Kabupaten Majalengka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(80 revisi perantara oleh 53 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info Dati II Indonesia
| settlement_type = Kabupaten
| nama = Kabupaten Majalengka
| julukan = ''Kabupaten/Kota Angin''
| propinsi = [[Jawa Barat]]
| ibukota = [[Majalengka, Majalengka|Kota Majalengka]]
| luas = 1204
| penduduk =
| penduduktahun = [[
| pendudukref = <ref name="MAJALENGKA">{{cite web|url=https://majalengkakab.bps.go.id/publication/2020/04/27/614dbdc2d9a288e2f221f5ba/kabupaten-majalengka-dalam-angka-2020.html|title=Kabupaten Majalengka Dalam Angka 2020|website=www.majalengkakab.bps.go.id|accessdate=4 Januari 2021|fprmat=pdf|archive-date=2022-01-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20220126150533/https://majalengkakab.bps.go.id/publication/2020/04/27/614dbdc2d9a288e2f221f5ba/kabupaten-majalengka-dalam-angka-2020.html|dead-url=no}}</ref>
| kepadatan =
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|99,66% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 0,31% [[Kekristenan]]
** 0,26% [[Protestan]]
** 0,05% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,01% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,01% [[Hindu]] |0,01% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
| IPM = {{increase}} 70,76 <br>{{fontcolor|hijau|tinggi}} ([[2023]])<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=5 Maret 2022|archive-date=2021-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211201065917/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|dead-url=no}}</ref>
| kecamatan = 26 kecamatan
| kelurahan = 13 kelurahan
| desa = 330 desa
| kodearea =
| nomor_polisi = E ''
|
▲| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15|archive-date=2013-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20130214064515/http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873|dead-url=yes}}</ref>
| lambang = Lambang Kabupaten Majalengka.svg
| peta = [[File:Map of West Java highlighting Majalengka Regency.svg|200px]]
| koordinat = <!---- gunakan [[templat:coord]]. biasanya diisi dengan koordinat alun-alun, katedral, pelabuhan, bandara, kantor polisi, kantor bupati, ataupun gedung DPRD ----> {{coord|-6.8352731|108.2276548|display=title,inline}}
| pushpin_map = Indonesia Jawa Barat#Indonesia Java#Indonesia
| pushpin_label = Majalengka
| pushpin_label_position = top
| dasar hukum =
| tanggal =
| hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1490|06|7}}
| bahasa = [[Bahasa
| motto = Sindangkasih sugih mukti<br>{{small|{{su icon}} Sikap mengayomi dan mengasihi untuk mewujudkan kesejahteraan<br>(1412 Masehi)}}
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah = [[
| wakil kepala daerah = [[Bupati|Wakil Bupati]]
| nama wakil kepala daerah =
| sekretaris daerah = Aeron Randi
| ketua DPRD = Drs. H. Edy Anas Djunaedi, M.M.
