Sulawesi Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RobotQuistnix (bicara | kontrib)
k robot Adding: nl
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(481 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kotak info provinsi Indonesia
{{Kotakinfo_provinsi
|nama = Sulawesi Tengah
|nama lain =
|lambang=[[Image:Lambang_propinsi_sulteng.jpg|100px]]
|singkatan = Sulteng
|peta=[[Image:Locator_sulteng_final.png]]
|foto = {{multiple image|border = infobox|total_width= 300|image_style = border:1;
|koordinat=
|perrow = 2/2/2/2
|motto=
|image1=Anjungan Sulawesi Tengah.jpg
|dasar hukum=UU 13/1964
|image2=Cagar Budaya Masjid Tua Wani Al Amin Tampak Dekat.jpg
|tanggal=[[13 April]] [[1964]] (hari jadi)
|image3=Tari Masalo.jpg
|ibukota=[[Palu]]
|image4=Tarian mombau hude.jpg
|nama gubernur=Aminuddin Ponulele
|image5=Pusat Laut Donggala.jpg
|luas=68.089,83 km<sup>2</sup>
|image6=Danau Lindu 2007.jpg
|penduduk=2.079.201 (sensus 2000)
|image7=Keraton Banggai.jpg
|kepadatan=
|image8=Beach at Palam, Banggai Islands Regency, Indonesia.jpg
|kabupaten=9
}}
|kota=1
|caption = '''Dari atas, kiri ke kanan''': Rumah adat Sulawesi Tengah, Masjid Wani Al Amin [[Kabupaten Donggala|Donggala]], Tari Masalo di Lore [[Kabupaten Poso|Poso]], Tarian Mombau Hude [[Luwuk, Banggai|Luwuk]], [[Pusentasi|Pusentasi Donggala]], [[Danau Poso|Danau Poso Tentena]], Keraton Kerajaan Banggai, [[Palam, Tinangkung Utara, Banggai Kepulauan|Pantai Palam]].
|kecamatan=79
|bendera = Flag of Central Sulawesi.svg
|kelurahan=1.423
|lambang = Coat of arms of Central Sulawesi.svg
|suku=[[Suku Kaili]], [[Suku Kulawi]], [[Suku Tomini]], [[Suku Bore]], [[Suku Pamona-Mori]], [[Suku Bungku]], [[Suku Saluan]], [[Suku Balantak]], [[Suku Banggai]], [[Suku Buol]], [[Suku Toli-toli]]
|peta = Central Sulawesi in Indonesia.svg
|agama=[[Islam]], [[Protestan]], [[Katolik]], [[Hindu]]
|motto = Nosarara Nosabatutu<br />{{small|{{lang icon|[[Bahasa Kaili|Kaili]]}} Bersama Kita Satu}}
|bahasa=[[Bahasa Indonesia]]
|dasar hukum = UU No. 6 Tahun 2022<ref>{{Cite web |url=https://jdih.setneg.go.id/viewpdfperaturan/Salinan%20UU%20Nomor%206%20Tahun%202022.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2022-04-05 |archive-date=2022-04-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220405154112/https://jdih.setneg.go.id/viewpdfperaturan/Salinan%20UU%20Nomor%206%20Tahun%202022.pdf |dead-url=no }}</ref>
|zona=[[WITA]]
|hari jadi = 13 April 1964
|lagu=Tondok Kadadingku
|ibukota = [[Kota Palu]]
|web=[[http://www.sulteng.go.id http://www.sulteng.go.id]]
|kota besar =
|kabupaten = 12
|kota = 1
|kecamatan = 175
|kelurahan = 175
|desa = 1.842
|nama ketua DPRD = Nilam Sari Lawira
|nama gubernur = [[Rusdy Mastura]]
|nama wakil gubernur = [[Ma'mun Amir]]
|nama sekretaris daerah = Novalina
|luas = 61841,29
|penduduk = 3154499
|tahun populasi = 31 Desember [[2023]]
|populasi ref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|77,72% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 17,80% [[Kekristenan]]
** 16,98% [[Protestan]]
** 0,82% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|3,78% [[Hindu]] |0,15% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,54% Lainnya<ref name="AGAMA"/>}}
|bahasa = {{collapsible list|[[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)|[[Bahasa Kaili|Kaili]]|[[Rumpun Bahasa Bare'e|Bare'e]]|[[Bahasa Pamona|Pamona]]|[[Bahasa Poso Pesisir|Poso Pesisir]]|[[bahasa Mori|Mori]]|[[Bahasa Banggai|Banggai]]|[[Bahasa Saluan|Saluan]]|[[Bahasa Balantak|Balantak]]|[[bahasa Gorontalo|Gorontalo]]|[[Bahasa Manado|Melayu Manado]]}}
|IPM = {{increase}} 70,28 ([[2022]])<br>{{fontcolor|green|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/494/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi 2020-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=3 Januari 2022|archive-date=2021-11-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20211115073524/https://www.bps.go.id/indicator/26/494/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|dead-url=no}}</ref>
|PAD = Rp 2.571,510.000,00 <small>([[2020]])</small><ref>{{cite web |url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/portal/data/apbd?tahun=2020&provinsi=19&pemda=-- |title=Rincian Pendapatan Asli Daerah Sulteng Tahun 2020 Keterangan: Data APBD Murni, realisasi APBD adalah data realisasi tahunan |access-date=2021-11-16 |archive-date=2021-11-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211116150204/http://www.djpk.kemenkeu.go.id/portal/data/apbd?tahun=2020&provinsi=19&pemda=-- |dead-url=no }}</ref>
|dak = Rp 73.986.000,00 <small>(2015)</small>
|dau = Rp 1.662.156.644.000,-<small>([[2020]])</small><ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=1 April 2021}}</ref>
|zona waktu = [[Waktu Indonesia Tengah|WITA]]
|utc = +08:00
|lagu = Tananggu Kaili, Tondok Kadadingku, Rano Poso, Banggai Tano Monondok, Wita Mori
|rumah = {{ubl|[[Rumah Tambi]]|[[Souraja|Rumah Souraja]]|[[Rumah Adat Lobo]]}}
|senjata = {{hlist|[[Kanta (perisai)|Kanta]]|Sumpitan|Guma|Cakalele|Surampa atau Tombak Kanjae|Pasatimpo}}
|flora = [[Eboni]]
|fauna = [[Maleo]]
|TNKB = DN
|ISO = ID-ST
|kode pos = 94''xxx''
|kode area = {{collapsible list|
0445 - Buol|
0450 - Parigi|
0451 - Palu|
0452 - Poso|
0453 - Tolitoli|
0454 - Tinombo|
0457 - Donggala|
0458 - Tentena|
0461 - Luwuk|
0462 - Banggai|
0463 - Bunta|
0464 - Ampana|
0465 - Kolonedale|
0455 - Kotaraya dan Moutong}}
|web = {{url|sultengprov.go.id}}
}}
 
