Imperium Britania Raya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
GhalyBot (bicara | kontrib)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240809)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(181 revisi perantara oleh 72 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox country
[[Berkas:British Empire 1897.jpg|thumb|350px|Imperium Britania pada tahun [[1897]] ditandai dengan warna merah muda, warna tradisional kekuasaan imperium Britania pada peta.]]
| conventional_long_name = Imperium Britania Raya
'''Imperium Britania''' adalah [[imperium]] paling luas di dalam sejarah dunia dan pada suatu periode tertentu pernah menjadi kekuatan utama di dunia. Imperium ini merupakan produk dari [[era penemuan]] [[Eropa]], yang dimulai dengan penjelajahan maritim global negara-negara [[Iberia]] pada akhir [[abad ke-15]] yang menandai era [[kerajaan global]] Eropa.
| native_name = British Empire
| image_flag = [[Berkas:Flag of Great Britain (1707-1800).svg|145px]]
| image_flag2 = [[Berkas:Flag of the United Kingdom.svg|145px]]
| flag_caption = Bendera [[Kerajaan Britania Raya (1707–1800)|Imperium Britania Raya Pertama]] pada tahun 1707–1800 (kiri), dan bendera [[Union Jack|Imperium Britania Raya Kedua]] sejak 1801 (kanan).
| image_map = British Empire Map (Indonesian).svg
| map_caption = Peta anakronis yang menunjukkan wilayah yang pernah menjadi bagian dari Imperium Britania Raya. [[Wilayah Seberang Laut Britania Raya]] ditandai dengan tulisan merah.
| capital = [[London]]
| demonym =
| area_km2 =
| area_rank =
| GDP_PPP =
| GDP_PPP_year =
| HDI =
| HDI_year =
| today =
| map_width = 325px
}}
 
'''Imperium Britania Raya''' ({{lang-en|British Empire}}) adalah suatu [[imperium]] kekuasaan yang terdiri dari wilayah-wilayah [[koloni]], [[protektorat]], [[Mandat (politik)|mandat]], [[dominion]] dan wilayah lain yang pernah diperintah atau dikuasai oleh [[Britania Raya]]. Imperium Britania Raya dimulai pada akhir abad ke-16 sejalan dengan berkembangnya kekuatan [[Angkatan Laut Britania Raya]] dan merupakan [[Daftar imperium terbesar|imperium yang paling luas]] dalam sejarah dunia serta pada suatu periode tertentu pernah menjadi kekuatan utama di dunia.<ref>{{Cite book|last=Ferguson|first=Niall|year=2004|title=Empire, The rise and demise of the British world order and the lessons for global power|url=https://archive.org/details/empire00nial|publisher=Basic Books|isbn=0-465-02328-2}}</ref> Pada tahun 1922, Imperium Britania Raya mencakup populasi sekitar 458 juta orang, kurang lebih seperlima populasi dunia pada waktu itu,<ref>[[#refMaddison2001|Maddison 2001]], hal.&nbsp;98, 242.</ref> yang membentang seluas lebih dari {{convert|33700000|km2|sqmi|-3|abbr=on}}, atau sekitar seperempat luas total bumi.<ref>[[#refFerguson2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;15.</ref><ref>[[#refElkins2005|Elkins2005]], hal.&nbsp;5.</ref>
Pada tahun [[1921]], Imperium Britania mencakup populasi antara 470 sampai 570 juta orang, kurang lebih seperempat populasi dunia, dan membentang seluas lebih dari 37 juta km², sekitar seperempat luas total bumi. Walaupun wilayah-wilayah tersebut sekarang telah berkembang menjadi [[Negara-Negara Persemakmuran]], pengaruh Britania tetap melekat kuat di seantero dunia: dalam praktek [[ekonomi]], [[hukum]] dan [[sistem pemerintahan]], [[masyarakat]], [[olahraga]] (seperti [[kriket]] dan [[sepak bola]]), serta penggunaan [[bahasa Inggris]] sendiri.
 
ImperiumAkibatnya, pengaruh Britania pernahRaya, terutama Inggris, melekat kuat di seantero dunia: dalam praktik [[ekonomi]], [[hukum]] dan [[sistem pemerintahan]], [[masyarakat]], [[olahraga]] (seperti [[kriket]] dan [[sepak bola]]), serta penggunaan [[bahasa Inggris]]. Imperium Britania Raya pada suatu masa, pernah dijuluki dengansebagai "''kerajaan ditempat mana matahariMatahari tak pernah tenggelam''" karena wilayahnya membentang sepanjang bola dunia dan menyebabkandengan demikian matahariMatahari selalu bersinar, paling tidak di salah satu dari begitu banyak koloninya.
 
Selama [[Zaman Penjelajahan]] pada abad ke-15 dan ke-16, Portugal dan Spanyol mempelopori penjelajahan maritim Eropa ke berbagai belahan dunia sekaligus mendirikan wilayah koloni. Iri melihat keberhasilan dan kejayaan yang mereka peroleh, Inggris, Prancis dan Belanda mulai membentuk koloni dan jaringan perdagangan mereka sendiri di Amerika dan Asia.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;2.</ref> Serangkaian kemenangan dalam peperangan pada abad ke-17 dan 18 dengan Prancis dan Belanda membuat Inggris (kemudian bernama Britania Raya setelah bersatu dengan Skotlandia pada tahun 1707) memperoleh wilayah-wilayah koloni yang dominan di India dan [[Amerika Utara]]. Lepasnya [[Tiga Belas Koloni]] Britania Raya di Amerika Utara pada tahun 1787 setelah [[Perang Revolusi Amerika|perang kemerdekaan]] membuat Britania Raya kehilangan wilayah koloninya yang paling tua dan paling padat penduduknya.
== Latar belakang: Inggris Imperium ==
=== Perkembangan Imperium seberang lautan ===
[[Berkas:Johncabotbonavista.jpg|right|thumb|150px|Patung [[John Cabot]] di [[Newfoundland]], koloni seberang lautan pertama Inggris.]]
Imperium Britania seberang lautan (dalam pengertian eksplorasi lautan dan pemukiman Britania di luar Eropa dan [[Kepulauan Britania]]) berakar pada kebijakan-kebijakan yang berakar dalam kebijakan-kebijakan maritim rintisan dari Raja Inggris [[Henry VII dari Inggris|Henry VII]], yang berkuasa dari 1485 hingga 1509. Henry, yang membangun berdasarkan jaringan komersial dalam [[perdagangan wol]] yang dipromosikan pada masa pemerintahan pendahulunya Raja [[Richard III dari Inggris|Richard III]], membangun sistem [[pelaut pedagang]] Inggris yang modern, yang sangat memperluas industri pembangunan kapal Inggris dan pelayarannya. Pelaut pedagang ini juga memasok dasar bagi lembaga pasar yang kelak memainkan peranan penting di [[Kerajaan Inggris|Inggris]] dan, setelah penyatuan dengan [[Skotlandia]] pada [[1707]], perusahaan-perusahaan kerajaan [[Kerajaan Britania Raya|Britania]], termasuk [[Massachusetts Bay Company]] dan [[Perusahaan Hindia Timur Britania]]. Pembaruan finansial Henry membuat [[Perbendaharaan Britania]] makmur, yang membantu menjamin pengembangan Pelaut Pedagang. Henry juga memerintahkan pembangunan [[dok kering]] Inggris pertama, di [[Portsmouth]], dan membuat perbaikan-perbaikan terhadap [[Angkatan Laut Kerajaan|Angkatan Laut]] Inggris yang kecil. Selain itu, Henry juga mensponsori pelayaran-pelayaran pelaut [[Italia]] mariner [[John Cabot]] pada 1496 dan 1497 yang membangun koloni seberang lautan Inggris yang pertama – sebuah pemukiman penangkapan ikan – di [[Newfoundland]], yang diklaim Cabot atas nama Henry.
 
Lepasnya Amerika Utara membuat perhatian Britania Raya beralih ke wilayah-wilayah koloni di Afrika, Asia dan Samudra Pasifik. Setelah kekalahan [[Napoleon Bonaparte|Napoleon]] dari Prancis pada tahun 1815, Britania Raya berkesempatan untuk memperluas imperiumnya ke seantero dunia dan menjadi negara imperialis paling berjaya dan tak tertandingi pada waktu itu. Beberapa wilayah koloninya dijadikan sebagai koloni imigran [[kulit putih]] dan beberapa di antaranya dijadikan sebagai wilayah dominion.
=== Henry VIII dan bangkitnya Angkatan Laut Kerajaan ===
Dasar-dasar kekuatan samudra, setelah dibangun pada masa pemerintahan [[Henry VII dari Inggris|Henry VII]], pelan-pelan diperluas untuk melindungi perdagangan Inggris dan membuka rute-rute baru. Raja [[Henry VIII dari Inggris|Henry VIII]] mendirikan Angkatan Laut Inggris modern (meskipun rencana-rencana untuk melakukan hal itu telah dimulai pada masa pemerintahan ayahnya), lebih dari tiga kali lipat jumlah kapal-kapal perang dan pembangunan kapal-kapal besar yang pertama, dengan meriam-meriam berat dengan daya tembak yang jauh. Ia memulai aparatus administrasi Angkatan Laut yang formal darn tersentralisasi, membangun dok-dok baru, dan membangun jaringan tanda-tanda di laut (beacon) dan [[mercu suar]] yang sangat menolong [[navigasi]] pantai untuk para pelaut pedagang Inggris maupun asing. Dengan demikian Henry membangun [[Angkatan Laut Kerajaan]] yang berbasis persenjataan yang mampu menahan [[Armada Spanyol]] pada 1588, dan inovasi-inovasinya menjadi benih bagi Angkatan Laut Kerajaan di masa mendatang.
 
Kebangkitan Jerman dan Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 turut menyebabkan pudarnya kejayaan Britania Raya. Ketegangan militer dan ekonomi antara Britania Raya dan Jerman adalah penyebab utama [[Perang Dunia I]], ketika Britania Raya sangat bergantung pada imperiumnya.
Pada [[1982]], tekad Britania untuk mempertahankan wilayah seberang lautannya diuji ketika [[Argentina]] menyerang [[Kepulauan Falkland]], mewujudkan klaimnya yang lama yang berasal jauh di Imperium Spanyol. Jawaban militer Britania yang akhirnya berhasil untuk membebaskan kepulauan itu dalam [[Perang Falklands]] yang terjadi sesudahnya membuat pers AS menerbitkan berita dengan judul "Imperium memukul balik" ("The Empire strikes back" - seperti judul dalam film "Star Wars"), dan dipandang oleh banyak orang telah ikut menyumbang dalam membalikkan citra Britania Raya yang mulai merosot sebagai suatu [[kekuatan utama dunia]].<ref> Lawrence James, The Rise and Fall of the British Empire (Abacus, 1994), p629</ref>
 
Perang tersebut telah menyebabkan hancurnya sistem keuangan Britania Raya dan walaupun Britania Raya masih merupakan negara dengan wilayah jajahan terluas setelah Perang Dunia I, Britania Raya tidak lagi menjadi pemimpin perekonomian dan militer di dunia. [[Perang Dunia II]] menyebabkan sebagian besar koloni Britania Raya di Asia Tenggara diduduki oleh Jepang. Meskipun pada akhirnya Britania Raya dan [[Sekutu]] berhasil memenangkan Perang Dunia II, perang ini turut berdampak pada semakin sempitnya wilayah Imperium Britania Raya. Dua tahun setelah perang berakhir, India—koloni Britania Raya yang paling berharga—memperoleh kemerdekaannya.
Pada [[1997]], wilayah seberang lautan penting Britania, [[Hong Kong]], menjadi [[Daerah administratif khusus (Republik Rakyat Tiongkok)|Wilayah Administratif Khusus]] dari [[Republik Rakyat Cina]] di bawah syarat-syarat [[Pernyataan Bersama Tiongkok-Britania]] yang disepakati tiga belas tahun sebelumnya. Empat belas [[wilayah seberang lautan Britania]], [[Negara-Negara Persemakmuran]] dan [[persatuan pribadi]] yang masih bertahan dengan [[Commonwealth Realms]] itulah yang masih tersisa dari Imperium Britania.
 
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagai akibat dari gerakan [[dekolonisasi]] negara-negara terjajah, Britania Raya memberi kemerdekaan pada sebagian besar koloninya. Proses dekolonisasi ini berakhir dengan diserahkannya [[Hong Kong]] ke tangan [[Republik Rakyat Tiongkok]] pada tahun 1997. Empat belas koloni Britania Raya yang masih tersisa (disebut dengan [[Wilayah Seberang Laut Britania Raya]]) tetap berada di bawah kedaulatan Britania Raya. Setelah kemerdekaan, banyak bekas koloni Britania Raya yang bergabung dengan [[Persemakmuran Bangsa-Bangsa]], yaitu suatu persatuan secara sukarela yang melibatkan negara-negara berdaulat yang didirikan atau pernah dijajah oleh Britania Raya.
== Rujukan ==
<div class="reflist4" style="height: 220px; overflow: auto; padding: 3px" >
 
Enam belas [[Alam Persemakmuran|anggota Persemakmuran]] mengakui [[Raja Charles III]] sebagai Ketua Persemakmuran sekaligus kepala negara.
=== Tinjauan umum ===
{{TOC limit|limit=3}}
* Bryant, Arthur. ''The History of Britain and the British Peoples'', 3 jilid (London, 1984–90).
* Ferguson, Niall. ''Empire: The Rise and Demise of the British World Order and the Lessons for Global Power'' (2002),
* Hyam, Ronald. ''Britain's Imperial Century, 1815-1914: A Study of Empire and Expansion'' (Macmillan, 1993).
* James, Lawrence. ''The Rise and Fall of the British Empire'' (St. Martin's Griffin, 1997).
* Judd, Denis. ''Empire: The British Imperial Experience, From 1765 to the Present'' (London, 1996).
* Lloyd; T. O. ''The British Empire, 1558-1995'' Oxford University Press, 1996
* Louis, William. Roger (editor umum), ''The Oxford History of the British Empire'', 5 jilid (Oxford, 1998–99).
* Marshall, P. J. (ed.), ''The Cambridge Illustrated History of the British Empire'' (Cambridge, 1996).
* Olson, James S. dan Robert S. Shadle; ''Historical Dictionary of the British Empire'' 1996
* Rose, J. Holland, A. P. Newton and E. A. Benians (editor umum), ''The Cambridge History of the British Empire'', 9 jilid (Cambridge, 1929–61).
* Smith, Simon C. ''British Imperialism 1750-1970'' Cambridge University Press, 1998. singkat
 
=== PopulerAwal (1497–1583) ===
[[Berkas:Johncabotbonavista.jpg|ka|jmpl|150px|Patung [[John Cabot]] di [[Newfoundland]], koloni seberang lautan Britania Raya yang pertama.]]
* Ritchie, Harry; ''The Last Pink Bits: Travels Through the Remnants of the British Empire'' Sceptre Press, 1997
Ide mengenai penjelajahan seberang lautan (dalam pengertian eksplorasi lautan di luar Eropa dan [[Kepulauan Britania Raya]]) sudah dicetuskan saat Inggris dan [[Skotlandia]] masih berada dalam pemerintahan yang terpisah. Pada tahun 1496, [[Henry VII dari Inggris]] ingin mengikuti keberhasilan Spanyol dan Portugal dalam menjelajahi seberang lautan. Ia kemudian menugaskan [[John Cabot]] memimpin pelayaran untuk menemukan rute menuju Asia melalui [[Samudra Atlantik|Samudra Atlantik Utara]].<ref name="ferguson3">[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;3.</ref> Cabot mulai berlayar pada tahun 1497; lima tahun setelah benua Amerika ditemukan oleh [[Christopher Columbus]]. Meskipun pada akhirnya ia berhasil berlabuh di pantai [[Newfoundland]], ia mengira kalau ia sudah mencapai Asia dan pada akhirnya tidak berhasil mendirikan koloni.<ref>[[#refAndrews1985|Andrews 1985]], hal.&nbsp;45.</ref> Cabot memimpin pelayaran lain ke Amerika pada tahun berikutnya namun tidak diketahui lagi kabarnya.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;4.</ref>
* Winchester, Simon; ''Outposts: Journeys to the Surviving Relics of the British Empire'' Harper Perennial, 2004
 
