Akkorontigi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Meluruskan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →top: pembersihan kosmetika dasar, added underlinked tag |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Underlinked|date=Februari 2023}}
'''''Akkorontigi''''' merupakan salah satu tradisi menjelang pernikahan dalam masyarakat suku Makassar yakni malam pacar sebagai prosesi yang dilakukan di rumah calon mempelai perempuan pada malam sebelum hari akad nikah.▼
▲'''''Akkorontigi''''' merupakan salah satu tradisi menjelang pernikahan dalam masyarakat suku Makassar yakni malam pacar sebagai prosesi yang dilakukan di rumah calon mempelai laki laki dan perempuan pada malam sebelum hari akad nikah.
Prosesi Akkorontigi dilaksanakan pada malam hari, calon mempelai duduk dengan tangan bersimpuh menghadap ke atas. Saat pembaca [[Berzanji|barzanji]] (pabarazanji) sampai pada bacaan Badrun Alaina, yang dalam bahasa Makasssar dikenal sebagai istilah Niallemi Saraka, acara Akkorontigi dimulai dengan cara seorang ibu mengambil sedikit daun kemudian dibubuhi pada telapak tangan calon pengantin. Setelah semua tamu yang ditetapkan melakukan korontigi, seluruh hadirin sama-sama mendoakan semoga calon mempelai mendapat restu dari Allah dan menjadi suri tauladan karena martabat dan harga dirinya yang tinggi. Acara ini sudah berlangsung sejak lama dan menjadi hal yang sakral dan nyaris menjadi suatu hal yang wajib dilakukan dalam setiap pernikahan terutama bagi mempelai perempuan dengan sentuhan nuansa Islami, sarat dengan pemberian doa restu oleh segenap keluarga dan handai taulan.▼
▲Prosesi Akkorontigi dilaksanakan pada malam hari, calon mempelai duduk dengan tangan bersimpuh menghadap ke atas. Saat pembaca [[Berzanji|barzanji]] (pabarazanji) sampai pada bacaan Badrun Alaina, yang dalam bahasa Makasssar dikenal sebagai istilah Niallemi Saraka, acara Akkorontigi dimulai dengan cara seorang ibu mengambil sedikit daun kemudian dibubuhi pada telapak tangan calon pengantin. Setelah semua tamu yang ditetapkan melakukan korontigi, seluruh hadirin sama-sama mendoakan semoga calon mempelai mendapat restu dari Allah dan menjadi suri tauladan karena martabat dan harga dirinya yang tinggi. Acara ini sudah berlangsung sejak lama dan menjadi hal yang sakral dan nyaris menjadi suatu hal yang wajib dilakukan dalam setiap pernikahan terutama bagi mempelai perempuan dengan sentuhan nuansa Islami, sarat dengan pemberian doa restu oleh segenap keluarga dan handai taulan.<ref>{{Cite journal|last=Salam|first=Nur|last2=Lapele|first2=Fitria|date=2020-12-30|title=The Cultural Symbol of Akkorongtigi in the Wedding Tradition of Makassar Society|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jw/article/view/8317|journal=Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya|volume=5|issue=2|pages=179–190|doi=10.15575/jw.v5i2.8317|issn=2502-3489}}</ref>
== Referensi ==
|