| web = {{url|majalengkakab.go.id}}
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
| foto = Panyaweuyan, Argapura, Kabupaten Majalengka.jpg▼
|perrow = 2/2
| caption = Panyaweuyan▼
|image1=Gedung Juang Majalengka.jpg
|caption1=Gedung Juang Majalengka
}}▼
| translit_lang1_type = [[Aksara Sunda]]
| translit_lang1_info = {{Sund|ᮙᮏᮜᮦᮀᮊ}}}}▼
'''Kabupaten Majalengka''' ([[aksara Sunda]]: ᮙᮏᮜᮦᮀᮊ) adalah sebuah wilayah [[kabupaten]] yang terletak di [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]], [[Indonesia]]. [[Ibu kota]]nya adalah [[Majalengka, Majalengka|kecamatan Majalengka]]. Kabupaten ini berjarak 95 km sebelah timur laut dari [[Kota Bandung]] dan 56 km dari [[Kota Cirebon]]. Majalengka jawa barat
▲| translit_lang1_info = {{Sund|ᮙᮏᮜᮦᮀᮊ}}
▲}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aloon-aloon te Madjalengka West-Java TMnr 10008032.jpg|jmpl|300px|Alun-alun Majalengka di masa [[Hindia Belanda]]]]▼
== Sejarah ==
Pada zaman kerajaan [[Ajaran Siwa-Buddha|Hindu-Buddha]] sampai dengan [[Abad ke 15|abad ke-15]], di wilayah Kabupaten Majalengka terbagi menjadi
# [[Kerajaan Talaga Manggung]] dipimpin oleh Sunan Corenda atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Parung
# [[Kerajaan Rajagaluh]] dipimpin oleh Prabu Cakraningrat
# [[Kerajaan Sindangkasih]], dipimpin oleh seorang puteri bernama Nyi Rambut Kasih
# Kerajaan Wanayasa, dipimipin oleh Prabu Wirapati
#
Terdapat banyak cerita rakyat tentang ke-3 kerajaan tersebut yang sampai dengan saat ini masih hidup di kalangan masyarakat Majalengka. Selain cerita rakyat yang masih diyakini juga terdapat situs, makam-makam dan benda-benda purbakala, yang kesemuanya itu selain menjadi kekayaan daerah juga dapat digunakan sebagai sumber sejarah.<ref name="daerah.sindonews.com">{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/1033199/29/nyai-rambut-kasih-ratu-majalengka-nan-sakti-dan-cantik-1439564268|title=Nyai Rambut Kasih, Ratu Majalengka nan Sakti dan Cantik|
=== Kerajaan Talaga Manggung ===
==== Raja Batara Gunung Picung ====
Kerajaan Hindu di Talaga berdiri pada abad XIII Masehi, Raja tersebut masih keturunan Ratu Galuh bertahta di Ciamis, dia adalah putera V, juga ada hubungan darah dengan raja-raja di Pajajaran atau dikenal dengan Raja Siliwangi. [[Sunan Talaga manggung]] putra Pandita [[Prabu Darmasuci]] putra [[Batara Gunung Picung]] putera [[Suryadewata]] putera bungsu dari Maharaja [[Sunda]] [[Galuh]] Prabu [[Ajiguna Linggawisesa]] (1333-1340) di [[Galuh]] [[Kawali]], [[Ciamis]]. Penguasa [[Kerajaan Sunda Galuh]] biasanya digelari '''Siliwangi'''. Daerah kekuasaannya meliputi Talaga, Cikijing, Bantarujeg, Lemahsugih, Maja dan sebagian Selatan Majalengka.Pemerintahan Batara Gunung Picung sangat baik, agam yang dipeluk rakyat kerajaan ini adalah agama Hindu.Pada masa pemerintahaannya pembangunan prasarana jalan perekonomian telah dibuat sepanjang lebih 25 Km tepatnya
==== Raja Prabu Darma Suci ====
Disebut juga Pandita Perabu Darma Suci. Dalam pemerintahan raja ini Agama Hindu berkembang dengan pesat (abad ke-XIII), nama dia dikenal di [[Pakuan Pajajaran|Kerajaan Pajajaran]], Jawa Tengah, Jayakarta sampai daerah Sumatra. Dalam seni pantun banyak diceritakan tentang kunjungan tamu-tamu tersebut dari kerajaan tetangga ke Talaga, apakah kunjungan tamu-tamu merupakan hubungan keluarga saja tidak banyak diketahui.Peninggalan yang masih ada dari kerajaan ini antara lain Benda Perunggu, Gong, Harnas atau Baju Besi.Pada abad XIIX Masehi dia wafat dengan meninggalkan 2 orang putera yakni:- Bagawan
