Kabupaten Simeulue: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Update plat kendaraan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(49 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Dati2
| settlement_type = Kabupaten | nama
| foto = Simeulue Beach Aceh.jpg
| caption = Pantai di Simeulue
| lambang = LOGO KABUPATEN SIMEULUE.png
|
| peta = Lokasi Aceh Kabupaten Simeulue.svg
| koordinat = 04°45'15,702"-5°18'2,244" [[Lintang Utara|LU]] {{br}}96°1'13,656"-96°22'1,007" [[Bujur Timur|BT]]
| semboyan = ''Ate fulawan'' ([[Bahasa Indonesia|Indonesia]]: ''Berhati emas'')
| provinsi = [[Aceh]]
| ibukota = [[Sinabang (kota)|Sinabang]]
| dasar hukum = UU Nomor 48 Tahun 1999<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=8 Desember 2021|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| ref jumlah satuan pemerintahan = <ref name="Permendagri"/>
| tanggal = 9 Oktober 1999<ref name="UU"/>
|
| kecamatan = 10
| gampong = 222
|
|
|
| nama wakil kepala daerah = ''lowong''
| sekretaris daerah = [[Dodi Juliardi Bas]] (Plt.)
| ketua
| luas = 2051,48
| luasref = <ref name="Permendagri">{{cite web |url=http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah |title=Permendagri no.137 tahun 2017 |date=27 Desember 2017 |access-date=12 Juni 2018 |archive-date=2017-04-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170429140519/http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah |dead-url=yes }}</ref>
| penduduk = 96510
| penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
| kepadatan = auto
| agama = {{ublist |item_style=white-space;
|99,75% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 0,24% [[Kekristenan]]
** 0,23% [[Protestan]]
** 0,01% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,01% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)<br>[[Bahasa Simolol|Simolol]], [[Bahasa Sigulai|Sigulai]], [[Bahasa Leukon|Leukon]], [[Bahasa Jamee|Jamee]]
| IPM = {{increase}} 769,98 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a"> sedang </span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://aceh.bps.go.id/indicator/26/74/1/ipm.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021-2023|website=www.aceh.bps.go.id|accessdate=28 Januari 2024}}</ref>
| kodearea = 0650
| kodepos =
| nomor_polisi = BL ''xxxx'' S**
|
| pad = Rp 47.764.132.000,-
| dau = Rp 432.894.090.000,- ([[2021]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2021|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2021)|accessdate=8 Desember 2021|page=1|format=pdf|archive-date=2021-12-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211207084638/http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|dead-url=no}}</ref>
| flora =
| fauna = [[Kerbau|Kerbau simeulue]]
| zona waktu = [[UTC+07:00]] [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
| web = {{url|simeuluekab.go.id}}
}}
'''Kabupaten Simeulue''' adalah
== Sejarah ==
Ibu kota Kabupaten Simeulue adalah [[Sinabang]], kalau diucapkan dengan logat daerah adalah ''Si Navang'' yang berasal dari legenda Navang. Navang adalah
Karena posisi geografisnya yang terisolasi dari [[Pulau
Peningkatan status Simeulue menjadi Kabupaten telah dirintis sejak lama dan lahir dari keinginan luhur masyarakat [[Simeulue]] sendiri yaitu melalui prakarsa sejumlah tokoh dan segenap komponen masyarakat. Tonggak sejarah perjuangan ini dimulai sejak Kongres Rakjat Simeulue yang sedianya dilaksanakan pada tahun 1956, namun terkendala saat itu dan baru dilaksanakan pada tahun 1957. Salah satu bukti sejarah yang masih ada saat ini adalah dokumen Hasil Putusan Kongres Rakjat Kewedanaan Simeulue (Dok Rasmal Kahar) dan sebuah spanduk usang pelaksanaan kongres tersebut yang telah lusuh dimakan usia. Saat itu Gubernur Aceh, Prof. Ali Hasjmi melakukan kunjungan ke Simeulue pada tahun 1957 sebagai wujud dukungan dia terhadap isi pernyataan Kongres Rakjat Simeulue dalam upaya peningkatan status Simeulue.
Kemudian pada tahun 1963 kembali diadakan musyawarah Luan Balu dan dilanjutkan Musyawarah Rakyat Simeulue dan tahun 1980, di mana hasil semua pertemuan tersebut hanya ada satu kata dan satu tekad bahwa Simeulue harus berubah status menjadi Kabupaten [[Otonomi|Otonom]].
