Papua: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(433 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tentang|provinsi di Indonesia|pulau|Pulau Papua|wilayah Indonesia|Papua (wilayah Indonesia)|kegunaan lain}}
{{redirect|Provinsi Papua}}
{{Kotakinfo provinsi
|settlement_type = otsus
|
|nama lain = {{hlist|Irian Barat{{efn|1949 – 1956 sebagai Karesidenan Provinsi Maluku, 1956 – 1963 ditambah Kabupaten Halmahera Tengah, dan 1963 – 1973 dikurangi Kabupaten Halmahera Tengah}}|Irian Jaya{{efn|Dari 1973 – 2000 dan Termasuk wilayah yang dimekarkan pada 1999 yang sekarang bernama [[Papua Barat]].}}|Mamta{{efn|Singkatan dari Mamberamo-Tabi}}—[[Saireri]]}}
|
|lambang = Coat of arms of Papua 2.svg
|peta = Papua in Indonesia.svg
|
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 1/2/2
|
|caption1=<center>[[Jembatan Youtefa]] [[Kota Jayapura]]
|
|caption2=<center>Pawai di [[Kabupaten Biak|Biak]]
|
|caption3=<center>[[Festival Danau Sentani]]
|image4=Lesser Bird of Paradise.jpg
|caption4=<center>[[Cendrawasih kuning-kecil|Cenderawasih]]
|image5=Victoria Crowned Pigeon 058.jpg
|caption5=<center>[[Mambruk victoria]]
}}
|motto = Karya swadaya<br/>{{small|{{lang icon|Sanskerta|Sanskerta}} Bekerja dengan kemandirian}}
|dasar hukum = UU No. 15 Tahun 1956<br>Keppres no. 57 Tahun 1963<br>UU No. 12 Tahun 1969
|hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1949|12|27}}<ref>{{cite web|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/49558/PERDA%20NOMOR%206%20THN%202016.pdf|title=PERDA Provinsi Papua No 6 Tahun 2016|website=peraturan.bpk.go.id|accessdate=22 April 2021|archive-date=2020-09-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20200926143007/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/49558/PERDA%20NOMOR%206%20THN%202016.pdf|dead-url=no}}</ref>
|ibukota = [[Kota Jayapura]]
|kabupaten = 8
|kota = 1
|kecamatan = 104
|kelurahan = 51
|desa = 948
|gubernurlink = Daftar Gubernur Papua
|nama gubernur = [[Ramses Limbong]] (Pj.)
|nama wakil gubernur = ''lowong''
|wakilgubernurlink = Daftar Wakil Gubernur Papua
|nama ketua DPRD =
|nama sekretaris daerah =
|luas =
|penduduk =
|tahun populasi =
|populasi ref = <ref name="
|kepadatan =
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|{{Tree list}}
* 70,56% [[Kekristenan]]
** 64,81% [[Protestan]]
** 5,75% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|29,17% [[Islam]] |0,14% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,13% [[Hindu]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi), [[Bahasa Melayu Papua|Melayu Papua]] ([[basantara]]), [[Bahasa Tobati|Tobati]], [[Bahasa Biak|Biak]]
|IPM = {{increase}} 73,83 ([[2024]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00bfac"> tinggi </span><ref name="IPM">{{cite web | url =https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjIwNSMy/-metode-baru--indeks-pembangunan-manusia--umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title =Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2023-2024|website =www.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|date=(15 November 2024)|accessdate=16 November 2024}}</ref>
|lagu = "[[
|rumah = {{ubl|[[Rumah Kariwari]]|[[Rumah Adat Rumsram]]}}
|senjata = [[Panah]]
|flora = [[Pinang]], [[Buah Merah]], [[Matoa]], [[Sarang Semut]], [[Bintangur]], [[Pisang Musa Ingens]], [[Anggrek Besi]], dan [[Rabon Bi]]
|ISO = ID-PA
|kode area = {{collapsible list|
0966 - Sarmi |
0967 - Jayapura, Abepura |
0981 - Biak |
0983 - Serui
|total APBN =
|DAU = Rp 778.046.831.000,- ([[2024]])<ref name="DAU2024">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2023/09/Rincian-Alokasi-DAU-DBH-TA-2024.pdf|title=Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=18 Oktober 2024|format=PDF}}</ref>
|
|kode pos = 985''xx''-99''xxx''
|
|
|utc = +09:00
|
|web = {{URL|papua.go.id}}
}}
'''Papua''' adalah [[provinsi]] yang terletak di pesisir utara [[Pulau Papua|Papua]], [[Indonesia]]. Provinsi Papua sebelumnya bernama '''Irian Barat''' (1956 – 1973) dan '''Irian Jaya''' (1973 – 2000) yang mencakup seluruh Tanah Papua bekas Keresidenan Nugini Barat. [[Ibu kota]] Papua berada di [[Kota Jayapura]], yang berbatasan langsung dengan negara [[Papua Nugini]].
