Pembingkaian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Riski Yolanda (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k clean up
 
(16 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
Dalam [[ilmu sosial]], ''framing'pembingkaian''' (atau "pembingkaian"dikenal dalam [[bahasa Inggris]]: '''''framing''''') terdiri atas serangkaian sudut pandang konsep dan teoretis tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi masyarakat melihat dan menyampaikan [[kenyataan]].
{{Sedang ditulis}}
{{Translating}}
Dalam [[ilmu sosial]], ''framing'' atau "pembingkaian" terdiri atas serangkaian sudut pandang konsep dan teoretis tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi masyarakat melihat dan menyampaikan [[kenyataan]].
 
''Framing''Pembingkaian dapat terwujud dalam [[komunikasi]] atau [[pikiran]] antarpribadi. ''Frame-frame dalam pikiran'' terdiri atas penggambaran, interpretasi, dan penyederhanaan kenyataan. ''Frame-frame dalam komunikasi'' terdiri atas penyampaian ''frame'' di antara para pelaku yang berbeda.<ref name="Druckman2001">{{cite journal|last1=Druckman|first1=J.N.|year=2001|title=The Implications of Framing Effects for Citizen Competence|journal=Political Behavior|volume=23|issue=3|pages=225–56|doi=10.1023/A:1015006907312|s2cid=10584001}}</ref> ''Framing'' adalah komponen kunci [[sosiologi]], kajian tentang interaksi sosial di antara para manusia. ''Framing'' adalah bagian utuh dari pemrosesan dan penyampaian data dalam keseharian. Teknik-teknik sukses ''framing'' dapat digunakan untuk mengurangi ambiguitas topik-topik yang tidak dapat dipahami dengan menghubungkan informasi sedemikian rupa sehingga para penerimanya dapat terhubung dengan apa yang sudah mereka ketahui.
 
Dalam [[teori sosial]], ''framing'' adalah [[skema]] [[interpretasi]], sekumpulan [[anekdot]] dan [[stereotipe]] yang diandalkan oleh para individu untuk memahami dan merespons sebuah peristiwa.<ref name="Goffman1974">
Baris 41 ⟶ 39:
 
===''Frame setting''===
Saat masyarakat dihadapkan pada bingkai berita baru, mereka akan menerima konstruksi yang dibuat berlaku untuk sebuah masalah, tetapi secara signifikan mereka lebih mungkin untuk melakukannya saat mereka memiliki skema yang ada untuk konstruksi tersebut. Inilah yang disebut efek penerapan. Artinya, ketika ''frame-frame'' baru mengundang orang untuk menerapkan skema yang ada pada masalah, implikasi dari penerapan itu sebagian bergantung pada apa yang ada di dalam skema tersebut. Oleh karena itu, secara umum, lebih banyak pendengar mengetahui tentang permasalahan, lebih efektif ''frame-frame'' tersebut.
 
Terdapat sejumlah level dan tipe pengaruh ''framing'' yang telah diteliti. Contohnya, para ilmuwan berfokus pada perubahan sikap dan tindakan, derajat kepentingan masalah yang dirasakan, keputusan pemungutan suara, dan pembentukan opini. Para ilmuwan lain tertarik pada proses-proses psikologis daripada penerapan. Misalnya, Iyengar<ref>Iyengar, S. (1991). Is anyone responsible? How television frames political issues. Chicago: University of Chicago Press.</ref> mengungkapkan bahwa berita tentang permasalahan sosial dapat memengaruhi tanggung jawab atribusi kausal dan pengobatan, pengaruh yang diamati dalam penilaian-penilaian dan respons kognitif pemimpin politik, atau ilmuwan lain melihat kepada efek ''framing'' terhadap gaya pemrosesan penilaian dan kompleksitas pikiran anggota pendengar mengenai permasalahan. Kajian-kajian ''frame setting'' juga membahas bagaimana ''frame-frame'' dapat memengaruhi bagaimana seseorang berpikir tentang masalah (kognitif) atau merasakan masalah (afektif).<ref>{{cite book |last1=Bryant, J., Thompson, S., & Finklea, B. W. |title=Fundamentals of media effects. |date=May 3, 2012 |url=https://www.google.com/books/edition/Fundamentals_of_Media_Effects/XcUQAAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=%22thinks%20about%20an%20issue%22 |publisher=Waveland Press, Inc.|isbn=9781478608196 }}</ref>
Baris 51 ⟶ 49:
===Landasan dalam penelitian komunikasi===
 
Anthropologis [[Gregory Bateson]] pertama kali mendefinisikan ''framing'' sebagai "ikatan spasial dan temporal dari serangkaian pesan-pesan interaktif" (dalam ''A Theory of Play and Fantasy'', 1954, diproduksi kembali dalam buku ''[[Steps to an Ecology of Mind]]'' pada tahun 1972).<ref name=Bateson1972>{{cite book|last=Bateson|first=G.|title=Steps to an Ecology of Mind|url=https://archive.org/details/stepstoecologyof0000bate|year=1972|publisher=Ballantine Books|location=New York}}</ref>
 