Seiring dengan perjalanan waktu, perjuangan tetap diteruskan oleh tokoh-tokoh masyarakat Simeulue, sehingga atas perjuangan yang begitu gigih dan tak kenal lelah tersebut, kita memperoleh dukungan dari berbagai pihak yaitu dari [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah|DPRD]] Tingkat I Aceh dan DPRD Tingkat II Aceh Barat.
Perkembangan selanjutnya setelah Drs. H. Muhammad Amin dilantik menjadi Pembantu [[Bupati]] Simeulue, upaya ini terus digulirkan dengan sungguh-sungguh dan terbukti pada tahun 1995 [[Gubernur]] Aceh menurunkan tim pemutakhiran data ke Simeulue yang diikuti dengan kedatangan Dirjen Bangda ke Simeulue pada tanggal 12 Desember 1995.
Sebagai akhir dari perjalanan ini, yaitu dengan datangnya Dirjen PUOD, DPODS, dan Komisi II DPR-RI pada tanggal 30 Maret 1996 dan mengadakan rapat umum di depan pendopo Pembantu Bupati Simeulue. Di mana pada saat itu, J. Sondakh selaku Ketua Komisi II DPR-RI mengatakan rapat hari ini seakan-akan sidang DPR-RI di luar gedung karena lengkap dihadiri oleh empat [[fraksi]] yaitu: Fraksi Golkar, PPP, PDI dan Fraksi Utusan Daerah dan dia berjanji dalam waktu tidak begitu lama Simeulue akan ditingkatkan statusnya.
Alhamdulillah berkat Rahmat Allah SWT, akhirnya hasil dari semua kunjungan tersebut serta niat dan doa yang tulus dari seluruh masyarakat Simeulue, Presiden Republik Indonesia Bapak H. Mohammad Soeharto pada tanggal 13 Agustus 1996 menandatangani PP 53 tahun 1996 tentang peningkatan status wilayah Pembantu Bupati Simeulue menjadi Kabupaten Administratif Simeulue. Selanjutnya pada tanggal 27 September 1996 bertempat di DPRD Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Kabupaten Administratif Simeulue diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Bapak Yogie S. Memet sekaligus melantik Drs. H. Muhammad Amin sebagai Bupati Kabupaten Administratif Simeulue.
Simeulue telah berubah status meskipun masih bersifat administratif, seluruh masyarakat menyambut gembira disertai rasa syukur menggema dari Ujung Batu Belayar hingga batu Si Ambung-Ambung. Kabupaten yang dianggap mimpi oleh sebagian masyarakat selama ini telah hadir nyata dalam kehidupan masyarakat Simeulue. Status baru ini telah menambah semangat yang tinggi untuk berjuang menggapai satu tahap lagi yaitu daerah otonom.
Untuk mencapai usaha itu segala potensi dikerahkan, pikiran dan tenaga dicurahkan, keringat bercucuran di mana semua anak pulau bahu membahu dan disertai dengan doa yang senantiasa dipanjatkan demi sebuah cita-cita. Akhirnya Allah SWT mengabulkan apa yang diinginkan, sehingga melalui UU No. 48 Tahun 1999 lahirlah Kabupaten Simeulue dan Kabupaten Bireun sebagai Kabupaten Otonom dalam
Kemudian pada tanggal 12 Oktober 1999 [[Menteri Dalam Negeri]] Republik Indonesia Ad Interim [[Faisal Tanjung]] meresmikan lahirnya Kabupaten Simeulue dan tanggal inilah yang dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Simeulue yang setiap tahunnya diperingati.
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar Bupati Simeulue}}
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
!style="background:#fad000;"| No
!style="background:#fad000;" colspan=2| Bupati
!style="background:#fad000;"| Mulai menjabat
!style="background:#fad000;"| Akhir menjabat
!style="background:#fad000;"| Ket.
