Golok tarisi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pengembangan
Tag: gambar rusak tanpa kategori [ * ] Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
k clean up, added orphan tag
 
(25 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Juli 2024}}
 
{{Infobox weapon
| name = Golok Tarisitarisi
| image = Golok Tarisi khas Jasinga.jpg
| image_size = 350350px
| caption = Golok Tarisi khas Jasinga.
| origin = {{Flag|Indonesia}}
| type = [[Golok]]
| is_bladed =
| service =
| used_by = [[Suku Sunda|Sunda]]{{br}}[[Tionghoa Benteng]]
| wars = [[Revolusi Nasional Indonesia]]
| designer = [[Tan Cheng Lim]]
| design_date = {{start date and age|1942}}
| manufacturer=
| unit_cost =
Baris 17 ⟶ 19:
| number =
| variants =
| spec_label =
| weight =
| length =
| part_length =
| width =
| height =
| diameter =
| crew =
| blade_type =
| hilt_type =
| sheath_type= =
| head_type =
| haft_type =
}}
'''Golok tarisi''' adalah [[senjata tradisional]] masyarakat [[Jasinga]], [[Kabupaten Bogor]]. Golok ini dibuat di Kampung Cublek, [[Bagoang, Jasinga, Bogor|Desa Bagoang]], [[Kecamatan Jasinga]] yang merupakan sentra pembuatan golok yang diyakini merupakan warisan turun temurun milik leluhur [[Tionghoa Benteng]] bernama [[Tan Cheng Lim]].
 
==Sejarah==
Menurut masyarakat Jasinga, dikisahkan bahwa kemunculan Golok Tan Cheng Lim ini berawal pada masa [[penjajahan Belanda]] pada tahun 1883 silam, sejak datangnya Cheng dan keluarga besarnya dari [[Batavia]]. Kemudian pada tahun 1942, setelah datangnya [[Jepang]] ke [[Pulau Jawa]] banyak pabrik karet swasta yang dirusak dan dikuasai Jepang, para penduduk menguasai seluruh pabrik bekas Belanda yang mayoritas pekerjanya adalah [[Tionghoa Benteng|etnis Tionghoa]] dari [[Tangerang]].<ref>{{Cite web |url=https://www.jasinga.com/sejarah-golok-tarisi-dan-cina-jasinga/ |title=Sejarah Golok Tarisi Dan Cina Jasinga |access-date=2022-01-21 |archive-date=2022-01-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220121141347/https://www.jasinga.com/sejarah-golok-tarisi-dan-cina-jasinga/ |dead-url=yes }}</ref>
 
Para pekerja tersebut tinggal di sebuah desa yang bernama Tarisi secara berkelompok dengan beberapa kepala keluarga. Dikisahkan kepala desa Tarisi yaitu Sanusi diminta oleh penjajah Jepang untuk membuat [[bayonet]] demi memenuhi kebutuhan militer Jepang. Sanusi menunjuk Tan Cheng Lim, salah seorang pekerja beretnis Tionghoa untuk membuat senjata tersebut.
 
Pada Agustus 1945, Jepang akhirnya menyerahkan diri, lalu produksi pembuatan [[pisau]] diganti dengan pembuatan [[golok]]. Golok buatan Tan Cheng Lim ini mempunyai bentuk dan corak yang khas. Perpaduan corak khas Sunda dan Tionghoa menjadi ciri khas dari golok ini. Begitupun dengan sangkar dan gagang yang khusus menggunakan kayu jenis ''[[Diospyros confertiflora|ki areng]]''.
 
Kendati demikian, tidak ada label atau pun merek yang tercantum di golok tersebut hanya saja terdapat kode dengan tulisan "𝐈𝐈𝐗𝐈𝐈" di bagian punggung golok tersebut. Cheng berpikir, apabila terjadi sesuatu yang fatal dan ditemukannya barang bukti golok ini, maka tidak dapat terlacak dari mana golok ini berasal. Setelah wafatnya Tan Cheng Lim, produksi golok dilanjutkan oleh putranya yang bernama Tan Soe Hay.<ref>{{Cite web |url=https://bogor-today.com/2021/09/11/sejarah-golok-tarisi-jasinga-yang-diproduksi-secara-turun-temurun/ |title=Sejarah Golok Tarisi Jasinga Yang Diproduksi Secara Turun Temurun |access-date=2022-01-21 |archive-date=2023-05-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230517034142/https://bogor-today.com/2021/09/11/sejarah-golok-tarisi-jasinga-yang-diproduksi-secara-turun-temurun/ |dead-url=no }}</ref>
 
==Referensi==
{{Reflist}}
 
{{senjata Indonesia}}
 
[[Kategori:Golok]]
[[Kategori:Senjata tajam]]
[[Kategori:Senjata tradisional Indonesia]]
[[Kategori:Kabupaten Bogor]]
[[Kategori:Budaya Tionghoa]]
[[Kategori:Budaya Sunda]]
 
 
{{Senjata-stub}}