====Sumber sosiologis penelitian ''media framing'' ====
Baris 57 ⟶ 55:
Penelitian ''media framing'' mempunyai akar psikologis dan sosiologis. ''Framing'' sosiologis berfokus pada "kata-kata, gambar-gambar, frasa-frasa, dan gaya presentasi" yang digunakan para komunikator saat menyampaikan informasi kepada penerima.<ref name="Druckman2001" /> Penelitian ''frame-frame'' dalam penelitian media yang digerakkan secara sosiologis umumnya meneliti pengaruh "norma-norma dan nilai-nilai sosial, kendala-kendala dan tekanan-tekanan organisatoris, tekanan kelompok-kelompok kepentingan, rutinitas jurnalistik, dan orientasi-orientasi ideologis atau politis jurnalis" dalam ''frame-frame'' yang berada dalam konten media.<ref name=Scheufele2000>{{cite journal|last=Scheufele|first=D.A.|title=Agenda-setting, priming, and framing revisited: Another look at cognitive effects of political communication|journal=Mass Communication & Society|year=2000|volume=3|issue=2&3|pages=297–316|doi=10.1207/S15327825MCS0323_07|s2cid=59128739}}</ref>
 
[[Todd Gitlin]], dalam analisisnya tentang cara media berita meremehkan gerakan [[New Left]] siswa pada tahun 1960-an termasuk yang pertama meneliti ''frame-frame'' dari sudut pandang sosiologis. Gitlin menulis, ''frame-frame'' adalah "pola-pola tetap kognisi, tafsiran-tafsiran, dan presentasi pilihan [dan] menekankan ... [bahwa] sebagian besar tidak diucapkan dan diakui ... [dan] mengatur dunia bagi para jurnalis [serta] kami yang membaca pemberitaan mereka".<ref name=Gitlin1980>{{cite book|last=Gitlin|first=T.|title=The Whole World is Watching: Mass Media in the Making and Unmaking of the New Left|url=https://archive.org/details/wholeworldiswatc00gitl|year=1980|publisher=University of California Press|location=Berkeley, CA}}</ref>
 
====Sumber psikologis penelitian ''media framing''====
Baris 72 ⟶ 70:
Gambar-gambar lebih disukai daripada teks karena membutuhkan lebih sedikit muatan kognitif dan lebih sedikit membosankan daripada kata-kata.<ref name="Rodriguez" /> Dari sudut pandang psikologis, gambar-gambar mengaktifkan sel-sel saraf pada mata untuk mengirim informasi ke otak. Gambar-gambar juga memiliki nilai atraksi tinggi dan dapat membangkitkan daya tarik emosional yang lebih kuat. Dalam konteks ''framing'', gambar-gambar dapat mengaburkan fakta-fakta dan permasalahan dalam usaha untuk membingkai informasi. Visual-visual terdiri dari alat-alat retoris seperti metafora, penggambaran, dan simbol-simbol untuk menggambarkan adegan atau konteks peristiwa secara grafis dalam upaya untuk membantu kita memahami lebih baik dunia di sekitar kita. Gambar-gambar dapat memiliki keterkaitan satu per satu antara apa yang ditangkap kamera dan representasinya di dunia nyata.
 
Bersamaan dengan meningkatkan pemahaman, visual juga dapat meningkatkan tingkat penyimpanan dan membuat informasi lebih mudah untuk diingat. Karena sifat gambar yang seimbang, aturan-aturan tata bahasa tidak berlaku.
 
Menurut para peneliti,<ref name="Rodriguez" /> ''framing'' tercermin dalam empat model tingkatan yang mengidentifikasi dan menganalisis ''frame-frame'' visual sebagai berikut: visual-visual sebagai sistem denotatif, visual-visual sebagai sistem semiotika-stilistika, visual-visual sebagai sistem konotatif, dan visual sebagai perwakilan ideologis.
 
Para peneliti berhati-hati agar tidak hanya mengandalkan gambar-gambar untuk memahami informasi. Karena gambar-gambar lebih banyak memegang kekuatan dan lebih terkait pada kenyataan, kita dapat mengabaikan potensi manipulasi dan pembabakan dan salah menganggap ini sebagai bukti.
 
Gambar-gambar dapat menjadi perwakilan ideologi dengan memastikan prinsip-prinsip dasar yang membentuk atribut-atribut dasar kita dengan mengombinasikan simbol dan fitur gaya gambar ke dalam proses penafsiran koheren.
Baris 82 ⟶ 80:
Suatu penelitian menunjukkan ''visual framing'' menonjol dalam liputan berita, terutama dalam kaitannya terhadap politik.<ref>{{Cite journal|last1=Powell|first1=Thomas|last2=Boomgaarden|first2=Hajo|last3=Swert|first3=Knut|last4=Vreese|first4=Claes|date=November 2015|title=A Clearer Picture: The Contribution of Visuals and Text to Framing Effects|url=https://www.researchgate.net/publication/284132158|journal=Journal of Communication|volume=65|issue=6|pages=997–1017|doi=10.1111/jcom.12184|via=ResearchGate}}</ref> Gambar-gambar yang bermuatan emosi dipandang sebagai alat menonjol untuk membingkai pesan-pesan politik. ''Visual framing'' bisa menjadi efektif dengan menaruh penekanan dalam aspek spesifik sebuah masalah, taktik yang biasa digunakan dalam penggambaran berita konflik dan perang dikenal sebagai ''empathy framing''. ''Visual framing'' yang memiliki daya tarik emosional bisa dibilang lebih menonjol.
 