Pada tanggal 30 Juni 2022, wilayah provinsi Papua mengalami pemekaran, yang membentuk provinsi baru yakni provinsi [[Papua Tengah]], [[Papua Pegunungan]], serta [[Papua Selatan]].<ref>{{Cite news|last=Putri|first=Cantika Adinda|date=30/06/2022|title=Tok! Indonesia Resmi Punya 5 Provinsi di Papua|url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20220630110345-4-351711/tok-indonesia-resmi-punya-5-provinsi-di-papua|work=CNBC Indonesia|access-date=15 November 2022|archive-date=2023-03-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230312111602/https://www.cnbcindonesia.com/news/20220630110345-4-351711/tok-indonesia-resmi-punya-5-provinsi-di-papua|dead-url=no}}</ref> Setelah pemekaran provinsi baru, pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk provinsi Papua sebanyak 1.093.447 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=20 September 2024|format=Visual}}</ref>
== Geografi ==
Provinsi Papua memiliki luas sekitar
=== Batas wilayah ===
{{batas USBT
|utara = [[Samudera Pasifik]]
|selatan = [[
|timur = [[Provinsi Sandaun]], [[Papua Nugini]]
|barat = [[Provinsi Papua
}}
== Etimologi ==
Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa asing dengan masyarakat Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua.
Asal nama Papua berasal dari ''Papo Ua'' yang dalam bahasa Tidore artinya "tidak bergabung", "tidak bersatu", atau "tidak bergandengan". Maksudnya wilayah Papua itu jauh sehingga tidak masuk dalam daerah induk [[Kesultanan Tidore]]. Akan tetapi wilayah-wilayah tersebut tetap tunduk dan berada dibawah persekutuan dagang Tidore bernama ''Uli Siwa''. Dalam pembagiannya wilayah di Papua dibagi menjadi ''Korano Ngaruha'' atau [[Kepulauan Raja Ampat]], ''Papo-ua Gam Sio'' (Papua sembilan negeri), dan ''Mafor Soa Raha'' (Mafor Empat Soa).<ref name="Wanggai 2008"/> Ada teori lain yang menyatakan bahwa nama Papua berasal dari Bahasa Melayu kuno ''papuwah'', artinya "rambut keriting". Akan tetapi kata ini masuk pada kamus bahasa melayu tahun 1812 ciptaan William Marsden yang tidak ditemukan dalam kamus yang lebih awal.<ref name="Sollewijn Gelpke 1993 pp. 318–332">{{cite journal | last=Sollewijn Gelpke | first=J.H.F. | title=On the origin of the name Papua | journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia | publisher=Brill | volume=149 | issue=2 | year=1993 | issn=0006-2294 | doi=10.1163/22134379-90003129 | pages=318–332}}</ref> Pada catatan abad ke-16 Portugis dan Spanyol, kata Papua merujuk kepada penduduk [[Kepulauan Raja Ampat]] dan pesisir Kepala Burung.