Konten dihapus Konten ditambahkan
maaf bila ada kesalahan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Abcdef242526 (bicara | kontrib)
Update data populasi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(106 revisi perantara oleh 39 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{disambig info}}
{{Infobox Islands
|name = Jawa
Baris 5 ⟶ 4:
|image_caption = Topografi Pulau Jawa
|image_map = Java_Locator.svg
|native_name =<br><span style="font-weight:normal;">{{java|ꦗꦮ}}</span> ([[Aksara Jawa|Jawa]])<br><span style="font-weight:normal;">{{sund|ᮏᮝ}}</span> ([[Aksara Sunda|Sunda]])
|native_name_link =
|location = [[Asia Tenggara]]
|coordinates = {{Coord|7|29|30|S|110|00|16|E|type:isle_region:ID_scale:5000000|display=inline,title}}
|archipelago = [[Kepulauan Sunda Besar]]
|area_km2= 138.793,6132114
|rank= ke-13
|highest_mount = [[Gunung Semeru]]
Baris 16 ⟶ 15:
|country = {{flagcountry|Indonesia}}
|country_admin_divisions_title = Provinsi
|country_admin_divisions = {{flagflagicon|Banten}} [[Banten|Provinsi Banten]]<br />{{flagflagicon|Daerah Khusus Ibukota Jakarta}} [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]]<br />{{flagflagicon|Jawa Barat}} [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]]<br />{{flagflagicon|Jawa Tengah}} [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]]<br />{{flagflagicon|Daerah Istimewa Yogyakarta}} [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]<br />{{flagflagicon|Jawa Timur}} [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]]
|country_largest_city = {{coat of arms|Jakarta}}
|country_largest_city_population = 1011.557135.810 (2019)191
|population = 151,6 juta153825205
|population_as_of = 20202024
|density_km2= 1121auto
|ethnic_groups = [[Suku Jawa|Jawa]] ({{Efn|termasuk [[Orang Banyumasan|Banyumasan]], [[Suku Tengger|Tengger]], [[Suku Osing|Osing]], [[Suku Cirebon|Cirebon]], [[Ajaran Samin|Samin]], &dan [[Karimunjawa, Jepara|Karimun]])}}<br />[[Suku Sunda|Sunda]] ({{Efn|termasuk [[Suku Banten|Banten]] &, [[Orang Kanekes|BaduyBadui]], dan [[Orang Gelaralam|Gelaralam]]}} <br/>[[Suku Betawi|Betawi]])<br />[[Suku Madura|Madura]] ({{efn|termasuk [[Suku Kangean|Kangean]])<br/> dan [[Suku BetawiBawean|BetawiBawean]]}}<br />[[Suku BaweanMelayu|BaweanMelayu]].
}}
 
[[Berkas:Gunung Merapi 2006-05-14, MODIS.jpg|jmpl|Pulau Jawa dalam citra satelit]]
'''Jawa''' ({{lang-jv|ꦗꦮ|Jåwå}},adalah {{Lang-su|{{Sund|ᮏᮝ}}|Jawa}}) adalahsalah sebuahsatu [[pulau]] di [[Indonesia]] yang terletak di [[kepulauanKepulauan Sunda Besar]] dan merupakan [[Daftar pulau menurut luas wilayah|pulau terluas ke-13]] di [[dunia]]. Jumlah penduduk di Pulau Jawa sekitar 150 juta. Pulau Jawa dihuni oleh 60% total populasi Indonesia. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Penurunan penduduk di Pulau Jawa secara persentase diakibatkan perpindahan penduduk ([[transmigrasi]]) dari Pulaupulau Jawa ke daerah lain di Indonesia. [[Ibu kota]] Indonesia adalah [[Jakarta]] dan erletakterletak di Jawa bagian barat laut (tepatnya di ujung paling barat Jalur [[Pantura]]).
Agama:
[[Islam]]96%
[[Lainya]]3%
'''Jawa''' ({{lang-jv|ꦗꦮ|Jåwå}}, {{Lang-su|{{Sund|ᮏᮝ}}|Jawa}}) adalah sebuah [[pulau]] di [[Indonesia]] yang terletak di [[kepulauan Sunda Besar]] dan merupakan [[Daftar pulau menurut luas wilayah|pulau terluas ke-13]] di [[dunia]]. Jumlah penduduk di Pulau Jawa sekitar 150 juta. Pulau Jawa dihuni oleh 60% total populasi Indonesia. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Penurunan penduduk di Pulau Jawa secara persentase diakibatkan perpindahan penduduk ([[transmigrasi]]) dari Pulau Jawa ke daerah lain di Indonesia. [[Ibu kota]] Indonesia adalah [[Jakarta]] dan erletak di Jawa bagian barat laut (tepatnya di ujung paling barat Jalur [[Pantura]]).
 
Jawa adalah pulau yang relatif muda dan sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini, dengan dataran endapan aluvial sungai di bagian utara. Pulau Jawa dipisahkan oleh selat dengan beberapa pulau utama, yakni Pulau [[Sumatra]] di barat laut, Pulau [[Kalimantan]] di utara, Pulau [[Madura]] di timur laut, dan Pulau [[Bali]] di sebelah timur. Sementara itu di sebelah selatan pulau Jawa terbentang [[Samudra Hindia]].
 
Banyak kisah sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan [[Hindu]]-[[Buddha]], kesultanan [[Islam]], pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]], serta pusat [[Sejarah Indonesia (1945-1949)|pergerakan kemerdekaan Indonesia]]. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.
 
Sebagian besar penduduknya bertutur dalam tiga bahasa utama. [[Bahasa Jawa]] merupakanadalah bahasa ibu dari 100 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di Pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah orang-orang [[bilingual|dwibahasa]], yang {{ber|bahasa Indonesia}} baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Dua bahasa penting lainnya adalah [[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Betawi]]. Sebagian besar penduduk Pulau Jawa beragama [[Islam]]. Namun tetap terdapat beragam [[aliran kepercayaan]], agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini.
 
Pulau ini secara administratif terbagi menjadi enam [[provinsi di Indonesia|provinsi]], yaitu [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], dan [[Banten]], serta dua wilayah khusus, yaitu [[DKI Jakarta]] dan [[DI Yogyakarta]].
Agama:
Islam[96%]
 
== Etimologi ==
[[Berkas:Relief on Prambanan - Hanuman meeting Sita, Pentas Ramajana, p33.jpg|jmpl|ka|250px|Relief pertemuan [[Hanoman]] dengan [[Sita]] di candi [[Prambanan]].]]
Asal mula nama "Jawa" dapat dilacak dari kronik {{ber|bahasa Sanskerta}} yang menyebut adanya pulau bernama ''yavadvip(a)'' (''dvipa'' berarti "pulau", dan ''yava'' berarti "jelai" atau juga "biji-bijian").<ref name="Raffles, Thomas E. 1965. Page 3">Raffles, Thomas E.: "The History of Java". Oxford University Press, 1965 . Page 3</ref><ref>{{Cite web|url=http://veda.wikidot.com/malay-words-sanskrit-origin|title=Malay Words of Sanskrit Origin - वेद Veda|website=veda.wikidot.com|access-date=2014-11-25|archive-date=2023-01-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230106074907/http://veda.wikidot.com/malay-words-sanskrit-origin|dead-url=no}}</ref> Apakah biji-bijian ini merupakan [[jewawutjawawut]] (''Setaria italica'') atau [[padi]], keduanya telah banyak ditemukan di pulau ini pada masa sebelum masuknya pengaruh India.<ref>Raffles, Thomas E.: " The History of Java". Oxford University Press, 1965. Page 2</ref> Boleh jadi, pulau ini memiliki banyak nama sebelumnya, termasuk kemungkinan berasal dari kata ''jaú'' yang berarti "jauh".<ref name="Raffles, Thomas E. 1965. Page 3" /> ''Yavadvipa'' disebut dalam [[epik]] asal [[India]], [[Ramayana]]. [[Sugriwa]], panglima ''wanara'' (manusia kera) dari pasukan [[Rama|Sri Rama]], mengirimkan utusannya ke YavadvipYavadvipa ("Pulau Jawa") untuk mencari [[ShintaSita|Dewi ShintaSita]].<ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=9ic4BjWFmNIC&pg=PA465&lpg=PA465&dq=Yawadvipa+is+mentioned+in+India%27s+earliest+epic,+the+Ramayana&source=bl&ots=WxBOr6BCNJ&sig=jc4B_jT3nZ4WQS3Ldu_I1Pl-WmA&hl=id&ei=QR0wTbLrL86HrAfOp4GOCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result|title=History Of Ancient India (portraits Of A Nation), 1/e|date=18 Apr 2010|publisher=Sterling Publishers Pvt. Ltd|via=Google Books}}</ref> Kemudian berdasarkan kesusastraan India terutama pustaka Tamil, disebut nama Sanskerta ''yāvaka dvīpa'' (''dvīpa'' = pulau).
 