'''Sulawesi Tengah''' (disingkat '''Sulteng''') adalah sebuah [[provinsi]] di bagian tengah [[Pulau Sulawesi]], [[Indonesia]]. Ibu kota provinsi ini adalah [[Kota Palu]], dengan luas wilayahnya 61.841,29&nbsp;km². Jumlah penduduk Sulawesi Tengah pada [[2021]] sebanyak 3.021.879 jiwa, dan pada akhir [[2023]] sebanyak 3.154.499 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=20 Januari 2024|format=Visual}}</ref><ref name="SULTENG">{{cite web|url=https://sulteng.bps.go.id/publication/2022/02/25/d8cccf7c0b42c3d9ff80b8c6/provinsi-sulawesi-tengah-dalam-angka-2022.html|title=Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka 2022|website=www.sulteng.bps.go.id|accessdate=14 Maret 2022|pages=79, 89|format=pdf|archive-date=2022-03-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20220326140819/https://sulteng.bps.go.id/publication/2022/02/25/d8cccf7c0b42c3d9ff80b8c6/provinsi-sulawesi-tengah-dalam-angka-2022.html|dead-url=no}}</ref> Sulawesi Tengah memiliki wilayah terluas di antara semua provinsi di Pulau Sulawesi, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Pulau Sulawesi setelah provinsi [[Sulawesi Selatan]].
'''Sulawesi Tengah''' adalah sebuah [[Daftar Provinsi Indonesia|provinsi]] di [[Indonesia]] yang beribukotakan [[palu kota|Palu]].
{{TOC limit|3}}
 
== Sejarah ==
=== Pengaruh Hindia Belanda ===
Wilayah provinsi Sulawesi Tengah, sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan [[Hindia Belanda]], merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15 kerajaan di bawah kepemimpinan para raja yang selanjutnya dalam sejarah Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat.
[[Berkas:Native States of Central Celebes.png|ki|jmpl|220px|Wilayah ''[[zelfbestuur]]'' di Sulawesi Tengah, 1941.]]
 
Wilayah sepanjang pesisir barat Sulawesi Tengah, dari Kaili hingga [[Tolitoli]], ditaklukkan oleh [[Kerajaan Gowa]] sekitar pertengahan abad ke-16 di bawah kepemimpinan Raja [[Tunipalangga]].{{sfnm|1a1=Druce|1y=2009|1pp=232–235|2a1=Druce|2y=2009|2p=244}} Wilayah di sekitar [[Teluk Palu]] merupakan pusat dan rute perdagangan yang penting, produsen [[minyak kelapa]], dan "pintu masuk" ke pedalaman Sulawesi Tengah.{{sfn|Henley|2005|p=72}} Di sisi lain, daerah Teluk Tomini sebagian besar berada di bawah kekuasaan [[Kerajaan Parigi]]. Pada tahun 1824, perwakilan [[Kerajaan Banawa]] dan [[Kerajaan Palu]] menandatangani ''Korte Verklaring'' (Perjanjian Pendek) dengan pemerintah kolonial.{{sfn|Henley|2005|p=232}} Kapal-kapal Belanda mulai sering berlayar di bagian selatan Teluk Tomini setelah tahun 1830.{{sfn|Henley|2005|p=222}}
Semenjak tahun [[1905]], wilayah Sulawesi Tengah seluruhnya jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda, dari Tujuh Kerajaan Di Timur dan Delapan Kerajaan Di Barat, kemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda dijadikan ''Landschap-landschap'' atau Pusat-pusat Pemerintahan Hindia Belanda yang meliputi, antara lain :
#[[Poso Lage]] di [[Poso]];
#[[Lore]] di [[Wianga]];
#[[Tojo]] di [[Ampana]] ;
#[[Pulau Una-una]] di [[Una-una]];
#[[Bungku]] di [[Bungku]];
#[[Mori]] di [[Kolonodale]];
#[[Banggai]] di [[Luwuk]];
#[[Parigi]] di Parigi;
#[[Moutong]] di [[Tinombo]];
#[[Tawaeli]] di Tawaeli;
#[[Banawa]] di [[Donggala]];
#[[Palu kota|Palu]] di [[Palu]];
#[[Sigi]]/[[Dolo]] di [[Biromaru]];
#[[Kulawi]] di Kulawi
#[[Toli-Toli]] di Toli-toli;
 
Sulawesi Tengah baru benar-benar "diperhatikan" oleh Pemerintah Hindia Belanda pada periode tahun 1860-an. Seorang pejabat pemerintah bernama [[Johannes Cornelis Wilhelmus Diedericus Adrianus van der Wyck]], berhasil mengunjungi [[Danau Poso]] pada tahun 1865—menjadi orang Eropa dan Belanda pertama yang melakukannya. Langkah ini diikuti oleh pejabat pemerintah lainnya, [[Willem Jan Maria Michielsen]], pada tahun 1869.{{sfn|Henley|2005|p=222}} Wacana untuk menduduki wilayah ini ditolak—merujuk kepada kebijakan anti-ekspansi yang dikeluarkan pemerintah kolonial pada zaman itu.{{sfn|Coté|1996|p=93}} Baru pada tahun 1888, sebagian besar wilayah ini mulai menjalin hubungan dengan pemerintah di [[Batavia]] melalui perjanjian pendek yang ditandatangani oleh para raja dan penguasa lokal, sebagai tindakan antisipasi pemerintah terhadap kemungkinan tersebarnya pengaruh politik dan ekonomi [[Britania Raya]] di wilayah ini.{{sfn|Coté|1996|p=93}}
Dalam perkembangannya, ketika Pemerintahan Hindia Belanda jatuh dan sudah tidak berkuasa lagi di Sulawesi Tengah serta seluruh [[Indonesia]], Pemerintah Pusat kemudian membagi wilayah Sulawesi Tengah menjadi 3 (tiga) bagian yakni:
 
# Sulawesi Tengah bagian Barat, meliputi wilayah Kabupaten [[Poso]], Kabupaten [[Banggai]] dan Kabupaten [[Buol]] [[Toli-Toli]]. Pembagian wilayah ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi.
Pada periode tersebut, Sulawesi Tengah berada di bawah yurisdiksi [[Afdeling Gorontalo]], yang berpusat di Gorontalo. [[G. W. W. C. Baron van Höevell]], [[Afdeling Gorontalo|Asisten Residen Gorontalo]], khawatir pengaruh Islam yang begitu kuat di Gorontalo akan meluas ke wilayah Sulawesi Tengah—yang saat itu masih belum dimasuki [[agama samawi]], dan penduduknya sebagian besar masih pagan, penganut [[animisme]], dan memeluk agama suku. Baginya, agama Kristen adalah penyangga yang paling efektif melawan pengaruh Islam.{{sfn|Noort|2006|p=28}} Ia menghubungi lembaga misionaris Belanda, ''[[Nederlandsch Zendeling Genootschap]]'' (NZG), dan meminta mereka untuk menempatkan seorang misionaris di wilayah ini. Pada tahun 1892, NZG kemudian mengirimkan misionaris bernama [[Albertus Christiaan Kruyt]], yang ditempatkan di Poso. Langkah ini dilanjutkan pada tahun 1894, ketika pemerintah mengangkat [[Eduard van Duyvenbode Varkevisser]], sebagai [[Kontrolir]] atau pejabat pemerintah yang akan menjadi pengawas dan pemimpin wilayah di Poso.{{sfnm|Coté|1996|1p=93|Henley|2005|2p=222}}
# Sulawesi Tengah bagian Tengah (Teluk Tomini), masuk Wilayah Karesidenan [[Sulawesi Utara]] di [[Manado]]. Pada tahun 1919, seluruh Wilayah Sulawesi Tengah masuk Wilayah Karesidenen Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun [[1940]], Sulawesi Tengah dibagi menjadi 2 Afdeeling yaitu Afdeeling Donggala yang meliputi Tujuh Onder Afdeeling dan Lima Belas Swapraja.
 
