Pemanasan global: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
konsensus yang hampir lengkap Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k menambah kan penyebab pemanasan global Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source |
||
(37 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{For|istilah yang menggambarkan pemanasan global dan perubahan iklim|Krisis iklim}}
[[Berkas:Change in Average Temperature.svg|ka|jmpl|280x280px|
'''Pemanasan global''' ({{lang-en|global warming}}; juga disebut '''[[perubahan iklim]]''' atau '''[[krisis iklim]]'''<ref>{{cite web|last=Sindo|first=Koran|date=2019-08-14|title=Gas Rumah Kaca Capai Rekor Tertinggi|url=https://today.line.me/id/v2/article/Gas+Rumah+Kaca+Capai+Rekor+Tertinggi-MvprMw|website=today.line.me|archive-date=https://web.archive.org/web/20220413212038/https://today.line.me/id/v2/article/Gas+Rumah+Kaca+Capai+Rekor+Tertinggi-MvprMw|url-status=live|access-date=2022-04-14|}}</ref>) adalah suatu proses meningkatnya [[suhu]] rata-rata [[udara]], [[atmosfer]], [[laut]], dan [[daratan]] [[Bumi]]. Periode perubahan iklim juga pernah terjadi di masa lalu, namun perubahan iklim yang terjadi pada saat ini jauh lebih cepat dan bukanlah dikarenakan oleh sebab-sebab alamiah.<ref>{{harvnb|IPCC SR15 Ch1|2018|p=54|ps=: These global-level rates of human-driven change far exceed the rates of change driven by geophysical or biosphere forces that have altered the Earth System trajectory in the past…}}</ref> Penyebab utama yang menimbulkan pemanasan iklim pada saat ini ialah pencemaran [[gas rumah kaca]], terutama [[karbon dioksida]] (CO2) dan [[metana]]. Pembakaran [[bahan bakar fosil]] seperti [[batu bara]], [[bensin]], dan [[solar]] untuk produksi energi ialah pemasok terbesar dari pencemaran ini. Beberapa faktor tambahan lainnya ialah seperti sejumlah praktik [[pertanian]] tertentu, proses [[industri]], dan [[penggundulan hutan]].<ref name="auto2">{{harvnb|Our World in Data, 18 September|2020}}</ref> Karena sifatnya yang transparan, gas rumah kaca dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga memanaskan permukaan Bumi. Namun ketika gelombang [[ultraviolet]] dari sinar matahari diserap lalu dipancarkan kembali oleh permukaan bumi menjadi radiasi [[inframerah]], gas-gas rumah kaca tersebut menyerapnya, memerangkap panas di sekitar permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan global.
Akibat perubahan iklim, [[Penggurunan|gurun pasir]] meluas, sementara [[gelombang panas]] dan [[kebakaran liar]] menjadi lebih umum.<ref>{{harvnb|IPCC SRCCL|2019|p=7|ps=: Since the pre-industrial period, the land surface air temperature has risen nearly twice as much as the global average temperature (high confidence). Climate change... contributed to desertification and land degradation in many regions (high confidence).}}; {{harvnb|IPCC SRCCL|2019|p=45|ps=: Climate change is playing an increasing role in determining wildfire regimes alongside human activity (medium confidence), with future climate variability expected to enhance the risk and severity of wildfires in many biomes such as tropical rainforests (high confidence).}}</ref> Peningkatan pemanasan di [[Kutub Utara]] telah berkontribusi pada mencairnya tanah es yang sebelumnya selalu membeku, [[Penyusutan gletser sejak 1850|mundurnya glasial]], dan hilangnya [[es laut]].<ref>{{harvnb|IPCC SROCC|2019|p=16|ps=: Over the last decades, global warming has led to widespread shrinking of the cryosphere, with mass loss from ice sheets and glaciers (very high confidence), reductions in snow cover (high confidence) and Arctic sea ice extent and thickness (very high confidence), and increased permafrost temperature (very high confidence).