 146 ⟶ 144:
Para peneliti menemukan bahwa masalah-masalah keputusan ''framing'' dalam sorotan positif umumnya menghasilkan pilihan yang lebih sedikit risikonya; dengan ''framing'' negatif permasalahan, cenderung lebih berisiko pilihannya.<ref name="TverskyKahneman1981" />
 
Pada sebuah penelitian oleh para peneliti [[Dartmouth Medical School]], 57% subjek memilih pengobatan saat disajikan dengan keuntungan-keuntungan dalam istilah-istilah relatif chose a medication when presented with benefits in relative terms, whereas onlysedangkan 14.7% memilih pengobatan yang keuntungannya disajikan dalam istilah-istilah mutlak. FurtherLebih questioning oflanjut, thepertanyaan patientspasien suggestedmenunjukkan thatbahwa, becausekarena thesubjek subjectsmengabaikan ignoredrisiko thepokok underlyingpenyakit, riskmereka ofmemandang disease,manfaat theymenjadi perceivedlebih benefitsbesar assaat greaterditunjukkan whendalam expressed inketentuan-ketentuan relativerelatif terms.<ref>{{Cite journal | doi=10.1007/bf02599636 | pmid=8271086| title=The framing effect of relative and absolute risk| journal=Journal of General Internal Medicine| volume=8| issue=10| pages=543–548| year=1993| last1=Malenka| first1=David J.| last2=Baron| first2=John A.| last3=Johansen| first3=Sarah| last4=Wahrenberger| first4=Jon W.| last5=Ross| first5=Jonathan M.| s2cid=8257709}}</ref>
 
===Model-model teoretis ===
Para peneliti telah mengajukan bermacam-macam<ref name=ChongDruckman2007/><ref>{{Cite journal | doi=10.1177/009365097024005002 |title = Switching Trains of Thought|journal = Communication Research|volume = 24|issue = 5|pages = 481–506|year = 1997|last1 = Price|first1 = Vincent|last2 = Tewksbury|first2 = David|last3 = Powers|first3 = Elizabeth|s2cid = 145098410}}</ref> model menjelaskan pengaruh ''framing'':.
 
* teori-teori kognitif, seperti [[fuzzy-trace theory|teori ''fuzzy-trace'']], berusaha untuk menjelaskan pengaruh ''framing'' dengan menentukan jumlah upaya pemrosesan kognitif yang ditujukan untuk menentukan nilai potensi keungungan dan kerugian.
* cognitive theories, such as the [[fuzzy-trace theory]], attempt to explain the framing-effect by determining the amount of cognitive processing effort devoted to determining the value of potential gains and losses.
*[[prospect theory|teori prospek]] menjelaskan pengaruh ''framing'' dalam ketentuan-ketentuan fungsional yang ditentukan dengan pilihan untuk nilai-nilai yang dirasakan berbeda berdasarkan asumsi bahwa khalayak memberi pembobotan lebih hebat pada kerugian daripada keuntungan yang setara.
*[[prospect theory]] explains the framing-effect in functional terms, determined by preferences for differing perceived values, based on the assumption that people give a greater weighting to losses than to equivalent gains.
*teori-teori [[motivation|motivasion]]al menjelaskan efek ''framing'' dalam ketentuan-ketentuan paksaan [[hedonic|hedonik]] yang mempengaruhi individu, seperti rasa takut dan harapan —berdasarkan pada gagasan bahwa emosi-emosi negatif yang ditimbulkan oleh potensi kerugian biasanya lebih berat dari emosi yang ditimbulkan oleh keuntungan hipotesis.
*[[motivation]]al theories explain the framing-effect in terms of [[hedonic]] forces affecting individuals, such as fears and wishes—based on the notion that negative emotions evoked by potential losses usually out-weigh the emotions evoked by hypothetical gains.
* teori ''trade-off [[Cost-benefit analysis|cost-benefit]]'' mendefinisikan pilihan sebagai kompromo antara keinginan, baik sebagai preferensi untuk keputusan yang benar atau preferensi untuk upaya kognitif yang diminimalkan. Model yang memadukan unsur-unsur teori kognitif dan motivasi ini, mendalilkan bahwa menghitung nilai perolehan yang pasti membutuhkan upaya kognitif yang jauh lebih sedikit daripada yang diperlukan untuk memilih perolehan yang berisiko.
* cognitive [[Cost-benefit analysis|cost-benefit]] trade-off theory defines choice as a compromise between desires, either as a preference for a correct decision or a preference for minimized cognitive effort. This model, which dovetails elements of cognitive and motivational theories, postulates that calculating the value of a sure gain takes much less cognitive effort than that required to select a risky gain.
 
===''Neuroimaging''===
 
Cognitive [[neuroscientistNeuroscientist|Para ahli saraf]]s havekognitif telah linkedmengaitkan theefek ''framing'' effectpada toaktivitas neuralsaraf activity in thedi [[amygdala]], anddan havemengidentifikasi identifiedbagian anotherotak brain-regionlain, the orbital and medial [[prefrontal cortex|korteks prefrontal]] (OMPFC), thatorbital appearsdan tomedial moderateyang themuncul roleuntuk ofmemoderasi peran [[emotion|emosi]] onterhadap decisionskeputusan. UsingMenggunakan [[functional magnetic resonance imaging|pencitraan resonansi magnetik fungsional]] (fMRI) tountuk monitormengamati brain-activityaktivitas duringotak aselama financialtugas decision-makingpembuatan taskkeputusan, theymereka observedmengamati greateraktivitas activityyang inlebih thebesar di OMPFC ofdari thosesubjek researchpenelitian subjectsyang lesskurang susceptiblerentan toterhadap theefek ''framing effect''.<ref>{{cite journal | last1 = De Martino | first1 = B. | last2 = Kumaran | first2 = D. | last3 = Seymour | first3 = B. | last4 = Dolan | first4 = R. J. | year = 2006 | title = Frames, biases, and rational decision-making in the human brain | journal = Science | volume = 313 | issue = 5787| pages = 684–87 | doi = 10.1126/science.1128356 | pmid = 16888142 | pmc = 2631940 | bibcode = 2006Sci...313..684D }}</ref>
 
==Dalam sosiologi==
'''[[Framing theory|Teori ''framing'']]''' dan '''analisis frame''' memberikan pendekatan teoretis luas yang telah digunakan analis dalam [[communication studies|kajian-kajian komunikasi]], [[journalismJurnalisme|newsberita]] (Johnson-Cartee, 1995), politicspolitik, anddan [[social movement|pergerakan sosial]]s (amongdi otherantara applicationspenerapan).
 
Menurut Bert Klandermans, "konstruksi sosial ''frame-frame'' tindakan kolektif" melibatkan "wacana publik, yaitu antarmuka wacana media dan interaksi antarpersonal; komunikasi persuasif saat kampanye-kampanye oleh organisasi-organisasi pergerakan, para lawan dan organisasi kontra-gerakan mereka; dan peningkatan kesadaran selama episode tindakan kolektif".<ref>
Menurut Bert Klandermans, the "social construction of collective action frames" involves "public discourse, that is, the interface of media discourse and interpersonal interaction; persuasive communication during mobilization campaigns by movement organizations, their opponents and countermovement organizations; and consciousness raising during episodes of collective action".<ref>
Bert Klandermans. 1997. ''The Social Psychology of Protest''. Oxford: Blackwell, p. 45
</ref>
 
===Sejarah===
[[diction|Word-selection]] hastelah beenmenjadi a component ofkomponen [[rhetoric|retorik]].
 
MostKebanyakan commentatorsjuru attributeulas themenyematkan concept ofkonsep ''framing'' toterhadap the work ofkerja [[Erving Goffman]] onmengenai [[frame analysis|analisis ''frame'']] anddan pointmengarahkan topada hisbuku 1974tahun book1974, ''Frame analysis: An essay on the organization of experience''. Goffman usedmenggunakan theide idea''frame'' ofuntuk frames to labelmelabeli "schemata ofskemata interpretationinterpretasi" thatyang allowmembolehkan individualspara orindividu groupsatau kelompok "tountuk locatemeletakkan, perceivemelihat, identifymengidentifikasi, anddan labelmelabeli" eventsperistiwa-peristiwa anddan occurrenceskejadian-kejadian, thussehingga renderingmemberikan meaningmakna, organizingmengatur experiencespengalaman, anddan guidingmembimbing actionstindakan.<ref>
Erving Goffman (1974). ''Frame Analysis: An essay on the organization of experience''. Cambridge: Harvard University Press, 1974, p. 21.
</ref> Konsep ''framing'' Goffman berkembang dari karyanya pada tahun 1959, ''[[The Presentation of Self in Everyday Life]]'', sebuah ulasan dari [[manajemen]] [[Impression management|impresi]]. Karya-karya ini bisa dibilang bergantung pada konsep imej karya [[Kenneth Boulding]].<ref>
</ref>
Goffman's framing concept evolved out of his 1959 work, ''[[The Presentation of Self in Everyday Life]]'', a commentary on the [[management]] of [[Impression management|impressions]]. These works arguably depend on [[Kenneth Boulding]]'s concept of image.<ref>
Kenneth Boulding: ''The Image: Knowledge in Life and Society'', University of Michigan Press, 1956)
</ref>
 
===Gerakan-gerakan sosial===
Para sosiologis telah memanfaatkan ''framing'' untuk menjelaskan proses [[social movement|pergerakan sosial]].<ref name="SnowBenford1988" /> Pergerakan bertindak sebagai pembawa kepercayaan dan ideologi (bandingkan [[meme]]), terlebih lagi, mereka berjalan sebagai bagian proses membangun makna untuk para partisipan dan penentang (Snow & Benford, 1988). Para sosiologis menganggap mobilisasi pergerakan massa "sukses" saat ''frame-frame'' yang diproyeksikan sejajar dengan ''frame'' partisipan untuk menghasilkan resonansi antara kedua pihak. Para peneliti ''framing'' membicarakan proses ini sebagai ''frame re-alignment''.
Sociologists have utilized framing to explain the process of [[social movement]]s.<ref name="SnowBenford1988" />
Movements act as carriers of beliefs and ideologies (compare [[meme]]s). In addition, they operate as part of the process of constructing meaning for participants and opposers (Snow & Benford, 1988). Sociologists deem the mobilization of mass-movements "successful" when the frames projected align with the frames of participants to produce resonance between the two parties. Researchers of framing speak of this process as ''frame re-alignment''.
 
===''Frame-alignment''===
Snow anddan Benford (1988) regardmenganggap deretan frame (''frame-alignment'') assebagai anelemen importantpenting elementdalam inpergerakan socialatau mobilizationperpindahan or movementsosial. TheyMereka arguememperdebatkan thatbahwa whensaat individual''frame-frame'' framesindividu becometerhubung linkeddalam inkeselarasan congruencydan andsaling complementarinessmelengkapi, "''frame alignment''" occursterjadi,<ref name="Snowetal1986">{{cite journal | last1 = Snow | first1 = D. A. | last2 = Rochford | first2 = E. B. | last3 = Worden | first3 = S. K. | last4 = Benford | first4 = R. D. | s2cid = 144072873 | year = 1986 | title = Frame alignment processes, micromobilization, and movement participation | journal = American Sociological Review | volume = 51 | issue = 4| pages = 464–481 | doi=10.2307/2095581| jstor = 2095581 }}</ref> memproduksi "''frame resonance''", katalis dalam proses grup yang melakukan transisi dari sebuah ''frame'' ke ''frame'' lain (meskipun tidak semua upaya-upaya ''framing'' membuktikan kesuksesan). Persyaratan yang mempengaruhi atau memaksa upaya-upaya ''framing'' termasuk berikut ini.
producing "frame resonance", a catalyst in the process of a group making the transition from one frame to another (although not all framing efforts prove successful). The conditions that affect or constrain framing efforts include the following:
 
* "The robustnessKekokohan, completenesskelengkapan, anddan thoroughnessketelitian of theupaya ''framing effort''". Snow anddan Benford (1988) identifymengidentifikasi threetiga coreinti tugas ''framing-tasks'', anddan statemenyatakan thatbahwa thesejauh degreemana tomenghadapi whichtugas-tugas framersini attendakan tomenentukan thesemobilisasi tasks will determine participant mobilizationpartisipan. TheyMereka characterizemenggambarkan thetiga threetugas taskstersebut assebagai the following:berikut.
*# ''framing'' diagnostik untuk identifikasi masalah dan penugasan menyalahkan.
*# diagnostic framing for the identification of a problem and assignment of blame
*# ''framing'' prognostik untuk menyarankan solusi, strategi, dan taktik terhadap sebuah masalah.
*# prognostic framing to suggest solutions, strategies, and tactics to a problem
*# ''framing'' motivasional yang menjadi panggilan untuk senjata atau alasan untuk bertindak.
*# motivational framing that serves as a call to arms or rationale for action
* Hubungan antara ''frame'' yang diusulkan dan [[belief system|sistem kepercayaan]] yang lebih luas, secara pusat: ''frame'' tak bisa menjadi sarti penting dan hierarki yang rendah dalam sistem kepercayaan yang lebih luas. Jangkauan dan keterkaitannya, apabila pembuat ''frame'' menghubungkan frame kepada satu saja inti keyakinan atau nilai yang sendirinya memiliki jangkauan dalam sistem kepercayaan yang lebih luas, ''frame'' tersebut memiliki derajat diskonto yang tinggi.
* The relationship between the proposed frame and the larger [[belief system|belief-system]]; centrality: the frame cannot be of low hierarchical significance and salience within the larger belief system. Its range and interrelatedness, if the framer links the frame to only one core belief or value that, in itself, has a limited range within the larger belief system, the frame has a high degree of being discounted.
* Relevansi ''frame'' terhadap kenyataan partisipan; ''frame'' harus terlihat relevan untuk para partisipan dan juga harus memberikan mereka informasi. Kredibilitas empiris atau testabilitas dapat membatasi relevansi: berkaitan dengan pengalaman partisipan, dan memiliki ketepatan naratif, artinya sesuai dengan mitos dan narasi budaya yang ada.
* Relevance of the frame to the realities of the participants; a frame must seem relevant to participants and must also inform them. Empirical credibility or testability can constrain relevancy: it relates to participant experience, and has narrative fidelity, meaning that it fits in with existing cultural myths and narrations.
*[[Protest cycle|''Cycles of protest'']] (Tarrow 1983a; 1983b); thetitik pointdi at which themana ''frame'' emergesmuncul onpada thegaris timelinewaktu ofera themasa currentkini eradan andkeasyikan existingyang preoccupationsada withdengan socialperubahan changesosial. Previous''Frame-frame'' framessebelumnya maydapat affectmemengaruhi effortsupaya tountuk imposemengenakan a''frame'' new framebaru.
 