=== Penaklukan militer Sulawesi Tengah ===
Penaklukan Belanda di Sulawesi Tengah dimulai dengan serangkaian serangan militer terhadap berbagai kerajaan lokal dan daerah. Pada tahun 1905, sebagian wilayah di Poso terlibat dalam pemberontakan gerilya melawan pasukan Belanda, sebagai bagian dari kampanye militer terkoordinasi Belanda ke seluruh daratan Sulawesi. Salah satu kampanye militer yang terkenal adalah "penaklukan" [[Kerajaan Mori]] dalam [[Perang Wulanderi]] yang terjadi pada tahun 1907.{{sfn|Coté|2006|p=97}}
 
Semenjak tahun [[1905]], wilayah Sulawesi Tengah seluruhnya jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda, dari Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat, kemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda dijadikan ''Landschap-landschap'' atau Pusat-pusat Pemerintahan Hindia Belanda yang meliputi, antara lain:
{{col|3}}
# [[Lage, Poso|Poso Lage]] di [[Poso]]
# [[Lore Utara, Poso|Lore]] di [[Wanga, Lore Utara, Poso]]
# [[Tojo, Tojo Una-Una|Tojo]] di [[Ampana]]
# [[Una-Una, Tojo Una-Una|Una-Una]] di [[Una-Una, Tojo Una-Una|Pulau Una-Una]]
# [[Bungku Tengah, Morowali|Bungku]] di [[Bungku Tengah, Morowali|Bungku]]
# [[Mori Utara, Morowali|Mori]] di [[Kolonodale, Petasia, Morowali|Kolonedale]]
# [[Banggai]] di [[Luwuk]]
# [[Parigi]] di [[Parigi]]
# [[Moutong, Parigi Moutong|Moutong]] di [[Tinombo, Parigi Moutong|Tinombo]]
# [[Tawaeli, Palu|Tawaeli]] di Tawaeli
# [[Banawa, Donggala|Banawa]] di [[Donggala]]
# [[Kota Palu|Palu]] di Palu
# [[Sigi]]/[[Dolo, Sigi|Dolo]] di [[Sigi Biromaru, Sigi|Biromaru]]
# [[Kulawi, Sigi|Kulawi]] di [[Kulawi, Sigi|Kulawi]]
# [[Tolitoli]] di [[Tolitoli]]
{{EndDiv}}
 
=== Zaman Kemerdekaan ===
 
Dalam perkembangannya, ketika Pemerintahan Hindia Belanda jatuh dan sudah tidak berkuasa lagi di Sulawesi Tengah serta seluruh [[Indonesia]], Pemerintah Pusat kemudian membagi wilayah Sulawesi Tengah menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:
# Sulawesi Tengah bagian Barat, meliputi wilayah Kabupaten [[Poso]], Kabupaten [[Banggai]] dan Kabupaten [[Buol]] [[Tolitoli]]. Pembagian wilayah ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi.
# Sulawesi Tengah bagian Tengah (Teluk Tomini), masuk Wilayah Keresidenan [[Sulawesi Utara]] di [[Manado]]. Pada tahun 1919, seluruh Wilayah Sulawesi Tengah masuk Wilayah Karesidenen Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun [[1940]], Sulawesi Tengah dibagi menjadi 2 Afdeeling yaitu Afdeeling Donggala yang meliputi Tujuh Onder Afdeeling dan Lima Belas Swapraja.
# Sulawesi Tengah bagian Timur (Teluk Tolo) masuk Wilayah Karesedenan Sulawesi Timur Bau-bau.
 
Tahun [[1964]] dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 terbentuklah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah yang meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten [[Donggala]], Kabupaten [[Poso]], Kabupaten [[Banggai]] dan Kabupaten [[Buol]] [[Toli-ToliTolitoli]]. Selanjutnya Pemerintah Pusat menetapkan PropinsiProvinsi Sulawesi Tengah sebagai Provinsi yang otonom berdiri sendiri yang ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan selanjutnya tanggal pembentukan tersebut diperingatindiperingati sebagai Hari Lahirnya Provinsi Sulawesi Tengah.
 
=== Zaman Reformasi ===
Dengan perkembangan Sistem Pemerintahan dan tutunan Masyarakat dalam era Reformasi yang menginginkan adanya pemekaran Wilayah menjadi Kabupaten, maka Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan melalui Undang-undang Nomor 11 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Kemudian melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2002 oleh Pemerintah Pusat terbentuk lagi 2 Kabupaten baru di Provinsi Sulawesi Tengah yakni Kabupaten [[Parigi Moutong]] dan Kabupaten [[Tojo Una-Una]]. Kini berdasarkan pemekaran wilayah kabupaten, provinsi ini terbagi menjadi 10 daerah, yaitu 9 kabupaten dan 1 kota.
 
Dengan perkembangan Sistem Pemerintahan dan tutunan Masyarakat dalam era Reformasi yang menginginkan adanya pemekaran Wilayah menjadi Kabupaten, maka Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan melalui Undang-undang Nomor 11 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Kemudian melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2002 oleh Pemerintah Pusat terbentuk lagi 2 Kabupaten baru di Provinsi Sulawesi Tengah yakni Kabupaten [[Parigi Moutong]] dan Kabupaten [[Tojo Una-Una]]. Setelah pemekaran beberapa wilayah kabupaten, provinsi ini terbagi menjadi 14 daerah, yaitu 13 kabupaten dan 1 kota.
 
Ibu kota Sulawesi Tengah adalah Palu. Kota ini terletak di Teluk Palu dan terbagi dua oleh Sungai Palu yang membujur dari Lembah Palu dan bermuara di laut.
 
== Geografi ==
[[Berkas:Prov. Sulawesi Tengah.jpg|jmpl|ka|250px|Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Tengah]]
 
Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah bagian utara berbatasan dengan [[Laut Sulawesi]] dan Provinsi [[Gorontalo]], bagian timur berbatasan dengan Provinsi [[Maluku Utara]], bagian selatan berbatasan dengan Provinsi [[Sulawesi Barat]], bagian tengah berbatasan dengan Provinsi [[Sulawesi Selatan]], bagian tenggara berbatasan dengan [[Sulawesi Tenggara]], dan bagian barat berbatasan dengan [[Selat Makassar]].
 
