Arasy: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
zia Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(57 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Rapikan}}{{primary source}}{{Hiperbolis}}{{Allah}}
'''
[[Abu Mansur al-Baghdadi]] (w. 429/1037) dalam kitabnya [[Al-Farq bainal Firaq|''al-Farq bainal Firaq'']] (Perbandingan Firqah-Firqah) mengatakan bahwa [[Ali bin Abi Thalib]] berkata: "[[Allah (Islam)|Allah]] menciptakan Arasy sebagai tanda kekuasaan-Nya, dan bukan untuk menjadikan tempat bagi Zat-Nya."<ref>{{cite web|title=Allah’s Establishment Over the Throne|url=http://sunnah.org/2012/05/05/allahs-establishment-over-the-throne/|website=sunnah.org|publisher=[[As-Sunnah Foundation of America]]|archive-url=https://archive.today/20210531025556/http://sunnah.org/2012/05/05/allahs-establishment-over-the-throne/|archive-date=2021-05-31|access-date=2022-12-15|dead-url=no}}</ref> Kelompok [[Sunni]] meyakini Arasy hanyalah lambang kekuasaan-Nya dan bukan tempat bagi Zat-Nya.<ref name="Mohammad Ibrahim Teymori">{{cite web|author=Mohammad Ibrahim Teymori|title=The Creed of Imam Tahawi|url=http://www.afghanicc.com/books/TheCreedofImamTahawi-4thSpecialEdition.pdf|website=Afghan Islamic Cultural Centre in London, UK|pages=20-24}}</ref><ref>{{cite book|last1=Shahrur|first1=Muhammad|date=2009|url=https://books.google.com/books?id=OwqwCQAAQBAJ&q=arsh+of+allah+metaphor&pg=PA161|title=The Qur'an, Morality and Critical Reason: The Essential Muhammad Shahrur|publisher=BRILL|isbn=9789047424345|language=en}}</ref><ref>{{cite book|last1=Yılmaz|first1=Hakkı|date=14 June 2020|url=https://books.google.com/books?id=ceZVDwAAQBAJ&q=arsh+of+allah+metaphor&pg=PA566|title=The Division By Division English Interpretation of THE NOBLE QUR'AN in The Order of Revelation|publisher=Hakkı Yılmaz|page=566|language=en}}</ref>
Penjelasan serupa banyak dikisahkan di dalam [[Al-Qur'an]], dalam beberapa surah.<ref>"... kemudian
Menurut akademikus muslim Britania Raya, [[Islam Issa (academic)|Islam Issa]], Arasy adalah makhluk terbesar yang pernah diciptakan-Nya.<ref>{{cite book|author=Islam Issa|date=2016|url=https://books.google.com/books?id=gColDwAAQBAJ|title=Milton in the Arab-Muslim World|publisher=[[Taylor & Francis]]|isbn=9781317095927|page=97}}</ref>
▲Penjelasan serupa banyak dikisahkan di dalam [[Al-Qur'an]], dalam beberapa surah.<ref>"... kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy." (Al-A'raf: 54)</ref><ref>"... kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy ..." (Yunus 10:3)</ref><ref>"... kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, ..." (Ar-Ra’d 13:2)</ref><ref>"... kemudian dia bersemayam di atas ‘Arsy, ... (Al-Furqan 25:59)</ref><ref>"... kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy." (As-Sajdah 32:4)</ref><ref>"Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy ... (Al-Hadid 57:4)</ref> Tetapi banyak [[ulama]] yang berpendapat beda dalam mengartikan makna dari ''‘Arsy'' ini, apakah ''‘Arsy'' itu berwujud fisik atau nonfisik.