}}</ref> Suhu yang lebih tinggi juga menyebabkan [[badai]] yang lebih intens, [[kekeringan]], dan cuaca ekstrem lainnya.<ref>{{Harvnb|IPCC AR6 WG1 Ch11|2021|p=1517}}</ref> Perubahan lingkungan yang cepat di pegunungan, [[terumbu karang]], dan Kutub Utara memaksa banyak spesies untuk pindah atau punah.<ref>{{cite web|author=EPA|date=19 January 2017|title=Climate Impacts on Ecosystems|url=https://19january2017snapshot.epa.gov/climate-impacts/climate-impacts-ecosystems_.html#Extinction|archive-url=https://web.archive.org/web/20180127185656/https://19january2017snapshot.epa.gov/climate-impacts/climate-impacts-ecosystems_.html#Extinction|archive-date=27 January 2018|access-date=5 February 2019|quote=Mountain and arctic ecosystems and species are particularly sensitive to climate change... As ocean temperatures warm and the acidity of the ocean increases, bleaching and coral die-offs are likely to become more frequent.|url-status=live}}</ref> Perubahan iklim mengancam manusia dengan [[kelangkaan air]] dan makanan, peningkatan [[banjir]], panas yang ekstrem, lebih banyak penyakit, dan kerugian ekonomi. Migrasi manusia dan konflik dapat terjadi sebagai akibatnya.<ref name="auto3">{{harvnb|Cattaneo|Beine|Fröhlich|Kniveton|2019}}; {{harvnb|UN Environment, 25 October|2018}}.</ref> Organisasi Kesehatan Dunia ([[WHO]]) menyebut perubahan iklim sebagai ancaman terbesar bagi [[kesehatan global]] di abad ke-21.<ref>{{harvnb|IPCC AR5 SYR|2014|pp=13–16}}; {{harvnb|WHO, Nov|2015}}: "Climate change is the greatest threat to global health in the 21st century. Health professionals have a duty of care to current and future generations. You are on the front line in protecting people from climate impacts – from more heat-waves and other extreme weather events; from outbreaks of infectious diseases such as malaria, dengue and cholera; from the effects of malnutrition; as well as treating people that are affected by cancer, respiratory, cardiovascular and other non-communicable diseases caused by environmental pollution."</ref> Bahkan jika upaya untuk meminimalisir pemanasan di masa depan berhasil, beberapa [[Efek pemanasan global|efek]] akan terus berlanjut selama berabad-abad. Ini termasuk [[kenaikan permukaan laut]], dan lautan yang lebih hangat dan dengan [[pH]] yang [[Peningkatan keasaman air laut|lebih asam]].<ref>{{harvnb|IPCC SR15 Ch1|2018|p=64|ps=: Sustained net zero anthropogenic emissions of {{CO2}} and declining net anthropogenic non-{{CO2}} radiative forcing over a multi-decade period would halt anthropogenic global warming over that period, although it would not halt sea level rise or many other aspects of climate system adjustment.}}</ref>
Banyak dari dampak-dampak ini telah dirasakan pada tingkat pemanasan 1,2{{Nbsp}}°C saat ini. Peningkatan pemanasan lebih lanjut akan memperbesar dampak-dampak ini dan dapat memicu terjadinya titik kritis, seperti mencairnya [[lapisan es Greenland]].<ref>{{harvnb|IPCC AR6 WG1 Technical Summary|2021|p=71}}</ref> Di bawah [[Persetujuan Paris]] pada tahun 2015, negara-negara secara kolektif sepakat untuk menjaga agar pemanasan tetap "berada di bawah 2{{Nbsp}}°C". Namun, dengan komitmen yang dibuat di bawah persetujuan tersebut, pemanasan global masih akan mencapai sekitar 2,7{{Nbsp}}°C pada akhir abad ini.<ref name="UNEP2021">{{harvnb|United Nations Environment Programme|2021|p=36|ps=: "A continuation of the effort implied by the latest unconditional NDCs and announced pledges is at present estimated to result in warming of about 2.7 °C (range: 2.2–3.2 °C) with a 66 per cent chance."}}</ref> Membatasi pemanasan hingga 1,5{{Nbsp}}°C akan membutuhkan pengurangan separuh dari tingkat [[emisi karbon]] pada tahun 2030 dan mencapai [[netralitas karbon]] pada tahun 2050.