Sejarawan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →Pranala luar: pembersihan kosmetika dasar |
||
(29 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
[[Berkas:Herodotos Met 91.8.jpg|ka|jmpl|230px|[[Herodotus]] ({{c.}} 484–{{c.}} 425 BC), sejarawan Yunani yang hidup pada abad ke-5 SM dan karyanya selamat sampai saat ini.]]
'''Sejarawan''' adalah orang yang mempelajari dan menulis mengenai [[masa lalu]], dan dianggap sebagai
== Sejarah ==
Sejarawan pertama yang diketahui [[berpikir kritis]] adalah [[Thukidides]]. Ia berusia 25 tahun ketika [[Perang Peloponnesos]] terjadi. Dalam perang ini, Thukidides ditugaskan sebagai [[jenderal]] yang memimpin pasukan [[Kota Athena]] di [[Trakia]]. Saat Thukidides mulai menulis sejarah Perang Peloponnesos, ia menjadikan dirinya sebagai pemeran dalam sejarah tersebut berdasarkan pada pengalamannya. Dalam menulis sejarah, ia bersifat kritis karena menceritakan caranya mengumpulkan bahan-bahan kesejarahan dan memisahkan daya khayal dalam tulisannya. [[Pidato]]-pidato para tokoh sejarah yang ditulisnya dibuat semirip mungkin dengan ucapan aslinya yang dia dengar.{{Sfn|Herlina|2020|p=5}}
== Karakteristik ==
=== Pembuatan daftar periode waktu ===
Permasalahan utama di dalam sejarah adalah [[waktu]] dan peristiwa. Karena itu, kecenderungan utama dari sejarawan adalah membuat [[daftar periode waktu]].<ref>{{Cite book|last=Sanusi|first=Anwar|date=2013|url=http://repository.syekhnurjati.ac.id/3102/|title=Pengantar Ilmu Ilmu Sejarah|location=Cirebon|publisher=Syekh Nurjati Press|isbn=978-602-98231-3-4|pages=1|url-status=live}}</ref>
=== Keberpihakan ===
Sejarawan akan cenderung mengurangi [[kebenaran]] sejarah ketika berkaitan dengan penulisan sejarah perkembangan negaranya. Kecenderungan ini umumnya terjadi ketika suatu negara baru saja mengalam krisis nasional, berada dalam masa perang atau baru saja mengakhiri peperangan. Sejarah yang ditulis sejarawan pada masa-masa ini diubah dan disesuaikan sehingga dapat menimbulkan rasa bangga dari warga negara atas kaum [[pahlawan]] dari negaranya. Kecenderungan sejarawan untuk melakukan penyesuaian khususnya pada pengajaran sejarah.<ref>{{Cite book|last=Gottschalk|first=Louis|date=2015|title=Mengerti Sejarah|location=Jakarta|publisher=Penerbit Universitas Indonesia|isbn=979-8034-27-9|pages=1|translator-last=Notosusanto|translator-first=Nugroho|url-status=live}}</ref>
=== Prediksi ===
Pekerjaan utama sejarawan adalam menyusun ulang peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Peristiwa ini berkaitan dengan manusia. Sejarawan melakukannya dengan menggunakan [[metode sejarah]] dan [[historiografi]]. Masa lampau dari manusia dapat dijadikan sebagai sejarah jika rumusan atas pertanyaan pokok kesejarahan telah ditetapkan. Sejarawan tetap mengalami kesulitan-kesulitan dalam menetapkan sejarah. Karena kejadian-kejadian di masa lampau sama sekali tidak dapat diceritakan sama persis seperti aslinya.{{Sfn|Herlina|2020|p=2}}
=== Penafsiran hubungan ===