Snow anddan Benford (1988) proposemengusulkan thatbahwa oncebegitu someoneseseorang hastelah constructedmembangun proper''frame-frame'' framestepat asseperti describedyang above,dijabarkan large-scaledi atas, changesperubahan inskala societybesar suchdalam asmasyarakat thoseseperti necessarykepentingan foruntuk socialpegerakan movementsosial canitu bedapat achieveddicapai throughmelalui ''frame-alignment''.
 
====Tipe-tipe====
''Frame-alignment'' comesmuncul indalam fourempat formsbentuk: ''frame bridging'', ''frame amplification'', ''frame extension'' anddan ''frame transformation''.
 
#''Frame bridging'' involves themelibatkan "linkagehubungan ofdua twoatau orlebih moreframe-frame ideologicallyyang congruentkongruen butsecara structurallyideologis, unconnectedtetapi framestidak regardingterhubung asecara particularstruktural issuemengenai orisu problematau masalah tertentu" (Snow et aldkk., 1986, phal.&nbsp;467). ItHal involvestersebut themelibatkan linkagehubungan ofsebuah apergerakan movement toterhadap "unmobilizedkumpulan sentimen atau kelompok preferensi opini publik yang tidak bergerak [''[[sic]]''] sentiment pools or public opinion preference clusters" (phal.&nbsp;467) oforang-orang peopleyang whoberbagi sharepandangan similaratau viewskeluhan or grievancesserupa, buttetapi whoyang lacktidak anmemiliki organizationalbasis baseorganisasi.
#''Frame amplification'' refersmengacu topada "theklarifikasi clarificationdan and invigoration of an interpretivepenyegaran ''frame'' thatinterpretatif bearsyang onmengemban a particular issueisu, problemmasalah, oratau setrangkaian ofperistiwa eventstertentu" (Snow et aldkk., 1986, phal.&nbsp;469). This interpretive frame''Frame'' usuallyinterpretatif involvesini thebiasanya invigoratingmelibatkan ofpenyegaran valuesnilai-nilai oratau beliefskepercayaan.
#''Frame extensions'' representmewakili ausaha movement'spergerakan effortuntuk tomenggabungkan incorporatepara participantspeserta bydengan extendingmelebarkan thebatasan-batasan boundaries''frame'' ofyang thediusulkan proposeduntuk framememuat toatau includemencakup orpara encompass the viewspengamat, interestspeminat, oratau sentimentssentimen ofgrup targetedyang groupsditargetkan (Snow et aldkk., 1986, phal.&nbsp;472).
#''Frame transformation'' becomesmenjadi necessarypenting whensaat the''frame-frame'' proposedyang framesdiusulkan "maymungkin nottidak resonateberesonansi withdan kadang kala, andbahkan ontampak occasionbertentangan maykepada evengaya appearhidup antitheticalkonvensional to,atau conventionalritual lifestylesdan orkerangka ritualspenafsiran andyang extantmasih interpretive framesada" (Snow et aldkk., 1986, phal.&nbsp;473).
 
WhenSaat thisini happensterjadi, thepengamanan securingpeserta ofdan participantsdukungan andmembutuhkan supportnilai-nilai requiresbaru, newmakna-makna valuesbaru, new meanings anddan understandingspemahaman. Goffman (1974, pphal.&nbsp;43–44) callsmenyebut thishal ini "keyingkunci", wheresaat "activitiespara aktivis, eventsperistiwa, anddan biographiesbiografi thatyang aretelah alreadybermakna meaningfuldari fromsudut thebeberapa standpoint''framework'' ofutama, somedalam primaryketentuan-ketentuan ''framework,'' in terms of another frameworklain" (Snow et aldkk., 1986, phal.&nbsp;474) suchsedemikian thatrupa theysehingga aremereka seenterlihat differentlyberbeda. TwoDua typestipe oftransformasi ''frame'' transformation exist:berwujud
 
# ''Domain-specific transformations'', suchseperti asupaya theuntuk attempt to alter themengubah status ofgrup-grup groupsmasyarakat, of people,dan and
# ''Global interpretive frame-transformation'', wheredi themana scoperuang oflingkup changeperubahan seemsterlihat quitecukup radical—asradikal—seperti indalam a change ofperubahan [[world view|world-viewspandangan dunia]], konversi total conversionspemikiran, ofatau thought,pencabutan orsegala uprootingsesuatu ofyang everything familiarakrab (for examplemisalnya: movingberpindah fromdari [[communismkomunisme]] toke [[market capitalism|kapitalis pasar]], oratau vice versasebaliknya; [[religious conversion|pengubahan agama]], etcdll.).
 
==Sebagai kritik retorik==
==As rhetorical criticism==
AlthoughWalaupun the idea ofpemikiran ''language-framing'' had beentelah exploreddijelajah earliersebelumnya byoleh [[Kenneth Burke]] (terministicsaringan-saringan screensterministik), politicalpeneliti communicationkomunikasi researcherpolitik [[Jim A. Kuypers]] firstpertama publishedkali workmenerbitkan advancingkarya [[frame analysis|analisis ''frame'']] (''framing analysis'') asterdahulu asebagai rhetoricalsudut perspectivepandang inretorik dalam 1997. HisPendekatannya approachdimulai beginssecara inductivelyinduktif bydengan lookingmencari fortema-tema themesyang thatbertahan persistsepanjang acrosswaktu timedalam insebuah a textteks (forbagi Kuypers, primarily newsutamanya narrativesnarasi onberita anterhadap issuemasalah oratau eventperistiwa) anddan thenkemudian determiningmenentukan howbagaimana thosetema-tema themestersebut are frameddibingkai. Penelitian Kuypers's workdiawali beginsdengan withasumsi thebahwa assumption''frame'' thatadalah framesentitas areretorik powerfulkuat rhetorical entities thatyang "induce usmenyebabkan tokita filtermenyaring ourpersepsi perceptionskita ofterhadap thedunia worlddalam incara particularyang wayskhusus, essentiallypada makingdasarnya somemembuat aspectsbeberapa ofaspek ourkenyataan multi-dimensional realitykita morelebih noticeableterlihat thandaripada otheraspek aspectslainnya. They''Frame'' operateberjalan bydengan makingmembuat somebeberapa informationinformasi morelebih salientmenonjol thandaripada otherinformasi informationlainnya...."<ref>
Jim A. Kuypers, "Framing Analysis" in ''Rhetorical Criticism: Perspectives in Action'', edited by J.A. Kuypers, Lexington Press, 2009. p. 181.</ref>
 
InPada hisesainya 2009tahun essay2009 "''Framing Analysis''" indalam ''Rhetorical Criticism: Perspectives in Action''<ref>
''Rhetorical Criticism: Perspectives in Action''</ref> anddan hisesainya tahun 2010 essay "''Framing Analysis as a Rhetorical Process''",<ref>Kuypers, Jim A. "Framing Analysis as a Rhetorical Process," Doing News Framing Analysis. Paul D'Angelo and Jim A. Kuypers, eds. (New York: Routeledge, 2010).</ref> Kuypers offersmemberikan akonsep detaileddetail conceptionuntuk formelakukan doinganalisis ''framing'' analysisdari fromsudut a rhetoricalpandang perspectiveretorika. According toMenurut Kuypers, "''Framing'' isadalah aproses processsaat wherebypara communicators,komunikator consciouslysecara orsadar unconsciouslyataupun tidak, actbertindak tountuk constructmembangun asudut pointpandang ofyang viewmendorong thatfakta-fakta encouragessituasi thetertentu factsuntuk ofditafsirkan aoleh givenorang situationlain todengan becara interpreted by others in a particular mannertertentu. Frames''Frame-frame'' operatebekerja indalam fourempat keycara wayskunci: theymendefinisikan define problemsmasalah, diagnosemendiagnosis causesmasalah, makemembuat moralpertimbangan judgmentsmoral, anddan suggestmenyarankan remediespengobatan. Frames''Frame-frame'' aresering oftenditemukan founddalam withinakun anarasi narrativesebuah accountisu of an issue or event, andatau areperistiwa generallydan theumumnya centralpusat organizingide ideapengorganisasian."<ref>Jim A. Kuypers, ''Bush's War: Media Bias and Justifications for War in a Terrorist Age'', Rowman & Littlefield Publishers, Inc., 2009.</ref> Penelitian Kuypers's workberdasarkan ispada basedpremis on the premise thatbahwa ''framing'' isadalah aproses rhetoricalretoris processdan andkarenanya aspaling suchbagus itditeliti isdari bestsudut examinedpandang from a rhetorical point of viewretoris. CuringMenyembuhkan themasalah problembukanlah isretoris not rhetorical anddan bestpaling leftbaik todiserahkan thekepada observerpengamat.
 
==Dalam wacana lingkungan==
==In environmental discourse==
 
=== HistorySejarah ofaktivisme Climate Activismiklim ===
[[Climate activism|Aktivisme iklim]] secara teratur terbentuk dan terbentuk kembali oleh dialog pada tingkat lokal, nasional, dan internasional berkaitan dengan perubahan iklim sekaligus oleh nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.
[[Climate activism|Climate Activism]] is constantly shaped and reshaped by dialogue at the local, national, and international level pertaining to climate change as well as by evolving societal norms and values.
 
BeginningDiawali with the 19th centurydengan [[Transcendentalism|transcendentalpergerakan movementtransendental]] inpada whichabad 19 ketika [[Henry David Thoreau]] penned hismenulis novel ''On Walden Pond'' detailingmerinci hispengalamannya experiencesdengan withlingkungan thealam naturaldan environmentditambah andoleh augmentedkarya bytransendental thelainnya work of other transcendentalists such asseperti [[Ralph Waldo Emerson]], climateaktivisme activismiklim hastelah takenmengambil manybanyak formsbentuk. [[John Muir]], alsoyang fromjuga thedari lateakhir 19thabad century19, advocatedmenyarankan forpelestarian theBumi preservationuntuk ofkepentingannya Earth for its own sakesendiri, establishing themembangun [[Sierra Club]]. Kumpulan esai [[Aldo Leopold]]’s tahun 1949 collection of essays, ''[[A Sand County Almanac]]'', established amembentuk “[[land ethic|etika tanah]]” anddan hastelah setmengatur thetahap stageuntuk foretika modernlingkungan environmental ethicsmodern, callingmenyerukan forkonservasi conservationdan andpelestarian preservationalam ofdan naturehutan and wildernessbelantara. Rachel Carson’s ''[[Silent Spring]]'', publishedkarya Rachel inCarson 1962,yang revealedditerbitkan thepada environmental1962, andmengungkapkan humanbahaya healthpestisida harmsbagi ofkesehatan pesticidesmanusia anddan successfullylingkungan advocateddan fordengan theberhasil cessationmenganjurkan ofenghentian penggunaan [[DDT]] usage.
 
TheKonsep conceptperubahan ofiklim globaldan climatekemudian changeruang andaktivisme subsequentlyberkaitan thedengan activismiklim spacemulai pertainingberkembang topada thetahun climate took off in the 1970’s1970-an. The first [[EarthHari DayBumi]] tookpertama placeberlangsung on Aprilpada 22 April, 1970. TheDekade-dekade decadesberikutnya followingmenjadi witnessedsaksi the establishment ofberdirinya [[Greenpeace]], [[Earth First!]], the [[UnitedProgram NationsLingkungan EnvironmentPerserikatan ProgrammeBangsa-Bangsa|UnitedProgram NationsLingkungan Environmental ProgramPBB]] (UNEP), and thedan [[UnitedKonvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa|Konvensi NationsKerangka FrameworkKerja ConventionPBB onterhadap ClimatePerubahan ChangeIklim]] (UNFCCC).
 
