Ahmad Sadali: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mundugumor (bicara | kontrib) |
Mrifqis713 (bicara | kontrib) #1Lib1Ref #1Lib1RefID |
||
(13 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{Infobox artist
| name = Ahmad Sadali
| image = Ahmad_Sadali_bersama_istri,_10.Sep.1983.jpg
| caption = Ahmad Sadali dan
| birth_name =
| birth_date = {{birth date|1924|7|24|df=y}}
Baris 13 ⟶ 11:
| death_date = {{death date|1987|9|19|df=y}}
| death_place = [[Bandung]], [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
| alma_mater = - Seni Rupa [[ISI]], Jakarta (1948-1953)<br/>- Dosen di Seni Rupa [[ITB]], [[Bandung]] (1953)<br/>- Seni Rupa, State University, Iowa, AS (1956)<br/>- Teacher College, Columbia University, NY, AS (1957)<br/>- Art Student League, NY, AS (1957)
| spouse = Hajjah Siti Atikah
| parents =
}}
'''Ahmad Sadali''' ({{lahirmati|[[Garut]]|24|7|1924|[[Bandung]]|19|9|1987}})<ref>{{Cite news|url=https://m.tempo.co/read/news/2010/02/22/114227630/mengenang-pelukis-ahmad-sadali|title=Mengenang Pelukis Ahmad Sadali|last=Tempo.Co|newspaper=Tempo News|language=en-US|access-date=2017-09-21}}</ref><ref>{{Cite book|last=Dewan Kesenian Jakarta|date=Desember 1980|url=https://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/1980%20Pameran%20Besar%20Seni%20Lukis%20Indonesia%204.pdf|title=1980 Pameran Besar Seni Lukis Indonesia 4|publisher=Dewan Kesenian Jakarta|url-status=live}}</ref> kelahiran Garut adalah seorang pelukis Indonesia yang terkenal dengan [[Seni abstrak]]nya, terutama [[Ekspresionisme abstrak]], serta [[Kubisme]]
==Hidup==
Bersama kedua belas saudaranya, Sadali, anak ketujuh tidak pernah mengalami kesulitan biaya menuntut ilmu. Ayahnya Haji Muhammad Djamhari tokoh Muhammadiyah di Garut, Jawa Barat, adalah pemilik kebun dan sawah, serta pengusaha percetakan dan saudagar batik. Salah satu saudaranya bernama [[Achmad Noe'man]]. Sadali menghabiskan pendidikannya di [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS Boedi Priyayi Garut]] (1938) dari mulai taman kanak-kanak, madrasah [[Muhammadiyah]], hingga [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]] kemudian Ia melanjutkan pendidikan di Kota Yogyakarta, [[SMA Negeri 1 Yogyakarta|setara SMT-A]]. Antara tahun 1944 hingga tahun 1945, ia masuk Sekolah Tinggi Islam Jakarta.<ref name="Ensiklopedia III">''Ahmad Sadali''. Ensiklopedia Tokoh Kebudayaan III, Departmen Pendidikan Nasional Jakarta, Jakarta, 1998, hlm. 8-12.[https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=121711]</ref>
Pada 1948 hingga tahun 1953, dia berkuliah di Fakultas Guru Gambar pada [[Fakultas Teknik Universitas Indonesia]], yang sekarang dikenal menjadi FSRD, [[Institut Teknologi Bandung|Institut Teknologi Bandung (ITB)]]. Sadali adalah murid pertama [[Ries Mulder]], seorang pelukis berkebangsaan Belanda dan dosen yang turut membangun berdirinya Departemen Seni Rupa di ITB. Setelah menyelesaikan studinya, dia diangkat menjadi dosen di ITB. Pada tahun 1956, ia mendapat beasiswa untuk belajar seni rupa di Amerika Serikat. Dia belajar ilmu seni rupa di Departements of Fine Arts, University of Iowa, dan New York Art Student League. Dalam perjalanan akademiknya, dia telah mendapat gelar profesor.<ref>
Ahmad Sadali juga merupakan salah satu pendiri [[Universitas Islam Bandung|Universitas Islam Bandung - UNISBA]], dan namanya tercantum dalam akta pendirian dari tahun 1958.
