Kota Bekasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(256 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tentang|nama kota di Indonesia|kabupaten dengan nama yang sama|Kabupaten Bekasi}}
{{Kotak info Dati II Indonesia
|
|
|translit_lang1_type = [[Aksara Sunda]]
|translit_lang1_info = {{sund|ᮘᮨᮊᮞᮤ}}
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|
|image1=Patriot Stadium Bekasi (cropped).jpg
|caption1=<center>[[Stadion Patriot Bekasi]]
}}
|bendera = Flag of Bekasi City.png
|
|julukan = ''Kota Industri''
|motto = Kota Patriot{{efn|Juga sebagai julukan daerah.}}
|peta = Map of West Java highlighting Bekasi City.svg
|koordinat = {{coord|-6.2367416|106.9990428|display=inline,title}}
|pushpin_map = Indonesia Jawa Barat#Indonesia
|pushpin_label = Kota Bekasi
|pushpin_label_position = bottom
|provinsi = [[Jawa Barat]]
|hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1997|03|10}} (Tanggal resmi dari Pemkot Bekasi)
|dasar hukum = UU Nomor 9 Tahun 1996<ref name="UU"/>
|tanggal = [[20 April]] [[1982]] (sebagai Kota Administratif Bekasi) <ref name="UU"/>
|kepala daerah = Daftar Wali Kota Bekasi{{!}}Wali Kota
|nama walikota = [[Raden Gani Muhamad]] (Pj.)
|nama wakil walikota = ''Lowong''
|sekretaris daerah = Junaedi
|ketua DPRD =
|
|luasref =
|luas = 207,00
|
|luasperairan = 2,4
|persenperairan=
|luascat =
|elevation_m =
|
|penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
|
|population_rank = 3
|
|88,81% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 10,14% [[Kekristenan]]
** 7,58% [[Protestan]]
** 2,56% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,87% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,16% [[Hindu]] |0,02% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Betawi|Betawi]]
|IPM = {{increase}} 82,46 ([[2022]])<br>{{fontcolor|blue|sangat tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=19 Oktober 2023}}</ref>
|zona = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|kecamatan = 12
|kelurahan = 56
|area_code = 021
|SNI = BKS
|nomor_polisi = B ''xxxx'' K**
|dau = Rp 1.282.106.240.000 (2019)
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2019|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2019)|accessdate=09 Februari 2022}}</ref>
|semboyan = Maju, sejahtera, ihsan
|web = {{URL|https://www.bekasikota.go.id/}}
|catatankaki = {{notelist}}
}}
'''Kota Bekasi''' ([[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: ᮘᮨᮊᮞᮤ; [[Aksara Pegon]]: بکاسى) adalah salah satu [[kota (Indonesia)|kota]] di [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Kota ini berbatasan langsung dengan [[DKI Jakarta]] dari arah barat. Pada pertengahan tahun [[2024]], jumlah penduduk Kota Bekasi berjumlah 2.526.133 jiwa. Meskipun berstatus [[kota penyangga]], kota ini merupakan kota terbesar di Provinsi Jawa Barat menurut jumlah penduduk.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|publisher=Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil|location=Jakarta|accessdate=25 Agustus 2024|format=Visual}}</ref><ref>{{Cite report|url=https://bekasikota.bps.go.id/publication/2020/04/28/b3c9a8f66a47b925b30b81c8/kota-bekasi-dalam-angka-2020.html|title=Kota Bekasi Dalam Angka 2020|date=09 Februari 2022|publisher=Badan Pusat Statistik Kota Bekasi|location=Bekasi|access-date=2021-02-05}}</ref>
Kota
==
Nama Bekasi berasal dari kata ''Bagasasi'' yang artinya sama dengan ''Candrabaga'' yang tertulis di dalam [[Prasasti Tugu]] era [[Kerajaan Tarumanegara]], yaitu nama sungai yang melewati kota ini.