Tidak ada upaya lebih lanjut untuk mendirikan koloni Inggris di Amerika hingga memasuki masa pemerintahan [[Elizabeth I]] pada dekade terakhir abad ke-16.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;35.</ref> Adanya gerakan Reformasi [[Protestan]] telah membuat Inggris bermusuhan dengan [[Katolik]] Spanyol.<ref name="ferguson3"/> Pada tahun 1562, Kerajaan Inggris memerintahkan navigator John Hawkins dan [[Francis Drake]] untuk menyerang kapal-kapal Spanyol dan Portugal yang melintas di lepas pantai [[Afrika Barat]] dengan tujuan untuk melumpuhkan sistem perdagangan di Atlantik.<ref>[[#refThomas|Thomas]], hal.&nbsp;155–158</ref> Upaya ini tidak berhasil dan kemudian, saat Perang Inggris-Spanyol terjadi, Elizabeth I memerintahkan penyerangan terhadap pelabuhan Spanyol di Amerika dan kapal-kapal Spanyol yang melintasi Atlantik serta membajak kapal-kapal Spanyol yang sarat dengan harta dari [[Dunia Baru]].<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;7.</ref> Pada saat yang sama, penulis yang berpengaruh seperti Richard Hakluyt dan [[John Dee]] (yang pertama kali menggunakan istilah Imperium Britania Raya) mulai menekan kerajaan agar segera memulai penjelajahan seberang lautan.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;62.</ref> Pada saat itu, Spanyol telah menguasai Amerika, Portugal telah mendirikan pos perdagangan dan benteng di pantai Afrika, Brasil dan Tiongkok, sedangkan Prancis sudah mencapai [[Sungai Saint Lawrence]] dan kemudian mendirikan koloni [[Prancis Baru]].<ref>[[Imperium Britania Raya#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;4–8.</ref>
=== Studi ilmiah khusus ===
* Andrews, Kenneth R., Trade, Plunder and Settlement: Maritime Enterprise and the Genesis of the British Empire, 1480–1630 (Cambridge, 1984).
* David Armitage; ''The Ideological Origins of the British Empire'' Cambridge University Press, 2000.
* Armitage, David, 'Greater Britain: A Useful Category of Historical Analysis?' American Historical Review, 104 (1999), 427–45.
* Armitage, David (ed.), Theories of Empire, 1450–1800 (Aldershot, 1998).
* Charles A. Barone, Marxist Thought on Imperialism: Survey and Critique (London: Macmillan, 1985)
* Bernard Bailyn and Philip D. Morgan (eds.), ''Strangers within the Realm: Cultural Margins of the First British Empire'' (Chapel Hill, 1991)
* Barker, Sir Ernest, The Ideas and Ideals of the British Empire (Cambridge, 1941).
* W. Baumgart, ''Imperialism: The Idea and Reality of British and French Colonial Expansion, 1880-1914'' (Oxford University Press, 1982)
* C. A. Bayly, ''Imperial Meridian: The British Empire and the World, 1780-1831'' (Longman, 1989).
* Bennett, George (ed.), ''The Concept of Empire: Burke to Attlee, 1774–1947'' (London, 1953).
* J. M. Blaut, The Colonizers' Model of the World, London 1993
* Elleke Boehmer; ed. ''Empire Writing: An Anthology of Colonial Literature, 1870-1918'' Oxford University Press, 1998
* [[Patrick Brantlinger]], ''Rule of Darkness: British Literature and Imperialism, 1830-1914'' (Ithaca: Cornell UP, 1988).
* Chris Brooks and Peter Faulkner (eds.), ''The White Man's Burdens: An Anthology of British Poetry of the Empire'' (Exeter UP, 1996).
* Constantine, Stephen. "British Emigration to the Empire-commonwealth since 1880: from Overseas Settlement to Diaspora?" ''Journal of Imperial and Commonwealth History'' [Great Britain] 2003 31(2): 16-35. Issn: 0308-6534
* Philip Darby, ''The Three Faces of Imperialism: British and American Approaches to Asia and Africa, 1870-1970'' (Yale University Press, 1987
* Michael W. Doyle, ''Empires'' (Cornell UP, 1986).
* Elliott, J.H., ''Empires of the Atlantic World: Britain and Spain in America 1492-1830'' (New Haven: Yale University Press, 2006).
* Gould, Eliga H., ''The Persistence of Empire: British Political Culture in the Age of the American Revolution'' (Chapel Hill: University of North Carolina Press, 2000).
* Harlow, V. T., ''The Founding of the Second British Empire, 1763–1793'', 2 vols. (London, 1952–64).
* Heinlein, Frank. ''British Government Policy and Decolonisation, 1945-1963: Scrutinising the Officiial Mind'' Routledge, 2002.
* Hyam, Ronald. ''Empire and Sexuality: The British Experience'' (Manchester UP, 1990).
* Edward Ingram. ''The British Empire as a World Power'' (2001)
* Lawrence James, The Rise and Fall of the British Empire (Abacus, 1994).
* Robert Johnson. ''British Imperialism'' Palgrave Macmillan, 2003. historiography
* Kennedy, Paul, ''The Rise and Fall of British Naval Mastery'' (London, 1976).
* Kenny, Kevin, ed. ''Ireland and the British Empire'' Oxford U. Press 2004.
* Knorr, Klaus E., ''British Colonial Theories 1570–1850'' Toronto, 1944).
* Levine, Philippa, ed. ''Gender and Empire'' Oxford U. Press, 2004.
* McDevitt, Patrick F. ''May the Best Man Win: Sport, Masculinity, and Nationalism in Great Britain and the Empire, 1880-1935'' Palgrave Macmillan, 2004.
* Mehta, Uday Singh, ''Liberalism and Empire: A Study in Nineteenth-Century British Liberal Thought'' (Chicago, 1999).
* Morgan, Philip D. and Hawkins, Sean, ed. ''Black Experience and the Empire '' Oxford U. Press, 2004.
* [[Jan Morris]], ''The Spectacle of Empire: Style, Effect and Pax Britannica'' (Faber, 1982).
* [[John Pocock|Pocock, J. G. A.]], 'The Limits and Divisions of British History: In Search of the Unknown Subject', ''American Historical Review'', 87 (1982), 311–36.
* Porter, Andrew. ''Religion Versus Empire?: British Protestant Missionaries and Overseas Expansion, 1700-1914'' Manchester U. Press 2004
* Potter, Simon J. ''News and the British World: The Emergence of an Imperial Press System.'' Clarendon, 2003
* Rüger, Jan. "Nation, Empire and Navy: Identity Politics in the United Kingdom 1887-1914" ''Past & Present'' 2004 (185): 159-187. Issn: 0031-2746
* Spurr, David. ''The Rhetoric of Empire: Colonial Discourse in Journalism, Travel Writing and Imperial Administration'' (Duke UP, 1993).
* Joanna Trollope, ''Britannia's Daughters: Women of the British Empire'' (Hutchinson, 1983).
* Wilson, Kathleen, ed. ''A New Imperial History: Culture, Identity and Modernity in Britain and the Empire, 1660-1840'' Cambridge U. Press 2004.
 
=== Kolonisasi Irlandia ===
</div>
Meskipun Inggris jauh tertinggal di belakang negara-negara Eropa lainnya dalam membangun koloni seberang lautan, Inggris telah berhasil menguasai [[Pulau Irlandia|Irlandia]] pada abad ke-16.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;7.</ref><ref>[[#refKenny|Kenny]], hal.&nbsp;5.</ref> Beberapa orang yang berperan dalam kolonisasi Irlandia ini selanjutnya juga berperan dalam proses kolonisasi awal di [[Amerika Utara]], kelompok ini selanjutnya dikenal sebagai "para lelaki dari barat".<ref>[[#refTaylor2001|Taylor]], hal.&nbsp;119,123.</ref>
 
== Imperium Britania pertama (1583–1783) ==
== Catatan ==
Pada tahun 1578, [[Elizabeth I|Ratu Elizabeth I]] memerintahkan Humphrey Gilbert untuk memulai penjelajahan seberang lautan.<ref>[[#refAndrews1985|Andrews]], hal.&nbsp;187.</ref> Gilbert kemudian berlayar menuju [[Kepulauan Karibia|Hindia Barat]] dengan tujuan untuk membajak kapal-kapal Spanyol dan memulai kolonisasi di Amerika Utara. Namun, ekspedisi ini dihentikan sebelum mencapai [[Samudera Atlantik]].<ref>[[#refAndrews1985|Andrews]], hal.&nbsp;188.</ref><ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;63.</ref> Pada tahun 1583, Gilbert melakukan pelayaran kedua. Dalam pelayaran itu, ia berhasil mencapai [[Newfoundland]] dan mengklaim wilayah itu sebagai koloni Inggris pertama, meskipun pada saat itu pulau tersebut tidak berpenghuni. Gilbert tidak berhasil kembali ke Inggris, kemudian ia digantikan oleh saudara tirinya, [[Walter Raleigh]], yang diberi mandat oleh Ratu Elizabeth I pada tahun 1584. Raleigh berhasil membangun koloni di [[Koloni Roanoke|Roanoke]] (sekarang [[North Carolina]]), tetapi kurangnya persediaan makanan menyebabkan upaya untuk membangun koloni lebih lanjut gagal dilakukan.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;63–64.</ref>
<references/>
 
Tahun 1603, [[James I dari Inggris|Raja James VI dari Skotlandia]] naik takhta menjadi raja Inggris dan mengesahkan [[Traktat London]] 1604 yang mengakhiri permusuhan dengan Spanyol. Setelah berdamai dengan saingan utamanya, upaya Inggris terfokus untuk mengambil alih wilayah-wilayah koloni negara lain dan membangun koloni seberang lautan sendiri.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;70.</ref> Imperium Britania mulai terbentuk pada awal abad ke-17, yang mencakup wilayah-wilayah di Amerika Utara dan pulau-pulau kecil di [[Karibia]] serta membentuk kongsi dagang bernama ''[[East India Company]]'' (EIC) untuk mengelola dan mengendalikan perdagangan di wilayah koloni Britania. Periode ini hingga terjadinya [[Perang Revolusi Amerika Serikat|Perang Kemerdekaan Amerika Serikat]] yang menyebabkan lepasnya [[Tiga Belas Koloni]] Britania di akhir abad ke-18 disebut sebagai "Imperium Britania pertama".<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;34.</ref>
== Pranala luar ==
 
=== Amerika, Afrika dan perdagangan budak ===
{{commonscat|British Empire}}
Pada awalnya, [[Karibia]] merupakan koloni Inggris yang paling penting dan menguntungkan,<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;17.</ref> namun itu sebelum upaya kolonisasi di beberapa wilayah mengalami kegagalan. [[Kolonisasi]] di [[Guyana]] pada tahun 1604 hanya berlangsung dua tahun, dan gagal mencapai tujuan utamanya untuk menemukan tambang emas.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;71.</ref> Upaya kolonisasi di [[St. Lucia]] (1605) dan [[Grenada]] (1609) juga tidak berhasil. Namun, tidak semua upaya gagal, koloni Inggris di St. Kitts (1624), [[Barbados]] (1627) dan Nevis (1628) berhasil dibentuk.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;221.</ref> Inggris mengadopsi sistem kolonisasi negara-negara lain kemudian menerapkannya di wilayah-wilayah koloninya. Sistem yang diadopsi itu antara lain upaya [[Portugis]] dalam mengembangkan perkebunan gula di [[Brasil]] yang bergantung pada tenaga [[budak]] serta kebijakan [[Belanda]] dalam penjualan budak dan hasil penjualannya selanjutnya dibelikan gula.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;22–23.</ref> Untuk memastikan kalau keuntungan tetap di tangan Inggris, [[Parlemen Inggris]] pada tahun 1651 memutuskan hanya kapal-kapal Inggris yang boleh melakukan perdagangan di wilayah-wilayah koloninya dan perdagangan dikuasai oleh EIC. Keputusan ini menyebabkan permusuhan dengan Belanda yang membangun koloni di bagian timur, kebijakan ini pada akhirnya semakin memperkuat posisi Inggris di Amerika meskipun hal ini merugikan Belanda.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;32.</ref> Pada tahun 1655, Inggris mencaplok [[Jamaika]] dari [[Spanyol]] dan pada tahun 1666 berhasil menduduki [[Bahama]].<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;33, 43.</ref>
* {{en}} [http://www.britishempire.co.uk Extensive information on the British Empire]
[[Berkas:British colonies 1763-76 shepherd1923.PNG|jmpl|kiri|Peta wilayah koloni Inggris di Amerika Utara periode 1763–1776.]]
* {{en}} [http://www.hostkingdom.net/earthrul.html Sizes of various empires and quasi-empires]
* {{en}} [http://www.direct.gov.uk/Gtgl1/GuideToGovernment/InternationalBodies/InternationalBodiesArticles/fs/en?CONTENT_ID=4003092&chk=JXlogH The Commonwealth - UK government site]
 
Permukiman permanen pertama para [[imigran]] dari Inggris di Amerika didirikan tahun 1607 di [[Jamestown, Virginia]] yang dipimpin oleh [[John Smith (pengelana)|Kapten John Smith]] dan dikelola oleh perusahaan Inggris bernama ''Virginia Company''. [[Bermuda]] dihuni dan diklaim oleh Inggris setelah adanya kapal dagang yang tenggelam di perairan Bermuda yang menggunakan bendera Inggris pada tahun 1609, kemudian pada tahun 1615, pengelolaan Bermuda diserahkan pada perusahaan Inggris yang baru, ''Somers Isles Company''.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;15–20.</ref> Hak ''Virginia Company'' dicabut pada tahun 1624 dan pengelolaan [[Virginia]] diberikan kepada kerajaan, yang selanjutnya mendirikan Koloni Virginia.<ref>[[#refAndrews1985|Andrews]], hal.&nbsp;316, 324–326.</ref> ''Newfoundland Company'' didirikan pada tahun 1610 dengan tujuan untuk menciptakan sebuah permukiman permanen di [[Newfoundland]], tetapi tidak berhasil.<ref>[[#refAndrews1985|Andrews]], hal.&nbsp;20–22.</ref> Pada tahun 1620, Inggris membentuk Koloni Plymouth sebagai tempat pembuangan bagi kelompok separatis Protestan di Inggris.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;8.</ref> Berikutnya, Inggris mulai membangun koloni-koloni berdasarkan penganut agama. Tahun 1634, [[Maryland]] didirikan sebagai permukiman bagi orang-orang yang menganut [[Katolik Roma]], [[Rhode Island]] (1636) didirikan sebagai koloni yang toleran terhadap semua agama dan [[Connecticut]] (1639) bagi para penganut [[Kongregasional]]. Sedangkan [[Carolina]] didirikan pada tahun 1663. Tahun 1664, Inggris menukar [[Suriname]] di [[Amerika Selatan]] dengan Fort Amsterdam kepada Belanda. Penukaran ini membuat Inggris menguasai koloni Belanda di Belanda-Baru (sekarang [[New York]]).<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;40.</ref> Kemudian, pada tahun 1681, Koloni [[Pennsylvania]] didirikan oleh William Penn. Secara umum, koloni-koloni di Amerika kurang sukses secara finansial dibandingkan dengan koloni Inggris di Karibia, tetapi koloni-koloni di Amerika mempunyai iklim yang sama dengan Eropa serta lahan pertanian yang luas dan subur, hal ini membuat para imigran Inggris lebih suka menetap di Amerika dibanding koloni-koloni lainnya.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;72–73.</ref>
{{sejarah-stub}}
 
[[Berkas:Slaves working in the tobacco sheds on a plantation (1670 painting).jpg|jmpl|Budak dari Afrika yang dipekerjakan di gudang tembakau di [[Virginia]] pada abad ke-17.]]
{{Link FA|de}}
Pada tahun 1670, [[Charles II dari Inggris|Raja Charles II]] memberikan mandat kepada ''Hudson's Bay Company'' untuk [[monopoli|memonopoli]] [[perdagangan bulu]] di wilayah bagian utara yang dinamakan Dataran Rupert—hamparan luas wilayah yang nantinya akan membentuk sebagian besar [[Kanada]]. Benteng dan pos perdagangan didirikan di sana, tetapi sering diserang oleh Prancis, yang juga melakukan perdagangan bulu di [[Prancis Baru]] yang lokasinya berdekatan dengan Dataran Rupert.<ref name="buckner25">[[Imperium Britania#refBuckner2008|Buckner]], hal.&nbsp;25.</ref>
 
Dua tahun kemudian, ''Royal African Company'' ditugaskan oleh Raja Charles II untuk memonopoli pemasokan budak dari koloni Inggris di Karibia.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;37.</ref> Sejak awal, perbudakan sudah menjadi dasar dari Imperium Britania di [[Hindia Barat]]. Sampai adanya kebijakan penghapusan perdagangan budak pada tahun 1807, Inggris bertanggung jawab atas perpindahan sekitar 3,5 juta budak Afrika ke Amerika. Sepertiga dari keseluruhan budak tersebut diangkut melintasi Samudera Atlantik.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;62.</ref> Untuk memfasilitasi perdagangan ini, benteng dan pos-pos pengawasan didirikan di pantai [[Afrika Barat]] seperti Pulau James, Accra dan Pulau Bunce. Di Karibia, persentase penduduk keturunan Afrika meningkat dari 25 persen pada tahun 1650 menjadi sekitar 80 persen pada tahun 1780. Sedangkan di [[Tiga Belas Koloni]] meningkat dari 10 persen menjadi 40 persen pada periode yang sama (sebagian besar di koloni-koloni selatan).<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;228.</ref> Perdagangan budak telah menghasilkan keuntungan yang besar bagi Inggris dan menjadi andalan perekonomian bagi kota-kota di Inggris seperti [[Bristol]] dan [[Liverpool]]; yang kemudian membentuk suatu jalur perdagangan segitiga dengan Afrika dan Amerika. Kondisi kapal yang tidak higienis dalam proses pengangkutan budak serta pekerjaan yang keras dan jam kerja yang panjang mengakibatkan tingkat kematian budak sangat tinggi, rata-rata satu dari tujuh budak meninggal selama pengangkutan maupun selama bekerja.<ref>[[#refOHBEv2|Marshall]], hal.&nbsp;440–64.</ref>
[[Kategori:Sejarah Britania Raya]]
[[Kategori:Kekaisaran]]
 
Pada tahun 1695, Parlemen [[Skotlandia]] memberikan mandat kepada ''Company of Scotland'' untuk mengkolonisasi [[Tanah Genting Panama]]. Tetapi proses kolonisasi ini tidak berhasil. Penjelajah Skotlandia dikepung oleh kolonis Spanyol di [[Granada]] dan terserang wabah [[malaria]]. Akibatnya, koloni ini ditinggalkan dua tahun kemudian. Kegagalan Skotlandia dalam pengkolonisasian Tanah Genting Panama ini (yang dikenal dengan sebutan [[Skema Darien|Bencana Darien]]) menyebabkan keruntuhan perekonomian Skotlandia sekaligus mengakhiri harapan Skotlandia untuk membentuk imperium seberang lautan sendiri.<ref>[[#refMagnusson2003|Magnusson]], hal.&nbsp;531.</ref> Peristiwa ini juga memiliki konsekuensi politik yang besar, membuat Pemerintah Inggris dan Pemerintah Skotlandia berunding mengenai penyatuan kedua negara. Hal ini terjadi pada tahun 1707 dengan disahkannya [[Undang-Undang Penyatuan 1707|Undang-Undang Penyatuan]] pembentukan [[Kerajaan Britania Raya]].<ref>[[#refMacaulay1979|Macaulay]], hal.&nbsp;509.</ref>
[[af:Britse Ryk]]
 
[[an:Imperio britanico]]
=== Persaingan dengan Belanda di Asia ===
[[ang:Bryttisce Rīce]]
[[Berkas:Fort St. George, Chennai.jpg|jmpl|ka|200px|Fort St. George yang didirikan di [[Chennai|Madras]] pada tahun 1639.]]
[[ar:الإمبراطورية البريطانية]]
 