=== Hidrografi ===
 
Sulawesi Tengah juga memiliki beberapa [[sungai]], di antaranya sungai Lariang yang terkenal sebagai arena arung jeram, sungai Gumbasa dan sungai Palu. Juga terdapat danau yang menjadi objek wisata terkenal yakni Danau Poso dan Danau Lindu.
 
Sulawesi Tengah memiliki beberapa kawasan konservasi seperti suaka alam, suaka margasatwa dan hutan lindung yang memiliki keunikan flora dan fauna yang sekaligus menjadi objek penelitian bagi para ilmuwan dan naturalis.
 
=== Iklim ===
 
Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatra, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia.
 
Temperatur berkisar antara 25 sampai 31° Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara 71 sampai 76%. Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22' Celsius.
 
=== Flora dan Fauna ===
Sulawesi merupakan zona perbatasan unik di wilayah Asia Oceania, di mana flora dan faunanya berbeda jauh dengan flora dan fauna Asia yang terbentang di Asia dengan batas Kalimantan, juga berbeda dengan flora dan fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua dan Pulau Timor.
Garis maya yang membatasi zona ini disebut ''[[Wallace Line]]'', sementara kekhasan flora dan faunanya disebut ''Wallacea'', karena teori ini dikemukakan oleh Wallace seorang peneliti Inggris yang turut menemukan teori [[evolusi]] bersama [[Darwin]].
 
Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri. Binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varietas binatang berkantung serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.
 
Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies ''rhododenron''). Variasi flora dan fauna merupakan objek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti [[Taman Nasional Lore Lindu]], Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.
 
== Pemerintahan ==
=== Kabupaten dan KotaGubernur ===
{{utama|Daftar Daerah Tingkat IIGubernur Sulawesi Tengah}}
=== Daftar Gubernur ===
# Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning ([[1964]]&ndash;[[1968]])
# Kol. Mohammad Yasin (1968&ndash;[[1973]])
# Brigjen A. M. Tambunan (1973&ndash;[[1978]])
# Brigjen Moenafri, SH (1978&ndash;[[1979]])
# Kol. R. H. Eddy Djajang Djatmadja (1979&ndash;[[1980]])
# Mayjen H. Eddy Sabara (1980&ndash;[[1981]])
# Drs. H. Ghalib Lasahido (1981&ndash;[[1986]])
# Abdul Aziz Lamadjido, SH (1986&ndash;[[1996]])
# H.B. Paliudju (1996&ndash;[[2001]])
# Prof. (Em) H. Aminuddin Ponulele (sejak 2001)
 
Gubernur yang menjabat saat ini di provinsi Sulawesi Tengah ialah [[Rusdy Mastura]], didampingi wakil gubernur, [[Ma'mun Amir]]. Mereka adalah pemenang pada [[Pemilihan umum Gubernur Sulawesi Tengah 2020]]. Mereka dilantik pada 16 Juni 2021, untuk periode jabatan 2021-2024.<ref>{{Cite news|date=16 Juni 2021|title=Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Dilantik|url=https://www.tagar.id/gubernur-dan-wakil-gubernur-sulawesi-tengah-dilantik|work=www.tagar.id|access-date=21 Juni 2021|archive-date=2021-06-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20210618233219/https://www.tagar.id/gubernur-dan-wakil-gubernur-sulawesi-tengah-dilantik/|dead-url=no}}</ref>
== Perwakilan di Jakarta ==
=== Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tengah ===
1. H Yusuf Rizal Tjokroaminoto (Partai Persatuan Pembangunan)
2. Ir H Rendy Lamadjido (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
3. Retna Rosmanita Situmorang MBA (Partai Damai Sejahtera)
4. M Sofhian Mile SH (Partai Golongan Karya)
5. Muhidin M Said SE MBA (Partai Golongan Karya)
6. Nurhadi M Musawir SH MM MBA (Partai Amanat Nasional)
 
{|class="wikitable" style="text-align:center;"
=== Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tengah ===
|- bgcolor="#99ccff"
* Nurmawati D Bantilan, SE.,
! No
* Roger Tobigo, Drs.,
! colspan=2|Gubernur
* M. Ichsan Loulembah
! Mulai Jabatan
* Faisal Mahmud, Drs., H.,
! Akhir Jabatan
! Prd.
! colspan=2|Wakil Gubernur
|-
|11
|[[Berkas:Governor of Central Sulawesi Rusdi Mastura.jpg|100px]]
|[[Rusdy Mastura]]
|<center>16 Juni 2021
|<center>''Petahana''
|<center>14<br><small>([[Pemilihan umum Gubernur Sulawesi Tengah 2020|2020]])
|[[Berkas:Ma'mun Amir, Vice Governor of Central Sulawesi.jpg|100px]]
|<center>[[Ma'mun Amir]]
|}
 
===Senjata TradisionalDewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah}}
Sumpit
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah}}
 
=== Kabupaten dan kota ===
{{utama|Daftar kabupaten dan kota di Sulawesi Tengah}}
{{:Daftar kabupaten dan kota di Sulawesi Tengah}}
 
== Pertahanan dan Keamanan ==
=== Militer ===
Sulawesi Tengah merupakan wilayah [[Komando Daerah Militer XIII/Merdeka|Kodam XIII/Merdeka]], yang bermarkas di [[Kota Manado|Manado]]. [[Komando Resor Militer 132|Korem 132/Tadulako]] terletak di Kota Palu. Korem 132/Tadulako membawahi lima Kodim dan satu [[Batalyon Infanteri]], yaitu:
* [[Kodim 1305/Buol-Tolitoli]]
* [[Kodim 1306/Donggala]]
* [[Kodim 1307/Poso]]
* [[Kodim 1308/Luwuk Banggai]]
* [[Komando Distrik Militer 1311|Kodim 1311/Morowali]]
* [[Batalyon Infanteri 714|Yonif 714/Sintuwu Maroso]]
 
Palu merupakan daerah cabang [[Komando Armada II|Komando Armada II TNI AL]] yang bermarkas di Watusampu. Kawasan TNI-AU terdapat di [[Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie]] (Palu), dan [[Bandar Udara Kasiguncu]] (Poso). Daerah latihan militer antara lain terdapat di Bukit Jabal Nur (Palu), dan Gunung Biru (Poso).
 