==== Raja Sunan Talaga Manggung ====
Baris 62 ⟶ 75:
==== Raja Sunan Talaga Manggung ====
Sunan Talaga Manggung merupakan raja yang terkenal sampai sekarang karena sikap dia yang adil dan bijaksana serta perhatian dia terhadap agama Hindu, pertanian, pengairan, kerajinan serta kesenian rakyat.Hubungan baik terjalin dengan kerajaan-kerajaan tetangga maupun kerajaan yang jauh, seperti misalnya dengan [[Majapahit|Kerajaan Majapahit]], [[Pakuan Pajajaran|Kerajaan Pajajaran]], [[Kesultanan Cirebon|Kerajaan Cirebon]] maupun [[Sriwijaya|Kerajaan Sriwijaya]].Dia berputera dua, yaitu :- Raden
==== Raja Ratu Simbarkencana ====
Baris 75 ⟶ 88:
==== Raja Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum ====
Dari pernikahan Raden Rangga Mantri dengan Ratu Parung (Ratu Sunyalarang putri ''Sunan Parung'', saudara sebapak ''Ratu Pucuk Umun'' suami Pangeran Santri ) melahirkan 6 orang putera yaitu :- Prabu Haurkuning - Sunan Wanaperih - [[Dalem Lumaju Agung]]- Dalem
==== Raja Sunan Wanaperih ====
Terkenal [[Sunan Wanaperih]], di Talaga sebagai seorang Raja yang memeluk Agama Islam pun juga seluruh rakyat di negeri ini semua telah memeluk Agama Islam. Dia berputera 6 orang, yaitu :- Dalem
=== Kerajaan Sindangkasih ===
==== Mandala Sindangkasih dan Kerajaan Sindangkasih ====
Kerajaan dan wilayah Jawa Barat tidak dapat dipisahkan dari kata Sunda. Pada mulanya kata ''“Sunda”'' atau ''“Suddha”'' dalam bahasa Sanskerta diterapkan pada nama sebuah gunung yang menjulang tinggi di bagian barat Pulau Jawa yang dari jauh tampak putih karena tertutup abu asal gunung tersebut.<ref name="Auroux">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=JqxnjTKaQvQC&pg=PA188&lpg=PA188&dq=Gonda,+1973&source=bl&ots=WGuh2A2UFt&sig=mo650Aid1ZEBV6k1Dudf0w7NKkI&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwiP0O_u95_aAhVIlpQKHdJYBvcQ6AEILDAC#v=onepage&q=Sunda&f=false|title=History of the Language Sciences / Geschichte der Sprachwissenschaften / Histoire des sciences du langage. 1. Teilband|last=Auroux|first=Sylvain|last2=Koerner|first2=E. F. K.|last3=Niederehe|first3=Hans-Josef|last4=Versteegh|first4=Kees|date=2008-07-14|publisher=Walter de Gruyter|isbn=9783110194005|language=en|access-date=2018-04-04|archive-date=2023-03-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230305180258/https://books.google.co.id/books?id=JqxnjTKaQvQC&pg=PA188&lpg=PA188&dq=Gonda,+1973&source=bl&ots=WGuh2A2UFt&sig=mo650Aid1ZEBV6k1Dudf0w7NKkI&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwiP0O_u95_aAhVIlpQKHdJYBvcQ6AEILDAC#v=onepage&q=Sunda&f=false|dead-url=no}}</ref>
Keberadaan kerajaan Sindangkasih pada tahun [[1480]] atau pertengahan abad ke-15.<ref name="Barat">{{Cite web|url=http://www.jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1050|title=Kabupaten Majalengka - Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat|last=Barat|first=Pemerintah Provinsi Jawa|website=www.jabarprov.go.id|access-date=2018-04-04|archive-date=2018-04-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20180404134823/http://www.jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1050|dead-url=yes}}</ref> Kerajaan Sindangkasih disebutkan dalam berbagai naskah ''[[Babad]]'' di tanah Sunda. Pandangan masyarakat Sunda bahwa kemandalaan sering kali disebut sebagai kerajaan. Pandangan ini muncul karena struktur kemandalaan yang juga memiliki prajurit pengamanan sering kali diersamakan dengan kerajaan. Termasuk Kemandalaan Sindangkasih, [[Mandala Sindangkasih]] dipertukarkan pengertiannya dengan kerajaan.