Dugaan lain ialah bahwa kata "Jawa" berasal dari akar kata dalam [[bahasa Proto-Austronesia]] yang berarti "rumah".<ref>Hatley, R., Schiller, J., Lucas, A., Martin-Schiller, B., (1984). "Mapping cultural regions of Java" in: Other Javas away from the kraton. pp. 1–32.</ref>
 
Pulau bernama Iabadiu atau Jabadiu disebutkan dalam karya [[Ptolemy]] bernama ''[[Geography (Ptolemy)|Geographia]]'' yang dibuat sekitar 150 masehi di [[Kekaisaran Romawi]]. ''Iabadiu'' dikatakan berarti "pulau jelai", juga kaya akan emas, dan mempunyai kota perak bernama Argyra di ujung Baratnyabarat. Nama ini mengindikasikan Jawa,<ref name="AncientGeo">{{cite book|title=History of Ancient Geography|author=J. Oliver Thomson|publisher=[[Cambridge University Press]]|year=2013|isbn=9781107689923|url =https://books.google.com/books?id=GpP0wKQ1lksC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|pages=316–317}}</ref> dan kelihatannya berasal dari nama Hindu Java-dvipaYavadvipa (YawadvipaPulau Jawa).
 
{{See also|Kerajaan Sabak|Waqwaq}}Berita tahunan dari Songshu dan Liangshu menyebut Jawa sebagai She-po (abad ke-5 M), He-ling (tahun 640-818640–818 M), lalu menyebutnya She-po lagi sampai masa [[Dinasti Yuan]] (1271-13681271–1368), dimanadi mana mereka mulai menyebut Zhao-Wa (爪哇).<ref name="Nusa Jawa">{{citeLombard, book|titleDenys (2005)''. [https://archive.org/details/NJ2JA/mode/2up?q=The JavaneseNusa CrossroadsJawa: EssaySilang ofBudaya, globalBagian history|author=Denys2: Lombard|year=1990}}Jaringan Asia]''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.</ref>{{Rp|12}} Menurut catatan [[Ma Huan]] (yaitu [[Yingyai Shenglan|Yingya Shenlan]]), orang China menyebut Jawa sebagai Chao-Wa, dan dulunya pulau ini disebut 阇婆 (''She-pó'' atau ''She-bó'')''.''<ref>Mills, J.V.G. (1970). ''Ying-yai Sheng-lan: The Overall Survey of the Ocean Shores [1433].''. Cambridge: Cambridge University Press.</ref>{{Rp|86}} [[Sulaiman al-Tajir al-Sirafi]] menyebutkan dua pulau penting yang memisahkan Arab dan Cina: Yang pertama adalah Al-Rami dengan panjang 800 parasang, yang diidentifikasi sebagai Sumatera, dan yang lainnya adalah Zabaj (bahasa Arab: الزابج, Bahasa Indonesia: [[Kerajaan Sabak|Sabak]]), 400 parasang panjangnya, diidentifikasi sebagai Jawa.<ref name=":12">{{Cite book|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|year=2011|title=Majapahit Peradaban Maritim|location=|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|isbn=9786029346008|pages=978-602-9346-00-8}}</ref>{{Rp|30-31}} Saat John dari Marignolli (1338-13531338–1353) pulang dari China ke Avignon, ia singgah di [[Kerajaan Saba]], yang ia bilang memiliki banyak gajah dan dipimpin oleh ratu; nama Saba ini bisa jadi adalah interpretasinya untuk ''She-bó''.<ref>''Yule, Sir Henry (1913). ''[https://archive.org/details/cathaywaythither03yule/page/n15/mode/2up?q=saba Cathay and the way thither: being a collection of medieval notices of China vol. IIIII]''. London: The Hakluyt Society.''</ref>{{Rp|page=xii, 192–194}} ''Afanasij Nikitin, seorang pedagang dari Tver (di Rusia), melakukan perjalanan ke India pada tahun 1466 dan mendeskripsikan tanah Jawa di buku hariannya, yang ia sebut шабайте (shabait/šabajte).<ref>Braginsky, Vladimir. 1998. [https://web.archive.org/web/20210520115142/https://www.academia.edu/21785432/Two_Eastern_Christian_Sources_on_Medieval_Nusantara Two Eastern Christian sources on medieval Nusantara]. ''Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde''. 154(3): 367–396.</ref><ref>{{Cite book|last=Zenkovsky|first=Serge A.|year=1974|url=https://archive.org/details/medievalrussiase00zenk/page/346/mode/2up?q=shabait|title=Medieval Russia's epics, chronicles, and tales|location=New York|publisher=Dutton|isbn=0525473637|pages=345-347}}</ref> Kata "Saba" sendiri berasal dari kata [[Bahasa Kawi|bahasa Jawa kawi]] yaitu ''Saba'' yang berarti "pertemuan" atau "rapat". Dengan demikian kata itu dapat diartikan sebagai "tempat bertemu".''<ref>{{Cite book|title=Kamus Jawa Kawi Indonesia|last=Maharsi|first=|publisher=Pura Pustaka|year=|isbn=|location=|pages=|url-status=live}}</ref>'' Menurut Fahmi Basya, kata tersebut berarti "tempat bertemu", "tempat berkumpul", atau "tempat berkumpulnya bangsa-bangsa".''<ref>{{Cite book|title=Indonesia Negeri Saba|last=Basya|first=Fahmi|publisher=Zahira|year=2014|isbn=978-602-1139-48-6|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>''{{Rp|162-172}}
 
== Aksara ==
[[Berkas:Sugeng Rawuh - Javanese Script.png|jmpl|250px|Contoh tulisan "''Sugeng Rawuh''" dalam bentuk aksara Jawa]]
'''[[Aksara Jawa]]''', dikenal juga sebagai ''[[Aksara Jawa|'''Hanacaraka]]''''' (ꦲꦤꦕꦫꦏ) dan ''[[Aksara Jawa|'''Carakan]]''''' (ꦕꦫꦏꦤ꧀),<sup>[1]</sup> adalah salah satu aksara tradisional [[Nusantara]] yang digunakan untuk menulis [[bahasa Jawa]] dan sejumlah bahasa daerah Indonesia lainnya seperti [[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Sasak<sup>[2]</sup>]. Tulisan ini berkerabat dekat dengan [[aksara Bali]].
 
Berdasar tradisi lisan, aksara jawaJawa diciptakan oleh [[Aji Saka]], tokoh pendatang dari [[India]], dari suku Shaka (Scythia). Legenda melambangkan kedatangan Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke pulau Jawa. Kini kata Saka masih digunakan dalam istilah dalam bahasa Jawa, ''saka'' atau ''soko,'' yang berarti penting, pangkal, atau asal-mula. Aji Saka bermakna "raja asal-mula" atau "raja pertama".
 
[[Berkas:Wilujeng Sumping - Sundanese Script.png|jmpl|250px|Contoh tulisan "''Wilujeng Sumping''" dalam bentuk aksara Sunda]]
Berdasar tradisi lisan, aksara jawa diciptakan oleh Aji Saka, tokoh pendatang dari India, dari suku Shaka (Scythia). Legenda melambangkan kedatangan Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke pulau Jawa. Kini kata Saka masih digunakan dalam istilah dalam bahasa Jawa, ''saka'' atau ''soko,'' yang berarti penting, pangkal, atau asal-mula. Aji Saka bermakna "raja asal-mula" atau "raja pertama".
Selain aksara Jawa, '''[[Aksara Sunda]]''' (ᮃᮊ᮪ᮞᮛ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ) merupakan salah satu aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk menulis [[bahasa Sunda]] di wilayah bagian barat pulau Jawa{{Efn|meliputi Provinsi [[Jawa Barat]] dan [[Banten]]}}. Aksara ini juga menggantikan Aksara Jawa Modifikasi yang diperuntukkan penggunaan bahasa Sunda dengan nama ''[[Cacarakan]]'' (ꦕꦕꦫꦏꦤ꧀).
 
