Sejarah Bahrain: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.5
Menambahkan {{pp-protected}}()
 
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Suntingan yang tidak berguna secara berulang-ulang|small=yes}}
{{Sejarah Bahrain}}[[Berkas:Bahrain Fort 8.jpg|jmpl|Panorama [[Benteng Bahrain]], lokasi artefak Dilmun.]]
 
'''[[Bahrain]]''' telah ditempati oleh [[manusia]] sejak zaman pra-sejarah. Lokasinya yang strategis di [[Teluk Persia]] telah berpengaruh bagi orang-orang [[Assyria]], [[Babilonia]], [[Yunani]], [[Persia]], dan terakhir [[Jazirah Arab|Arab]] (penduduknya kemudian menjadi [[Muslim]]). Bahrain pada zaman silam dikenal sebagai [[Dilmun]], [[Tylos]] (nama [[bahasa Yunani|Yunaninya]]), [[Awal]], menjadi [[Mishmahig]] sewaktu di bawah pemerintahan [[Kekaisaran Persia]].
Baris 48 ⟶ 49:
[[Berkas:Muhammad Bahrain letter facsimile.png|jmpl|[[Faksimile]] sebuah surat yang dikirim oleh Nabi [[Muhammad]] kepada [[Munzir bin Sawa al-Tamimi]], gubernur Bahrain pada {{sc|ad}} 628]]
 
Interaksi pertama Nabi [[Muhammad]] dengan penduduk Bahrain adalah dengan [[penyerangan Al Kudr]]. Muhammad memerintahkan sebuah serangan mengejutkan Banu Salim yang dikatakan merancang serangan ke [[Madinah]]. Dia mendengar berita yang menyatakan bahwa beberapa suku menyusun sebuah angkatan bersenjata di Bahrain dan menyiapkan diri untuk menyerang tanah utama. Tetapi pemimpin suku melatih ketika mereka mengajari Nabi [[Muhammad]] memimpin sebuah pasukan perang untuk bertempur dengan mereka.<ref>Emerick, Yahiya (2002) [https://books.google.com/books?id=GAxh0K8-BVgC&pg=PA185 Critical Lives: Muhammad], p. 185, Penguin</ref><ref>Mubarakpuri, The Sealed Nectar, p. 147. ([https://wwwweb.webcitationarchive.org/60tWdFK8C?url=web/20110826203308/http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch4s6.html online])</ref>
 
Penulis tradisional [[Islam]] menyatakan bahwa [[Al-ʿAlāʾ Al-Haḍrami]] telah mengirim seorang utusan saat [[Ekspedisi Zaid bin Haristah (Hisma)]]<ref>Safiur-Rahman Mubarakpuri, [https://books.google.com/books?id=-ppPqzawIrIC&pg=PA222 The Sealed Nectar], p. 226</ref><ref name=history>Akbar Shāh Ḵẖān Najībābādī, [https://books.google.com/books?ei=L8VHVM-lPNT77Aaiw4CICw&id=Pi5tAAAAMAAJ&dq=kalbi History of Islam, Volume 1], p. 194. Quote: "Again, the Holy Prophet «P sent Dihyah bin Khalifa Kalbi to the Byzantine king Heraclius, Hatib bin Abi Baltaeh to the king of Egypt and Alexandria; Allabn Al-Hazermi to Munzer bin Sawa the king of Bahrain; Amer bin Aas to the king of Oman. Salit bin Amri to Hozah bin Ali— the king of Yamama; Shiya bin Wahab to Haris bin Ghasanni to the king of Damascus"</ref> kepada [[Bahrain (wilayah bersejarah)|wilayah Bahrain]] oleh Nabi [[Muhammad]] pada {{sc|ad}}&nbsp;628 dan bahwa [[Munzir bin Sawa al-Tamimi]], penguasa lokal, merespon misinya dan mengonversi atau menyatukan seluruh wilayahnya.<ref>A letter purported to be from Muhammad to al-Tamimi is preserved at the [[Bait Al-Qur'an|Beit al-Qur'an]] di [[Hoora]], Bahrain</ref><ref>{{cite web|title=The letters of the Prophet Muhammed beyond Arabia |url=http://www.alghurabaa.org/books/seerah/The%20letters%20of%20the%20Prophet%20Muhammad%20to%20the%20Kings%20beyond%20Arabia.pdf |accessdate=18 June 2012 }}{{dead link|date=June 2016|bot=medic}}{{cbignore|bot=medic}}</ref>
Baris 62 ⟶ 63:
|url=https://books.google.com/?id=ntarP5hrza0C
|publisher=I. B. Tauris
|isbn=978-1-86064-736-9}}</ref> Qarmasi digulingkan oleh [[dinasti Uyuni]] [[al-Hasa]], yang memasukan seluruh wilayah Bahrain pada [[1076]].<ref>Smith, G.R. "Uyūnids". ''[[Encyclopaedia of Islam]]''. Edited by: P. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Brill, 2008. Brill Online. 16 March 2008 [http://www.brillonline.nl/subscriber/entry?entry=islam_SIM-7786] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200401120424/https://referenceworks.brillonline.com/subjects |date=2020-04-01 }}</ref> Dinasti Uyuni mengawasi Bahrain hingga [[1235]], kemudian kepulauan dengan waktu yang singkat dikuasai oleh penguasa Persia dari [[Provinsi Fars|Fars]]. Pada [[1253]], para [[Usfuri]] [[Badui]] membawa turun [[dinasti Uyuni]], dengan cara memperoleh dengan melakukan pengawasan terhadap [[Arabia Timur]], termasuk pulau Bahrain. Pada [[1330]], kepulauan menjadi sebuah negara jajahan di bawah penguasaan [[Hormuz]],<ref name="Rentz">Rentz, G. "al- Baḥrayn". ''[[Encyclopaedia of Islam]]''. Edited by: P. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Brill, 2008. Brill Online. 15 March 2008 [http://www.brillonline.nl/subscriber/entry?entry=islam_COM-0089] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200517104743/https://referenceworks.brillonline.com/subjects |date=2020-05-17 }}</ref> walaupun aslinya pulau diawasi oleh orang-orang Syi'ah [[Dinasti Jarwani|Jarwani]] dari [[Qatif]].<ref>[[#Cole|Cole]], p. 179</ref>
Pada pertengahan abad ke-15, kepulauan berada di bawah kekuasaan [[Dinasti Jabri]], sebuah dinasti [[Badui]] yang juga bermarkas di Al-Ahsa yang menguasai sebagian besar [[Arabia Timur]].
 
