Candi Badut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kang Menyan (bicara | kontrib)
 
(51 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Tanpa referensi|date=November 2020}}{{Infobox Historic building
'''Candi Badut''' terletak di kawasan Tidar, kota [[Malang]]. Dapat ditempuh dengan kendaraan umum jurusan Tidar. Candi ini diperkirakan berusia lebih dari 1400 tahun dan diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa kerajaan [[Kanjuruhan]] sebagaimana yang termaktub dalam prasasti [[Dinoyo]] bertahun 760 Masehi.
|image=File:039 Stairway to Inner Sanctum, Candi Badut (40417064281).jpg
|caption=Candi Badut tampak dari depan
|name=Candi Badut
|map_type=Jawa
|map_size= 250
|latitude=-7.957778
|longitude=112.598333
|location_regency= [[Kabupaten Malang]], [[Jawa Timur]].
|location_country=[[Indonesia]]
|architect=
|client=
|engineer=
|construction_start_date=
|completion_date=760
|date_demolished=
|cost=
|structural_system=
|style= Candi peralihan
|size= 17,27 m x 14,04 m
}}
 
'''Candi Badut''' adalah sebuah [[candi]] yang terletak di kawasan Tidar, di bagian barat Kabupaten [[Malang]]. Secara administratif candi badut terletak di Desa Karangwidoro, Kecamatan [[Dau,Kabupaten Malang|Dau]], [[Kabupaten Malang]], [[Jawa Timur]].
Kata Badut di sini berasal dari bahasa sansekerta “Bha-dyut” yang berarti sorot Bintang Canopus atau Sorot Agastya. Hal itu terlihat pada ruangan induk candi yang berisi sebuah pasangan arca tidak nyata dari Siwa dan Parwati dalam bentuk lingga dan yoni. Pada bagian dinding luar terdapat relung-relung yang berisi arca Mahakal dan Nadiswara. Pada relung utara terdapat arca Durga Mahesasuramardhini. Relung timur terdapat arca Ganesha. Dan disebelah Selatan terdapat arca Agastya yakni Syiwa sebagai Mahaguru. Namun diantara semua arca itu hanya arca Durga Mahesasuramardhini saja yang tersisa.
Lokasi candi ini berada di dekat [[Universitas Ma Chung]], sekitar 15 menit berjalan kaki dari sana ke arah Timur. Lokasi ini juga dapat ditempuh dengan angkot jurusan AT, terminal Arjosari-Tidar. Lokasi tersebut dapat dilihat di [http://wikimapia.org/3174684/Candi-Badut].
Tidak seperti arsitektur candi Jawa Timur lainnya seperti [[Candi Singasari]] atau [[Candi Kidal]], candi ini mengikuti arsitektur yang lebih tua di Jawa Tengah.
Diperkirakan dibangun pada [[760]] M, oleh karena itu dianggap sebagai yang tertua di Jawa Timur.<ref>{{Cite book|last=Hoffman|first=Linda|url=https://books.google.com/books?id=AEotBAAAQBAJ&pg=PA46&lpg=PA46&dq=Badut+temple+malang#q=Badut%20temple%20malang
|title=Indonesia Tuttle Travel Pack: Your Guide to Indonesia's Best Sights for Every Budget|date=1995-06-15|publisher=Tuttle Publishing|isbn=978-1-4629-1355-8|language=en}}</ref>
 
== Etimologi ==
Candi ini ditemukan pada tahun 1921 dimana bentuknya pada saat itu hanya berupa gundukan bukit batu, reruntuhan dan tanah. Orang pertama yang memberitakan keberadaan Candi Badut adalah Maureen Brecher, seorang kontrolir bangsa Belanda yang bekerja di Malang. Candi Badut dibangun kembali pada tahun 1925-1927 di bawah pengawasan B. De Haan dari Jawatan Purbakala Hindia Belanda. Dari hasil penggalian yang dilakukan pada saat itu diketahui bahwa bangunan candi telah runtuh sama sekali, kecuali bagian kaki yang masih dapat dilihat susunannya.
Kata Badut diduga berasal dari [[bahasa Sanskerta]] ''Bha-dyut'' yang berarti sorot Bintang Canopus atau Sorot Agastya.
 
== Sejarah ==
Candi Badut oleh Purbatjaraka dikaitkan dengan sebuah prasasti yang di temukan di kelurahan Merjosari, yaitu prasasti Dinoyo.
Prasasti berbahasa sanskerta dan berhuruf Jawa kuno itu berangka tahun Candrasangkala: nayana vayu ras yang mengandung arti angka tahun saka 682 atau 760 Masehi. isi prasasti yang menceritakan raja [[Gajayana]] dari [[Kerajaan Kanjuruhan]].
 
