Enterococcus faecalis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mirasantikaaa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
6QTRZY94S4N7 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(7 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{copyedit}}
{{infobox spesies}}
'''''Enterococci faecalisFaecalis''''' (disingkat '''''E. faecalisFaecalis''''') merupakan [[Gram-positif|bakteri gram positif]] yang terbentuk sendiri-sendiri, berpasangan atau berantai dengan berbagai panjang, mampu bertahan dalam kondisi yang ekstrim, dan termasuk [[anaerob fakultatif]] yang mampu mengkatabolismemekatabolisme berbagai sumber energi dengan produk akhir metaboliknya selalu [[asam laktat]], serta mudah tumbuh pada kondisi sangat asam atau basa pada pH 4,0 hingga 9,6.<ref name=":0">{{Cite book|last=1975-|first=Vidana, Roberto,|date=2015|url=http://worldcat.org/oclc/941899858|title=Origin of intraradicular infection with Enterococcus faecalis in endodontically treated teeth|publisher=Karolinska Institutet|isbn=978-91-7549-875-1|oclc=941899858}}</ref> Sistem pengelompokkan Lancefield berdasarkan [[serologi]] mengklasifikasikan ''E. faecalis'' kedalam kelompok ''D Streptococcus'' sejak tahun 1906 sampai tahun 1984, sehingga ''E. faecalis'' disebut juga ''Streptococcus faecalis''.<ref name=":0" /> Butuh waktu hampir 80 tahun, hingga akhirnya pengklasifikasian ini dapat ditetapkan dan diterima.
 
''E. faecalisFaecalis'' bisa ditularkan melalui konsumsi [[makanan]] yang telah terkontaminasi ''E. faecalisFaecalis'' sehingga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan terutama pada [[mulut]] dan [[gigi]].<ref>{{Cite journal|last=Anderson|first=Annette C.|last2=Jonas|first2=Daniel|last3=Huber|first3=Ingrid|last4=Karygianni|first4=Lamprini|last5=Wölber|first5=Johan|last6=Hellwig|first6=Elmar|last7=Arweiler|first7=Nicole|last8=Vach|first8=Kirstin|last9=Wittmer|first9=Annette|date=2016-01-11|title=Enterococcus faecalis from Food, Clinical Specimens, and Oral Sites: Prevalence of Virulence Factors in Association with Biofilm Formation|url=http://dx.doi.org/10.3389/fmicb.2015.01534|journal=Frontiers in Microbiology|volume=6|doi=10.3389/fmicb.2015.01534|issn=1664-302X}}</ref> ''E. faecalisFaecalis'' juga merupakan [[patogen oportunistik]], yang biasa hidup dalam saluran akar dan tetap hidup didalamnya meski telah dilakukan perawatan yang akan menginfeksi gigi. ''Enterococcus faecalisFaecalis'' mengkontaminasi saluran akar dan membentuk koloni di permukaan [[dentin]] dengan bantuan ''liphoteichoic acid'' sedangkan ''agreggate substance'' dan ''surface adhesin'' lainnya berperan pada perlekatan di [[kolagen]].<ref name=":1">{{Cite journal|last=Nurdin|first=Denny|last2=Satary|date=2011|title=Peranan Enterococcus faecalis Terhadap Persistensi Infeksi Saluran Akar|url=http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/peranan_enterococcus_faecalis2.pdf|journal=In Prosiding Dies Forum|volume=52|pages=69-76}}</ref>
 
''E. faecalisFaecalis'' termasuk ke dalam kelompok [[bakteri]] asam laktat yang menghasilkan enterosin sebagai probiotik dan antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan ''S. aureus'' dan ''B. cereus,.'' namunNamun, meningkatnya insiden resistensi antibiotik terhadap vancomicin menjadi alasan utama membatasi pengguaan ''E. faecalisFaecalis'' sebagai [[probiotik]].<ref>{{Cite journal|last=Alang|first=Hasria -|date=2020-09-29|title=Review : Enterocyn from Enterococcus Genus as a Probiotic, Antimicrobial and Biopreservative|url=http://ojs.uho.ac.id/index.php/pharmauho/article/view/12276|journal=Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan|volume=6|issue=2|pages=95|doi=10.33772/pharmauho.v6i2.12276|issn=2715-4181}}</ref>
 