== Sejarah ==
{{utama|Sejarah Jawa}}
[[Berkas:Pemandangan Merbabu dari Kota Salatiga (1)Pithecanthropus-erectus.jpg|jmpl|kiri|PemandanganTiga fosil utama [[GunungManusia MerbabuJawa]] yang dikelilingiditemukan persawahan.pada Topografitahun vulkanik1891–92: sertatengkorak, tanahgigi pertaniangeraham, yangdan suburtulang merupakanpaha, faktormasing-masing pentingdilihat dalamdari sejarahdua pulausudut Jawaberbeda.]]
Pulau iniJawa merupakan bagian dari gugusan [[kepulauanKepulauan Sunda Besar]] dan [[paparan Sunda]], yang pada masa sebelum es mencair merupakan ujung tenggara benua [[Asia]]. Sisa-sisa fosil ''[[Homo erectus]]'', yang populer dijuluki "Si '''[[Manusia Jawa]]"''', ditemukan di sepanjang daerah tepian [[Sungai Bengawan Solo]], dan peninggalan tersebut berasal dari masa 1,7 juta tahun yang lampau.<ref>{{cite journal|last=Pope|title=Recent advances in far eastern paleoanthropology|url=https://archive.org/details/sim_annual-review-of-anthropology_1988_17/page/43|journal=Annual Review of Anthropology|volume=17|pages=43–77|year=1988|doi=10.1146/annurev.an.17.100188.000355|first1=G G |issn=0084-6570}}
cited in {{cite book|last=Whitten|first=T|coauthors=Soeriaatmadja, R. E., Suraya A. A.|title=The Ecology of Java and Bali|publisher=Periplus Editions Ltd|year=1996|location=Hong Kong|pages=309–312|id=}}; {{cite journal|last=Pope|first=G|authorlink=|coauthors=|title=Evidence on the Age of the Asian Hominidae|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America|volume=80|issue=16|pages=4,988–4992|date=August 15, 1983|doi= 10.1073/pnas.80.16.4988|pmid=6410399|pmc=384173 }}
cited in
{{cite book|last=Whitten|first=T|coauthors=Soeriaatmadja, R. E., Suraya A. A.|title=The Ecology of Java and Bali|publisher=Periplus Editions Ltd|year=1996|location=Hong Kong|pages=309|id=}};
{{cite journal|last=de Vos|first=J.P.|coauthors=P.Y. Sondaar,|title=Dating hominid sites in Indonesia|journal=Science Magazine|volume=266|issue=16|pages=4,988–4992|date=9 December 1994|url=http://www.sciencemag.org/cgi/reprint/266/5191/1726.pdf|format=PDF|doi=10.1126/science.7992059|accessdate=|archive-date=2009-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20090929225215/http://www.sciencemag.org/cgi/reprint/266/5191/1726.pdf|dead-url=no}}
cited in {{cite book|last=Whitten|first=T|coauthors=Soeriaatmadja, R. E., Suraya A. A.|title=The Ecology of Java and Bali|publisher=Periplus Editions Ltd|year=1996|location=Hong Kong|pages=309 }}</ref> Situs [[Sangiran]] adalah situs prasejarah yang penting di Jawa. Beberapa struktur [[megalitik]] telah ditemukan di Pulau Jawa, misalnya [[menhir]], [[dolmen]], meja batu, dan [[piramida berundak]] yang lazim disebut ''[[Punden Berundak'']]. Punden berundakBerundak dan menhir ditemukan di situs megalitik di Paguyangan, Cisolok, dan Gunung Padang, [[Jawa Barat]]. Situs megalitikMegalitik Cipari yang juga ditemukan di Jawa Barat menunjukkan struktur monolit, teras batu, dan [[sarkofagus]].<ref>[https://web.archive.org/web/20160303171034/http://www.sunda.org/SundaClippings/Word_Clippings/img026.doc]|Cipari archaeological park discloses prehistoric life in West Java.</ref> Punden berundak ini dianggap sebagai struktur asli Nusantara dan merupakan rancangan dasar bangunan [[candi]] pada zaman kerajaan Hindu-Buddha Nusantara setelah penduduk lokal menerima pengaruh peradaban Hindu-Buddha dari India. Pada abad ke-4 SM hingga abad ke-1 atau ke-5 M [[Kebudayaan Buni]] yaitu kebudayaan tembikar tanah liat berkembang di pesisir utara Jawa Barat. Kebudayaan [[protosejarah]] ini merupakan pendahulu kerajaan [[Tarumanagara]].
 
Pulau Jawa yang sangat subur dan bercurah hujan tinggi memungkinkan berkembangnya budidaya padi di lahan basah, sehingga mendorong terbentuknya tingkat kerjasama antar desa yang semakin kompleks. Dari aliansi-aliansi desa tersebut, berkembanglah kerajaan-kerajaan kecil. Jajaran pegunungan vulkanik dan dataran-dataran tinggi di sekitarnya yang membentang di sepanjang Pulau Jawa menyebabkan daerah-daerah interior pulau ini beserta masyarakatnya secara relatif terpisahkan dari pengaruh luar.<ref>Ricklefs (1991), pp. 16–17</ref> Pada masa sebelum berkembangnya negara-negara Islam serta kedatangan kolonialisme Eropa, sungai-sungai yang ada merupakan sarana perhubungan utama masyarakat, meskipun kebanyakan sungai di Jawa beraliran pendek. Hanya [[Sungai Brantas]] dan Bengawan Solo yang dapat menjadi sarana penghubung jarak jauh, sehingga pada lembah-lembah sungai tersebut terbentuklah pusat dari kerajaan-kerajaan yang besar.
Baris 70 ⟶ 67:
Diperkirakan suatu sistem perhubungan yang terdiri dari jaringan jalan, jembatan permanen, serta pos pungutan cukai telah terbentuk di Pulau Jawa setidaknya pada pertengahan abad ke-17. Para penguasa lokal memiliki kekuasaan atas rute-rute tersebut, musim hujan yang lebat dapat pula mengganggu perjalanan, dan demikian pula penggunakan jalan-jalan sangat tergantung pada pemeliharaan yang terus-menerus. Dapatlah dikatakan bahwa perhubungan antarpenduduk Pulau Jawa pada masa itu adalah sulit.<ref>Ricklefs (1991), p. 15.</ref>
 
{{multiple image
Munculnya peradaban di Pulau Jawa sering dikaitkan dengan kisah [[Aji Saka]]. Meskipun Aji Saka dikatakan sebagai pembawa peradaban di Jawa, kisah Aji saka (78 masehi) mendapatkan beberapa sanggahan dan bantahan dari sumber-sumber sejarah lainnya. [[Ramayana]] karya Valmiki, yang dibuat sekitar 500 SM, mencatat Jawa sudah memiliki organisasi pemerintahan kerajaan jauh sebelum kisah itu:<blockquote>"Yawadwipa dihiasi tujuh kerajaan, pulau emas dan perak, kaya akan tambang emas, dan disitu terdapat Gunung Cicira (dingin) yang menyentuh langit dengan puncaknya."<ref>{{Cite book|title=Rekonstruksi Sedjarah Indonesia. Zaman Hindu, Yavadvipa, Srivijaya, Sailendra|last=Sastropajitno|first=Warsito|date=1958|publisher=PT. Pertjetakan Republik Indonesia|isbn=|location=Yogyakarta|pages=|url-status=live}}</ref>{{Rp|page=6}}</blockquote>Menurut catatan China, kerajaan Jawa didirikan pada 65 SM, atau 143 tahun sebelum kisah Aji Saka dimulai.<ref name="sources">W.P Groeneveldt (1880). ''Notes on the Malay Archipelago and Malacca Compiled from Chinese Sources''. Batavia.</ref>{{Rp|page=55-56}}
| align = right
| total_width = 220
| direction = horizontal
| image1 = MET DP158751.jpg
| image2 = MET 2001 433 526 O2.jpg
| footer = Patung-patung pendekar perunggu, Jawa, sekitar tahun 500 SM–300 M.
}}
Munculnya peradaban di Pulau Jawa sering dikaitkan dengan kisah [[Aji Saka]] yang datang ke Jawa pada tahun 78 Masehi. Meskipun Aji Saka dikatakan sebagai pembawa peradaban di Jawa, kisah Aji saka (78 masehi) mendapatkan beberapa sanggahan dan bantahan dari sumber-sumber sejarah lainnya. [[Ramayana]] karya Valmiki, yang dibuat sekitar 500 SM, mencatat Jawa sudah memiliki organisasi pemerintahan kerajaan jauh sebelum kisah itu:<blockquote>"Yawadwipa dihiasi tujuh kerajaan, pulau emas dan perak, kaya akan tambang emas, dan disitu terdapat Gunung Cicira (dingin) yang menyentuh langit dengan puncaknya."<ref>{{Cite book|title=Rekonstruksi Sedjarah Indonesia. Zaman Hindu, Yavadvipa, Srivijaya, Sailendra|last=Sastropajitno|first=Warsito|date=1958|publisher=PT. Pertjetakan Republik Indonesia|isbn=|location=Yogyakarta|pages=|url-status=live}}</ref>{{Rp|page=6}}</blockquote>Menurut catatan China ''[[Sejarah Ming|Míng Shǐ]]'', kerajaan Jawa didirikan pada 65 SM, atau 143 tahun sebelum kisah Aji Saka dimulai.<ref name="sources">W.PGroeneveldt, GroeneveldtWillem Pieter (18801876). ''"[https://archive.org/details/notes-on-the-malay-archipelago/page/n7/mode/2up?q= Notes on the Malay Archipelago and Malacca, Compiled from Chinese Sources'']". Batavia: W. Bruining.</ref>{{Rp|page=55-5639}}
 
Kisah Saka atau Aji Saka merupakan kisah Jawa Baru. Kisah ini belum ditemukan relevansinya dalam teks Jawa Kuno. Kisah ini menceritakan peristiwa di kerajaan Medang Kamulan di Jawa pada masa lalu. Pada saat itu, Raja Medang Kamulan Prabu Dewata Cengkar digantikan oleh Aji Saka. Kisah ini dianggap sebagai kiasan masuknya bangsa India ke Jawa. Merujuk pada informasi dinasti Liang, kerajaan Jawa terbelah menjadi dua: Kerajaan prapenerapan Hinduisme dan kerajaan setelah menerapkan tradisi Hindu yang dimulai tahun 78 masehi.<ref name=":212">{{Cite book|title=Majapahit Peradaban Maritim|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|year=2011|isbn=9786029346008|location=|pages=}}</ref>{{Rp|page=5 dan 7}}
 
=== Masa kerajaan Hindu-Buddha ===
Baris 93 ⟶ 98:
=== Masa kolonial ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Thee-kweekbedden zonder afdak Java TMnr 10011931.jpg|jmpl|Perkebunan teh di Jawa pada [[Hindia Belanda|masa kolonial Belanda]]. Sekitar tahun 1926.]]
Hubungan Jawa dengan kekuatan-kekuatan kolonial Eropa dimulai pada tahun 1522, dengan diadakannya [[Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal|perjanjian]] antara [[Kerajaan Sunda]] dan Portugis di [[Malaka]]. Setelah kegagalan perjanjian tersebut, [[Bangsa Portugis di Indonesia|kehadiran Portugis]] selanjutnya hanya terbatas di Malaka dan di pulau-pulau sebelah timur nusantara saja. Sebuah ekspedisi di bawah pimpinan [[Cornelis de Houtman]] yang terdiri dari empat buah kapal pada tahun 1596, menjadi awal dari hubungan antara Belanda dan Indonesia.<ref>{{cite book|title=The Globe Encompassed: The Age of European Discovery, 1500-1700|url=https://archive.org/details/globeencompassed0000ames|author=Ames, Glenn J.|year=2008|page=[https://archive.org/details/globeencompassed0000ames/page/99 99]}}</ref> Pada akhir abad ke-18, Belanda telah berhasil memperluas pengaruh mereka terhadap kesultanan-kesultanan di pedalaman Pulau Jawa (lihat [[Perusahaan Hindia Timur Belanda di Indonesia]]). Meskipun orang-orang Jawa adalah pejuang yang pemberani, konflik internal telah menghalangi mereka membentuk aliansi yang efektif dalam melawan Belanda. Sisa-sisa Mataram bertahan sebagai [[Kasunanan Surakarta]] dan [[Kasultanan Yogyakarta]]. Para raja Jawa mengklaim berkuasa atas kehendak Tuhan, dan Belanda mendukung sisa-sisa aristokrasi Jawa tersebut dengan cara mengukuhkan kedudukan mereka sebagai penguasa wilayah atau bupati dalam lingkup administrasi kolonial.
 