LandmarkDokumen-dokumen climateiklim documentspenting indalam the30 lasttahun 30terakhir yearsdi includeantaranya thetermasuk [[Rio Declaration on Environment and Development|"Rio Declaration"]], "[[Kyoto Protocol|Kyoto Protocol"]], "[[Paris Agreement|Paris Climate Agreement]]", dan "[https://www.gycad.org Global Youth Climate Action Declaration], among others".
 
MostYang recentlyterbaru, the [[Peoples Climate March|Peoples’ Climate March]] anddan Global Climate Strike havetelah evolvedberkembang intomenjadi eventsperistiwa-peristiwa attendedyang bydihadiri millionsoleh ofberjuta-juta activistswarga andsipil citizensdan aroundaktivis theseluruh worlddunia annuallysetiap tahun. ClimateAktivitas activismiklim hastelah beendihidupkan reinvigoratedkembali byoleh anpemberontakan insurgencekaum ofmuda youngdi peoplegaris ondepan thedialog frontlinesdan of dialogue and advocacyadvokasi. [[Greta Thunberg|Greta Thunber]], aseorang youngwanita Swedishmuda woman,asal founded theSwedia initiativemenginisiasi [[School strike for the climate|Fridays for Future]] whichyang nowkini hasmemiliki activecabang chaptersaktif indi scoressejumlah ofnegara countriesdi aroundseluruh the worlddunia. OtherGrup activeiklim youth-ledaktif climatelainnya yang dipimpin oleh groupspemuda includetermasuk di antaranya [[Extinction Rebellion]], the [[Sunrise Movement]], [[SustainUS]], the [https://www.gycad.org Global Youth Climate Action Declaration] (GYCAD), [http://thisiszerohour.org/ ZeroHour], amongbekerja others working at both thedi transnationaltingkat andlokal localdan levelslintasnegara.
 
=== IndividualMotivasi motivationdan &dukungan acceptanceindividu ===
IndividualMotivasi motivationindividu tountuk addressmengatasi climateperubahan changeiklim isadalah thelandasan bedrockmengenai on whichdibangunnya [[collective action|tindakan kolektif]] is built. DecisionProses-makingproses processespembuatan arekeputusan informeddiinformasikan byoleh asegudang myriadfaktor oftermasuk factors including valuesnilai-nilai, beliefskepercayaan, anddan normativetingkah behaviors.laku Innormatif. theDi UnitedAmerika StatesSerikat, individualspara haveindividu beenpaling mostefektif effectivelydimotivasi motivateduntuk tomendukung supportkebijakan climateperubahan changeiklim policies when a public healthketika ''frame'' haskesehatan beenpublik employeddigunakan. This''Frame'' frameini reducesmengurangi therasa senseambiguitas ofdan ambiguitydisosiasi andsering dissociationditimbulkan oftenoleh elicitedpembicaraan bytentang talkpencairan oflapisan meltinges icedan sheetsemisi andkarbon carbondengan emissionsmenempatkan bymasalah placingiklim climatedalam issueskonteks inlokal auntuk localindividu, contextbaik fordi the individualnegara, whethernegara in their countrybagian, state,atau orkota citymereka.<ref>{{Cite book | doi=10.7591/9781501730801-012 |chapter = 8. Framing Climate Change|title = Communicating Climate Change|pages = 57–69|year = 2019|isbn = 9781501730801|last1 = Armstrong|first1 = Anne K.|last2 = Krasny|first2 = Marianne E.|last3 = Schuldt|first3 = Jonathon P.|s2cid = 226705441}}</ref>
 
[[GlobalPemanasan warmingglobal|ClimatePerubahan changeiklim]], assebagai anmasalah issueyang thatbelum hasditetapkan yetsebagai tokeyakinan benormatif establishedsering asmenjadi asubjek normativeperbedaan belief,pendapat isdalam oftenmenghadapi subjectaktivisme to dissent in the face of activism anddan advocacyadvokasi.<ref name=SteentjesKurz2017>{{Cite journal|last1=Steentjes|first1=Katharine|last2=Kurz|first2=Tim|last3=Barreto|first3=Manuela|last4=Morton|first4=Thomas A.|date=2017|title=The norms associated with climate change: Understanding social norms through acts of interpersonal activism|journal=Global Environmental Change|language=en|volume=43|pages=116–125|doi=10.1016/j.gloenvcha.2017.01.008|url=http://orca.cf.ac.uk/97959/1/Final%20Manuscript%20-%20Steentjes%20Kurz%20Barreto%20Morton%20-%20for%20records.pdf}}</ref> ActivistsPara engagingaktivis inyang interpersonal,terlibat grassrootsdalam advocacyadvokasi inakar orderrumput tountuk elicitmemperoleh moreperilaku yang lebih pro-environmentallingkungan conductdalam withingrup their socialsosial groupsmereka, evenbahkan thosemereka engagedyang interlibat politedalam confrontation,konfrontasi arehalus subjectadalah tosubjek negativeterhadap reactionsreaksi andnegatif socialdan consequenceskonsekuensi insosial thedi face ofhadapan oppositionoposisi.<ref name=SteentjesKurz2017/> MoreoverSelain itu, climateperubahan changeiklim hasmemiliki thekapasitas capacityuntuk toditetapkan besebagai defined as aisu moral issue due to anthropogenickarena effectsefek onantropogenik theterhadap planet and ondan otherkehidupan humanmanusia lifelainnya, howevertetapi thereada arehambatan psychologicalpsikologis barriersterhadap todukungan theperubahan acceptanceiklim ofdan climate change and subsequent motivation tomotivasi actselanjutnya inuntuk responsebertindak todalam themenanggapi needkeperluan forakan interventionintervensi.<ref name=":0">{{Cite journal|last1=Markowitz|first1=Ezra M.|last2=Shariff|first2=Azim F.|date=2012|title=Climate change and moral judgement|journal=Nature Climate Change|language=en|volume=2|issue=4|pages=243–247|doi=10.1038/nclimate1378|issn=1758-678X|bibcode=2012NatCC...2..243M}}</ref> Sebuah Anartikel articledalam in the journaljurnal ''Nature Climate Change'' byoleh Ezra Markowitz anddan Azim Shariff emphasizesmenekankan sixenam psychologicaltantangan challengespsikologis, listedtercantum belowdi bawah ini, posedyang byditimbulkan climateoleh changeperubahan toiklim thepada humansistem penilaian moral judgement system:manusia.<ref name=":0"/>
 
# '''Abstraksi dan kompleksitas kognitif:''' sifat abstrak dari perubahan iklim membuatnya menjadi nonintuitif dan sulit dipahami secara kognitif.
# '''Abstractness and cognitive complexity:''' the abstract nature of climate change makes it non-intuitive and cognitively effortful to grasp
# '''Ketidakbersalahan dari tindakan yang tidak disengaja:''' sistem penilaian moral manusia disetel dengan baik untuk bereaksi terhadap pelanggaran yang disengaja.
# '''The blamelessness of unintentional action:''' The human moral judgement system is finely tuned to react to intentional transgressions
# '''Kecenderungan bersalah:''' perubahan iklim antropogenik memancing kecenderungan pembelaan diri.
# '''Guilty bias:''' Anthropogenic climate change provokes self-defensive biases
# '''Ketidakpastian melahirkan angan-angan:''' Kurangnya prognosis yang pasti menghasilkan optimisme yang tidak masuk akal.
# '''Uncertainty breeds wishful thinking:''' The lack of definitive prognoses results in unreasonable optimism
# '''Kesukuan moral:''' politisasi perubahan iklim mendorong ideologi yang berlawanan.
# '''Moral tribalism:''' The politicization of climate change fosters ideological polarization
# '''Cakrawala yang lama dan tempat yang jauh:''' korban-korban di luar grup berjatuhan.
# '''Long time horizons and faraway places:''' Out-group victims fall by the wayside
 
=== ''Dire Messaging'' ===
ClimateAktivisme activismiklim manifestsmenyatakan itselfdirinya throughmelalui aberbagai range of expressionsekspresi. OneSuatu aspect of climate changeaspek ''framing'' thatperubahan isiklim commonlyyang observedumumnya isdikenali the frame ofadalah ''dire messaging'' thatyang hastelah beendikritik criticizedsebagai aspenggelisah alarmistdan and pessimisticpesimistik, resulting in amengakibatkan dismissalpenolakan ofpesan evidence-basedberbasis messagesbukti.<ref name=FeinbergWiller2011>{{Cite journal|last1=Feinberg|first1=Matthew|last2=Willer|first2=Robb|date=2011|title=Apocalypse Soon?: Dire Messages Reduce Belief in Global Warming by Contradicting Just-World Beliefs|journal=Psychological Science|language=en|volume=22|issue=1|pages=34–38|doi=10.1177/0956797610391911|pmid=21148457|s2cid=39153081|issn=0956-7976}}</ref>
 
TheTeori [[just-world theory|''just-world'']] supportsyang themendukung notiongagasan thatbahwa somebeberapa individualsindividu mustharus relybergantung onpada theirpengandaian presuppositionmengenai ofdunia ayang just-world in orderadil tountuk substantiatemendukung beliefskeyakinan. “Research“Penelitian onmengenai just-worldteori theorydunia hasyang demonstratedadil thattelah whenmenunjukkan individuals’bahwa needsaat tokebutuhan believepara inindividu amempercayai just worlddunia isadil threatenedterancam, theymereka commonlybiasanya employmenggunakan defensivetanggapan responsesdefensif, suchseperti aspenolakan dismissalatau or rationalizationrasionalisasi ofinformasi theyang informationmengancam thatkeyakinan threateneddunia theiradil just-world beliefs”mereka”.<ref name=FeinbergWiller2011/> InDalam thekasus caseperubahan of climate changeiklim, the notion ofgagasan ''dire messaging'' issangat criticalpenting tountuk understandingmemahami whatapa motivatesyang activismmemotivasi aktivisme. For exampleContohnya, having a fear ofmemiliki climaterasa changetakut “attributedperubahan toiklim the“dikaitkan self’spada incapacityketidakmampuan todiri preventuntuk itmencegahnya maydapat resultmengakibatkan inpenarikan withdrawaldiri, whilesedangkan consideringmempertimbangkan someoneorang elselain responsiblebertanggung mayjawab resultdapat inmengakibatkan anger”kemarahan".<ref name=":1">{{Cite journal | url=https://www.researchgate.net/publication/318307076| doi=10.1080/14742837.2017.1344546| doi-broken-date=October 31, 2021| title=Fear, hope, anger, and guilt in climate activism| journal=Social Movement Studies| volume=16| issue=5| pages=507–519| date=2017-09-03| last1=Kleres| first1=Jochen| last2=Wettergren| first2=Åsa}}</ref>
 
InPada penelitian tahun 2017 study, itditemukan wasbahwa foundaktivis thatyang activistdiwawancarai interviewees from thedari [[North–South divide in the World|Global North]] embracemerangkul fearrasa astakut asebagai motivationmotivasi, buttetapi “emphasize“menekankan hopeharapan, rejectmenolak guiltrasa bersalahh, anddan treatmemperlakukan angerkemarahan withdengan cautionhati-hati". IntervieweesPara fromaktivis theyang diwawancarai dari [[Global South]] indicatedmengindikasikan thatbahwa theymereka are “instead“alih-alih morelebih acutely frightenedketakutan, lesskurang hopefulharapan, anddan morelebih angeredmarah, ascribingmenganggap guiltrasa bersalahresponsibilitytanggung jawabtoke northernnegara-negara countriesbagian utara. ThesePerbedaan-perbedaan differencesini maymungkin indicatemengindikasikan apendekatan relativelyaktivis depoliticizedyang activistrelatif approachterdepolitisasi toterhaadap climateperubahan changeiklim in thedi northutara, assebagai opposedlawan todari apendekatan moreyang politicizedlebih approachterpolitisasi in thedi south”selatan”.<ref name=":1" />
 
Penelitian tahun 2017 menunjukkan bahwa rasa takut memotivasi aksi lewat meningkatkan kesadaran ancaman bencana iklim. Potensi rasa takut yang melumpuhkan dimediasi oleh harapan: harapan mendorong aksi, sementara aksi kolektif menghasilkan harapan sembari mengelola rasa takut. Kapasitas waspada bahaya rasa takut dirangkul "secara internal", tetapi ditolak sebagai emosi efektif dalam memotivasi khalayak untuk berpindah.<ref name=":1" />
A 2017 study shows that fear motivates action through raising awareness of the threat of climate catastrophe. Fear’s paralyzing potential is mediated by hope: Hope propels action, while collective action generates hope while also managing fear. The danger-alerting capacity of fear is embraced ‘internally’, but is rejected as an effective emotion in motivating people to mobilize.<ref name=":1" />
 
ResearchPeneliti hastelah shownmenunjukkan thatbahwa ''dire messaging'' reducesmengurangi thekemanjuran efficacyinisiatif ofadvokasi advocacymelalui initiativesdemotivasi throughindividu, demotivation of individuals,tingkat lowerkepedulian levelsyang oflebih concernrendah, anddan decreasedpenurunan engagementketerlibatan.<ref name=":0" />
 
=== ''Positive framing'' ===
ResearchPeneliti contendsberpendapat thatbahwa ''prognostic framing''—which—yang offersmenawarkan tangible solutionssolusi, strategiesstrategi, targetstarget, anddan tactics—coupledtaktik withyang nyata—yang bergandengan dengan ''motivational framing'' ispaling mostmujarab efficaciousdalam inmenggerakkan movingkhalayak peopleuntuk to actbertindak.<ref name="SnowBenford1988" /> EspeciallyKhususnya assaat itberkaitan relatesdengan toperubahan climate changeiklim, the power ofkekuatan [[positive psychology|psikologi positif]] ismenjadi jelas saat madediterapkan evidentoleh whenpara appliedaktivis bydan activistsorang andlain othersyang generatingmenghasilkan interventionsintervensi-intervensi.
 