Kesulitan pengertian dalam historiografi modern Barat, struktur kerajaan adalah sebuah struktur badan, wilayah dan administratif. Pandangan ini berbeda bagi masyarakat [[Nusantara]]. Bisa kita cermati bahwa [[Sriwijaya|Kerajaan Sriwijaya]], [[Majapahit]] dan [[Tarumanagara]] juga disebut [[Mandala]].
Dalam pengertian historis, sosial dan politik, istilah "[[mandala]]" juga digunakan untuk menunjukkan formasi politik tradisional Asia Tenggara (seperti federasi kerajaan atau negara-negara atau kerajaan kecil). Ini diadopsi oleh para sejarawan Barat abad ke-20 dari wacana politik [[India]] kuno sebagai sarana untuk menghindari istilah 'negara' dalam pengertian konvensional. Tidak hanya negara-negara [[Asia Tenggara]] yang tidak sesuai dengan pandangan Cina dan [[Eropa]] tentang negara yang ditetapkan secara teritorial dengan perbatasan tetap dan aparatur birokrasi, tetapi mereka berbeda jauh dalam arah yang berlawanan: pemerintahan didefinisikan oleh pusatnya daripada batas-batasnya, dan itu bisa tersusun dari banyak pemerintahan jajahan lainnya tanpa mengalami integrasi administratif. Kerajaan seperti Bagan, [[Ayutthaya]], [[Kerajaan Champa|Champa]], [[Kerajaan Khmer|Khmer]], [[Sriwijaya]] dan [[Majapahit]] dikenal sebagai "mandala" dalam pengertian ini.<ref name="chinabuddhismencyclopedia.com">{{Cite web|url=http://www.chinabuddhismencyclopedia.com/en/index.php?title=Mandala|title=Mandala - Chinese Buddhist Encyclopedia|website=www.chinabuddhismencyclopedia.com|language=en|access-date=2018-04-04|archive-date=2018-04-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20180402101433/http://www.chinabuddhismencyclopedia.com/en/index.php?title=Mandala|dead-url=no}}</ref>
Beberapa Mandala atau kemandalaan di tatar Sunda ada yang berkembang menjadi kerajaan. Misalnya [[Mandala Indraprahasta]] menjadi Kerajaan Indraprahasta; [[Mandala Wanagiri]] menjadi Kerajaan Wanagiri; [[Mandala Kendan]] menjadi Kerajaan Kendan dengan rajanya yang termashur Gururesi atau Rajaresi Manik Maya berlokasi di Rancaekek Bandung sekarang. [[Mandala Bitung Giri]] menjadi [[Kerajaan Talaga Manggung]] Dan banyak lagi contoh lainnya.
Baris 115 ⟶ 128:
Berdasarkan data yang dikirimkan Rangga Gempol III pada masa VOC, maka kekuasaan [[Prabu Geusan Ulun]] meliputi [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]], [[Kabupaten Garut|Garut]], [[Kota Tasikmalaya|Tasikmalaya]], dan [[Kota Bandung|Bandung]], sebagai berikut:
* Batas di sebelah Timur adalah Garis
* Di sebelah Barat garis
* Batas di sebelah Selatan laut.
* Namun di sebelah Utara diperkirakan tidak meliputi wilayahnya karena telah dikuasai oleh Cirebon.
Berdasarkan data surat dari Rangga Gempol III di atas, menunjukan data bahwa wilayah Sindangkasih (Majalengka kota sekarang) adalah bagian dari [[Kerajaan Sumedang Larang]].
Meskipun awalnya Mandala merupakan sebuah tempat suci keagamaan, tetapi penyebutannya mencakup ke dalam wilayah yang lebih luas. Kota Majalengka sekarang dahulu disebut Sindangkasih. Hingga abad ke-
Mengingat cara hidup di lingkungan Mandala lebih berat daripada cara hidup di lingkungan Nagara, karena lebih banyak aturan yang bersifat keagamaan berupa perintah dan larangan, maka kiranya penduduk Mandala, termasuk orang Sindangkasih -majalengka generasi pertama, merupakan orang-orang pilihan yang memiliki pengetahuan agama, pengalaman rohani dan disiplin diri lebih banyak di bandingkan penduduk Nagara yang umum. Hubungan antara Mandala dan nagara umumnya berlangsung baik, karena kedua pihak saling membutuhkan. Nagara membutuhkan Mandala bagi keperluan dukungan moral dan spiritual serta pemberian do’a restu.