<ref>{{harvnb|IPCC SR15 Ch2|2018|pp=95–96|ps=: In model pathways with no or limited overshoot of 1.5 °C, global net anthropogenic {{CO2}} emissions decline by about 45% from 2010 levels by 2030 (40–60% interquartile range), reaching net zero around 2050 (2045–2055 interquartile range)}}; {{harvnb|IPCC SR15|2018|loc=SPM C.3|p=17|ps=:All pathways that limit global warming to 1.5 °C with limited or no overshoot project the use of carbon dioxide removal (CDR) on the order of 100–1000 GtCO2 over the 21st century. CDR would be used to compensate for residual emissions and, in most cases, achieve net negative emissions to return global warming to 1.5 °C following a peak (high confidence). CDR deployment of several hundreds of GtCO2 is subject to multiple feasibility and sustainability constraints (high confidence).}}; {{harvnb|Rogelj|Meinshausen|Schaeffer|Knutti|Riahi|2015}}; {{harvnb|Hilaire et al.|2019}}</ref>
Melakukan pengurangan emisi secara signifikan akan memerlukan peralihan dari pembakaran bahan bakar fosil dan menuju penggunaan listrik yang dihasilkan dari sumber rendah karbon. Hal ini termasuk menghentikan secara bertahap pembangkit listrik tenaga batu bara, meningkatkan penggunaan angin, matahari, dan jenis energi terbarukan lainnya, serta mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan energi. Listrik perlu menggantikan bahan bakar fosil untuk menggerakkan transportasi, memanaskan ataupun mendinginkan bangunan, dan mengoperasikan fasilitas industri.<ref>{{harvnb|United Nations Environment Programme|2019|loc=Table ES.3|p=xxiii}}; {{harvnb|Teske, ed.|2019|p=xxvii, Fig.5}}.</ref><ref>{{harvnb|United Nations Environment Programme|2019|loc=Table ES.3 & p. 49}}; {{harvnb|NREL|2017|pp=vi, 12}}</ref> Karbon juga dapat dihilangkan dari [[atmosfer]], misalnya dengan meningkatkan cakupan [[hutan]] dan dengan bertani dengan metode menangkap [[karbon]] dalam tanah.<ref>{{harvnb|IPCC SRCCL Summary for Policymakers|2019|p=18}}</ref> Meskipun umat manusia dapat beradaptasi terhadap perubahan iklim melalui upaya-upaya seperti perlindungan garis pantai yang lebih baik, namun langkah-langkah tersebut tidak dapat mencegah risiko dari dampak yang parah, meluas, dan permanen.<ref>{{harvnb|IPCC AR5 SYR|2014|loc=SPM 3.2|p=17}}</ref>
== Penyebab pemanasan global ==
[[Berkas:Physical Drivers of climate change.svg|jmpl|350x350px|[[Pemaksaan radiasi]] (''radiative forcing'') dari beberapa [[senyawa kimia]] yang berkontribusi kepada peningkatan suhu rata-rata dunia menurut [[Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim#Laporan Penilaian Keenam IPCC|Laporan Penilaian Keenam IPCC]].]]
=== Efek penciptaan energi ===
Menghasilkan listrik dan panas dengan membakar bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam adalah salah satu penyebab utama emisi global. Sebagian besar listrik masih dihasilkan dari bahan bakar fosil; hanya sekitar seperempatnya yang berasal dari angin, matahari, dan sumber terbarukan lainnya.
=== Efek barang maknufatur ===
Manufaktur dan industri menghasilkan emisi, sebagian besar dari pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi untuk membuat barang-barang seperti semen, besi, baja, elektronik, plastik, pakaian, dan barang-barang lainnya. Pertambangan dan proses industri lainnya juga melepaskan gas.
=== Efek menebang hutan ===
Penebangan hutan untuk lahan pertanian atau peternakan, atau untuk alasan lain, menyebabkan emisi. Ketika ditebang, pohon melepaskan karbon yang telah mereka simpan. Di sisi lain, hutan menyerap karbon dioksida. Jika hutan dihancurkan, kemampuan alam untuk melindungi atmosfer dari emisi juga berkurang.