Tipe ''framing'' ini dapat diterapkan ke konteks lain, termasuk atletik-atletik dalam kaitannya dengan disabilitas atletik.<ref>{{Cite journal|last1=Sikorski|first1=Christian|last2=Schierl|first2=Thomas|last3=Möller|first3=Carsten|date=March 2012|title=Visual News Framing and Effects on Recipients' Attitudes Toward Athletes With Physical Disabilities|url=https://www.researchgate.net/publication/269874729|journal=International Journal of Sport Communication|via=ResearchGate}}</ref> ''Visual framing'' dalam konteks ini dapat menafsirkan kembali sudut pandang tentang ketidakmampuan atletik dan fisik, suatu stereotipe media yang sudah ada sebelumnya.
 
===Mengklarifikasi dan membedakan "paradigma retak"===
 
Kemungkinan karena penggunaannya dalam lintas ilmu-ilmu sosial, ''frame'' telah ditetapkan dan digunakan dalam banyak cara yang terpisah. Entman menyebut ''framing'' "konseptualisasi yang menyebar" dan "paradigma retak" yang "sering ditetapkan secara begitu saja dengan banyak diserahkan kepada pemahaman diam-diam yang diasumsikan pembaca".<ref name="Entman1993" /> Dalam upaya menyediakan lebih banyak kejelasan konseptual, Entman menunjukkan bahwa ''frame-frame'' "memilih beberapa aspek kenyataan yang dirasakan dan membuatnya lebih menonjol dalam teks berkomunikasi sedemikian rupa sehingga mendorong definisi masalah tertentu, penafsiran kausal, evaluasi moral, dan/atau rekomendasi perawatan untuk barang yang digambarkan".<ref name="Entman1993" /> Konseptualisasi ''framing'' Entman<ref name="Entman1993" /> yang menyebutkan ''frame-frame'' bekerja dengan mengangkat potongan-potongan tertentu dalam arti penting, berada sejalur dengan penelitian awal tentang dasar-dasar psikologis ''framing effect'' (lihat juga Iyengar<ref name="Iyengar1991" /> yang memperdebatkan jika aksesbilitas adalah penjelasan utama psikologis untuk keberadaan pengaruh-pengaruh ''framing''). Wyer dan Srull<ref name="WyerSrull1984" /> menjelaskan susunan aksesibilitas sebagai berikut.
# Orang-orang menyimpan potongan-potongan informasi yang berkaitan dalam "tempat penyimpanan referensi" dalam memori jangka panjang mereka.<ref name=WyerSrull1984>{{cite book|last1=Wyer Jr.|first1=R.S.|title=Social Cognition: The Ontario Symposium|year=1984|publisher=Lawrence Erlbaum|location=Hillsdale, NJ|last2=Srull |first2=T.K. |editor=E.T. Higgins |editor2=N.A. Kuiper |editor3=M.P Zanna |chapter=Category Accessibility: Some theoretic and empirical issues concerning the processing of social stimulus information}}</ref>
# Orang-orang mengatur "tempat penyimpanan referensi" sehingga lebih banyak potongan-potongan informasi yang sering dan baru-baru ini digunakan disimpan di bagian atas tempat penyimpanan tersebut. Jadi, potongan-potongan informasi tersebut lebih mudah diakses.<ref name=WyerSrull1984 />
Baris 99 ⟶ 97:
===''Equivalency'' lawan ''emphasis'': dua tipe ''frame'' dalam penelitian media===
 
Chong dan Druckman mengacu penelitian ''framing'' memiliki fokus utama pada dua tipe frame: ''equivalency frames'' dan ''emphasis frames''.<ref name=ChongDruckman2007>{{Cite journal | doi=10.1146/annurev.polisci.10.072805.103054 |title = Framing Theory|journal = Annual Review of Political Science|volume = 10|pages = 103–126|year = 2007|last1 = Chong|first1 = Dennis|last2 = Druckman|first2 = James N.|doi-access=free}}</ref> ''Equivalency frames'' mengesankan "frasa-frasa berbeda, tetapi ekuivalen secara logis", yang menyebabkan para individu mengubah pilihan mereka.<ref name="Druckman2001" /> ''Equivalency frames'' sering diucapkan dalam istilah-istilah "keuntungan" versus "kekalahan". Contohnya, Kahneman dan Tversky meminta para pemirsa memilih di antara dua tanggapan kebijakan "''gain-framed''" terhadap hipotesis wabah penyakit yang diperkirakan membunuh 600 orang.<ref name=KahnemanTversky1984>{{cite journal |last=Kahneman |first=D.|author2=Tversky, A.|s2cid=9460007|title=Choices, values, and frames|journal=American Psychologist |year=1984|volume=39|issue=4|pages=341–50 |doi=10.1037/0003-066X.39.4.341}}</ref> Respons A akan menyelamatkan 200 orang, Respons B memiliki sepertiga kemungkinan menyelamatkan semua orang, tetapi dua pertiga kemungkinan tidak menyelamatkan siapa-siapa. Para partisipan A sangat memilih Respons A yang dirasa lebih sedikit opsi berisikonya. Kahneman dan Tversky meminta para partisipan lain untuk memilih di antara dua respons kebijakan "''loss-framed''" ekuivalen terhadap wabah penyakit yang sama. Pada kondisi ini, Respons A akan membunuh 400 orang, Respons B memiliki sepertiga kemungkinan tidak membunuh siapa pun, tetapi dua pertiga kemungkinan membunuh semua orang. Walaupun pilihan-pilihan ini identik secara matematis dengan opsi yang diberikan dalam kondisi "gain-framed", para partisipan sangat memilih Respons B, opsi yang berisiko. Kemudian, Kahneman dan Tversky membuktikan bahwa saat diutarakan dalam istilah-istilah potential gains, masyarakat cenderung memilih opsi yang mereka rasa lebih sedikit risikonya (yaitu ''sure gain''). Kebalikannya, saat dihadapkan dengan kerugian potensial, masyarakat cenderung memilih opsi yang berisiko.<ref name=KahnemanTversky1984 />
 