<ref>{{Cite news |last=Kustiani |first=Rini |date=29 October 2020 |title=Asal Usul Nama Papua, Ada di Catatan Pelaut Portugis dan Spanyol |url=https://travel.tempo.co/read/1400439/asal-usul-nama-papua-ada-di-catatan-pelaut-portugis-dan-spanyol |access-date=25 February 2021 |work=[[Tempo.co]] |language=id |editor-last=Kustiani |editor-first=Rini |archive-date=2022-08-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220807053925/https://travel.tempo.co/read/1400439/asal-usul-nama-papua-ada-di-catatan-pelaut-portugis-dan-spanyol |dead-url=no }}</ref> Berdasarkan teori lain ini menurut F.C. Kamma nama ini bisa saja berasal dari Bahasa Biak 'Sup i Babwa' yang digunakan untuk menyebut Kepulauan Raja Ampat berarti tanah di-bawah (matahari terbenam), yang kemudian menjadi 'Papwa' lalu 'Papua'.<ref name="Sollewijn Gelpke 1993 pp. 318–332"/>
Selain itu, nama Irian Jaya berasal dari pertemuan di Tobati, Jayapura yang diinisiasi Atmoprasojo, kepala sekolah bestuur (pegawai negeri) tahun 1940-an. [[Frans Kaisiepo]], pemimpin komite mencetuskan nama dari legenda Mansren Koreri, ''Iri-an'' dari Bahasa Biak yang berarti "tanah panas" karena cuaca lokal yang panas, dan juga dari ''Iryan'' yang berarti "proses memanas" sebagai metafora bagi wilayah yang memasuki zaman baru. Kemudian ditemukan dalam Bahasa Serui, ''Iri'' artinya "tanah" dan ''An'' artinya "bangsa", sehingga arti keseluruhannya "tiang bangsa". Sedangkan dalam Bahasa Merauke, ''Iri'' artinya "ditempatkan" atau "diangkat tinggi", dan ''an'' artinya "bangsa". Sehingga artinya "bangsa yang diangkat tinggi".<ref name="Wanggai 2008"/><ref name="geop2">{{Cite book |author=Bilveer Singh |url=https://books.google.com/books?id=pwbO-uRZQx0C |title=Papua: geopolitics and the quest for nationhood |publisher=Transaction Publishers |year=2008 |isbn=978-1-4128-1206-1 |page=26 |access-date=2022-07-28 |archive-date=2023-01-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090917/https://books.google.com/books?id=pwbO-uRZQx0C |dead-url=no }}</ref>
Provinsi Papua, sebelumnya mencakup seluruh [[Papua (Indonesia)|wilayah Indonesia di Pulau Papua]]. Pada masa pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]], wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (''Nederlands Nieuw-Guinea'' atau ''Dutch New Guinea''). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai ''Provinsi Irian Barat'' sejak tahun 1963 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi ''Irian Jaya'' oleh [[Soeharto]] pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas [[Freeport]], nama yang tetap digunakan secara resmi sampai terbitnya Undang-Undang No. 21 Tahun 2001 tentang [[Otonomi Khusus Papua]] mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua.
Baris 112 ⟶ 98:
Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama ''Papua'' sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi ''Irian Jaya Barat'' (kemudian menjadi ''[[Papua Barat]]''). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Nama Papua Barat (''West Papua'') masih sering digunakan oleh [[Organisasi Papua Merdeka]] (OPM), suatu gerakan teroris-separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.