[[Ayat Kursi]], ayat 255 [[Surah Al-Baqarah]]. Memuat kata ''kursi'' (كرسي) "tempat berpijak", yang tidak sama dengan Arasy [عرش], serta juga dua [[asmaulhusna]], ''Al-Hayy Al-Qayyum'' ("Yang Maha Hidup lagi Yang Menerus mengurus makhluk-Nya").<ref>{{cite book|title=Book 004, Number 1768: (Sahih Muslim)}}</ref> Ulama [[hadis]] telah menafsirkan bahwa Nabi [[Muhammad]] SAW. bersabda bahwa akan ada jaminan [[Surga]] untuk setiap orang yang rajin membacanya setelah salat,<ref>{{cite book|title=Sunnan Nasai'i al Kubra, (6/30), At-Tabarani; Al-Kabeer (8/114)}}</ref> dan sekaligus sebagai ayat tolak bala.<ref>{{cite book|title=Saheeh Al Bukhari - Volume 3, Book 38, Number 505}}</ref>
Dalam hadis, Nabi juga bersabda bahwa Arasy terletak di atas Surga yang tertinggi, ''Al-Firdaus Al-'Ala'', yang merupakan surga yang diperuntukkan bagi hamba-hamba Allah yang saleh.<ref>{{cite book|title=Saheeh al-Bukhaari (#2581)}}</ref>
== Etimologi ==
''
* Singgasana raja
* Atap rumah, tercantum dalam [[hadits|hadis]]
* Tiang dari sesuatu
* Kerajaan
* Bagian dari punggung kaki
Inilah sebagian dari arti ''
Seorang ulama yang bernama [[Rasyid Ridha]] dalam Tafsir al-Manar menjelaskan bahwa ''
{{Quote|Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?|{{cite quran|10|3|style=inline}}}}
== Wujud ‘Arsy ==▼
Menurut manhaj salaf, ‘Arsy adalah makhluk terbesar di antara para makhluk Allah yang lainnya seperti [[Kursy]],<ref>“Tidak langit yang tujuh dan bumi yang tujuh dan apa yang ada di antara dan di dalamnya dibandingkan dengan Kursy kecuali seperti lingkaran (gelang) yang dilempar ke tanah lapang, dan Kursy dengan apa yang ada didalamnya dibandingkan dengan ‘Arsy seperti lingkaran (gelang) tersebut pada tanah lapang tersebut.” (Silsilah Ahadits al-Shahihah No.109).</ref> memiliki beberapa tiang yang menjadikan ‘Arsy sebagai atap alam semesta.<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda: “Sesungguhnya manusia pingsan pada hari kiamat, lalu aku adalah orang yang pertama sadar, seketika itu aku mendapatkan [[Musa]] sedang memegang sebuah tiang dari tiang-tiang ‘Arsy, maka aku tidak tahu apakah dia telah sadar sebelumku ataukah dia dibebaskan (dari pingsan tersebut) karena telah pingsan di Bukit Thur.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).</ref> Wujud ini dicatat dalam beberapa hadits-hadits yang shahih. Saking besarnya ada malaikat yang memiliki sayap banyak, diperintahkan oleh Allah untuk terbang ke mana saja yang dikehendaki dan malaikat tersebut merasa tidak beranjak dari tempat semula ia terbang.▼
Malaikat itu diberikan oleh [[Allah]] kekuatan yang setara dengan 70.000 [[malaikat]]. Kemudian, Allah memerintahkan malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan kekuatan penuh dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendakinya. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘Arsy. Tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula dan hal ini telah memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘Arsy Allah tersebut.▼
▲Menurut manhaj salaf,
▲Malaikat itu diberikan oleh [[Allah]] kekuatan yang setara dengan 70.000 [[malaikat]]. Kemudian, Allah memerintahkan malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan
‘Arsy yaitu singgasana atau tahta yang memiliki beberapa tiang yang dipikul oleh para malaikat. Ia menyerupai [[kubah]] bagi [[alam semesta]]. ‘Arsy juga merupakan [[atap]] seluruh makhluk.<ref>Ibnu Taimiyah: Adapun Al-‘Arsy maka dia berupa kubah sebagimana diriwayatkan dalam ''As-Sunan'' karya Abu Daud dari jalan periwayatan Jubair bin Muth’im, dia berkata: Telah datang menemui rasulullah seorang A’rab dan berkata: "Wahai rasululloh jiwa-jiwa telah susah dan keluarga telah kelaparan- dan beliau menyebut hadits- sampai berkata rasulullah: "Sesungguhnya Allah di atas ‘Arsy-Nya dan ‘Arsy-Nya di atas langit-langit, dan bumi, seperti begini dan memberikan isyarat dengan jari-jemarinya seperti kubah." (Hadits riwayat Ibnu Abi Ashim dalam Assunnah 1/252)</ref><ref>''Al-Fatawa'' 5/151.</ref><ref>Hadits riwayat [[Ibnu Abi 'Ashim]].</ref> Penjelasan mengenai ‘Arsy memiliki tiang-tiang, adalah kisah ketika [[Musa]] hendak melihat wujud Allah, dan pada hari kiamat akan tampak kembali tiang-tiang ‘Arsy.<ref>Dalil bahwa ‘Arsy adalah singgasana yang memiliki tiang-tiang rasulullah {{saw}} bersabda: "Sesungguhnya manusia pingsan pada hari kiamat, lalu aku adalah orang yang pertama sadar, seketika itu aku mendapatkan Musa sedang memegang sebuah tiang dari tiang-tiang Al-‘Arsy, maka aku tidak tahu apakah dia telah sadar sebelumku ataukah dia dibebaskan (dari pingsan tersebut) karena telah pingsan di [[Bukit Thur]]. (Hadits riwayat Bukhori No. 2411, 3408, 6517 dan 6518 dan Muslim No. 2373).</ref><ref>Berkata Ibnu Abil Izz: "Telah tetap dalam syariat bahwa Al-‘Arsy memiliki tiang-tiang." (Syarah Aqidah Ath-Thahawiyah hal. 366).</ref>▼
▲
Berdasarkan penjelasan [[hadits]] bahwa makhluk yang bernama ‘Arsy teramat besar dibandingkan dengan Kursy, seperti sebuah cincin yang dilemparkan ke [[Gurun Sahara]] yang sangat luas.<ref>Rasulullah {{saw}} juga bersabda: “Perumpamaan langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursy (pijakan singgasana Allah), seperti cincin yang dilemparkan di Padang [[Gurun Sahara|Sahara]] yang luas, dan keunggulan ‘Arsy atas Kursy seperti keunggulan Padang Sahara yang luas itu atas cincin tersebut.” (Hadits riwayat Muhammad bin Abi Syaibah dalam ''Kitaabul ‘Arsy'', dari Sahabat Abu Dzarr al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam ''Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah'' (I/223 no. 109)).</ref>▼
▲Berdasarkan penjelasan [[hadits|hadis]] bahwa makhluk yang bernama
Dijelaskan pula oleh [[cendikiawan Muslim]] bahwa ‘Arsy dikelilingi oleh empat [[sungai]], yaitu: sungai berisi [[cahaya]]; sungai berisi [[salju]] putih; sungai berisi [[air]]; dan sungai yang berisi [[api]].<ref>Jalaluddin as-Suyuthi menjelaskan dalam kitabnya, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Wahhab ibnu Munabbih bahwa Allah Swt. menciptakan ‘Arsy dan Kursy (kedudukan) dari cahaya-Nya. ‘Arsy itu melekat pada Kursy. Para malaikat berada di tengah-tengah Kursy tersebut. ‘Arsy dikelilingi oleh empat buah sungai, yaitu: 1) sungai yang berisi cahaya yang berkilauan; 2) sungai yang bermuatan salju putih berkilauan; 3) sungai yang penuh dengan air; dan 4) sungai yang berisi api yang menyala kemerahan. Para malaikat berdiri di setiap sungai tersebut sambil bertasbih kepada Allah Swt. Di ‘Arsy juga terdapat lisan (bahasa) sebanyak bahasa makhluk di alam semesta. Setiap lisan bertasbih kepada Allah Swt. berdasarkan bahasa masing-masing. Jalaluddin as-Suyuthi oleh tafsir Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma’tsur.