Tak seperti ''equivalency frames'', ''emphasis frames'' mengesankan "pertimbangan yang berbeda secara kualitatif, tetapi relevan secara potensial" yang digunakan para individu untuk membuat penilaian.<ref name=ChongDruckman2007 /> Perlu dicatat jika ''framing'' berbeda dengan ''agenda-setting''. ''Emphasis framing'' mewakili perubahan dalam struktur komunikasi untuk membangkitkan skema kognitif tertentu. ''Agenda setting'' bergantung pada frekuensi atau keunggulan pesan-pesan permasalahan untuk memberi tahu masyarakat apa yang harus dipikirkan. ''Emphasis framing'' mengacu pada pengaruh struktur pesan dan ''agenda setting'' mengacu pada pengaruh kepentingan konten.<ref name=Cacciatore2016>{{cite journal |last=Cacciatore |first=Michael A.|author2= Dietram A. Scheufele|author3=Shanto Iyengar |title= The End of Framing as We Know It … and the Future of Media Effects. |journal= Mass Communication and Society |year=2016|volume=19|issue=1|pages=7–23 |doi=10.1080/15205436.2015.1068811|s2cid=31767132}}</ref> Contohnya, Nelson, Clawson, dan Oxley menampakkan pada para partisipan berita yang menampilkan rencana [[Ku Klux Klan]] untuk menjalankan rapat.<ref name="NelsonClawsonOxley1997" /> Para partisipan dalam suatu keadaan membaca berita yang membingkai isu tersebut dalam istilah masalah keamanan publik, sedangkan para partisipan dalam keadaan lain membaca berita yang membingkai isu tersebut dalam istilah pertimbangan kebebasan berbicara. Para peserta yang tertuju pada kondisi keamanan publik memandang penerapn keamanan publik untuk menentukan apakah Klan harus diperbolehkan untuk mengadakan rapat dan seperti yang diperkirakan, menunjukkan toleransi lebih rendah terhadap hak-hak Klan untuk mengadakan rapat.<ref name="NelsonClawsonOxley1997" /> Namun, para partisipan yang tertuju pada kondisi kebebasan berbicara memandang penerapan kebebasan berbicara untuk memutuskan apakah Klan perlu diizinkan untuk mengadakan rapat, seperti yang diperkirakan, menunjukkan toleransi lebih besar terhadap hak-hak Klan untuk mengadakan rapat.<ref name="NelsonClawsonOxley1997" />
Baris 172 ⟶ 170:
Kebanyakan juru ulas menyematkan konsep ''framing'' terhadap kerja [[Erving Goffman]] mengenai [[frame analysis|analisis ''frame'']] dan mengarahkan pada buku tahun 1974, ''Frame analysis: An essay on the organization of experience''. Goffman menggunakan ide ''frame'' untuk melabeli "skemata interpretasi" yang membolehkan para individu atau kelompok "untuk meletakkan,melihat, mengidentifikasi, dan melabeli" peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian, sehingga memberikan makna, mengatur pengalaman, dan membimbing tindakan.<ref>
Erving Goffman (1974). ''Frame Analysis: An essay on the organization of experience''. Cambridge: Harvard University Press, 1974, p. 21.
</ref> Konsep ''framing'' Goffman berkembang dari karyanya pada tahun 1959, ''[[The Presentation of Self in Everyday Life]]'', sebuah ulasan dari [[manajemen]] [[Impression management|impresi]]. Karya-karya ini bisa dibilang bergantung pada konsep imej karya [[Kenneth Boulding]].<ref>
Kenneth Boulding: ''The Image: Knowledge in Life and Society'', University of Michigan Press, 1956)
</ref>
 
===Gerakan-gerakan sosial===
Para sosiologis telah memanfaatkan ''framing'' untuk menjelaskan proses [[social movement|pergerakan sosial]].<ref name="SnowBenford1988" /> Pergerakan bertindak sebagai pembawa kepercayaan dan ideologi (bandingkan [[meme]]), terlebih lagi, mereka berjalan sebagai bagian proses membangun makna untuk para partisipan dan penentang (Snow & Benford, 1988). Para sosiologis menganggap mobilisasi pergerakan massa "sukses" saat ''frame-frame'' yang diproyeksikan sejajar dengan ''frame'' partisipan untuk menghasilkan resonansi antara kedua pihak. Para peneliti ''framing'' membicarakan proses ini sebagai ''frame re-alignment''.
 