== Sejarah ==
Papua berada di wilayah paling timur negara Indonesia. Ia merupakan pulau terbesar kedua setelah Pulau [[Greenland]] di [[Denmark]]. Luasnya mencapai 890.000 km<sup>2</sup> (ini jika digabung dengan [[Papua
=== 200 M–1500 M ===
Baris 145 ⟶ 110:
Di awal tahun 700 M, pedagang [[Persia]] dan [[Gujarat]] mulai berdatangan ke Papua, juga termasuk pedagang dari [[India]]. Tujuan mereka untuk mencari [[rempah-rempah]] di wilayah ini setelah melihat kesuksesan pedangang asal [[China]]. Para pedagang ini sebut nama Papua dengan ''Dwi Panta'' dan ''Samudranta'', yang artinya Ujung Samudra dan Ujung Lautan.''{{sfn|Saragih|2019|p=7}}''
Pada akhir tahun 1300 M, [[Kerajaan Majapahit]] menggunakan dua nama, yakni "''[[Semenanjung Onin|Wanin]]''" dan "''Sran''". Nama ''[[Semenanjung Onin|Wanin]]'', tentu tidak lain dari [[semenanjung Onin]] di daerah [[Kabupaten Fakfak|Fak-Fak]], digunakan dalam beberapa nyanyian dan puisi bahasa lama di Kampung Wersar dan sekitarnya.<ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=aL-UCgAAQBAJ&q=wwanin+onin+majapahit+papua&pg=PA110 |title=From 'Stone Age' to 'Real Time' Exploring Papuan Temporalities, Mobilities, and Religiosities |publisher=Australian National University Press |year=2015 |isbn=978-1-925022-43-8 |editor=Martin Slama and Jenny Munro |location=Canberra |page=110 |access-date=2022-04-30 |archive-date=2023-01-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090925/https://books.google.com/books?id=aL-UCgAAQBAJ&q=wwanin+onin+majapahit+papua&pg=PA110 |dead-url=no }}</ref> Sedangkan "Sran" mengacu pada [[Kabupaten Kaimana|wilayah Kowiai]],<ref name="Fraassen 1976 pp. 293–305">{{cite journal | last=Fraassen | first=Ch. F. Van | title=DRIE PLAATSNAMEN UIT OOST-INDONESIË IN DE NAGARA-KERTAGAMA: GALIYAO, MUAR EN WWANIN EN DE VROEGE HANDELS-GESCHIEDENIS VAN DE AMBONSE EILANDEN | journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde | publisher=[Brill, KITLV, Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies] | volume=132 | issue=2/3 | year=1976 | issn=00062294 | jstor=27863057 | pages=293–305 | url=http://www.jstor.org/stable/27863057 | access-date=2023-11-03}}</ref> yaitu kerajaan [[Kerajaan Kaimana|Sran Eman Muun]], kontemporer kerajaan Majapahit,<ref name="Usmany 2017 pp. 85–92">{{cite journal | last=Usmany | first=Dessy Pola | title=SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA (History of Rat Sran King of Kaimana) | journal=Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat | volume=6 | issue=1 | date=2017-06-03 | issn=2580-9237 | doi=10.24832/papua.v6i1.45 | pages=85–92 | url=https://jurnalarkeologipapua.kemdikbud.go.id/index.php/jpap/article/view/45/0 | language=id | access-date=2021-04-24 | doi-access=free | archive-date=2021-04-24 | archive-url=https://web.archive.org/web/20210424025258/https://jurnalarkeologipapua.kemdikbud.go.id/index.php/jpap/article/view/45/0 | dead-url=no }}</ref> dan [[Kerajaan Namatota]].<ref name="Desa Namatota 2023 m977">{{cite web | title=Sejarah Namatota | website=Desa Namatota | date=2023-07-25 | url=https://namatota.kaimanakab.go.id/profile_desa/sejarah-namatota/ | language=id | access-date=2024-01-16}}</ref> Ada kemungkinan, budak yang dibawa dan dipersembahkan kepada [[Majapahit]] berasal dari [[Semenanjung Onin|Onin]] dan yang membawanya ke sana adalah orang [[Pulau Seram|Seram]] dari [[Maluku]], sehingga dua nama ini disebut.''{{sfn|Saragih|2019|p=7}}''