Di awal masa kolonial, Jawa memegang peranan utama sebagai daerah penghasil [[beras]]. Pulau-pulau penghasil rempah-rempah, misalnya [[kepulauanKepulauan Banda]], secara teratur mendatangkan beras dari Jawa untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.<ref>{{Cite book
|last = St. John
|first = Horace Stebbing Roscoe
|title = The Indian Archipelago: its history and present state, Volume 1
|publisher = Longman, Brown, Green, and Longmans
|year = 1853
|pages = 137
|url = http://books.google.com.my/books?id=UJ9FAAAAIAAJ
Baris 108 ⟶ 113:
|last = Atkins
|first = James
|authorlink =
|coauthors =
|title = The Coins And Tokens Of The Possessions And Colonies Of The British Empire
|publisher = Quaritch, Bernard
|series =
|volume =
|edition =
|year = 1889
|location = London
|pages = 213
|language =
|url =
|doi =
|isbn =
|mr =
|zbl =
|jfm = }}</ref>
 
Penduduk Pulau Jawa kemungkinan sudah mencapai 10 juta orang pada tahun 1815.<ref>[https://web.archive.org/web/20150507133027/http://www.britannica.com/EBchecked/topic/301673/Java Java (island, Indonesia)]. Encyclopædia Britannica.</ref> Pada paruh kedua abad ke-18, mulai terjadi lonjakan jumlah penduduk di kadipaten-kadipaten sepanjang pantai utara Jawa bagian tengah, dan dalam abad ke-19 seluruh pulau mengalami pertumbuhan populasi yang cepat. Berbagai faktor penyebab pertumbuhan penduduk yang besar antara lain termasuk peranan pemerintahan kolonial Belanda, yaitu dalam menetapkan berakhirnya perang saudara di Jawa, meningkatkan luas area persawahan, serta mengenalkan tanaman pangan lainnya seperti [[singkong]] dan [[jagung]] yang dapat mendukung ketahanan pangan bagi populasi yang tidak mampu membeli beras.<ref>Taylor (2003), hlm. 253.</ref> Pendapat lainnya menyatakan bahwa meningkatnya beban pajak dan semakin meluasnya perekrutan kerja di bawah [[Cultuurstelsel|Sistem Tanam Paksa]] menyebabkan para pasangan berusaha memiliki lebih banyak anak dengan harapan dapat meningkatkan jumlah anggota keluarga yang dapat menolong membayar pajak dan mencari nafkah.<ref>Taylor (2003), hlm. 253-254.</ref> Pada tahun 1820, terjadi wabah [[kolera]] di Jawa dengan korban 100.000 jiwa.<ref>{{Cite book
|first = Joseph Patrick
|last = Byrne
Baris 134 ⟶ 139:
|year = 2008
|page = 99
|isbn = 0313341028}}
}}</ref>
 
Kehadiran truk dan kereta api sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sebelumnya hanya menggunakan kereta dan kerbau, penggunaan sistem telegraf, dan sistem distribusi yang lebih teratur di bawah pemerintahan kolonial; semuanya turut mendukung terhapusnya kelaparan di Jawa, yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan penduduk. Tidak terjadi bencana kelaparan yang berarti di Jawa semenjak tahun 1840-an hingga [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|masa pendudukan Jepang]] pada tahun 1940-an.<ref name="Taylor 2003, hlm. 254">Taylor (2003), hlm. 254.</ref> Selain itu, menurunnya usia awal pernikahan selama abad ke-19, menyebabkan bertambahnya jumlah tahun di mana seorang perempuan dapat mengurus anak.<ref name="Taylor 2003, hlm. 254"/>
 
=== Masa kemerdekaan ===
Nasionalisme Indonesia mulai tumbuh di Jawa pada awal abad ke-20 (lihat [[Kebangkitan Nasional Indonesia]]), dan [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan]] setelah Perang Dunia II juga berpusat di Jawa. [[Gerakan 30 September|Kudeta G 30 S PKI]] yang gagal dan [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966|kekerasan anti-komunis selanjutnya]] pada tahun 1965-66 sebagian besar terjadi di pulau ini. Jawa saat ini mendominasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia, yang berpotensi menjadi sumber kecemburuan sosial. Pada tahun 1998 terjadi [[Kerusuhan Mei 1998|kerusuhan besar]] yang menimpa etnis [[Tionghoa-Indonesia]], yang merupakan salah satu dari berbagai kerusuhan berdarah yang terjadi tidak berapa lama sebelum runtuhnya pemerintahan Presiden Soeharto yang telah berjalan selama 32 tahun.<ref>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/events/indonesia/special_report/118576.stm|work=BBC News|title=Ethnic Chinese tell of mass rapes|date=23 June 1998|accessdate=28 April 2010|archive-date=2020-02-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20200217150237/http://news.bbc.co.uk/1/hi/events/indonesia/special_report/118576.stm|dead-url=no}}</ref>
 
Pada tahun 2006, [[Gunung Merapi]] meletus dan diikuti oleh [[Gempa bumi Yogyakarta 2006|gempa bumi]] yang melanda [[Yogyakarta]]. Jawa juga sempat terkena sedikit dampak wabah [[H5N1|flu burung]], serta merupakan lokasi bencana [[Banjir lumpur panas Sidoarjo|semburan lumpur panas Sidoarjo]].
Baris 146 ⟶ 151:
== Geografi dan Geologi ==
[[Berkas:Semeru Bromo Temple.JPG|jmpl|kiri|250px|[[Semeru|Gunung Semeru]] dan [[gunung Bromo|Bromo]] di [[Jawa Timur]].]]
{{tambah referensi bagian}}
=== Geografi ===
Jawa bertetangga dengan [[Sumatra]] di sebelah barat, [[Bali]] di timur, [[Kalimantan]] di utara, dan [[Pulau Natal]] di selatan. Pulau Jawa merupakan [[Daftar pulau menurut luas wilayah|pulau ke-13 terbesar di dunia]]. Perairan yang mengelilingi pulau ini ialah [[Laut Jawa]] di utara, [[Selat Sunda]] di barat, [[SamuderaSamudra Hindia]] di selatan, serta [[Selat Bali]] dan [[Selat Madura]] di timur.
 
Jawa memiliki luas sekitar 138.793,6&nbsp;km<sup>2</sup>.<ref name="MONK_7">{{cite book|last=Monk,|first=K.A.|coauthors=Fretes, Y., Reksodiharjo-Lilley, G.|title=The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku|publisher=Periplus Editions Ltd.|year=1996|page=7|location=Hong Kong|isbn=962-593-076-0}}</ref> [[Sungai]] yang terpanjang ialah [[Bengawan Solo]], yaitu sepanjang 600&nbsp;km.<ref>[http://www.jasatirta1.go.id/english/3WorkArea/20BengawanSolo.htm Management of Bengawan Solo River Area] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071011113418/http://jasatirta1.go.id/english/3WorkArea/20BengawanSolo.htm |date=2007-10-11Management }}of Bengawan Solo River Area] Jasa Tirta I Corporation 2004. Diakses 26 Juli 2006.</ref> Sungai ini bersumber di Jawa bagian tengah, tepatnya di gunung berapi [[Gunung Lawu|Lawu]]. Aliran sungai kemudian mengalir ke arah utara dan timur, menuju muaranya di [[Laut Jawa]] di dekat kota [[Surabaya]].
 