===''Frame-alignment''===
Snow dan Benford (1988) menganggap deretan frame (''frame-alignment'') sebagai elemen penting dalam pergerakan atau perpindahan sosial. Mereka memperdebatkan bahwa saat ''frame-frame'' individu terhubung dalam keselarasan dan saling melengkapi, "''frame alignment''" terjadi,<ref name="Snowetal1986">{{cite journal | last1 = Snow | first1 = D. A. | last2 = Rochford | first2 = E. B. | last3 = Worden | first3 = S. K. | last4 = Benford | first4 = R. D. | s2cid = 144072873 | year = 1986 | title = Frame alignment processes, micromobilization, and movement participation | journal = American Sociological Review | volume = 51 | issue = 4| pages = 464–481 | doi=10.2307/2095581| jstor = 2095581 }}</ref> memproduksi "''frame resonance''", katalis dalam proses grup yang melakukan transisi dari sebuah ''frame'' ke ''frame'' lain (meskipun tidak semua upaya-upaya ''framing'' membuktikan kesuksesan). Persyaratan yang mempengaruhi atau memaksa upaya-upaya ''framing'' termasuk berikut ini.
 
* "Kekokohan, kelengkapan, dan ketelitian upaya ''framing''". Snow dan Benford (1988) mengidentifikasi tiga inti tugas ''framing'', dan menyatakan bahwa sejauh mana menghadapi tugas-tugas ini akan menentukan mobilisasi partisipan. Mereka menggambarkan tiga tugas tersebut sebagai berikut.
Baris 262 ⟶ 260:
Pendekatan lain yang dibuktikan manjur adalah proyeksi masyarakat utopis dalam isu-isu mendesak yang telah diselesaikan, menawarkan narasi kreatif yang menuntun para individu dari masalah-masalah saat ini ke solusi masa depan dan mengizinkan mereka untuk memilih jadi jembatan antara keduanya. Pendekatan positif antargenerasi ini membangkitkan rasa semangat tentang tindakan iklim pada para individu dan menawarkan solusi kreatif yang dapat mereka pilih untuk ambil bagian di dalamnya.<ref name=":2" /> Sebagai contoh, pengumuman layanan masyarakat yang berkaitan dengan perubahan iklim dapat dibingkai sebagai berikut.
 
“It’s“Ini 2050, kendaraan elektrik Anda diparkir dan siap untuk pergi di sebelah rumah nol emisi Anda, tetapi Anda memilih untuk mengambil sistem transit yang sangat cepat, efisien, hijau, dan bersih yang dapat diakses dari kebanyakan tempat di Amerika Serikat dan disubsidi untuk warga negara berpenghasilan rendah. Mungkin Anda tinggal di Pegunungan Appalachia di Virginia Barat, di mana industri batu bara digantikan oleh pusat-pusat besar untuk inovasi dan pekerjaan energi hijau. Anda dapat berpindah dengan mudan ke DC atau New York. Makanan Anda tumbuh secara lokal dan disalurkan lewat Koperasi Pertanian Perkotaan yang mendidik anak-anak mengenai cara menumbuhkan makanan, pentingnya pelokalan, dan cara menjadi lebih berkelanjutan.”
 
=== Ideologi politik ===
Para peneliti komunikasi politik mengangkat taktik ''framing'' sejak beredarnya retorika politik. Akan tetapi, kemajuan dalam teknologi telah menggeserkan saluran komunikasi yang mereka gunakan. Dari komunikasi oral, material tertulis, radio, televisi, dan yang paling terkini, media sosial telah memainkan peran menonjol dalam bagaimana politik dibingkai. Media sosial, secara khusus, mengizinkan para politik untuk mengomunikasikan ideologi mereka dengan pesan singkat dan tepat. Menggunakan kata-kata yang memicu emosional, berfokus terhadap menimbulkan rasa takut atau amarah, untuk mengubah cara pandang masyarakat tentang kebijakan yang difasilitasi dengan rentang perhatian pendek yang dibuat oleh media sosial (<ref>{{Citation|last=Lecheler|first=Sophie|title=Framing Effects in Political Communication|date=2019-02-27|url=https://oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780199756223/obo-9780199756223-0269.xml|work=Political Science|publisher=Oxford University Press|language=en|doi=10.1093/obo/9780199756223-0269|isbn=978-0-19-975622-3|access-date=2021-10-15}}</ref>).
 