Kariernya dimulai sebagai staf pengajar di IB, kemudian menjadi Sekretaris dan Ketusa Jurusan Seni Rupa-ITB dan akhirnaya menjadi pembantu Rektor ITB (1969-1976) dengan judul Professor Drs. Ahmad Sadali.<ref name="Ensiklopedia III" />
Baris 35 ⟶ 33:
==Karya==
Ahmad Sadali adalah pelopor seni abstrak modern di Indonesia. Salah satu karakteristik yang mencolok dari karya Sadali ada pada pilihan bentuk geometris dan warna pada karyanya.
22 Januari 2018 [https://www.facebook.com/MuseumMACAN/photos/ahmad-sadali-adalah-pelopor-seni-abstrak-modern-di-indonesia-salah-satu-karakter/1654992487880917/]</ref> Deskripsi karya Sadali dalam buku terbaru ada tulisan pertama berjudul "Ahmad Sadali Perintis Seni Lukis Abstrak Indonesia." Tulisan ini menjelaskan bahwa hidup diyakini Sadali sebagai ibadah dalam rangka mencari keridlaan
Illahi.<ref>''Ahmad Sadali Perintis Seni Lukis Abstrak Indonesia'' Anna Sungkar (Institut Seni Indonesia Surakarta) dalam: ''Ragam Pemikiran dalam Bidang Seni dan Desain: Telaah Filosofis,
Pengembangan Kajian dan Praksis. PACE, Solok, 2021. {{ISBN|978-6239584030}} [http://repository.maranatha.edu/27486/1/BUKU-RAGAM%20PEMIKIRAN%20SENI%20DESAIN.pdf]</ref> Dua uraian ini merangkum peran utama Sadali dalam seni Abstrak modern di Indonesia, yang ia miliki sejak tahun 1950 hingga kematiannya.
Dalam buku Seni Lukis Indonesia Baru, Sebuah Pengantar [[Sanento Yuliman]] mencatat deskripsi Seni Abstrak dari Ahmad Sadali:
<blockquote>''"Ahmad Sadali pada tahun 1963 meninggalkan abstrak geometris. Kanvasnya memperlihatkan warna-warna cemerlang yang lebar-lebar dan tidak menggambarkan objek apapun. Dalam perkembangnynya kemudian, kanvas Sadali menyugihkan warna-warna yang lebih redup seperti warna tanah oker, biru dalam dan hitam. Tekstur memang perang penting. Tekstur ini tampak seolah-olah terjadi oleh bermacam-macam tenaga dan proses dalam alam; penegangan dan pengerutan, peretakan dan pemecahan, pengelupasan dan penyobekan, pengikisan dan pelapukan, proses menua dan menghancur."'' </blockquote>
Galeri Nasional Indonesia menggambarkan gaya Sadali sebagai berikut:
<blockquote>''"Sebagai pelukis abstrak murni, Sadali memang telah lepas dari representasi bentuk alam. Namun, dalam bahasa visual semua bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan berbagai tingkat interpretasi. Di zaman peradaban yang ada, manusia telah dibangunkan secara tidak sadar oleh tanda-tanda yang secara universal dapat membangkitkan semangat tertentu. Warna-warna tebal, titik-titik dan lubang-lubang, dan guratan-guratan pada bidang dapat mengingatkan gambaran-gambaran misteri, kuno, dan kefanaan. Tanda segitiga, konstruksi piramida memberikan citra religiusitas. Selanjutnya, lelehan emas dan guratan-guratan kaligrafi Alquran dapat memancarkan spiritualitas Islam. Semua tanda tersebut hadir dalam lukisan Sadali, sehingga ekspresi yang muncul adalah kristalisasi perenungan nilai-nilai agama, misteri, dan kematian."'' <ref name="GalNas Gunung Emas"
Di antara murid-muridnya yang terkenal adalah [[Farida Srihadi]]<ref>Bandung: Painting, Abstract form. Astri Wright in: [[Indonesian Heritage Series|Indonesian Heritage - Visual Art]]. Editions Didier Millet, Singapore, 1998, p. 68-9.</ref>, [[Srihadi Soedarsono]] dan Umi Dachlan.