TheEmpat fourprinsip mainutama tenetsmotivasi ofseperti motivationyang asdijelaskan elucidated byoleh ''Positive Psychology'' areadalah ''agency, compassion, resilience'', anddan ''purpose''. WhenSaat appliedditerapkan topada climateaksi actioniklim, thebuku 4thteks editionedisi textbookkeempat ''Psychology for Sustainability'', further expands uponlebih theselanjut tenetsmemperluas asprinsip-prinsip theyini relatekarena toberkaitan sustainabilityterhadap andkeberlanjutan asdan catalystssebagai ofkatalis actionaksi:<ref name=":2">{{Cite book|title=Psychology for sustainability (4th ed.)|last=Scott|first=Britain|publisher=Psychology Press|year=2016|location=New York, NY}}</ref>
 
# '''''Agency'':''' Choosingmemilih, planningmerencanakan, anddan mengeksekusi perilaku yang executingberkaitan situation-relevantdengan behaviorsituasi.
# '''''Compassion'':''' Noticingmemperhatikan, feelingmerasakan, and responding todan others’merespons sufferingpenderitaan arisinglain fromyang atimbul sensedari ofrasa connectednessketerhubungan.
# '''''Purpose'':''' Strivingberusaha menuju towardaktivitas meaningfulyang activitybermakna.
# '''''Resilience'':''' Recovering frommemulihkan, coping withmengatasi, oratau developingmengembangkan newstrategi strategiesbaru foruntuk resistingmelawan adversitykesulitan.
 
Harapan menambah rasa ''purpose'' dan ''agency'', sekaligus meningkatkan ketahanan. Bagi para aktivis iklim, tidak mungkin memisahkan harapan dari ketakutan. Namun, saat mendekonstruksi harapan bahwa orang lain akan mengambil tindakan yang perlu, harapan dihasilkan melalui keyakinan pada kapasitasnya sendiri, menunjukkan bahwa “kepercayaan pada tindakan kolektif 'sendiri’ tampaknya menjadi inti dari harapan yang dibicarakan para aktivis”.<ref name=":1" /> Selain itu, membuat hubungan antara tindakan iklim dan emosi-emosi positif seperti rasa syukur dan kebanggaan, peningkatan kesejahteraan subjektif, dn potensi untuk mempengaruhi memungkinkan para individu untuk melihat tindakan mereka sendiri untuk memperbaiki iklim sebagai cara yang bermanfaat dan berkelanjutan daripada menurunkan motivasi.<ref name=":0" />
Hope augments a sense of purpose and agency, while enhancing resilience. For climate activists, it is infeasible to decouple hope from fear. However, when deconstructing the hope that others will take necessary actions, hope is generated through faith in one’s own capacity, indicating that “trust in ‘one’s own’ collective action seems to be the essence of the hope that activists talk about”.<ref name=":1" /> Additionally, creating a link between climate action and positive emotions such as gratitude and pride, improvements in subjective well-being, and potential for impact permits individuals to perceive their own actions to better the climate as a sustainable, rewarding manner rather than as demotivating.<ref name=":0" />
 
Pendekatan lain yang dibuktikan manjur adalah proyeksi masyarakat utopis dalam isu-isu mendesak yang telah diselesaikan, menawarkan narasi kreatif yang menuntun para individu dari masalah-masalah saat ini ke solusi masa depan dan mengizinkan mereka untuk memilih jadi jembatan antara keduanya. Pendekatan positif antargenerasi ini membangkitkan rasa semangat tentang tindakan iklim pada para individu dan menawarkan solusi kreatif yang dapat mereka pilih untuk ambil bagian di dalamnya.<ref name=":2" /> Sebagai contoh, pengumuman layanan masyarakat yang berkaitan dengan perubahan iklim dapat dibingkai sebagai berikut.
Another approach that has proven to be efficacious is the projection of a future utopian society in which all pressing issues have been resolved, offering creative narratives that walk individuals from current problems to future solutions and allow them to choose to serve as a bridge between the two. This intergenerational, positive approach generates a sense of excitement about climate action in individuals and offers creative solutions that they may choose to take part in.<ref name=":2" /> For example, a public service announcement pertaining to climate change could be framed as follows:
 
“Ini 2050, kendaraan elektrik Anda diparkir dan siap untuk pergi di sebelah rumah nol emisi Anda, tetapi Anda memilih untuk mengambil sistem transit yang sangat cepat, efisien, hijau, dan bersih yang dapat diakses dari kebanyakan tempat di Amerika Serikat dan disubsidi untuk warga negara berpenghasilan rendah. Mungkin Anda tinggal di Pegunungan Appalachia di Virginia Barat, di mana industri batu bara digantikan oleh pusat-pusat besar untuk inovasi dan pekerjaan energi hijau. Anda dapat berpindah dengan mudan ke DC atau New York. Makanan Anda tumbuh secara lokal dan disalurkan lewat Koperasi Pertanian Perkotaan yang mendidik anak-anak mengenai cara menumbuhkan makanan, pentingnya pelokalan, dan cara menjadi lebih berkelanjutan.”
“It’s 2050, your electric vehicle is parked and ready to go next to your zero emission home, but you choose to take the extremely efficient, green, clean, rapid transit system that is accessible from most places in the United States and subsidized for low-income citizens. Maybe you live in the beautiful Appalachian mountains of West Virginia, where the coal industry became supplanted by massive hubs for green energy jobs and innovation. You can commute easily to DC or New York. Your food is locally grown and distributed through the Urban Agricultural Co-op that educates children about how to grow food, the importance of localization, and how to be more sustainable.”
 
=== PoliticalIdeologi ideologypolitik ===
PoliticalPara communicationpeneliti scholarskomunikasi adoptedpolitik framingmengangkat tacticstaktik since''framing'' politicalsejak rhetoricberedarnya wasretorika aroundpolitik. HoweverAkan tetapi, advanceskemajuan indalam technologyteknologi havetelah shiftedmenggeserkan thesaluran communicationkomunikasi channelsyang theymereka weregunakan. deliveredDari on. Fromkomunikasi oral communication, written material tertulis, radio, televisiontelevisi, anddan mostyang recentlypaling terkini, social media havesosial playedtelah amemainkan prominentperan role inmenonjol howdalam politicsbagaimana ispolitik frameddibingkai. SocialMedia mediasosial, insecara particularkhusus, allowsmengizinkan politicianspara topolitik communicateuntuk theirmengomunikasikan ideologiesideologi withmereka concisedengan andpesan precisesingkat messagingdan tepat. UsingMenggunakan kata-kata emotionalyang triggeringmemicu wordsemosional, focusingberfokus onterhadap elicitingmenimbulkan fearrasa ortakut angeratau amarah, tountuk changemengubah thecara waypandang themasyarakat publictentang feelskebijakan aboutyang adifasilitasi policydengan isrentang facilitatedperhatian bypendek theyang shortdibuat attentionoleh spanmedia created by social mediasosial (<ref>{{Citation|last=Lecheler|first=Sophie|title=Framing Effects in Political Communication|date=2019-02-27|url=https://oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780199756223/obo-9780199756223-0269.xml|work=Political Science|publisher=Oxford University Press|language=en|doi=10.1093/obo/9780199756223-0269|isbn=978-0-19-975622-3|access-date=2021-10-15}}</ref>).
 
Dalam dekade-dekade terakhir, perubahan iklim telah begitu dipolitisasi dan sering menginisiatif untuk mengatasi atau mengonseptualisasi perubahan iklim cocok untuk satu kemungkinan, sementara sangat diperdebatkan oleh yang lain. Oleh karena itu, penting membingkai aktivitsme iklim dengan cara yang nyata untuk penonton, menemukan makna komunikasi sembari meminimalkan provokasi. Dalam konteks Amerika Serikat, kecenderungan kiri “[[Liberalism in the United States|liberal]]” berbagi nilai-nilai inti kepedulian, keterbukaan, kesederajatan, kebaikan kolektif, pemagaran toleransi untuk ketidakpastian atau ambiguitas, dan penerimaan perubahan', sedangkan kecenderungan kanan “[[Conservatism|konservatif]]” berbagi nilai-nilai inti keamanan, kemurnian, kestabilan, tradisi, hierarki sosial, perintah, dan individualisme.<ref name=":2" />
In recent decades, climate change has become deeply politicized and often, initiatives to address or conceptualize climate change are palatable to one contingency, while deeply contentious to the other. Thus, it is important to frame climate activism in a way that is tangible for the audience, finding means of communicating while minimizing provocation. In the context of the United States, left-leaning “[[Liberalism in the United States|liberals]]” share the core values of care, openness, egalitarianism, collective good, possess a tolerance for uncertainty or ambiguity, and an acceptance of change; while right-leaning “[[Conservatism|conservatives]]” share the core values of security, purity, stability, tradition, social hierarchy, order, and individualism.<ref name=":2" />
 
ASebuah studykajian examiningmemeriksa variousberbagai predictorsprediktor ofpersetujuan publicpublik approvaluntuk forpenggunaan [[renewableenergi energyterbarukan]] usagedi inbagian thebarat WesternAmerika UnitedSerikat Statesmenggunakan usedtujuh sevenmacam varyingframe framesdengan intujuan orderuntuk to assess the efficacymenilai ofkemanjuran ''framing'' renewableenergi energyterbarukan. ''Frameworks'' [[Neoliberalism|Neoliberalneoliberal]] frameworksdigemakan thatoleh arepara often echoed by conservativeskonservatif, suchseperti asdukungan support for theuntuk [[Market economy|freeekonomi marketpasar economybebas]], arediajukan positedterhadap againstintervensi climateaksi actioniklim interventionsyang thatsecara inherentlyinheren placemenempatkan constraintskendala onterhadap theekonomi freebebas economymelalui throughdukungan supportenergi forterbarukan renewablemelalui energysubsidi throughatau subsidiespajak ortambahan throughterhadap additionalsumber-sumber taxenergi ontak nonrenewable sources of energyterbarukan.<ref name=":3">{{Cite journal|last1=Hazboun|first1=Shawn Olson|last2=Briscoe|first2=Michael|last3=Givens|first3=Jennifer|last4=Krannich|first4=Richard|date=2019|title=Keep quiet on climate: Assessing public response to seven renewable energy frames in the Western United States|journal=Energy Research & Social Science|language=en|volume=57|pages=101243|doi=10.1016/j.erss.2019.101243|s2cid=202350755}}</ref> ThusDengan demikian, whensaat climatepara activistsaktivis areiklim inbercakap-cakap conversationdengan withpara conservative-leaningindividu individualscenderung konservatif, itakan wouldmenguntungkan beuntuk advantageousfokus to focus onterhadap framing thatyang doestidak notmemicu provokeketakutan fearakan ofkendala constraintekonomi onpasar thebebas freeatau marketperubahan-perubahan economygaya orhidup thatyang insinuates broad-sweeping lifestyle changesluas. ResultsHasil ofkajian theyang samesama studymendukung supportgagasan thebahwa notion"''frame-frame'' thatberlandaskan “nonnon-climate-basediklim framesuntuk forenergi renewableterbarukan energypaling aremungkin likelymengumpulkan todukungan garnerkhalayak broaderyang publiclebih support”luas" relativebertalian todengan politicalkonteks contextpolitik anddan demonstratemenunjukkan therespons polarizedbertentangan responseterhadap topembingkaian climate-basedberdasarkan framing,iklim indicatingyang amenunjukkan deeppolarisasi politicalpolitik polarizationyang ofdalam climateterhadap perubahan changeiklim.<ref name=":3" />
 
The idea ofIde ''political framing'' is derivedberasal fromdari losskeengganan aversionkehilangan. PoliticiansPara wantpolitikus toingin makemembuat theiride ideamereka lesskurang ofberisiko abagi riskpara topemilih potentialpotensial voterskarena since“Masyarakat “Peoplelebih paymemperhatikan morekerugian attentiondaripada to losses than to gainskeuntungan, justsama asseperti theymereka tendcenderung toterlibat engagedalam inperilaku particulartertentu behaviorsdalam inmenghadapi thekerugian. face of losses.Secara Specificallyrinci, peoplemasyarakat takemengambil risksrisiko whensaat theymereka believepercaya ititu helpsmembantu themmereka avertmencegah a losskerugian, buttetapi whensaat theymereka facemenghadapi againlagi, theymereka optmemilih forstrategi risk-averseyang menghindari strategiesrisiko thatyang maintainmempertahankan status quo”.<ref>{{Cite journal|last1=Osmundsen|first1=Mathias|last2=Petersen|first2=Michael Bang|date=February 2020|title=Framing Political Risks: Individual Differences and Loss Aversion in Personal and Political Situations|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/pops.12587|journal=Political Psychology|language=en|volume=41|issue=1|pages=53–70|doi=10.1111/pops.12587|s2cid=151287033|issn=0162-895X}}</ref> TheyMereka will communicate it inakan amengomunikasikannya waydengan thatcara canyang convincedapat themselvesmeyakinkan thatbahwa theymasyarakat aretidak notrugi losingdengan bymenyetujui agreeingideologi withpara theirpolitikus ideologytersebut.
 
