Rasionalisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gkgj Tag: Menghilangkan referensi VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
||
(11 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Rasionalisme''' atau '''gerakan rasionalis''' adalah aliran [[filsafat]] yang menyatakan bahwa [[kebenaran]] dapat diperoleh hanya melalui hasil [[pembuktian]], [[logika]] dan analisis terhadap [[fakta]].<ref>{{Cite book|last=Kristiawan|first=Muhammad|date=2016|url=https://www.academia.edu/28934519/Filsafat_Pendidikan|title=Filsafat Pendidikan: The Choice Is Yours|location=Sleman|publisher=Penerbit Valia Pustaka Jogjakarta|isbn=978-602-71540-8-7|pages=241|url-status=live}}</ref> Segala sumber [[pengetahuan]] dalam rasionalisme berasal dari [[akal]] [[pikiran]] atau harus bersifat [[rasional]] [[realistis]].<ref>{{Cite book|last=Wahana|first=Paulus|date=2016|url=https://repository.usd.ac.id/7333/1/3.%20Filsafat%20Ilmu%20Pengetahuan%20%20(B-3).pdf|title=FIlsafat Ilmu Pengetahuan|location=Yogyakarta|publisher=Pustaka Diamond|isbn=978-979-1953-917|pages=31|url-status=live}}</ref> Tanpa adanya rasio, manusia tidak akan dapat memperoleh pengetahuan.<ref>{{Cite book|last=Suaedi|first=|date=2016|url=https://uncp.ac.id/content/uploads/files/buku-rektor/Binder-Filsafat-Ilmu.pdf|title=Pengantar Filsafat Ilmu|location=Bogor|publisher=IPB Press|isbn=978-979-493-888-1|pages=7|url-status=live}}</ref> Dengan demikian, fungsi pancaindra manusia di dalam aliran filsafat rasionalisme adalah mendukung akal dalam memperoleh pengetahuan.<ref>{{Cite book|last=Asmadi|first=Ns.|date=2008|url=https://www.google.co.id/books/edition/Konsep_Dasar_Keperawatan/O3y5bNnwND0C?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA88&printsec=frontcover|title=Konsep Dasar Keperawatan|location=Jakarta|publisher=EGC|isbn=978-979-448-914-7|editor-last=Mardella|editor-first=Ns. Eka Anisa|pages=88|url-status=live}}</ref> Rasionalisme berkembang di [[dunia Barat]], [[dunia Islam]], dan [[ateisme]]. Aliran yang berkembang pada rasionalisme meliputi rasionalisme radikal, rasionalisme kritis dan rasionalisme moderat.<ref>{{Cite book|last=Yusufian|first=Hasan|date=2014|url=https://www.google.co.id/books/edition/Kalam_Jadid/uWlyDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA256&printsec=frontcover|title=Kalam Jadid: Pendekatan Baru dalam Isu-Isu Agama|location=Jakarta Selatan|publisher=Sadra Press|isbn=978-602-9261-47-9|pages=256|url-status=live}}</ref> Pemikir utama yang mengembangkan rasionalisme antara lain [[René Descartes]] (1596–1650), [[Baruch de Spinoza]] (1632−1677), dan [[Gottfried Leibniz]] (1646−1716).<ref>{{Cite book|last=Suaedi|date=2016|url=https://www.researchgate.net/profile/Suaedi-Fachruddin/publication/298787398_Pengantar_Filsafat_Ilmu/links/56eb5d8908ae9dcdd82aae95/Pengantar-Filsafat-Ilmu.pdf|title=Pengantar Filsafat Ilmu|location=Bogor|publisher=PT Penerbit IPB Press|isbn=978-979-493-888-1|editor-last=Januarini|editor-first=Nia|pages=97|url-status=live}}</ref> Sementara itu, ada pula pemikir yang mengembangankan rasionalisme dengan menggabungkannya dengan aliran filsafat lain. Salah satunya ialah [[Georg Wilhelm Friedrich Hegel]] (1770–1831) yang menggabungkan rasionalisme dengan romantisisme.<ref>{{Cite book|last=Turnbull|first=Neil|date=2005|url=https://www.google.co.id/books/edition/Bengkel_Ilmu_Filsafat/poDnAf4PJx4C?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA125&printsec=frontcover|title=Bengkel Ilmu FIlsafat|location=Jakarta|publisher=Penerbit Erlangga|editor-last=Purba|editor-first=Daniel P.|pages=128-129|translator-last=Alfatih Geusan|translator-first=Pananjung A.|url-status=live}}</ref>
== Terminologi ==
Istilah "rasionalisme" merupakan turunan kata ber[[bahasa Latin]] yaitu ''ratio'' yang berarti akal.<ref>{{Cite book|last=Wahid|first=Masykur|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Filsafat_Umum_Dari_Filsafat_Yunani_Kuno/SdQ7EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA87&printsec=frontcover|title=Filsafat Umum: Dari Filsafat Yunani Kuno ke Filsafat Modern|location=Serang|publisher=Penerbit A-Empat|isbn=978-623-6289-136|pages=85|url-status=live}}</ref> Dalam artian ini, rasionalisme berarti cara berpikir yang mengutamakan pemakaian akal manusia. Akal dijadikan sebagai alat yang mutlak digunakan dalam mengetahui segala sesuatu. Dalam [[terminologi]] rasionalisme, segala sesuatu yang tidak rasional harus ditiadakan dari pengetahuan.