Hampir keseluruhan wilayah Jawa pernah memperoleh dampak dari aktivitas [[gunung berapi]]. Terdapat tiga puluh delapan [[gunung]] yang terbentang dari timur ke barat pulau ini, yang kesemuanya pada waktu tertentu pernah menjadi gunung berapi aktif. Gunung berapi tertinggi di Jawa adalah [[Gunung Semeru]] (3.676 m) dan gunung tertinggi kedua [[Gunung Slamet]] (3.432 m), sedangkan gunung berapi paling aktif di Jawa dan bahkan di Indonesia adalah [[Gunung Merapi]] (2.968 m) serta [[Gunung Kelud]] (1.731 m). Gunung-gunung dan dataran tinggi yang berjarak berjauhan membantu wilayah pedalaman terbagi menjadi beberapa daerah yang relatif terisolasi dan cocok untuk [[sawah|persawahan]] lahan basah. Lahan persawahan padi di Jawa adalah salah satu yang tersubur di dunia.<ref name="RICKLEFS_p15">{{cite book
|last =Ricklefs|first =M.C.|authorlink =|coauthors =|title =A History of Modern Indonesia since c.1300 (2nd edition)|publisher =MacMillan|year =1991|location =London|pages =15|url =|doi =|isbn = 0-333-57690-X }}</ref> Jawa adalah tempat pertama penanaman [[Kopi Indonesia|kopi]] di Indonesia, yaitu sejak tahun 1699. Kini, [[kopi arabika]] banyak ditanam di Dataran Tinggi Ijen baik oleh para petani kecil maupun oleh perkebunan-perkebunan besar.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De weg van Buitenzorg naar de Preanger Regentschappen TMnr 3728-429c.jpg|jmpl|Dataran Tinggi [[Parahyangan]], dilihat dari [[Bogor]] (k. 1865-1872).]]
 
Suhu rata-rata sepanjang tahun adalah antara 22&nbsp;°C sampai 29&nbsp;°C, dengan kelembapan rata-rata 75%. Daerah pantai utara biasanya lebih panas, dengan rata-rata 34&nbsp;°C pada siang hari di [[musim kemarau]]. Daerah pantai selatan umumnya lebih sejuk daripada pantai utara dengan, danbahkan pada waktu tertentu yaitu [[musim bediding]] daerah datarantersebut tinggiakan mengalami penurunan suhu yang drastis, khususnya di pedalamandaerah lebihpantai sejukselatan lagi.bagian tengah (''Tatar Banyumas-Kedu'') yang membentang dari [[MusimGunung hujanSlamet]] berawalsampai pada[[Dataran bulantinggi OktoberDieng|Dataran Tinggi Dieng]] dan berakhir pada[[Pegunungan bulanSelatan April,Jawa diBarat|Dataran manatinggi hujandi biasanyaselatan turunJawa diBarat]] soreyang hari,merupakan dantitik padaberkumpulnya bulan-bulanangin selainnyamusim hujandingin biasanyadari hanya[[Australia]] turunpada sebentar-sebentar[[Juni]] sajasampai [[Agustus]].<ref>{{Cite Curahweb|title=Fenomena hujanBediding, tertinggiPenyebab umumnyaSuhu terjadiDingin padadi bulan-bulanMalam bulanHari Januaripada danMusim FebruariKemarau|url=https://regional.kompas.com/read/2022/06/02/214448778/fenomena-bediding-penyebab-suhu-dingin-di-malam-hari-pada-musim-kemarau?page=all|website=https://regional.kompas.com|access-date=2023-03-18|archive-date=2023-03-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230331153030/https://regional.kompas.com/read/2022/06/02/214448778/fenomena-bediding-penyebab-suhu-dingin-di-malam-hari-pada-musim-kemarau?page=all|dead-url=no}}</ref>
 
Titik terdingin (suhu rata-rata) di pulau Jawa berada di [[Gunung Slamet]], meski bukan merupakan titik tertinggi pulau ini. [[Musim hujan]] berawal pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan April, di mana hujan biasanya turun di sore hari, dan pada bulan-bulan selainnya hujan biasanya hanya turun sebentar-sebentar saja. Curah hujan tertinggi umumnya terjadi pada bulan-bulan bulan Januari dan Februari. Wilayah dengan curah hujan tertinggi berada di [[Ketenger, Baturaden, Banyumas|Ketenger, Banyumas]] yaitu 8.134,00&nbsp;mm per tahun.<ref>{{Cite web|title=Curah Hujan Ketenger|url=https://banyumaskab.bps.go.id/indicator/151/92/1/curah-hujan.html|website=banyumaskab.bps.go.id|access-date=2022-10-18|archive-date=2022-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20221030083259/https://banyumaskab.bps.go.id/indicator/151/92/1/curah-hujan.html|dead-url=no}}</ref> Sedangkan curah hujan terendah berada di wilayah pantai utara Jawa Timur hanya 900&nbsp;mm per tahun.
Jawa Barat bercurah hujan lebih tinggi daripada Jawa Timur, dan daerah pegunungannya menerima curah hujan lebih tinggi lagi. Curah hujan di [[Parahyangan|Dataran Tinggi Parahyangan]] di Jawa Barat mencapai lebih dari 4.000&nbsp;mm per tahun, sedangkan di pantai utara Jawa Timur hanya 900&nbsp;mm per tahun.
 
Luas kawasan hutan di Pulau Jawa mencapai 30.791,28&nbsp;km² atau mencapai 24% dari luas Pulau Jawa sebesar 128.297&nbsp;km². Dari 24% hutan atau dari 30.791,28&nbsp;km² hutan yang ada di pulau Jawa, 19% di antaranya merupakan kawasan tutupan hutan dan 5% di antaranya merupakan kebun raya.<ref name=PR-20-JUL>{{cite news | first1 = Mochamad Iqbal | last1 = Maulud | title = Program Hutan Sosial Harus Terus Dikawal | work = [[Pikiran Rakyat]] | date = 20 Juli 2022 | pp = 1}}</ref> 400 ribu hektar lahan hutan tersebut berstatus sangat kritis dan 600 ribu lahan hutan di antaranya berstatus hampir kritis.<ref name = PR-20-JUL-PP10>{{cite news | first1 = Mochamad Iqbal | last1 = Maulud | title = Program Hutan Sosial Harus Terus Dikawal| work = [[Pikiran Rakyat]] | date = 20 Juli 2022 | pp = 10}}</ref>
 
=== Geologi ===
Baris 173 ⟶ 181:
== Demografi ==
=== Pemerintahan ===
Secara administratif pulau Jawa terdiri atas enam pemerintahan dalam tingkat [[provinsi]] yaitu Banten, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.<ref>{{Cite book|last=Sosilawati, dkk.|date=2017|url=https://bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/Buku_1Jawa.pdf|title=Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Pembangunan Jangka Pendek 2018-2020: Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR Pulau Jawa|publisher=Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR|isbn=978-602-61190-5-6|editor-last=Handayani, A., dan Nababan, M. L.|pages=2|url-status=live|access-date=2023-06-04|archive-date=2023-07-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230702225949/https://bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/Buku_1Jawa.pdf|dead-url=no}}</ref> [[Ibu kota]] [[Banten|Provinsi Banten]] adalah [[Kota Serang]].<ref>{{Cite book|last=Ridwan, I., dkk.|date=November 2021|url=https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|title=Studi Kebantenan dalam Catatan Sejarah|location=Tangerang|publisher=Media Edukasi Indonesia|isbn=978-623-6497-50-0|editor-last=Muhibah|editor-first=Siti|pages=18|url-status=live|access-date=2023-06-04|archive-date=2023-07-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230702225130/https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|dead-url=no}}</ref> Ibukota Provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] di [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]].<ref>{{Cite book|last=Kusuma|first=Arya Aji|date=Februari 2022|url=https://jakpuskota.bps.go.id/publication/2022/02/25/c609651e46568d34090e4022/kota-jakarta-pusat-dalam-angka-2022.html|title=Kota Jakarta Pusat dalam Angka 2022|location=Jakarta Pusat|publisher=BPS Kota Jakarta Pusat|editor-last=Sucipto|editor-first=Agus|pages=5|issn=0215-4137|url-status=live|access-date=2023-06-04|archive-date=2022-04-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20220403162009/https://jakpuskota.bps.go.id/publication/2022/02/25/c609651e46568d34090e4022/kota-jakarta-pusat-dalam-angka-2022.html|dead-url=no}}</ref> Ibu kota [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]] di [[Kota Bandung]].<ref>{{Cite book|last=Yulianto, E., dkk.|date=November 2020|url=https://www.bi.go.id/id/bi-institute/publikasi/Documents/Buku_Sejarah_KPwBI_BANDUNG.pdf|title=Geliat Kota Bandung: Dari Kota Tradisional Menuju Modern|location=Jakarta|publisher=Bank Indonesia Institute|isbn=978-979-8086-60-1|editor-last=Achdian|editor-first=Andi|pages=110|url-status=live|access-date=2023-06-04|archive-date=2021-05-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20210519132700/https://www.bi.go.id/id/bi-institute/publikasi/Documents/Buku_Sejarah_KPwBI_BANDUNG.pdf|dead-url=no}}</ref> Ibu kota [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]] di [[Kota Semarang]].<ref>{{Cite book|last=Susatyo|first=Rachmat|date=2006|url=https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/12/penguasaan_tanah_dan_ketenagakerjaan.pdf|title=Penguasaan Tanah dan Ketenagakerjaan di Karesidenan Semarang pada Masa Kolonial|location=Bandung|publisher=Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial|isbn=978-979-17075-7-2|pages=6|url-status=live|access-date=2023-06-04|archive-date=2023-07-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230702230405/https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/12/penguasaan_tanah_dan_ketenagakerjaan.pdf|dead-url=no}}</ref> Ibu kota Provinsi [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] di [[Kota Yogyakarta]].<ref>{{Cite book|last=Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik|date=2018|url=https://yogyakarta.bps.go.id/publication/2018/08/16/ec8403f8694d2ff343d36d88/provinsi-daerah-istimewa-yogyakarta-dalam-angka-2018.html|title=Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2018|location=Yogyakarta|publisher=Badan Pusat Statistik Propinsi D.I. Yogyakarta|pages=21|issn=0215-2185|url-status=live|access-date=2023-06-04|archive-date=2023-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230604144501/https://yogyakarta.bps.go.id/publication/2018/08/16/ec8403f8694d2ff343d36d88/provinsi-daerah-istimewa-yogyakarta-dalam-angka-2018.html|dead-url=no}}</ref> Ibu kota [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]] di [[Kota Surabaya]].<ref>{{Cite book|last=Brahmanta|first=Arya|date=2017|url=https://dspace.hangtuah.ac.id/xmlui/bitstream/handle/dx/626/MONOGRAF%20GAMBARAN%20SEFALOMETRI%20SKELETAL%2C%20DENTAL%20DAN%20JARINGAN%20LUNAK%20OK%20UPLOAD.pdf?sequence=6&isAllowed=y|title=Gambaran Sefalometri Skeletal, Dental dan Jaringan Lunak: Pasien Fase Geligi Pergantian di Kelurahan Sukolilo yang Datang Berobat ke RSGM FKG UHT|location=Surabaya|publisher=Penerbit Kartika Mulya|isbn=978-602-9167-26-9|editor-last=Revianti|editor-first=Syamsulina|pages=1|url-status=live|access-date=2023-06-04|archive-date=2022-12-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20221205221407/https://dspace.hangtuah.ac.id/xmlui/bitstream/handle/dx/626/MONOGRAF%20GAMBARAN%20SEFALOMETRI%20SKELETAL%2C%20DENTAL%20DAN%20JARINGAN%20LUNAK%20OK%20UPLOAD.pdf?sequence=6&isAllowed=y|dead-url=no}}</ref>
Secara administratif pulau Jawa terdiri atas enam [[Daftar provinsi Indonesia|provinsi]]:
* Provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]]
* Provinsi [[Banten]], dengan ibu kota provinsi [[Kota Serang]]
* Provinsi [[Jawa Barat]], dengan ibu kota provinsi [[Kota Bandung]]
* Provinsi [[Jawa Tengah]], dengan ibu kota provinsi [[Kota Semarang]]
* Provinsi [[Jawa Timur]], dengan ibu kota provinsi [[Kota Surabaya]]
* Provinsi [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], dengan ibu kota [[Kota Yogyakarta]]
 