''Political framing'' hasjuga alsomempengaruhi affectedkebijakan-kebijakan otherlain policiesselain besidesperubahan climate changeiklim. WelfareKesejahteraan, for examplemisalnya, hastelah beendikenakan subjected tokepada ''political framing'' tountuk shiftmenggeser publicopini opinionpublik onterhadap thepenerapan implementation of the policykebijakan. TheAliran sheerterjal flux''frame-frame'' ofyang differentberbeda frameskondusif ismengubah conduciveopini topublik theselama change of public opinion throughout the yearsbertahun-tahun.<ref>{{Cite book|last=Brooks|first=Clem|title=Contested Welfare States|chapter-url=https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/9780804783170-010/html|chapter=Chapter Seven. Framing Theory, Welfare Attitudes, and the United States Case|date=2012-08-29|pages=193–221|publisher=Stanford University Press|isbn=978-0-8047-8317-0|language=en|doi=10.1515/9780804783170-010|s2cid=234415619}}</ref> ItHal affectstersebut howmempengaruhi peoplecara lookmasyarakat atmemandang “deservedness”“kelayakan” whensaat itbertemu comesdengan to welfarekebijakan. OneSalah endsatu canujungnya bedapat seendilihat assebagai politicalkredit creditpolitik, claimingmenyatakan wherebahwa in-needpara citizenswarga havenegara ayang rightmembutuhkan tomemiliki claimhak welfareuntuk asmengklaim akesejahteraan necessitysebagai kebutuhan. ItHal istersebut frameddibingkai assebagai atugas dutydari frompemerintah theke governmentwarga to citizensnegara. InDalam this''frame'' frameini, notak oneada lossesyang becauserugi governmentkarena ispemerintah doingmelakukan itstugasnya dutyuntuk to maximize the quality ofmemaksimalkan lifekualitas forkehidupan itsuntuk entireseluruh societymasyarakat. TheSisi otherlain sidememandang seespersingkatan welfarekebijakan retrenchmentsebagai askeperluan necessarydengan bymenggunakan usingtaktik ''framing'' tacticsuntuk tomenggeser shifttanggung thejawab blamedan andmencelakan responsibilitydari frompemerintah theke government to thewarga citizensnegara.<ref>{{Cite journal|last1=Esmark|first1=Anders|last2=Schoop|first2=Sarah R|date=December 2017|title=Deserving social benefits? Political framing and media framing of 'deservingness' in two welfare reforms in Denmark|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0958928716688262|journal=Journal of European Social Policy|language=en|volume=27|issue=5|pages=417–432|doi=10.1177/0958928716688262|s2cid=157481107|issn=0958-9287}}</ref> ThePemikiran ideauntuk ismeyakinkan tomasyarakat convincebahwa thekesejahteraan publicherus thatdidorong welfareuntuk shouldkeuntungan be pushed back for their benefitmereka. ContemporaryRetorika rhetorickontemporer, championeddiperjuangkan byoleh formermantan U.S.Presiden PresidentAS Ronald Reagan, hastelah mademembuat theide idea''frame'' of“kerja “hardkeras” work”mereka theiruntuk framemengatakan tokesejahteraan saytidak welfare wouldn’t bediperlukan necessaryjika ifmasyarakat people“bekerja “workedlebih harderkeras.” WithDengan this''frame'' contrastingyang frameberlawanan ini, wealthierwarga peopleyang arelebih nowkaya losingsekarang becauserugi theykarena aremereka losingmengeluarkan moneyuang inuntuk helpingmembantu funddana welfarekeuntungan benefitskesejahteraan topada thosemereka thatyang "workkurang lessbekerja" thandibandingkan themmereka. This''Frame'' differentberbeda frameini makesmembuat welfarekesejahteraan seemseperti likepermainan a zerosatu-sum gamekosong.
=== GenderNorma-norma normsgender ===
The''Framing'' framingperubahan ofiklim climatebervariasi changetergantung variespada accordingpemirsa toyang thedituju intendeddan audiencerespons andyang theirdirasakan perceivedmereka responsesterhadap toberbagai variouspendekatan approachesmengenai to activismaktivisme. InDi Sweden, researchpeneliti evaluatingmenilai sustainabilitykeberlanjutan indalam thesektor male-dominatedtransportasi transportationyang sectordidominasi suggestspria thatmenyebutkan thebahwa normsnorma-norma providedyang bydiberikan femininityoleh arefeminitas morelebih likelymungkin tountuk advancememajukan sustainabilityupaya endeavorskeberlanjutan, whilesekaligus subsequentlymerendahkan lowering the overallkeseluruhan [[Carbon dioxide in Earth's atmosphere|emisi CO2 emissions]] ofdari thesektor sectortersebut.<ref name=":4">{{Cite journal|last1=Kronsell|first1=Annica|last2=Smidfelt Rosqvist|first2=Lena|last3=Winslott Hiselius|first3=Lena|date=2016-09-13|title=Achieving climate objectives in transport policy by including women and challenging gender norms: The Swedish case|journal=International Journal of Sustainable Transportation|language=en|volume=10|issue=8|pages=703–711|doi=10.1080/15568318.2015.1129653|s2cid=155307760|issn=1556-8318}}</ref> ThisHal isini evidentterbukti throughoutselama thepenelitian study,yang whichselanjutnya goesmenunjukkan onbahwa to indicate that the “mobility patterns“sikap, behaviorperilaku, anddan attitudespola ofmobilitas womenperempuan suggestmenunjukkan normsnorma-norma thatyang arelebih morekondusif conduciveuntuk tolebih decarbonizedbanyak and morekebijakan [[sustainable transport|transportasi berkelanjutan]] policies”yang tidak mengandung karbon”.<ref name=":4" /> ThisIni suggestsmengesankan thatbahwa masculinitymaskulinitas issering oftendigambarkan portrayedsebagai asnorma thedalam normbanyak insektor manydan sectorsmemperkuat andhubungan substantiatesantara theperempuan linkdan betweenetika womenkeberlanjutan andyang asecara sustainabilitykrisis ethichilang thatdari isbanyak criticallysektor missingdan fromindustri manyyang male-dominated sectors anddidominasi industriespria.
 
StudiesPenelitian-penelitian indicatemenunjukkan thatbahwa consumerspara whokonsumen exhibityang amenunjukkan predispositionkecenderungan tountuk environmentallysadar consciouslingkungan, “green”tingkah behaviorslaku are“hijau” perceiveddirasakan acrosslintas thespektrum gender spectrumsebagai aslebih being more femininefeminin, enforcingmelaksanakan astereotipe “Green“''Green Feminine” stereotypeFeminine''”.<ref name=":5">{{Cite journal|last1=Brough|first1=Aaron R.|last2=Wilkie|first2=James E. B.|last3=Ma|first3=Jingjing|last4=Isaac|first4=Mathew S.|last5=Gal|first5=David|s2cid=53571117|date=2016|title=Is Eco-Friendly Unmanly? The Green-Feminine Stereotype and Its Effect on Sustainable Consumption|journal=Journal of Consumer Research|language=en|volume=43|issue=4|pages=567–582|doi=10.1093/jcr/ucw044|issn=0093-5301}}</ref> ClimateAktivis activismiklim isdipandang viewedsebagai astindakan anbersifat effeminate actperempuan, underminingmerusak hallmarks ofciri-ciri [[masculinitymaskulinitas]] anddan underscoringmenekankan thecelah gender gapdalam inurusan aberlandaskan care-basedkepedulian concernterhadap foriklim. theSebagai climate. Additionallytambahan, assebagai ahasil resultteori of theoriesberkenaan pertainingdengan topemeliharaan [[Gender identity|identitas gender-identity]] maintenance, “men’s“pilihan environmentallingkungan choicespria candapat bedipengaruhi influencedoleh byisyarat gender cues, resultshasil showedmenunjukkan thatbahwa followingmengikuti agertakan identitas gender-identity (vs.lawan ageusia) threat, menpria werekemungkinan lesspaling likelysedikit tountuk choosememilih [[Green consumerism|greenproduk-produk productshijau]]”.<ref name=":5" /> AttributesAtribut thatyang areterkait associateddengan withfeminitas [[femininity]]dan andmendukung substantiatehubungan thekognitif cognitivedi associationantara betweenwanita women anddan ''green behavior'' includetermasuk empathyempati anddan thekapasitas capacityuntuk fortransendensi self-transcendencediri.<ref name=":2" />
 
==Hukum==
[[Edward Zelinsky]] hastelah shownmenunjukkan thatbahwa pengaruh-pengaruh ''framing'' dapat effectsmenjelaskan canbeberapa explainperilaku someyang observeddiamati behaviorsdari ofpara legislatorslegislator.<ref>{{Cite journal | url=https://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/vrgtr24&div=24&id=&page= | title=Do Tax Expenditures Create Framing Effects – Volunteer Firefighters, Property Tax Exemptions, and the Paradox of Tax Expenditure Analysis| journal=Virginia Tax Review| volume=24| pages=797–830| last1=Zelinsky| first1=Edward A.|date=2005}}</ref>
 
==Dalam media==
Peran permainan ''framing'' dalam efek-efek presentasi media telah didiskusikan secara luas, dengan gagasan utama bahwa persepsi terkait dari informasi faktual dapat bervariasi berdasarkan pada penyajian informasi tersebut.
The role framing plays in the effects of media presentation has been widely discussed, with the central notion that associated perceptions of factual information can vary based upon the presentation of the information.
 
=== Contoh-contoh media berita ===
In ''Dalam Bush's War: Media Bias and Justifications for War in a Terrorist Age,''<ref>Jim A. Kuypers, ''Bush's War: Media Bias and Justifications for War in a Terrorist Age'' (Lanham, MD: Rowman and Littlefield, 2006),</ref> [[Jim A. Kuypers]] examinedmeneliti theperbedaan differences indalam framing of the [[War on Terror]] betweenantara badan theadministrasi [[Presidency of George W. Bush|Bush]] administrationdan andmedia theberita U.S.arus mainstreamutama newsAmerika mediaSerikat betweendi antara tahun 2001 anddan 2005. Kuypers lookedmencari fortema-tema commonumum themesantara betweenpidato-pidato presidentialpresidensial speechesdan andpemberitaan presspers reportingtentang of thosepidato-pidato speechesitu, andkemudian thenmenentukan determinedbagaimana howpresiden thedan presidentpers and the press had framedmembingkai thosetema-tema themestersebut. Dengan Bymenggunakan usingversi aretoris rhetorical version ofanalisis ''framing analysis'', Kuypers determinedmenentukan thatbahwa the''frame'' U.S. newslanjutan media advancedberita framesAS counterbertentangan todengan thoseyang useddigunakan byoleh thepemerintahan Bush administration:.
 
{{quote|Pres Thesecara pressaktif activelymenentang contested the framing of thepembingkaian War on Terror assedini earlydelapan asminggu eightsetelah weeks11 following 9/11September. ThisPenemuan findingini standsterpisah apartdari fromkumpulan aliteratur collectionkomunikasi ofyang communicationmenunjukkan literaturebahwa suggestingpers themendukung presspresiden supportedatau thekurang Presidentkritis orterhadap wasupaya insufficientlypresiden criticalsetelah of11 the President's efforts after 9/11September. To the contrarySebaliknya, when taking into considerationsaat howmempertimbangkan themesbagaimana aretema frameddibingkai, [Kuypers] foundmenemukan that the newsbahwa media framedberita itsmembingkai responseresponsnya insedemikian suchrupa asehingga waydapat thatdipandang itsebagai couldmendukung bepemikiran viewedbeberapa astindakan supportingmelawan the idea of some action against terrorismterorisme, whilesembari concommitantlymenentang opposinginisiatif the initiatives of the Presidentpresiden. Medie The news media mayberita wellmungkin relaymenyampaikan whatapa theyang presidentpresiden sayskatakan, buttetapi ittidak doesselalu notberarti necessarilybahwa followitu thatdibingkai itdengan iscara framedyang insama. theKajian sameini manner; thusmenunjukkan, anseperti echoyang ofterlihat thepada theme,tabel butsatu not[di of the frame. The present study demonstratesbawah], asbahwa seentak inlama Tablesetelah One11 [below]September, that shortly after 9/11 the news media wasberita beginningsecara toaktif activelymulai countermelawan thepemerintah Bush administrationdan andmulai beginningmeninggalkan toinformasi leavepenting outuntuk informationmemahami important to understanding the Bush Administration's conception of thekonsep War on Terror. milik Inpemerintah sumBush. Singkatnya, eightdelapan weeksminggu aftersetelah 9/11 September, the news media wasberita movingbergerak beyondmelampaui reportingpelaporan politicaloposisi oppositionpolitik toterhadap thepresiden—fungsi President—apers veryyang necessarysangat andpenting invaluabledan presstak function—andbernilai—dan wasmalah insteadsecara activelyaktif choosingmemilih themes, and framing those themes,tema indan suchmembingkai atema-tema waytersebut thatsedemikian therupa President'ssehingga focusfokus waspresiden opposedditentang, misrepresenteddisalahartikan, oratau ignoreddiabaikan.<ref>Jim A. Kuypers, Stephen D. Cooper, Matthew T. Althouse, "George W. Bush, The American Press, and the Initial Framing of the War on Terror after 9/11," ''The George W. Bush Presidency: A Rhetorical Perspective,'' Robert E. Denton, ed. (Lanham, MD: Lexington Books, 2012), 89–112.</ref>|author=|title=|source=}}
 