[[arz:امبراطوريه بريطانيه]]
Pada akhir abad ke-16, Inggris dan Belanda mulai menentang monopoli Portugis terhadap perdagangan di Asia dengan bekerjasama membentuk kongsi dagang gabungan antara ''[[East India Company]]'' (EIC) milik Inggris dengan ''[[Vereenigde Oost-Indische Compagnie]]'' (VOC) milik Belanda pada tahun 1602. Tujuan utama dari kongsi-kongsi dagang tersebut adalah untuk menguasai pasar perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan, terutama di kawasan [[Hindia Belanda|Kepulauan Hindia Timur]] serta wilayah sentral jaringan perdagangan di Asia; India. Pada akhirnya, Inggris dan Belanda justru saling bersaing memperebutkan supremasi perdagangan di Asia dari Portugis.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;13.</ref> Meskipun Inggris pada akhirnya bisa mengimbangi posisi Belanda sebagai kekuatan kolonial, dalam waktu singkat sistem keuangan Belanda melesat lebih maju dibandingkan dengan Inggris.<ref name="ferguson19">[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;19.</ref> Serangkaian peperangan antara Belanda dengan Inggris pada abad ke-17 turut memperpanas persaingan mereka di Asia. Permusuhan antara kedua negara ini baru berhenti setelah meletusnya [[Revolusi Agung]] pada tahun 1688, yaitu saat [[William III dari Inggris|William III dari Oranye]] naik tahta menjadi raja Inggris dan mengesahkan kesepakatan damai antara Inggris dan Belanda. Kesepakatan itu menyatakan kalau Belanda berhak menguasai perdagangan rempah-rempah di [[Hindia Timur]], sedangkan Inggris mendapatkan industri tekstil di [[India]]. Meskipun demikian, industri tekstil perlahan-lahan mulai menyalip perdagangan rempah-rempah Belanda dalam hal keuntungan dan penjualan. Kemudian, pada tahun 1720, kejayaan ekonomi Belanda berhasil disusul oleh Britania.<ref name="ferguson19"/>
[[bat-smg:Brėtu imperėjė]]
 
[[bg:Британска империя]]
=== Persaingan dengan Prancis ===
[[bs:Britansko carstvo]]
Perdamaian antara Inggris dan Belanda pada tahun 1688 menandakan bahwa kedua negara tersebut akan memasuki [[Perang Sembilan Tahun]] sebagai sekutu. Namun, perang tersebut membuat Belanda harus mencurahkan sebagian besar anggaran militernya untuk kepentingan perang, hal ini pada akhirnya membuat kekuasaan kolonial Inggris lebih kuat dari Belanda.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;441.</ref> Pada abad ke-18, Inggris (kemudian menjadi Britania Raya setelah bersatu dengan [[Skotlandia]] pada tahun 1707) berjaya sebagai kekuatan kolonial paling dominan di dunia, dan hanya Prancis yang menjadi saingan utamanya di ranah imperialisme.<ref>[[#refPagden2003|Pagden]], hal.&nbsp;90.</ref>
[[ca:Imperi britànic]]
 
[[cs:Britské impérium]]
[[Berkas:The Defeat of the French Fireships attacking the British Fleet at Anchor before Quebec.jpg|jmpl|kiri|200px|Kekalahan Prancis dalam Pertempuran Quebec pada tahun 1759.]]
[[cy:Yr Ymerodraeth Brydeinig]]
Setelah kematian Charles II dari Spanyol pada tahun 1700, tahta Spanyol beserta wilayah-wilayah koloninya jatuh ke tangan [[Philippe V dari Spanyol|Philippe dari Anjou]], cucu dari [[Louis XIV dari Prancis]]. Philippe kemudian mencetuskan ide mengenai prospek penyatuan Spanyol dan Prancis beserta wilayah koloninya masing-masing untuk membentuk suatu aliansi kolonial yang akan mengalahkan Inggris dan tak tertandingi di Eropa.<ref name="shennan11"/> Pada tahun 1701, Inggris, Portugis dan Belanda bergabung dengan [[Kekaisaran Romawi Suci]] untuk melawan Spanyol dan Prancis dalam [[Perang Suksesi Spanyol]]. Perang ini berakhir pada tahun 1713 dengan disahkannya [[Perjanjian Utrecht]],<ref name="shennan11">[[#refShennan1995|Shennan]], hal.&nbsp;11–17.</ref> yang menyatakan bahwa Kerajaan Spanyol-Prancis dibagi-bagi dan Britania mendapatkan bagian terbesar: dari Prancis, Britania mendapatkan [[Newfoundland]] dan Acadia, sedangkan dari Spanyol, Britania mendapatkan [[Gibraltar]] dan [[Menorca]]. Gibraltar (yang saat ini masih dimiliki oleh Britania Raya) dijadikan sebagai pangkalan [[angkatan laut]] penting dan memungkinkan Britania untuk mengontrol jalur perdagangan Atlantik dari dan ke [[Laut Tengah|Mediterania]]. [[Menorca]] dikembalikan kepada Spanyol dalam [[Persetujuan Amiens|Perjanjian Amiens]] pada tahun 1802 setelah dipindah-tangankan sebanyak tiga kali. Spanyol juga menyetujui untuk memberikan hak ''Asiento'', yaitu hak untuk menjual budak-budak di [[Iberia|Spanyol-Amerika]] kepada Britania.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;58.</ref>
[[da:Britiske Imperium]]
 
[[de:Britisches Weltreich]]
[[Perang Tujuh Tahun (1756–1763)|Perang Tujuh Tahun]] yang meletus pada tahun 1756 menjadi perang pertama yang berlangsung dalam skala global. Perang ini berlangsung di [[Eropa]], [[India]], [[Amerika Utara]], [[Karibia]], [[Filipina]] dan pesisir Afrika. Penandatanganan [[Perjanjian Paris (1763)|Perjanjian Paris 1763]] yang menandai berakhirnya perang ini memiliki konsekuensi penting terhadap masa depan Imperium Britania. Di Amerika Utara, kejayaan Prancis berakhir seiring dengan diserahkannya [[Tanah Rupert|Dataran Rupert]] (Kanada) kepada Britania.<ref name="buckner25"/> Prancis juga harus merelakan [[Prancis Baru]] jatuh ke tangan Britania (meninggalkan sebagian besar penduduk berbahasa Prancis yang berada di bawah kendali Britania). Sedangkan Spanyol menyerahkan [[Florida]] dan [[Louisiana]] ke tangan Britania. Di India, setelah Perang Carnatic, Prancis memang masih menguasai [[Puducherry|India-Prancis]], tetapi dengan adanya pembatasan militer dan kewajiban untuk mendukung wilayah-wilayah koloni Britania, harapan Prancis untuk menguasai India pun berakhir.<ref>[[#refSekhara2004|Bandyopādhyāẏa]], hal.&nbsp;49–52</ref> Kemenangan Britania atas Prancis dalam [[Perang Tujuh Tahun]] menjadikannya sebagai kekuatan maritim paling kuat di dunia pada saat itu.<ref name="refpagden1">[[#refPagden2003|Pagden]], hal.&nbsp;91.</ref>
[[en:British Empire]]
 
[[eo:Brita imperio]]
== Imperium Britania kedua (1783–1815) ==
[[es:Imperio Británico]]
[[Berkas:Clive.jpg|jmpl|Kemenangan Robert Clive dalam [[Pertempuran Plassey]].]]
[[eu:Britainiar Inperioa]]
=== Penguasaan India ===
[[fi:Brittiläinen imperiumi]]
Selama abad pertama pengoperasiannnya, ''[[British East India Company]]'' (EIC) cuma terfokus pada perdagangan di [[India]], sama sekali tidak terpikir untuk menantang [[Kesultanan Mughal]], yang memberi izin berdagang pada tahun 1617 karena posisi serta kekuasaannya di India lebih kuat dari Inggris.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;93.</ref> Namun hal ini berubah pada abad ke-18. Ketika Kesultanan Mughal membatasi hak-hak EIC, Britania dengan EIC berjuang menjatuhkan Kesultanan Mughal—yang dibantu oleh Prancis—dalam Perang Carnatic pada periode 1740-an dan 1750-an. Dalam [[Pertempuran Plassey]] 1757, Britania yang dipimpin oleh Robert Clive berhasil menaklukkan Mughal beserta sekutu Prancisnya. Kemenangan ini menjadikan Britania sebagai penguasa serta kekuatan militer dan politik terbesar di India.<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 17.</ref> Selama [[dekade]] berikutnya, Britania secara bertahap sukses memperluas wilayah teritori yang berada di bawah kekuasaannya di India, baik dengan menguasainya secara langsung ataupun melalui penguasa lokal yang berada di bawah ancaman kekuatan tentara Britania di India.<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 18–19.</ref> [[Kemaharajaan Britania]] (sebutan untuk India Britania) akhirnya tumbuh menjadi harta yang paling berharga bagi Imperium Britania, dijuluki "permata dalam mahkota", mencakup wilayah yang lebih besar dari [[Kekaisaran Romawi]], India menjadi koloni yang paling penting bagi kekuatan Britania, sekaligus membantu mendefinisikan statusnya sebagai imperium terbesar di dunia.<ref name=Brown5>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;5.</ref>
[[fr:Empire britannique]]
 
[[fy:Britske Ryk]]
=== Lepasnya Tiga Belas Koloni ===
[[gl:Imperio Británico]]
{{see|Perang Revolusi Amerika Serikat}}
[[he:האימפריה הבריטית]]
Selama periode 1760-an dan 1770-an, hubungan antara [[Tiga Belas Koloni]] dan Britania menjadi semakin tegang, terutama karena Undang-Undang Stempel 1765 yang dikeluarkan oleh Parlemen Britania yang tidak konstitusional. ParlemenBritania menegaskan bahwa mereka punya hak untuk memberlakukan pajak pada para kolonis.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;84.</ref> Kolonis mengklaim bahwa karena mereka penduduk Britania, perpajakan tanpa perwakilan rakyat dianggap ilegal. Kolonis di Tiga Belas Koloni membentuk Kongres Kontinental yang bersatu dan pemerintahan bayangan di setiap koloni serta menyerukan istilah "[[tolak pajak tanpa perwakilan rakyat]]". Pemboikotan kolonis terhadap teh Inggris yang terkena pajak mendorong terjadinya peristiwa [[Pesta Teh Boston]] pada tahun 1773. Perselisihan demi perselisihan pada akhirnya mengakibatkan terjadinya [[Revolusi Amerika Serikat|Revolusi Amerika]] dan pecahnya [[Perang Revolusi Amerika Serikat|Perang Revolusi]] pada tahun 1775. Tahun berikutnya, koloni menyatakan kemerdekaan atas Britania dan dengan bantuan dari Prancis, Tiga Belas Koloni akhirnya berhasil memenangkan perang pada tahun 1783 dan kemudian mendirikan [[Amerika Serikat]].<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;90.</ref>
[[hi:ब्रिटिश साम्राज्य]]
 
[[hr:Britansko Carstvo]]
[[Berkas:01 б Битва при Принстоне.jpg|jmpl|kiri|''Tewasnya Jenderal Mercer dalam Pertempuran Princeton'' oleh [[John Trumbull]]. Lepasnya [[Tiga Belas Koloni]] di Amerika Utara menandai berakhirnya Imperium Britania pertama.]]
[[hu:Brit Birodalom]]
 
[[is:Breska heimsveldið]]
Lepasnya koloni-koloni Britania yang paling padat penduduknya di Amerika Utara oleh para [[sejarawan]] didefinisikan sebagai masa peralihan dari "Imperium Britania pertama" ke "Imperium Britania kedua".<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;92.</ref> Sejak itu, Britania mengalihkan perhatiannya pada koloni-koloninya yang tersebar di Asia, Pasifik dan Afrika. Tahun 1776, [[Adam Smith]] lewat bukunya yang berjudul ''[[An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations|The Wealth of Nations]]'' menyatakan kritik terhadap [[merkantilisme]]. Menurut Smith, ekonomi pasar merupakan sumber utama kemajuan, kerja sama, dan kesejahteraan, sementara campur tangan politik dan peraturan pemerintah merupakan hal yang tidak ekonomis, kemunduran, dan dapat menyebabkan konflik.<ref name="refpagden1"/><ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;120.</ref> Pertumbuhan perdagangan antara Amerika Serikat sebagai negara yang baru merdeka dengan Britania Raya sebagai negara tua sejak tahun 1783 membuktikan teori Smith bahwa kontrol politik tidak diperlukan untuk keberhasilan ekonomi.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;119.</ref><ref>[[#refOHBEv2|Marshall]], hal.&nbsp;585.</ref> Ketegangan antara kedua negara ini meningkat selama berlangsungnya [[Peperangan era Napoleon|Perang Napoleon]]. Britania berusaha untuk memutuskan hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan Prancis. Pada tahun 1812, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Britania, dan kedua negara tersebut saling menyerbu. Namun, konflik lebih lanjut di antara kedua negara itu berhasil dicegah dengan disahkannya [[Traktat Ghent]] pada tahun 1815.<ref>[[#refLatimer|Latimer]], hal.&nbsp;8, 30–34, 389–92.</ref>
[[it:Impero britannico]]
 
[[ja:イギリス帝国]]
Serangkaian peristiwa yang terjadi di [[Amerika Serikat]] turut mempengaruhi kebijakan Britania di [[Kanada]].<ref>[[#refZolberg2006|Zolberg]], hal.&nbsp;496.</ref> Sekitar 40.000 hingga 100.000 [[Loyalis (Revolusi Amerika)|Loyalis]] yang telah kalah bermigrasi ke Kanada setelah deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat.<ref>[[#refGames2002|Games]], hal.&nbsp;46–48.</ref> Kurang lebih 14.000 Loyalis menetap di sepanjang sungai Saint John dan Saint Croix (sekarang bagian dari [[Nova Scotia]]). Tetapi mereka menganggap kalau lokasinya terlalu jauh dari pusat pemerintahan provinsi di Halifax. Oleh sebab itu, Britania kemudian memekarkan [[New Brunswick]] menjadi satu koloni terpisah pada tahun 1784.<ref>[[#refKelley2010|Kelley & Trebilcock]], hal.&nbsp;43.</ref> Undang-Undang Konstitusi 1791 disahkan untuk membagi Kanada jadi dua bagian, yaitu Provinsi [[Kanada Hulu]] (untuk penduduk [[bahasa Inggris|berbahasa Inggris]]) dan [[Kanada Hilir]] (untuk penduduk [[bahasa Prancis|berbahasa Prancis]]) dengan tujuan meredakan ketegangan antara komunitas Prancis dan komunitas Inggris di Kanada. [[Sistem pemerintahan]] yang diterapkan di Kanada harus berpedoman pada Britania Raya untuk menegaskan kewenangan imperialisnya dan segala jenis kontrol pemerintahan yang dianggap sebagai penyebab Revolusi Amerika tidak diijinkan.<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;28.</ref>
[[ka:ბრიტანეთის იმპერია]]
 
[[kn:ಬ್ರಿಟೀಷ್ ಸಾಮ್ರಾಜ್ಯ]]
=== Penjelajahan Pasifik ===
[[ko:대영 제국]]
[[Berkas:Captainjamescookportrait.jpg|jmpl|160px|[[James Cook]], penjelajah Inggris yang menemukan pantai timur di benua selatan baru bernama [[Australia]].]]
[[la:Imperium Britannicum]]
Sejak tahun 1718, pembuangan orang-orang Britania ke koloni-koloni di Amerika Utara telah menjadi suatu bentuk hukuman bagi berbagai tindak pidana di Britania. Ribuan orang buangan diangkut setiap tahunnya melewati [[Samudera Atlantik|Atlantik]].<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;20.</ref> Tetapi setelah lepasnya Tiga Belas Koloni pada tahun 1783, Britania dipaksa untuk mencari lokasi alternatif sebagai tempat pembuangan baru bagi orang-orang tahanan. Kemudian, Britania berpaling ke daratan di selatan yang baru ditemukan bernama [[Australia]].<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 20–21.</ref> Pantai barat Australia sebenarnya telah ditemukan oleh seorang penjelajah [[Belanda]] bernama [[Willem Janszoon]] pada tahun 1606 yang kemudian dinamakannya Belanda Baru, tetapi tidak ada usaha lebih lanjut untuk membangun koloni di sana sampai pada tahun 1770, [[James Cook]] menemukan pantai timur Australia dalam perjalanannya menuju [[Samudera Pasifik|Samudera Pasifik Selatan]]. Cook mengklaim benua tersebut atas nama Britania dan menamakannya [[New South Wales]].<ref>[[#refPeters2006|Peters]], hal.&nbsp;5–23.</ref> Pada tahun 1778, [[Joseph Banks]], seorang [[ahli botani]] yang ikut serta dalam pelayaran bersama Cook memberi saran kepada Pemerintah Britania supaya Australia dijadikan sebagai [[koloni tahanan]] yang baru. Selanjutnya, pada tahun 1787, pengiriman perdana para tahanan dari Britania dilakukan dan sampai di New South Wales pada tahun 1788.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;142.</ref> Britania terus mengirim para tahanan ke New South Wales hingga tahun 1840.<ref>[[#refBrittain|''Brittain and the Dominions'']], hal.&nbsp;159.</ref> Seiring perkembangannya, koloni Australia akhirnya menjadi koloni yang sangat menguntungkan, terutama karena produksi wol dan tambang emasnya,<ref>[[#refFieldhouse1999|Fieldhouse]], hal. 145–149</ref> yang turut didukung oleh adanya "demam emas" yang sedang berlangsung di koloni-koloni Victoria. Hal ini menjadikan [[Melbourne]] sebagai kota terkaya di dunia pada saat itu,<ref name="RobertCervero320">{{cite book|last=Cervero|first=Robert B.|title=The Transit Metropolis: A Global Inquiry|url=https://archive.org/details/transitmetropoli0000cerv|publisher=Island Press|year=1998|location=Chicago|page=[https://archive.org/details/transitmetropoli0000cerv/page/320 320]|isbn=1-55963-591-6}}</ref> sekaligus kota terbesar kedua (setelah [[London]]) dalam Imperium Britania.<ref>Statesmen's Year Book 1889</ref>
[[lt:Britų imperija]]
 