== Keunikan ==
Candi Badut menghadap ke barat, tiga buah sisa_sisa candi perwara dihadapannya dan dahulunya di kelilingi oleh pagar tembok.
Candi berdenah bujur sangkar dengan ukuran 11x11 meter itu tidak diketahui tingginya.
Keistimewaan candi Badut adalah lapik setinggi dua meter tanpa hiasan sama sekali. Area di sekeliling Candi Badut Candi Badut tepatnya terletak disebelah Barat Sungai Metra merupakan daerah kering namun tumbuh beberapa jenis tanaman keras seperti pohon jambu, kelapa, randu, beringin, alpokat, akasia yang akarnya berpotensi merusak Candi Badut.<ref>{{Cite journal|last=Sulistio|first=Andrew|last2=Natadjaja|first2=Listia|last3=Febriani|first3=Rika|date=2018-07-20|title=PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI HISTORIS CANDI BADUT SEBAGAI CANDI TERTUA DI JAWA TIMUR|url=https://publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/7524|journal=Jurnal DKV Adiwarna|language=id|volume=1|issue=12|pages=9}}</ref>
 
== Usia ==
'''Candi Badut''' terletak di kawasan Tidar, kota [[Malang]]. Dapat ditempuh dengan kendaraan umum jurusan Tidar. Candi ini diperkirakan berusia lebih dari 1400 tahun, merupakan yang tertua di Jawa Timur dan diyakini adalah peninggalan Prabu [[Gajayana]], penguasa kerajaan [[Kanjuruhan]] sebagaimana yang termaktub dalam prasasti [[prasasti Dinoyo]] bertahun 760 Masehi.
Candi Badut ini meninggalkan jejak purbakala sebagai peninggalan sejarah yang perlu di jaga dan dilestarikan keadaannya.
 
== Bangunan ==
Para ahli menyatakan bahwa candi Badut merupakan peralihan gaya bangunan Klasik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Pada ruangan induk candi yang berisi [[lingga]] dan [[yoni]], simbol [[Siwa]] dan [[Parwati]].
Sebagaimana umumnya percandian Hindu di Jawa, pada bagian dinding luar terdapat relung-relung yang semestinya berisi arca.
Dua relung di kanan dan kiri pintu mestinya berisi arca [[Mahakala]] dan [[Nandiswara]], relung utara untuk arca [[Durga Mahisasuramardini]], relung timur untuk arca [[Ganesha]], dan di sisi selatan terdapat relung untuk arca [[Agastya]] yakni Siwa sebagai Mahaguru.
Namun di antara semua arca itu hanya arca Durga Mahisasuramardini yang tersisa di candi Badut.
 
== Penemuan ==
Candi ini ditemukan pada tahun 1921 berupa gundukan bukit batu, reruntuhan dan tanah.
Orang pertama yang memberitakan keberadaan Candi Badut adalah Maureen Brecher, seorang kontrolir bangsa Belanda yang bekerja di Malang.
Candi Badut dipugar kembali pada tahun 1925-1927 di bawah pengawasan B. De Haan dari [[Jawatan Purbakala]] Hindia Belanda.
Dari hasil penggalian yang dilakukan pada saat itu diketahui bahwa bangunan candi telah runtuh sama sekali, kecuali bagian kaki yang masih dapat dilihat susunannya.
 
== Asal Usul Nama ==
Raja Gajayana memiliki nama kecil Liswa yang tercatat dalam Prasati Dinoyo. Liswa dalam kamus sansekerta memiliki arti pelawak, anak komedi, penari, Dewasa ini kata "Liswa" memiliki makna yang sama dengan kata badut. Badut memiliki makna seseorang yang memiliki tingkah lucu atau lawak. Hal tersebut yang menjadi asal usul mengapa bangunan suci umat Hindu ini diberi nama Candi Badut.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2023-01-18|title=Candi Badut, Candi Tertua di Jawa Timur Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/18/200000779/candi-badut-candi-tertua-di-jawa-timur|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-02-24}}</ref>
 
== Galeri ==
<center>[[Berkas:Candi Badut Malang.jpg|jmpl|candi badut view dari jarak +- 30 meter]]</center>
 
== Referensi ==
<references />
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://malangsite.net/wisata-sejarah-malang-candi-badut/ Situs web tentang candi ini dan wisata lain di Malang]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://cityguide.kapanlagi.com/malang/wisata/35637-candi-badut.html Candi Badut di '''CityGuide.KapanLagi.com''']{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
[[Kategori:Candi di IndonesiaJawa Timur|Badut]]
{{indo-stub}}
[[Kategori:Kota Malang]]
[[Kategori:Kerajaan Kanjuruhan]]
 
 
[[Kategori:Candi di Indonesia|Badut]]
{{indo-stub}}