TableTabel Onesatu: ComparisonPerbandingan ofTema Presidentdan andFrame NewsAntara MediaPresiden Themesdan andMedia FramesBerita 8Media Weekssetelah after 9/11 September<ref>Jim A. Kuypers, Stephen D. Cooper, Matthew T. Althouse, "George W. Bush, "The American Press, and the Initial Framing of the War on Terror after 9/11," ''The George W. Bush Presidency: A Rhetorical Perspective,'' Robert E. Denton, ed. (Lanham, MD: Lexington Books, 2012), 105.</ref>
 
{| class="wikitable"
|-
! ThemesTema !! President's 'Frame'' Presiden !! Press ''Frame'' Pers
|-
| Kebaikan melawan Kejahatan || Perjuangan kebaikan dan kejahatan || tak disebutkan
| Good v. Evil || Struggle of good and evil || Not mentioned
|-
| Peradaban melawan barbarisme || perjuangan peradaban melawan barbarisme || tak disebutkan
| Civilization v. Barbarism || Struggle of civilization v. barbarism || Not mentioned
|-
| Nature''nature of Enemy enemy''||Eviljahat, implacablekeras kepala, murdererspembunuh || Deadlymematikan, indiscriminanttidak pandang bulu
 
Pemerintahan Bush
Bush Administration
|-
| Nature''nature of War war''|| Domesticdomestik/global/enduringtahan lama
Perang
|| Domestik/global/berlangsung lama
 
Perang atau tindakan polisi
War
|| Domestic/global/longstanding
 
War or police action
|-
| ''Similarity to Prior Wars ''|| Differentperbedaan kindjenis of warperang || WWIIPerang Dunia II oratau Vietnam?
|-
| ''Patience ''|| Nottidak mentioneddisebutkan || Somebeberapa, but runningtetapi outkehabisan
|-
| ''International Effort ''|| Stateddinyatakan || Minimallydilaporkan reportedminimal
|-
 
|}
 
InPada tahun 1991, Robert M. Entman publishedmenerbitkan findingstemuan<ref>{{cite journal | last1 = Entman | first1 = R. M. | year = 1991 | title = Symposium Framing U.S. Coverage of International News: Contrasts in Narratives of the KAL and Iran Air Incidents | journal = Journal of Communication | volume = 41 | issue = 4| pages = 6–27 | doi = 10.1111/j.1460-2466.1991.tb02328.x }}</ref> surroundingseputar theperbedaan differences inliputan media coverage betweenantara [[Korean Air Lines Flight 007]] anddan [[Iran Air Flight 655]]. AfterSetelah evaluatingmengevaluasi variousberbagai levelstingkat ofliputan mediaberita coverage,berdasarkan basedjumlah ontayang bothdan amounthalaman ofyang airtimeditujukan andpada pagesperistiwa devoted to similar eventsserupa, Entman concludedmenyimpulkan thatbahwa the''frame-frame'' framesperistiwa theyang eventsditampilkan were presented in by theoleh media wereberbeda drasticallysecara differentdrastis:
 
{{quote|Dengan tidak menekankan perusahaan dan para korban dengan pilihan grafik dan kaata sifat, kisah-kisah berita tentang jatuhnya pesawat Iran oleh AS disebut masalah teknis, sementara penjatuhan jet Korea oleh Soviet digambarkan sebagai kemarahan moral… Kerangka berita berlawanan yang digunakan oleh beberapa media penting AS dalam meliput dua penyalahgunaan kekuatan militer yang tragis ini. Pertama, kerangka berita menekankan kejatuhan moral dan rasa bersalah negara pelaku. Kedua, kerangka berita mengurangi rasa bersalah dan fokus pada kerumitan masalah pengoperasian teknologi tinggi militer.}}
{{quote| By de-emphasizing the agency and the victims and by the choice of graphics and adjectives, the news stories about the U.S. downing of an Iranian plane called it a technical problem, while the Soviet downing of a Korean jet was portrayed as a moral outrage… [T]he contrasting news frames employed by several important U.S. media outlets in covering these two tragic misapplications of military force. For the first, the frame emphasized the moral bankruptcy and guilt of the perpetrating nation, for the second, the frame de-emphasized the guilt and focused on the complex problems of operating military high technology. }}
 
Perbedaan dalam liputan di berbagai media:
Differences in coverage amongst various media outlets:
 
{| class="wikitable"
|-
! AmountsJumlah ofliputan Mediamedia coverageyang dedicateddidedikasikan tountuk eachsetiap eventperistiwa !! Korean Air !! Iran Air
|-
| ''Time Magazine and Newsweek ''|| 51 pageshalaman || 20 pageshalaman
|-
| CBS || 303 minutesmenit || 204 minutesmenit
|-
| ''New York Times ''|| 286 storiescerita || 102 storiescerita
|}
 
InPada tahun 1988, Irwin Levin anddan Gary Gaeth didmelakukan apenelitian studymengenai onefek-efek theinformasi effectsatribut ofterhadap framingpara attributekonsumen informationsebelum ondan consumerssetelah beforemengonsumsi andsebuah after consuming a productproduk (1988). InDalam thispenelitian studyini, theymereka foundmenemukan thatbahwa indalam apenelitian studymengenai ondaging beefsapi, peopleorang-orang yang whomemakan atedaging beefsapi labeledyang asdilabeli 75% leantidak ratedberlemak itmenilainya morelebih favorablybaik thandaripada peopleorang-orang whoseyang beefdaging wassapinya labelleddilabeli 25% fatlemak.
 
==InDalam politicspolitik==
 
Peneliti retorik dan linguis [[George Lakoff]] mendebatkan bahwa untuk meyakinkan hadirin politik dari satu sisi argumen atau yang lain, kenyataan harus dihadirkan melalui frame retoris. is mendebatkan bahwa tanpa ''frame'', fakta-fakta argumen tersasar pada hadirin, membuat argumen kurang efektif. Retorika politik menggunakan ''framing'' untuk menghadapkan fakta-fakta di sekeliling masalah dalam cara yang membuat tampilan masalah memerlukan solusi. Para politikus menggunakan ''framing'' untuk membuat solusi mereka sendiri untuk urgensi yang tampaknya paling tepat dibandingkan dengan oposisi.<ref name="van der Pas" /> Argumen kontra menjadi kurang efektif dalam membujuk hadirin setelah suatu pihak membingkai argumen, karena dipertanyakan bahwa oposisi kemudian memiliki beban tambahan untuk memperdebatkan kerangka masalah di samping masalah itu sendiri.
Linguist and rhetoric scholar [[George Lakoff]] argues that, in order to persuade a political audience of one side of an argument or another, the facts must be presented through a rhetorical frame. It is argued that, without the frame, the facts of an argument become lost on an audience, making the argument less effective. The rhetoric of politics uses framing to present the facts surrounding an issue in a way that creates the appearance of a problem at hand that requires a solution. Politicians using framing to make their own solution to an exigence appear to be the most appropriate compared to that of the opposition.<ref name="van der Pas" /> Counter-arguments become less effective in persuading an audience once one side has framed an argument, because it is argued that the opposition then has the additional burden of arguing the frame of the issue in addition to the issue itself.
 
FramingMembingkai amasalah political issuepolitik, apartai politicalpolitik partyatau orlawan apolitik politicaladalah opponent is atujuan [[strategy|strategicstrategi]] goal indalam [[politicspolitik]], particularlyterutama in thedi [[United States ofAmerika AmericaSerikat]]. BothBaik thepartai politik [[Democratic Party (United States)|DemocraticDemokrat]] anddan [[Republican Party (United States)|RepublicanRepublik]] politicalberkompetisi partiesuntuk competememanfaatkan tokekuatan successfullypersuasi harnessdengan its power of persuasionsukses. According toMenurut ''[[The New York Times]]'':
 
{{quote|EvenBahkan, before thesebelum [[2004 United States presidential election|electionpemilu]], asebuah newkata politicalbaru wordpolitik hadsudah begunmulai tomenggenggam take hold of the partypartai, beginningberawal on thedari [[West Coast of the United States|West Coast]] anddan spreadingmenyebar like aseperti virus allsepanjang thebagian waydalam to the inner offices of thekantor-kantor [[United States Capitol|Capitol]]. ThatKata word wasitu 'framing.' ExactlyTepatnya whatyang it means tobermaksud 'frame' issuesisu-isu seemskelihatannya totergantung dependpada onDemokrat whichmana Democratyang youAnda areajak talking tobicara, buttetapi everyonesetiap agreesorang thatsetuju itbahwa hasitu toharus dodilakukan withdengan choosingmemilih thebagasa languageuntuk tomenjelaskan definedebat adan debatelebih and,penting moredengan important,menyesuaikan withisu-isu fittingindividu individualke issuesdalam intokonteks thegaris contexts ofcerita broaderyang storylebih linesluas.|<ref name="framingwars">
[https://www.nytimes.com/2005/07/17/magazine/17DEMOCRATS.html?pagewanted=1&ei=5070&en=e3e686efd4fa97c5&ex=1183608000 The Framing Wars.] ''[[The New York Times]]'' 17 July 2005</ref>}}
 
BecauseKarena ''framing'' candapat altermengubah thepersepsi public's perceptionmasyarakat, politicianspara disagreepolitikus ontidak howmenyetujui issuescara arepermasalahan frameddibingkai. Hence,Oleh thekarena wayitu, thecara issuespermasalahan aredibingkai framed in thedi media reflects whomerefleksikan issiapa winningyang thememenangkan battlepertempuran. For instanceMisalnya, accordingmenurut to Robert Entman, professorprofesor ofKomunikasi Communication atdi George Washington University, inmenjelang thePerang build-upTeluk, topara thekonservatif Gulfberhasil Warmemperdebatkan theapakah conservativesakan weremenyerang successfulcepat inatau making the debate whether to attack sooner or laterlambat, with no mention oftanpa themenyebutkan possibilitykemungkinan ofuntuk nottidak attackingmenyerang.<ref name=Entman1993/>
 
OneSuatu particularcontoh examplekhusus ofpenelitian [[George Lakoff|Lakoff's]] workyang thatmencapai attainedbeberapa some degree oftingkat fameketenaran wasadalah hissarannya adviceuntuk tomenamai renameulang<ref>[[Walter Olson]], [http://www.overlawyered.com/2005/07/some_framing_advice.html Overlawyered weblog] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070707192530/http://www.overlawyered.com/2005/07/some_framing_advice.html |date=2007-07-07 }}, 2005-07-18</ref> [[trial lawyer|''trial lawyers'']]s (unpopulartidak inpopuler thedi UnitedAmerika StatesSerikat) assebagai "publicpengacara protectionperlindungan attorneysmasyarakat". ThoughWalaupun Americanswarga haveAmerika notsecara generallyumum adoptedbelum thismengangkat suggestionsaran ini, the [[Association of Trial Lawyers of America|Asosiasi Pengacara Pengadilan Amerika]] didmenamai renameulang themselvesdiri themereka sebagai "AmericanAsosiasi Association ofKeadilan JusticeAmerika", inyang what thedisebut [[Chamber of Commerce]] called ansebagai effortupaya tountuk hidemenyembunyikan theiridentitas identitymereka.<ref>[[Al Kamen]], [https://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2007/01/16/AR2007011601429_pf.html "Forget Cash – Lobbyists Should Set Support for Lawmakers in Stone"], ''[[The Washington Post]]'', 2007-01-17</ref>
 
''[[The New York Times]]'' depictedmenggambarkan similarintensitas intensityyang amongmirip Republicans:di antara Partai Republik.
 