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dahulu sebagai ibu kota [[Tarumanagara|Kerajaan Tarumanagara]]. Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa ([[Jakarta]]), [[Prasasti Pasir Awi|Pasir Awi (Jonggol)]], [[Kota Depok|Depok]], [[Cibinong, Bogor|Cibinong]], [[Kota Bogor|Bogor]], hingga ke wilayah [[Kabupaten Purbalingga|Purwalingga]].
Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai ibu kota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang. Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669–723 M) pendiri [[Kerajaan Sunda]] dan seterusnya menurunkan Raja-raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567–1579 M).
Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Di antaranya dengan ditemukannya 4 prasasti yang dikenal dengan nama [[Prasasti Kebantenan]]. Keempat prasasti ini merupakan keputusan dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jaya Dewa) yang ditulis dalam 5 lembar lempeng tembaga.
Sejak abad ke-5 Masehi pada masa [[Tarumanagara|Kerajaan Tarumanagara]], abad ke-8 [[Kerajaan Galuh]], dan [[Kerajaan pajajaran|Kerajaan Pajajaran]] pada abad ke-14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara [[Pelabuhan Sunda Kelapa]] (Jakarta).
restu
=== Sejarah Sebelum Tahun 1949 ===
Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari zaman ke zaman, sejak zaman [[Hindia Belanda]], pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan, dan zaman Republik Indonesia. Di zaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan [[Kawedanan|Kewedanaan]] (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih dikuasai oleh para tuan tanah keturunan [[Tionghoa]].{{butuh rujukan}}
Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama [[Batavia]] diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi [[Kabupaten]], Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi [[Kecamatan]], dan Kun menjadi [[Desa]] atau [[Kelurahan]]. Saat itu ibu kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).
Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja. Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia en Omelanden. Sementara, batas Pondok Gede, Kali Bekasi, dan Serangbaroe ke Selatan yaitu wilayah Kranggan (Jatisampurna), Awirangan, Setu, hingga [[Cibarusah, Bekasi|Tjibaroesa]] [[Kabupaten Bogor|Buitenzorg (Bogor)]] menjadi bagian dari [[Negara Pasundan]]. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah [[Kabupaten Karawang]], sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad van Nederlandsch Indie 1948 No.178 [[Negara Pasundan]].<ref>{{Cite news|url=https://mediaindonesia.com/megapolitan/469101/dpr-dan-kemendagri-didesak-realisasikan-kabupaten-bogor-timur|title=DPR dan Kemendagri Didesak Realisasikan Kabupaten Bogor Timur|last=mediaindonesia.com|newspaper=mediaindonesia.com|access-date=2022-07-27|archive-date=2022-06-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20220629095828/https://mediaindonesia.com/megapolitan/469101/dpr-dan-kemendagri-didesak-realisasikan-kabupaten-bogor-timur|dead-url=no}}</ref>
=== Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi ===
Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di Alun-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut:
''"Rakyat Bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi [[Kabupaten Bekasi]]. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia."''
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan, dan wilayah pelimpahan dari [[Kawedanan Jonggol|Kawedanan Jonggol (Tjibaroesa)]], [[Kabupaten Bogor|Buitenzorg]] yaitu: [[Cibarusah, Bekasi|Kecamatan Cibarusah]], [[Serang Baru, Bekasi|Kecamatan Serang Baru]], Desa Kranggan (Sekarang [[Jatisampurna, Bekasi|Kecamatan Jatisampurna]]), serta sebagian [[Setu, Bekasi|Kecamatan Setu]]. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "''SWATANTRA WIBAWA MUKTI''".
