Muhammad Mangundiprojo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibuku (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
cleanup: - fixed infobox
 
(13 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) -->
|honorific-prefix = H.R
|name = Muhammad Mangundiprojo
|image = Muhammad MangundiprojoMuhammadmangundiprojo.png
|imagesize = 200px
|caption =
|office = Residen[[Kodam LampungV/Brawijaya|Panglima Divisi VII/Untung Suropati]]
|order =
|term_start = [[1945]]
|term_end = [[1945]]
|president = [[Soekarno]]
|predecessor = ''Jabatan baru''
|successor = Soediro
|office2 = [[Daftar Bupati Ponorogo|Bupati Ponorogo]]
|order2 =
|term_start2 = [[1951]]
|term_end2 = [[1955]]
|president2 = [[Soekarno]]
|predecessor2 = R. Prajitno
|successor2 = R. Mahmoed
|office3 = Kepala Divisi [[Tentara Keamanan Rakyat]] [[JawaResiden Timur]]Lampung
|order3 =
|term_start3 = [[1945]]
|term_end3 = [[1946]]
|president3 =
|predecessor3 =
|successor3 =
|birth_date = {{birth date|df=yes|1905|1|5}}
|birth_place = {{flagicon|Hindia Belanda}} = [[Sragen]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1988|12|13|1905|1|5|df=yes}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} = [[Bandar Lampung]], [[IndonesiaLampung]], Indonesia
|party =
|spouse =
|children =
|residence =
|alma_mater =
|occupation =
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|religion = [[Islam]]
|nickname =
|allegiance = {{plain list|
*{{flag|Kekaisaran Jepang}} <small>(1944–1945)</small>
*{{flag|Indonesia}} <small>(1945–1951)</small>
}}
|branch = [[Tentara Keamanan Rakyat]]
|restingplace = [[Taman Makam PahlawanTMP BandarTanjung LampungKarang]]
|serviceyears = 1944–1951
|rank = [[Berkas:Pdu_mayjendtni_komando.png|25px]] [[Mayor Jenderal]] [[TNI]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|battles = [[Pertempuran Surabaya]]
|battles_label =
|awards = [[Pahlawan Nasional Indonesia]]
|commands = {{plain list|
*Tentara [[Pembela Tanah Air|PETA]], [[Sidoarjo]]
*Divisi [[TKR]] Jawa Timur
}}
|children = [[Himawan Soetanto|Letjen TNI (Purn.) = [[Himawan Soetanto]]
|relations = [[Soesilo Soedarman|Jenderal TNI (HOR) (Purn.) = {{ubl|[[Soesilo Soedarman]] (menantu), |[[Indroyono Soesilo]] (cucu)}}
|signature_alt =
|signature =
}}
 
'''[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) Raden Muhammad Mangoendiprodjo''' ([[EYD]]: '''Muhammad Mangundiprojo'''; {{lahirmati|[[Sragen]]|5|1|1905|[[Bandar Lampung]]|13|12|1988}}) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan perwira militer [[Indonesia]] yang ikut serta dalam [[Pertempuran Surabaya]] pada tanggal [[10 November]] [[1945]]. Ia diangkat sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh Presiden [[Joko Widodo]] pada tanggal [[7 November]] [[2014]].<ref>[http://news.detik.com/read/2014/11/07/151506/2742093/10/presiden-jokowi-beri-gelar-pahlawan-nasional-untuk-4-orang Artikel:"Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional untuk 4 Orang" di detik.com]</ref>
 