[[lv:Lielbritānijas impērija]]
Dalam perjalanannya, Cook juga mengunjungi [[Selandia Baru]], yang ditemukan pertama kali pada tahun 1642 oleh penjelajah Belanda bernama [[Abel Tasman]]. Cook kemudian mengklaim pulau-pulau di [[Pulau Utara|Utara]] dan di [[Pulau Selatan|Selatan]] atas nama [[Kerajaan Britania Raya (1707–1800)|Kerajaan Britania Raya]] pada tahun 1769 dan 1770. Awalnya, interaksi antara [[Suku Māori]]; penduduk asli Selandia Baru dengan orang-orang Eropa terbatas hanya pada transaksi perdagangan.Tetapi, permukiman bagi orang-orang Eropa makin diperluas selama dekade awal abad ke-19 dan pos-pos perdagangan banyak didirikan, terutama di [[Pulau Utara]]. Pada tahun 1839, perusahaan Britania bernama ''New Zealand Company'' menyatakan rencananya untuk membeli lahan yang luas dan mendirikan koloni di Selandia Baru. Pada tanggal 6 Februari 1840, William Hobson dan sekitar 40 orang tokoh adat Māori menandatangani [[Perjanjian Waitangi]].<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 45.</ref> Perjanjian ini dianggap sebagai dokumen awal pendirian negara Selandia Baru,<ref>{{Cite web|url=http://www.nzhistory.net.nz/politics/treaty/waitangi-day|title=Waitangi Day|publisher=History Group, New Zealand Ministry for Culture and Heritage|accessdate=13 December 2008}}</ref> namun penafsiran terhadap teks perjanjian versi Britania dan versi Māori amat berbeda, sehingga tidak ada kesepakatan pada masalah yang telah disetujui dan terus menerus menjadi sumber sengketa hingga saat ini.<ref>[[#refMeinSmith|Mein Smith]], hal.&nbsp;49.</ref><ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;579.</ref>
[[mk:Британска империја]]
 
[[ms:Empayar British]]
=== Peperangan dengan Napoleon ===
[[mt:Imperu Brittanniku]]
{{main|Peperangan era Napoleon}}
[[nl:Britse Rijk]]
[[Berkas:Sadler, Battle of Waterloo.jpg|jmpl|kiri|[[Pertempuran Waterloo]] yang berakhir dengan kekalahan [[Napoleon Bonaparte|Napoleon]].]]
[[nn:Det britiske imperiet]]
Britania sekali lagi ditantang oleh Prancis di bawah pemerintahan [[Napoleon Bonaparte]]. Tetapi tidak seperti perang-perang sebelumnya, perang kali ini lebih merupakan suatu kontes ideologi antar kedua negara.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;152.</ref> Perang ini tidak hanya mengancam posisi Britania sebagai pemimpin di kancah imperialisme dunia, tetapi Napoleon mengancam akan menyerang Britania sendiri, seperti yang telah dilakukan oleh pasukannya terhadap negara-negara lainnya di [[Benua Eropa]].<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;161.</ref>
[[no:Det britiske imperiet]]
 
[[oc:Empèri britanic]]
Perang Napoleon adalah peperangan pertama yang membuat Britania benar-benar harus menginvestasikan modal dan sumber daya dalam jumlah besar supaya bisa memenangkan peperangan. [[Pelabuhan]] Prancis berhasil diblokade oleh [[Angkatan Laut Britania Raya]], yang selanjutnya menjadi penentu kemenangan Britania atas armada Prancis-Spanyol dalam [[Pertempuran Trafalgar]] pada tahun 1805. Koloni seberang lautan Britania diserang dan diduduki, termasuk pemberian Belanda, yang dianeksasi oleh Napoleon pada tahun 1810. Prancis akhirnya berhasil dikalahkan oleh koalisi tentara Eropa pada tahun 1814.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;115–118.</ref> Setelah kekalahan Napoleon, Britania lagi-lagi memperoleh keuntungan besar dari hasil perjanjian damai: Prancis menyerahkan [[Kepulauan Ionia Serikat|Kepulauan Ionia]], [[Malta]] (yang diduduki pada tahun 1797 dan 1798), [[Mauritius]], [[St. Lucia]], dan [[Tobago]]. Sedangkan Spanyol menyerahkan [[Trinidad]], [[Guyana|Guyana Belanda]] dan [[Afrika Selatan|Koloni Cape]]. Sementara itu, Britania mengembalikan [[Guadeloupe]], [[Martinique]], [[Guyana|Guyana Prancis]] dan [[Réunion]] kepada Prancis serta [[Jawa]] dan [[Suriname]] kepada Belanda.<ref name="refjames182">[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;165.</ref>
[[os:Бритайнаг импери]]
[[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|jmpl|150px|[[Sir Thomas Stamford Bingley Raffles]].]]
[[pl:Imperium brytyjskie]]
 
[[pt:Império Britânico]]
=== Pendudukan Hindia Belanda ===
[[ro:Imperiul Britanic]]
Pada tahun 1811, tentara Britania melancarkan serangan terhadap daerah-daerah yang diduduki oleh Belanda, termasuk [[Hindia Timur]] atau yang lebih dikenal dengan [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]). Pasukan Britania tidak mengalami kesulitan menghadapi pasukan Belanda. Selain itu, pasukan Belanda juga mendapat serangan dari pasukan raja-raja di [[Jawa]]. Serangan itu menyebabkan Belanda akhirnya menyerah kepada Britania.<ref>{{Cite book|last=Sutrisno|first=Sulastin|year=2001|title=Dari lima penjajahan menuju zaman kemerdekaan|publisher=Indira|isbn=}}</ref> Oleh sebab itu, sejak tahun 1811 Hindia Timur menjadi jajahan Britania Raya dengan kongsi dagang EIC nya yang dipimpin oleh [[Gubernur-Jenderal]] [[Lord Minto]]. Lord Minto kemudian mengangkat [[Thomas Stamford Raffles]] sebagai pemegang kekuasaan atas Pulau Jawa dengan pangkat Wakil Gubernur Jenderal.<ref>{{Cite book|last=Notosusanto|first=Nugroho|year=1994|title=Sejarah nasional Indonesia I|publisher=Depdikbud|isbn=}}</ref>
[[ru:Британская империя]]
 
[[sh:Britanski Imperij]]
Peristiwa yang terjadi di Eropa selanjutnya turut memengaruhi kekuasaan Britania di Hindia Timur. Napoleon berhasil dikalahkan dalam [[Pertempuran Leipzig]]. Sebagai dampak dari kekalahan Napoleon, pada tahun 1814 Britania harus mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah dikuasainya melalui [[Perjanjian London]]. Raffles tidak setuju atas keputusan-keputusan itu.<ref>[[#refSutrisno|Sutrisno]], hal.&nbsp;46.</ref> Ia meletakkan jabatannya dan kemudian digantikan oleh Wakil Gubernur Jenderal [[John Fendall]]. Pada tahun 1816, Fendall menyerahkan Hindia Timur kembali kepada Belanda.<ref>[[#refNotosusanto|Notosusanto]], hal.&nbsp;34.</ref>
[[simple:British Empire]]
 
[[sk:Britské impérium]]
=== Penghapusan sistem perbudakan ===
[[sl:Britanski imperij]]
Di bawah tekanan yang meningkat dari gerakan [[abolisionisme]], Pemerintah Britania Raya mengesahkan [[Undang-Undang Perdagangan Budak 1807]] yang menghapuskan [[Perbudakan|perdagangan budak]] di Imperium Britania. Pada tahun 1808, [[Sierra Leone]] ditetapkan sebagai koloni Britania pertama yang secara resmi membebaskan semua budak.<ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;14.</ref> Undang-Undang Penghapusan Perbudakan disahkan pada tahun 1833, dan pada 1 Agustus 1834, sistem perbudakan secara resmi dihapuskan di segenap koloni Britania di seluruh dunia (kecuali [[St. Helena]], [[Sri Lanka]], dan koloni yang dikelola oleh EIC, meskipun pada akhirnya pengecualian ini dicabut). Menurut Undang-Undang Penghapusan Perbudakan, para budak diberi kebebasan dan [[emansipasi]] penuh setelah "magang" selama 4 sampai 6 tahun.<ref>[[#refHinks|Hinks]], hal.&nbsp;129.</ref>
[[sq:Perandoria Britanike]]
 
[[sr:Британска империја]]
== Era keemasan Imperium Britania (1815–1914) ==
[[sv:Brittiska imperiet]]
{{see also|Revolusi Industri}}
[[ta:பிரித்தானியப் பேரரசு]]
[[Berkas:British Empire 1897.jpg|jmpl|320px|Imperium Britania pada tahun 1897 ditandai dengan warna merah muda, warna tradisional kekuasaan Imperium Britania pada peta.]]
[[th:จักรวรรดิอังกฤษ]]
[[Berkas:Destroying Chinese war junks, by E. Duncan (1843).jpg|jmpl|250px|''Penghancuran kapal perang Cina dalam [[Perang Candu Pertama]]'' oleh E. Duncan.]]
[[tl:Imperyong Britanya]]
 
[[tr:Britanya İmparatorluğu]]
Periode antara tahun 1815 sampai 1914 disebut oleh beberapa [[sejarawan]] sebagai "era keemasan Imperium Britania",<ref>[[#refHyam2002|Hyam]], hal.&nbsp;1.</ref><ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;71.</ref> ketika lebih dari 10.000.000 mil persegi (26.000.000&nbsp;km<sup>2</sup>) luas wilayah dan sekitar 400 juta penduduk menjadi bagian dari Imperium Britania.<ref>[[#refParsons|Parsons]], hal.&nbsp;3.</ref> Kekalahan [[Napoleon Bonaparte|Napoleon]] pada tahun 1815 membuat Britania tidak memiliki saingan yang berarti, kecuali [[Rusia]] di [[Asia Tengah]].<ref name="#refOHBEv3|Porter, hal. 401">[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;401.</ref> Menjadi yang tak terkalahkan di lautan, Britania kemudian menobatkan dirinya sebagai polisi dunia, yang selanjutnya dikenal sebagai ''[[Pax Britannica]]''.<ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;332.</ref> Bersamaan dengan hak kontrol tidak resmi yang dimilikinya, posisi Britania yang dominan dalam perdagangan dunia berarti bahwa secara efektif Britania bisa mengendalikan perekonomian dari banyak negara, seperti [[Tiongkok]], [[Argentina]], dan Siam ([[Thailand]]). Kondisi ini oleh para sejarawan disebut sebagai "imperium informal".<ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;8.</ref><ref>[[#refMarshall|Marshall]], hal.&nbsp;156–57.</ref>
[[uk:Британська імперія]]
 
[[ur:سلطنت برطانیہ]]
Era keemasan Imperium Britania didukung oleh berbagai penemuan teknologi selama masa [[Revolusi Industri]] seperti [[kapal uap]] dan [[telegraf]]. Berbagai teknologi baru yang diciptakan pada paruh kedua abad ke-19 memungkinkan Britania untuk mengontrol dan mempertahankan kejayaan imperiumnya. Pada tahun 1902, koloni-koloni di Imperium Britania bisa saling terhubung berkat adanya penemuan jaringan kabel telegraf yang bernama ''"All Red Line"''.<ref>[[#refDalziel2006|Dalziel]], hal.&nbsp;88–91.</ref>
[[vi:Đế quốc Anh]]
 
[[yi:בריטישע אימפעריע]]
=== ''East India Company'' di Asia ===
[[zh:大英帝国]]
{{see also|Kemaharajaan Britania|East India Company|Perang Candu}}
[[Berkas:Victoria Disraeli cartoon.jpg|kiri|jmpl|lurus|[[Kartun]] yang menggambarkan [[Benjamin Disraeli]] memberi [[Ratu Victoria]] mahkota baru ketika ia dinobatkan sebagai Maharani India.]]
 
''[[East India Company]]'' (EIC) atau Perusahaan Hindia Timur secara tidak langsung telah ikut berperan serta dalam mendukung kejayaan Imperium Britania di [[Asia]]. Tentara EIC pertama kali bergabung dengan [[Angkatan Laut Britania Raya|Angkatan Laut Britania]] saat terjadinya [[Perang Tujuh Tahun]], dan kemudian terus bekerja sama dalam berbagai pertempuran di luar India, di antaranya: pengusiran Napoleon dari [[Mesir]] (1799), pengambilalihan [[Jawa]] dari Belanda (1811), akuisisi [[Singapura]] (1819) dan [[Malaka]] (1824) serta pendudukan [[Birma]] (1826).<ref name="#refOHBEv3|Porter, hal. 401"/>
 
Berawal dari basis di [[India]], sejak tahun 1730 EIC lambat laun mulai melebarkan jalur perdagangannya dengan merambah perdagangan [[opium]] (candu) dengan [[Tiongkok]]. Perdagangan ini sangat menguntungkan namun ilegal karena dilarang oleh [[Dinasti Qing]] sejak tahun 1729. Perdagangan opium ini membantu mengembalikan ketidakseimbangan perdagangan Britania akibat impor [[teh]] yang tidak menghasilkan keuntungan di Tiongkok.<ref>[[#refMartin2007|Martin]], hal.&nbsp;146–148.</ref> Pada tahun 1839, sekitar 20.000 peti candu Britania disita oleh Pemerintah Tiongkok, yang memicu meletusnya [[Perang Candu Pertama]]. Tiongkok kalah dalam perang ini, kemudian berdasarkan hasil [[Perjanjian Nanjing]], [[Hong Kong]] diserahkan kepada Britania.<ref>[[#refJanin1999|Janin]], hal.&nbsp;28.</ref>
 
Pada tahun 1857, di India terjadi [[Pemberontakan Sepoy]] yang dilakukan oleh prajurit-prajurit India (sepoy) yang berada di bawah kekuasaan EIC. Pemberontakan ini berkembang dan meluas menjadi pemberontakan penduduk di dataran [[Gangga]] hulu dan India Tengah dan berakhir dengan pembubaran EIC serta kekuasaan di India dijalankan secara langsung oleh [[Kerajaan Britania Raya]].<ref>[[#refParsons|Parsons]], hal.&nbsp;44–46.</ref> Pemberontakan ini memakan waktu enam bulan sebelum berhasil ditumpas dan memakan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak. Setelah pemberontakan usai, [[Kerajaan Britania Raya|Monarki Britania]] memegang kendali langsung atas India, membawa India memasuki periode yang dikenal sebagai Kemaharajaan Britania ''(British Raj)'' dengan seorang gubernur jenderal ditunjuk oleh Pemerintah Britania untuk membawahi India dan [[Ratu Victoria]] dinobatkan sebagai [[Kaisar India|Maharani India]]. EIC dibubarkan pada tahun berikutnya.<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 50–57.</ref>
 
India mengalami serangkaian kegagalan panen serius pada akhir abad ke-19, menyebabkan [[Bencana kelaparan besar 1876–78|bencana kelaparan]] yang meluas ke seantero negeri dan diperkirakan lebih dari 15 juta orang meninggal akibat kelaparan. EIC telah gagal mengimplementasikan kebijakan dan kontrol yang terkoordinasi untuk menangani kelaparan selama periode kekuasaannya. Hal ini berusaha diubah selama masa [[Kemaharajaan Britania]], sebuah komisi khusus dibentuk untuk mengatasi dan menerapkan kebijakan baru dalam pengentasan kelaparan, yang memakan waktu hingga awal 1900-an supaya bisa menghasilkan efek.<ref>[[#refMarshall|Marshall]], hal.&nbsp;133–34.</ref>
[[Berkas:Russo-British skirmish during Crimean War.png|jmpl|150px|Tentara Rusia dan tentara Britania dalam [[Perang Krimea]].]]
 
