Syi'ir Tanpo Waton: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan foto |
Menghapus Gambar_syiir.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Krd; alasan: No license since 13 July 2024. |
||
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox organization
{{Infobox organization|name=Syi'ir Tanpo Wathon|leader_title=Pencipta|image=gambar syiir.jpg|leader_name4=|logo_size=120px|abbreviation=|formation=|founding_location=|type=|status=|location_country=|language=[[Bahasa Jawa]]|logo=gus nizam.jpg|parent_organization=|leader_name=KH. Mohammad Nizam As-Shofa|subsidiaries=|affiliations=|website=|leader_title2=Diciptakan pada|leader_name2=2004|leader_title3=Diciptakan di|leader_name3=Pondok Pesantren Ahlus Shofa wal Wafa <br/> [[Simoketawang, Wonoayu, Sidoarjo|Simoketawang, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo]]|logo_caption='''KH. Moh. Nizam As-Shofa''' <br/> ''Pencipta Syi'ir Tanpo Waton''|leader_title4=|imagesize=250px|caption=Teks Asli Syiir Tanpo Waton}}'''Syi'ir Tanpo Waton''' adalah sebuah syair bernuansa Islami yang menggunakan perpaduan Bahasa Jawa dan Bahasa Kawi (Jawa Kuno). Syair ini diciptakan oleh KH. Mohammad Nizam As-Shofa, pimpinan Pondok Pesantren Ahlus Shofa wal Wafa, [[Wonoayu, Sidoarjo|Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo]] pada tahun 2004 dan dilantunkan bersama-sama ketika dilaksanakan pengajian rutin di pondok pesantren tersebut. Hingga kini Syiir Tanpo Waton sudah tersebar luas terutama di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada intinya di dalam bait-bait syi’ir ini memiliki makna dalam dan begitu menyejukkan sekaligus mengingatkan pada realita kehidupan saat ini.▼
| name = Syi'ir Tanpo Wathon
| leader_title = Pencipta
| image =
| leader_name4 =
| logo_size = 120px
| abbreviation =
| formation =
| founding_location =
| type =
| status =
| location_country =
| language = [[Bahasa Jawa]], [[Bahasa Arab]]
| logo =
| parent_organization =
| leader_name = K.H. Mohammad Nizam As-Shofa
| subsidiaries =
| affiliations =
| website =
| leader_title2 = Diciptakan pada
| leader_name2 = 2004
| leader_title3 = Diciptakan di
| leader_name3 = Pondok Pesantren Ahlus Shofa wal Wafa <br/> [[Simoketawang, Wonoayu, Sidoarjo|Simoketawang, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo]]
| logo_caption = '''KH. Moh. Nizam As-Shofa''' <br/> ''Pencipta Syi'ir Tanpo Waton''
| leader_title4 =
| imagesize = 250px
| caption = Teks Asli Syiir Tanpo Waton
}}
▲
== Sejarah ==
Pada mulanya
Syiir ini diciptakan oleh Kiai Nizam pada tahun 2004 dan berawal saat ia melakukan ''khalwat'' (menyendiri dan merenung). Pada mulanya syiir ini memiliki 17 bait namun kemudian diringkas menjadi 13 bait. Sejak terciptanya syair itu, Kiai Nizam bersama dengan jamaah pengajiannya yang dinamakan "Reboan Agung" selalu melantunkan seusai acara pengajian selesai, hingga kini rekaman syiir itu telah tersebar luas baik dalam bentuk kaset, di media sosial, hingga di Radio. Awal mula syiir ini bisa terkenal adalah karena siaran yang direlay dari Radio Yasmara AM Surabaya dan diedarkannya rekaman suara Kiai Nizam dalam bentuk kaset.