== KehidupanRiwayat awalHidup ==
 
H.R. Muhammad Mangoendiprodjo lahir di [[Sragen]], [[Jawa Tengah]], pada tanggal [[5 Januari]] [[1905]]. Dia adalah cicit dari Setjodiwirjo atau Kiai Ngali Muntoha, salah seorang keturunan [[Kesultanan Demak|Sultan Demak]]. Setjodiwirjo sendiri merupakan teman seperjuangan [[Pangeran Diponegoro]] melawan penjajah [[Belanda]]. Keduanya memperluas pemberontakan melawan penjajah Belanda hingga ke daerah [[Kertosono, Nganjuk|Kertosono]] [[Ngawi]], dan [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]].<ref>{{cite web|url= http://m.liputan6.com/news/read/2130651/mohamad-mangoendiprodjo-pejuang-perang-10-november-di-surabaya|title= Mohamad Mangoendiprodjo, Pejuang Perang 10 November di Surabaya|publisher=liputan6.com|work=|date=|accessdate=9 November 2014}}</ref> Ia merupakan ayah dari mantan [[Pangkostrad]] [[Himawan Soetanto|Letjen TNI (Purn.) Himawan Soetanto]].
=== Kehidupan awal ===
H.R. Muhammad Mangoendiprodjo lahir di [[Sragen]], [[Jawa Tengah]], pada tanggal [[5 Januari]] [[1905]]. Dia adalah cicit dari Setjodiwirjo atau Kiai Ngali Muntoha, salah seorang keturunan [[Kesultanan Demak|Sultan Demak]]. Setjodiwirjo sendiri merupakan teman seperjuangan [[Pangeran Diponegoro]] melawan penjajah [[Belanda]]. Keduanya memperluas pemberontakan melawan penjajah Belanda hingga ke daerah [[Kertosono,Kabupaten NganjukNgawi|KertosonoNgawi]] yakni [[Kecamatan Ngawi]], dan [[BanyuwangiJawa Timur]], yakni [[JawaKertosono, TimurNganjuk|Kertosono]] dan [[Banyuwangi]].<ref>{{citeCite webnews|url= http://mwww.liputan6.com/news/read/2130651/mohamad-mangoendiprodjo-pejuang-perang-10-november-di-surabaya|title= Mohamad Mangoendiprodjo, Pejuang Perang 10 November di Surabaya|publisher=liputan6.com|work=[[Liputan6.com]]|date=|accessdate=9 November 2014|editor-last=Sunariyah|last=Sunariyah|language=id}}</ref> Ia merupakan ayah dari mantan [[Pangkostrad]] [[Himawan Soetanto|Letjen TNI (Purn.) Himawan Soetanto]].
 
Garis hidup sebenarnya memberi kesempatan kepada Muhammad Mangoendiprodjo untuk bisa hidup berkecukupan dengan menjadi [[Binnenlands Bestuur|Pamong Praja]], wakil kepala jaksa, dan kemudian asisten wedana, di [[Jombang]], [[Jawa Timur]], setelah lulus dari [[OSVIA]] pada tahun [[1927]]. Namun setelah [[Pendudukan Jepang di Indonesia|Jepang menduduki Indonesia]], ia memilih untuk menjadi tentara dengan bergabung menjadi anggota [[Pembela Tanah Air]] (PETA) pada tahun [[1944]].
 
=== Karier militer ===
Setelah lulus pendidikan militer di [[Surabaya]], Mangundiprojo ditugaskan sebagai Daidancho atau Komandan Batalyon [[Pembela Tanah Air|PETA]] di [[Sidoarjo]], Jawa Timur. Setelah [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|Proklamasi Kemerdekaan]] tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], semua anggota PETA menjadi pasukan inti [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR) dan kemudian [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR), yang merupakan cikal bakal [[TNI]].
 
Baris 73 ⟶ 76:
Pada hari yang sama, [[29 Oktober]] [[1945]] di sore hari, Muhammad bersama Brigadir [[Mallaby]] berpatroli keliling kota [[Surabaya]] untuk melihat kemajuan gencatan senjata. Rombongan ini berhenti di [[Jembatan Merah]] di depan Gedung Internatio. Di dalam gedung itu, tentara [[Inggris]] dari kesatuan [[Gurkha]] sedang dikepung oleh pemuda-pemuda Indonesia untuk diminta menyerah. Muhammad lantas masuk ke dalam gedung yang dikuasai Inggris untuk melakukan negosiasi. Tanpa disangka, Muhammad malah disandera oleh tentara [[Gurkha]] dan terjadilah tembak-menembak antara tentara [[Inggris]] dan pemuda Surabaya. Mallaby tewas dalam mobilnya yang meledak dan terbakar.
 