=== Persaingan dengan Rusia ===
{{main|Permainan Besar}}
Sepanjang abad ke-19, Britania dan [[Rusia]] saling bersaing untuk mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan olah [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]], [[Persia]] dan [[Dinasti Qing]]. Persaingan di [[Eurasia]] ini oleh Arthur Connolly disebut sebagai [[Permainan Besar]] ''(The Great Game)''.<ref>[[#refHopkirk1992|Hopkirk]], hal.&nbsp;1–12.</ref> Kekalahan yang diderita oleh Rusia di Persia dan [[Turki]] memunculkan kekhawatiran Britania akan ambisi imperialis Rusia untuk menguasai [[Asia Tengah]] dan ketakutan akan adanya invasi darat Rusia ke India.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;181.</ref> Pada tahun 1839, Britania mendahului Rusia dengan menginvasi [[Afganistan]], yang memicu meletusnya [[Perang Inggris-Afganistan Pertama|Perang Inggris-Afganistan]], tetapi perang ini adalah bencana bagi Britania.<ref name="refjames182"/> Saat Rusia menginvasi [[Balkan]] pada tahun 1853, kekhawatiran akan adanya dominasi Rusia di [[Laut Tengah|Mediterania]] dan [[Timur Tengah]] memicu Britania dan [[Prancis]] untuk menyerang [[Semenanjung Krimea]] dan melumpuhkan Angkatan Laut Rusia.<ref name="refjames182"/> Peristiwa ini memicu berkobarnya [[Perang Krimea]] yang meletus pada tahun 1854-1856 antara [[Kekaisaran Rusia]] melawan sekutu yang terdiri dari Britania, Prancis, [[Kerajaan Sardinia]], dan [[Kesultanan Utsmaniyah]]. Perang ini dianggap sebagai perang modern pertama dalam sejarah dunia, baik dari segi teknik maupun penggunaan senjata,<ref>[[#refRoyle2000|Royle]], preface.</ref> dan merupakan satu-satunya [[Perang Dunia|perang global]] yang terjadi antara Britania dengan [[imperium]] lainnya selama masa ''Pax Britannica''. Perang ini berhasil dimenangkan dengan gemilang oleh Britania dan sekutunya.<ref name="refjames182"/> Setelah perang usai, situasi di Asia Tengah tetap tidak terselesaikan selama dua dekade lebih. Britania mencaplok [[Baluchistan]] pada tahun 1876 dan Rusia menguasai [[Kirghizia]], [[Kazakhstan]] dan [[Turkmenistan]]. Untuk sementara waktu, perang lain antar kedua negara tersebut memang bisa dihindari, tetapi di sisi lain terjadi perebutan supremasi antar kedua belah pihak di Asia Tengah, terutama dalam penyebaran pengaruh dan ideologi politiknya masing-masing. Kesepakatan antara Britania dan Rusia baru benar-benar bisa tercapai setelah ditetapkannya batas-batas kekuasaan kedua negara dalam Perjanjian Britania-Rusia pada tahun 1907.<ref>{{cite journal|last=Williams|first=Beryl J.|title=The Strategic Background to the Anglo-Russian Entente of August 1907|journal=The Historical Journal|year=1966|volume=9|pages=360–373 |jstor=2637986|doi=10.1017/S0018246X00026698|issue=03}}</ref> Lumpuhnya Angkatan Laut Rusia dalam [[Pertempuran Port Arthur]] saat terjadinya [[Perang Rusia-Jepang]] juga semakin memperbesar peluang Britania dalam menguasai Asia.<ref name="hodge47">[[#refhodge47|Hodge]], hal.&nbsp;47.</ref>
 
=== Dari Cape ke Kairo ===
{{see also|Perebutan Afrika}}
[[Berkas:Punch Rhodes Colossus.png|jmpl|kiri|''Raksasa Rhodes''—[[Cecil Rhodes]] "melangkah" dari Cape ke Kairo.]]
Belanda sebenarnya telah mendirikan [[Koloni Tanjung Belanda|Koloni Cape]] di ujung selatan [[Afrika]] pada tahun 1652 sebagai pos persinggahan bagi kapal-kapalnya yang sedang dalam perjalanan ke [[Hindia Timur]]. Namun, Britania secara resmi mengakuisisi Koloni Cape pada tahun 1806—termasuk [[Bangsa Boer]] yang berdiam di sana—setelah mendudukinya pada tahun 1795 untuk mencegah koloni tersebut jatuh ke tangan Prancis yang pada saat itu berhasil mengalahkan Belanda.<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;85.</ref> Para imigran dari Kepulauan Britania mulai berdatangan sejak tahun 1820. Hal ini memicu menyingkirnya ribuan Bangsa Boer yang tidak setuju dengan hukum Britania ke arah utara dan mendirikan negara republik bebas sendiri (kebanyakan tidak bertahan lama) pada periode 1830-an sampai awal 1840-an.<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;85–86.</ref> Dalam prosesnya, Bangsa Boer berulang kali bentrok dengan tentara Britania, yang memiliki agenda sendiri sehubungan dengan ekspansi kolonial di [[Afrika Selatan]] dan menguasai permukiman bangsa-bangsa asli Afrika, termasuk Bangsa Sotho dan [[Zulu]]. Pada akhirnya, Bangsa Boer berhasil mendirikan dua negara republik baru yang memiliki umur lebih lama: Republik Afrika Selatan atau [[Republik Transvaal]] (1852-1877; 1881-1902) dan [[Negara Bebas Oranje|Negara Bebas Oranye]] (1854-1902).<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;168, 186, 243.</ref> Pada tahun 1902, Britania berhasil menduduki kedua republik tersebut, yang memicu meletusnya [[Perang Boer Kedua|Perang Boer]].<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;255.</ref>
 
Pada tahun 1869, [[Terusan Suez]] yang menghubungkan [[Laut Tengah]] dengan [[Samudra Hindia]] dibuka oleh [[Napoleon III]]. Pembukaan terusan ini pada awalnya ditentang oleh Britania, tetapi begitu mengetahui nilai strategis terusan ini, Britania langsung berhasrat untuk menguasainya.<ref>[[#refTilby2009|Tilby]], hal.&nbsp;256.</ref> Pada tahun 1875, [[Konservatif|Pemerintah Konservatif]] [[Benjamin Disraeli]] membeli 44 persen—sekitar £4 juta (£{{formatprice|{{inflation|UK|4000000|1875|r=-7}}}} pada tahun {{CURRENTYEAR}})—saham penguasa [[Mesir]]; [[Ismail Pasha]] dalam kepemilikan Terusan Suez. Meskipun pembelian ini tidak memberikan kontrol langsung atas Terusan Suez, Britania secara tidak langsung telah menanamkan pengaruhnya di Mesir. Dengan adanya kontrol dari Prancis dan Britania terhadap keuangan Mesir, Mesir pun akhirnya diduduki penuh oleh Britania Raya pada tahun 1882.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;230–33.</ref> Prancis, yang merupakan pemegang saham mayoritas atas Terusan Suez, berupaya untuk melemahkan posisi Britania,<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;274.</ref> tetapi kedua negara tersebut pada akhirnya berhasil mencapai suatu persetujuan dengan disahkannya Konvensi Konstantinopel pada tahun 1888 yang memutuskan bahwa Terusan Suez adalah wilayah netral.<ref>{{cite web|title=Treaties|url=http://www.mfa.gov.eg/MFA_Portal/en-GB/Foreign_Policy/Treaties/Convention+Respecting+the+Free+Navigation+of+the+Suez+Maritime+Canal.htm|publisher=Egypt Ministry of Foreign Affairs|accessdate=20 October 2010|archiveurl=https://web.archive.org/web/20100915095412/http://www.mfa.gov.eg/MFA_Portal/en-GB/Foreign_Policy/Treaties/CONVENTION+RESPECTING+THE+FREE+NAVIGATION+OF+THE+SUEZ+MARITIME+CANAL.htm|archivedate=2010-09-15|dead-url=no}}</ref>
 
Ketika aktivitas [[Prancis]], [[Belgia]] dan [[Portugis]] di bagian hulu [[Sungai Kongo]] sudah mengancam kedudukan Britania di Afrika, [[Konferensi Berlin]] diadakan pada tahun 1884 dan 1885 dengan tujuan untuk mengatur persaingan antar bangsa-bangsa Eropa di Afrika, yang selanjutnya dikenal sebagai “[[Perebutan Afrika]]” (dalam artian pendudukan efektif agar mendapat pengakuan internasional atas klaim teritorial).<ref>[[#refHerbst2000|Herbst]], hal.&nbsp;71–72.</ref> Perebutan ini berlanjut hingga tahun 1890-an, yang menyebabkan Britania mempertimbangkan kembali keputusannya untuk menarik diri dari [[Sudan]] pada tahun 1885. Sekompi pasukan gabungan tentara Britania dan Mesir berhasil mengalahkan [[Tentara Mahdi]] pada tahun 1886 dan mencegah usaha Prancis untuk menduduki Fashoda pada tahun 1898. Setelah itu, [[Sudan]] diklaim sebagai Kondominium Britania-Mesir, meskipun pada kenyataannya Sudan merupakan koloni Britania.<ref>[[#Vandervort1998|Vandervort]], hal.&nbsp;169–183.</ref>
 
Kemenangan Britania di [[Afrika Timur]] dan Selatan mendorong [[Cecil Rhodes]]—pelopor ekspansi Britania ke Afrika—untuk membangun sebuah jalur [[kereta api]] dari [[Cape Town|Cape]] ke [[Kairo]] guna menghubungkan [[Terusan Suez]] dengan Afrika bagian selatan yang kaya dengan mineral.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;298.</ref> Pada tahun 1888, Rhodes beserta perusahaannya yang bernama ''British South Africa Company'' mencaplok dan menduduki sebuah wilayah yang kemudian dinamakan sesuai namanya; [[Rhodesia]].<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;215.</ref>
 
=== Perubahan status koloni kulit putih ===
Sejak abad ke-18, telah terjadi perbedaan yang nyata antara status koloni Britania yang dihuni oleh penduduk [[kulit putih|berkulit putih]] dengan koloni yang dihuni oleh penduduk non-kulit putih. Saat pemikiran "[[absolutisme tercerahkan]]" berkembang di Eropa, Britania didesak untuk mengubah status koloni-koloni kulit putih agar mengizinkan mereka membentuk pemerintahan sendiri.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;7.</ref>
[[Berkas:Birth of the Irish Republic.jpg|jmpl|210px|''Kelahiran Republik Irlandia'' oleh Walter Paget.]]
Langkah koloni kulit putih untuk memperoleh kemerdekaan dari Imperium Britania dimulai dengan adanya [[Laporan Durham]] pada tahun 1839: dua provinsi di Kanada (Kanada Hulu dan Kanada Hilir) diusulkan untuk di[[Teori unifikasi|unifikasi]] sebagai solusi atas kerusuhan politik yang kerap terjadi di sana.<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;28–29.</ref> Unifikasi ini disahkan dalam Undang-Undang Penyatuan pada tahun 1840, yang kemudian membentuk Provinsi Kanada. Pemerintahan mandiri pertama kali diberikan pada [[Nova Scotia]] pada tahun 1848, kemudian menyusul koloni-koloni Britania lainnya di Amerika utara. Selanjutnya, dengan diberlakukannya Undang-Undang Konstitusi oleh [[Parlemen Britania Raya]] pada tahun 1867, [[Kanada Hulu]], [[Kanada Hilir]], [[New Brunswick]], dan [[Nova Scotia]] disatukan menjadi [[Kanada|Dominion Kanada]], dengan status sebagai Pemerintahan Konfederasi yang menikmati hak penuh kecuali dalam hal [[hubungan internasional]].<ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;187</ref> [[Australia]] dan [[Dominion Selandia Baru|Selandia Baru]] juga memperoleh status yang sama setelah tahun 1900. Koloni-koloni di Australia diunifikasi pada tahun 1901 menjadi Federasi Australia, sedangkan Selandia Baru menyusul setelahnya dengan status sebagai [[Dominion|Pemerintah Dominion]]. Istilah Pemerintahan Dominion sendiri secara resmi baru diperkenalkan dalam [[Konferensi Kekaisaran|Konferensi Kolonial 1907]] di London untuk menegaskan status Kanada, Australia dan Selandia Baru.<ref name="rhodes5"/>
 
Pada dekade terakhir abad ke-19, Britania dihadapkan pada kampanye politik rakyat [[Irlandia]] yang ingin memisahkan diri dari [[Britania Raya]]. Irlandia sendiri telah bergabung dengan Inggris (dan bersama [[Skotlandia]] kemudian membentuk Britania Raya) sejak tahun 1800, setelah meletusnya Pemberontakan Irlandia pada tahun 1798, yang diikuti dengan [[Wabah Kelaparan Besar|bencana kelaparan parah]] pada periode 1845 sampai 1852. Kemerdekaan Irlandia ini didukung oleh [[Daftar Perdana Menteri Britania Raya|Perdana Menteri Britania Raya]], [[William Ewart Gladstone]], yang berharap bahwa Irlandia mungkin bisa mengikuti jejak Kanada sebagai sebuah Pemerintahan Dominion dalam Imperium Britania. Tetapi Rancangan Undang-Undang (RUU) pembebasan Irlandia ditolak oleh Parlemen Britania Raya,<ref name="ReferenceB">[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;213</ref> meskipun RUU ini menawarkan otonomi yang lebih sedikit bagi Irlandia ketimbang Kanada.<ref name="ReferenceB"/> Kebanyakan anggota parlemen takut kemerdekaan Irlandia mungkin akan menimbulkan ancaman keamanan bagi Britania atau menandai awal pecahnya Imperium Britania.<ref name="James, hal. 315">[[#refJames|James]], hal.&nbsp;315.</ref> RUU kemerdekaan kedua juga ditolak dengan alasan yang sama.<ref name="James, hal. 315"/> RUU ketiga berhasil disahkan oleh parlemen, tetapi tidak diproses lebih lanjut karena pecahnya [[Perang Dunia I]].<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 92.</ref> Sementara itu di Afrika, pada tahun 1910, Koloni Cape, Natal, [[Republik Transvaal]] dan [[Negara Bebas Oranje|Negara Bebas Oranye]] bergabung menjadi [[Afrika Selatan|Uni Afrika Selatan]] yang juga diberi status dominion.<ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;221</ref>
 
== Perang Dunia (1914–1945) ==
Pada pergantian abad ke-20, kekhawatiran Britania bahwa mereka tidak lagi mampu mempertahankan kejayaan imperiumnya mulai tumbuh. [[Jerman]] meningkat pesat sebagai kekuatan militer dan industri baru di dunia dan tampaknya akan menjadi lawan yang paling mungkin bagi Britania dalam perang berikutnya.<ref>[[#refOBrien|O'Brien]], hal.&nbsp;1.</ref> Sadar bahwa ia kewalahan di Pasifik dan terancam oleh [[Kaiserliche Marine|Angkatan Laut Jerman]],<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;667.</ref> Britania membentuk [[Aliansi Inggris-Jepang|aliansi dengan Jepang]] pada tahun 1902, dan dengan musuh lamanya, [[Entente Cordiale|Prancis]] dan Rusia pada tahun 1904 dan 1907.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;275.</ref>
 
=== Perang Dunia I ===
[[Berkas:6thInfantryBrigadeMontStQuentin1September1918.jpeg|jmpl|220px|Pasukan batalyon 6 Australia dalam [[Pertempuran Kanal St. Quentin]] pada tanggal 1 September 1918.]]
Kekhawatiran Britania Raya terhadap peperangan dengan Jerman terbukti dengan pecahnya [[Perang Dunia I]]. Keputusan Britania untuk melancarkan perang terhadap Jerman dan sekutunya juga melibatkan wilayah-wilayah koloni dan dominionnya, yang menyediakan tenaga militer, dukungan finansial dan material yang tidak ternilai. Lebih dari 2,5 juta tentara Britania diambil dari wilayah-wilayah dominionnya, serta ribuan sukarelawan yang berasal dari koloni-koloninya.<ref>[[#refMarshall|Marshall]], hal.&nbsp;78–79.</ref> Sebagian besar koloni seberang lautan Jerman dengan cepat berhasil direbut dan diduduki. Sementara di Pasifik, Australia dan Selandia Baru berhasil mengambil alih [[Nugini Jerman]] dan [[Samoa]]. Kontribusi Australia, [[Newfoundland]] dan Selandia Baru selama [[Kampanye Gallipoli]] melawan [[Kesultanan Utsmaniyah]] pada tahun 1915 memiliki dampak besar terhadap semangat kebangsaan dan kecintaan mereka terhadap tanah air serta berperan penting dalam proses transisi Australia dan Selandia Baru dari negara koloni menjadi negara yang merdeka. Negara-negara tersebut terus memperingati peristiwa tewasnya ribuan tentara mereka dalam perang ini setiap tahunnya. Kanada juga mengalami hal yang sama saat ikut serta dalam [[Pertempuran Vimy Ridge]] pada tahun 1917.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;277.</ref> Kontribusi penting dari para dominion Britania diakui oleh Perdana Menteri Britania, [[David Lloyd George]]. Pada tahun 1917, ia mengundang semua [[Perdana Menteri]] dari wilayah dominion Britania dan kemudian membentuk Kabinet Perang Imperialis untuk mengkoordinasikan kebijakan militer di Imperium Britania.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;278.</ref>
 
Menurut ketentuan [[Perjanjian Versailles]] 1919, Britania mendapat jatah terbesar dalam pembagian wilayah sengketa perang. Sekitar {{convert|1800000|sqmi|km2}} dan 13 juta penduduk baru ditambahkan ke kekuasaan Imperium Britania.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;315.</ref> Koloni-koloni Jerman dan [[Kesultanan Utsmaniyah]] dibagi-bagikan ke [[Sekutu]] sebagaimana keputusan dari [[Liga Bangsa-Bangsa]]. Britania mendapatkan mandat atas [[Palestina]], [[Transyordania]], [[Irak]], sebagian [[Kamerun]] dan [[Togo]], serta [[Tanganyika]]. Wilayah dominion Britania juga mendapat bagian tersendiri: [[Afrika Barat Daya]] (sekarang [[Namibia]]) diserahkan kepada [[Afrika Selatan]], Australia memperoleh [[Nugini Jerman]], sedangkan Selandia Baru memperoleh [[Samoa Barat]]. [[Nauru]] ditetapkan sebagai milik gabungan antara Britania dan dua dominion Pasifiknya.<ref>[[#refFox2008|Fox]], hal.&nbsp;23–29, 35, 60.</ref>
 
=== Periode antar-perang ===
Berbagai perubahan yang terjadi pasca Perang Dunia I, khususnya pertumbuhan [[Amerika Serikat]] dan [[Jepang]] sebagai kekuatan baru angkatan laut dunia dan munculnya gerakan-gerakan kemerdekaan di [[India]] dan [[Irlandia]] menyebabkan kebijakan imperial Britania Raya dikaji ulang.<ref>[[#refGoldstein|Goldstein]], hal.&nbsp;4.</ref> Britania harus memilih apakah mau bersekutu dengan Jepang atau Amerika Serikat. Kemudian, Britania memilih tidak memperpanjang aliansi dengan Jepang dan dengan disahkannya [[Traktat Angkatan Laut Washington|Perjanjian Laut Washington 1922]], Britania secara resmi menyetujui persekutuan dengan [[Angkatan Laut Amerika Serikat]].<ref name="reflouis302">[[#refLouis2006|Louis]], hal.&nbsp;302.</ref> Keputusan ini menjadi sumber perdebatan di Britania Raya sepanjang tahun 1930;<ref>[[#refLouis2006|Louis]], hal.&nbsp;294.</ref> pemerintahan militer sudah diberlakukan di Jepang dan Jerman, dan didukung oleh sedang berlangsungnya era [[Depresi Besar]], dikhawatirkan Britania tidak akan bertahan menghadapi serangan dari kedua negara tersebut.<ref>[[#refLouis2006|Louis]], hal.&nbsp;303.</ref> Meskipun masalah keamanan imperiumnya menjadi perhatian serius bagi Britania, pada saat yang sama imperium juga sangat penting bagi perekonomian Britania, terutama dalam menghadapi perang.<ref>[[#refLee1996|Lee 1996]], hal.&nbsp;305.</ref>
 
==== Perang Kemerdekaan Irlandia ====
{{see also|Perang Kemerdekaan Irlandia}}
Perang Dunia I menyebabkan pelaksanaan Undang-Undang Kemerdekaan Irlandia tertunda dan hasilnya, [[Irlandia]] memproklamasikan kemerdekaannya sendiri pada tahun 1919. [[Sinn Féin]], partai prokemerdekaan Irlandia, berhasil memenangkan mayoritas suara dalam Pemilihan Umum 1918 dan kemudian memproklamasikan kemerdekaan Irlandia. Britania tidak mengakuinya, dan hal ini memicu meletusnya [[Perang Kemerdekaan Irlandia]]. Para tentara Republik Irlandia secara bersamaan memulai [[Gerilya|perang gerilya]] melawan Pemerintah Britania.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;143.</ref> Perang ini berakhir pada tahun 1921 dengan jalan buntu dan menghasilkan [[Traktat Anglo-Irlandia]]. Dua puluh enam ''county'' di Irlandia Selatan kemudian mendirikan [[Negara Bebas Irlandia]], yang selanjutnya ditetapkan sebagai wilayah dominion dalam Imperium Britania, yang berdiri sebagai negara bebas namun secara konstitusional dan kelembagaan masih merupakan bagian dari [[Kerajaan Britania Raya]].<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 95.</ref> Sedangkan enam ''county'' di [[Irlandia Utara]] memilih untuk tetap menjadi bagian dari Pemerintahan Britania Raya.<ref>[[#refMagee|Magee]], hal.&nbsp;108.</ref>
[[Berkas:ImperialConference.jpg|jmpl|430px|ka|[[George V dari Britania Raya|Raja George V]] (depan tengah) bersama Perdana Menteri Britania Raya dan para dominionnya dalam Konferensi Imperial 1926. Berdiri dari kiri ke kanan: Walter Stanley Monroe (Newfoundland), Gordon Coates (Selandia Baru), Stanley Bruce (Australia), J. B. M. Hertzog (Uni Afrika Selatan), W.T. Cosgrave (Negara Bebas Irlandia). Duduk: Stanley Baldwin (Britania Raya), Raja George V, William Lyon Mackenzie King (Kanada).]]
 