Sejarawan berusaha menafsirkan mengenai apa dan bagaimana suatu peristiwa [[sejarah]] dapat terjadi. Dalam penafsiran ini, sejarawan membedakan antara ''yang menjadi'' dan ''yang terjadi''. Sejarawan menetapkan ''yang menjadi'' dari sesuatu hal yang sifatnya berubah atau dapat muncul. Sementara ''yang terjadi'' ditetapkan berdasarkan sesuatu yang sifatnya tidak berubah.{{Sfn|Herlina|2020|p=4}}
Tiap sejarawan dapat mengisahkan sebuah peristiwa sejarah yang sama dengan kisah yang berbeda. Perbedaan ini tidak terletak pada sumber-sumber data sejarah yang digunakan. Namun, berbeda pada cara penafsiran dan penyimpulan dari sumber-sumber [[data]] sejarah tersebut.{{Sfn|Warsino dan Hartatik|2018|p=9}}
== Kategorisasi ==
Sejarawan dapat dikategorikan menjadi sejarawan informal dan sejarawan akademis.<ref>{{Cite book|last=Amin|first=M. Yakub|date=2015|url=http://repository.uinsu.ac.id/2489/1/ISI%20HISTORIOGRAFI%20YAKUB%20AMIN.pdf|title=Historiografi Sejarawan Informal: Review atas Karya Sejarah Joesoef Sou’yb|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-6970-03-9|pages=2|url-status=live}}</ref> Sejarawan akademis disebut juga sebagai sejarawan profesional. Mereka menempuh [[pendidikan formal]] di dalam lembaga pendidikan sejarah. Ilmu yang mereka pelajari berasal dari metodologi ilmiah dan teori-teori ilmiah di bidang sejarah. Sementara sejarawan informal disebut juga sejarawan amatir. Mereka tidak menempuh pendidikan formal di dalam lembaga pendidikan sejarah. Namun, mereka menempuh pendidikan formal lain seperti [[hukum]], eksakta atau [[agama]]. Sejarawan informal disebut sejarawan jika mereka meminati bidang ilmu sejarah. Sejarawan dari masyarakat umum juga disebut sebagai sejarawan informal.{{Sfn|Miftahuddin|2020|p=12}}
Sejarawan akademis dan sejarawan informal semakin jelas perbedaannya sejak tahun 1960. Pada masa ini, terdapat dua fitur utama yang mengembalikan kajian tentang [[sejarah lokal]]. Keduanya adalah pergeseran lingkup [[sejarah sosial]] dan perubahan drastis dalam gaya penulisan akademik. Sejarah sosial tidak lagi mencakup lingkungan yang luas hingga ke skala nasional. Namun beralih ke [[sejarah lokal]] dengan lingkup yang lebih sempit. Penyempitan lingkup ini untuk memberikan pembedaan yang jelas antara sejarah lokal dan sejarah nasional. Fitur gaya penulisan akademis sebaliknya berkembang dengan penggunaan berbagai metodologi dan bahasa dalam ilmu sosial. Sejarawan profesional mulai memanfaatkan [[antropologi]], [[linguistik]] dan [[ilmu politik]].{{Sfn|Miftahuddin|2020|p=6}}
Sejarawan akademis juga selalu dikaitkan dengan sejarah tinggi. Sebaliknya, sejarawan informal selalu dikaitkan dengan sejarah rendah. Sejarah tinggi adalah sejarah yang penjelasannya memerlukan kemampuan di bidang ilmu sejarah sampai pada tahap [[publikasi]]. Sementara sejarah rendah adalah sejarah yang penjelasannya bersifat sangat umum.{{Sfn|Miftahuddin|2020|p=12-13}}
Pembedaan antara sejarawan akademis dan sejarawan profesional dapat tidak berlaku pada sejarah lokal. Kondisinya pada saat wawasan sejarah untuk sejarawan akademis tidak dapat diperoleh selain dari wawasan sejarah dari sejarawan informal tentang sejarah lokal. Kerja sama terjadi di antara keduanya melalui peletakan dasar [[historiografi]] sejarawan informal untuk studi akademis suatu [[komunitas]] yang diteliti sejarahnya.{{Sfn|Miftahuddin|2020|p=13}}