=== Penduduk ===
Dengan populasi sebesar 150 juta jiwa<ref name="JKTPOS">{{Cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/08/23/population-growth-%E2%80%98good-papua%E2%80%99.html |title=Salinan arsip |access-date=2011-03-16 |archive-date=2010-08-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100824053746/http://www.thejakartapost.com/news/2010/08/23/population-growth-%E2%80%98good-papua%E2%80%99.html |dead-url=yes }}</ref> Jawa adalah pulau yang menjadi tempat tinggal lebih dari 50% atau hampir 60% populasi Indonesia.<ref name="JKTPOS"/> Dengan kepadatan 1.317 jiwa/km²,<ref name="JKTPOS"/> pulau ini juga menjadi salah satu pulau di dunia yang paling dipadati penduduk. Sekitar 42% penduduk Indonesia berasal dari etnis Jawa.<ref>{{Cite web|url=https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html|title=East Asia/Southeast Asia :: Indonesia — TheIndonesia—The World Factbook - Central Intelligence Agency|website=www.cia.gov|access-date=2011-03-16|archive-date=2008-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20081210041527/https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html|dead-url=yes}}</ref> Walaupun demikian sepertiga bagian barat pulau ini (Jawa Barat, Banten, dan Jakarta) memiliki kepadatan penduduk lebih dari 1.500 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="JKTPOS"/>
[[Berkas:Upenn-f16-0085 1955 5 Java.gif|jmpl|250px|Ragam Penduduk Pulau Jawa]]
Dengan populasi sebesar 150 juta jiwa<ref name="JKTPOS">{{Cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/08/23/population-growth-%E2%80%98good-papua%E2%80%99.html |title=Salinan arsip |access-date=2011-03-16 |archive-date=2010-08-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100824053746/http://www.thejakartapost.com/news/2010/08/23/population-growth-%E2%80%98good-papua%E2%80%99.html |dead-url=yes }}</ref> Jawa adalah pulau yang menjadi tempat tinggal lebih dari 50% atau hampir 60% populasi Indonesia.<ref name="JKTPOS"/> Dengan kepadatan 1.317 jiwa/km²,<ref name="JKTPOS"/> pulau ini juga menjadi salah satu pulau di dunia yang paling dipadati penduduk. Sekitar 42% penduduk Indonesia berasal dari etnis Jawa.<ref>{{Cite web|url=https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html|title=East Asia/Southeast Asia :: Indonesia — The World Factbook - Central Intelligence Agency|website=www.cia.gov|access-date=2011-03-16|archive-date=2008-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20081210041527/https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html|dead-url=yes}}</ref> Walaupun demikian sepertiga bagian barat pulau ini (Jawa Barat, Banten, dan Jakarta) memiliki kepadatan penduduk lebih dari 1.500 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="JKTPOS"/>
 
Sejak tahun 1970-an hingga kejatuhan Presiden Soeharto pada tahun 1998, pemerintah Indonesia melakukan program [[transmigrasi]] untuk memindahkan sebagian penduduk Jawa ke pulau-pulau lain di Indonesia yang lebih luas. Program ini terkadang berhasil. Namun terkadang menghasilkan konflik antara transmigran pendatang dari Jawa dengan populasi penduduk setempat. Di Jawa Timur banyak pula terdapat penduduk dari etnis Madura dan Bali, karena kedekatan lokasi dan hubungan bersejarah antara Jawa dan pulau-pulau tersebut. Jakarta dan [[Jabodetabek|wilayah sekelilingnya]] sebagai daerah metropolitan yang dominan serta ibu kota negara, telah menjadi tempat berkumpulnya berbagai suku bangsa di Indonesia.
 
Penduduk Pulau Jawa perlahan-lahan semakin berciri urban, dan kota-kota besar serta kawasan industri menjadi pusat-pusat kepadatan tertinggi. Berikut adalah 10 kota besar di Jawa berdasarkan jumlah populasi tahun 2005.<ref>{{cite web|url=http://www.citypopulation.de/Indonesia-Mun.html|title=Indonesia: Provinces, Cities & Municipalities|work=City Population|accessdate=2010-04-28|archive-date=2018-03-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20180313085022/http://www.citypopulation.de/Indonesia-Mun.html|dead-url=no}}</ref>
Saat ini penduduk Pulau Jawa tidak lagi identik dengan hanya suku asli/lokalnya saja seperti: Jawa, Sunda, Madura, Betawi dan Bawean. Namun sudah menjadi pusat dari segala budaya dan suku di Indonesia, didominasi migrasi pendatang dari suku Batak, suku Melayu, Suku Minang, Suku Banjar, Suku Dayak, Orang Arab, Orang Tionghoa, Orang tamil-india, Suku Bugis, Suku Lampung, Suku Rejang, suku Minahasa/Manado, Suku Bali, Suku Sasak/Lombok, Suku Aceh, Suku Karo, Suku Nias, Suku Gayo, Suku Komering, Suku asal NTT, Suku asal NTB lainnya selain Lombok/Sasak, suku asal Maluku lainnya selain Ambon, Suku Toraja, Suku Gorontalo, Suku Buton, suku Ambon dan suku Makassar yang terkenal sebagai pelayar handal/pelaut ulung serta juga terkenal dengan jiwa semangat merantaunya.
[[Berkas:Population density map of Java and Madura by subdistrict (kelurahan) (2022).svg|jmpl|ka|450px|Peta kepadatan penduduk Pulau Jawa dan Madura di tingkat kelurahan (2022)]]
 
[[Berkas:Java Transportation Network id.svg|jmpl|ka|450px|Jaringan Transportasi Jawa pada tahun [[2015]]]]
Penduduk Pulau Jawa perlahan-lahan semakin berciri urban, dan kota-kota besar serta kawasan industri menjadi pusat-pusat kepadatan tertinggi. Berikut adalah 10 kota besar di Jawa berdasarkan jumlah populasi tahun 2005.<ref>{{cite web|url=http://www.citypopulation.de/Indonesia-Mun.html|title=Indonesia: Provinces, Cities & Municipalities|work=City Population|accessdate=2010-04-28}}</ref>
{|class="wikitable sortable"
[[Berkas:Java Transportation Network id.svg|jmpl|ka|450px|Jaringan Transportasi Jawa]]
{|class="wikitable sortable"
|-
!Urutan!!Kota, Provinsi!!Populasi
|-
|align=center|1||'''[[Kota Jakarta|Jakarta]]''', [[DKI Jakarta]]||128.589839.247
|-
|align=center|2||'''[[Kota Surabaya|Surabaya]]''', [[Jawa Timur]]||42.611.506
|-
|align=center|3||'''[[Kota Bandung|Bandung]]''', [[Jawa Barat]]||32.580288.570
|-
|align=center|4||'''[[Kota Bekasi|Bekasi]]''', [[Jawa Barat]]||21.793940.478308
|-
|align=center|5||'''[[Kota Tangerang|Tangerang]]''', [[Banten]]||21.221451.595
|-
|align=center|6||'''[[Kota DepokSemarang|DepokSemarang]]''', [[Jawa BaratTengah]]||21.178352.733869
|-
|align=center|7||'''[[Kota SemarangDepok|SemarangDepok]]''', [[Jawa TengahBarat]]||1.974339.903263
|-
|align=center|8||'''[[Kota Bogor|Bogor]]''', [[Jawa Barat]]||1.154891.467
|-
|align=center|9||'''[[Kota Malang|Malang]]''', [[Jawa Timur]]||1773.021.356174
|-
|align=center|10||'''[[Kota SurakartaCimahi|SurakartaCimahi]]''', [[Jawa TengahBarat]]||586546.397879
|}
 