==== Status koloni di Asia ====
Perjuangan kemerdekaan yang sama juga berlangsung di [[India]] saat Undang-Undang Pemerintahan India 1919 gagal dalam memenuhi tuntutan kemerdekaan rakyat India.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;330.</ref> Kekhawatiran terhadap penyebaran [[komunis]] dan campur tangan asing dalam [[Konspirasi Ghadar]] menyebabkan disahkannya Undang-Undang Rowlatt.<ref name="refjames416">[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;416.</ref> Hal ini menyebabkan ketegangan, terutama di daerah [[Punjab]], tempat ketegangan berubah menjadi tragedi berdarah pada tahun 1919 yang dikenal dengan peristiwa [[Pembantaian Amritsar]]. Di Britania, peristiwa ini dilihat sebagai tindakan untuk menyelamatkan India dari aksi anarki, tetapi banyak pihak—termasuk [[Winston Churchill|Churchill—]]<nowiki/>yang menganggapnya sebagai tindakan yang tidak berperikemanusiaan.<ref name="refjames416"/> Keadaan terus bergejolak hingga bulan Maret 1922 diikuti oleh [[insiden Chauri Chaura]] dan terus berlanjut sampai 25 tahun ke depan.<ref>{{cite journal|last=Low|first=D.A.|title=The Government of India and the First Non-Cooperation Movement-—1920–1922|url=https://archive.org/details/sim_journal-of-asian-studies_1966-02_25_2/page/241|journal=The Journal of Asian Studies|date=February 1966|volume=25|issue=2|pages=241–259|doi=10.2307/2051326}}</ref> Pada tahun 1922, [[Mesir]], yang dinyatakan sebagai wilayah [[protektorat]] Britania setelah Perang Dunia I, diberikan kemerdekaan resmi, tetapi tetap menjadi negara satelit Britania sampai tahun 1954. Tentara Britania tetap ditempatkan di Mesir sampai ditandatanganinya [[Perjanjian Inggris-Mesir 1936|Perjanjian Inggris-Mesir]] pada tahun 1936,<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 104.</ref> yang menyepakati bahwa Britania akan menarik tentaranya dari Mesir, tetapi Britania tetap berhak menduduki dan memiliki [[Terusan Suez]]. Sebagai imbalannya, Mesir dibantu untuk bergabung dengan [[Liga Bangsa-Bangsa]].<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;292.</ref> Sementara itu, [[Irak]], wilayah mandat Britania sejak tahun 1920 yang kaya dengan minyak juga dibantu menjadi anggota Liga Bangsa-Bangsa setelah diberi kemerdekaan pada tahun 1932.<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 101.</ref>
 
==== Kemerdekaan domini ====
Keinginan para dominion untuk memerdekakan diri dari Britania ditanggapi dengan diadakannya [[Konferensi Kekaisaran|Konferensi Imperial 1923]].<ref>[[#refMcIntyre|McIntyre]], hal.&nbsp;187.</ref> Permintaan Britania atas bantuan militer dalam menghadapi [[Krisis Chanak]] pada tahun sebelumnya ditolak oleh [[Kanada]] dan [[Afrika Selatan]]. Kanada juga menolak isi [[Perjanjian Lausanne|Perjanjian Lausanne 1923]].<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;68.</ref><ref>[[#refMcIntyre|McIntyre]], hal.&nbsp;186.</ref> Setelah adanya tekanan dari [[Selandia Baru]] dan [[Afrika Selatan]], Britania menyelenggarakan Konferensi Imperial 1926 dan mengeluarkan [[Deklarasi Balfour 1926|Deklarasi Balfour]], yang menyatakan bahwa "semua dominion merupakan komunitas swatantra dalam Britania Raya, sama dalam kedudukan, dengan tiada yang lebih rendah antara satu dengan lainnya dalam tiap aspek urusan dalam maupun luar negerinya, meski dipersatukan oleh kesetiaan umum pada Raja, dan secara bebas terhubung sebagai anggota negara-negara [[Persemakmuran Britania]]".<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;69.</ref> Deklarasi ini disahkan secara hukum dalam [[Undang-Undang Westminster 1931]].<ref name="rhodes5">[[#refRhodes2009|Rhodes, Wanna & Weller]], hal.&nbsp;5–15.</ref> Kanada, Australia, Selandia Baru, Uni Afrika Selatan, Negara Bebas Irlandia dan [[Newfoundland]] akhirnya menjadi negara yang merdeka dan memiliki parlemen yang bebas dari kontrol [[legislatif]] Britania. Mereka tidak lagi terikat kepada undang-undang Britania dan Britania tidak boleh mengesahkan undang-undang yang berkaitan dengan negara-negara tersebut tanpa mendapat persetujuan mereka.<ref>[[#refTurpin2007|Turpin & Tomkins]], hal.&nbsp;48.</ref> Newfoundland kembali menjadi koloni Britania pada tahun 1933 akibat kesulitan keuangan selama masa [[Depresi Besar]].<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;300.</ref> Sedangkan [[Irlandia]] menjauhkan diri dari Britania dengan mengesahkan konstitusi baru pada tahun 1937 dan berdiri sebagai [[Republik|negara republik]] serta berusaha melepaskan diri dari semua pengaruh Britania.<ref>[[#refKenny|Kenny]], hal.&nbsp;21.</ref>
 
=== Perang Dunia II ===
[[Berkas:Bosbritsurrendergroup.jpg|jmpl|250px|kiri|Menyerahnya tentara Britania pada tentara Jepang dalam [[Pertempuran Singapura]], 1942.]]
Keputusan Britania dalam menyatakan perang terhadap [[Nazi|Jerman Nazi]] pada bulan September 1939 juga mengikutsertakan seluruh koloninya, tetapi tidak secara otomatis menyertakan dominionnya. Australia, Kanada, Selandia Baru dan Afrika Selatan memilih untuk menyatakan perang terhadap Jerman, tetapi Negara Bebas Irlandia memilih untuk tetap netral secara legal selama perang berlangsung.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;313–14.</ref> Setelah [[Pertempuran Prancis|pendudukan Jerman atas Prancis]] pada tahun 1940, Britania dan imperiumnya berjuang sendiri dalam melawan Jerman, sampai masuknya [[Uni Soviet]] ke dalam kancah peperangan pada tahun 1941. [[Perdana Menteri Britania]], [[Winston Churchill]], berhasil melobi [[Presiden Amerika Serikat]], [[Franklin D. Roosevelt]] agar mengirimkan bantuan militer bagi Britania, tetapi Roosevelt belum siap melibatkan Amerika Serikat dalam peperangan.<ref>[[Imperium Britania#refGilbert2005|Gilbert]], hal.&nbsp;234.</ref> Pada Agustus 1941, Churchill dan Roosevelt mengadakan perundingan dan menandatangani [[Piagam Atlantik]], yang menyatakan bahwa "hak bagi semua bangsa untuk memilih bentuk pemerintahan tempat mereka tinggal harus dihormati" (hak untuk menentukan nasib sendiri). Namun kata-kata ini bermakna ambigu, entah yang dimaksudkan itu mengenai penjajahan Jerman atas Eropa atau penjajahan negara-negara Eropa atas negara-negara lainnya. Pada akhirnya, kata-kata ini diinterpretasikan secara berbeda oleh Britania, Amerika Serikat, dan [[Nasionalisme|gerakan nasionalisme]] negara-negara terjajah.<ref name="reflloyd316">[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;316.</ref><ref>[[#refJames|James]], hal.&nbsp;513.</ref>
 
Pada bulan Desember 1941, Jepang dengan cita-cita [[Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya|Asia Timur Raya]]<nowiki/>nya secara berurutan melancarkan serangan terhadap koloni Britania di [[Pertempuran Malaya|Malaya]], [[Hong Kong]] dan pangkalan laut Amerika Serikat di [[Pengeboman Pearl Harbor|Pearl Harbor]]. Amerika Serikat pun kemudian ikut serta dalam peperangan. Reaksi Churchill atas masuknya Amerika Serikat dalam kancah peperangan adalah bahwa sekarang Britania yakin akan kemenangan dan keberlangsungan imperiumnya pada masa depan,<ref>[[#refGilbert2005|Gilbert]], hal.&nbsp;244.</ref> namun cara Britania yang cepat menyerah memberi kesan buruk bagi kedudukan dan statusnya sebagai penguasa imperial.<ref>[[#refLouis2006|Louis]], hal.&nbsp;337.</ref><ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;319.</ref> [[Pertempuran Singapura|Jatuhnya Singapura]] ke tangan Jepang pada tahun 1942 adalah kekalahan yang paling memalukan bagi Britania karena Singapura dianggap sebagai benteng pertahanan Britania yang tak tertembus dan setara dengan [[Gibraltar]] di Laut Tengah.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;460.</ref> Sadar akan posisi Britania yang tidak mampu lagi mempertahankan imperiumnya, Australia dan Selandia Baru yang semakin terancam oleh Jepang kemudian menjalin hubungan yang lebih erat dengan Amerika Serikat. Hubungan ini selanjutnya diwujudkan dengan disahkannya [[ANZUS|Pakta ANZUS]] 1951 antara Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat, tanpa melibatkan Britania Raya.<ref name="reflloyd316"/>
 
== Dekolonisasi dan keruntuhan (1945–1997) ==
Walaupun Britania Raya dan imperiumnya berhasil memenangkan [[Perang Dunia II]], efek dari konflik yang terjadi memengaruhi Britania baik di dalam maupun luar negeri. Hampir keseluruhan kejayaan negara-negara Eropa—benua yang mendominasi dunia selama berabad-abad lamanya—berada di ambang keruntuhan, digantikan oleh [[Amerika Serikat]] dan [[Uni Soviet]] yang tumbuh sebagai kekuatan global baru. Britania sendiri terpuruk dan mengalami [[kebangkrutan]], dan baru bisa diselamatkan setelah mendapat pinjaman sebesar $3,5 miliar dari Amerika Serikat; [[negara adidaya]] baru yang dulu pernah menjadi koloninya.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;331.</ref> Pinjaman itu sendiri baru berhasil dilunasi oleh Britania pada tahun 2006.<ref>{{Cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/magazine/4757181.stm|title=What's a little debt between friends?|publisher=BBC News|date=10 May 2006|accessdate=20 November 2008}}</ref>
 
Pada saat yang sama, gerakan antikolonial berkembang di negara-negara koloni Eropa. Situasi ini makin diperumit seiring berlangsungnya [[Perang Dingin]] antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pada prinsipnya, kedua negara tersebut sama-sama menentang kolonialisme Eropa, tetapi pada kenyataannya sentimen [[komunisme|antikomunis]] lebih diutamakan ketimbang [[imperialisme|antiimperialis]] sehingga Amerika Serikat tetap mendukung keberlangsungan Imperium Britania.<ref>[[#refLevine|Levine]], hal.&nbsp;193.</ref>
 
Istilah "angin perubahan yang berhembus di negara-negara koloni Britania" berarti bahwa kejayaan Imperium Britania sudah berada di ambang keruntuhan. Britania mulai menggunakan cara aman untuk menghadapi keruntuhannya, yaitu dengan memberikan kemerdekaan pada satu-persatu negara koloninya jika mereka sudah stabil serta tidak condong pada paham [[komunis]]. Cara ini berbeda dengan negara-negara Eropa lain seperti [[Prancis]], [[Belanda]] dan [[Portugal]], yang mengobarkan perang berbiaya mahal untuk tetap mempertahankan koloninya namun pada akhirnya gagal menjaga keutuhan imperium mereka. Antara periode 1945 sampai 1965, jumlah penduduk yang berada di bawah kekuasaan Britania (di luar Britania Raya) merosot dari angka 700 juta ke angka 5 juta, dan 3 juta di antaranya berada di [[Hong Kong]].<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;330.</ref>
 
=== Awal kemunduran ===
==== Kemerdekaan India ====
{{see also|Gerakan Kemerdekaan India}}
[[Berkas:Jinnah Gandhi.jpg|jmpl|ka|[[Muhammad Ali Jinnah]] dan [[Mahatma Gandhi]], tokoh pemimpin [[Gerakan Kemerdekaan India]].]]
[[Partai Buruh (Britania Raya)|Partai Buruh]] yang prodekolonisasi berhasil memenangkan Pemilihan Umum Britania Raya 1945. [[Clement Attlee]], pemimpin Partai Buruh yang terpilih sebagai Perdana Menteri segera bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah penting negara, yaitu kemerdekaan India.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;322.</ref> Dua organisasi [[Gerakan Kemerdekaan India|pergerakan kemerdekaan India]]; [[Kongres Nasional India]] dan [[Liga Muslim India]] telah mengampanyekan kemerdekaan India berdekade-dekade lamanya, tetapi tidak menemui kesepakatan soal bagaimana pelaksanaannya. Kongres menginginkan India yang bersatu tetapi Liga menginginkan negara yang terpisah bagi penduduk [[Muslim]] karena takut akan adanya dominasi oleh mayoritas [[Hindu]]. Meningkatnya kerusuhan sipil dan pemberontakan dari Angkatan Laut India pada tahun 1946 membuat Attlee menjanjikan kemerdekaan bagi India paling lambat tahun 1948. Namun, situasi yang makin mendesak dan ancaman akan adanya perang saudara membuat [[Louis Mountbatten]], Maharaja India yang baru dilantik (sekaligus yang terakhir) memproklamasikan kemerdekaan India lebih awal pada tanggal [[15 Agustus]] [[1947]].<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;67.</ref> Perbatasan yang dibuat oleh Britania untuk [[Pemisahan India|membagi India]] ke dalam kawasan untuk penduduk Hindu dan Islam tidak menghiraukan nasib berpuluh-puluh juta minoritas di India dan [[Pakistan]].<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;325.</ref> Akibatnya, jutaan Muslim kemudian menyeberang dari India ke Pakistan dan Hindu ke arah sebaliknya, dan bentrokan yang terjadi antar dua komunitas tersebut menyebabkan lebih dari dua ratus ribu nyawa melayang. [[Srilanka|Sri lanka]] dan [[Myanmar]], yang merupakan bagian dari [[Kemaharajaan Britania]], memperoleh kemerdekaan pada tahun 1948. India, Pakistan dan Sri lanka selanjutnya bergabung menjadi anggota [[Negara-Negara Persemakmuran]], tetapi Myanmar memilih untuk tidak bergabung.<ref>[[#refMcIntyre|McIntyre]], hal.&nbsp;355–356.</ref>
 
==== Status Palestina ====
[[Mandat Britania atas Palestina]], tempat mayoritas Arab tinggal berdampingan bersama minoritas [[Yahudi]], juga menimbulkan masalah yang sama dengan India.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;327.</ref> Hal tersebut makin dipersulit dengan sejumlah besar pengungsi Yahudi yang menginginkan tempat tinggal di Palestina setelah peristiwa [[Holocaust]], sementara komunitas Arab menentang pembentukan negara Yahudi. Frustrasi atas kerumitan masalah tersebut dan diserang oleh organisasi paramiliter Yahudi serta meningkatnya biaya untuk mempertahankan militernya di Palestina, Britania mengumumkan pada tahun 1947 menarik diri dari kasus Palestina dan menyerahkan perkara tersebut pada [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] untuk diselesaikan.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;328.</ref> [[Majelis Umum PBB]] kemudian menyikapinya dengan [[Rencana Pembagian Palestina]] menjadi dua bagian, yaitu negara Arab ([[Palestina]]) dan negara Yahudi ([[Israel]]).<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;332.</ref>
 
==== Kemerdekaan Malaysia ====
Setelah [[Menyerahnya Jepang|kekalahan Jepang]] dalam Perang Dunia II, kemunculan gerakan perlawanan anti-Jepang di [[Malaya]] mengalihkan perhatian penduduk Malaya dari Britania, yang dengan cepat merebut kembali kendali atas koloni Malaya, terutama karena menilai wilayah itu sebagai sumber karet dan timah.<ref name="ReferenceA">[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;335.</ref> Fakta bahwa gerakan gerilya yang terjadi di Malaya sebagian besar didukung oleh komunis Melayu-Tionghoa menandakan bahwa upaya Britania untuk memadamkan pemberontakan tersebut didukung oleh mayoritas Melayu-Muslim, dengan artian bahwa setelah pemberontakan itu berhasil dipadamkan, kemerdekaan Malaya akan dikabulkan.<ref name="ReferenceA"/> [[Kedaruratan Malaya]] diberlakukan dari tahun 1948 sampai tahun 1960. Tetapi pada tahun 1957, Britania sudah merasa cukup percaya diri untuk memberikan kemerdekaan pada [[Federasi Malaysia|Federasi Malaya]]. Pada tahun 1963, 11 negara bagian Federasi Malaya, beserta [[Singapura]], [[Sarawak]] dan [[Borneo Utara]], bergabung untuk membentuk [[Malaysia]]. Tetapi pada tahun 1965, Singapura yang didominasi oleh komunitas [[Tionghoa]] keluar dari federasi menyusul ketegangan antara komunitas Melayu dan Tionghoa. [[Brunei]], yang menjadi [[protektorat]] Britania sejak tahun 1888 menolak untuk bergabung dengan federasi dan mempertahankan statusnya sampai memperoleh kemerdekaan pada tahun 1984.<ref name="ReferenceA"/>
 
=== Krisis Suez dan dampaknya ===
{{see|Krisis Suez}}
[[Berkas:Eden, Anthony.jpg|jmpl|lurus|kiri|[[Anthony Eden]].]]
Pada tahun 1951, [[Partai Konservatif (Britania Raya)|Partai Konservatif]] kembali berkuasa di Britania di bawah kepemimpinan [[Winston Churchill]]. Churchill dan Konservatif percaya bahwa posisi Britania sebagai kekuatan dunia bergantung pada keberlangsungan imperiumnya, dan hal ini ditentukan oleh [[Terusan Suez]] yang memungkinkan Britania untuk mempertahankan posisi unggulnya di [[Timur Tengah]], meskipun sudah kehilangan India. Namun, Churchill tidak bisa meremehkan [[Revolusi|Pemerintahan Revolusioner]] baru bentukan [[Gamal Abdul Nasser]] di Mesir yang meraih kekuasaan pada tahun 1952 dan berusaha mengusir Britania dari Mesir. Pada tahun berikutnya, disepakati bahwa pasukan Britania akan menarik diri dari Terusan Suez dan nasib [[Sudan]] akan ditentukan pada tahun 1955.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;339–40.</ref> Sudan kemudian diberi kemerdekaan pada tanggal 1 Januari 1956.
 