<ref>{{Cite journal|last=Lathifah|first=Ainun|date=2016-08-24|title=Peran Kh Mohammad Nizam As-Shofa dalam mendirikan dan mengembangkan yayasan pondok pesantren Ahlus-Shofa Wal-Wafa Simoketawang Wonoayu Sidoarjo tahun 2002-2015|url=http://digilib.uinsby.ac.id/12593/|language=en|publisher=UIN Sunan Ampel Surabaya}}</ref>
Baris 28 ⟶ 57:
|Kuawali dengan melantunkan syiir, dengan memuji kepada Tuhan
|-
|Kang paring rohmat lan kenikmatan
|Yang memberi rahmat dan kenikmatan siang dan malam tanpa perhitungan
|-
| colspan="2" |'''Bait 2'''
|-
|Duh
|Duhai sahabat, pria dan wanita jangan hanya belajar syariat saja
|-
|Gur pinter ndongeng nulis lan
|Hanya pandai berdongeng (berbicara), menulis, dan membaca, pada akhirnya akan sengsara
|-
Baris 49 ⟶ 78:
| colspan="2" |'''Bait 4'''
|-
|Gampang kabujuk nafsu
|Mudah tertipu nafsu angkara terhadap gemerlapnya keindahan duniawi
|-
|Iri lan meri sugihe
|Iri dan dengki terhadap kekayaan tetangga, oleh sebab itu hatinya gelap dan nista
|-
| colspan="2" |'''Bait 5'''
|-
|Ayo sedulur
|Marilah saudara jangan melupakan kewajiban belajar beserta aturannya
|-
|Nggo ngandelake iman tauhide, baguse sangu
|Guna mempertebal iman dan tauhidnya, alangkah bagusnya bekal dan mulia kematiannya
|-
| colspan="2" |'''Bait 6'''
|-
|Kang aran sholeh bagus atine
|Yang disebut shaleh itu baik hatinya sebab mapan keilmuannya
|-
|Laku thoreqot lan ma'rifate,
|Menjalankan thariqat dan ma'rifat, juga haqiqat dirasa meresap
|-
| colspan="2" |'''Bait 7'''
|-
|Al Quran qodim wahyu
|Al Quran qadim wahyu yang mulia, tanpa ditulis dapat dibaca
|-
|Iku wejangan guru
|Itulah petuah guru budi pekerti, ditancapkan di dalam dada (hati)
|-
Baris 84 ⟶ 113:
|Terletak di hati dan pikiran, meresap ke jasmani dan rohani
|-
|Mu'jizat Rasul dadi pedhoman,
|Mu'jizat Rasul menjadi pedoman, sebagai sarana masuknya keimanan
|-
| colspan="2" |'''Bab 9'''
|-
|Kelawan Allah Kang
|Terhadap Allah Yang Maha Suci, harus mendekatkan diri siang dan malam
|-
|Ditirakati diriyadhohi, dzikir lan suluk
|Menjalani tirakat dan riyadhah, dzikir dan suluk jangan sampai terlupakan
|-
| colspan="2" |'''Bait 10'''
|-
|Uripe ayem
|Hidupnya tentram serasa aman, pertanda jelas bahwa beriman
|-
|Sabar
|Sabar menerima meskipun berkecukupan, semua takdir dari Tuhan
|-
| colspan="2" |'''Bait 11'''
|-
|Kelawan
|Kepada teman, saudara, dan tetangga haruslah saling rukun jangan bertikai
|-
|Iku sunnahe Rasul kang
|Itu sunnahnnya Rasul yang mulia, Nabi Muhammad suri tauladan kita
|-
Baris 116 ⟶ 145:
|Yang menjalankan semuanya, Allah yang akan mengangkat derajatnya
|-
|Senajan asor
|Walaupun rendah tingkatan zhahirnya, namun mulia dan luhur derajatnya
|-
| colspan="2" |'''Bait 13'''
|-
|Lamun
|Tatkala meninggal pada akhirnya hayatnya, tidak tersesat roh dan sukmanya
|-
|Den gadhang Allah
|Dinjanjikan oleh Allah surga tempatnya, utuh jasadnya dan kain kafannya
|}
|