{{quote|InDalam onememo recentbaru-baru memo,ini titledyang 'berjudul "The 14 Words Never to Use,'" [[Frank Luntz|[Frank] Luntz]] urgedmendesak conservativeskaum tokonservatif restrictuntuk themselvesmembatasi todiri phrasesmereka frompada whatfase-fase heyang callsdia sebut... the 'New American Lexicon.' ThusJadi, aseorang smartanggota RepublicanRepublik yang cerdas, indalam pandangan Luntz's, view,tak neverpernah advocatesmenganjurkan '[[oil drilling|drilling for oil]]'; heia preferslebih 'exploringsuka for"menjelajahi energyenergi.'" HeSeharusnya shouldia nevertidak criticizepernah themengkritik 'government,'pemerintah yang whichmembersihkan cleansjalanan ourkita streetsdan andmembayar payspemadam ourkebakaran firemenkita; heia shouldharus attackmenyerang '[[Washington, D.C.|Washington]],'" withdengan itsrasa ceaselesshaus thirstyang fortak taxeshenti-hentinya andakan regulationspajak dan peraturan. 'We"Seharusnya shouldkita nevertak usepernah themenggunakan wordkata [[outsourcing]],'" Luntz wrotemenulis, 'because"karena wekita willakan thendiminta beuntuk askedmempertahankan toatau defendmengakhiri orpraktik endmengizinkan thepara practiceperusahaan ofuntuk allowingmengirimkan companiespekerjaan toAmerika shipke Americanluar jobs overseasnegeri".'|<ref name="framingwars"/>}}
 
FromDari aperspektif political perspectivepolitik, ''framing'' hastelah widespreadmemperluas consequenceskonsekuensi. For exampleMisalnya, the concept ofkonsep ''framing'' linksyang withberhubungan that ofdengan [[agenda setting theory|agenda-setting]]: bydengan consistentlykonsisten invokingmenggunakan akerangka particular frametertentu, thepartai ''framing'' party may effectivelysecara controlefektif discussiondapat andmengendalikan perceptiondiskusi ofdan thepersepsi issuemasalah. [[Sheldon Rampton]] anddan [[John Stauber]] indalam ''[[Trust Us, We're Experts]]'' illustratemenggambarkan howbagaimana firma-firma [[Public Relations|public-relationshubungan masyarakat]] (PRHumas) firmssering oftenmenggunakan usebahasa languageuntuk tomembantu helpmembingkai framesuatu a given issuemasalah, structuringmenyusun the questions thatpertanyaan-pertanyaan thenyang subsequentlykemudian emergemuncul. ForSebagai examplecontohnya, onesalah firmsatu advisesfirma clientsmenyarankan topara useklien "bridginguntuk language"menggunakan that uses"bahasa apenghubung" strategyyang ofmenggunakan answeringstrategi questionsmenjawab withpertanyaan-pertanyaan specificdengan termsistilah-istilah oratau ideas inide-ide orderspesifik tountuk shiftmenggeser thewacana discoursedari fromtopik anyang uncomfortabletidak topicnyaman toke atopik moreyang comfortablelebih onenyaman.<ref>
Rampton, Sheldon and Stauber, John. ''Trust Us, We're Experts!'' Putnam Publishing, New York, NY, 2002. p. 64.</ref> Para penggiat strategi ini mungkin mencoba untuk menarik perhatian dari suatu ''frame'' untuk fokus ke ''frame'' lainnya. Seperti yang dicatat Lakoff, "Hari pada saat [[George W. Bush]] menjabat, kata "pengurangan pajak" mulai keluar dari Gedung Putih."<ref name="Lakoff2004">{{Cite book|last=Lakoff|first=George|title=Don't think of an elephant!: know your values and frame the debate|year=2004|publisher=Chelsea Green Publishing|isbn=978-1-931498-71-5|page=[https://archive.org/details/dontthinkofeleph00lako/page/56 56]|url-access=registration|url=https://archive.org/details/dontthinkofeleph00lako/page/56}}</ref> Dengan memusatkan kembali struktur dari suatu ''frame'' ("beban pajak" atau "tanggung jawab pajak"), para individu dapat mengatur jadwal pertanyaan yang diajukan di masa depan.
Rampton, Sheldon and Stauber, John. ''Trust Us, We're Experts!'' Putnam Publishing, New York, NY, 2002. p. 64.</ref>
Practitioners of this strategy might attempt to draw attention away from one frame in order to focus on another. As Lakoff notes, "On the day that [[George W. Bush]] took office, the words "tax relief" started coming out of the White House."<ref name="Lakoff2004">{{Cite book|last=Lakoff|first=George|title=Don't think of an elephant!: know your values and frame the debate|year=2004|publisher=Chelsea Green Publishing|isbn=978-1-931498-71-5|page=[https://archive.org/details/dontthinkofeleph00lako/page/56 56]|url-access=registration|url=https://archive.org/details/dontthinkofeleph00lako/page/56}}</ref>
By refocusing the structure away from one frame ("tax burden" or "tax responsibilities"), individuals can set the agenda of the questions asked in the future.
 
[[Cognitive linguistics|CognitivePara linguistsahli bahasa kognitif]] pointmenunjukkan to an example ofcontoh ''framing'' in thedalam phrasefrasa "[[tax cut|taxkeringanan reliefpajak]]". In thisPada ''frame'' ini, usepenggunaan of the conceptkonsep "reliefkeringanan" entailsmengandung a concept ofkonsep (without mentioningtanpa themenyebutkan benefitskeuntungan resultingyang fromdihasilkan) taxespajak puttingyang strainmembebani onwarga the citizen:negara.
 
{{quote|TheAturan currentpajak taxsekarang codeini ispenuh fulldengan of inequitiesketidakadilan. ManyBanyak singleibu momstunggal facemenghadapi highertarif marginalpajak taxmarjinal ratesyang thanlebih thetinggi wealthydaripada orang kaya. CouplesPasangan frequentlysering facemenghadapi abeban higherpajak taxyang burdenlebih aftertinggi theysetelah marrymenikah. TheMayoritas majoritywarga ofAmerika Americanstak cannotdapat deductmengurangi theirsumbangan charitableamal donationsmereka. FamilyBisnis farmsdan andpeternakan businesseskeluarga aredijual solduntuk tomembayar paypajak the death taxkematian. AndDan thepemilik ownersbisnis ofkecil theyang mostpaling successfulsukses smallmembagi businesseshampir shareseparuh nearlydari halfpendapatan ofmereka theirdengan incomepemerintah. withPotongan thepajak government. PresidentPresiden Bush's taxakan cutsangat willmengurangi greatlyketidakadilan reduce these inequitiesini. It isIni aadalah fairrencana planadil thatyang isdirancang designeduntuk tomemberikan providekeringanan taxpajak reliefpada toseriap everyoneorang whoyang paysmembayar incomepajak taxespenghasilan.|<ref>[https://georgewbush-whitehouse.archives.gov/news/reports/taxplan.html The President's Agenda for Tax Relief] retrieved 3 July 2007.</ref>}}
 
''Frame-frame'' alternatif dapat menekankan konsep pajak sebagai sumber dukungan infrastruktur untuk bisnis.
Alternative frames may emphasize the concept of taxes as a source of infrastructural support to businesses:
 
{{quote|TheKenyataan truthbahwa isorang thatkaya themenerima wealthylebih havebanyak receiveddari moreAmerika fromdaripada Americakebanyakan thanwarga mostAmerika Americans—notlainnya—tidak justhanya wealthkekayaan, buttetapi thejuga infrastructureinfrastruktur thatyang hasmengizinkan allowedmereka themuntuk tomengumpulkan amasskekayaan their wealthmereka: banksbank-bank, thebank Federalsentral Reserve,Amerika theSerikat, stockpasar marketsaham, theKomisi SecuritiesKeamanan anddan ExchangeBursa Commission,Amerika theSerikat, legalsistem systemhukum, federallypenelitian sponsoredyang researchdisponsori federal, patentspaten, taxdukungan-dukungan supportspajak, the militaryproteksi protectionmiliter ofterhadap foreigninvestasi investmentsasing, anddan muchmasih muchbanyak morelagi. AmericanWarga taxpayersAmerika supportpembayar thepajak infrastructuremendukung ofinfrastruktur wealthakumulasi accumulationkekayaan. ItAdalah ishal onlyyang fairadil thatjika thoseyang whopaling benefitdiuntungkan mostharus shouldmembayar paybagian theirmereka fairyang sharewajar.|<ref>[https://web.archive.org/web/20101116003643/http://www.cognitivepolicyworks.com:80/resource-center/frame-analysis-framing-tutorials/simple-framing/ Lakoff, G. (2006). "Simple framing: an introduction to framing and its uses in politics". Cognitive Policy Works/Rockridge Institute]</ref>}}
 
''Frame-frame'' dapat membatasi debat dengan mengatur kosakata dan [[metaphor|metafora]] lewat cara yang para partisipan dapat pahami dan mendiskusikan masalah. Mereka tidak hanya membangun wacana politik, tetapi [[cognition|kognisi]]. Selain menghasilkan ''frame''-''frame'' baru, penelitian ''framing'' yang berorientasi politik bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hubungan ''framing'' dan pemikiran.
Frames can limit debate by setting the vocabulary and [[metaphor]]s through which participants can comprehend and discuss an issue. They form a part not just of political discourse, but of [[cognition]]. In addition to generating new frames, politically oriented framing research aims to increase public awareness of the connection between framing and reasoning.
 
=== ExamplesContoh-contoh ===
* TheRespons initial response of theawal [[George W. Bush administration|pemerintahan Bush administration]] to theterhadap [[September 11, 2001 attacks|assaultserangan of11 September 11, 2001]] was to frame theadalah actsuntuk ofmembingkai [[Counterterrorism|terrorteror]] assebagai [[crime|kriminal]]. This''Framing'' framingini wasdiganti replaceddalam withinhitungan hoursjam bydengan ametafora war metaphorperang, yielding themenjadi "[[War on Terrorism|WarPerang onterhadap TerrorTeror]]". ThePerbedaan differenceantara betweendua these''framing'' twoini framingsadalah ispada inrespons thetersiratnya. impliedKriminal response.berkonotasi Crimemembawa connotespara bringingkriminal criminalspada to justicepengadilan, putting them on trialmengadili anddan sentencingmenghukum themmereka, whereas assedangkan [[war|perang]] impliesmenyiratkan enemywilayah territorymusuh, militaryaksi actionmiliter, anddan warkekuatan powersperang foruntuk governmentpemerintah.<ref name="Lakoff2004" /><ref>{{Cite journal|last=Zhang|first=Juyan |title=Beyond anti-terrorism: Metaphors as message strategy of post-September-11 U.S. public diplomacy |journal=Public Relations Review|year=2007|volume=33|issue=1|pages=31–39|doi=10.1016/j.pubrev.2006.11.006}}</ref>
* The termIstilah "escalationeskalasi" tountuk describemenggambarkan anpeningkatan increasetingkat inpasukan AmericanAmerika troop-levels indi [[Iraq]] inpada tahun 2007 impliedmenyiratkan thatbahwa theAmerika UnitedSerikat Statessengaja deliberatelymeningkatkan increasedruang thelingkup scopekonflik ofdalam conflictcara inyang aprovokatif provocativedan mannermungkin andmenyiratkan possiblybahwa impliesstrategi thatAS U.S.memerlukan strategykehadiran entailsmiliter ajangka long-termpanjang militarydi presenceIrak, insedangkan Iraq, whereas''framing'' [[Iraq War troop surge of 2007|"surgelonjakan"]] framingmenyiratkan impliespeningkatan asementara powerfulpada butintensitas briefkuat, transitory increase intetapi intensitysingkat.<ref>[https://web.archive.org/web/20181216073735/https://www.alternet.org/story/48059/bush%3A_it%27s_escalation%2C_stupid. Lakoff, G. (2007). "It's Escalation, Stupid." ''Alternet''] retrieved 3 July 2007</ref>
* The''Frame'' "badapel appleburuk" frame, asseperti indalam the proverbpepatah "onesatu badapel [[apple]]yang spoilsburuk themerusak barrellaras". This''Frame'' frameini impliesmenyiratkan thatbahwa removingmengeluarkan onepejabat underachievingyang orkorup corruptatau officialkurang fromberprestasi anakan [[institution]]menuntaskan will solve a given problem; an opposingmasalah, ''frame'' presentsyang theberlawanan samemenghadirkan problemmasalah asyang systematicsama orsebagai structuralsistematik toatau thestruktural institutionpada itself—alembaga sourceitu ofsendiri—sumber infectiouspenyakit andmenular spreadingdan rotmenyebar.<ref>[http://www.huffingtonpost.com/bruce-budner/the-rumsfeld-dilemma-dem_b_29550.html "The Rumsfeld Dilemma: Demand an Exit Strategy, Not a Facelift"] by Bruce Budner, in ''The Huffington Post'' 15 September 2006</ref>
* The''Frame'' "uang [[taxpayers|wajib pajak]] money" frame, rather thanalih-alih [[government spending|publicdana orpemerintah governmentatau fundsmasyarakat]], whichyang impliesmenyiratkan thatbawa individualwajib taxpayerspajak haveindividu amemiliki claimklaim oratau righthak tountuk setmengatur [[government policy|kebijakan pemerintah]] basedberdasarkan uponpembayaran theirpajak paymentmereka, ofalih-alih taxstatus rather than their statusmereka assebagai [[citizen|warga negara]]s oratau [[voters|pemilih]] anddan thatbahwa taxpayerspara havewajib apajak rightpunya tohak controluntuk publicmengendalikan fundsdana thatpublik aresehingga theproperti sharedyang propertydibagi ofdari allsemua citizenswarga andnegara alsodan privilegesjuga individualmengutamakan self-interestkepentingan pribadi di aboveatas groupkepentingan interestkelompok.{{Citation needed|date=April 2009}}
* ''Frame'' "properti kolektif", yang menyiratkan bahwa properti dimiliki oleh para individu sebenarnya dimiliki oleh sekumpulan yang para anggotanya adalah individu itu sendiri. Kolektif ini dapat berupa wilayah, seperti negara, atau benda abstrak yang tidak dipetakan pada wilayah tertentu.
* The "collective property" frame, which implies that property owned by individuals is really owned by a collective in which those individuals are members. This collective can be a territorial one, such as a nation, or an abstract one that does not map to a specific territory.
* Nama-nama program yang dapat menggambarkan hanya efek-efek yang diinginkan dari sebuah program, tetapi juga dapat menyiratkan keefektifan mereka. Nama-nama program tersebut adalah sebagai berikut.
* Program-names that may describe only the intended effects of a program but may also imply their effectiveness. These include the following:
** "[[Foreign aid|Perlindungan Orang Asing]]"<ref>{{Cite journal | doi=10.1177/1081180X07299797 | title=Is It All in a Word? The Effect of Issue Framing on Public Support for U.S. Spending on HIV/AIDS in Developing Countries| journal=Harvard International Journal of Press/Politics| volume=12| issue=2| pages=120–132| year=2007| last1=Bleich| first1=Sara| s2cid=144015937}}</ref> (whichyang impliesmenyiratkan thatbahwa spendingmengeluarkan moneyuang willakan aidmembantu foreigners,para ratherorang asing, thanalih-alih harmmenyakiti themmereka)
** "[[Social security|Keamanan Sosial]]" (whichyang impliesmenyiratkan that thebahwa program can be reliedtersebut ondapat todiandalkan provideuntuk securitymemberikan forkeamanan apada societymasyarakat)
** "[[Stabilisation policy|Kebijakan stabilisasi]]" (which implies thatyang amenyiratkan policybahwa willkebijakan haveakan amemiliki stabilizingefek effectstabilisasi).
* BasedBerdasarkan onpada [[opinion polling|pemungutan opini]] anddan [[focus group|grup-grup foku]]s, [[ecoAmerica]], asebuah nonprofitfirma environmentalpemasaran marketingdan andpesan messaginglingkungan firm,nirlaba hastelah advancedmemajukan theposisi position thatbahwa [[pemanasan global warming]] is an ineffectiveadalah ''framing'' dueyang totidak itsefektid identificationkarena asidentifikasinya asebagai leftistisu advocacyadvokasi issuekiri. The organization hasOrganisasi suggestedtersebut totelah governmentmenyarankan officialspada andpara environmentalpejabat groupspemerintah thatdan alternategrup-grup formulationslingkungan ofjika theperumusan issuesmasalah wouldalternatif beakan morelebih effectiveefektif.<ref>[https://www.nytimes.com/2009/05/02/us/politics/02enviro.html "Seeking to Save the Planet, With a Thesaurus"] article by John M. Broder in ''[[The New York Times]]'' May 1, 2009</ref>
* InDalam herbukunya tahun 2009 bookyang berjudul ''Frames of War'', [[Judith Butler]] arguesmemperdebatkan thatbahwa thejustifikasi justificationdalam withindemokrasi liberal-democracies foruntuk warperang, anddan atrocitieskekejaman committedyang indilakukan theselama course of war,perang (referringmerujuk specificallysecara tokhusus thepada currentperang war indi Iraq and tohingga [[Abu Ghraib torture and prisoner abuse|Abu Ghraib]] anddan [[Guantanamo Bay detention camp|Guantanamo Bay]]) entailsmemerlukan a framing of thepembingkaian (especiallykhususnya Muslim) 'other'"lain" assebagai prepra-modern/primitiveprimitif anddan ultimatelypada notakhirnya humanbukan inmanusia thedalam samecara wayyang assama citizensseperti withinwarga thenegara liberaldalam ordertatanan liberal.<ref>Butler, J. (2009), ''Frames of War'', London: Verso.</ref>
*PoliticalPara leaderspimpinan providepolitik theirmenyediakan personalpara photographersvideografer anddan videographersfotografer withmereka accessakses topada privatemomen-momen momentspribadi thatyang areterbatas off-limitsuntuk topara journalistsjurnalis. TheMedia newsberita mediakemudian thenmenghadapi facesdilema anetis ethicalapakah dilemmamenerbitkan ofulang whether to republish freely availableselebaran digital handoutsyang thattersedia projectsecara thebebas politician'syang desiredmemproyeksikan ''frame'' yang butdiinginkan whichpolitikus, mighttetapi belayak newsworthydiberitakan.<ref>{{Cite journal|last=Marland|first=Alex|date=2012|title=Political photography, journalism and framing in the digital age: Management of visual media by the prime minister of Canada|journal=International Journal of Press/Politics|volume=17|issue=2|pages=214–233|doi=10.1177/1940161211433838|s2cid=145242268}}</ref>
 