Bulan Juli 1956, Nasser secara sepihak menasionalisasi Terusan Suez. Perdana Menteri Britania yang baru, [[Anthony Eden]], menanggapinya dengan membuat kesepakatan bersama Prancis untuk mengatur serangan dari [[Israel]] ke Mesir yang selanjutnya akan memberi alasan bagi Britania dan Prancis untuk campur tangan dan merebut kembali Terusan Suez.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;581.</ref> Tindakan Eden yang tidak meminta nasihat dari sekutunya, Amerika Serikat, menyebabkan Presiden AS, [[Dwight D. Eisenhower]] marah dan menolak mendukung invasi tersebut.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;355.</ref> Eisenhower juga mencemaskan kemungkinan perang dengan [[Uni Soviet]] setelah [[Nikita Khrushchev]] menyatakan dukungannya pada Mesir. Eisenhower menerapkan [[Opsi (keuangan)|opsi keuangan]] dengan mengancam akan menjual cadangan AS dalam [[poundsterling]] dan dengan demikian akan memicu kejatuhan mata uang Britania. Walaupun invasi militer tersebut berhasil merebut kembali Terusan Suez,<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;583.</ref> adanya campur tangan PBB dan tekanan dari Amerika Serikat memaksa Britania untuk menarik pasukannya dengan memalukan dari Terusan Suez dan diikuti dengan pengunduran diri Eden pada tahun 1957.<ref>[[#refCombs2008|Combs]], hal.&nbsp;161–163.</ref><ref>{{cite web|title=Suez Crisis: Key players |url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/5195582.stm|publisher=BBC News|accessdate=19 October 2010|date=21 July 2006}}</ref>
 
[[Krisis Suez]] ini sangat terpublikasi dan dengan sendirinya memperlihatkan kelemahan Britania kepada dunia, dan menandakan kemerosotan kekuasaannya di pentas dunia. Krisis Suez juga menunjukkan bahwa Britania tidak boleh bertindak tanpa persetujuan atau dukungan dari Amerika Serikat.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;342.</ref><ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;105.</ref><ref>[[#refBurk2008|Burk]], hal.&nbsp;602.</ref> Peristiwa Suez ini membuat Britania "terluka" secara nasional. Seorang anggota Parlemen Britania menggambarkannya sebagai peristiwa "[[Pertempuran Waterloo|Waterloo]] Britania",<ref name="#refOHBEv4|Brown, hal. 343">[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;343.</ref> dan menyatakan kalau Britania sudah menjadi "satelit Amerika Serikat".<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;585.</ref> [[Margaret Thatcher]] kemudian mendeskripsikan pola pikir yang menimpa pendirian politik Britania sebagai "sindrom Suez", sejak Britania yang terpuruk sampai berhasil merebut kembali [[Kepulauan Falkland]] dari [[Argentina]] pada tahun 1982.<ref>[[#refThatcher|Thatcher]].</ref>
 
Krisis Suez memang menyebabkan kekuatan Britania di Timur Tengah melemah, tetapi imperiumnya tidak runtuh.<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;106.</ref> Britania mengatur kembali pengiriman pasukannya ke Timur Tengah dengan intervensi di [[Oman]] (1957), [[Yordania]] (1958) dan [[Kuwait]] (1961), dan tentunya dengan persetujuan dari Amerika Serikat,<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;586.</ref> yang menjadi kebijakan luar negeri Perdana Menteri Britania yang baru, [[Harold Macmillan]], untuk tetap kuat bersekutu dengan Amerika Serikat.<ref name="#refOHBEv4|Brown, hal. 343"/> Britania mempertahankan kehadirannya di Timur Tengah selama satu dekade berikutnya dan baru menarik diri dari [[Aden]] pada tahun 1967 dan dari [[Bahrain]] tahun 1971.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;370–371.</ref>
 
=== Angin perubahan ===
[[Berkas:British Decolonisation in Africa.png|jmpl|[[Dekolonisasi]] Inggris di Afrika. Pada akhir tahun 1960-an, semua negara kecuali [[Rhodesia]] (sebelum menjadi [[Zimbabwe]]) dan mandat Afrika Selatan di [[Afrika Barat Daya]] ([[Namibia]]) memperoleh kemerdekaan.]]
Perdana Menteri Britania Raya yang baru, Harold Macmillan, berpidato di [[Cape Town]], [[Afrika Selatan]] pada bulan Februari 1960, ketika dia mengatakan tentang "angin perubahan yang bertiup di benua ini."<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;616.</ref> Macmillan ingin menghindari perang kolonial seperti yang dihadapi oleh Prancis di [[Aljazair]], dan menjanjikan bahwa di bawah pemerintahannya, proses [[dekolonisasi]] akan berjalan dengan cepat.<ref>[[#refLouis2006|Louis]], hal.&nbsp;46.</ref> Banyak koloni Britania yang diberinya kemerdekaan pada tahun 1950-an dan 1960-an, termasuk [[Sudan]], Pantai Emas (sekarang [[Ghana]]) dan [[Malaysia]].<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;427–433.</ref>
 
Koloni Britania yang tersisa di Afrika, kecuali [[Rhodesia|Rhodesia Selatan]], semuanya diberikan kemerdekaan pada tahun 1968. Penarikan pasukan Britania dari bagian selatan dan timur Afrika bukanlah proses yang damai. Kemerdekaan [[Kenya]] didahului oleh [[Pemberontakan Mau Mau]] selama delapan tahun. Di [[Rhodesia]], deklarasi kemerdekaan sepihak tahun 1965 oleh minoritas kulit putih menyebabkan perang saudara antara penduduk kulit hitam dan kulit putih yang berlangsung hingga disahkannya Perjanjian Lancaster 1979 yang meletakkan Rhodesia di bawah kuasa Britania. Pemilihan umum yang diadakan pada tahun berikutnya dimenangkan oleh [[Robert Mugabe]], yang kemudian menjadi Perdana Menteri bagi negara merdeka yang kini bernama [[Zimbabwe]].<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;618–621.</ref>
 
Di Laut Tengah, perang gerilya oleh penduduk Siprus-Yunani berakhir pada tahun 1960 dengan pembentukan negara merdeka [[Siprus]], tetapi Britania tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan militernya di [[Akrotiri dan Dhekelia]]. Sedangkan [[Malta]] dan [[Gozo]] diberikan kemerdekaan pada tahun 1964.<ref>[[#refSpringhall2001|Springhall]], hal.&nbsp;100–102.</ref>
 
Sebagian besar koloni Britania di [[Hindia Barat]] memperoleh kemerdekaan setelah keluarnya [[Jamaika]] dan [[Trinidad]] dari [[Federasi Hindia Barat]] pada tahun 1961 dan 1962. Pada awalnya, Federasi Hindia Barat didirikan pada tahun 1958 dalam upaya menyatukan koloni-koloni Britania di [[Karibia]] di bawah satu pemerintahan, tetapi federasi ini dibubarkan setelah kehilangan dua anggota terbesarnya.<ref name="knight14">[[#refKnight1989|Knight & Palmer]], hal.&nbsp;14–15.</ref> [[Barbados]] memperoleh kemerdekaan pada tahun 1966 dan pulau-pulau lain di Karibia menyusul pada tahun 1970-an dan 1980-an.<ref name="knight14"/> Tetapi, [[Anguilla]] dan [[Kepulauan Turks dan Caicos|Kepulauan Turks & Caicos]] memilih untuk kembali ke pangkuan Britania dalam perjalanan menuju kemerdekaannya.<ref>[[#refClegg2005|Clegg]], hal.&nbsp;128.</ref> [[Kepulauan Virgin Britania Raya]],<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;428.</ref> [[Kepulauan Cayman]] dan [[Montserrat]] juga memilih untuk tetap bersama Britania.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;622.</ref> [[Guyana]] memperoleh kemerdekaan pada tahun 1966. Koloni terakhir Britania di daratan Amerika, [[Honduras Britania]], menjadi koloni berpemerintahan sendiri pada tahun 1964 dan dinamai [[Belize]] pada tahun 1973, sebelum meraih kemerdekaan penuh pada tahun 1981. Perselisihan antara Belize dengan [[Guatemala]] mengenai klaim atas Belize yang tersisa masih belum terselesaikan hingga saat ini.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;401, 427–429.</ref>
 
Teritori Britania di [[Pasifik]] memperoleh kemerdekaan pada tahun 1970 ([[Fiji]]) dan 1980 ([[Vanuatu]]). Proses pemberian kemerdekaan setelah itu mengalami penundaan karena adanya konflik politik antara penduduk yang berbahasa Inggris dengan penduduk yang berbahasa Prancis.<ref>[[#refMacdonald1994|Macdonald]], hal. 171–191.</ref> Fiji, [[Tuvalu]], [[Kepulauan Solomon]] dan [[Papua Nugini]] memilih menjadi anggota [[Negara-Negara Persemakmuran]] setelah merdeka.
 
=== Akhir Imperium Britania ===
{{see also|Perang Falkland}}
Pemberian kemerdekaan kepada Rhodesia (sebagai Zimbabwe), Hebrides Baru (sebagai Vanuatu) pada tahun 1980, dan Belize pada tahun 1981 menandakan bahwa selain pulau-pulau kecil yang bertaburan, proses [[dekolonisasi]] koloni-koloni Britania yang dimulai setelah Perang Dunia II sudah selesai. Tetapi pada tahun 1982, tekad Britania untuk mempertahankan wilayah seberang lautannya yang tersisa diuji ketika [[Argentina]] menyerang [[Kepulauan Falkland]], yang disebutnya sebagai klaim atas "warisan" dari [[Imperium Spanyol]] yang gagal pada tahun 1810.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;624–625.</ref> Britania merespon dengan mengerahkan pasukan militernya untuk merebut kembali pulau-pulau tersebut dan kemudian memicu meletusnya [[Perang Falkland]]. Britania berhasil mempertahankan Kepulauan Falkland dari Argentina. Kemenangan ini dipandang oleh banyak pihak telah memberikan kontribusi dalam mengembalikan status Britania sebagai kekuatan dunia.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;629.</ref> Sementara itu pada tahun yang sama, [[Kanada]] memutuskan untuk tidak lagi melibatkan Britania dalam urusan konstitusionalnya.<ref name="refohbev594">[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;594.</ref> Tindakan serupa juga dilakukan oleh [[Australia]] dan [[Selandia Baru]] pada tahun 1986. Pada 1984, [[Brunei]], protektorat Britania terakhir di Asia, diberikan kemerdekaan.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;689.</ref>
 
Pada bulan September 1982, [[Perdana Menteri]] [[Margaret Thatcher]] berkunjung ke [[Beijing]] untuk berunding dengan Pemerintah [[RRT]] mengenai masa depan [[Hong Kong]] yang pada saat itu merupakan koloni seberang laut Britania terakhir yang paling besar dan paling padat penduduknya.<ref>[[Imperium Britania#refBrendon|Brendon]], hal.&nbsp;654.</ref> Menurut ketentuan [[Perjanjian Nanking|Perjanjian Nanking 1842]], Pulau Hong Kong diberikan "selama-lamanya" kepada Britania, namun mayoritas koloni itu dibentuk oleh [[Hong Kong#Geografi|Teritori Baru]] yang diperoleh dalam sewa selama 99 tahun sejak tahun 1898 dan akan berakhir pada tahun 1997.<ref>[[#refJoseph2010|Joseph]], hal.&nbsp;355.</ref><ref>[[#refRothermund2006|Rothermund]], hal.&nbsp;100.</ref> Thatcher awalnya berniat untuk mempertahankan Hong Kong di bawah Pemerintahan Britania tetapi berada di bawah kedaulatan Tiongkok, tetapi hal ini ditolak oleh Pemerintah Tiongkok.<ref>[[Imperium Britania#refBrendon|Brendon]], hal.&nbsp;654–55.</ref> Sebuah kesepakatan akhirnya berhasil dicapai pada tahun 1984 dengan ditandatanganinya [[Deklarasi Bersama Tiongkok-Britania]]; Hong Kong ditetapkan sebagai [[Daerah administratif khusus|Daerah Administratif Khusus Republik Rakyat Tiongkok]] yang diizinkan untuk mempertahankan gaya hidupnya sekurang-kurangnya 50 tahun.<ref>[[Imperium Britania#refBrendon|Brendon]], hal.&nbsp;656.</ref> [[Upacara penyerahan Hong Kong]] pada tahun 1997 ditandai oleh banyak pihak, termasuk [[Pangeran Charles]],<ref>{{Cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/4740684.stm|title=Charles' diary lays thoughts bare|publisher=BBC News|accessdate=13 December 2008|date=22 February 2006}}</ref> sebagai "akhir Imperium Britania".<ref name="refohbev594"/><ref>{{Cite web|url=http://www.bbc.co.uk/history/british/modern/endofempire_overview_07.shtml|title=BBC - History - Britain, the Commonwealth and the End of Empire|publisher=BBC News|accessdate=13 December 2008}}</ref>
 
== Peninggalan ==
Britania Raya mempertahankan kedaulatannya atas 14 [[teritori]] di luar Kepulauan Britania, yang selanjutnya berganti nama menjadi [[Wilayah Seberang Laut Britania]] pada tahun 2002.<ref>[[#refFAC|House of Commons Foreign Affairs Committee Overseas Territories Report]], hal.&nbsp;145–147</ref> Beberapa dari teritori tersebut tidak berpenghuni kecuali untuk tujuan militer atau penelitian ilmiah sementara, sedangkan sisanya berupa pemerintahan sendiri yang bergantung pada Britania dalam hal [[hubungan internasional|hubungan luar negeri]] dan pertahanan. Pemerintah Britania telah menyatakan kesediaannya untuk membantu setiap Wilayah Seberang Lautnya yang ingin memperoleh kemerdekaan.<ref>[[#refFAC|House of Commons Foreign Affairs Committee Overseas Territories Report, hal.&nbsp;146,153]]</ref> Beberapa Wilayah Seberang Laut Britania tidak diakui oleh tetangga geografisnya; [[Gibraltar]] diklaim oleh Spanyol, [[Kepulauan Falkland]] dan [[Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan]] diklaim oleh Argentina, sedangkan [[Wilayah Samudra Hindia Britania]] diklaim oleh [[Mauritius]] dan [[Seychelles]].<ref>{{Cite web|url=https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/io.html|title=British Indian Ocean Territory|work=[[The World Factbook]]|publisher=CIA|accessdate=13 December 2008|archive-date=2018-12-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20181225012124/https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/io.html%20|dead-url=yes}}</ref> Wilayah Antartika Britania secara bersamaan diklaim oleh Argentina dan [[Chili]], sementara sebagian besar negara tidak mengakui klaim teritorial Britania atas Antartika.<ref>[[#refFAC|House of Commons Foreign Affairs Committee Overseas Territories Report]], hal.&nbsp;136</ref>
[[Berkas:Anglospeak.svg|kiri|jmpl|Persebaran negara-negara penutur [[bahasa Inggris]]:{{legend|#0000ff|Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi dan bahasa nasional}}
{{legend|#8ddada|Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi tetapi bukan bahasa utama}}]]
Sebagian besar negara-negara bekas koloni Britania adalah anggota [[Negara-Negara Persemakmuran]], yaitu suatu organisasi nonpolitik yang sifatnya sukarela. Lima belas anggota yang tergabung dalam [[Wilayah Persemakmuran]] berbagi [[kepala negara]] dengan Britania Raya.<ref>{{Cite web|url=http://www.thecommonwealth.org/Internal/150757/head_of_the_commonwealth/|title=Head of the Commonwealth|publisher=Commonwealth Secretariat|accessdate=9 October 2010}}</ref>
 