Dalam dekade-dekade terakhir, perubahan iklim telah begitu dipolitisasi dan sering menginisiatif untuk mengatasi atau mengonseptualisasi perubahan iklim cocok untuk satu kemungkinan, sementara sangat diperdebatkan oleh yang lain. Oleh karena itu, penting membingkai aktivitsme iklim dengan cara yang nyata untuk penonton, menemukan makna komunikasi sembari meminimalkan provokasi. Dalam konteks Amerika Serikat, kecenderungan kiri “[[Liberalism in the United States|liberal]]” berbagi nilai-nilai inti kepedulian, keterbukaan, kesederajatan, kebaikan kolektif, pemagaran toleransi untuk ketidakpastian atau ambiguitas, dan penerimaan perubahan', sedangkan kecenderungan kanan “[[Conservatism|konservatif]]” berbagi nilai-nilai inti keamanan, kemurnian, kestabilan, tradisi, hierarki sosial, perintah, dan individualisme.<ref name=":2" />
Baris 273 ⟶ 271:
Ide ''political framing'' berasal dari keengganan kehilangan. Para politikus ingin membuat ide mereka kurang berisiko bagi para pemilih potensial karena “Masyarakat lebih memperhatikan kerugian daripada keuntungan, sama seperti mereka cenderung terlibat dalam perilaku tertentu dalam menghadapi kerugian. Secara rinci, masyarakat mengambil risiko saat mereka percaya itu membantu mereka mencegah kerugian, tetapi saat mereka menghadapi lagi, mereka memilih strategi yang menghindari risiko yang mempertahankan status quo”.<ref>{{Cite journal|last1=Osmundsen|first1=Mathias|last2=Petersen|first2=Michael Bang|date=February 2020|title=Framing Political Risks: Individual Differences and Loss Aversion in Personal and Political Situations|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/pops.12587|journal=Political Psychology|language=en|volume=41|issue=1|pages=53–70|doi=10.1111/pops.12587|s2cid=151287033|issn=0162-895X}}</ref> Mereka akan mengomunikasikannya dengan cara yang dapat meyakinkan bahwa masyarakat tidak rugi dengan menyetujui ideologi para politikus tersebut.
 
''Political framing'' juga mempengaruhi kebijakan-kebijakan lain selain perubahan iklim. Kesejahteraan, misalnya, telah dikenakan kepada ''political framing'' untuk menggeser opini publik terhadap penerapan kebijakan. Aliran terjal ''frame-frame'' yang berbeda kondusif mengubah opini publik selama bertahun-tahun.<ref>{{Cite book|last=Brooks|first=Clem|title=Contested Welfare States|chapter-url=https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/9780804783170-010/html|chapter=Chapter Seven. Framing Theory, Welfare Attitudes, and the United States Case|date=2012-08-29|pages=193–221|publisher=Stanford University Press|isbn=978-0-8047-8317-0|language=en|doi=10.1515/9780804783170-010|s2cid=234415619}}</ref> Hal tersebut mempengaruhi cara masyarakat memandang “kelayakan” saat bertemu dengan kebijakan. Salah satu ujungnya dapat dilihat sebagai kredit politik, menyatakan bahwa para warga negara yang membutuhkan memiliki hak untuk mengklaim kesejahteraan sebagai kebutuhan. Hal tersebut dibingkai sebagai tugas dari pemerintah ke warga negara. Dalam ''frame'' ini, tak ada yang rugi karena pemerintah melakukan tugasnya untuk memaksimalkan kualitas kehidupan untuk seluruh masyarakat. Sisi lain memandang persingkatan kebijakan sebagai keperluan dengan menggunakan taktik ''framing'' untuk menggeser tanggung jawab dan mencelakan dari pemerintah ke warga negara.<ref>{{Cite journal|last1=Esmark|first1=Anders|last2=Schoop|first2=Sarah R|date=December 2017|title=Deserving social benefits? Political framing and media framing of 'deservingness' in two welfare reforms in Denmark|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0958928716688262|journal=Journal of European Social Policy|language=en|volume=27|issue=5|pages=417–432|doi=10.1177/0958928716688262|s2cid=157481107|issn=0958-9287}}</ref> Pemikiran untuk meyakinkan masyarakat bahwa kesejahteraan herus didorong untuk keuntungan mereka. Retorika kontemporer, diperjuangkan oleh mantan Presiden A.S.AS Ronald Reagan, telah membuat ide ''frame'' “kerja keras” mereka untuk mengatakan kesejahteraan tidak diperlukan jika masyarakat “bekerja lebih keras.” Dengan ''frame'' yang berlawanan ini, warga yang lebih kaya sekarang rugi karena mereka mengeluarkan uang untuk membantu dana keuntungan kesejahteraan pada mereka yang "kurang bekerja" dibandingkan mereka. ''Frame'' berbeda ini membuat kesejahteraan seperti permainan satu-kosong.
=== Norma-norma gender ===
''Framing'' perubahan iklim bervariasi tergantung pada pemirsa yang dituju dan respons yang dirasakan mereka terhadap berbagai pendekatan mengenai aktivisme. Di Sweden, peneliti menilai keberlanjutan dalam sektor transportasi yang didominasi pria menyebutkan bahwa norma-norma yang diberikan oleh feminitas lebih mungkin untuk memajukan upaya keberlanjutan, sekaligus merendahkan keseluruhan [[Carbon dioxide in Earth's atmosphere|emisi CO2]] dari sektor tersebut.<ref name=":4">{{Cite journal|last1=Kronsell|first1=Annica|last2=Smidfelt Rosqvist|first2=Lena|last3=Winslott Hiselius|first3=Lena|date=2016-09-13|title=Achieving climate objectives in transport policy by including women and challenging gender norms: The Swedish case|journal=International Journal of Sustainable Transportation|language=en|volume=10|issue=8|pages=703–711|doi=10.1080/15568318.2015.1129653|s2cid=155307760|issn=1556-8318}}</ref> Hal ini terbukti selama penelitian yang selanjutnya menunjukkan bahwa “sikap, perilaku, dan pola mobilitas perempuan menunjukkan norma-norma yang lebih kondusif untuk lebih banyak kebijakan [[sustainable transport|transportasi berkelanjutan]] yang tidak mengandung karbon”.<ref name=":4" /> Ini mengesankan bahwa maskulinitas sering digambarkan sebagai norma dalam banyak sektor dan memperkuat hubungan antara perempuan dan etika keberlanjutan yang secara krisis hilang dari banyak sektor dan industri yang didominasi pria.
Baris 356 ⟶ 354:
 
