'''Tafsir al-Qur'an''' terdapat dua bentuk penafsiran yaitu at-tafsîr bi al- ma’tsûr dan at-tafsîr bi- ar-ra’yi, dengan empat metode, yaitu ijmâli, tahlîli, muqârin dan maudhû’i. Sedangkan dari segi corak lebih beragam, ada yang bercorak sastra bahasa, fiqh, teologi, filsafat, tasawuf, ilmiyah dan corak sastra budaya kemasyarakatan.
Usaha menafsirkan Al-Qur’an sudah dimulai semenjak zaman para sahabat Nabi sendiri. ‘Ali ibn Abi Thâlib (w. 40 H), ‘Abdullah ibn ‘Abbâs (w. 68 H), ‘Abdullah Ibn Mas’ûd (w. 32 H) dan Ubay ibn Ka’ab (w. 32 H) adalah di antara para sahabat yang terkenal banyak menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dibandingkan dengan sahabat-sahabat yang lain. <ref>as-Suyûthi, al-Itqân fi ‘Ulûm al-Qur’ân, Dâr al-Fikr, hlm. 187. </ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
==Pranala luar==
* Hamzah, Muchotob (2003). ''Studi Al-Qur'an Komprehensif''. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-95526-1-3