== Sejarah ==
Baris 11:
=== Abad ke-15 ===
Kebangkitan rasionalisme dimulai pada abad ke-15. Pada masa ini, wibawa tradisional Gereja Katolik mengalami penurunan akibat berlangsungnya pertempuran-pertempuran kecil dan pemberontakan-pemberontakan yang tidak sampai menimbulkan [[revolusi]]. Kerasionalitasan [[Iman dalam Kekristenan|iman]] yang dipertahankan oleh Gereja Katolik telah memunculkan pemikiran-pemikiran rasionalisme. Para pemikir rasionalisme ini muncul dari kalangan pemuka gereja. Tokoh pertama yang memulainya bernama [[Lorenzo Valla]] yang menjabat sebagai sekretari raja dari [[Kerajaan Napoli]] di [[Italia]]. Ia menulis sebuah buku berjudul ''De Falso Credita et Ementita Constantini Donatione'' yang diterbitkan pada tahun 1440. Dalam bukunya ini, ia mengungkapkan
== Karakteristik ==
Baris 25:
=== Pilihan rasional ===
Pilihan rasional merupakan salah satu teori rasionalisme yang menggunakan [[metode ilmiah]] dengan pendekatan [[positivisme]]. Pendekatan ini merupakan salah penyumbang dalam produksi pengetahuan. Pilihan rasional dibangun menggunakan [[metode deduksi]]. Sifatnya berbeda dengan positivisme klasik yang menggunakan metode induksi. Kebenaran dan hukum universal yang dihasilkan oleh pilihan rasional tetap memanfaatkan kegiatan pengamatan dan pengukuran. Sementara itu, suatu pernyataan dibuktikan kesalahannya menggunakan pengujian hipotesis terhadap teori yang dikemukakan lebih awal.<ref>{{Cite book|last=Bakry|first=Umar Suryadi|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Dasar_Dasar_Hubungan_Internasional_Edisi/-BVNDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA264&printsec=frontcover|title=Dasar-Dasar Hubungan Internasional|location=Jakarta|publisher=Kencana|isbn=978-602-422-214-7|pages=264|url-status=live}}</ref>
== Mazhab pemikiran ==
Baris 42:
=== René Descartes ===
[[Berkas:Frans_Hals_-_Portret_van_René_Descartes.jpg|jmpl|[[René Descartes]], filsuf [[Prancis]] yang merintis rasionalisme modern di [[dunia Barat]].]]