Ahmad Sadali adalah salah satu pelukis terkemuka Indonesia, dan lukisannya dipajang di koleksi [[Galeri Nasional Singapura]]<ref name="Skyline GalNas SIN" /> dan [[Galeri Nasional Indonesia]], Jakarta.<ref name="GalNas Gunung Emas">[http://galeri-nasional.or.id/collections/686-gunung_emas Lukisan Gunung Emas (Ahmad Sadali - 1980), Galeri Nasional Indonesia
===Desain & Mural===
Baris 57 ⟶ 55:
Namun, seiring berjalannya waktu, Sadali terus mengembangkan gagasan baru dalam karyanya, terutama setelah kepulangannya dari Amerika Serikat. Kecenderungan abstrak dan kaligrafi Islam semakin kuat mewarnai karya-karyanya. Dia kemudian dikenal sebagai pelukis bernuansa kaligrafi religius, termasuk logo untuk [[Himpunan Mahasiswa Islam]] dan logo PU (sekarang [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Kementrian PUPR]]).
Sadali cukup produktif berkarya dalam berbagai rupa, antara lain, sketsa, grafik, patung, interior dan mural. Dia telah mengerjakan sejumlah karya monumental, antara lain lukisan dinding di [[Kompleks Parlemen Republik Indonesia|gedung MPR/ DPR]] dan [[Hotel Sultan|Hotel Hilton, Jakarta]], dan supergrafik di Taman Rekreasi Pusri, Palembang:<ref name="GalNas 2014"
* Mural di Inner Harbour ke 3, Samudra Pura, Tanjung Priok, Jakarta, 1960
Baris 71 ⟶ 69:
===Grup 18===
[[File:Grup 18.jpg|thumb|
Pada tahun 1971, sekelompok dosen Seni Rupa Institut Teknologi Bandung, ITB, yang membentuk '''Grup 18'''. Mereka antara lain seniman [[A.D. Pirous|Abdul Djalil Pirous]], Ahmad Sadali, [[Mochtar Apin]], [[But Muchtar]], [[Erna Garnasih Pirous|Erna Pirous]], [[Haryadi Suadi]], Yusuf Affendi, [[Kaboel Suadi]], [[Rita Widagdo]], Rustam Arief, [[Samsudin Hardjakusumah]], [[Sanento Yuliman]], [[Gregorius Sidharta|G. Sidharta]], [[Srihadi Soedarsono]], [[Sunaryo (pelukis)|Sunaryo]], Surya Pernawa, T. Sutanto dan [[Umi Dachlan]].
Mereka menghasilkan edisi karya sablon hitam putih di atas kertas dengan karya dari 18 artis dibahwa nama Grup 18. Pelukis senior A.D. Pirous mengangkat karya kaligrafi, Sunaryo menampilkan tubuh wanita berbaring, Umi Dachlan menampilkan komposisi abstrak, begitu pula Sam Bimbo dengan komposisi garis horizontal dan vertikal.<ref>
Menurut Direktur Galeri Soemardja Aminudin TH Siregar, puluhan karya tersebut merupakan bagian dari sejarah penerimaan teknik sablon atau sablon sebagai bagian dari seni grafis di Indonesia pada tahun 1970-an. “Ada kemungkinan proyek tersebut terkait dengan pop-art [[Andy Warhol]] di tahun 70-an yang juga sablon. Pameran karya Grup 18 ini menjadi benang merah bagi perkembangan seni grafis kontemporer di Indonesia.” <ref>
Ini juga mengingatkan pada '''[[The Irascible 18]]''' pada tahun 1950, sekelompok 18 seniman abstrak di Amerika Serikat yang keberatan dengan pemilihan seni dari sebuah pameran di Museum of Modern Art di New York. Kelompok seniman abstrak Amerika menandatangani surat protes terbuka yang ditujukan kepada Roland L. Redmond, saat itu Presiden Metropolitan Museum of Art, pada tahun 1950. Surat itu ditulis sebagai tanggapan atas pengumuman bahwa Redmond menyelenggarakan kompetisi nasional untuk memilih karya untuk diikutsertakan dalam pameran monumental bertajuk “American Painting Today”.<ref>
Demikian pula 18 guru seni rupa asal Bandung mewakili seniman kontemporer yang mencerminkan Seni Modern Amerika dengan unsur-unsur Indonesia, yang menyimpang dari seni tradisional Indonesia yang sudah ada.