== Klasifikasi Ilmiah / Taksonomi<ref>{{Cite journal|last=Khoir|first=N. L. M|date=2018|title=Kemampuan Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale rosc var rubrum) sebagai Antibakteri Enterococcus faecalis In Vitro (Perbandingan dengan Bahan Sterilisasi Saluran Akar Gigi Endosepton)|url=http://repository.unimus.ac.id/2128/3/BAB%20II.pdf|journal=Skripsi|publisher=Universitas Muhammadiyah Semarang}}</ref> ==
[[Berkas:Enterococcus faecalis SEM 01 Detail.png|al=|jmpl|'''''Enterococcus faecalis''''']]
Kingdom : Bacteria
 
Filum : Firmicutes
 
Kelas : Bacili
 
Ordo : Lactobacilles
 
Family : Enterococcaceae
 
Genus : enterococcusumbuha dan
 
Spesies : Enterococcus faecalis
 
== Pertumbuhan dan Penghambatan ==
''Enterococcus faecalisFaecalis'' dapat tumbuh dengan ada atau tidaknya oksigen dan merupakan [[Mikroflora normal manusia|flora normal,]] yang biasanya terdapat di dalam lumen intestinal, vagina, dan rongga mulut.<ref>{{Cite journal|last=Wardani|first=Istien|last2=Mahendra|first2=Ilham|last3=Rochyani|first3=Linda|date=2019-07-05|title=DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK IKAN TERI JENGKI (Stolephorus insularis) TERHADAP Enterococcus faecalis|url=http://dx.doi.org/10.30649/denta.v12i2.175|journal=DENTA|volume=12|issue=2|pages=25|doi=10.30649/denta.v12i2.175|issn=2615-1790}}</ref> E. Faecalis biasa tumbuh pada suhu mulai dari 10&nbsp;°C hingga 45&nbsp;°C, tetapi menunjukkan pertumbuhan optimal pada 35&nbsp;°C (Sherman 1937). Bakteri ini juga dapat bertahan pada pemanasan 60&nbsp;°C selama 30 menit atau 65&nbsp;°C selama 10 menit (Freeman e''ett al.'' 1994, Bradley & Fraise 1996).
 
Beberapa antibakteri alami dapat digunakan dalam menghambat pertumbuhan E. Faecalis, diantaranya dengan menggunakan :
 
1. Ekstrak buahBuah timunTimun suriSuri (Herawati et al., 2017)<ref>{{Cite journal|last=Herawati|first=Ludya|last2=Noviyandri|date=2017|title=Pengaruh Ekstrak Buah Timun Suri (Cucumis sativus L.) sebagai Antibakteri Alami dalam Menghambat Pertumbuhan Enterococcus faecalis|url=http://www.jim.unsyiah.ac.id/JCD/article/viewFile/5677/2340|journal=Journal Caninus Denstistry|volume=3|issue=2|pages=111-116}}</ref>
 
[[Mentimun suri|Timun suri]] mengandung zat fitokimia yaitu [[alkaloid]] yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak buah timun suri dapat menghambat pertumbuhan ''E. faecalisFaecalis'' dalam kategori resisten menurut klasifikasi tabel CLSI (''[[Clinical Laboratory Standard Institute]]'')''.''
 
