Dyah Lembu Tal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nusantara1945 (bicara | kontrib)
k Penambahan referensi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(130 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Dyah Lembu Tal''' adalah nama orang tua [[Raden Wijaya]], pendiri sekaligus raja pertama [[Kerajaan Majapahit]].
 
'''Lembu Tal''' atau '''Sri Harsawijaya''' atau '''Mahisa Tal''' adalah Seorang [[Laki-laki|Putra]] dari [[Mahisa Campaka]] dan cucu dari [[Mahisa Wong Ateleng]] putra [[Ken Dedes]] dengan [[Ken Arok]], pendiri sekaligus raja pertama [[Kerajaan Singasari]]. Dyah Lembu Tal merupakan seorang laki laki yang berasal dari etnis Jawa, bukan Putri Keturunan Sunda. menurut Kitab [[Negarakertagama]]<ref>{{Cite book|last=Pramudito|first=Bambang|date=2006|url=https://books.google.co.id/books/about/Kitab_Negara_Kertagama.html?id=XXJwAAAAMAAJ&redir_esc=y|title=Kitab Negara Kertagama: sejarah tata pemerintahan dan peradilan Kraton Majapahit|publisher=Gelombang Pasang|isbn=978-979-98381-8-6|language=id}}</ref> Lembu tal adalah seorang Ksatria Yudha<ref>{{Cite journal|last=Erwhintiana|first=Ifi|last2=Mukhamad Syaiful Milal|date=2022-02-28|title=Apropriasi Spiritual dalam Konteks Tradisi: Pembacaan Hermeneutika Ricoeur dalam Kitab Negarakertagama|url=http://dx.doi.org/10.21009/arif.012.10|journal=Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal|volume=1|issue=2|pages=334–351|doi=10.21009/arif.012.10|issn=2807-8608}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Septianto|first=Tri|last2=Setyati|first2=Endang|last3=Santoso|first3=Joan|date=2018-07-31|title=Model CNN LeNet dalam Rekognisi Angka Tahun pada Prasasti Peninggalan Kerajaan Majapahit|url=http://dx.doi.org/10.14710/jtsiskom.6.3.2018.106-109|journal=Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer|volume=6|issue=3|pages=106–109|doi=10.14710/jtsiskom.6.3.2018.106-109|issn=2338-0403}}</ref>. Lembu Tal Adalah Ayah dari Raden Wijaya Sang Raja Majapahit Pertama
== Lembu Tal dalam Pustaka Rajyarajya ==
Menurut ''Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara'' yang merupakan bagian dari Naskah ''[[Naskah Wangsakerta|Wangsakerta]]'', Lembu Tal atau Dyah Singamurti adalah putri dari [[Mahisa Campaka]], putra [[Mahisa Wonga Teleng]], putra [[Ken Arok]], pendiri [[Kerajaan Singhasari]].
 
== Asal-Usul ==
Lembu Tal menikah dengan '''Rakeyan Jayadarma''', putra Prabu Guru [[Darmasiksa]] raja [[Kerajaan Sunda-Galuh]] yang memerintah tahun 1175-1297. Dari perkawinan itu lahir [[Raden Wijaya]].
 
Menurut [[Negarakertagama]] ,Kitab yang ditulis hingga selesai tahun 1365 M.Raden Wijaya memiliki ayah Dyah Lembu Tal yang dijuluki Sang Ksatria Yudha dan didharmakan dalam patung Buddha (lelaki) di candi Mireng.<ref>https://cmn101.com/candi-mireng-jejak-perwira-elite-di-masa-lalu/.</ref>
Rakeyan Jayadarma menjadi [[putra mahkota]] yang berkedudukan di Pakuan. Akan tetapi ia meninggal dunia karena diracun oleh musuh. Sepeninggal suaminya, Dyah Lembu Tal membawa [[Raden Wijaya]] pergi dari Pakuan. Keduanya kemudian menetap di [[Singhasari]], negeri kelahiran Lembu Tal.
 
Dalam Negarakertagama pupuh 46-47 juga dijelaskan Dyah Lembu Tal <ref>{{Cite web|date=2022-05-20|title=Hubungan Kerajaan Singasari dengan Kerajaan Majapahit|url=https://www.kompas.com/|website=KOMPAS.com|language=In-Id|access-date=2023-06-29}}</ref>adalah Bapa Baginda Nata atau bapak Raden Wijaya.
Dengan demikian, naskah di atas menunjukkan kalau [[Raden Wijaya]] memiliki hubungan darah dengan keluarga [[Kerajaan Sunda-Galuh]].
 