=== Efek rumah kaca ===
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari [[matahari]]. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk [[cahaya tampak]]. Ketika energi ini tiba permukaan [[Bumi]], ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan
Namun sebagian panas tetap terperangkap di [[atmosfer Bumi]] akibat menumpuknya jumlah [[gas rumah kaca]] antara lain [[uap air]], [[karbon dioksida]], [[metana]] dan [[dinitrogen monoksida]] yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali [[radiasi]] gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan [[suhu]] rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
=== Efek umpan balik ===
Baris 30 ⟶ 33:
[[Umpan balik]] penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (''[[albedo]])'' oleh es.<ref>{{cite web |url = http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/295.htm |last = Stocker |first = Thomas F. |coauthors = ''et al.'' |title = 7.5.2 Sea Ice |work = Climate Change 2001: The Scientific Basis. Contribution of Working Group I to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change |accessdate = 11-02-2007 |date = 20-01-2001 |publisher = [[Intergovernmental Panel on Climate Change]] |archive-date = 2017-01-19 |archive-url = https://web.archive.org/web/20170119085936/http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/295.htm |dead-url = yes }}</ref> Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat [[kutub]] mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi [[matahari]]. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO<sub>2</sub> dan CH<sub>4</sub> dari melunaknya [[Ibun abadi|tanah beku abadi]] ''(
[[Peningkatan keasaman air laut]] disebabkan penyerapan CO<sub>2</sub> dari atmosfer mengakibatkan [[pemutihan karang]] dan merupakan salah satu [[efek pemanasan global pada laut]]. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon
=== Variasi Matahari ===
{{utama|Variasi Matahari}}
Terdapat [[hipotesis]] yang menyatakan bahwa variasi dari [[matahari]], dengan kemungkinan diperkuat oleh [[umpan balik]] dari [[awan]], dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini.<ref>{{cite journal | first=Nigel | last=Marsh | coauthors=Henrik, Svensmark | title=Cosmic Rays, Clouds, and Climate | journal=Space Science Reviews | volume=94 | number=1-2 | pages=215-230 | year=2000 | month=November | url=http://www.dsri.dk/~hsv/SSR_Paper.pdf | format=[[Portable Document Format|PDF]] | doi=10.1023/A:1026723423896 | accessdate=17-04-2007 | archive-date=2008-05-27 | archive-url=https://web.archive.org/web/20080527234228/http://www.dsri.dk/~hsv/SSR_Paper.pdf | dead-url=yes | issn=0038-6308}}</ref> Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat [[efek rumah kaca]] adalah meningkatnya aktivitas [[matahari]] akan memanaskan [[stratosfer]] sebaliknya [[efek rumah kaca]] akan mendinginkan [[stratosfer]]. Pendinginan [[stratosfer]] bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,<ref>{{cite web|title=Climate Change 2001:Working Group I: The Scientific Basis (Fig. 2.12)|url=http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/fig2-12.htm|date=2001|accessdate=08-05-2007|archive-date=2016-06-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20160602235858/http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/fig2-12.htm|dead-url=yes}}</ref> yang tidak akan terjadi bila aktivitas [[matahari]] menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan [[lapisan ozon]] juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun [[1970-an]]. Fenomena [[variasi Matahari]] dikombinasikan dengan aktivitas [[gunung berapi]] mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.<ref>{{cite web | url=http://www.ipcc.ch/pdf/assessment-report/ar4/wg1/ar4-wg1-chapter9.pdf | format=[[Portable Document Format|PDF]] | title=Understanding and Attributing Climate Change | work=Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change | accessdate=20-05-2007 | date=07-05-2007 | publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]] | last=Hegerl | first=Gabriele C. | coauthors=''et al.'' | pages=690 | quote=Recent estimates (Figure 9.9) indicate a relatively small combined effect of natural forcings on the global mean temperature evolution of the seconds half of the 20th century, with a small net cooling from the combined effects of solar and volcanic forcings | archive-date=2018-05-08 | archive-url=https://web.archive.org/web/20180508152907/http://www.ipcc.ch/pdf/assessment-report/ar4/wg1/ar4-wg1-chapter9.pdf | dead-url=yes }}</ref><ref>{{cite journal | last=Ammann | first = Caspar | coauthors =''et al.'' | date=06-04-2007 | title=Solar influence on climate during the past millennium: Results from ransient simulations with the NCAR Climate Simulation Model | journal=Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America | volume=104 | issue=10 | pages=3713-3718 | url=http://www.pnas.org/cgi/reprint/104/10/3713 | quote=However, because of a lack of interactive ozone, the model cannot fully simulate features discussed in (44)." "While the NH temperatures of the high-scaled experiment are often colder than the lower bound from proxy data, the modeled decadal-scale NH surface temperature for the medium-scaled case falls within the uncertainty range of the available temperature reconstructions. The medium-scaled simulation also broadly reproduces the main features seen in the proxy records." "Without anthropogenic forcing, the 20th century warming is small. The simulations with only natural forcing components included yield an early 20th century peak warming of ≈0.2 °C (≈1950 AD), which is reduced to about half by the end of the century because of increased volcanism.}}
</ref>
Baris 50 ⟶ 53:
[[Stasiun cuaca]] pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga pengukuran suhu akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang tepercaya (terletak jauh dari [[perkotaan]]), serta dari [[satelit]]. Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya [[Permukaan bumi|permukaan Bumi]] benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi yang paling panas.
