Tirtayasa dari Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Binks Naboo (bicara | kontrib) Membalikkan revisi 19661143 oleh BrainBenjamin (bicara) Tidak mencantumkan spam foto dari pranala luar Tag: Pembatalan |
k Sanad Sulthan Agung Tirtayasa |
||
(39 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox royalty|monarch
| name = '''Tirtayasa'''<br>(Sultan Maulana Syarif Abu al-Fath 'Abdul-Fattah)
| succession = [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]] ke-6
| image = Lukisan Sultan Ageng Tirtayasa oleh Kang Alam.jpg
| reign = 1651–1683
| predecessor = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten]]
| successor = [[Haji dari Banten]]
| spouse =
| issue = [[Haji dari Banten]]<br>[[Pangeran Purbaya]]<br>[[Ageng Tirtayasa dari Banten#Keluarga|dan lainnya]]
| house =
| father = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten]]
| mother =
| birth_date = 1631
| birth_place = {{flagicon|Kesultanan Banten}} [[Kesultanan Banten]]
| death_date
| death_place = {{flagicon|Belanda}} [[Batavia]], [[Hindia Belanda]]
| date of burial =
| place of burial = Pemakaman
| religion = [[Sunni Islam]]
| occupation =
| caption = [[Lukisan]] '''Sultan Ageng Tirtayasa''' Karya [[Kang Alam]]
}}
'''
== Biografi ==
Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari
Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun [[Tirtayasa, Serang|Tirtayasa]] (terletak di [[Kabupaten Serang]]).
== Pemerintahan ==
Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Banten mencapai masa kejayaanya. Ia berusaha keras melakukan modernisasi terhadap Banten dan menjadikannya sebagai pusat kegiatan Muslim di Kepulauan Indonesia. Dia mengirim putranya ke Mekah dengan perintah untuk pergi dari sana ke [[Kesultanan Turki Usmani|Turki]] dengan harapan dapat menjalin hubungan baik dengan kekuatan utama Islam. Pada saat itu juga, ia dan putranya mencoba menghimpun pengikut di kalangan para penasihat dan petualang Eropa.<ref name=":1">{{Cite book|last=H. M. Vlekke|first=Bernard|date=2022|title=Nusantara, Sejarah Indonesia|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-602-6208-06-4|pages=164-165|url-status=live}}</ref>
Prestasi terbesar dalam pemerintahannya adalah penataan perdagangan luar negeri. Seperti raja Makassar, ia menyambut baik pedagang dari Britania, Denmark, Prancis di pelabuhan-pelabuhannya. Melalui bantuan-bantuan orang Eropa ini dia mulai melengkapi kapal-kapalnya sendiri yang dibawa nahkoda asal Eropa berlayar ke Filipina, Makau, Benggala, dan Persia. Saudagar-saudagar India, Cina, dan Arab berkumpul di Banten setelah tersingkir dari Malaka dan Makassar. Barang dagangan yang dijual di pasar Batavia sebagian datang dari pelabuhan pesaing di Banten dan gengsi Sultan Tirtayasa naik begitu tinggi sehingga ia menuntut bagian dalam perdagangan pala di Ambon dan dalam perdagangan timah di Semenanjung Malaya, sebuah tuntutan yang ditolak oleh pemerintah di Batavia. Sebelumnya, bahkan bukan di zaman sebelum kedatangan Portugis, perdagangan yang begitu luas terjadi di suatu pelabuhan Indonesia seperti di Banten pada waktu di mana [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]] sedang berada di puncak kekuatannya.<ref name=":1" />
== Perjuangan ==
Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di [[Kesultanan Banten]] pada periode [[1651]]–[[1683]]. Dia memimpin banyak perlawanan terhadap [[Belanda]]. Pada masa itu, [[VOC]] menerapkan [[perjanjian monopoli]] perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai [[kerajaan Islam]] terbesar di Indonesia ([[Nusantara]]).
Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi.{{Butuh rujukan}}
Di bidang keagamaan, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat [[Syekh Yusuf]] sebagai [[mufti]] sekaligus penasehat kesultanan. Ia juga memberikan kepercayaan kepada Syekh Yusuf untuk mendidik anak-anaknya tentang agama. Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa juga menikahkan putrinya yang bernama Siti Syarifah dengan Syaikh Yusuf.<ref>{{Cite book|last=Islam|first=M. Adib Misbachul|date=2019|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53469/2/5.%20Rahasia%20Segala%20Rahasia%20Syekh%20Yusuf%20Makasar.pdf|title=Rahasia Segala Rahasia: Ajaran Sufistik Syaikh Yusuf Makassar|location=Jakarta|publisher=Perpustakaan Nasional Indonesia|isbn=978-623-200-209-8|pages=11|url-status=live}}</ref>
Ketika terjadi sengketa
== Hubungan diplomatik ==
Baris 38 ⟶ 46:
=== Banten dan kerajaan Nusantara lain ===
Sekitar tahun [[1677]], Banten mengadakan kerjasama dengan [[Trunojoyo]] yang sedang memberontak terhadap [[Kesultanan Mataram|Mataram]]. Tidak hanya itu, Banten juga menjalin hubungan baik dengan [[Kesultanan Makassar|Makassar]], [[Bangka]], [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] dan [[Kerajaan Inderapura|Inderapura]].<ref>{{Cite news|url=https://profil.merdeka.com/indonesia/s/sultan-ageng-titajasa/|title=Sultan Ageng Tirtayasa - Profil {{!}} merdeka.com|
=== Banten dan Prancis ===
Baris 50 ⟶ 58:
=== Banten dan Inggris ===
Hubungan baik antara [[Inggris]] dan [[Banten]] sudah terjalin sejak lama, salah satunya adalah ketika [[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir]] mengirimkan surat ucapan selamat pada tahun [[1602]] kepada [[Kerajaan Inggris]] atas dinobatkannya [[Charles I]] sebagai [[Raja Inggris]]. [[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir]] juga memberikan izin kepada Inggris untuk membuka kantor dagang. Bahkan, Banten menjadi pusat kegiatan dagang Inggris sampai akhir masa penerintahan Sultan Ageng Tirtayasa tahun [[1682]], karena saat itu terjadi perang saudara antara Sultan dengan putranya, [[Sultan Haji]]. Sultan Haji meminta bantuan [[Belanda]], sedangkan Sultan Ageng Tirtayasa diketahui meminta bantuan dari [[Kerajaan Inggris]] untuk melawan kekuatan anaknya itu.<ref>{{Cite
Pada 1681, [[Haji dari Banten|Sultan Haji]] mengirim surat kepada Raja [[Charles II dari Inggris|Charles II]]. Dalam suratnya, dia berminat membeli senapan sebanyak 4.000 pucuk dan peluru sebanyak 5.000 butir dari Inggris. Sebagai tanda persahabatan, Sultan Haji menghadiahkan permata sebanyak 1757 butir. Surat ini juga merupakan pengantar untuk dua utusan Banten bernama [[Naya Wipraya|Kiai Ngabehi Naya Wipraya]] dan [[Jaya Sedana|Kiai Ngabehi Jaya Sedana]]. Tidak lama kemudian, Sultan Ageng Tirtayasa mengirim surat kepada Raja [[Charles II dari Inggris|Charles II]] meminta bantuan berupa senjata dan mesiu untuk berperang melawan putranya yang dibantu [[VOC]].<ref>{{Cite news|url=http://merahputih.com/post/read/kilas-balik-hubungan-diplomatik-kesultanan-banten-dan-inggris|title=Kilas Balik Hubungan Diplomatik Kesultanan Banten dan Inggris|newspaper=MerahPutih|access-date=2017-04-15
== Keluarga ==