=== Kepolisian ===
[[Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah|Polda Sulawesi Tengah]] membawahi 13 kabupaten/kota dengan rincian satu kepolisian resor kota (Polresta Palu), dan 11 kepolisian resor (Polres Banggai Laut masih menjadi satu dengan Polres Banggai Kepulauan).<ref>[https://web.archive.org/web/20180617090137/https://sulteng.polri.go.id/ Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah], Situs Resmi dan Struktur Polda Sulawesi Tengah.</ref>
 
 
== Demografi ==
Jumlah penduduk Sulawesi Tengah pada tahun 2010 adalah 2.831.283 jiwa, dengan kepadatan 46 jiwa/km2. Kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di provinsi Sulawesi Tengah adalah Kabupaten [[Parigi Moutong]] dengan jumlah penduduk 449.157 jiwa, sedangkan Kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Palu sebanyak 362.202 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk adalah 1,95% per tahun (2010). Sementara penduduk Provinsi Sulawesi Tengah yang tinggal di daerah pemukiman dan pedalaman ialah sekitar 30%, daerah pesisir 60%, dan kawasan kepulauan ialah 10%.<ref>[https://web.archive.org/web/20170216170439/http://www.binasyifa.com/679/80/26/letak-geografi-dan-demografi-sulawesi-tengah.htm Letak Geografi dan Demografi Sulawesi Tengah], Letak Geografi dan Demografi Sulawesi Tengah.</ref>
 
Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk dengan padi sebagai tanaman utama. [[Kopi]], [[Kelapa]], [[Kakao]] dan [[Cengkih]] merupakan tanaman perdagangan unggulan daerah ini dan hasil hutan berupa rotan, beberapa macam kayu seperti agatis, ebony dan meranti yang merupakan andalan Sulawesi Tengah.
 
Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan diketuai oleh ketua adat disamping pimpinan pemerintahan seperti Kepala Desa. Ketua adat menetapkan hukum adat dan denda berupa kerbau bagi yang melanggar. Umumnya masyarakat yang jujur dan ramah sering mengadakan upacara untuk menyambut para tamu seperti persembahan ayam putih, beras, telur serta tuak yang difermentasikan dan disimpan dalam bambu.
 
{| class="wikitable" style="font-size:90%;width:90%;border:0px;text-align:center;line-height:120%;"
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" | Tahun
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | 1971
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | 1980
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | 1990
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | 1995
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | 2000
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | 2010
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | 2020
|- Align="center"
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" | Jumlah penduduk
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 913.662
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 1.289.635
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 1.711.327
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 1.938.071
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 2.218.435
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 2.635.009
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 2.985.734
|-
| colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>Sejarah kependudukan Sulawesi Tengah<br />'''Sumber:'''<ref name="SULTENG"/><ref name="BPS">{{cite web |title=Badan Pusat Statistik |url=http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=1 |edition= |year= |publisher=BPS |accessdate=17 Oktober 2014 |archive-date=2013-07-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130701144756/http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=1 |dead-url=yes }}</ref>
|}
 
=== Suku bangsa ===
[[Berkas:Lake Poso Festival.png|jmpl|ka|220px|Pakain tradisional orang [[Suku Pamona|Pamona]] di [[Kabupaten Poso]].]]
 
Penduduk asli Sulawesi Tengah terdiri atas berbagai kelompok etnis atau suku, yaitu suku [[Suku Kaili|Kaili]] bermukim di kabupaten Donggala, Parigi Moutong, Sigi dan kota Palu. Kemudian suku [[Suku Kulawi|Kulawi]] bermukim di [[kabupaten Sigi]]. Suku [[Suku Lore|Lore]], [[Suku Pamona|Pamona]] dan [[Suku Poso Pesisir|Poso Pesisir]] bermukim di [[Kabupaten Poso]]. Kemudian, suku [[Suku Mori|Mori]] bermukin di [[kabupaten Morowali Utara]], dan suku [[Suku Bungku|Bungku]] bermukim di [[kabupaten Morowali]]. Suku [[Suku Saluan|Saluan]] atau Loinang, Balantak, [[Suku Mamasa|Mamasa]], dan suku [[Suku Taa|Taa]] berbukim di [[kabupaten Banggai]].
 
Beberapa suku yang bermukim di [[Kabupaten Tolitoli]] seperti suku [[Suku Tolitoli|Tolitoli]], [[Suku Dondo|Dondo]] berdiam di Dondo, dan suku Pendau. Suku [[Suku Bare'e|Bare'e]] tersebar bermukin di [[Kabupaten Parigi Moutong]], [[Kabupaten Poso|Poso]], dan [[Kabupaten Tojo Una-Una|Tojo Una-Una]]. Sementara suku [[Suku Banggai|Banggai]] bermukim di [[Kabupaten Banggai Kepulauan]], suku [[Suku Buol|Buol]] mendiami [[kabupaten Buol]], suku [[Suku Tomini|Tomini]] mendiami [[kabupaten Parigi Moutong]], dan [[Suku Dampelas|Dampelas]] berdiam di [[kabupaten Donggala]].
 
Di samping 20 kelompok etnis diatas, ada beberapa suku hidup di daerah pegunungan seperti suku Moronene di Morowali, [[suku Sea-sea]] dan [[suku Taa]] di [[Ampana Kota, Tojo Una-Una|Ampana]] dan [[Kabupaten Banggai|Banggai]], dan suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah memiliki sekitar 22 bahasa yang saling berbeda antara suku yang satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan [[bahasa Indonesia]] sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar sehari-hari.
 
Berdasarkan [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]] dengan jumlah penduduk 2.623.679 jiwa, suku bangsa di provinsi Sulawesi Tengah termasuk beragam. Suku mayoritas adalah suku asli setempat termasuk suku [[Suku Kaili|Kaili]], [[Suku Kulawi|Kulawi]], [[Suku Lore|Lore]], [[Suku Pamona|Pamona]], [[Suku Mori|Mori]], [[Suku Bungku|Bungku]], [[Saluan]], dan lainnya, sebanyak 1.630.937 jiwa (62,16%). Suku bangsa terbesar lainnya adalah suku [[Suku Bugis|Bugis]] sebanyak 409.709 jiwa (15,62%), kemudian suku [[Suku Jawa|Jawa]] 221.001 jiwa (8,42%), [[Suku Bali|Bali]] 115.812 (4,41%) dan [[Suku Gorontalo|Gorontalo]] 105.151 jiwa (4,01%).<ref name="SUKU"/>
 
Suku bangsa lainnya adalah [[Suku Minahasa|Minahasa]] 30.572 jiwa (1,17%), [[Suku Sasak|Sasak]] 20.436 jiwa (0,78%), [[Suku Makassar|Makassar]] 18.899 jiwa (0,72%), [[Suku Sunda|Sunda]] 15.160 jiwa (0,58%), [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] sebanyak 12.520 jiwa (0,48%), suku asal [[Nusa Tenggara Timur]] sebanyak 7.806 jiwa (0,30%). Sementara suku terbanyak asal pulau Sumatra adalah suku [[Suku Batak|Batak]] sebanyak 3.228 jiwa (0,12%%) dan [[Suku Minangkabau|Minangkabau]] 1.782 jiwa (0,07%), dan suku lainnya 1,16%.<ref name="SUKU">{{Cite web|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010|website=demografi.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|year=2010|format=PDF|accessdate=18 Oktober 2021|pages=23, 36-41|archive-date=2017-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|dead-url=yes}}</ref> Suku pendatang yang mendiami wilayah Sulawesi Tengah sudah membaur sejak awal abad ke 19.
 
Berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Sulawesi Tengah:<ref name="SUKU"/>
[[Berkas:Baju adat suku Kaili Tado.jpg|jmpl|200px|ka|Baju adat suku [[Suku Kaili|Kaili]] Tado]]
 
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
! style="background:#E0F0FF;" |No
! style="background:#E0F0FF;" |Suku
! style="background:#E0F0FF;" |Jumlah [[2010]]
! style="background:#E0F0FF;" |%
|-
| 1
| Asal Sulawesi Tengah
! style="text-align: right;" | 1.630.937
! style="text-align: right;" | 62,12%
|-
| 2
| [[Suku Bugis|Bugis]]
| style="text-align: right;" | 409.709
| style="text-align: right;" | 15,62%
|-
| 3
| [[Suku Jawa|Jawa]]
| style="text-align: right;" | 221.001
| style="text-align: right;" | 8,42%
|-
| 4
| [[Suku Bali|Bali]]
| style="text-align: right;" | 115.812
| style="text-align: right;" | 4,41%
|-
| 5
| [[Suku Gorontalo|Gorontalo]]
| style="text-align: right;" | 105.151
| style="text-align: right;" | 4,01%
|-
| 6
| [[Suku Minahasa|Minahasa]]
| style="text-align: right;" | 30.572
| style="text-align: right;" | 1,17%
|-
| 7
| [[Suku Sasak|Sasak]]
| style="text-align: right;" | 20.436
| style="text-align: right;" | 0,78%
|-
| 8
| [[Suku Makassar|Makassar]]
| style="text-align: right;" | 18.899
| style="text-align: right;" | 0,72%
|-
| 9
| [[Suku Sunda|Sunda]]
| style="text-align: right;" | 15.160
| style="text-align: right;" | 0,58%
|-
| 10
| [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
| style="text-align: right;" | 12.520
| style="text-align: right;" | 0,48%
|-
| 11
| Asal [[Nusa Tenggara Timur|NTT]]
| style="text-align: right;" | 7.806
| style="text-align: right;" | 0,30%
|-
| 12
| [[Suku Batak|Batak]]
| style="text-align: right;" | 3.228
| style="text-align: right;" | 0,12%
|-
| 13
| [[Suku Minangkabau|Minangkabau]]
| style="text-align: right;" | 1.782
| style="text-align: right;" | 0,07%
|-
| 14
| Suku Lainnya
| style="text-align: right;" | 30.666
| style="text-align: right;" | 1,16%
|-
!
! Provinsi Sulawesi Tengah
! style="text-align: right;" | 2.623.679
! style="text-align: right;" | 100%
|-
|}
 
=== Bahasa ===
[[Bahasa resmi]] instansi pemerintahan di Sulawesi Tengah adalah [[bahasa Indonesia]]. Hingga 2019, [[Badan Bahasa]] mencatat ada 21 [[bahasa daerah]] yang dipertuturkan di Sulawesi Tengah.<ref>{{Cite web|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/statistik.php|title=Penyebaran Bahasa di Indonesia|last=|first=|date=|website=Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia|access-date=25 Mei 2020|archive-date=2020-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20200711031543/https://petabahasa.kemdikbud.go.id/statistik.php|dead-url=no}}</ref> Kedua puluh satu bahasa tersebut adalah:
 
# [[Bahasa Bada]], terdiri dari 2 dialek, yaitu dialek Napu dan dialek Bada Tiara. Bahasa Bada dituturkan di [[Kabupaten Poso]] yaitu dialek Napu, sedangkan dialek Bada Tiara dituturkan di [[Kabupaten Parigi Moutong]].
# [[Bahasa Bajo]], dituturkan oleh masyarakat di daerah [[Kabupaten Parigi Moutong]], [[Kabupaten Donggala]], [[Kabupaten Tolitoli]], , Tolitoli Utara, [[Kabupaten Banggai]], [[Kabupaten Morowali]], dan [[Kabupaten Morowali Utara]]. Selain di Sulawesi Tengah, bahasa Bajo juga dipertuturkan di Gorontalo, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
# [[Bahasa Manado]] ''(Melayu Manado)'', dituturkan sebagai [[basantara]] dengan logat khas masing–masing wilayah oleh sebagian penduduk di [[Kabupaten Banggai]], [[Kabupaten Poso]], [[Kabupaten Buol]] dan sebagian wilayah Sulawesi Tengah lainnya.<ref>{{Cite web|url=Bahasa Pasar Pulau Sulawesi|last=|first=|date=|website=Indonesia Timur|access-date=24 Februari 2022}}</ref>
# Dan bahasa lainnya seperti [[Bahasa Balaesang]], [[Bahasa Balantak]], [[Bahasa Banggai]], [[Bahasa Bare'e]], [[Bahasa Besoa]], [[Bahasa Bugis]], [[Bahasa Mori Atas]], [[Bahasa Mori Bawah]],[[Bahasa Bungku]], [[Bahasa Buol]], [[Bahasa Dondo]], [[Bahasa Kaili]], [[Bahasa Lauje Malala]], [[Bahasa Moma]], [[Bahasa Pamona]], [[Bahasa Pipikoro]], [[Bahasa Saluan]], [[Bahasa Sangir]], [[Bahasa Seko]], [[Bahasa Taa]], [[Bahasa Tomini]], dan [[Bahasa Totoli]]
 
=== Agama ===
Penduduk Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat pada [[Badan Pusat Statistik]], sebanyak 77,72% penduduknya Sulawesi Tengah memeluk agama [[Islam]]. Kemudian [[Kekristenan]] sebanyak 17,80%, dimana 16,98% memeluk agama Kristen Protestan, dan 0,82% beragama [[Katolik]]. Kemudian 3,78% memeluk agama [[Hindu]], 0,15% beragama [[Agama Buddha|Buddha]], 0,01% beragama [[Agama Konghucu|Konghucu]] dan Kepercayaan serta lainnya 0,54%.<ref name="AGAMA">{{Cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Provinsi+Sulawesi+Tengah&wid=7200000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Sulawesi Tengah|website=www.sp2010.bps.go.id|access-date=10 September 2021|archive-date=2022-09-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220910154350/https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Provinsi+Sulawesi+Tengah&wid=7200000000&lang=id|dead-url=no}}</ref>
 
Islam disebarkan di Sulawesi Tengah oleh [[Datuk Karama]] dan [[Datuk Mangaji]], ulama dari Sumatera Barat; yang kemudian diteruskan oleh Al Alimul Allamah Al-Habib As Sayyed Idrus bin Salim Al Djufri, seorang guru pada sekolah Alkhairaat dan juga diusulkan sebagai Pahlawan nasional. Salah seorang cucunya yang bernama [[Salim Assegaf Al Jufri]] menduduki jabatan sebagai Menteri Sosial saat ini.
 