Kewedanannya sendiri adalah:
# Kewedanan Bekasi
#* Kecamatan Bekasi terdiri atas 9 desa
#* Kecamatan Babelan terdiri atas 6 desa
#* Kecamatan Cilincing terdiri atas 3 desa
#* Kecamatan Pondok Gede terdiri atas 7 desa
# Kewedanan Tambun
#* Kecamatan Tambun terdiri atas 8 desa
#* Kecamatan Setu terdiri atas 9 desa
#* Kecamatan Cibitung terdiri atas 7 desa
# Kewedanan Cikarang
#* Kecamatan Cikarang terdiri atas 7 desa
#* Kecamatan Lemababang terdiri atas 8 desa
#* Kecamatan Cibarusah terdiri atas 11 desa
# Kewedanan Serengseng
#* Kecamatan Sukatani terdiri atas 9 desa
#* Kecamatan Pebayuran terdiri atas 6 desa
#* Kecamatan Cabangbungin terdiri atas 5 desa
Pada tahun 1960 Kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke Kota Bekasi (Jalan Ir H. Juanda, Kota Bekasi). Kemudian pada tahun 1982, saat bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jalan Ahmad Yani No.1, Kabupaten Bekasi. Hal ini dilakukan karena perkembangan Bekasi yang sangat pesat sehingga bahkan dibentuk Kota Administratif Bekasi.
Kota Administratif Bekasi sendiri dibentuk pada tahun 1981 dari Kecamatan Bekasi (16 kelurahan dan 8 desa) dan sebagian dari Kecamatan Tambun (2 kelurahan, serta sebagian dari 2 desa) dengan 4 kecamatan yang terbagi ke 18 kelurahan dan 8 desa melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 48 tahun 1981.
Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan wali kota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono dari tahun 1982 hingga 1988. Tahun 1988 Wali kota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi dari tahun 1988 hingga 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR dari tahun 1991 hingga 1997.
Pada perkembangannya, Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang makin tinggi. Dengan begitu status Kota Administratif Bekasi kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 yang menambahkan tiga kecamatan, yakni kecamatan Pondokgede, Jatiasih, dan Bantargebang.<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=14 Februari 2022|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Selanjutnya dengan terjadinya reformasi, penambahan kecamatan dan kelurahan dilakukan melalui peraturan daerah. Yang pertama adalah Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2000 terkait pembentukan Kecamatan Jatisampurna dari Pondokgede, yang dilanjutkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bekasi Nomor 14 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Bekasi<ref>{{Cite web |url=https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=382 |title=Salinan arsip |access-date=2023-04-22 |archive-date=2023-04-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230422164225/https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=382 |dead-url=no }}</ref> mengatur pembentukan dua kecamatan baru, yakni: Rawalumbu dari Bekasi Timur; dan Medan Satria dari Bekasi Barat. Dengan demikian, pembagian adminisitratif Kota Bekasi pada tahun 2000 adalah 10 Kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 35 Kelurahan dan 17 Desa.
Perda Kota Bekasi Nomor 02 Tahun 2002<ref>{{Cite web |url=https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=107 |title=Salinan arsip |access-date=2023-04-22 |archive-date=2023-04-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230426194859/https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=107 |dead-url=no }}</ref> tentang Penetapan Kelurahan mengatur bahwa seluruh desa yang ada di Kota Bekasi berubah status menjadi kelurahan. Dengan demikian, pembagian adminisitratif Kota Bekasi pada tahun 2002 menjadi 10 Kecamatan dan 52 Kelurahan.
Kemudian pada tahun 2004, muncul lagi Perda Kota Bekasi Nomor 04 Tahun 2004<ref>{{Cite web |url=https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=124 |title=Salinan arsip |access-date=2023-04-22 |archive-date=2023-04-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230426061213/https://jdih.bekasikota.go.id/peraturan-daerah/view?id=124 |dead-url=no }}</ref> yang mengubah Perda Nomor 14 Tahun 2000. Perda ini membentuk 2 Kecamatan; Mustika Jaya dari Bantargebang; dan Pondok Melati dari Jatisampurna dan Pondokgede; serta menambah kelurahan baru. Hal ini menyebabkan pembagian adminisitratif Kota Bekasi menjadi seperti sekarang ini, dengan 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan.
== Geografi ==
=== Batas Wilayah ===
Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km², dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:
{{Batas_USBT
|utara =
[[Kabupaten Bekasi]]
|selatan =
[[Kabupaten Bogor]] dan [[Kota Depok]]
|barat =
[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Provinsi DKI Jakarta]]
|timur =
[[Kabupaten Bekasi]]
}}
=== Topografi ===
Kondisi topografi Kota Bekasi dengan kemiringan antara 0–2 % dan terletak pada ketinggian antara 11–81 m di atas permukaan air laut.