Dalam laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, ''[[Intergovernmental Panel on Climate Change]] (IPCC)'' menyimpulkan bahwa suhu udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktivitas manusia yang menambah [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]] ke [[atmosfer]]. [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] memprediksi peningkatan suhu rata-rata global akan meningkat {{nowrap|1
[[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] panel juga memperingatkan, bahwa meskipun konsentrasi gas di [[atmosfer]] tidak bertambah lagi sejak tahun [[2100]], iklim tetap terus menghangat selama periode tertentu akibat emisi yang telah dilepaskan sebelumnya. [[Karbon dioksida]] akan tetap berada di [[atmosfer]] selama seratus tahun atau lebih sebelum alam mampu menyerapnya kembali.<ref>{{Cite web |url=http://www.ipcc.ch/ipccreports/ar4-syr.htm |title=Salinan arsip |access-date=2009-06-05 |archive-date=2008-12-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20081217013301/http://www.ipcc.ch/ipccreports/ar4-syr.htm |dead-url=yes }}</ref>
Baris 64 ⟶ 67:
Para [[ilmuwan]] telah mempelajari pemanasan global berdasarkan model-model computer berdasarkan prinsip-prinsip dasar [[dinamika fluida]], [[transfer]] [[radiasi]], dan proses-proses lainya, dengan beberapa penyederhanaan disebabkan keterbatasan kemampuan komputer. Model-model ini memprediksikan bahwa penambahan [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]] berefek pada iklim yang lebih hangat.<ref>{{cite web |url=http://books.google.com/books?id=sx6DFr8rbpIC&dq=robert+lanza&printsec=frontcover&source=web&ots=S7MXYzoDqR&sig=jfUo33FtVZ3PSUS2fcc_EtawEnQ |last = Hansen |first = James |title = Climatic Change: Understanding Global Warming |work = One World: The Health & Survival of the Human Species in the 21st Century |accessdate=2007-08-18 | date = 2000 |publisher= Health Press}}</ref> Walaupun digunakan asumsi-asumsi yang sama terhadap konsentrasi [[gas rumah kaca]] pada masa depan, [[sensitivitas iklim]]nya masih akan berada pada suatu rentang tertentu.
Dengan memasukkan unsur-unsur ketidakpastian terhadap konsentrasi gas rumah kaca dan pemodelan iklim, [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] memperkirakan pemanasan sekitar {{nowrap|1
Model iklim saat ini menghasilkan kemiripan yang cukup baik dengan perubahan suhu global hasil pengamatan selama seratus tahun terakhir, tetapi tidak mensimulasi semua aspek dari [[iklim]].<ref>{{cite web |url=http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/007.htm |title=Summary for Policymakers |work=Climate Change 2001: The Scientific Basis. Contribution of Working Group I to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change |accessdate=28-04-2007 |date=<nowiki>20-01-2001]]</nowiki> |publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]] |archive-date=2016-06-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160617020742/http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/007.htm |dead-url=yes }}</ref> Model-model ini tidak secara pasti menyatakan bahwa pemanasan yang terjadi antara tahun 1910 hingga 1945 disebabkan oleh proses alami atau aktivitas manusia; akan tetapi; mereka menunjukkan bahwa pemanasan sejak tahun 1975 didominasi oleh emisi gas-gas yang dihasilkan manusia.
Baris 75 ⟶ 78:
== Dampak pemanasan global ==
Para [[ilmuwan]] menggunakan model komputer dari [[suhu]], pola [[presipitasi]], dan sirkulasi [[atmosfer]] untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para
=== Iklim mulai tidak stabil ===
Baris 84 ⟶ 87:
=== Peningkatan permukaan laut ===
[[Berkas:Recent Sea Level Rise.png|ka|jmpl|250x250px|
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi.]]