Pada abad ke-14, kepulauan Papua dikuasai oleh [[Kerajaan Tidore]] bermula dari ekspedisi Raja Tidore Ibnu Mansur dengan Gurabesi, Kapitan asal Biak,<ref name="Wanggai 2008">{{cite thesis |last=Wanggai |first=Tony V.M. |date=2008 |title=Rekonstruksi Sejarah Islam di Tanah Papua |publisher=UIN Syarif Hidayatullah|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7292/1/Toni%20Victor%20M.%20Wanggai_Rekonstruksi%20Sejarah%20Umat%20Islam%20di%20Tanah%20Papua.pdf|access-date=2022-01-30|language=id}}</ref> dan baru pada abad ke-16, [[Kesultanan Ternate]] dan [[Kesultanan Tidore]] memiliki wilayah dari [[Sulawesi]] dan Papua.''{{sfn|Saragih|2019|p=8}}'' Nama Papua sendiri berasal dari kata
=== Kolonialisme di Papua ===
Pada tahun 1511 M, Antonio d’Arbau pelaut asal [[Kolonialisme Portugis di Indonesia|Portugis]] menyebut wilayah Papua dengan nama “''Os Papuas''” atau ''llha de Papo''. Don Jorge de Menetes, pelaut asal [[Spanyol]] juga sempat mampir di Papua beberapa tahun kemudian (1526 – 1527), ia tetap menggunakan nama Papua. Ia sendiri mengetahui nama Papua dalam catatan harian Antonio Figafetta, juru tulis pelayaran [[Magelhaens]] yang mengelilingi dunia menyebut dengan nama Papua. Nama Papua ini diketahui Figafetta saat ia singgah di [[pulau Tidore]].
Baris 158 ⟶ 122:
Pada tahun 1545 M, pelaut asal [[Spanyol]] Inigo Ortiz de Retes memberi nama ''Nueva Guinea'' atau ''Gova Guinea'' (Pulau Guinea Baru). Ia awalnya menyusuri pantai utara pulau ini dan karena melihat ciri-ciri manusianya yang berkulit hitam dan berambut keriting sama seperti manusia yang ia lihat di belahan bumi [[Afrika]] bernama [[Guinea]], maka diberi nama pulau ini Nueva Guinee/Pulau Guinea Baru, dan dimulailah era kolonialisme [[Belanda]] di Papua''{{sfn|Saragih|2019|p=8}}''
Pada tahun 1606 M, sebuah ekspedisi ''Duyfken'' dipimpin oleh komandan Wiliam Jansen dari [[Belanda]] mendarat di Papua. Ekspedisi ini terdiri atas 3 kapal,
Sebagai usaha untuk memperkuat kedudukannya di Papua, pada tahun 1770, [[Belanda]] mengubah nama Papua menjadi ''Nieuw Guinea'' yang merupakan terjemahan ke dalam [[bahasa Belanda]] atas ''Gova Guinea'' atau ''Nova Guinea'' dan diterbitkan dalam peta internasional yang diterbitkan oleh Isaac Tiron, seorang pembuat peta berkebangsaan [[Belanda]] pada [[abad ke 18]]. Dengan dimuatnya ke dalam peta tersebut, maka daerah ini kian terkenal di negara-negara [[Eropa]].''{{sfn|Saragih|2019|p=9}}''
[[Berkas:Fort du Bus in 1828.jpg|jmpl|Benteng '''''Fort Du Bus''''' di teluk Trinton oleh A.J. van Delden]]
Pada tahun 1774, kekuasaan [[Belanda]] atas Papua jatuh ke tangan [[Inggris]]. Di mana pada tahun 1775, nakhoda kapal ''La Tartare'', Kapten Forrest dari [[Inggris]] berlabuh di [[Manokwari]], Teluk Doreri, dan pada tahun 1793, Papua menjadi daerah koloninya yang baru. Berdasarkan perintah Gubernur [[Inggris]] berkedudukan di [[Maluku]], mereka mulai membagi garis pulau dan mendirikan Benteng ''Coronation'' di Teluk Doreri. Namun Kamaludin Syah, [[Sultan Tidore]] yang berkuasa atas seluruh [[Kesultanan Tidore]] (di
Pada 24 Agustus 1828 berdirilah benteng [[Fort Du Bus]] di Teluk
Tahun 1884, [[Papua
=== 1900–Sampai Sekarang ===
Setelah mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, Indonesia mencari dukungan baik secara militer maupun diplomasi. Beberapa usaha perjuangan diplomasi oleh pihak RI dilakukan melalui Perjanjian Linggarjati pada 1946, Perjanjian Renville pada 1948, dan Perjanjian Roem-Royen pada 1949.
