Zoroastrianisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(32 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Zoroastrianisme}}
{{Topik Indo-Eropa}}
'''Zoroastrianisme''' atau '''Mazdayasna''' adalah sebuah agama yang berasal dari [[Iran Raya]] dan merupakan salah satu
Dengan kemungkinan berakar dari [[Milenium|milenia]] ke-2 [[Masehi|SM]], Zoroastrianisme memasuki sejarah tertulis semenjak [[abad]] ke-5 [[Masehi|SM]].<ref>{{Cite web|url=http://www.iranicaonline.org/articles/zoroastrianism-i-historical-review|title=ZOROASTRIANISM i. HISTORY TO THE ARAB CONQUEST – Encyclopaedia Iranica|website=Encyclopædia Iranica|access-date=2019-07-13}}</ref> Agama ini berfungsi sebagai agama negara di [[Sejarah Iran|Kerajaan-Kerajaan Iran Kuno]] selama lebih dari satu [[milenium]], dari sekitar 600 SM hingga 650 M, tetapi menurun dari abad ke-7 M dan seterusnya sebagai akibat langsung dari [[Penaklukan Persia oleh Muslim|penaklukan Muslim terhadap Persia]] (633-654 M) yang mengarah pada penganiayaan dalam skala besar terhadap orang-orang Zoroastrianisme.{{sfn|Hourani|1947|p=87}} Estimasi tertinggi jumlah penganut Zoroastrianisme saat ini adalah 110.000-120.000 orang,<ref name=Roshan>{{cite web|last1=Rivetna|first1=Roshan|title=The Zarathushti World, a 2012 Demographic Picture|url=http://fezana.org/downloads/ZoroastrianWorldPopTable_FEZANA_Journal_Fall_2013.pdf|website=Fezana.org}}</ref> dengan mayoritasnya tinggal di [[India]], [[Iran]], dan [[Amerika Utara]]; jumlah mereka dianggap mengalami penurunan.<ref>{{cite web|url=https://www.nytimes.com/2006/09/06/us/06faith.html|title=Zoroastrians Keep the Faith, and Keep Dwindling|work=Laurie Goodstein|date=6 September 2006|access-date=25 September 2017}}</ref><ref>{{cite magazine|url=http://content.time.com/time/world/article/0,8599,1864931,00.html|title=The Last of the Zoroastrians|magazine=[[Time (magazine)|Time]]|author=Deena Guzder|date=9 December 2008|access-date=25 September 2017}}</ref>
Baris 18:
== Terminologi ==
Nama Zoroaster (Ζωροάστηρ) adalah terjemahan [[Bahasa Yunani|Yunani]] dari nama Zarathustra yang berasal dari [[bahasa Avesta]]. Ia dikenal sebagai Zartosht dan Zardosht dalam bahasa Persia dan Zaratosht di Gujarati. Nama agamanya menurut penganutnya adalah Mazdayasna, yang menggabungkan Mazda- dengan kata Yasna dari bahasa Avesta, yang berarti "penyembahan, pengabdian".<ref name=":15" /> Dalam bahasa Inggris, penganut agama ini biasa disebut Zoroastrian atau Zarathustrian. Ungkapan lama yang masih digunakan sampai sekarang adalah ''Behdin'', yang berarti "Agama terbaik|
Referensi pertama mengenai penyebutan "Zoroaster" dalam buku-buku berbahasa Inggris
== Teologi ==
Zoroastrianisme percaya bahwa ada sosok pencipta tertinggi yang tidak diciptakan, yang universal, [[transenden]] dan serba baik bernama [[Ahura Mazda]], atau secara literlit bermakna "Tuhan yang Bijaksana" (Ahura berarti "Tuhan" dan Mazda berarti "Kebijaksanaan" dalam bahasa Avesta).<ref name="britannica">{{cite encyclopedia|last=Duchesne-Guillemin|first=Jacques|title=Zoroastrianism|url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/658081/Zoroastrianism|encyclopedia=Encyclopedia Britannica}}</ref> Zoroaster memisahkan kedua atribut tersebut sebagai dua konsep yang berbeda di sebagian besar ''Gatha'' namun terkadang menggabungkannya menjadi satu bentuk. Zoroaster juga mengklaim bahwa Ahura Mazda maha tahu akan tetapi tidak maha kuasa.<ref name=":16" /> Di dalam ''Gatha'', Ahura Mazda dituliskan bekerja melalui emanasi yang dikenal sebagai Amesha Spenta<ref name=":72" /> dan dengan bantuan "Ahura-Ahura lain."<ref name=":0" />