</ref> Kemudian ada penjelasan lain bahwa sungai-sungai surga adalah berasal dari sungai yang ada di ‘Arsy.<ref name="Hadits riwayat Bukhari">Rasulullah {{saw}} bersabda, “Jika kalian meminta, mintalah (surga) Al-Firdaus, karena dia adalah tengah-tengah surga dan yang paling tinggi, dan di atasnya adalah ‘Arsy Allah, dan darinya terpancar sungai-sungai surga.” (Hadits riwayat Bukhari).</ref>▼
▲Dijelaskan pula oleh [[cendikiawan Muslim|ulama]] bahwa
== Letak ‘Arsy ==▼
Menurut [[syariat Islam]], ‘Arsy terletak di atas surga [[Firdaus]] yang berada di langit ke-7.<ref>[[Muhammad]] bersabda kepada [[sahabat nabi|sahabatnya]] yang bernama [[Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi|Abu Hurairah]] “Apabila engkau memohon kepada Allah, maka mohon-lah kepada-Nya Surga Firdaus. Sesungguhnya ia (adalah) Surga yang paling utama dan paling tinggi. Di atasnya terdapat ‘Arsy Allah yang Maha Pengasih...” Hadits riwayat [[Imam Bukhari]] no. 2790 dan no. 7423, [[Imam Ahmad]], [[Ibnu Abi 'Ashim]] dari [[Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi|Abu Hurairah]].</ref><ref name="Hadits riwayat Bukhari"/> Kemudian ada penjelasan lain bahwa ‘Arsy terletak di atas air.<ref>"... dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". (Hud 11:7)</ref><ref> Abdullah bin Amru ra, bahwasanya rasulullah saw bersabda:▼
▲Menurut [[syariat Islam]],
“Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk lima puluh tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Rasulullah menambahkan: ‘... dan ‘Arsy Allah itu berada di atas air.” (Hadits riwayat Muslim, no: 4797).</ref><ref>Telah menceritakan kepada kami Abu Musa Muhammad bin Mutsana, Ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hajaj bin Minhal, Ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Ya’la bin A’tha dari Waqi’ bin Hudus, dari pamannya Abi Rozin Al-Uqoili ( Laqith bin Amir bin Shobiroh ), Ia berkata: Saya bertanya: Ya Rasulullah, dimanakah Tuhan kita (Allah) berada sebelum Dia menciptakan langit dan bumi? Nabi menjawab berada di Awan tebal di tempat yang sangat tinggi di atas dan bawahnya ada angin kemudian Dia menciptakan ‘Arsy (Singgasana)-Nya di atas air. (H.R At-Tirmidzi 5: 75-76 No. 3120, Ahmad 5: 16200, Anaknya (Abdullah bin Ahmad) dalam Sunah No. 260, Ibnu Majah: 468, Ibnu Hibban: 6141, At-Thabrani dalam Kabir 26: 468, At-Thayalis dalam Musnadnya: 1094, Ibnu Huzaimah dalam Tauhid: 179, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 2: 3306 dalam Tafsir).</ref><ref>Masih diriwayatkan dari [[Ibnu Abi 'Ashim]], Nabi Muhammad bersabda, “Sesungguhnya ‘Arsy sebelumnya berada di atas [[air]]. Setelah Allah menciptakan langit (ke-7), ‘Arsy itu ditempatkan di [[langit]] yg ke-7. Dia jadikan [[awan]] sebagai saringan untuk [[hujan]]. Apabila tidak dijadikan seperti itu, tentu [[bumi]] akan tenggelam terendam air.”</ref><ref>Abu Raziin al-Uqaili, ia berkata: “Wahai rasulullah dimana dahulu Rabb kita berada sebelum menciptakan makhluk-Nya?” Beliau menjawab, “Dia berada di ‘amaa, tidak ada di atas dan bawahnya udara, kemudian dia menciptakan ‘Arsy-Nya di atas air”. (Hadits riwayat Tirmidzi).</ref>