Agama Kristen pertama kali disebarkan di kabupaten Poso dan bagian selatan Donggala oleh [[misionaris]] Belanda, A.C Cruyt dan Adrian. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah mayoritas beragama Islam, namun tingkat toleransi beragama sangat tinggi dan semangat gotong-royong yang kuat merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
 
== Seni dan budaya ==
 
=== Kesenian ===
 
Musik dan tarian di Sulawesi Tengah bervariasi antara daerah yang satu dengan lainnya. Musik tradisional memiliki instrumen seperti gong, kakula, lalove, dan jimbe. Alat musik ini lebih berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Di wilayah beretnis Kaili sekitar pantai barat–waino–musik tradisional–ditampilkan ketika ada upacara kematian. Kesenian ini telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. Banyak tarian yang berasal dari kepercayaan keagamaan dan ditampilkan ketika festival.
 
Tari masyarakat yang terkenal adalah Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan kemudian diikuti masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian dero khusus ditampilkan ketika musim panen, upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu. Dero adalah salah satu tarian di mana laki-laki dan perempuan berpegangan tangan dan membentuk lingkaran. Tarian ini bukan warisan leluhur tetapi merupakan kebiasaan selama pendudukan Jepang di Indonesia ketika Perang Dunia II. Tarian in adalah tarian tradisional Sulawesi Tengah.
 
=== Kebudayaan ===
 
Sulawesi Tengah kaya akan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.
 
Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan [[Bualemo]] yang cukup dominan.
 
Ada juga pengaruh dari Sumatera Barat seperti tampak dalam dekorasi upacara perkawinan. Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan.
 
Sementara masyarakat pegunungan memiliki budaya tersendiri yang banyak dipengaruhi suku Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai pakaian penghangat badan. Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding kayu yang beratap ilalang dan hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri.
 
Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba semacam blus yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan pengaruh kerajaan Eropa. Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang melengkapi pakaian adat. Senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah adalah Parang (Guma), Tombak, Sumpit.
 
== Kawasan Lindung ==
=== Kawasan Pelestarian Alam ===
Kawasan pelestarian alam meliputi taman nasional, taman hutan raya (tahura), dan taman wisata alam. Sulawesi Tengah memiliki beberapa kawasan taman nasional, yaitu:
* [[Taman Nasional Lore Lindu]] di [[Kabupaten Poso]] dan [[Kabupaten Sigi]].
* [[Taman Nasional Kepulauan Togean]] di [[Kabupaten Tojo Una-Una]].
 
== Bandara ==
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki beberapa bandar udara (bandara) yang beroperasi untuk penerbangan domestik dan internasional, Adapun daftar bandara yang ada di sulteng adalah sebagai berikut.
{| class="wikitable"
|-
! Nama Bandara / Kode IATA !! Kategori !! Status !! Alamat !! Kabupaten/Kota
|-
| [[Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie]] / PLW || Domestik || Kelas I || Jalan Abdul Rahman Saleh, Kel. Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan || [[Kota Palu]]
|-
| [[Bandar Udara Kasiguncu]] / PSJ || Domestik || Kelas II || Jalan Trans Sulawesi KM 13 Kel.Kasiguncu, Kec. Poso Pesisir || [[Kabupaten Poso]]
|-
| [[Bandar Udara Sultan Bantilan]] / TLI || Domestik || Kelas III || Jalan Bandar Udara No. 13, Kel. Lalos, Kec. Galang || [[Kabupaten Tolitoli]]
|-
| [[Bandar Udara Pogogul]] / UDL || Domestik || Kelas III || Jalan Bandar Udara No. 1, Kel. Mangubi, Kec. Momunu || [[Kabupaten Buol]]
|-
| [[Bandar Udara Tanjung Api]] / VPM || Domestik || Satpel || Jalan Trans Sulawesi, Kel. Labuan, Kec. Ampana Kota || [[Kabupaten Tojo Una-una]]
|-
| [[Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir]] / LUW || Domestik || Kelas II || Jalan Mandapar No. 2 Desa Bubung, Kec. Luwuk Selatan || [[Kabupaten Banggai]]
|-
| [[Bandar Udara Maleo]] || Domestik || Satpel || Kel. Umbele, Kec. Bumi Raya || [[Kabupaten Morowali]]
|}
 
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
 
=== Daftar pustaka ===
;Publikasi primer
{{refbegin}}
* {{cite journal|last={{aut|Coté}}|first=Joost|url=http://journals.cambridge.org/article_S0165115300003983|title=Colonising Central Sulawesi. The 'Ethical Policy' and Imperialist Expansion 1890–1910|journal=Itinerario|volume=20|issue=3|year=1996|pages=87-107|doi=10.1017/S0165115300003983|ref=harv|access-date=2018-03-14|archive-date=2023-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230208131013/https://www.cambridge.org/core/journals/itinerario/article/abs/colonising-central-sulawesi-the-ethical-policy-and-imperialist-expansion-18901910/4CAC10B3EE8F21F11B52FAC248CF1D14|dead-url=no|issn = 0165-1153}} {{Closed access}}
* {{cite journal|last={{aut|Coté}}|first=Joost|authorlink=|url=http://journals.cambridge.org/article_S0165115310000653|title=Missionary Albert Kruyt and Colonial Modernity in the Dutch East Indies|journal=Itinerario|volume=34|issue=3|year=2010|pages=11-24|doi=10.1017/S0165115310000653|ref=harv|access-date=2018-03-14|archive-date=2023-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230208131013/https://www.cambridge.org/core/journals/itinerario/article/abs/missionary-albert-kruyt-and-colonial-modernity-in-the-dutch-east-indies1/12889DA9F437BA92EC7E16AEFA0A8B66|dead-url=no}} {{Closed access}}
* {{cite journal|last={{aut|Coté}}|first=Joost|url=http://www.bmgn-lchr.nl/articles/abstract/10.18352/bmgn-lchr.7308/|title=Creating Central Sulawesi: Mission Intervention, Colonialism and 'Multiculturality'|journal=BMGN - Low Countries Historical Review|year=2011|volume=126|issue=2|pp=2–29|doi=10.18352/bmgn-lchr.7308|ref=harv|access-date=2018-03-08|archive-date=2018-02-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20180222225955/https://www.bmgn-lchr.nl/articles/abstract/10.18352/bmgn-lchr.7308/|dead-url=no}} {{Open access}}
* {{cite book|last={{aut|Kaudern}}|first=Walter|authorlink=Walter Kaudern|url=http://books.google.com/books?id=DM2AAAAAMAAJ|title=Structures and settlements in Central Celebes|series=Ethnographical studies in Celebes (1)|year=1925a|location=[[Göteborg]]|publisher=[[Martinus Nijhoff Publishers|Martinus Nijhoff]]|ref=harv}}
* {{cite book|last={{aut|Kaudern}}|first=Walter|authorlink=Walter Kaudern|url=http://books.google.com/books?id=oS0qMQAACAAJ|title=Migrations of the Toradja in Central Celebes|series=Ethnographical studies in Celebes (2)|year=1925b|location=[[Den Haag]]|publisher=Elanders Boktryckeri Aktiebolag|ref=harv}}
* {{cite book|last={{aut|Kaudern}}|first=Walter|authorlink=Walter Kaudern|url=http://books.google.com/books?id=-iyUjwEACAAJ|title=Musical Instruments in Celebes|series=Ethnographical studies in Celebes (3)|year=1927|location=[[Göteborg]]|publisher=Elanders Boktryckeri Aktiebolag|ref=harv}}
* {{cite book|last={{aut|Kaudern}}|first=Walter|authorlink=Walter Kaudern|url=http://books.google.com/books?id=9zcaQwAACAAJ|title=Games and Dances in Celebes|series=Ethnographical studies in Celebes (4)|year=1929|location=[[Göteborg]]|publisher=Elanders Boktryckeri|ref=harv}}
* {{cite book|last={{aut|Kaudern}}|first=Walter|authorlink=Walter Kaudern|url=http://books.google.com/books?id=DM2AAAAAMAAJ|title=Megalithic Finds in Central Celebes|series=Ethnographical studies in Celebes (5)|year=1938|location=[[Göteborg]]|publisher=Elanders Boktryckeri Aktiebolag|ref=harv|access-date=2018-03-17|archive-date=2023-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230208132617/https://books.google.com/books?id=DM2AAAAAMAAJ&hl=en|dead-url=no}}
* {{cite journal|last={{aut|Sadi}}|last2={{aut|Agustino}}|first=Haliadi|first2=Leo|url=http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/article/view/11843|title=Pemikiran Politik Lokal dalam Sejarah Pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah|journal=COSMOGOV: Jurnal Ilmu Pemerintahan|year=2015|volume=1|issue=2|publisher=[[Universitas Andalas]]|pp=354-376|doi=10.24198/cosmogov.v1i2.11843|ref=harv|access-date=2018-03-08|archive-date=2018-03-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20180308231812/http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/article/view/11843|dead-url=no}} {{Free access}}
{{refend}}
 