!style="background:#fad000;"| Wakil Bupati
|-
| *
| [[Berkas:Penjabat Bupati Kabupaten Simeulue Ahmadlyah.jpg|100px]]
|[[Ahmadlyah]]<br><small>([[Penjabat]])</small>
|21 Juli 2022
|''Petahana''
|<ref>{{cite web |url=https://aceh.tribunnews.com/2022/07/21/profil-ahmadlyah-putra-awe-seubal-yang-dilantik-jadi-pj-bupati-simeulue|title=Profil Ahmadlyah, Putra Awe Seubal yang Dilantik Jadi Pj Bupati Simeulue|first=Sara|last=Masroni |editor=Amirullah|date=21 Juli 2022|access-date=28 Januari 2024 |website=aceh.tribunnews.com}}</ref>
|''Lowong''
|-
|}
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 86 ⟶ 102:
=== Kecamatan ===
[[Berkas:Kecamatan Aceh Kabupaten Simeulue.svg|jmpl|250px|Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Simeulue]]
{{utama|Daftar kecamatan dan gampong di Kabupaten Simeulue}}
== Penduduk ==
Baris 118 ⟶ 110:
=== Bahasa ===
Terdapat tiga bahasa utama yang dominan dalam pergaulan sehari-hari yakni [[bahasa
=== Budaya ===
Masyarakat Simeulue mempunyai adat dan budaya tersendiri berbeda dengan saudara-saudaranya di daratan Aceh, salah satunya adalah seni [[Nandong]], suatu seni nyanyi bertutur diiringi [[gendang]] tetabuhan dan [[biola]] yang ditampilkan semalam suntuk pada acara-acara tertentu dan istimewa. Terdapat pula seni yang sangat digemari sebagian besar masyarakat, seni [[Debus]], yaitu suatu seni bela diri kedigjayaan kekebalan tubuh terutama dari tusukan bacokan [[pedang]], [[rencong]], [[rantai]] [[besi]] membara, [[bambu]], serta benda-benda tajam lainnya, dan dari seni ini pulalah para pendekar Simeulue acap diundang ke mancanegara.
=== '''Lembaga Adat''' ===
Lembaga Adat adalah suatu organisasi kemasyarakatan adat yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum adat tertentu mempunyai wilayah tertentu dan mempunyai harta kekayaan tersendiri serta berhak dan berwenang untuk mengatur dan mengurus serta menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan adat Aceh. Sama halnya seperti fungsi lembaga adat di daratan Aceh, Lembaga adat di Simeulue juga berfungsi sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan masyarakat, dan penyelesaian masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Lembaga adat di Simeulue antara lain:
# Majelis Adat Aceh Simeulue;
# Kepala Mukim;
# Imam chik;
# Kepala Desa atau keuchik;
# Imam meunasah;
# Keujruen blang;
# Panglima laot;
==== Panglima Laot ====
Lembaga Adat Laot adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lembaga Adat Laot dipimpin oleh seorang Panglima Laot untuk mangatur adat istiadat dibidang pesisir dan kelautan. Di Simeulue, lembaga adat laot terdiri dari:
# Lembaga Adat Laot Kabupaten;
# Lembaga Adat Laot Kecamatan;
# Lembaga Adat Laot Desa.
== Ekonomi ==
=== Peternakan ===
Salah satu andalan Kabupaten Simeulue yang menjadi ciri khas adalah [[kerbau]] simeulue yang meski ukurannya kecil, namun rasa dagingnya lebih manis daripada kerbau di daratan Sumatra. Kerbau ini banyak dijual keluar Pulau Simeulue dan, karena kualitasnya prima, harganya pun menjadi tinggi.
Baris 144 ⟶ 155:
=== Minyak Bumi ===
Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Riset Geologi dan Kelautan Jerman (BGR) menemukan potensi minyak (hidrokarbon) dalam jumlah sangat besar di perairan timur laut Pulau Simeulue, Provinsi Aceh. Prediksi sementara jumlah kandungan minyak yang ada sekitar 107,5-320,79 miliar barel. "Temuan ini hasil riset kami dengan Kapal Riset Sonne, yang tujuan awalnya untuk mengetahui detail deformasi struktur geologi di daerah busur muka (fore arc) pasca tsunami 26 Desember 2004," kata Dr Yusuf Surachman, Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT, di Jakarta, Senin (11/2) seperti dikutip Antara. Dibandingkan dengan cadangan [[minyak bumi]] milik [[Arab Saudi]] yang volumenya mencapai 264,21 miliar barrel. Temuan itu, menurut Yusuf, sangat signifikan. Sedangkan nilai volume di perairan timur laut Pulau Simeulue itu dihitung minimal 17,1 x 109 m³ dan maksimal volume total 51 x 109 m³. "Perkiraan volume berdasar volume reservoir yang dihitung atas dasar sejumlah asumsi, yakni seismik dua dimensi, karbonat ''build-up'' berbentuk melingkar, faktor pengali elongasi antara 0,5-1,5 dan porositas 30 persen,"
== Kebudayaan ==
===
{{referensi}}
Masyarakat Simeulue menyampaikan peringatan tradisional tsunami melalui
Istilah smong dikenal masyarakat Simeulue setelah tragedi tsunami pada hari Jumat, 4 Januari 1907. Gempa disertai tsunami dahsyat yang terjadi di wilayah perairan Simeulue masih pada zaman penjajahan Hindia Belanda. Kejadian tsunami ini tercatat dalam buku berbahasa Belanda S-GRAVENHAGE, MARTINUSNIJHOF, tahun 1916 yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Saat itu masyarakat Simeulue belum mengetahui perihal tsunami ini, laut yang tiba-tiba surut pasca gempa menjadi daya tarik bagi masyarakat pesisir pantai, karena ditemukannya banyak ikan-ikan yang terdampar. Sebagian besar penduduk pesisir berlarian ke arah pantai dan berebut ikan-ikan yang terdampar tersebut, namun secara mengejutkan tiba-tiba kemudian datanglah tsunami yang menderu-deru dari arah laut lepas, sebagian besar masyarakat meninggal atas kejadian itu. Dan sebagian yang selamat, menjadi saksi mata atas kejadian smong dan menuturkannya untuk generasi mendatang agar berhati-hati terhadap kejadian serupa.