=== Etnis dan budaya ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een jonge Javaan te Semarang Java TMnr 10002811.jpg|jmpl|180px|kiri|Seorang pemuda berpakaian tradisional [[Orang Jawa|Jawa]] dengan kelengkapan: [[blangkon]], kain [[batik]], dan [[keris]] (1913).]]
Mitos asal usul Pulau Jawa serta gunung-gunung berapinya diceritakan dalam sebuah [[kakawin]], bernama ''[[Tantu Pagelaran|Tangtu Panggelaran]]''. Komposisi [[etnis]] di Pulau Jawa secara relatif dapat dianggap homogen, meskipun memiliki populasi yang besar dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya di Indonesia. Terdapat dua kelompok etnis besar pulau ini, yaitu etnis [[Orang Jawa|Jawa]] dan etnis [[Orang Sunda|Sunda]]. Etnis [[Orang Madura|Madura]] dapat pula dianggap sebagai kelompok ketiga; mereka berasal dari Pulau [[Pulau Madura]] yang berada di utara pantai timur Jawa, dan telah bermigrasi secara besar-besaran ke [[Jawa Timur]] sejak abad ke-18.<ref name=Periplus58>{{cite book|last = Hefner|first = Robert|title = Java|publisher = Periplus Editions|year = 1997|location = Singapore|pages = 58|isbn = 962-593-244-5}}</ref> Jumlah orang Jawa adalah sekitar dua-pertiga penduduk pulau ini, sedangkan orang Sunda mencapai 25% dan orang Madura mencapai 4% lebih atau hampir 5%.<ref name=Periplus58/>
 
Empat wilayah budaya utama terdapat di pulau ini:, sentral budaya [[Kebudayaan Jawa|Jawa]] (''[[kejawen]]'') di bagian tengah dan budaya Jawa pesisir (''pasisiran'') di pantai utara, budaya [[Suku Sunda|Sunda]] (''[[pasundan]]'') di bagian barat, dan budaya [[Suku Osing|Osing]] (''[[blambangan]]'') di ujung timur. Budaya Madura terkadang dianggap sebagai yang kelima, terutama di kawasan pesisir utara [[Tapal Kuda, Jawa Timur|Tapal Kuda]], mengingat hubungan eratnya dengan budaya pesisir Jawa.<ref name=Periplus58/> Kejawen dianggap sebagai budaya Jawa yang paling dominan. Aristokrasi Jawa yang tersisa berlokasi di wilayah ini, yang juga merupakan etnis dengan populasi dominan di Indonesia. Bahasa, seni, dan tata krama yang berlaku di wilayah ini dianggap yang paling halus dan merupakan panutan masyarakat Jawa.<ref name=Periplus58/> Tanah pertanian tersubur dan terpadat penduduknya di Indonesia membentang sejak dari [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]] di sebelah barat hingga ke [[Kabupaten Blitar|Blitar]] di sebelah timur.<ref name=Periplus58/>
 
Jawa merupakan tempat berdirinya banyak kerajaan yang berpengaruh di kawasan Asia Tenggara,<ref>Lihat puisi Wallace Stevens" [[:en:Tea (poem)|Tea]]" yang menampilkan suatu kiasan dalam menghargai budaya Jawa.</ref> dan karenanya terdapat berbagai karya sastra dari para pengarang Jawa. Salah satunya ialah kisah ''[[Ken Arok]] dan [[Ken Dedes]]'', yang merupakan kisah anak yatim yang berhasil menjadi raja dan menikahi ratu dari kerajaan Jawa kuno; dan selain itu juga terdapat berbagai terjemahan dari ''[[Ramayana]]'' dan ''[[Mahabharata]]''. [[Pramoedya Ananta Toer]] adalah seorang penulis kontemporer ternama Indonesia, yang banyak menulis berdasarkan pengalaman pribadinya ketika tumbuh dewasa di Jawa, dan ia banyak mengambil unsur-unsur cerita rakyat dan legenda sejarah Jawa ke dalam karangannya.
 
=== Bahasa ===
[[Berkas:JavaMap languagesof java.JPGpng|jmpl|220px|Bahasa-bahasa yang dipertuturkan di Jawa (bahasa Jawa warna putih).]]
Tiga bahasa utama yang dipertuturkan di Jawa adalah [[bahasa Jawa]], [[bahasa Sunda]], dan [[bahasa Madura]]. Bahasa-bahasa lain yang dipertuturkan meliputi [[bahasa Betawi]] (suatu dialek lokal dari rumpun [[bahasa Melayu]] di wilayah Jakarta), [[Bahasa Madura Bawean|Bahasa Bawean]] (erat hubungannya dengan bahasa Madura), dan [[bahasa Bali]].<ref>[https://web.archive.org/web/20121019025017/http://www.ethnologue.com/show_country.asp?name=Indonesia+(Java+and+Bali) Languages of Java and Bali] – Ethnologue–Ethnologue. Terdapat sumber-sumber lain yang menyatakan beberapa dari bahasa-bahasa ini sebagai dialek.</ref> Sebagian besar besar penduduk mampu berbicara dalam [[bahasa Indonesia]], yang umumnya merupakan bahasa kedua mereka.
 
=== Agama dan kepercayaan ===
Jawa adalah kancah pertemuan dari berbagai agama dan budaya. Pengaruh [[Asia Selatan|budaya India]] adalah yang datang pertama kali dengan agama [[agama Hindu|Hindu]]-[[Siwa]] dan [[agama Buddha|Buddha]], yang menembus secara mendalam dan menyatu dengan tradisi adat dan budaya masyarakat Jawa.<ref name="kroef1961">{{cite journal|first=Justus M.|last=van der Kroef|title=New Religious Sects in Java|url=https://archive.org/details/sim_far-eastern-survey_1961-02_30_2/page/18|journal=Far Eastern Survey|volume=30|issue=2|year=1961|pages=18-15|doi=10.1525/as.1961.30.2.01p1432u|jstor=3024260}}</ref> Para [[brahmana]] kerajaan dan [[pujangga]] istana mengesahkan kekuasaan raja-raja Jawa, serta mengaitkan [[kosmologi Hindu]] dengan susunan politik mereka.<ref name="kroef1961"/> Meskipun kemudian agama [[Islam]] menjadi agama mayoritas, kantong-kantong kecil pemeluk Hindu tersebar di seluruh pulau. Terdapat populasi Hindu yang signifikan di sepanjang pantai timur dekat Pulau [[Bali]], terutama di sekitar kota [[Banyuwangi]]. Sedangkan komunitas [[Budhisme|Buddha]] umumnya saat ini terdapat di kota-kota besar, terutama dari kalangan [[Tionghoa-Indonesia]].
 
Sekumpulan batu nisan Muslim yang berukiran halus dengan tulisan dalam bahasa Jawa Kuno dan bukan bahasa Arab ditemukan dengan penanggalan tahun sejak 1369 di Jawa Timur. [[Louis-Charles Damais|Damais]] menyimpulkan itu adalah makam orang-orang Jawa yang sangat terhormat, bahkan mungkin para bangsawan.<ref>Damais, Louis-Charles, 'Études javanaises, I: Les tombes musulmanes datées de Trålåjå.' ''BEFEO'', vol. 54 (1968), hlm. 567-604.</ref> [[Ricklefs|M.C. Ricklefs]] berpendapat bahwa para penyebar agama Islam yang berpaham [[Sufisme|sufi]]-mistis, yang mungkin dianggap berkekuatan gaib, adalah agen-agen yang menyebabkan perpindahan agama para elit istana Jawa, yang telah lama akrab dengan aspek mistis agama Hindu dan Buddha.<ref>Ricklefs, M.C. (1991). ''A History of Modern Indonesia since c.1300'', 2nd Edition. London: MacMillan. ISBN 0-333-57689-6.</ref> Sebuah batu nisan seorang Muslim bernama [[Maulana Malik Ibrahim]] yang bertahun 1419 (822 Hijriah) ditemukan di [[Gresik]], sebuah pelabuhan di pesisir Jawa Timur. Tradisi Jawa menyebutnya sebagai orang asing non-Jawa, dan dianggap salah satu dari sembilan penyebar agama Islam pertama di Jawa ([[Walisongo]]), meskipun tidak ada bukti tertulis yang mendukung tradisi lisan ini.
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moskee Indonesië TMnr 10016740.jpg|jmpl|kiri|Masjid di Pati, Jawa Tengah, pada [[Hindia Belanda|masa kolonial]]. Masjid ini menggabungkan gaya tradisional Jawa (atap bertingkat) dengan arsitektur Eropa.]]
Baris 237 ⟶ 236:
Saat ini hampir 100% suku Madura, Betawi, Bawean, & Sunda, serta sekitar 95 persen suku Jawa menganut agama Islam. Agama Islam sangat kental memberi pengaruh pada suku Betawi, Banten, Cirebon dan Sunda. Muslim suku Jawa dapat dibagi menjadi ''[[abangan]]'' (lebih sinkretis) dan ''[[santri]]'' (lebih agamais). Dalam sebuah [[pesantren|pondok pesantren]] di Jawa, para [[kyai]] sebagai pemimpin agama melanjutkan peranan para resi pada masa Hindu. Para santri dan masyarakat di sekitar pondok umumnya turut membantu menyediakan kebutuhan-kebutuhannya.<ref name="kroef1961"/> Tradisi pra-Islam di Jawa juga telah membuat pemahaman Islam sebagian orang cenderung ke arah mistis. Terdapat masyarakat Jawa yang berkelompok dengan tidak terlalu terstruktur di bawah kepemimpinan tokoh keagamaan, yang menggabungkan pengetahuan dan praktik-praktik pra-Islam dengan ajaran Islam.<ref name="kroef1961"/>
 
