Mahmud Muhammad Taha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
GuerraSucia (bicara | kontrib) |
Syahramadan (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
'''Mahmud Muhammad Taha''' (1909 - 18 Januari 1985; {{lang-ar|محمود محمد طه}}) juga dikenal dengan sebutan '''Ustad Mahmud Muhammad Taha''', adalah seorang [[ustad]] [[Sufi]] dan [[insinyur]] asal [[Sudan]]. Pemikirannya yang paling dikenal adalah "Pesan Kedua Islam", yang mendalilkan bahwa ayat-ayat [[Al-Qur'an]] yang diturunkan di [[Madinah]] (Surah [[Madaniyah]]) hanya sesuai untuk zamannya saja, sementara ayat-ayat yang diturunkan di [[Mekkah]] (Surah [[Makiyah]]) bersifat [[universal]], mewakili agama yang ideal, dan akan dihidupkan kembali ketika umat manusia telah mencapai tahap perkembangan yang mampu menerima mereka, dan akan mengantarkan Islam yang diperbaharui berdasarkan kebebasan dan kesetaraan.<ref name=Packer-NYer>{{cite journal|last1=Packer|first1=George|title=The Moderate Martyr|journal=The New Yorker|date=11 September 2006|url=http://www.newyorker.com/magazine/2006/09/11/the-moderate-martyr|accessdate=29 April 2015|archive-date=2019-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20190115045158/https://www.newyorker.com/magazine/2006/09/11/the-moderate-martyr|dead-url=no}}</ref> Ia
| name = Mahmud Muhammad Taha▼
▲| image = [[Berkas:Mahmoud Mohammed Taha.jpg|220px]]
| party = [[Ikhwanul Jumhuriyun]]▼
▲'''Mahmud Muhammad Taha''' (1909 - 18 Januari 1985; {{lang-ar|محمود محمد طه}}) juga dikenal dengan sebutan '''Ustad Mahmud Muhammad Taha''', adalah seorang ustad [[Sufi]] dan insinyur asal [[Sudan]]. Pemikirannya yang paling dikenal adalah "Pesan Kedua Islam", yang mendalilkan bahwa ayat-ayat [[Al-Qur'an]] yang diturunkan di [[Madinah]] (Surah [[Madaniyah]]) hanya sesuai untuk zamannya saja, sementara ayat-ayat yang diturunkan di [[Mekkah]] (Surah [[Makiyah]]) bersifat universal, mewakili agama yang ideal, dan akan dihidupkan kembali ketika umat manusia telah mencapai tahap perkembangan yang mampu menerima mereka, dan akan mengantarkan Islam yang diperbaharui berdasarkan kebebasan dan kesetaraan.<ref name=Packer-NYer>{{cite journal|last1=Packer|first1=George|title=The Moderate Martyr|journal=The New Yorker|date=11 September 2006|url=http://www.newyorker.com/magazine/2006/09/11/the-moderate-martyr|accessdate=29 April 2015|archive-date=2019-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20190115045158/https://www.newyorker.com/magazine/2006/09/11/the-moderate-martyr|dead-url=no}}</ref> Ia dihukum mati pada tahun 1985 (saat ia berusia 76 tahun) oleh rezim [[Gaafar Nimeiry]] setelah dinyatakan [[Kemurtadan menurut Islam|murtad]].<ref>[https://web.archive.org/web/20061003184013/http://www.iheu.org/node/1307 Apostacy|International Humanist and Ethical Union]</ref><ref name=packer>{{cite web |url=http://www.newyorker.com/archive/2006/09/11/060911fa_fact1 |title=The Moderate Martyr: A radically peaceful vision of Islam |first=George |last=Packer |date=11 September 2006 |access-date=2019-09-21 |archive-date=2014-04-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140407015421/http://www.newyorker.com/archive/2006/09/11/060911fa_fact1 |dead-url=no }}</ref>
== Riwayat awal ==
Baris 77 ⟶ 35:
Mahmud dijebloskan ke penjara di Wad Medani.{{sfn|Thomas|2011|pp=79}} Ia sempat membina hubungan dengan dunia luar dan masih meneruskan kegiatannya, tetapi setelah hal ini diketahui oleh aparat, ia dipindahkan ke Penjara Kober di Khartoum.{{sfn|Thomas|2011|pp=80}} Pada masa pemenjaraan ini, Mahmud memutuskan untuk ber[[khalwat]], yaitu kegiatan menyepi dalam tradisi [[Sufi]].{{sfn|An-Na'im|1988|p=10}}{{sfn|Thomas|2011|pp=83}} Setelah keluar dari penjara pada akhir tahun 1948,{{sfn|Thomas|2011|pp=85}} ia terus berkhalwat selama tiga tahun. Saat berkhalwat inilah ia mendapatkan ilham keagamaannya dan mencetuskan gagasan teori evolusi hukum Islam (''tatwir al-tashri al-Islami '').{{sfn|An-Na'im|1988|p=10}}
==
=== Awal kegiatan keagamaan ===
Sekembalinya dari berkhalwat, Mahmud pindah ke Omdurman bersama keluarganya. Pada masa ini, adiknya, Mukhtar, meninggal dunia akibat wabah meningitis seperti halnya ibunda mereka. Mukhtar pernah menikah lima kali, dan masing-masing istri memiliki anak darinya; Mahmud memutuskan untuk menyediakan nafkah untuk mereka, membelikan mereka rumah di Omdurman, dan membiayai pendidikan mereka. Mahmud kembali bekerja di perusahaan Sudan Light and Power Company dan memiliki cukup uang untuk menanggung keluarganya yang besar. Pada awal dasawarsa 1950-an, ia mundur dari pekerjaannya dan menjadi kontraktor di Khartoum.{{sfn|Thomas|2011|pp=92-93}}
Baris 111 ⟶ 69:
Perkara ini melejitkan nama Mahmud. Koran-koran sekuler memuji Mahmud sebagai seorang "pahlawan nasionalis". Jumlah pengikut Mahmud juga meningkat pesat, dan Universitas Khartoum menjadi pusat kegiatan kelompok Jumhuri. Mahmud berhenti dari pekerjaannya sebagai insinyur dan mencurahkan perhatiannya kepada partainya. Sementara itu, putrinya, Asma, telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah dan memulai program studinya di bidang hukum di Universitas Khartoum.{{sfn|Thomas|2011|pp=138}}
Pada Mei 1969, Kolonel [[Jaafar Nimeiri]] melancarkan [[kudeta Sudan 1969|sebuah kudeta]] dan mendirikan sebuah pemerintahan baru. Mamud kemudian membubarkan partainya secara sukarela dan membentuk partai baru yang disebut [[Ikhwanul Jumhuriyun]] (Persaudaraan Republik). Rezim Nimeiri memberangus lawan-lawan politiknya, termasuk kelompok [[Ansar (Sudan)|Ansar]] yang merupakan bagian dari [[Negara Mahdi|gerakan Mahdi]], serta kelompok komunis. Ikhwanul Jumhuriyun tidak mengkritik hal ini meskipun dulu Mahmud pernah bersuara lantang membela hak kelompok komunis pada tahun 1965.{{sfn|Thomas|2011|p=166-167}}
Pada pertengahan tahun 1970-an, semakin banyak wanita yang lulus universitas dan bergabung dengan Ikhwanul Jumhuriyun. Wanita-wanita yang bergabung dengan gerakan ini disebut "Saudari-Saudari Republik". Mereka turut serta dalam perdebatan di jalanan yang diselenggarakan oleh kelompok Jumhuriyun. Walaupun Mahmud menyerukan agar wanita tidak perlu lagi mengenakan jilbab dalam bukunya ''Pesan Kedua Islam'', para Saudari-Saudari Republik masih mengenakan kerudung khas Sudan yang disebut ''tob'' untuk menghormati adat-istiadat setempat.{{sfn|Thomas|2011|p=172}}
<!--
== Falsafah ==
Baris 139 ⟶ 102:
== Karya ==
# ''Qul Hadhihi Sabili'' (1952)
# ''Usus Dastur Al-Sudan'' (1955)
# ''Al-Islam'' (1960)
# ''Risalat Al-Salah'' (1966)
# ''Al-Risala Al-Thania Min Al-Islam'' (1967)
# ''Al-Dastur Al-Islami Na‘m ... Wa La'' (1968)
# ''Al-Islam Bi-Risalatihi Al-Ula La Yuslih Li-Insaniyat Al-Qarn Al-‘ishrin'' (1969)
# ''Baynana Wa Bayn Mahkamat Al-Ridda'' (1969)
# ''As’ila Wa Ajwiba, 1'' (1970)
# ''As’ila Wa Ajwiba, 2'' (1971)
# ''Al-Qur’an Wa Mustafa Mahmud Wal Fahm Al-‘asri'' (1971)
# ''Tatwir Shari‘at Al-Ahwal Al-Shakhsiyya'' (1971)
# ''Al-Thawra Al-Thaqafiya'' (1972)
# ''Ta‘allamu Kayfa Tasallun'' (1972)
# ''Rasa’il Wa Maqalat, 1'' (1973)
# ''Al-Marksiya Fil Mizan'' (1973)
# ''Al-Din Wal-Tanmiya Al-Ijtima‘iya'' (1974)
# ''Al-Ustadh Mahmud Muhammad Taha Yuhaddith Al-Nisa’ Fi Huquqihinn'' (1975)
== Keterangan ==
|