Tewasnya Mallaby membuat Inggris marah. Inggris mengultimatum rakyat Surabaya yang mempunyai senjata untuk menyerahkan senjatanya. Ultimatum ini spontan ditolak oleh Muhammad yang kemudian memimpin [[TKR]] dan pemuda Surabaya melakukan [[Pertempuran Surabaya|pertempuran yang berpuncak pada tanggal 10 November 1945]]. Perang terbuka di Surabaya ini berlangsung selama 22 hari dan menewaskan 6.315 pejuang anggota TKR. Muhammad sendiri bertugas memimpin pertempuran melawan tentara Sekutu.<ref name="jpnn.com">{{citeCite webnews|url= http://m.jpnn.com/news.php?id=268590|title= Pimpinan Pertempuran 10 November Raih Gelar Pahlawan Nasional|publisher= jpnn.com|work=[[Jawa Pos|JPNN.com]] |date= |accessdate= 9 November 2014|archive-date= 2014-11-08|archive-url= https://web.archive.org/web/20141108190900/http://m.jpnn.com/news.php?id=268590|dead-url= yes|first= Tim|last= Redaksi}}</ref>
 
Setelah [[Pertempuran Surabaya]] usai, Muhammad Mangundiprojo dipromosikan menjadi [[Mayor Jenderal]] oleh Presiden [[Soekarno]].
 
=== Karier politik ===
Setelah mengakhiri karier militer, Muhammad ditugaskan sebagai [[Daftar Bupati Ponorogo|Bupati Ponorogo]] dari tahun [[1951]] sampai [[1955]], yang salah satu misinya adalah mengamankan daerah [[Madiun]] setelah pemberontakan PKI [[Muso]] pada tahun [[1948]]. Prestasinya ini kemudian mengantar Muhammad Mangundiprojo menjadi [[Residen]] (Gubernur) pertama [[Lampung]] dengan misi utama mengendalikan keamanan di daerah ini.<ref name="jpnn.com"/>
 
== Kematian dan penghargaan ==
Muhammad Mangundiprojo tutup usia di [[Bandar Lampung]] pada [[13 Desember]] [[1988]] dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Bandar Lampung]]. Pada awal 1990-an, nama tersebut diabadikan sebagai nama jalan di Kawasan Bisnis [[Kota Surabaya|Surabaya Barat]].

Atas jasa-jasanya dalam mempertahankan kemerdekaan, Presiden [[Joko Widodo]] menganugerahinya gelar [[Pahlawan Nasional Indonesia]] pada tanggal 7 November 2014. Penerimaan tanda jasa ini diwakili oleh cucunya, Menteri Kemaritiman Indonesia [[Indroyono Soesilo]].<ref>{{citeCite webnews|url= http://nasional.kompas.com/read/2014/11/07/18105271/Ini.Profil.Empat.Tokoh.yang.Diberikan.Gelar.Pahlawan.Nasional.oleh.Presiden.Jokowi|title= Ini Profil Empat Tokoh yang Diberikan Gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi |publisher=kompas.com|work=[[Kompas.com]]|date=|accessdate=9 November 2014|editor-last=Permana|editor-first=Fidel Ali|first=Sabrina|last=Asril}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 97 ⟶ 102:
{{DEFAULTSORT:Mangundiprojo, Muhammad}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari SragenTNI]]
[[Kategori:Tokoh Jawamiliter TimurIndonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Bupati Ponorogo]]
[[Kategori:Gubernur Lampung]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Sragen]]
[[Kategori:Tokoh Ponorogo]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Lampung]]
[[Kategori:Bupati Ponorogo]]