Mandala dianggap oleh Nagara sebagai pusat kesaktian, pusat kekuatan gaib, yang dapat memancarkan pengaruhnya terhadap nagara. Baik atau buruk tergantung hubungan antara Mandala dan Nagara.<ref name="unpad.ac.id">{{Cite news|url=http://www.unpad.ac.id/profil/dr-drs-undang-ahmad-darsa-m-hum-local-wisdom-tidak-begitu-bermanfaat-tanpa-local-genius/|title=Dr. Drs. Undang Ahmad Darsa, M.Hum., “Local Wisdom Tidak Begitu Bermanfaat Tanpa Local Genius” - Universitas Padjadjaran|newspaper=Universitas Padjadjaran|language=id-ID|access-date=2018-04-04|archive-date=2018-03-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20180323172050/http://www.unpad.ac.id/profil/dr-drs-undang-ahmad-darsa-m-hum-local-wisdom-tidak-begitu-bermanfaat-tanpa-local-genius/|dead-url=no}}</ref>
=== Kerajaan Rajagaluh ===
Baris 141 ⟶ 154:
Prajurit Cirebon terus menerus berupaya menyerbu kota Rajagaluh. Pertahanan Rajagaluh semakin lemah sehingga Rajagaluh mengalami kekalahan. Prabu Cakra Ningrat sendiri melarikan diri. Sementara anaknya Nyi Putri Indangsari tidak ikut serta dengan ayahnya, Ia pergi kesebelah utara sekarang di kenal dengan Desa Cidenok. Di Cidenok Nyi Putri tidak lama, ia teringat akan ayahnya. Nyi Putri sadar apapun kesalahan yang dilakukan oleh Sang Prabu Cakra Ningrat, sang Prabu adalah ayah kandungnya yang sangat ia cintai, iapun berniat menyusul ayahnya, tetapi ditengah perjalanan Nyi Putri dihadang oleh prajurit Cirebon yang dipimpin oleh Pangeran Birawa. Nyi Putri dan pengawalnya ditangkap kemudian diadili.
Pengadilan akan membebaskan hukuman bagi Nyi Putri dengan syarat mau masuk islam. Akhirnya semua pengawalnya masuk islam tapi Nyi Putri sendiri menolaknya, maka Nyi Putri Indangsari ditahan disebuah gua. Alkisah menghilangnya Adipati Arya Kiban yang cukup lama akibat kekalahannya oleh Adipati Awangga saat perang tanding, ia timbul kesadarannya untuk kembali ke Rajagaluh untuk menemui Prabu Cakra Ningrat untuk meminta maaf atas kesalahannya. Namun yang ia dapatkan hanyalah puing-puing kerajaan yang sudah hancur luluh. Ia menangis sedih penuh penyesalan. Ia menrenungkan nasibnya dipinggiran kota Rajagaluh. Tempat tersebut sekarang dikenal dengan Batu Jangkung (batu tinggi). Ditempat itu pula akhirnya Adipati Arya Kiban ditangkap oleh prajurit Cirebon, kemudian ditahan/dipenjarakan bersama Nyi Putri Indangsari disebuah gua yang dikenal dengan Gua Dalem yang berada di daerah Kedung Bunder, Palimanan. Dikisahkan bahwa Nyi Putri Indangsari dan Adiapti Arya Kiban meninggal di gua tempat ia dipenjarakan (Gua Dalem), kisah lain keduanya mengilang.<ref name="kknm.unpad.ac.id">{{Cite web|url=http://kknm.unpad.ac.id/singawada/2013/02/12/sejarah-desa-rajagaluh/|title=sejarah desa rajagaluh : : Blog Desa Singawada|website=kknm.unpad.ac.id|access-date=2018-04-04|archive-date=2018-04-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20180404200952/http://kknm.unpad.ac.id/singawada/2013/02/12/sejarah-desa-rajagaluh/|dead-url=yes}}</ref>
=== Masa Penjajahan Belanda ===