== Aturan ==
=== Bersikap kritis ===
Setiap sejarawan mulai berpikir atau menjelaskan suatu peristiwa dengan menyertakan pra-konsepsi, asumsi, serta [[generalisasi]] pengalaman yang ia bawa bersamanya dan terbawa dalam karyanya. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang niscaya dimiliki oleh sejarawan. Karena pikiran sejarawan tidak ada yang kosong. Karena hal ini, aturan pertama bagi sejarawan adalah keharusan menjaga sikap kritis pada asumsi-asumsi dan pra-konsepsinya sendiri. Aturan ini mencegah dari pengabaian atas keberadaan dari bukti atau adanya hubungan kesejarahan.<ref>{{Cite book|last=Santosa|first=Nyong Eka Teguh Iman|date=2014|url=https://www.researchgate.net/profile/Nyong-Santosa/publication/342588513_Sejarah_Intelektual_Sebuah_Pengantar/links/5efc18bc92851c52d60c9eff/Sejarah-Intelektual-Sebuah-Pengantar.pdf|title=Sejarah Intelektual: Sebuah Pengantar|location=Sidoarjo|publisher=UruAnna Books|isbn=978-602-70561-1-4|pages=8|url-status=live}}</ref>
=== Keyakinan atas saksi ===
Para sejarawan sebelum masa modern menggunakan akal sehat mereka untuk menetapkan saksi sejarah yang dapat dipercayai. Aturannya adalah tidak semua saksi dapat dipercayai keterangannya. Namun pada masa ini tidak semua sejarawan bersikap kritis terhadap bahan historiografi dan penulisan sejarah. Kritik atas sejarah baru dimulai pada abad ke-17 M. Penyempurnaannya baru selesai pada apad ke-19 dengan perkembangan metode sejarah yang membuat sejarah ilmiah. Sejarah ilmiah ini disebut pula sebagai sejarah kritis atau sejarah empiris. Awal mulanya dari [[Leopold von Ranke]] di [[Jerman]] dengan pernyataan bahwa sejarah hanya ditulis sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi.{{Sfn|Warsino dan Hartatik|2018|p=8}}
== Prosedur kerja ==
=== Penemuan jejak-jejak sejarah ===
Penemuan jejak-jejak sejarah adalah usaha pertama yang dilakukan oleh sejarawan untuk [[menulis]] sejarah. ''Jejak-jejak sejarah'' merupakan istilah yang diperkenalkan oleh dua orang, yaitu Charles-Victor Langlois dan Charles Seignobos. Tujuan pencarian jejak-jejak sejarah adalah menghubungkan peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian dari sejarah.{{Sfn|Herlina|2020|p=7}}
Tanpa keberadaan jejak-jejak sejarah, sejarawan tidak dapat membahas mengenai peristiwa sejarah sama sekali. Bentuk dari jejak-jejak sejarah antara lain [[artefak]], tulisan dan informasi lisan. Setelah ada bukti, sejarawan baru dapat menuliskannya sebagai sejarah yang dapat dibaca. Jejak-jejak sejarah ini tidak dapat menyampaikan peristiwa sejarah melalui dirinya sendiri. Penafsiran dari sejarawan tetap diperlukan untuk memperoleh kebenaran faktual yang sifatnya jelas. Sekumpulan fakta ini kemudian menjadi sebuah kisah sejarah.{{Sfn|Warsino dan Hartatik|2018|p=5}}
=== Pengumpulan sumber sekunder ===
Sejarawan memulai penelitian sejarah menggunakan sumber-sumber sekunder. Alasannya adalah sumber-sumber sekunder lebih mudah didapatkan. Sumber-sumber sekunder menjadi bagian dari rencana [[penelitian]] dan ditetapkan sebagai dugaan sementara yang dapat dirumuskan.{{Sfn|Herlina|2020|p=27}}