Ketika [[atmosfer]] menghangat, lapisan permukaan [[lautan]] juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di [[kutub]], terutama sekitar [[Greenland]], yang lebih memperbanyak volume air di [[laut]]. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama [[abad ke-20]], dan para ilmuwan [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inci) pada [[abad ke-21]].▼
▲Ketika [[atmosfer]] menghangat, lapisan permukaan [[lautan]] juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di [[kutub]], terutama sekitar [[Greenland]], yang lebih memperbanyak volume air di [[laut]]. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat
Perubahan tinggi muka [[laut]] akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah [[pantai]]. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah [[Belanda]], 17,5 persen daerah [[Bangladesh]], dan banyak pulau-pulau. [[Erosi]] dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi [[lautan]] mencapai [[muara sungai]], [[banjir]] akibat air pasang akan meningkat di [[daratan]]. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.▼
Efek rumah kaca berperan dalam meningkatkan pemanasan global. Efek rumah kaca ialah suatu kondisi ketika panas matahari terjebak di dalam atmosfer bumi dan menyebabkan suhu bumi menjadi hangat. Gas–gas di [[Atmosfer Bumi|atmosfer]] yang dapat menangkap panas nya matahari disebut gas rumah kaca. Contoh [[gas rumah kaca]] adalah [[Karbon dioksida pada atmosfer Bumi|karbon dioksida]], [[nitrogen dioksida]], dan [[metana]].<ref>{{Cite web|last=Ulfa|first=Maria|title=Apa Itu Gas Rumah Kaca, Emisi Karbon & Dampaknya untuk Lingkungan|url=https://tirto.id/apa-itu-gas-rumah-kaca-emisi-karbon-dampaknya-untuk-lingkungan-gaZn|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-06-01}}</ref>
▲Perubahan tinggi muka [[laut]] akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah [[pantai]]. Kenaikan 100 cm
Menurut ''Jurnal Nature Climate Change'' bahwa naiknya permukaan air laut yang ekstrim ini akan lebih sering dan meluas di seluruh dunia akibat pemanasan global. Perubahan tersebut kemungkinan besar akan terjadi lebih cepat di akhir abad ini, dan lokasi yang paling terdampak ialah orang-orang yang bermukim di negara beriklim [[Tropika|tropis]].<ref>{{Cite news|title=Kenaikan Air Laut Paling Parah Landa Negara Tropis Macam RI|url=https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210831211624-199-688073/kenaikan-air-laut-paling-parah-landa-negara-tropis-macam-ri|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2022-06-01|date=2021-09-07}}</ref>
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari [[rawa|rawa-rawa]] [[pantai]] di [[Amerika Serikat]]. [[Rawa]]-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari [[Everglades]], [[Florida]]. Wilayah [[pantai]] terutama di daerah luar dan daerah perbatasan yang telah ditetapkan dari garis pangkal pantai, ketika kenaikan permukaan air laut terjadi, sedikit atau banyak akan mengalami pergeseran dan perubahan pada letak ketetapan perbatasannya. Oleh karena itu, hal ini memerlukan perhatian lebih agar tidak menimbulkan berbagai konflik di antara negara akibat kerancuan dalam perbatasan di laut.<ref>{{Cite journal|last=Karlina Rainnisa|first=Widya|last2=Viana Silvino|first2=Abilio|date=2020|title=PENGARUH NAIKNYA PERMUKAAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANGKAL PANTAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM|url=https://www.researchgate.net/publication/346410364_PENGARUH_NAIKNYA_PERMUKAAN_AIR_LAUT_TERHADAP_PERUBAHAN_GARIS_PANGKAL_PANTAI_AKIBAT_PERUBAHAN_IKLIM|journal=ResearchGate|volume=Vol.6|issue=No.2|pages=575-586|doi=10.23887/jkh.v6i2.28203}}</ref>
Kenaikan permukaan air laut yang dialami para negara pantai akan berpengaruh pada menyempitnya wilayah daratan bahkan potensi tenggelamnya pulau atau negara, terutama kepada pulau-pulau kecil. Kenaikan permukaan air laut diperkirakan oleh para peneliti akan terus meningkat terutama di akhir abad 21 ini. Fenomena naiknya permukaan air laut ini juga nantinya akan berdampak pada berkurangnya [[mangrove]] di pesisir pantai. Jika pohon mangrove ini terus berkurang, maka pantai akan semakin sering terjadi abrasi karna tidak ada penangkalnya yaitu pohon mangrove.<ref>{{Cite web|title=Kenaikan Permukaan Laut Pada 2100 Lebih Buruk dari yang Diperkirakan - National Geographic|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/132147779/kenaikan-permukaan-laut-pada-2100-lebih-buruk-dari-yang-diperkirakan|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2022-06-01}}</ref>