Sultan Ageng Tirtayasa memiliki 18 orang putera:<ref>{{Cite web|title=Sultan Agung Tirtajasa|url=https://www.geni.com/people/Sultan-Agung-Tirtajasa/6000000015406977662|website=geni_family_tree|language=en-US|access-date=2017-04-15}}</ref><ref>{{Cite news|date=2016-05-01|title=Silsilah Pangeran Jakfaruddin / Tubagus Jakfaruddin berdasarkan Ranji Silsilah Kesultanan Banten {{!}} Ranji Sarkub|url=http://ranji.sarkub.com/silsilah-pangeran-jakfaruddin-tubagus-jakfaruddin-berdasarkan-ranji-silsilah-kesultanan-banten/|newspaper=Ranji Sarkub|language=id-ID|access-date=2017-04-15|archive-date=2017-04-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20170416045921/http://ranji.sarkub.com/silsilah-pangeran-jakfaruddin-tubagus-jakfaruddin-berdasarkan-ranji-silsilah-kesultanan-banten/|dead-url=yes}}</ref>
# [[Sultan Haji|Sultan Abu Nashar Abdulqahar]]
#
# Tubagus Abdul
# Tubagus Rajaputra
Baris 74 ⟶ 82:
# Tubagus Kulon
# Raden Mesir
Sejak masa pemerintahan [[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]], gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik Pangeran Ratu. Gelar Pangeran Ratu berkembang menjadi Tubagus sementara Pangeran Adipati berkembang menjadi Adipati MAS. Keturunan Tubagus menyebar di daerah Banten / Jawa Barat sementara keturunan Adipati MAS menyebar di Surabaya / Jawa Timur. Di Pemakaman Boto Putih pembagian ini menjadi dasar pembagian kawasan Kasepuhan dan Kanoman.
== Kematian dan penghargaan ==
Pada tahun [[1683]], Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di [[Batavia]]. Ia meninggal dunia dalam penjara dan dimakamkan di
Atas jasa-jasanya pada negara, Sultan Ageng Tirtayasa diberi gelar [[pahlawan Nasional]] berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 045/TK/Tahun 1970, tanggal 1 Agustus 1970.
Baris 84 ⟶ 93:
== Nasab ==
Nasab Keturunan Sultan Ageng Tirtayasa sampai Sanadiyah Awal sebagai berikut :
* Kanjeng Nabi Muhammad SAW
* Syarifah Fatimah Az-Zahra
* Sayidina Husain
* Syech Jainal Abidin Khobir
* Syech Muhammad Al Baqir
* Syech Ja'far Shodiq
* Syech Ali Uraid
* Syech Muhammad Naqib
* Syech Isya
* Syech Ahmad Muhajir
* Syech Abdullah
* Syech Alawi
* Syech Ali Qosim
* Syech Muhammad Sohid Marbuth
* Syech Ali
* Sayyid Abdul Malik Muhajir Al Hindi
* Sayyid Abdullah Khon
* Syech Jalaludin Sa'id
* Syech Jamaludin Akbar
* Syeh Isroil Ali Alam
* Syarif Abdullah Hud Maharaj
* Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) Cirebon
* Sulthan Maulana Hasanuddin
* Sulthan Maulana Yusuf
* Sulthan Maulana Muhammad
* Sulthan Abul-Mafakir Abdul Qodir Kenari
* Shultan Abul-Ma'ali Zakaria
* Sultan Ageng Tirtayasa
* Pangeran Arya Purbaya
Silsilah ini Turun temurun dari Keluarga besar H Tubagus Abdul Mutholib dan Keluarga Besar H Tubagus Shoton Sulaiman Lontar Kidul dan Pekarungan dimana Berdasarkan Ucapan dan Perkatan Buyut KH Tb Bul Khasan Sempu Banten Girang dimana Keluarga Besar yang ada dibanten saat Terjadi Polemik Menghilangkan Jati diri.
Saat terjadi Polemik Keraton,keturunan Pangeran Arya Purbaya yang ada dibanten Menyebar dan menghilangkan Jejak demi Keselamatan dan Kelangsungan Generasi Keturunan, dan Kami Mengakui Keturunan yang ada dibogor dan sekitar serta diluar banten sesuai Ucapan dari Kakek kita bahwa Keturunan Pangeran Arya Purbaya sangat Banyak, dan memiliki Keturunan yang awal di Banten.
== Referensi ==
Baris 212 ⟶ 170:
[[Kategori:Sultan Banten]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
|