== Peran ==
=== Pembuat sejarah ===
Sejarawan merupakan pembuat sejarah. Suatu peristiwa sejarah hanya akan menjadi sejarah jika ada sejarawan yang tertarik untuk meneliti dan menuliskannya. Sejarawan memberikan sumber [[data]] mengenai peristiwa sejarah sehingga dapat dibaca oleh pembaca. Penulisan sejarah oleh sejarawan melalui proses logis yang dapat dipahami oleh pembacanya.{{Sfn|Warsino dan Hartatik|2018|p=6}}
== Pendidikan dan profesi ==
Baris 19 ⟶ 70:
* [[Revisionisme sejarah (negasionisme)]]
==
=== Catatan kaki ===
{{Reflist}}
===
* {{Cite book|last=Herlina|first=Nina|date=2020|url=http://digilib.isi.ac.id/6127/2/Pages%20from%20Metode%20Sejarah%20Revisi%20Akhir%202020.pdf|title=Metode Sejarah|isbn=978-602-7859-14-2|ref={{sfnref|Herlina|2020}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Miftahuddin|date=2020|url=http://staffnew.uny.ac.id/upload/132305856/penelitian/Miftahuddin,%20Metodologi%20Penelitian%20Sejarah%20Lokal,%202020.pdf|title=Metodologi Penelitian Sejarah Lokal|location=Yogyakarta|publisher=UNY Press|isbn=978-602-498-139-6|ref={{sfnref|Miftahuddin|2020}}|url-status=live}}
* {{cite journal|ref=harv |first=Wendie Ellen |last=Schneider |date=June 2001 |title=Past Imperfect: Irving v. Penguin Books Ltd., No. 1996-I-1113, 2000 WL 362478 (Q. B. Apr. 11), appeal denied (Dec. 18, 2000) |journal=The Yale Law Journal |volume=110 |number=8 |pages=1531–1545 |url=http://www.yalelawjournal.org/pdf/110-8/schneider.pdf |doi=10.2307/797584 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131105162936/http://www.yalelawjournal.org/pdf/110-8/schneider.pdf |archive-date=5 November 2015|jstor=797584 }}
* {{cite journal|ref=harv |first=Gian Marco |last=Vidor|date=2015 |title=Emotions and writing the history of death. An interview with Michel Vovelle, Régis Bertrand and Anne Carol |journal= Mortality |volume=20|number=1 |pages= 36–47|url=http://www.tandfonline.com/eprint/gPh5dytgRYcRXsXaN7Qq/full |doi=10.1080/13576275.2014.984485}}
* {{Cite book|last=Warsino dan Hartatik, E. S.|date=2018|url=https://core.ac.uk/download/pdf/189859118.pdf|title=Metode Penelitian Sejarah: dari Riset hingga Penulisan|location=Bantul|publisher=Magnum Pustaka Utama|editor-last=Sudarmo|editor-first=Priyo|ref={{sfnref|Warsino dan Hartatik|2018}}|url-status=live}}
=== Bacaan lebih lanjut ===
* ''The American Historical Association's Guide to Historical Literature'' ed. by Mary Beth Norton and Pamela Gerardi (3rd ed. 2 vol, Oxford U.P. 1995) 2064 halaman; panduan beranotasi dari 27.000 buku sejarah berbahasa Inggris paling berpengaruh di semua bidang dan topik [http://hdl.handle.net/2027/heb.06298 volume 1 daring], [http://hdl.handle.net/2027/heb.06298 volume 2 daring]
* Allison, William Henry. ''A guide to historical literature'' (1931) bibligrafi komprehensif untuk kesarjanaan sampai 1930. [http://quod.lib.umich.edu/cgi/t/text/text-idx?c=acls;cc=acls;view=toc;idno=heb06297.0001.001 edisi daring]
Baris 52 ⟶ 109:
[[Kategori:Sejarawan| ]]
[[Kategori:Pekerjaan humaniora]]
|