=== Suhu global cenderung meningkat ===
Baris 99 ⟶ 108:
=== Dampak sosial dan politik ===
'''Perubahan cuaca dan lautan''' dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (''[[heat stroke]]'') dan [[kematian]]. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal [[panen]] sehingga akan muncul kelaparan dan [[malagizi]]. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di [[kutub utara]] dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan [[bencana alam]] ([[banjir]], [[badai]] dan [[kebakaran]]) dan [[kematian]] akibat [[trauma]]. Timbulnya
'''Pergeseran ekosistem''' dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (''[[waterborne diseases]]'') maupun penyebaran penyakit melalui [[vektor]] (''vector-borne diseases''). Seperti meningkatnya kejadian [[demam berdarah]] karena munculnya ruang ([[ekosistem]]) baru untuk [[nyamuk]] ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq [[aedes aegypti]]), [[virus]], [[bakteri]], [[plasmodium]] menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (c''limate change'') yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus [[penyakit]] tertentu seperti [[Infeksi saluran napas atas|ISPA]] ([[kemarau]] panjang/[[kebakaran hutan]], [[DBD]] Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada'' waterborne diseases'' dan ''vector-borne disease''. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti [[asma]], [[alergi]], ''[[coccidioidomycosis]]'', [[penyakit jantung]] dan [[Penyakit paru obstruktif kronik|paru kronis]], dan lain-lain.
== Pengendalian pemanasan global ==
Baris 121 ⟶ 119:
Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti [[Amerika Serikat]], dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) [[habitat]]<nowiki/>nya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya [[gas rumah kaca]]. Pertama, mencegah
=== Menghilangkan karbon ===
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan [[karbon dioksida]] di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam [[pohon]] lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap
Gas
Salah satu sumber penyumbang
=== Peternakan (konsumsi daging) ===
{{sub-rapikan}}
Baris 228 ⟶ 226:
=== Persetujuan internasional ===
{{utama|Protokol Kyoto}}
Kerja sama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]]. Pada tahun 1992, pada ''[[Earth Summit]]'' di [[Rio de Janeiro]], [[Brasil]], 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah
Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, [[Amerika Serikat]] mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; [[Uni Eropa]], yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan [[Jepang]] 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar [[negara berkembang]], tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.
Akan tetapi, pada tahun 2001, [[Presiden Amerika Serikat]] yang baru terpilih, [[George W. Bush]] mengumumkan bahwa perjanjian untuk pengurangan [[karbon dioksida]] tersebut menelan biaya yang sangat besar. Ia juga menyangkal dengan menyatakan bahwa negara-negara berkembang tidak dibebani dengan persyaratan pengurangan
Banyak orang mengkritik
Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi
Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan
== Lihat
* [[Perubahan iklim di Indonesia]]
* [[Perubahan iklim dan gender]]
* [[Gas rumah kaca]]
* [[
* [[Antroposen]]
* [[Globalisasi]]
Baris 266 ⟶ 267:
* [http://www.climatescience.gov/Library/sap/sap1-1/finalreport/default.htm Final Report of U.S. Climate Change Science Program] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070203081058/http://www.climatescience.gov/Library/sap/sap1-1/finalreport/default.htm |date=2007-02-03 }}
* [http://www.nature.com/news/2006/060904/full/060904-10.html Melting lakes in Siberia emit greenhouse gas]
* [http://www.physicsmail.org/history/climate/index.html Climate Change: Discovery of Global Warming] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120819103911/http://www.physicsmail.org/history/climate/index.html |date=2012-08-19 }}
{{Authority control}}
|