2. Minyak atsiriAtsiri
 
[[Minyak asiri|Minyak atsiri]] mengandung terpene, aldehid, alkohol, ester, fenolik eter dan keton   yang mendukung penghambatan pertumbuhan mikroba. Penelitian Hidayati et al. (2020)<ref>{{Cite journal|last=Hidayanti|first=Nurul|last2=Yusro|date=2020|title=Bioaktivitas Minyak Daun KARI Murraya koenigii L. Spreng Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis dan Salmonella typhimurium|url=https://journal.unhas.ac.id/index.php/bioma/article/view/9786|journal=Bioma|volume=5|issue=1|pages=95-102}}</ref> menunjukkan hambatan pertumbuhan ''E. faecalis'' dengan konsentrasi 20% oleh minyak atsiri daun kari yaitu 0,75&nbsp;mm75mm dengan tingkat penghambatan yang lemah dibandingkan dengan penelitian Udawaty et al. (2019)<ref>{{Cite journal|last=Udawaty|first=Wis|last2=Yusro|date=2019|title=Identifikasi Senyawa Kimia Minyak Sereh Wangi Klon G3 (Cymbopogon nardus L.) dengan Media Tanam Tanah Gambut dan Potensinya sebagai Antibakteri Enterococcus faecalis|url=https://jurnal.untan.ac.id/index.php/tengkawang/article/view/36835/75676585222|journal=Jurnal Tengkawang|volume=9|issue=2|pages=71-81|doi=}}</ref> yang menggunakan minyak atsiri serai wangi mengahasilhan daya hambat 24,667&nbsp;mm667mm dengan konsetrasi yang sama.
 
3. Ekstrak kayuKayu manisManis (Mubarak et al., 2016)<ref>{{Cite journal|last=Mubarak|first=Zaki|last2=Chismirina|date=2016|title=Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Terhadap Pertumbuhan Enterococcus faecalis|url=http://e-repository.unsyiah.ac.id/CDJ/article/view/10456|journal=Cakrodonya Dent J|volume=8|issue=1|pages=1-10}}</ref>
 
Ekstrak [[kayu manis]] mengandung senyawa kimia berupa alkaloid, saponin, tanin, polifenol, flavonoid, kuinon dan triterpenoid yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kayu manis memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan ''E. faecalis'' dengan konsentrasi 15% sebagai kadar hambat minimun yang menghasilkan koloni sebanyak 299,3 X 10<sup>4</sup> CFU/ml, namun tidak ditemukan adanya kadar bunuh minimum.
 
4. Ekstrak alga[[Alga merah|Alga Merah]] (Noviyadri et al., 2018)<ref name=":2">{{Cite journal|last=Noviyandri|first=Putri|last2=Andayani|date=2018|title=Potensi Ekstrak Alga Merah Gracilaria verrucosa sebagai Penghambat Perkembangan Pembenukan Biofilm Enterococcus Faecalis Pada Infeksi Saluran Akar Gigi|url=http://www.e-repository.unsyiah.ac.id/JDS/article/download/11054/8803|journal=Journal of Syiah Kuala Dentistry Society|volume=3|issue=1|pages=6-15}}</ref>
 
Ekstrak [[alga]] mampu menghambat perkembangan pembentukan biofilm ''E. faecalis'' pada infeksi saluran akar gigi. Pada penelitian ini, semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin tinggi daya hambatnya terhadap perkembangan pembentukan biofilm ''E. faecalis.''
 
5. Cuka apelApel (Djuanda et al., 2019)<ref>{{Cite journal|last=Djuanda|first=Rudy|last2=Helmika|first2=Varin Aulia|last3=Christabella|first3=Fiona|last4=Pranata|first4=Natallia|last5=Sugiaman|first5=Vinna Kurniawati|date=2019-12-20|title=Potensi Herbal Antibakteri Cuka Sari Apel terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar|url=http://dx.doi.org/10.28932/sod.v4i2.2141|journal=SONDE (Sound of Dentistry)|volume=4|issue=2|pages=24–40|doi=10.28932/sod.v4i2.2141|issn=2685-1822}}</ref>
 
Penelitian ini menunjukkan bahwa cuka apel dengan konsentrasi 100% dapat menghambat pertumbuhan ''E faecalis'' sebesar 6,47&nbsp;mm. Bahkan pada konsentrasi minimal 25% sudah mampu membunuh ''E. faecalis''. Semakin tinggi konsentrasinya maka semakin besar pula daya hambatnya.
 