Jadi
== ''Hamalat al-‘Arsy'' ==
Para malaikat pemikul ''
{{
=== Wujud ''Hamalat al-‘Arsy'' ===
Berdasarkan hadits diriwayatkan oleh [[Abu Dawud]] dari seorang sahabat [[Jabir bin Abdillah]], wujud para malaikat pemikul singgasana Allah sangatlah besar dan jarak antara pundak malaikat tersebut dengan telinganya sejauh perjalanan [[burung]] terbang selama 700 tahun.<ref>Hadits diriwayatkan oleh [[Abu Dawud]] dari seorang sahabat [[Jabir bin Abdillah]] hadist shahih, Muhammad bersabda: "Telah diizinkan bagiku untuk bercerita tentang sosok malaikat dari malaikat-malaikat Allah yang bertugas
Dikatakan pula dalam hadits, bahwa ''Hamalat al-‘Arsy'' memiliki sayap lebih besar dan banyak dibandingkan dengan [[Jibril]] dan [[Israfil]]. Dikatakan bahwa ''Hamalat al-‘Arsy'' memiliki sayap sejumlah 2400 sayap di mana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil, sedangkan Israfil mempunyai 1200 sayap, di mana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril.<ref>Rasulullah {{saw}} pernah melihat akan rupa sebenar Malaikat JIbril sebanyak 2 kali, iaitu ketika peristiwa Isra' Mikraj. Ketika rasulullah {{saw}} melihat Malaikat Jibril dalam keadaan rupanya yang sebenar, baginda lantas memuji Malaikat Jibril akan kehebatannya. Malaikat Jibril mempunyai 600 sayap, apabila dibuka satu sayap maka gelaplah seluruh bumi ini. Namun begitu, Malaikat Jibril mengatakan kepada rasulullah {{saw}} bahwa jangan memujinya kerana rasulullah {{saw}} masih belum melihat Malaikat lain yang lebih hebat kejadiannya. Lalu rasulullah {{saw}} bertanya kepada Malaikat Jibril, "Ya Jibril, adakah masih ada Malaikat yang lebih hebat daripada kamu?" Malaikat Jibril menjawab, "Ya, ada." Malaikat Israfil mempunyai 1200 sayap, di mana satu sayapnya menyamai 600 sayap Malaikat Jibril Sesudah itu, rasulullah {{saw}} bertanya lagi," Adakah Malaikat Israfil paling hebat?" Jawab Malaikat Jibril, "Tidak, Malaikat yang memikul Arasy Allah. Malaikat ini mempunyai 2400 sayap di mana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Malaikat Israfil".</ref>
Sedangkan Syeikh [[Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi Al-Jawi Al-Bantani]], seorang wali besar dari tanah [[Jawa]], mengatakan bahwa, "Mereka adalah tingkatan tertinggi para malaikat dan malaikat yang pertama kali diciptakan, dan mereka berada di dunia sebanyak 4 malaikat, pada saat kiamat akan berjumlah 8 malaikat dengan bentuk [[kambing]] hutan. Jarak antara telapak kakinya sampai
lututnya sejauh perjalanan 70 tahun burung yang terbang paling cepat. Adapun sifat dari == Perbedaan pendapat ==
Di dalam perbincangan masalah ini para [[ulama]] tradisional dengan ulama kontemporer dan modern, mereka masing-masing memiliki perbedaan pendapat dalam menafsirkan istilah
Sedangkan para [[salaf]] mengimani sesuai dengan apa yang tertulis dalam Qur'an melalui lisan Nabi Muhammad, tanpa bertanya lebih lanjut.
===
▲Berpendapat bahwa kata ‘Arsy di dalam Al-Quran harus diartikan dan dipahami sebagai makna metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan bersemayam di ‘Arsy, maka arti ‘Arsy di sini adalah [[kekuasaan]] Tuhan. Tuhan tidak berupa materi, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat materi.