Para cendikiawan dan teolog telah lama memperdebatkan esensi dari Zoroastrianisme, dengan [[dualisme]], [[monoteisme]], dan [[politeisme]] sebagai istilah-istilah utama yang diterapkan pada agama tersebut.<ref name=":2">{{citation|last=Boyd|first=James W.|title=Is Zoroastrianism Dualistic or Monotheistic?|year=1979|journal=Journal of the American Academy of Religion|volume= XLVII|issue=4|pages=557–88|doi=10.1093/jaarel/XLVII.4.557|ref={{harvid|Boyd & al.|1979}}|display-authors=1|author2-last=Crosby|author2-first=Donald A.}}</ref><ref name=":02" /><ref name=":3">{{Cite journal|last=Hintze|first=Almut|year=2013|title=Monotheism the Zoroastrian Way|url=https://www.researchgate.net/publication/271934655|journal=Journal of the Royal Asiatic Society|volume=24|issue=2|pages=225–49|doi=10.1017/S1356186313000333|via=ResearchGate|s2cid=145095789}}</ref> Beberapa cendekiawan menyatakan bahwa konsep ketuhanan Zoroastrianisme mencakup keberadaan dan pikiran sebagai [[entitas]] [[imanen]], menggambarkan Zoroastrianisme sebagai kepercayaan pada alam semesta yang
Dalam teks-teks
Teologi
== Sejarah ==
=== Zaman Klasik ===
Akar dari agama Zoroastrianisme diperkirakan terletak pada sistem keagamaan prasejarah bersama Indo-Iran yang berasal dari awal [[milenium]] ke-2 SM.<ref>Foltz 2013, pp. 10–18</ref> Nabi Zoroaster sendiri, meskipun secara tradisional dianggap berasal dari abad ke-6 SM, namun oleh banyak sejarawan modern dianggap sebagai pembaharu agama politeistik Iran yang hidup pada abad ke-10 SM..<ref name="Atlas">Patrick Karl O'Brien, ed. [https://books.google.com/books?id=ffZy5tDjaUkC&pg=PA45&dq= ''Atlas of World History''], concise edn. (NY: Oxford UP, 2002), 45.</ref> Zoroastrianisme sebagai agama belum terbentuk secara sempurna sampai beberapa abad kemudian. Zoroastrianisme memasuki sejarah tertulis sejak pertengahan abad 5 SM. Herodotus dalam buku The Histories-nya (selesai sekitar tahun 440 SM) menulis deskripsi mengenai masyarakat Iran Raya yang mana terdapat fitur-fitur Zoroastrianisme di dalamnya, seperti membiarkan yang mati dimakan burung-burung liar.<ref>{{Cite web|title=Herodotus, The Histories, Book 1, chapter 140|url=http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.01.0126%3Abook%3D1%3Achapter%3D140|website=Perseus Digital Library|access-date=2021-03-21}}</ref>
[[Berkas:Head_of_Bactrian_ruler_(Satrap),_Temple_of_the_Oxus,_Takht-i-Sangin,_3rd-2nd_century_BC.jpg|jmpl|Patung dari tanah liat dan [[alabaster]] yang menggambarkan pendeta Zoroastrian mengenakan tutup kepala bergaya Baktrian yang unik, ditemukan di Takhti-Sangin, [[Tajikistan]], [[Kerajaan Yunani-Baktria]], abad ke-3 atau ke-2 SM.]]
[[Berkas:Pasargad_Tomb_Cyrus3.jpg|jmpl|Makam Koresh Agung di [[Pasargadae]], [[Iran]].]]