▲[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aloon-aloon te Madjalengka West-Java TMnr 10008032.jpg|jmpl|300px|Alun-alun
==== Pembentukan Kabupaten Maja. ====
Tahun [[1819]] dibentuk Karesidenan Cirebon yang terdiri atas ''Keregenaan'' (Kabupaten) [[Kabupaten Cirebon|Cirebon]], [[Kuningan]], [[Kabupaten Indramayu|Bengawan Wetan]], [[Kabupaten Ciamis|Galuh (Ciamis Sekarang)]] dan [[Maja, Majalengka|Maja]]. Kabupaten Maja adalah cikal bakal Kabupaten Majalengka. Pembentukan Kabupaten Maja berdasarkan ''Besluit'' (Surat Keputusan) Komisaris Gubernur Jendral [[Hindia Belanda]] No.23 Tanggal [[5 Januari]] [[1819]]. Kabupaten Maja adalah gabungan dari tiga distrik yaitu. Distrik Sindangkasih, Distrik Talaga, dan Distrik Rajagaluh. Kabupaten Maja beribu kota di Kota Kecamatan Maja sekarang. Bupati pertama Kabupaten Maja adalah RT Dendranegara. Kabupaten Maja mencakup wilayah Talaga, Maja, Sindangkasih, Rajagaluh, Palimanan dan Kedondong.
Baris 155 ⟶ 168:
== Geografis ==
Secara geografis Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]]. Kabupaten Majalengka terletak pada titik koordinat yaitu Sebelah Barat 108° 03'
=== Batas Wilayah ===
Bagian Utara wilayah kabupaten ini merupakan dataran rendah, sementara wilayah tengah berbukit-bukit dan wilayah selatan merupakan wilayah pegunungan dengan puncaknya [[Gunung Ceremai]] yang berbatasan dengan [[Kabupaten Kuningan]] serta Gunung [[Cakrabuana]] yang berbatasan dengan [[Kabupaten Tasikmalaya]] dan [[Kabupaten Sumedang]].
Secara administratif berbatasan dengan: {{Batas_USBT
|timur = [[Kabupaten Cirebon]] dan [[Kabupaten Kuningan]]
}}
=== Topografi dan geografi ===
Baris 209 ⟶ 226:
== Kebudayaan ==
Sebagai wilayah yang
* [[Kesenian Sampyong Majalengka|Sampyong]]
* [[Wayang golek|Wayang Golek]]
Baris 232 ⟶ 249:
== Kuliner ==
* [[Kecap
* [[Mangga
* [[Opak singkong|Opak]]
* [[
* [[Sega lengko|Nasi Lengko]]
* [[Jalakotek]]
* [[Emping]]
* [[Kripik
* [[Dodol
* [[Keripik pisang
* [[Gula
* Jambu
== Transportasi ==
=== Transportasi Darat ===
==== Angkutan Jalan Raya ====
Wilayah Kabupaten Majalengka merupakan daerah penghubung antara kawasan [[Parahyangan|Priangan]] dengan [[Kota Cirebon|Cirebon]], dilewati [[Jalan
Berikut sarana dan prasarana angkutan darat di Majalengka: ===== Prasarana Angkutan Jalan Raya =====
Baris 260 ⟶ 279:
===== Angkutan Dalam Kota =====
* Angkot 1A: Jurusan Terminal [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]]
* Angkot 1B: Jurusan Terminal [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]]
* Angkot IC: Jurusan Terminal [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]]
* Angkot ID: Jurusan Terminal [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]]
===== Angkutan Perkotaan =====
* Angkot [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]]
* Angkot [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]]
* Angkot [[Cigasong, Majalengka|Cigasong]]
* Angkot [[Talaga, Majalengka|Talaga]]
* Angkot [[Talaga, Majalengka|Talaga]]
* Angkot [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]- [[Perapatan, sumberjaya|Prapatan]]
* Angkot [[Kadipaten, Majalengka|Kadipaten]]