== Virulensi ==
Virulensi ''E. faecalisFaecalis'' disebabkan kemampuannya dalam pembentukan kolonisasi pada ''host'', dapat bersaing dengan bakteri lain, resisten terhadap mekanisme pertahanan ''host'', menghasilkan perubahan [[patogen]] baik secara langsung melalui produksi toksin atau secara tidak langsung melalui rangsangan terhadap mediator inflamasi.<ref name=":1" /> Faktor virulensi yang berperan dalam patogenesis ''E. faecalisFaecalis'' terdiri dari beberapa komponen, diantaranya ''Aggregation Substanse'' (AS), C''cytolysinytolysin, surfaceSurface adhesinsAdhesins'', ''Lipoteichoic Acid'' (LTA), S''sexex pheromonesPheromones, Extraceluller Superoxide Production'' (ESP), H''hyaluronidaseyaluronidase'', dan G''gelatinaseelatinase lyticLytic enzymeEnzyme'' dan AS-48.<ref name=":2" /> Jumlah maksimum ''E. faecalis'' pada lumen usus manusia yaitu antara 10<sup>5</sup> - 10<sup>8</sup> CFU/g. Namun jika sistem imun menurun atau ''E. faecalis'' menjadi resisten, akan menyebabkan berbagai jenis infeksi, seperi infeksi pada saluran kemih, aliran darah, [[abdomen]], endokardium, luka bakar, dan pada rongga mulut.<ref>{{Cite journal|last=Aurelia|first=Della|date=2017|title=Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) Terhadap Enterococcus faecalis|url=http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/index.php/home/detail/detail_koleksi/0/SKR/judul/00000000000000083822/0|journal=Skripsi|publisher=Universitas Trisakti}}</ref>
 
== Enterococcus faecalisFaecalis padaPada Makanan<ref>{{Cite book|last=Erkmen|first=Osman|last2=Bozoglu|date=2016|title=Food Microbiology : Principles into Practice|location=India|publisher=Wiley|volume=1|pages=32-120|url-status=live}}</ref> ==
''[[Enterococcus faecalis]]'' termasuk ke dalam bakteri proteolitik yang dapat menyebabkan pembusukan-pembusukan pada [[makanan]] yaitu penguraian protein menjadi senyawa berbau busuk, seperti hidrogen sulfida, merkaptan, amina, indol, dan asam lemak. Beberapa bakteri pada kelompok ini melakukan fermentasi asam dan proteolisis secara bersamaan.
 
Sebagai [[bakteri proteolitik]], ''Enterococcus faecalis'' dapat tumbuh pada suhu 40 - 45&nbsp;°C dalam susu mentah yang telah asam. Ketika ''Coliform, [[Enterococcus]], [[Lactobacillus]]'', dan ''Micrococcus'' tumbuh dalam susu, mereka menyebabkan penggumpalan, pembentukan gas, proteolisis, dan lipolisis. Pada suhu yang lebih tinggi, dari 37 - 50&nbsp;°C, ''Streptococcus thermophilus'' dan ''Enterococcus faecalis'' tumbuh dan menghasilkan asam. [[Pasteurisasi]] susu dapat membunuh beberapa bakteri pembentuk asam, tetapi Bakteri asam laktat thermoduric tahan panas seperti ''E. faecalis'' dapat bertahan.
 
Pada daging kemasan dengan ''vacuum packaging'' suhu 2&nbsp;°C, ''E. faecalis'' dapat tumbuh bersama bakteri lainnya yang menyebabkan pembusukan ditandai dengan penghijauan produk yang dihasilkan dari aksi ''E. faecalis'' dengan produksi H2O2.
Baris 64:
 
[[Kategori:Enterococcus]]
[[Kategori:Bakteri yang dideskripsikan tahun 1906]]