== EffectivenessKeefektifan ==
According toMenurut Susan T. Fiske anddan Shelley E. Taylor, humanmanusia beingssecara are by naturealamiah "cognitivekikir miserskognitif", meaning they preferartinya tomereka dolebih assuka littlemelakukan thinkingberpikir assesedikit possiblemungkin.<ref>Fiske, S. T., & Taylor, S. E. (1991). Social cognition (2nd ed.). New York: McGraw-Hill</ref> Frames''Frame-frame'' providememberikan peoplecara ayang quickcepat anddan easymudah waypada tokhalayak processuntuk informationmemproses informasi. Hence,Oleh peoplekarena willitu, usemasyarakat theakan previouslymenggunakan mentionedsaringan-saringan mental filtersyang (asebelumnya seriesdisebutkan of which is(rangkaian calledyang adisebut schemaskema) tountuk makememahami sensepesan-pesan ofyang incoming messagesmasuk. ThisIni givesmemberikan thekekuatan senderbesar andpada framerpengirim ofdan thepembingkai informationinformasi enormousuntuk powermenggunakan toskema-skema useini theseuntuk schemasmempengaruhi tobagaimana influencepara howpenerima theakan receiversmenafsirkan will interpret the messagepesan.<ref name=Entman1993/> ATeori recentlyyang publishedditerbitkan theoryakhir-akhir suggestsini thatmenunjukkan judgedbahwa usabilitykegunaan (i.e.,yang thedinilai extent(yaitu tosejauh whichmana apertimbangan considerationyang featuredditampilkan in thedalam messagepesan isdianggap deemeddapat usabledigunakan foruntuk apenilaian givenberikutnya subsequentyang judgmentdiberikan) maymungkin bemenjadi anmediator importantpenting mediatordari of cognitiveefek media effectskognitif likeseperti ''framing'', ''agenda setting'', anddan ''priming''. EmphasizingMenekankan judgedkegunaan usabilityyang leadsdinilai tomengarah thepada revelationpengungkapan thatbahwa medialiputan coveragemedua maymungkin nottidak justhanya elevatemeningkatkan apertimbangan particular considerationtertentu, buttetapi maymungkin alsojuga activelymenekan suppresssuatu apertimbangan considerationsecara aktif, renderingmenjadikannya itkurang lessbermanfaat usableuntuk forpenilaian subsequent judgmentsberikutnya. The newsProses ''framing'' processberita illustratesmenggambarkan thatbahwa amongdi differentantara aspectsaspek-aspek ofberbeda ansebuah issuepersoalan, aaspek certaintertentu aspectdipilih isdi chosenatas overaspek-aspek otherslainnya tountuk characterizemengkarakteristikkan anpersoalan issueatau or eventperistiwa. For exampleMisalnya, theisu issuepengangguran ofdigambarkan unemploymentdalam isistilah describedtenaga inkerja termsmurah ofyang thedisediakan cheapoleh laborpara provided by immigrantsimigran. ExposurePaparan toberita themengaktifkan newspemikiran storyyang activatessesuai thoughtsdengan correspondimigran todaripada immigrantspemikiran ratheryang thanberkaitan thoughtsdengan relatedaspek tolain other aspects of the issuepersoalan (e.g.misalnya, legislationundang-undang, educationedukasi, anddan cheapimpor importsmurah fromdari othernegara countrieslain) anddan, atpada thesaat sameyang timesama, makesmembuat thepemikiran formersebelumnya thoughtsmenonjol prominentdengan bymempromosikan promotingkepentingan theirdan importancerelevansi andmereka relevanceuntuk tomemahami thepersoalan understandingyang of the issue at handdihadapi. That isArtinya, issuepersepsi perceptionsisu aredipengaruhi influencedoleh bypertimbangan theyang considerationditampilkan featured in thedalam newscerita storyberita. ThoughtsPemikiran relatedyang toberkaitan neglectedpada considerationspertimbangan becomeyang relegateddiabaikan tomenjadi theterdegredasi degreeke thattingkat thoughtspemikiran aboutmengenai apertimbangan featuredunggulan considerationyang are magnifieddiperbesar.<ref>[{{Cite web |url=https://www.rcommunicationr.org/index.php/vol-8-2020/177-lee-and-mcleod-2020-reconceptualizing-cognitive-media-effects-theory-and-research |title=Lee, B., Mcleod, D. (2020). Reconceptualizing Cognitive Media Effects Theory and Research Under the Judged Usability Model. Review of Communication Research, 8, 17–50. doi: 10.12840/ISSN.2255-4165.022] |access-date=2021-12-07 |archive-date=2020-07-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200712203615/https://www.rcommunicationr.org/index.php/vol-8-2020/177-lee-and-mcleod-2020-reconceptualizing-cognitive-media-effects-theory-and-research |dead-url=yes }}</ref>
 
==SeeLihat alsojuga==
{{div col|colwidth=22em}}
* [[Anecdotal value]]
Baris 435 ⟶ 427:
* [[Virtue word]]{{div col end}}
 
==ReferencesReferensi==
{{reflist|colwidth=30em}}
;Bibliografi
;Bibliography
*{{Cite journal |jstor = 2489471|last1 = Levin|first1 = Irwin P.|title = How Consumers are Affected by the Framing of Attribute Information Before and After Consuming the Product|journal = Journal of Consumer Research|volume = 15|issue = 3|pages = 374–378|last2 = Gaeth|first2 = Gary J.|year = 1988|doi = 10.1086/209174|url=https://www.researchgate.net/publication/24098573}}
 
==FurtherBacaan readinglebih lanjut==
* [[Bernard Baars|Baars, B]]. ''A cognitive theory of consciousness'', NY: [[Cambridge University Press]] 1988, {{ISBN|0-521-30133-5}}.
* [[Kenneth E. Boulding|Boulding, Kenneth E.]] (1956). The Image: Knowledge in Life and Society. Michigan University Press.
Baris 493 ⟶ 485:
* [[Charles Tilly|Tilly, C.]], Tilly, L., & Tilly, R. (1975). ''The rebellious century, 1830–1930''. Cambridge, MA: Cambridge University Press.
* Turner, R. H., & Killian, L. M. (1972). ''Collective Behavior''. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
* {{Cite journal |jstor = 2352759|title = Rational Choice and the Framing of Decisions|journal = The Journal of Business|volume = 59|issue = 4|pages = S251–S278|last1 = Tversky|first1 = Amos|last2 = Kahneman|first2 = Daniel|year = 1986|doi = 10.1086/296365|url = http://www.cog.brown.edu/courses/cg195/pdf_files/fall07/Kahneman&Tversky1986%26Tversky1986.pdf|access-date = 2021-12-07|archive-date = 2019-11-26|archive-url = https://web.archive.org/web/20191126173606/http://www.cog.brown.edu/courses/cg195/pdf_files/fall07/Kahneman%26Tversky1986.pdf|dead-url = yes}}
* {{cite journal | last1 = Wilkerson | first1 = W.S. | year = 2001 | title = Simulation, Theory, and the Frame Problem | journal = [[Philosophical Psychology (journal)|Philosophical Psychology]] | volume = 14 | issue = 2| pages = 141–53 | doi = 10.1080/09515080120051535 | s2cid = 144727029 }}
* [[Charles Arthur Willard|Willard, Charles Arthur]]. ''Liberalism and the Social Grounds of Knowledge'' Chicago: University of Chicago Press, 199
Baris 500 ⟶ 492:
* [https://www.nytimes.com/2005/07/17/magazine/17DEMOCRATS.html The Framing Wars. ''The New York Times'' 17 July 2005]
* Curry, Tom. 2005. [http://www.nbcnews.com/id/7640262 "Frist chills talk of judges deal (Page 2)."] "The question in the poll was not '''framed''' as a matter of whether nominee ought to get an up-or-down vote. And that '''framing''' of the issue, Republican strategists believe, is the most advantageous one..."; [[MSNBC]]
* [http://hbswk.hbs.edu/item/5488.html HBS.edu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110606044551/http://hbswk.hbs.edu/item/5488.html |date=2011-06-06 }} – 'Fixing Price Tag Confusion'(interview), Sean Silverthorne (December 11, 2006)
* [http://www.nbcnews.com/id/14170927 "'Framing effect' influences decisions: Emotions play a role in decision-making when information is too complex"], Charles Q. Choi, [[NBC]] (August 3, 2006)
{{Disinformation}}
Baris 509 ⟶ 501:
{{World view}}
 
<!-- do both parties of an argument have the exact same frame? -->
{{DEFAULTSORT:Framing (Social Sciences)}}
[[Category:Framing (social sciences)| ]]
[[Category:Cognitive biases]]
[[Category:Knowledge representation]]
[[Category:Propaganda techniques]]
[[Category:Prospect theory]]
[[Category:Social constructionism]]
[[Category:Assumption (reasoning)]]<!-- do both parties of an argument have the exact same frame? -->
 
 
__TANPASUNTINGANBAGIAN__
 
{{DEFAULTSORT:Framing (Social Sciences)}}
[[Kategori:Metode propaganda]]
[[Kategori:Representasi pengetahuan]]
[[Kategori:Bias kognitif]]
[[Kategori:Konstruksionisme sosial]]