Dalam Kidung Harsawijaya, Narasingamurti memiliki putra bernama Sri Harsawijaya yang juga bergelar nama Lembu Tal.
Naskah ''[[Naskah Wangsakerta|Wangsakerta]]'' (Pustaka Rajyarajya) yang menjadi rujukan ini disusun pada tahun 1677 - 1682 atau 368 tahun setelah kematian [[Raden Wijaya]], sehingga dianggap kurang kuat (sahih) dibandingkan dengan naskah [[Kakawin Nagarakretagama|Nagarakretagama.]]
 
Menurut [[Prasasti Kudadu]] <ref>{{Cite web|date=2023-01-10|title=Prasasti Kudadu, Bukti Keberhasilan Raden Wijaya Melawan Mongol|url=https://www.kompas.com/|website=KOMPAS.com|language=In-Id|access-date=2023-06-29}}</ref>tahun 1294 , Lembu Tal adalah Anak Laki Laki /Suta Atmaja dari Narasingamurthi yang tertulis dalam kalimat :
== Lembu Tal dalam Nagarakretagama ==
Lain halnya dengan ''[[Nagarakretagama]]''. Menurut naskah ini, Dyah Lembu Tal bukan seorang perempuan, melainkan seorang laki-laki. Disebutkan bahwa, Ayah [[Raden Wijaya]] bernama Lembu Tal, putra [[Narasinghamurti]]. Hal ini juga diperkuat dalam [[Prasasti Kudadu]] dalam kalimat ''narasinghamūrttisutātmaja.'' Lembu Tal dikisahkan sebagai seorang perwira yuda yang gagah berani. Naskah [[Kakawin Nagarakretagama|Nagarakretagama]] ini juga merupakan sumber primer yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai [[:en:Memory_of_the_World_Register_–_Asia_and_the_Pacific|Memory of the World Register for Asia/Pasific.]]
 
"narasinghamurtti suta atmaja"
Di antara naskah-naskah di atas, kiranya ''[[Nagarakretagama]]'' yang paling dapat dipercaya, karena naskah ini ditulis tahun 1365, hanya berselang 56 tahun setelah kematian [[Raden Wijaya]].
 
artinya :
Dari penafsiran kata, Dyah Lembu Tal menunjukkan Laki-laki, dimana Kata ''Dyah'' menunjukkan kebangsawanan laki -laki atau sepadang dengan Raden seperti [[Dyah Raṇawijaya|Dyah Ranawijaya]] & [[Hayam Wuruk|Dyah Hayam Wuruk]]. Begitupula dengan kata ''Lembu'' yang lazim digunakan oleh laki-laki seperti Lembu Sora, Lembu Peteng & Lembu Ijo.
 
" Suta Atmaja (Putra/Anak Laki Laki) nya Narashinghamurtti"
Berita dalam ''[[Nagarakretagama]]'' diperkuat oleh prasasti Balawi yang diterbitkan langsung oleh [[Raden Wijaya]] sendiri tahun 1305. Dalam prasasti itu [[Raden Wijaya]] mengaku sebagai anggota asli [[Wangsa Rajasa]], yaitu dinasti yang menurut ''[[Pararaton]]'' didirikan oleh [[Ken Arok]], penguasa pertama [[Kerajaan Singhasari]].
 
Prasasti Kudadu (1294 M) dan Negarakertagama (1365 M) dan Pararaton merupakan sumber sejarah yang Valid dikarenakan ditulis pada tahun yang kuno bila dibandingkan dengan Naskah wangsakerta yang ditulis pada thn 1760 -1800.
{{sejarah-stub}}
 
sumber sejarah valid tertulis yang lebih dulu ada, dibandingkan dengan Naskah Wangsakerta (1900 M) .
 
#
 
==Bacaan terkait==
* Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka.
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
 
==Referensi==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:TokohKerajaan dari MalangSunda]]
[[Kategori:Kerajaan Galuh]]
[[Kategori:Kerajaan Sunda Galuh]]
[[Kategori:Tokoh Malang]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Singosari]]
 
 
{{sejarahSejarah-stub}}