Berpendapat golongan ini bertolak belakang dengan pendapat pertama. yang di kias kan kepada makhluk yang disebut paham [[antropomorfisme]].▼
Berpendapat yang menyatakan bahwa ‘Arsy dalam arti tahta atau singgasana harus diyakini keberadaannya, karena [[Al-Qur'an|Al-Quran]] sendiri mengartikan demikian adanya. Menurut mereka, kata ‘Arsy harus dipahami sebagaimana adanya.▼
▲
=== Tafsir bersemayam ===▼
▲
Ucapan Imam [[Malik bin Anas]] dalam masalah sifat yang mulia ini yang menjadi kaidah bagi [[Ahlussunnah wal Jama'ah]] dalam seluruh bab sifat. Ia pernah ditanya mengenai bersemayamnya Allah, bagaimana hakikatnya, maka ia menjawab, {{cquote|''Istiwa telah diketahui, caranya ''majhul'' (tidak diketahui), beriman dengannya adalah wajib, bertanya tentangnya adalah [[bid'ah]].<ref>Riwayat Al-Laalikai dalam Syarh Ushul I'tiqad Ahlussunnah wal Jamaah (3/441), Baihaqi dalam Al-Asma wa Sifat (hal. 408) dishahihkan oleh Az-Zahabi, Syaikhul Islam dan Al-Hafiz Ibnu Hajar. Lihat Mukhtashar Al-Uluw (hal. 141), Majmu Fatawa (5/365), Fathul Bari (13/501). Ada beberapa redaksi yang berdekatan dengan makna yang sama.</ref>}}▼
''Istiwa'' secara bahasa diterjemahkan menjadi bersemayam, tetapi karena Allah tidak sama dengan makhluk-Nya, maka ulama salaf memahami bahwa kata ''istiwa'' Allah tidaklah diterjemahkan dengan kata bersemayam.
Bersemayam merupakan sifat ''fi'liyah'' (sifat perbuatan) bagi makhluk maka para ulama [[Ahlussunnah wal Jama'ah|''ahlussunnah wal-jama'ah'']] menafsirkan makna ''istiwa'' dengan makna yang layak bagi-Nya, ahli ta'wil mengubah maknanya menjadi "menguasai", karena tidak ada satu pun yang menyerupai Allah, baik perbuatan, Zat, atau sifat-Nya.{{Cite quran|112|4}}
Istiwa (bersemayam) telah diketahui, maksudnya telah diketahui maknanya dalam bahasa Arab. Sedangkan tata caranya tidak diketahui. Beriman kepadanya wajib. Bertanya tentangnya, maksudnya tentang caranya, merupakan bid'ah.▼
▲Ucapan Imam [[Malik bin Anas]] dalam masalah sifat yang mulia ini yang menjadi kaidah bagi
▲Istiwa (bersemayam) telah diketahui, maksudnya telah diketahui maknanya dalam bahasa Arab. Sedangkan tata caranya tidak diketahui. Beriman kepadanya wajib.
Imam Ibnu Khuzaimah berkata, {{cquote|''Kami dan seluruh ulama kami, baik dari [[Hijaz]], [[Tihama]], [[Yaman]], [[Irak]], [[Syam]], [[Mesir]], mazhab kami adalah bahwa kami menetapkan bagi Allah apa yang telah Dia tetapkan untuk diri-Nya. Kami tetapkan hal itu dengan lisan kami dan kami benarkan dalam hati kami, tanpa menyerupai wajah Pencipta kami dengan wajah seorang pun dari kalangan makhluk. Maha suci Tuhan kami dari keserupaan dengan makhluk-Nya. Maha suci Tuhan kami dari pendapat orang-orang yang tidak mempercayai adanya sifat Allah.<ref>Kitab Tauhid, 1/18</ref>}}▼
▲Imam Ibnu Khuzaimah berkata, {{cquote|''Kami dan seluruh ulama kami, baik dari [[Hijaz]], [[
== Lihat pula ==
* [[Sidrat al-Muntahā]]
* [[Isra Mi'raj]]
* [[Takhta Tuhan]], konsep serupa dalam Kekristenan dan Yahudi
== Catatan kaki ==
{{reflist|30em}}
{{Malaikat di Agama Abrahamik}}
{{Nama orang dan tempat yang disebutkan dalam Al-Qur'an}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Eskatologi Islam]]
[[Kategori:Allah]]
[[Kategori:Akidah]]
[[Kategori:Teologi Islam]]
[[Kategori:Takhta]]
|