==Penghargaan==
Sejak 1952 di awal karirnya, Sadali menerima banyak penghargaan di seluruh dunia untuk karya dan ajarannya:<ref>
* Penghargaan dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, 1952
Baris 96 ⟶ 94:
==Pameran==
Sadali adalah salah seorang motor utama penggerak kecenderungan seni rupa abstrak di Indonesia. Selaku perupa, ia berhasil mengembangkan karya-karyanya secara khas dan menjadi salah satu contoh penting dalam menafsirkan pemikiran dan prinsip Modernisme seni di Indonesia.<ref name="GalNas 2014">{{Cite web|url=http://galeri-nasional.or.id/newss/768-pameran_maestro_seni_rupa_indonesia_ahmad_sadali|title=Pameran Maestro Seni Rupa Indonesia : Ahmad Sadali, 25. Juni - 14. Juli 2014. Galeri Nasional Indonesia}}</ref><ref>
===Pameran Tunggal===
Baris 112 ⟶ 110:
===Pameran Bersama===
Selain Pameran Tunggal tersebut, lukisan Ahmad Sadali juga dipamerkan ke seluruh dunia hampir 75 kali pameran kelompok sejak tahun 1951. Di sini pilihan pameran kelompok penting Sadali :
* ''Pameran Seni Rupa Mahasiswa'', Amerika Serikat, diorganisir oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dr. Badher Djohan, 1951
Baris 122 ⟶ 120:
* ''Indonesian Painting Exhibition'', dari Kemeterian Luar Negara RI, Church Center, New York City, NY, United States, 1970
* ''Art Festival of the United World College'', Singapore, 1979
* ''Exhibition of Islamic Calligraphic Painting'', Jedda dan Riyadh, Saudi Arabia, 21-27 Des 1985
* ''Pameran Lukisan Seniman Bandung'', diorganisir oleh Kementrian Kebudayaan, 1986 <ref>Pameran Lukisan Seniman Bandung Jawa Barat. Direktorat Kesenian Direktorat Jendral Kebudayaan DEPDIKBUD. 17-21 Des 1986, hlm 8</ref>
* ''Pameran Seni Rupa Dua Angkatan'', Galeri Cipta, TIM, Jakarta, 26 Sep - 1 Okt 1995<ref name="TIM1995">Pameran Seni Rupa Dua Angkatan. 26 Sep - 1 Okt 1995, Geleri Cipta, TIM, Jakarta. Katalog dgn 52 hlm, 1995</ref>
* ''Mengenang Perintis Seni Rupa Indonesia'', Ikatan Aula Institut Teknologi Bandung, 16-23 Des 1995<ref>Mengenang Perintis Seni Rupa Indonesia. Sjafei Soemardja, Achmad Sadali, Edie Kartasubarna, Mochtar Apin, Angkama Setjadipradja, But Muchtar. Buku ITB, 134 hlm, Des 1995</ref>
* ''Pameran Lukisan Sumbangan Masyarakat'' 20 Tahun Museum Seni Rupa & Keramik Jakarta, 5 Nov - 5 Des 1996.
* ''Pameran Seni Rupa Kolleksi Taman Izmail Marzuki. 19 - 31 Des 2009, Jakarta <ref>Pameran Seni Rupa Kolleksi PKJ Tim.</ref>
* ''Membaca: Ahmad Sadali & Fajar Sidik'', Kurator Agus Burhan, Rektor ISI Yogya. Forum Literasi Seni Rupa, 20–22 Juli 2017 <ref>Keserupaan Spirit dalam Lidah Ular: Merunut Ahmad Sadali dan Fadjar Sidik. Adhi Pandoyo, 29 Nov 2019 [https://adhigium.medium.com/keserupaan-dalam-lidah-ular-merunut-ahmad-sadali-dan-fadjar-sidik-68808b282ce9]</ref>
Baris 151 ⟶ 152:
{{Authority control}}
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Pelukis Indonesia]]
[[Kategori:Pelukis Indonesia asal Bandung]]
[[Kategori:
[[Kategori:Kubisme]]
[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Institut Teknologi Bandung]]
|