# Ketinggian ≥ 25 m: [[Medan Satria, Bekasi|Kecamatan Medan Satria]], [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]], [[Bekasi Selatan, Bekasi|Kecamatan Bekasi Selatan]], [[Bekasi Timur, Bekasi|Kecamatan Bekasi Timur]], dan [[Pondok Gede, Bekasi|Kecamatan Pondok Gede]].
# Ketinggian 25–100 m: [[Bantar Gebang, Bekasi|Kecamatan Bantar Gebang]], [[Mustika Jaya, Bekasi|Kecamatan Mustika Jaya]], [[Pondok Melati, Bekasi|Kecamatan Pondok Melati]], dan [[Jati Asih, Bekasi|Kecamatan Jati Asih]].
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bekasi Timur, [[Rawalumbu, Bekasi|Kecamatan Rawalumbu]], Kecamatan Bekasi Selatan, [[Bekasi Barat, Bekasi|Kecamatan Bekasi Barat]], dan [[Pondok Melati, Bekasi|Kecamatan Pondok Melati]].
=== Hidrologi ===
Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan menjadi dua:
==== Air permukaan, mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai ====
Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 sungai utama yaitu [[Sungai Cakung]], [[Kali Bekasi]], dan [[Kali Sunter]], beserta anak-anak sungainya. Kali Bekasi berhulu di [[Tempuran sungai|pertemuan dua sungai]] yaitu [[Sungai Cikeas]] dan [[Sungai Cileungsi]] yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.
Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi Kali Bekasi dan beberapa sungai atau kali kecil, serta [[Saluran Irigasi Tarum Barat]] yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (Kota dan Kabupaten) dan wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi air permukaan Kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).{{cn}}
==== Air Tanah ====
Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar [[Tempat Pembuangan Akhir|TPA]] Bantar Gebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar dikarenakan tempat tersebut menyumbang volume sampah berasal dari [[DKI Jakarta]].{{fact}}
=== Iklim ===
Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada [[iklim muson tropis]] (''Am'') dengan tingkat kelembapan yang tinggi yakni sebesar ±78%. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri atau perdagangan dan permukiman. Suhu udara harian diperkirakan berkisar antara 24 °C–33 °C. Oleh karena wilayahnya yang beriklim muson tropis, Kota Bekasi mengalami dua musim, yaitu [[musim hujan|musim penghujan]] dan [[musim kemarau]].
Musim kemarau di Kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson timur–tenggara yang bersifat kering berembus sejak awal bulan [[Mei]] hingga bulan [[September]] dengan bulan terkering yaitu bulan [[Agustus]]. Sementara itu, musim penghujan di kota Bekasi dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah & lembap dan biasanya bertiup pada bulan [[November]] hingga bulan [[Maret]] dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan [[Januari]] yang curah hujan bulanannya lebih dari 300 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kota Bekasi berada pada angka 1.600–2.000 milimeter per tahunnya dengan jumlah hari hujan ≥130 hari hujan.
{{Bekasi weatherbox}}
=== Permukiman ===
Jumlah penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,4 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu [[Pondok Gede, Bekasi|Kecamatan Pondok Gede]], [[Jatisampurna, Bekasi|Kecamatan Jatisampurna]], [[Jati Asih, Bekasi|Kecamatan Jati Asih]], [[Bantar Gebang, Bekasi|Kecamatan Bantar Gebang]], [[Bekasi Timur, Bekasi|Kecamatan Bekasi Timur]], [[Rawalumbu, Bekasi|Kecamatan Rawa Lumbu]], [[Bekasi Selatan, Bekasi|Kecamatan Bekasi Selatan]], [[Bekasi Barat, Bekasi|Kecamatan Bekasi Barat]], [[Medan Satria, Bekasi|Kecamatan Medan Satria]], [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]], [[Mustika Jaya, Bekasi|Kecamatan Mustika Jaya]], dan [[Pondok Melati, Bekasi|Kecamatan Pondok Melati]].
Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.
== Pemerintahan ==
=== Daftar
{{utama|Daftar Wali Kota Bekasi}}
{{:Daftar Wali Kota Bekasi}}
Baris 135 ⟶ 189:
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bekasi}}
==
=== Penduduk ===
Berdasarkan sensus tahun 2010, [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]] merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan [[Bantar Gebang, Bekasi|Kecamatan Bantar Gebang]] dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah.<ref>poskota.co.id [http://poskota.co.id/berita-terkini/2011/09/01/bekasi-utara-terpadat-penduduknya-di-kota-bekasi Bekasi Utara Terpadat Penduduknya di Kota Bekasi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211023070906/https://poskota.co.id/berita-terkini/2011/09/01/bekasi-utara-terpadat-penduduknya-di-kota-bekasi |date=2021-10-23 }}</ref>
Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar. Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri,
Selain itu pengembang [[Summarecon Agung]] juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 240 ha di [[Bekasi Utara, Bekasi|Kecamatan Bekasi Utara]]. Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah
=== Suku bangsa ===
Penduduk Kota Bekasi termasuk kota yang beragam suku bangsa. Berdasarkan data [[Sensus Penduduk Indonesia 2000]], sebagian besar penduduk Kota Bekasi adalah orang [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Betawi|Betawi]], dan suku aslinya [[Suku Sunda|Sunda]]. Jumlah yang signifikan juga berasal dari suku [[Suku Batak|Batak]] dan [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]. Suku Jawa menempati urutan pertama sebagai suku terbanyak di kota ini. Keberagaman suku bangsa di Kota Bekasi memengaruhi perbedaan budaya dan adat istiadat masyarakat Kota Bekasi. Berikut adalah besaran penduduk Kota Bekasi berdasarkan suku bangsa pada [[Sensus Penduduk Indonesia 2000|Sensus Penduduk tahun 2000]];<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|title=Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000|date=1 November 2001|website=www.jabar.bps.go.id|format=pdf|pages=72|accessdate=10 Mei 2022|archive-date=2023-01-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230119175828/https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|dead-url=no}}</ref> Penduduk Kota Bekasi merupakan gambaran dari keragaman suku bangsa yang khas bagi Indonesia. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000, komposisi suku bangsa di Kota Bekasi menunjukkan variasi yang signifikan.
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
! style="background:#E0F0FF;" |No
! style="background:#E0F0FF;" |Suku
! style="background:#E0F0FF;" |Jumlah [[2000]]
! style="background:#E0F0FF;" |%
|-
! style="text-align: left;" | 1
! style="text-align: left;" | [[Suku Jawa|Jawa]]
! style="text-align: right;" | 523.740
! style="text-align: right;" | 31,60%
|-
| 2
| [[Suku Betawi|Betawi]]
| style="text-align: right;" | 473.309
| style="text-align: right;" | 28,56%
|-
| 3
| [[Suku Sunda|Sunda]]
| style="text-align: right;" | 337.016
| style="text-align: right;" | 20,34%
|-
| 4
| [[Suku Batak|Batak]]
| style="text-align: right;" | 78.149
| style="text-align: right;" | 4,71%
|-
| 5
| [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]
| style="text-align: right;" | 50.779
| style="text-align: right;" | 3,06%
|-
| 6
| [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
| style="text-align: right;" | 13.476
| style="text-align: right;" | 0,81%
|-
| 7
| [[Suku Cirebon|Cirebon]]
| style="text-align: right;" | 4.622
| style="text-align: right;" | 0,28%
|-
| 8
| ''Suku lainnya''
| style="text-align: right;" | 176.421
| style="text-align: right;" | 10,64%
|-
! colspan="2"|Kota Bekasi
! style="text-align: right;" | 1.657.512
! style="text-align: right;" | 100%
|-
|}
== Ekonomi ==
{| class="wikitable" style="float:right;margin:0 0 0.5em 1em;font-size:90%"
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" | Tahun
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" | Jumlah penduduk
|-
|2006 || align="right" | 1.773.470
Baris 153 ⟶ 263:
|2020 || align="right" | 3.431.480
|-
| colspan="
|}
Ekonomi Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang
Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jalan Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mall serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga Jalan K.H. Noer Ali, [[Kranji, Bekasi Barat, Bekasi|Kranji]], dan Kota Harapan Indah.
Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang tinggi membuat Kota Bekasi kini memiliki banyak pusat perbelanjaan modern meliputi [[Grand Mall Bekasi]], [[Grand Galaxy Park]], [[Summarecon Mal Bekasi]], [[Grand Metropolitan Mall]]
Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama. Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan [[Rawa Lumbu, Bekasi|Rawa Lumbu]] dan [[Medan Satria, Bekasi|Medan Satria]].
Baris 164 ⟶ 276:
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50%.
Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%.<ref>
== Pendidikan ==
Kota Bekasi memiliki sekitar 3.110 sekolah, 62.852 siswa dan 2.260 guru.
=== Perguruan Tinggi ===
{{col|
* [[Universitas Trisakti|Universitas Trisakti Bekasi]]
* [[Universitas Gunadarma]] (Kampus Bekasi)
Baris 188 ⟶ 299:
* Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia (STIKES Medistra Indonesia)
* Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mulia Pratama (STIE Mulia Pratama)
* [[Tri Bhakti Business School|Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Bhakti (STIE Tri Bhakti)]]
* Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta Bekasi (STTJ Bekasi)
* Politeknik Lp3i Jakarta Kampus Bekasi (lp3ijkt.ac.id)
{{EndDiv}}
== Kesehatan ==
{{utama|Daftar Rumah Sakit di Kota Bekasi}}
{{col|4}}
* Puskesmas Aren Jaya
Baris 225 ⟶ 337:
{{EndDiv}}
== Transportasi
*[[Kereta Api Indonesia|Kereta Api Indonesia (KAI)]]
** [[
*** {{rint|jakarta|blue}} [[Commuter Line Cikarang]]
** [[LRT Jabodebek]]
*** {{rint|jakarta|l3}} [[Lin Bekasi (LRT Jabodebek)|Lin Bekasi]]
* [[BisKita Trans Patriot]]
** Koridor 1 : Summarecon Mall Bekasi–Pasar Alam Vida
==== Stasiun kereta api ====
Kota Bekasi memiliki 1 stasiun utama, 3 stasiun [[Commuter Line]], dan empat stasiun [[LRT Jabodebek]]. [[Stasiun Bekasi]] adalah stasiun kereta api utama di Kota Bekasi dan sekitarnya terutama bagi layanan kereta api antarkota dan kereta komuter. Stasiun kereta api lainnya di kota tersebut, diantaranya stasiun {{sta|Kranji}} dan {{sta|Bekasi Timur}} yang melayani kereta komuter [[Commuter Line Cikarang]], sedangkan stasiun angkutan massal yang melayani layanan lintas rel terpadu [[Lin Bekasi (LRT Jabodebek)|Lin Bekasi]] adalah stasiun [[Stasiun LRT Jati Bening Baru|Jati Bening Baru]], [[Stasiun LRT Cikunir 1|Cikunir 1]] dan [[Stasiun LRT Cikunir 2|2]], serta [[Stasiun LRT Bekasi Barat|Bekasi Barat]] yang terletak di Jalan Jenderal A. Yani di Kecamatan [[Bekasi Selatan, Bekasi|Bekasi Selatan]].
==== Ruas
Kota Bekasi memiliki akses jalan tol menuju ke pusat kota meliputi:
* [[Jalan Tol
* [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]]
* [[Jalan Tol
== Catatan ==
{{notelist}}
{{reflist|group="Ket."|2}}
== Referensi ==
Baris 273 ⟶ 363:
== Pranala luar ==
* {{id}} {{resmi}}
{{Kota Bekasi}}
{{Jabodetabek}}
{{Jawa Barat}}
[[Kategori:Kota Bekasi| ]]
[[Kategori:Kota di Jawa Barat|Bekasi]]
[[Kategori:DAS Bekasi]]
|