Agama [[Katolik Roma]] tiba di Indonesia pada saat kedatangan Portugis dengan perdagangan rempah-rempah.<ref name="infocathuslib">cf. Bunge (1983), chapter [https://web.archive.org/web/20110805071154/http://countrystudies.us/indonesia/38.htm Christianity].</ref> Agama Katolik mulai menyebar di Jawa Tengah ketika [[Frans van Lith]], seorang imam dari Belanda, datang ke [[Muntilan, Magelang|Muntilan]], Jawa Tengah pada tahun 1896. [[Kristen Protestan]] tiba di Indonesia saat dimulainya kolonialisasi [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC) pada abad ke-16. Kebijakan VOC yang melarang penyebaran agama Katolik secara signifikan meningkatkan persentase jumlah penganut Protestan di Indonesia.<ref name="rbhgoh">Goh, Robbie B.H.. ''Christianity in Southeast Asia''. Institute of Southeast Asian Studies. Hlm. 80. ISBN 981-230-297-2. OCLC 61478898.</ref> Komunitas Kristen terutama terdapat di kota-kota besar, meskipun di beberapa daerah di Jawa tengah bagian selatan terdapat pedesaan yang penduduknya memeluk Katolik. Terdapat kasus-kasus intoleransi bernuansa agama yang menimpa umat Katolik dan kelompok Kristen lainnya.<ref name="Christians refuse to cancel Christmas">{{cite journal|first=Konradus|last=Epa|title=Christians refuse to cancel Christmas |journal=UCA News|url=http://www.ucanews.com/2010/12/23/christians-refuse-to-cancel-christmas/|access-date=2012-03-13|archive-date=2013-08-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20130820165900/http://www.ucanews.com/2010/12/23/christians-refuse-to-cancel-christmas/|dead-url=no}}</ref>
 
Tahun 1956, Kantor Departemen Agama di [[Yogyakarta]] melaporkan bahwa terdapat 63 sekte [[aliran kepercayaan]] di Jawa yang tidak termasuk dalam agama-agama resmi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 35 berada di [[Jawa Tengah]], 22 di [[Jawa Barat]] dan 6 di [[Jawa Timur]].<ref name="kroef1961"/> Berbagai aliran kepercayaan (juga disebut ''[[kejawen]]'' atau ''[[aliran kebatinan|kebatinan]]'') tersebut, di antaranya yang terkenal adalah [[Subud]], memiliki jumlah anggota yang sulit diperkirakan karena banyak pengikutnya mengidentifikasi diri dengan salah satu agama resmi pula.<ref name="Beatty">Beatty, Andrew, ''Varieties of Javanese Religion: An Anthropological Account'', Cambridge University Press 1999, ISBN 0-521-62473-8</ref>
 
== Perekonomian ==
== Ekonomi dan Mata pencaharian ==
{{further|Mata pencaharian orang Jawa}}[[Berkas:Rice plantation in Java.jpg|jmpl|ka|Wanita Jawa menanam padi di persawahan dekat [[Prambanan]], [[Yogyakarta]].]]
Awalnya, perekonomian Jawa sangat tergantungbergantung pada sektor pertanian dan perkebunan, khususnya dari bercocok tanam di areal persawahan. Kerajaan-kerajaan kuno di Jawa, seperti [[Tarumanagara]], [[Kerajaan Medang|Mataram]], dan [[Majapahit]], sangat bergantung pada panen padi dan pajaknya. Jawa terkenal sebagai lumbung padi dan menjadi pengekspor beras sejak zaman dahulu. Secara tidak langsung tanah jawa yang subur menjadi kontribusi terhadap pertumbuhan penduduk pulau ini. Perdagangan dengan negara-negara di Asia lainnya seperti India dan Tiongkok sudah terjadi pada awal abad ke-4, terbukti dengan ditemukannya beberapa peninggalan sejarah berupa keramik Tiongkok dari periode tersebut. Selain itu Jawa juga terlibat aktif dalam perdagangan domestik misalnya perdagangan [[rempah-rempah]] [[Maluku]] yang sudah dirintis semenjak era [[Majapahit]] hingga era [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC). Perusahaan dagang tersebut mendirikan pusat administrasinya di [[Batavia]] pada abad ke-17, yang kemudian terus dikembangkan oleh pemerintah Hindia Belanda sejak abad ke-18.
 
Selama masa penjajahan, Belanda memperkenalkan budidaya berbagai tanaman komersial seperti [[tebu]], [[kopi]], [[karet]], [[teh]], [[kina]], dan lain-lain. Di beberapa wilayah Jawa dibuka lahan perkebunan dalam skala besar dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Beberapa komoditas berhasil dikembangkan di Jawa salah satunya adalah Kopi. Kopi Jawa bahkan mendapatkan popularitas global di awal ke-19 dan abad ke-20, sehingga nama ''Java'' telah menjadi sinonim untuk kopi.
 
Pulau Jawa telah menjadi pulau paling berkembang di Indonesia sejak era Hindia Belanda hingga saat ini. Jaringan transportasi jalan yang telah ada sejak zaman kuno dipertautkan dan disempurnakan dengan dibangunnya [[Jalan Raya Pos|Jalan Raya Pos Jawa]] oleh [[Daendels]] di awal abad ke-19. Kebutuhan transportasi produk-produk komersial dari perkebunan di pedalaman menuju pelabuhan di pantai, telah memacu pembangunan jaringan kereta api di Jawa. Saat ini, industri, bisnis dan perdagangan, juga jasa berkembang di kota-kota besar di Jawa, seperti [[Jakarta]], [[Surabaya]], [[Semarang]], dan [[Bandung]], sedangkan kota-kota kesultanan tradisional seperti [[Yogyakarta]], [[Surakarta]], dan [[Cirebon]] menjaga warisan budaya keraton dan menjadi pusat seni, budaya dan pariwisata. Kawasan industri juga berkembang di kota-kota sepanjang pantai utara Jawa, terutama di sekitar [[Cilegon]], [[Tangerang]], [[Bekasi]], [[Karawang]], [[Gresik]], dan [[Sidoarjo]].
 
Jaringan [[jalan tol]] dibangun dan diperluas sejak masa pemerintahan [[Soeharto]] hingga sekarang, yang menghubungkan pusat-pusat kota dengan daerah sekitarnya, di berbagai kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], [[Cirebon]], [[Semarang]], [[Solo]] dan [[Surabaya]]. Selain jalan tol tersebut, di pulau ini juga terdapat 16 jalan raya nasional. Dari segi perkeretaapian, Pulau Jawa mempunyai jaringan jalur kereta api sejak abad ke–19 semenjak [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) membangun jalur kereta api pertama di Indonesia, tepatnya di petak [[Stasiun Samarang]]–[[Stasiun Tanggung|Tanggoeng]] pada tanggal 17 Juni 1864 yang mendukung kelancaran perekonomian Pulau Jawa dari segi mobilitas maupun logistik. Keempat jalur utama kereta api tersebut adalah:
* Jalur utara Jawa: Jakarta–Cirebon–Semarang–Surabaya
* Jalur tengah Jawa: Jakarta–Cirebon–Yogyakarta–Surabaya
* Jalur selatan Jawa: Bandung–Tasikmalaya–Yogyakarta–Surabaya
* Jalur kereta cepat Jakarta–Bandung: Jakarta–Bandung
 
== Lihat pulajuga ==
* [[BahasaKepulauan JawaNusantara]]
*[[Daftar pulau di Indonesia]]
* [[Bahasa Sunda]]
* [[Bahasa Madura]]
* [[Bahasa Betawi]]
* [[Bahasa Madura Bawean|Bahasa Bawean]]
* [[Suku Jawa]]
* [[Suku Sunda]]
* [[Suku Madura]]
* [[Suku Betawi]]
* [[Suku Bawean]]
 
== Catatan ==
{{Notelist}}
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.javaindonesia.org/ Segala hal mengenai pulau Jawa]
* {{id}} [http://www.sidoharjo.com/id-wisata/ Objek wisata di Pulau Jawa]
* (Inggris) Project Gutenberg Library: Monumental Java [http://www.gutenberg.org/ebooks/42405 Monumental Java] dan mesin pencarian untuk kata 'Java' [http://www.gutenberg.org/ebooks/search/?query=Java&go=Go Books: Java (sorted by popularity)]
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
{{pulau utama Indonesia}}
Baris 277 ⟶ 274:
[[Kategori:Kepulauan Sunda Besar]]
[[Kategori:Pulau di Indonesia]]
[[Kategori:Pulau]]