Selama berabad-abad, Pemerintah Britania dan imigrannya telah meninggalkan jejaknya pada negara-negara merdeka yang muncul dari Imperium Britania. Pengaruh yang paling besar terlihat dalam penyebaran [[bahasa Inggris]] di berbagai wilayah di seantero dunia. Saat ini, bahasa Inggris merupakan bahasa utama bagi lebih dari 400 juta penduduk di dunia dan dituturkan oleh sekitar satu setengah miliar orang sebagai bahasa pertama, kedua atau bahasa internasional.<ref>[[#refHogg|Hogg]], hal.&nbsp;424 chapter 9 ''English Worldwide'' by David Crystal: "approximately one in four of the worlds population are capable of communicating to a useful level in English."</ref> Penyebaran bahasa Inggris sejak paruh kedua abad ke-20 juga turut dibantu oleh pengaruh budaya [[Amerika Serikat]], yang awalnya juga terbentuk dari koloni Britania. Dalam sistem pemerintahan, dengan pengecualian di hampir semua bekas koloni Britania di Afrika yang sekarang telah mengadopsi [[sistem presidensial]], [[sistem parlementer]] Inggris telah menjadi model umum bagi negara-negara bekas koloni Britania, demikian juga [[hukum Inggris|sistem hukum Inggris]].<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;307.</ref> Komisi Yudisial Dewan Privi juga masih berfungsi sebagai pengadilan tertinggi di beberapa bekas koloni Britania di Karibia dan Pasifik. Tentara dan [[Pegawai Negeri Sipil]] Britania selama masa kolonisasi juga turut menyebarkan dan membentuk [[Komuni Anglikan]] di seluruh benua. [[Arsitektur]] kolonial Britania seperti gereja, stasiun kereta api dan bangunan pemerintah masih berdiri kokoh di banyak kota yang pernah menjadi bagian dari Imperium Britania.<ref>[[#refMarshall|Marshall]], hal.&nbsp;238–40.</ref> Cabang-cabang olahraga yang berasal dari Kepulauan Britania, khususnya [[sepak bola]], [[kriket]], [[tenis]] dan [[golf]], turut serta diekspor.<ref>[[#refTorkildsen2005|Torkildsen]], hal.&nbsp;347.</ref> Penggunaan sistem pengukuran dan sistem imperial Inggris terus digunakan di beberapa negara yang diadopsi dalam berbagai cara. Konvensi [[Arah lalu lintas|mengemudi di sisi kiri jalan]] juga masih dipertahankan oleh sebagian besar negara-negara bekas Imperium Britania.<ref>[[#refParsons|Parsons]], hal.&nbsp;1.</ref>
 
Batas-batas politik yang diciptakan oleh Britania tidak selalu mencerminkan kehomogenan etnis atau agama, justru sering kali memberikan kontribusi bagi konflik di daerah-daerah yang pernah menjadi koloni Britania. Imperium Britania juga bertanggung jawab atas [[migrasi]] jutaan penduduk dari Kepulauan Britania (terutama Inggris dan Irlandia) ke Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Para [[imigran]] ini secara perlahan-lahan menanggalkan identitas Britania mereka setelah terbentuknya negara baru. Imigrasi besar-besaran selama masa kejayaan Imperium Britania sering kali menyebabkan ketegangan antar etnis dan semakin tersingkirnya minoritas asli di wilayah koloni seperti [[Aborigin]] di Australia, [[Indian]] di Amerika Utara dan sebagainya. Jutaan jiwa bermigrasi dari dan ke wilayah-wilayah koloni Britania. Sejumlah besar orang [[India]] beremigrasi ke bagian lain dari imperium, seperti ke [[Malaysia]] dan [[Fiji]]. [[Emigrasi]] warga [[Tionghoa]], terutama dari [[Tiongkok Selatan]], menyebabkan terbentuknya mayoritas Tionghoa di Singapura dan minoritas Tionghoa di Karibia. Sementara itu, komposisi penduduk Britania Raya sendiri berubah setelah terjadinya [[Perang Dunia II]], yaitu terjadi gelombang migrasi besar-besaran dari negara-negara koloni ke [[Kepulauan Britania]].<ref>[[#refDalziel2006|Dalziel]], hal.&nbsp;135.</ref>
 
[[Berkas:Bogor kebun raya.jpg|jmpl|300px|[[Kebun Raya Bogor]], salah satu peninggalan Imperium Britania di Indonesia.]]
Di Indonesia, meski masa kekuasaannya singkat, Imperium Britania juga turut mewariskan beberapa pengaruh dan peninggalannya. Saat [[Raffles]] berkuasa, ia membagi [[Pulau Jawa]] menjadi 16 karesidenan, dengan tujuan untuk mempermudah pemerintah melakukan pengawasan terhadap daerah-daerah yang dikuasainya. Sistem karesidenan ini tetap dipakai sampai tahun 1964. Raffles juga membentuk susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan pada pengadilan Inggris. Selain itu, Raffles juga tertarik kepada sejarah, kebudayaan dan kesenian Jawa. Ketertarikannya ini diwujudkan dalam sebuah buku karangannya mengenai sejarah Jawa yang berjudul ''[[Sejarah Pulau Jawa|History of Java]]''. Warisan Raffles lainnya adalah sebuah kebun di ''Paleis Buitenzorg'' ([[Istana Bogor]]), yang merupakan tempat kediaman Raffles di Indonesia (saat itu bernama [[Hindia Belanda]]). Berawal dari dari kebun istana ini, Raffles berkeinginan untuk mengumpulkan bermacam- macam tanaman yang ada di Indonesia hingga akhirnya kelak menciptakan [[Kebun Raya Bogor]].<ref>[[#refSutrisno|Sutrisno]], hal.&nbsp;48.</ref>
{{clear}}
 
== Lihat pula ==
{{Portal|Sejarah|Britania Raya}}
{{Commons category|British Empire}}
* [[Kolonialisme]]
* [[Imperialisme]]
* [[Daftar imperium terbesar]]
* [[Zaman Penjelajahan]]
* [[Kolonisasi Britania di Amerika]]
* [[Kolonisasi Eropa di Amerika]]
* [[Ordo Imperium Britania]]
* [[Daftar Negara Jajahan Kerajaan Britania Raya]]
 
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist|4}}
 
=== Bibliografi ===
{{Refbegin}}
{{MultiCol}}
* {{Cite book|first=David|last=Abernethy|title=The Dynamics of Global Dominance, European Overseas Empires 1415–1980|publisher=Yale University Press|year=2000|isbn=0-300-09314-4|url=http://books.google.com/?id=ennqNS1EOuMC|ref=refAbernethy2000|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|first=Kenneth|last=Andrews|title=Trade, Plunder and Settlement: Maritime Enterprise and the Genesis of the British Empire, 1480–1630|publisher=Cambridge University Press|year=1984|isbn=0-521-27698-5|url=http://books.google.com/?id=iTZSFcfBas8C|ref=refAndrews1985|accessdate=22 July 2009}}
* {{cite book|last=Bandyopādhyāẏa|first=Śekhara|title=From Plassey to partition: a history of modern India|year=2004|isbn=81-250-2596-0|ref=refSekhara2004|publisher=Orient Longman}}
* {{Cite book|first=Piers|last=Brendon|title=The Decline and Fall of the British Empire, 1781–1997|publisher=Random House|year=2007|isbn=0-224-06222-0|url=http://books.google.com/?id=cbqkQgAACAAJ&dq=editions:NnSn4TwzubsC|ref=refBrendon|accessdate=6 October 2010}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite book|title=Brittain and the Dominions|year=n.d.|publisher=Cambridge University Press|ref=refBrittain}}
* {{Cite book|first=Judith|last=Brown|title=The Twentieth Century, The Oxford History of the British Empire Volume IV|publisher=Oxford University Press|year=1998|isbn=0-19-924679-3|url=http://books.google.com/?id=CpSvK3An3hwC|ref=refOHBEv4|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|first=Phillip|last=Buckner|title=Canada and the British Empire|publisher=Oxford University Press|year=2008|isbn=978-0-19-927164-1|url=http://books.google.com/?id=SJA7OIinf4MC|ref=refBuckner2008|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|first=Kathleen|last=Burk|title=Old World, New World: Great Britain and America from the Beginning|publisher=Atlantic Monthly Press|year=2008|isbn=0-87113-971-5|url=http://books.google.com/?id=UxGnPvSe_n8C|ref=refBurk2008|accessdate=22 January 2012}}
* {{Cite book|first=Nicholas|last=Canny|title=The Origins of Empire, The Oxford History of the British Empire Volume I|publisher=Oxford University Press|year=1998|isbn=0-19-924676-9|url=http://books.google.com/?id=eQHSivGzEEMC|ref=refOHBEv1|accessdate=22 July 2009}}
* {{cite book|last=Clegg|first=Peter|title=Extended Statehood in the Caribbean|year=2005|publisher=Rozenberg Publishers|isbn=90-5170-686-3|editor=de Jong, Lammert; Kruijt, Dirk|ref=refClegg2005|chapter=The UK Caribbean Overseas Territories}}
* {{cite book|last=Combs|first=Jerald A.|title=The History of American Foreign Policy: From 1895|url=https://archive.org/details/historyofamerica0003comb|year=2008|publisher=M.E. Sharpe|isbn=978-0-7656-2056-9|ref=refCombs2008}}
* {{Cite book|first=Nigel|last=Dalziel|title=The Penguin Historical Atlas of the British Empire|publisher=Penguin|year=2006|isbn=0-14-101844-5|url=http://books.google.com/?id=u0wUAQAAIAAJ|ref=refDalziel2006|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|first=Saul|last=David|title=The Indian Mutiny|publisher=Penguin|year=2003|isbn=0-670-91137-2|url=http://books.google.com/?id=H2KOAAAACAAJ|ref=refDavid2003|accessdate=22 July 2009}}
* {{cite book|last=Elkins|first=Caroline|title=Imperial Reckoning: The Untold Story of Britain's Gulag in Kenya|year=2005|publisher=Owl Books|isbn=0-8050-8001-5|ref=refElkins2005}}
* {{Cite book|first=Niall|last=Ferguson|title=Colossus: The Price of America's Empire|publisher=Penguin|year=2004|isbn=1-59420-013-0|url=http://books.google.com/?id=Uy23kBDD7WcC|ref=refFerguson2004|accessdate=22 July 2009}}{{Pranala mati|date=September 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{Cite book|first=Niall|last=Ferguson|title=Empire|publisher=Basic Books|year=2004|isbn=0-465-02329-0|url=http://books.google.com/?id=luSjXeSByHEC|ref=refFergusonEmpire2004|accessdate=22 July 2009}}
* {{cite book|last=Fieldhouse|first=David Kenneth|title=The West and the Third World: trade, colonialism, dependence, and development|url=https://archive.org/details/westthirdworldtr0000fiel_n6z1|year=1999|publisher=Blackwell Publishing|isbn=0-631-19439-8|ref=refFieldhouse1999}}
* {{cite book|last=Fox|first=Gregory H.|title=Humanitarian Occupation|url=https://archive.org/details/humanitarianoccu0000foxg|year=2008|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-85600-3|ref=refFox2008}}
* {{cite book|last=Games|first=Alison|title=The British Atlantic world, 1500–1800|year=2002|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=0-333-96341-5|ref=refGames2002|editor=Armitage, David; Braddick, Michael J}}
* {{cite book|last=Sutrisno|first=Sulastin|title=Dari Lima Penjajahan Menuju Zaman Kemerdekaan|year=2001|publisher=Indira|isbn=|ref=Sutrisno|editor=}}
* {{cite book|last=Torkildsen|first=George|title=Leisure and recreation management|url=https://archive.org/details/leisurerecreatio0000tork|year=2005|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-30995-0|ref=refTorkildsen2005}}
* {{cite book|last=Turpin|first=Colin|title=British government and the constitution (6th ed.)|year=2007|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-69029-4|ref=refTurpin2007|coauthors=Tomkins, Adam}}
{{ColBreak}}
* {{Cite book|title=HC Paper 147-II House of Commons Foreign Affairs Committee: Overseas Territories, Volume II|publisher=The Stationery Office|year=2008|isbn=0-215-52150-1|url=http://books.google.com/?id=HhsZSMEH5DoC|ref=refFAC|accessdate=22 July 2009|author1=Gapes, Mike}}
* {{Cite book|first=Sir Martin|last=Gilbert|title=Churchill and America|isbn=0-7432-9122-0|publisher=Simon and Schuster|year=2005|url=http://books.google.com/?id=vF7wGAzgwfQC|ref=refGilbert2005|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|first=Erik|last=Goldstein|title=The Washington Conference, 1921–22: Naval Rivalry, East Asian Stability and the Road to Pearl Harbor|publisher=Routledge|year=1994|isbn=0-7146-4559-1|url=http://books.google.com/?id=dDmJPPGjfJMC|ref=refGoldstein|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|last=Goodlad|first=Graham David|title=British foreign and imperial policy, 1865–1919|publisher=Psychology Press|year=2000|isbn=0-415-20338-4|url=http://books.google.com/?id=clnBkEo7za4C|ref=refGoodlad|accessdate=18 September 2010}}
* {{cite book|last=Herbst|first=Jeffrey Ira|title=States and power in Africa: comparative lessons in authority and control|url=https://archive.org/details/statespowerinafr0000herb|year=2000|publisher=Princeton University Press|isbn=0-691-01028-5|ref=refHerbst2000}}
* {{Cite book|first=Peter|last=Hinks|title=Encyclopedia of antislavery and abolition|publisher=Greenwood Publishing Group|year=2007|isbn=978-0-313-33143-5|url=http://books.google.com/?id=_SeZrcBqt-YC|ref=refHinks|accessdate=1 August 2010}}
* {{Cite book|last=Hodge|first=Carl Cavanagh|title=Encyclopedia of the Age of Imperialism, 1800–1914|publisher=Greenwood Publishing Group|year=2007|isbn=0-313-33404-8|url=http://books.google.com/?id=-hOkx7Gi4OoC|ref=refhodge47|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|first=Richard|last=Hogg|title=A History of the English Language|publisher=Cambridge University Press|year=2008|isbn=978-0-521-66227-7|url=http://books.google.com/?id=U5FDi8WksqYC|ref=refHogg|accessdate=13 April 2010}}
* {{Cite book|first=Peter|last=Hopkirk|title=The Great Game: The Struggle for Empire in Central Asia|publisher=Kodansha International|year=2002|isbn=4-7700-1703-0|ref=refHollowell2002|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|first=Jonathan|last=Hollowell|title=Britain Since 1945|url=http://books.google.com/?id=VxQxFMV_3IUC|publisher=Blackwell Publishing|year=1992|isbn=0-631-20968-9|ref=refHopkirk1992}}
* {{Cite book|first=Ronald|last=Hyam|title=Britain's Imperial Century, 1815–1914: A Study of Empire and Expansion|publisher=Palgrave Macmillan|year=2002|isbn=978-0-7134-3089-9|url=http://books.google.com/?id=2eMoHQAACAAJ|ref=refHyam2002|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|first=Lawrence|last=James|title=The Rise and Fall of the British Empire|year=2001|publisher=Abacus|isbn=978-0-312-16985-5|url=http://books.google.com/?id=4DMS3r_BxOYC|ref=refJames2001|accessdate=22 July 2009}}
* {{cite book|last=Janin|first=Hunt|title=The India–China opium trade in the nineteenth century|year=1999|publisher=McFarland|isbn=0-7864-0715-8|ref=refJanin1999}}
* {{cite book|last=Joseph|first=William A.|title=Politics in China|year=2010|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-533530-9|ref=refJoseph2010}}
* {{cite book|last=Kelley|first=Ninette|title=The Making of the Mosaic (2nd ed.)|year=2010|publisher=University of Toronto Press|isbn=978-0-8020-9536-7|ref=refKelley2010|coauthors=Trebilcock, Michael}}
* {{Cite book|first=Kevin|last=Kenny|title=Ireland and the British Empire|publisher=Oxford University Press|year=2006|isbn=0-19-925184-3|url=http://books.google.com/?id=qhW7-vYt8PsC|ref=refKenny|accessdate=22 July 2009}}
* {{cite book|last=Knight|first=Franklin W.|title=The Modern Caribbean|year=1989|publisher=University of North Carolina Press|isbn=0-8078-1825-9|ref=refKnight1989|coauthors=Palmer, Colin A.}}
* {{Cite book|first=Jon|last=Latimer|title=War with America|publisher=Harvard University Press|year=2007|isbn=0-674-02584-9|url=http://books.google.com/?id=wneIGAAACAAJ|ref=refLatimer|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|first=Alan|last=Taylor|title=American Colonies, The Settling of North America|publisher=Penguin|year=2001|isbn=0-14-200210-0|url=http://books.google.com/?id=SOqfIAAACAAJ|ref=refTaylor2001|accessdate=22 July 2009}}
* {{Cite book|first=Nugroho|last=Notosusanto|title=Sejarah Nasional Indonesia I|publisher=Depdikbud|year=1994|isbn=929-781-365-7|url=|ref=Notosusanto|accessdate=}}
* {{Cite book|first=Hugh|last=Thomas|title=The Slave Trade: The History of The Atlantic Slave Trade|publisher=Picador, Phoenix/Orion|year=1997|isbn=0-7538-2056-0|url=http://books.google.com/?id=mRFTZ3iz_ncC|ref=refThomas|accessdate=22 July 2009}}
* {{cite book|last=Tilby|first=A. Wyatt|title=British India 1600–1828|year=2009|publisher=BiblioLife|isbn=978-1-113-14290-0|ref=refTilby2009}}
{{EndMultiCol}}
{{Refend}}
 
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.ualberta.ca/~janes/EMPIRE.html Imperium Britania di Internet Gateway]
* {{en}} [http://www.britishempire.co.uk/ Sumber-sumber dokumen Imperium Britania]
* {{en}} [http://www.engelsklenker.com/british_empire_history_resource.php Imperium Britania di TheEnglishCollection.com] {{Webarchive|url=https://archive.today/20121205003208/http://www.engelsklenker.com/british_empire_history_resource.php |date=2012-12-05 }}
{{Wilayah Seberang Laut Britania}}{{Colonialism}}
{{Empires}}
 
{{AP}}
 
[[Kategori:Imperium Britania| ]]<!--mohon tinggalkan ruang kosong sebagai standar-->
[[Kategori:Bekas kekaisaran]]
[[Kategori:Imperialisme]]
[[Kategori:Era Victoria]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1583 di Imperium Britania]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1583]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang dibubarkan tahun 1997]]
[[Kategori:Kekaisaran seberang laut]]
[[Kategori:Sejarah Britania Raya]]
[[Kategori:Bekas negara di Irlandia]]
[[Kategori:Kekaisaran lintas benua historis]]