* Angkot [[Kadipaten, Majalengka|Kadipaten]]
* Angkot [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]
* Angkot [[Sumberjaya, Majalengka|Sumberjaya]]
* Angdes [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]
=====
* [[Cikijing, Majalengka|Cikijing]]
* [[Cikijing, Majalengka|Cikijing]]
* [[Cikijing, Majalengka|Cikijing]]
* [[Bantarujeg, Majalengka|Bantarujeg]]
* [[Kadipaten, Majalengka|Kadipaten]]
* [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]
===== Bus Antarkota =====
* [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]
* [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]]
* [[Bantarujeg, Majalengka|Bantarujeg]]
* [[Bantarujeg, Majalengka|Bantarujeg]]
* [[Bantarujeg, Majalengka|Bantarujeg]]
* [[Cikijing, Majalengka|Cikijing]]
* [[Sumber, Cirebon|Sumber]]
==== Kereta Api ====
Kabupaten Majalengka dahulu memiliki jalur kereta api yang menghubungkan Cirebon-Kadipaten. Dibangun oleh perusahan swasta Belanda ''[[Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij|Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij]]'' [[Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij|(SCS]]) pada tahun 1901. Jalur ini kemudian ditutup pada tahun 1978 akibat kalah bersaing dengan moda angkutan darat lainnya.
Berikut Daftar Eks Stasiun Kereta Api di wilayah Majalengka: * [[Prapatan]]
* [[Bongas]]
Baris 308 ⟶ 329:
=== Transportasi Udara ===
Sejak Tahun 2013 mulai dibangun Proyek [[Bandar Udara Internasional Kertajati|Bandara Internasional Jawa Barat]] di
== Pariwisata ==
Baris 316 ⟶ 337:
#Curug Muara Jaya: Desa [[Argamukti, Argapura, Majalengka|Argamukti]] Kecamatan [[Argapura, Majalengka|Argapura.]]
# Curug Sawer: Desa [[Argalingga, Argapura, Majalengka|Argalingga]] Kecamatan [[Argapura, Majalengka|Argapura]].
# Curug Sempong: Desa [[Sidamukti, Majalengka, Majalengka|Sidamukti]]
# Curug Tonjong: Desa [[Teja, Rajagaluh, Majalengka|Teja]] Kecamatan [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]].
# Curug Baligo: Desa [[Padaherang, Pangandaran|Padaherang]] Kecamatan [[Sindangwangi, Majalengka|Sindangwangi]].
Baris 343 ⟶ 364:
# Bendungan Rentang: [[Randegan Kulon Jatitujuh|Desa Randegan Kulon Kecamatan Jatitujuh]].
# Wana Wisata Gunung Panten: Desa [[Sidamukti, Majalengka, Majalengka|Sidamukti]] Kecamatan [[Majalengka, Majalengka|Majalengka]].
# Teras Sawah Payung: Desa Payung, Kecamatan [[Rajagaluh, Majalengka|Rajagaluh]].<ref name="besoksenin.co">{{Cite news|url=http://besoksenin.co/disandingkan-dengan-ubud-payung-rajagaluh-mulai-dikenal-dunia-internasional/|title=Disandingkan dengan Ubud, Payung Rajagaluh Mulai Dikenal Dunia Internasional!|date=2018-02-04|newspaper=besoksenin|language=id-ID|access-date=2018-02-08|archive-date=2018-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20180208182758/http://besoksenin.co/disandingkan-dengan-ubud-payung-rajagaluh-mulai-dikenal-dunia-internasional/|dead-url=yes}}</ref>
=== Wisata Sejarah dan Budaya ===
Baris 374 ⟶ 395:
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
{{commonscat|Majalengka Regency}}
|