Dari perspektif politik, ''framing'' telah memperluas konsekuensi. Misalnya, konsep ''framing'' yang berhubungan dengan [[agenda setting theory|agenda-setting]]: dengan konsisten menggunakan kerangka tertentu, partai ''framing'' secara efektif dapat mengendalikan diskusi dan persepsi masalah. [[Sheldon Rampton]] dan [[John Stauber]] dalam ''[[Trust Us, We're Experts]]'' menggambarkan bagaimana firma-firma [[Public Relations|hubungan masyarakat]] (Humas) sering menggunakan bahasa untuk membantu membingkai suatu masalah, menyusun pertanyaan-pertanyaan yang kemudian muncul. Sebagai contohnya, salah satu firma menyarankan para klien untuk menggunakan "bahasa penghubung" yang menggunakan strategi menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan istilah-istilah atau ide-ide spesifik untuk menggeser wacana dari topik yang tidak nyaman ke topik yang lebih nyaman.<ref>
Rampton, Sheldon and Stauber, John. ''Trust Us, We're Experts!'' Putnam Publishing, New York, NY, 2002. p. 64.</ref> Para penggiat strategi ini mungkin mencoba untuk menarik perhatian dari suatu ''frame'' untuk fokus ke ''frame'' lainnya. Seperti yang dicatat Lakoff, "Hari pada saat [[George W. Bush]] menjabat, kata "pengurangan pajak" mulai keluar dari Gedung Putih."<ref name="Lakoff2004">{{Cite book|last=Lakoff|first=George|title=Don't think of an elephant!: know your values and frame the debate|year=2004|publisher=Chelsea Green Publishing|isbn=978-1-931498-71-5|page=[https://archive.org/details/dontthinkofeleph00lako/page/56 56]|url-access=registration|url=https://archive.org/details/dontthinkofeleph00lako/page/56}}</ref> Dengan memusatkan kembali struktur dari suatu ''frame'' ("beban pajak" atau "tanggung jawab pajak"), para individu dapat mengatur jadwal pertanyaan yang diajukan di masa depan.
 
[[Cognitive linguistics|Para ahli bahasa kognitif]] menunjukkan contoh ''framing'' dalam frasa "[[tax cut|keringanan pajak]]". Pada ''frame'' ini, penggunaan konsep "keringanan" mengandung konsep (tanpa menyebutkan keuntungan yang dihasilkan) pajak yang membebani warga negara.
Baris 383 ⟶ 381:
 