René Descartes (1596–1650) merupakan filsuf Prancis yang awalnya belajar di kolase rohaniawan [[Yesuit]]. Pada awalnya, pandangannya dipengaruhi oleh para tokoh gereja, tokoh agama dan filsuf. Tetapi ia kemudian mulai meragukan segala pemikiran yang diketahuinya. Ia kemudian mengemukakan bahwa manusia ada karena manusia berpikir. Gagasan inilah yang kemudian melandasi rasionalisme modern.<ref>{{Cite book|last=Waston|date=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=ihYjEAAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false|title=Filsafat Ilmu dan Logika|location=Surakarta|publisher=Penerbit Muhammadiyah University Press|isbn=978-602-361-236-9|pages=111-112|url-status=live}}</ref> Metode pencarian kebenaran oleh Descartes menggunakan perenungan yang menghilangkan semua keraguan dengan [[pembuktian melalui deduksi]].<ref>{{Cite book|last=Mursid|first=Mansur Chadi|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Filsafat_Iman_dan_Filsafat_Ilmu_Manajeme/BbPvDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA211&printsec=frontcover|title=Filsafat Iman dan Filsafat Ilmu Manajemen|location=Magelang|publisher=Penerbit Pustaka Rumah C1nta|isbn=978-623-7961-06-2|pages=211|url-status=live}}</ref> Descartes mencari kebenaran mutlak dengan menolak segala jenis keraguan dalam suatu hal dan menerima segala hal yang tidak memiliki keraguan.<ref>{{Cite book|last=Suriasumantri|first=Jujun S.|date=2001|url=https://www.google.co.id/books/edition/Ilmu_dalam_perspektif/Jq_kZ68TuFAC?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA99&printsec=frontcover|title=Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakekat Ilmu|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=979-461-281-2|pages=100|url-status=live}}</ref>
Descartes mengemukakan pemikiran-pemikiran rasionalismenya ke dalam karya tulis ilmiah. Ia menerbitka buku buatannya pada tahun 1637 yang berjudul ''Discourse de la Methode'' ([[Discourse on the Method|Diskursus tentang Metode]]). Buku ini meyakinkan para pembacanya tentang kenicayaan adanya akal pikiran menggunakan [[skeptisisme]] untuk menemukan kebenaran.<ref>{{Cite book|last=Husodo|first=Purwo|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/SEJARAH_PEMIKIRAN_BARAT/os47EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA78&printsec=frontcover|title=Sejarah Pemikiran Barat|location=Yogyakarta|publisher=AG Publishing|isbn=978-602-396-166-5|pages=80|url-status=live}}</ref> Pemikiran-pemikiran rasionalisme Descartes banyak digunakan pada [[filsafat hukum]] abad ke-19 Masehi.<ref>{{Cite book|last=Rahardjo|first=Satjipto|date=2010|url=https://www.google.co.id/books/edition/Penegakan_hukum_progresif/f7EqH7E4x4IC?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA46&printsec=frontcover|title=Penegakan Hukum Progresif|location=Jakarta|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-515-4|pages=46|url-status=live}}</ref> Filsafat hukum memanfaatkan rasionalisme Descartes yang mendukung pembenaran dengan [[bukti empiris]]. Rasionalisme Descartes ini khususnya digunakan pada hukum legal dengan pendekatan [[positivisme]] dan [[realisme]].<ref>{{Cite book|last=Samekto|first=FX. Adji|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pergeseran_Pemikiran_Hukum_dari_Era_Yuna/bCHyDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA27&printsec=frontcover|title=Pergeseran Pemikiran Hukum dari Era Yunani Menuju Post-Modernisme|publisher=Penerbit PT Citra Aditya Bakti|isbn=978-979-491-181-5|pages=27|url-status=live}}</ref>
=== Baruch de Spinoza ===
Rasionalisme yang dikembangkan oleh Baruch de Spinoza memiliki kemiripan dengan sistem alat ukur. Ia berpandangan bahwa
=== Gottfried Leibniz ===
Baris 60:
=== Modernisme ===
Rasionalisme dunia Barat berkembang pada abad ke-18 Masehi dan merupakan salah satu aliran filsafat yang memunculkan [[modernisme]].<ref>{{Cite book|last=Suharto|first=Toto|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_Berbasis_Masyarakat_Relasi_Ne/KKpoDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA14&printsec=frontcover|title=Pendidikan Berbasis Masyarakat: Relasi Negara dan Masyarakat dalam Pendidikan|location=Bandul|publisher=LKiS|isbn=978-602-74505-9-2|pages=14-15|url-status=live}}</ref> Lingkup modernisme mencakup segala segi kehidupan dan [[tindakan sosial]] manusia. Dalam modernisme, akal pikiran menjadi landasan pemikiran yang mandiri dan berpisah dari pemikiran [[metafisika]] dan [[transenden]]. Modernisme ini merupakan akibat dari penyelesaian pengalaman yang bersifat partikuler. Rasionalisme pada modernisme berpandangan bahwa akan dapat menghasilkan kebenaran mutlak yang dapat berlaku secara universal tanpa terikat oleh keberadaan waktu.<ref>{{Cite book|last=Usuluddin|first=Win|date=2013|url=http://digilib.iain-jember.ac.id/296/2/Serpihan-serpihan%20filsafat.pdf|title=Serpihan-Serpihan FIlsafat|location=Jember|publisher=STAIN Jember Press|isbn=978-602-8716-66-6|pages=217|url-status=live|access-date=2021-12-01|archive-date=2021-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211201013219/http://digilib.iain-jember.ac.id/296/2/Serpihan-serpihan%20filsafat.pdf|dead-url=yes}}</ref>