Baris 68 ⟶ 69:
[[Berkas:AradFort.jpg|jmpl|[[Benteng Arad]] di [[Arad, Bahrain|Arad]]; dibangun sebelum diberlakukannya pengawasan oleh Portugis.]]
 
Pada [[1521]], [[Portugal|Kekaisaran Portugis]] bekerja sama dengan [[Hormuz]] dan penangkap Bahrain dari penguasa Jabrid [[Migrin bin Zamil]], yang dibunuh saat berangkat. Portugis menguasai Bahrain untuk sekitar 80 tahun, sewaktu mereka sebagian besar bergantung pada Gubernur [[Sunni]] Persia.<ref name=Rentz/> Portugis diusir dari pulau pada [[1602]] oleh [[Abbas I dari Persia|Abbas I]] dari [[dinasti Safawi]] dari [[Persia]],<ref>[[#Cole|Cole]], p. 186</ref> yang memberi daya pendorong kepada [[Syi'ah]].<ref>[[#Cole|Cole]], p. 198.</ref> Untuk dua abad selanjutnya, penguasa Persia menahan pengawasan terhadap kepulauan, pada sela-sela invasi tahun [[1717]] dan [[1738]]&nbsp ;[[Ibadi]]&nbsp ;[[Oman]].<ref name="autogenerated4">[[#Cole|Cole]], p. 194</ref> Pads periode ini, mereka memilih untuk memerintah Bahrain dalam kepemimpinan, salah satu dari dua kota [[Bushehr]] atau [[imigran]] dari klan Arab Sunni. Kemudian para kabilah kembali ke pesisir Arab Teluk Persia dari teritori Persia di utara yang dikenal sebagai ''Huwala''<ref name=Rentz /><ref>[[#Cole|Cole]], p. 187</ref><ref name=McCoy/> Pada [[1753]], klan Huwala dari [[Nasr Al-Madhkur]] menyerbu Bahrain untuk kepemimpinan pemimpin Iran [[Dinasti Zand|Zand]] [[Karim Khan Zand]] dan memilih untuk memimpin penguasaan Iran.<ref name=McCoy>{{Cite book
|last=McCoy
|first=Eric Andrew
Baris 93 ⟶ 94:
|year=1991
|title=Arabia's frontiers: the story of Britain's boundary drawing in the desert
|url=https://archive.org/details/arabiasfrontiers0000wilk
|publisher=I.B. Tauris
|page=[https://archive.org/details/arabiasfrontiers0000wilk/page/44 44]}}</ref><ref>{{Cite book
|last=Rihani
|first=Ameen Fares
Baris 190 ⟶ 192:
* [http://eprints.dur.ac.uk/archive/00000221/ Generational change and elite-driven reforms in the Kingdom of Bahrain. (Sir William Luce Fellowship Paper No. 7)] Dr. Steven Wright (2006) Middle East and Islamic Studies, [[University of Durham]], (PDF Format)
* [[Abdulhadi Khalaf|Khalaf, Abdulhadi]] (1998). ''[http://www.hf.uib.no/smi/pao/khalaf.html Contentious politics in Bahrain: From ethnic to national and vice versa''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060716180006/http://www.hf.uib.no/smi/pao/khalaf.html |date=2006-07-16 }}.
* [http://www.uob.edu.bh University of Bahrain] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140226223728/http://www.uob.edu.bh/ |date=2014-02-26 }}
{{Topik Asia|Sejarah}}