== Keefektifan ==
Menurut Susan T. Fiske dan Shelley E. Taylor, manusia secara alamiah "kikir kognitif", artinya mereka lebih suka melakukan berpikir sesedikit mungkin.<ref>Fiske, S. T., & Taylor, S. E. (1991). Social cognition (2nd ed.). New York: McGraw-Hill</ref> ''Frame-frame'' memberikan cara yang cepat dan mudah pada khalayak untuk memproses informasi. Oleh karena itu, masyarakat akan menggunakan saringan-saringan mental yang sebelumnya disebutkan (rangkaian yang disebut skema) untuk memahami pesan-pesan yang masuk. Ini memberikan kekuatan besar pada pengirim dan pembingkai informasi untuk menggunakan skema-skema ini untuk mempengaruhi bagaimana para penerima akan menafsirkan pesan.<ref name=Entman1993/> Teori yang diterbitkan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa kegunaan yang dinilai (yaitu sejauh mana pertimbangan yang ditampilkan dalam pesan dianggap dapat digunakan untuk penilaian berikutnya yang diberikan) mungkin menjadi mediator penting dari efek media kognitif seperti ''framing'', ''agenda setting'', dan ''priming''. Menekankan kegunaan yang dinilai mengarah pada pengungkapan bahwa liputan medua mungkin tidak hanya meningkatkan pertimbangan tertentu, tetapi mungkin juga menekan suatu pertimbangan secara aktif, menjadikannya kurang bermanfaat untuk penilaian berikutnya. Proses ''framing'' berita menggambarkan bahwa di antara aspek-aspek berbeda sebuah persoalan, aspek tertentu dipilih di atas aspek-aspek lainnya untuk mengkarakteristikkan persoalan atau peristiwa. Misalnya, isu pengangguran digambarkan dalam istilah tenaga kerja murah yang disediakan oleh para imigran. Paparan berita mengaktifkan pemikiran yang sesuai dengan imigran daripada pemikiran yang berkaitan dengan aspek lain persoalan (misalnya, undang-undang, edukasi, dan impor murah dari negara lain) dan, pada saat yang sama, membuat pemikiran sebelumnya menonjol dengan mempromosikan kepentingan dan relevansi mereka untuk memahami persoalan yang dihadapi. Artinya, persepsi isu dipengaruhi oleh pertimbangan yang ditampilkan dalam cerita berita. Pemikiran yang berkaitan pada pertimbangan yang diabaikan menjadi terdegredasterdegredasi ke tingkat pemikiran mengenai pertimbangan unggulan yang diperbesar.<ref>[{{Cite web |url=https://www.rcommunicationr.org/index.php/vol-8-2020/177-lee-and-mcleod-2020-reconceptualizing-cognitive-media-effects-theory-and-research |title=Lee, B., Mcleod, D. (2020). Reconceptualizing Cognitive Media Effects Theory and Research Under the Judged Usability Model. Review of Communication Research, 8, 17–50. doi: 10.12840/ISSN.2255-4165.022] |access-date=2021-12-07 |archive-date=2020-07-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200712203615/https://www.rcommunicationr.org/index.php/vol-8-2020/177-lee-and-mcleod-2020-reconceptualizing-cognitive-media-effects-theory-and-research |dead-url=yes }}</ref>
 
==Lihat juga==
Baris 487 ⟶ 485:
* [[Charles Tilly|Tilly, C.]], Tilly, L., & Tilly, R. (1975). ''The rebellious century, 1830–1930''. Cambridge, MA: Cambridge University Press.
* Turner, R. H., & Killian, L. M. (1972). ''Collective Behavior''. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
* {{Cite journal |jstor = 2352759|title = Rational Choice and the Framing of Decisions|journal = The Journal of Business|volume = 59|issue = 4|pages = S251–S278|last1 = Tversky|first1 = Amos|last2 = Kahneman|first2 = Daniel|year = 1986|doi = 10.1086/296365|url = http://www.cog.brown.edu/courses/cg195/pdf_files/fall07/Kahneman&Tversky1986%26Tversky1986.pdf|access-date = 2021-12-07|archive-date = 2019-11-26|archive-url = https://web.archive.org/web/20191126173606/http://www.cog.brown.edu/courses/cg195/pdf_files/fall07/Kahneman%26Tversky1986.pdf|dead-url = yes}}
* {{cite journal | last1 = Wilkerson | first1 = W.S. | year = 2001 | title = Simulation, Theory, and the Frame Problem | journal = [[Philosophical Psychology (journal)|Philosophical Psychology]] | volume = 14 | issue = 2| pages = 141–53 | doi = 10.1080/09515080120051535 | s2cid = 144727029 }}
* [[Charles Arthur Willard|Willard, Charles Arthur]]. ''Liberalism and the Social Grounds of Knowledge'' Chicago: University of Chicago Press, 199
Baris 494 ⟶ 492:
* [https://www.nytimes.com/2005/07/17/magazine/17DEMOCRATS.html The Framing Wars. ''The New York Times'' 17 July 2005]
* Curry, Tom. 2005. [http://www.nbcnews.com/id/7640262 "Frist chills talk of judges deal (Page 2)."] "The question in the poll was not '''framed''' as a matter of whether nominee ought to get an up-or-down vote. And that '''framing''' of the issue, Republican strategists believe, is the most advantageous one..."; [[MSNBC]]
* [http://hbswk.hbs.edu/item/5488.html HBS.edu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110606044551/http://hbswk.hbs.edu/item/5488.html |date=2011-06-06 }} – 'Fixing Price Tag Confusion'(interview), Sean Silverthorne (December 11, 2006)
* [http://www.nbcnews.com/id/14170927 "'Framing effect' influences decisions: Emotions play a role in decision-making when information is too complex"], Charles Q. Choi, [[NBC]] (August 3, 2006)
{{Disinformation}}
Baris 503 ⟶ 501:
{{World view}}
 
[[Category:Assumption (reasoning)]]<!-- do both parties of an argument have the exact same frame? -->
{{DEFAULTSORT:Framing (Social Sciences)}}
[[Category:Framing (social sciences)| ]]
[[Category:Cognitive biases]]
[[Category:Knowledge representation]]
[[Category:Propaganda techniques]]
[[Category:Prospect theory]]
[[Category:Social constructionism]]
[[Category:Assumption (reasoning)]]<!-- do both parties of an argument have the exact same frame? -->
 
 
__TANPASUNTINGANBAGIAN__
 
{{DEFAULTSORT:Framing (Social Sciences)}}
[[Kategori:Metode propaganda]]
[[Kategori:Representasi pengetahuan]]
[[Kategori:Bias kognitif]]
[[Kategori:Konstruksionisme sosial]]