=== Ateisme ===
Pada abad ke-18, pemikiran rasionalisme yang dikembangkan oleh Pierre Bayle dan diteruskan oleh Denis Diderot dan Voltaire memiliki sifat [[destruktif]]. Para pemikir ini berpendapat bahwa
== Pandangan dunia Islam ==
Baris 76:
=== Sumber pengetahuan ===
Rasionalisme merupakan salah satu sumber pengetahuan. Kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan rasionalisme adalah melalui pembelajaran dan pengkajian [[Karya Tulis Ilmiah|karya tulis ilmiah]] melalui lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai sumber pengetahuan, rasionalisme tetap memerlukan pancaindra meskipun hanya sebagai perantara antara akal dan kebenaran pengetahuan.<ref>{{Cite book|last=Noer, Z., dan Dayana, I.|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Sains_Dasar/Ov1LEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA73&printsec=frontcover|title=Buku Sains Dasar|publisher=Guepedia|isbn=978-623-5525-21-1|pages=69|url-status=live}}</ref>
=== Pendukung globalisasi ===
Rasionalisme menjadi salah satu penyebab terjadinya [[globalisasi]]. Globalisasi yang dibentuk oleh rasionalisme diawali oleh kerangka pikir yang dominan mengenai rasionalisme. Fungsi rasionalisme yang mempercepat globalisasi meliputi fungsi sekularisasi, antroposentrisme, penelitian ilmiah dan alat pemecahan masalah. Fungsi sekularasi dari rasionalisme berupa pemahaman bahwa realitas dunia hanya yang dapat terlihat secara fisik, bukan yang bersifat transenden maupun teologi. Fungsi antroposentrisme berarti bahwa rasionalisme membentuk realitas dunia untuk digunakan kepentingan dan kegiatan manusia, serta tidak terlalu memperdulikan kondisi lingkungan. Fungsi penelitian ilmiah dari rasionalisme berarti tiap pemikiran yang dikemukakan harus merupakan fenomena yang kebenarannya telah terbukti melalui penelitian yang bersifat objektif. Sementara fungsi rasionalisme sebagai alat berarti setiap permasalahan dapat diselesaikan secara rasional.<ref>{{Cite book|last=Rivai, V., dan Usman, A. N.|date=2012|url=https://www.google.co.id/books/edition/Islamic_Economics_and_Finance/K0hODwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA131&printsec=frontcover|title=Islam Economic and Finance: Ekonomi dan Keuangan Islam Bukan Alternatif, tetapi Solusi|location=Jakarta|publisher=Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-8003-6|pages=131|url-status=live}}</ref>
=== Literasi media ===
Baris 85:
== Keterbatasan ==
Rasionalisme memiliki keterbatasan dalam membentuk suatu pengetahuan. Prinsip [[keindahan]], kebenaran dan [[keadilan]] yang menjadi landasan rasionalisme memiliki sifat mutlak bagi setiap individu manusia, tetapi memiliki tingkat penilaian yang berbeda-beda oleh individu. Kebenaran dari suatu pengetahuan hanya dapat dibenarkan oleh suatu individu karena tidak adanya pertimbangan akan pengalaman. Pada keadaan ini, kebenaran yang diyakini oleh masing-masing individu dapat ditolak oleh individu yang lainnya. Kebenaran terhadap suatu ide juga dapat berubah seiring dengan perubahan waktu.<ref>{{Cite book|last=Kriyantono|first=Rachmat|date=2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Lengkap_Ilmu_Komunikasi_Filsaf/ofCNDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA45&printsec=frontcover|title=Pengantar Lengkap Ilmu Komunikasi: Filsafat dan Etika Ilmunya Serta Perspektif Islam|location=Jakarta|publisher=Prenadamedia Group|isbn=978-602-422-262-8|pages=46-47|url-status=live}}</ref>
== Pengembangan ideologi ==
Baris 95:
=== Fideisme ===
[[Fideisme]] merupakan aliran pemikiran yang meyakini bahwa pemahaman sejati tentang Tuhan tidak dapat dicapai sepenuhnya oleh akal. Rasionalisme memberikan pertentangan yang berlebihan terhadap fideisme. Pada rasionalisme, alat yang digunakan untuk memahami teologi dan spiritual hanya akal saja. Para rasionalis menempatkan akal sebagai sumber pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan iman dan wahyu. Dalam rasionalisme, segala keraguan yang timbul akibat sifat adikodrati dan misteri keimanan dihilangkan termasuk kekuasaan Tuhan dalam pewahyuan.<ref>{{Cite book|last=Riyanto|first=Armada|date=2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Berteologi_Baru_untuk_Indonesia/GYT6DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=rasionalisme&pg=PA39&printsec=frontcover|title=Berteologi Baru untuk Indonesia|location=Sleman|publisher=Penerbit PT Kanisius|isbn=978-979-21-6315-5|pages=39|url-status=live}}</ref>
=== Empirisme ===
|