=== Sumber ===
==== Buku ====
{{refbegin}}
* {{cite book|last={{aut|Atkinson}}|first=Jane Monnig|editor-last={{aut|Rosaldo}}|editor-first=Renato|url=http://books.google.co.id/books?id=A6YwDwAAQBAJ|title=Cultural Citizenship in Island Southeast Asia: Nation and Belonging in the Hinterlands|chapter-url=http://books.google.co.id/books?id=A6YwDwAAQBAJ&pg=134|chapter=Who Appears in the Family Album?: Writing the History of Indonesia's Revolutionary Struggle|year=1998|publisher=[[University of California Press]]|isbn=9780520227484|pp=134-161|access-date=2018-04-12|archive-date=2023-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230208132621/https://books.google.co.id/books?id=A6YwDwAAQBAJ&hl=id|dead-url=no}}
* {{cite book|last={{aut|Henley}}|first=David|authorlink=David Henley (peneliti)|url=http://books.google.com/books?id=iqfjTFW8sRIC|title=Fertility, Food and Fever: Population, Economy and Environment in North and Central Sulawesi, 1600-1930|series=Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (201)|year=2005|publisher=KITLV Press|location=[[Leiden]]|isbn=978-9-06-718209-6|lccn=2006402352|ref=harv}}{{Pranala mati|date=Maret 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite book|last={{aut|Hulstijn}}|first=Pieter van|url=http://books.google.com/books?id=dVAQAQAAIAAJ|title=Van Heutsz en de buitengewesten|year=1926|location=[[Den Haag]]|publisher=Luctor et Emergo|oclc=295723|ref=harv|access-date=2018-03-26|archive-date=2023-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230208132621/https://books.google.com/books?id=dVAQAQAAIAAJ&hl=en|dead-url=no}}
* {{cite book|last={{aut|Noort}}|first=Gerrit|authorlink=Gerrit Noort|url=http://dspace.library.uu.nl/bitstream/1874/13446/7/index.htm|title=De weg van magie tot geloof: Leven en werk van Albert C. Kruyt (1869-1949), zendeling-leraar in Midden-Celebes, Indonesië|year=2006|location=[[Utrecht]]|publisher=[[Universitas Utrecht]]|isbn=978-9-02-392155-4|ref=harv|access-date=2018-03-14|archive-date=2023-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230208132625/https://dspace.library.uu.nl/bitstream/handle/1874/13446/index.htm;jsessionid=A11F51965B6E84E14FD3FEDAFFAD624E?sequence=7|dead-url=no}} {{Free access}}
{{refend}}
 
==== Laporan ====
{{refbegin}}
* {{cite web|last={{aut|Gobée}}|first=Emile|translator-last={{aut|Coté}}|translator-first=Joost|author-link=Emile Gobée|url=http://search.informit.com.au/documentSummary;dn=005790149485186;res=IELHSS|title=Colonising Poso: The Diary of Controleur Emile Gobee, June 1909 - May 1910|year=2007|series=Working Papers|issue=128|publisher=[[Universitas Monash|Monash University Press]]|isbn=9781876924577|url-access=subscription|ref=harv|access-date=2018-04-17|archive-date=2020-06-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20200615034122/https://search.informit.com.au/documentSummary;dn=005790149485186;res=IELHSS|dead-url=no}}
{{refend}}
 
==== Situs web ====
{{refbegin}}
* {{cite web|last={{aut|Blessing}}|first=Maurice|url=http://www.historischnieuwsblad.nl/nl/artikel/6997/zending-in-dienst-van-de-koloniale-overheid.html|title=Zending in dienst van de koloniale overheid|year=2007|edition=10|language=nl|archive-url=https://web.archive.org/web/20180311202603/https://www.historischnieuwsblad.nl/nl/artikel/6997/zending-in-dienst-van-de-koloniale-overheid.html|archive-date=2018-03-11|website=Historisch Nieuwsblad|date=Oktober 2007|access-date=11 Maret 2018|dead-url=no|ref=harv}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
{{Commonscat|Central Sulawesi|Sulawesi Tengah}}
* [http://sulteng.go.id/ Situs resmi pemerintah provinsi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150119033816/http://sulteng.go.id/ |date=2015-01-19 }}
* [http://sulteng.bps.go.id/ Badan Pusat Statistik: Sulawesi Tengah]
* {{BI|Sultengah}}
 
{{Sulawesi Tengah}}
{{Provinsi Indonesia}}
{{coor title dm|0|58|S|121|44|E|region:ID_type:adm1st_scale:2000000|display=title}}
 
{{Authority control}}
[[Kategori:Sulawesi Tengah| ]]
[[Kategori:Provinsi Indonesia]]
 
[[Kategori:Sulawesi Tengah| ]]
[[ar:سولاوسي وسطى]]
[[Kategori:Provinsi di Indonesia]]
[[de:Sulawesi Tengah]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1964]]
[[en:Central Sulawesi]]
[[fi:Keski-Sulawesi]]
[[nl:Centraal-Celebes]]
[[pl:Środkowy Celebes]]
[[sv:Sulawesi Tengah]]