Pada sidang BPUPKI 11 Juni 1945, berbeda dengan mayoritas anggota BPUPKI yang menginginkan Indonesia merdeka meliputi seluruh bekas Hindia Belanda, Malaya, Borneo Utara, [[Mohammad Hatta]] tidak setuju, “Saya sendiri ingin mengatakan bahwa Papua sama sekali tidak saya pusingkan, bisa diserahkan kepada bangsa Papua sendiri. Bangsa Papua juga berhak menjadi bangsa merdeka,” kata Hatta. Lanjutnya “Kalau sudah ada bukti, bukti bertumpuk-tumpuk yang mengatakan bahwa bangsa Papua sebangsa dengan kita dan bukti-bukti itu nyata betul-betul, barulah saya mau menerimanya. Tetapi buat sementara saya hanya mau mengakui, bahwa bangsa Papua adalah bangsa Melanesia,” walaupun ia menambahkan "Akan tetapi kalau Pemerintah Nippon memberikan Papua yang dulu dibawah Pemerintah Belanda kepada Indonesia, saya tidak berkeberatan, hanya saya tidak menuntutnya, dan kalau sekiranya ditukar-tukar dengan Borneo Utara, saya tidak berkeberatan, malah bersyukur, karena, seperti yang saya katakan dahulu, saya tidak minta lebih dari pada tanah-air Indonesia yang dulu dijajah oleh Belanda, tetapi kalau ditukar memang merupakan satu kedaulatan." yang tercatat dalam Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 29 Mei 1945—19 Agustus 1945.<ref name="Sitompul 2019">{{cite web | last=Sitompul | first=Martin | title=Ketika Hatta Menolak Papua | website=Historia | date=2019-05-17 | url=https://historia.id/amp/politik/articles/ketika-hatta-menolak-papua-vqjeJ | language=id | access-date=2022-01-30 | archive-date=2022-01-30 | archive-url=https://web.archive.org/web/20220130174855/https://historia.id/amp/politik/articles/ketika-hatta-menolak-papua-vqjeJ | dead-url=no }}</ref><ref name="rslhbpupkippki">{{cite web | title=Himpunan Risalah Sidang-Sidang | website=luk.staff.ugm.ac.id | url=https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/RisalahSidangBPUPKI-PPKU-UUD1945.pdf | language=id | access-date=2022-01-30 | archive-date=2022-01-30 | archive-url=https://web.archive.org/web/20240116103529/https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/RisalahSidangBPUPKI-PPKU-UUD1945.pdf | dead-url=no }}</ref> Dengan demikian, hingga 1956, Papua yang meliputi wilayah jajahan Belanda dan bukan meliputi [[Papua Nugini]] yang dijajah Inggris, berada di dalam lingkup Provinsi Maluku. Cikal bakal pemerintahan Provinsi Irian Barat adalah didirikannya lembaga Biro Irian dengan keterlibatan [[Silas Papare]], [[Machmud Singgirei Rumagesan]], dan Wesplat (Van Abubakar Wesplat).<ref name="Kembalinya Irian Barat pp. 45-52 ">{{cite book | author=Arsip Nasional Republik Indonesia | title=Kembalinya Irian Barat | publisher=Arsip Nasional Republik Indonesia | year=2002 | isbn=978-979-8101-67-0 | url=https://books.google.com/books?id=eORRAQAAMAAJ | language=id | access-date=2022-04-17 | pages=45–52}}</ref>