''The Histories'' adalah sumber informasi utama mengenai periode awal era [[Kekaisaran Akhemeniyah|Akhemeniyah]] (648–330 SM), khususnya yang berkaitan dengan peran pendeta-pendeta Zoroastrianisme yang dikenal sebagai ''Majus''. Menurut Herodotus, Majus adalah suku keenam Media dan memegang kekuasaan yang cukup besar di istana kaisar Median (sebelum penyatuan kekaisaran Persia di bawah [[Koresh Agung]], semua orang Iran disebut sebagai "Mede" atau "Mada" oleh orang-orang di [[Dunia Kuno]]).<ref name="perseus.tufts.edu2">{{Cite web|title=Herodotus, The Histories, Book 3, chapter 67, section 3|url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus:text:1999.01.0126:book=3:chapter=67:section=3|website=Perseus Digital Library|access-date=2019-08-03}}</ref>
Menyusul penyatuan kerajaan [[Kerajaan Media|Media]] dan Persia pada tahun 550 SM, Koresh Agung dan kemudian putranya Cambyses II membatasi kekuasaan orang Majus setelah mereka berusaha menabur perbedaan pendapat menyusul hilangnya pengaruh mereka. Pada 522 SM, para ''Majus'' memberontak dan mengadakan seorang saingan penerus takhta. Si perampas kekuasaan, berpura-pura menjadi putra bungsu Koresh, Smerdis, mengambil alih kekuasaan tak lama kemudian.<ref>{{Citation|url=https://books.google.com/books?id=dHIlhU4Gd5AC&q=cambises+and+smerdis+&pg=PA1|title=Resumen de la Historia Universal: escrito con su conocimiento, y aprobado ... – Joan Cortada i Sala|via=Google Libros|access-date=2012-11-07|year=1867|last1=Sala|first1=Joan Cortada I.}}</ref> Karena pemerintahan [[Despotisme|despotik]] Cambyses dan ketidakhadirannya yang lama di Mesir, "seluruh rakyat, Persia, Media, dan semua bangsa lain" mengakui si perampas kekuasaan, terutama karena ia memberikan pengampunan pajak selama tiga tahun.<ref name="perseus.tufts.edu2"/>
Darius I dan kemudian kaisar Achaemenid mengakui pengabdian mereka kepada Ahura Mazda dalam prasasti, sebagaimana dibuktikan beberapa kali dalam prasasti Behistun, dan yang tampaknya melanjutkan model [[Koeksistensi damai|koeksistensi]] dengan agama lain. Apakah Darius adalah pengikut ajarannya Zoroaster belum dipastikan secara pasti karena tidak ada indikasi catatan bahwa penyembahan Ahura Mazda secara eksklusif merupakan praktik Zoroastrian.<ref>{{Cite encyclopedia|url=http://www.iranicaonline.org/articles/bisotun-iii|title=BISOTUN iii. Darius's Inscriptions|encyclopedia=Encyclopaedia Iranica|access-date=2019-08-03}}</ref>
Menurut legenda Zoroastrian akhir (Denkard dan Kitab Arda Viraf), banyak teks suci hilang ketika pasukan Alexander Agung menyerbu Persepolis dan kemudian menghancurkan perpustakaan kerajaan di sana. Bibliotheca historicala karya Diodorus Siculus, yang diselesaikan sekitar tahun 60 SM, tampaknya mendukung legenda Zoroastrian ini. Menurut salah satu pemeriksaan arkeologi, terdapat bekar-bekas terbakar pada reruntuhan istana Xerxes.<ref>{{Cite EB1911|wstitle=Persepolis|volume=21|page=186}}</ref> Apakah kumpulan besar teks (semi-)religius "ditulis di atas perkamen dengan tinta emas", seperti yang disebutkan oleh Denkard, benar-benar ada tetap menjadi masalah spekulasi.<ref>{{Cite web|title=ALEXANDER THE GREAT ii. In Zoroastrianism – Encyclopaedia Iranica|url=http://www.iranicaonline.org/articles/alexander-the-great-ii|website=Encyclopædia Iranica|access-date=2019-08-03}}</ref>
Penaklukan Alexander sebagian besar menggusur Zoroastrianisme dengan kepercayaan Helenistik,<ref name="Atlas" /> meskipun Zoroastrianisme tetap dipraktekkan berabad-abad setelah runtuhnya [[Kekaisaran Akhemeniyah|Akhemeniyah]] di daratan Persia dan wilayah inti dari bekas Kekaisaran Akhemeniyah, terutama [[Anatolia]], [[Mesopotamia]], dan [[Kaukasus]]. Di kerajaan [[Kapadokia|Kappadokia]], yang wilayahnya dulunya merupakan milik Akhemeniyah, para kolonis Persia, terputus dari rekan seagama mereka di Iran, terus mempraktekkan agama [Zorastrianisme] nenek moyang mereka; dan di sana [[Strabo]], yang mengamatinya pada abad pertama SM, mencatat (XV.3.15) bahwa "penyala api" tersebut memiliki banyak "tempat suci untuk para Tuhan Persia", begitupula kuil-kuil api.<ref name="books.google.nl">Mary Boyce. [https://books.google.nl/books?id=a6gbxVfjtUEC&pg=PA84&dq=armenians+zoroastrianism+christianity&hl=nl&sa=X&ved=0CCgQ6AEwAWoVChMIi5zf656SxgIVgbMsCh1xBQB1#v=onepage&q=armenians%20zoroastrianism%20christianity&f=false ''Zoroastrians: Their Religious Beliefs and Practices''] Psychology Press, 2001 {{ISBN|978-0415239028}}, p. 85</ref> Strabo lebih lanjut menyatakan bahwa ini adalah "tempat-tempat yang penting; dan di tengah-tengahnya terdapat sebuah altar, di mana ada banyak abu dan di mana orang majus menjaga apinya terus menyala."<ref name="books.google.nl" /> Zoroastrianisme baru kembali mendapat ketertarikan yang besar setelah berakhirnya masa periode [[Kekaisaran Partia|Parthia]] (247 SM–224).<ref name="Atlas" />
== Ajaran-ajarannya ==
|