Baris 159 ⟶ 170:
Kejadian serupa itu hanya dapat dilakukan oleh sebuah pemahaman bersama yang kuat dengan persepsi yang sama terhadap satu objek tertentu. Sehingga pada saat kejadian yang sangat genting hal ini telah menjadi pengetahuan umum yang merata, yang dengan hanya satu sandi tertentu yang diucapkan maka hal tersebut akan menjadi gerakan massa yang sangat masif yang bergerak dengan kecepatan tinggi secara bersama-sama, walaupun mereka berada pada daerah yang terpisah-pisah.
Kata
Masyarakat dunia yang juga mengetahui lemahnya sistem peringatan dini tsunami di sepanjang pantai barat Sumatra takjub melihat keajaiban yang terjadi di Pulau Simeulue. Hal ini kemudian mendorong masyarakat dunia melalui ISDR (International Strategy for Disaster Reduction) memberikan penghargaan
Penghargaan tersebut adalah wujud pengakuan dunia internasional pada kekuatan budaya smong sebagai sistem peringatan dini tsunami. Budaya smong semakin menemukan pengakuan ditengah kondisi bahwa sebelum tsunami 26 Desember 2004, tidak ada sistem peringatan dini tsunami di sepanjang pantai barat Sumatra yang sangat rawan gempa dan tsunami.
Ditinjau dari sisi linguistik, terbentuknya kata smong cukup dekat dengan bunyi yang mendengung saat ombak menyerang bergulung-gulung. Di masyarakat Simeulue, smong berarti ombak besar yang datang bergulung-gulung yang didahului oleh gempa yang sangat besar. Fenomena yang dikenal masyarakat dunia dengan istilah tsunami. Pemahaman tentang smong ini tertanam kuat dalam memori masyarakat Simeulue dari anak-anak sampai orang tua.
Baris 188 ⟶ 200:
| Manoknop sao hampong || Tobanam amban gampung || Tenggelam seluruh negeri
|-
| Tibo-tibo mawi ||
|-
| Anga linon ne mali || Bo dulu ni abe le || Jika gempanya kuat
Baris 202 ⟶ 214:
| Turiang da nenekta || Curito nenek moyang ta || Sejarah nenek moyang kita
|-
| Miredem teher ere || enuge
|-
| Pesan dan navi da || Amanah afe nasehatla || Pesan dan nasihatnya
Baris 211 ⟶ 223:
[[Berkas:Earthquake 20041226 epicentre.png|jmpl|ka|210px|Pusat [[gempa bumi Samudra Hindia 2004]] yang terletak di utara Simeulue]]
Gugusan Kepulauan Simeulue yang terdiri beberapa pulau besar dan kecil (± 40 buah) berada tepat di atas persimpangan tiga ''palung laut'' terbesar dunia, yakni pada pertemuan [[lempeng Asia]] dengan [[lempeng Australia]] dan [[lempeng Samudera Hindia]]. Sehingga pada saat terjadinya [[Tsunami Aceh|gempa bumi dan tsunami tanggal 26 Desember 2004]] yang ber-episentrum di ujung barat Pulau Simeulue, pulau ini mengalami kerusakan sarana prasarana sangat parah.
Namun jumlah korban jiwa akibat peristiwa tersebut relatif minim, hal ini disebabkan masyarakat setempat sudah mengenal secara turun temurun peristiwa yang disebut sebagai ''smong'',karena peristiwa serupa yakni tsunami pernah terjadi pada tahun 1907 sehingga apabila terjadi gempa besar diikuti oleh surutnya air laut dari bibir pantai secara drastis dan mendadak, maka otomatis tanpa disuruh seluruh penduduk, tua muda, besar kecil laki-laki dan perempuan beranjak meninggalkan lokasi menuju tempat-tempat ketinggian atau perbukitan guna menghindar dari terjangan smong atau tsunami tersebut.{{cn}} == Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
|