Pada Desember 1945, direncanakan pemberontakan terhadap Belanda pada tanggal 25 Desember yang berpusat di Kampung Harapan, yang dipimpin Admoprasojo dan murid-muridnya beserta beberapa anggota KNIL, Batalion Papua, dan mantan Heiho. Namun pemerintah Belanda mengetahui rencana setelah diberi tahu salah satu anggota Batalion Papua. Otoritas Belanda memberi isu penyerangan kampung kristen akan dilakukan oleh anggota pemberontak yang beragama muslim, dan mengerahkan pasukan KNIL yang berpusat di Kloofkamp yang berjarak 40 km dari Kampung Harapan untuk mengepungnya pada tanggal 15 Desember. Kemudian menggunakan pasukan asal Rabaul, [[Papua Nugini]], Belanda menangkap 250 calon pemberontak, dan menangkap Atmoprasojo, [[Corinus Krey]], Marthen Indey dan Silas Papare sebagai pemimpin operasi untuk dibawa ke Hollandia.<ref name="Lumintang 1997">{{cite book |last1=Lumintang |first1=Onnie |last2=Haryono |first2=P. Suryo |last3=Gunawan |first3=Restu |last4=Nurhajarini |first4=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=[[Ministry of Education and Culture (Indonesia)|Ministry of Education and Culture]] |location=Indonesia |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/1/BIOGRAFI%20PAHLAWAN%20NASIONAL%20MARTHIN%20INDEY%20DAN%20SILAS%20PAPARE.pdf |language=id |access-date=2022-02-10 |archive-date=2022-02-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220207215112/http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/1/BIOGRAFI%20PAHLAWAN%20NASIONAL%20MARTHIN%20INDEY%20DAN%20SILAS%20PAPARE.pdf |dead-url=no }}</ref>
Pada tanggal [[16 Juli]] [[1946]], [[Frans Kaisiepo]] yang dipilih untuk mewakili Nieuw Guinea hadir untuk konferensi di Malino-Ujung Pandang, sebelum pergi ke Malino pada 9 Juli 1946, atas saran Corinus Krey, Frans Kaisiepo bertemu dengan Admoprasojo di penjara Abepura, Hollandia yang difasilitasi oleh sipir Elly Uyo dan anggota batalion papua, Johan Aer. Di pertemuan ini mereka setuju untuk menggunakan nama Irian.<ref name="Kemdikbud 1983 p.72-73">{{Cite web|last1=Patiara|first1=John|last2=Renwarin|first2=Herman|last3=Soedharto|first3=Bondan|last4=Palangan|first4=M.|date=1983|title=Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialis dan Kolonialisme di Daerah Irian Jaya|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/14100/1/Sejarah%20perlawanan%20terhadap%20imperialisme%20dan%20kolonialisme%20di%20daerah%20irian%20jaya.PDF|website=Kemdikbud|pages=72–73|access-date=2021-11-03|archive-date=2021-11-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20211103155243/http://repositori.kemdikbud.go.id/14100/1/Sejarah%20perlawanan%20terhadap%20imperialisme%20dan%20kolonialisme%20di%20daerah%20irian%20jaya.PDF|dead-url=no}}</ref> Di Malino melalui pidatonya dalam penyiaran radio nasional, mengumumkan pergantian nama Papua dan Nieuw Guinea dengan nama Irian dan seharusnya masuk menjadi wilayah Indonesia, nama Irian adalah satu nama yang mengandung arti politik. Frans Kaisepo pernah mengatakan “Perubahan nama Papua menjadi Irian, kecuali mempunyai arti historis, juga mengandung semangat perjuangan: IRIAN artinya Ikut Republik Indonesia Anti Nederland”. (Buku PEPERA 1969 terbitan tahun 1972, hal. 107-108). Di saat yang bersamaan pada tanggal 17 Juli 1946, Panggoncang Alam melancarkan pemberontakan untuk melepaskan Atmoprasojo dengan melucuti pasukan KNIL dan menyerang beberapa lokasi walau akhirnya gagal. Silas Papare dianggap memiliki andil dalam peristiwa tersebut diasingkan dari Hollandia ke Serui, di mana dia bertemu dengan Sam Ratulangi yang sudah lebih dahulu diasingkan di sana. Selanjutnya PKII ([[Partai Kemerdekaan Indonesia Irian]]) didirikan oleh Papare di Serui bersama Alwi Rachman sebagai wakil, dan Sam Ratulangi sebagai penasihat. Komite Indonesia Merdeka (KIM) organisasi berasal di Melbourne mendirikan cabang Abepura pada Oktober 1946, dipimpin oleh Dr. J.A. Gerungan, yang setelah dipindahkan, dipimpin oleh Marthen Indey. Di Manokwari, Gerakan Merah Putih didirikan oleh Petrus Walebong dan Samuel Damianus Kawab,<ref name="Google Play Books">{{cite book | title=25 tahun Trikora | website=Google Play Books | year=1988 | publisher=Yayasan Badan Kontak Keluarga Besar Perintis Irian Barat | url=https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | language=rw | access-date=2021-11-01 | archive-date=2022-06-15 | archive-url=https://web.archive.org/web/20220615194218/https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | dead-url=no }}</ref> gerakan ini kemudian menyebar ke Babo, Kokas, dan Sorong.<ref name="Irian Jaya (Indonesia) 1987 p. 9">{{cite book | author=Irian Jaya (Indonesia) | title=Irian Jaya, the Land of Challenges and Promises | publisher=Alpha Zenith | year=1987 | url=https://books.google.com/books?id=judyAAAAMAAJ | access-date=2021-11-01 | page=9 | archive-date=2023-01-24 | archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090953/https://books.google.com/books?id=judyAAAAMAAJ | dead-url=no }}</ref> Cabang KIM di Biak diubah menjadi Partai Indonesia Merdeka (PIM) oleh Lukas Rumkorem, sedangkan di Sorong, Perintis Kemerdekaan didirikan oleh Sangaji Malan.<ref name="Sulindo 2019">{{cite web | last=Sulindo | first=Redaksi | title=Meluruskan Sejarah (Bagian 3, Selesai) | website=Koran Sulindo | date=2019-11-24 | url=https://koransulindo.com/meluruskan-sejarah-bagian-3-selesai/ | access-date=2022-02-10 | archive-date=2021-10-27 | archive-url=https://web.archive.org/web/20211027185844/https://koransulindo.com/meluruskan-sejarah-bagian-3-selesai/ | dead-url=no }}</ref>
Para tanggal 17 Agustus 1947, para pekerja Nederlandsch Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij, mendirikan Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) yang dipimpin Abraham Koromath. Pada tanggal 19 Maret 1948 terjadi pemberontakan terhadap Belanda di Biak yang dipimpin oleh Stevanus Yoseph dengan Petro Jandi, Terianus Simbiak, Honokh Rambrar, Petrus Kaiwai dan Hermanus Rumere. Para pemimpin pemberontakan ditangkap dan Petro Jandi dihukum mati, dan lainnya dipenjara.<ref name="Sulindo 2019"/><ref name="Lumintang 2018 pp. 47–60">{{cite journal | last=Lumintang | first=Onie M. | title=THE RESISTANCE OF PEOPLE IN PAPUA (1945-1962) | journal=Historia: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah | volume=10 | issue=2 | date=2018-07-27 | issn=2615-7993 | doi=10.17509/historia.v10i2.12221 | pages=47–60 | doi-broken-date=4 November 2021 | url=https://ejournal.upi.edu/index.php/historia/article/view/12221 | access-date=2021-11-01 | archive-date=2021-11-01 | archive-url=https://web.archive.org/web/20211101121637/https://ejournal.upi.edu/index.php/historia/article/view/12221 | dead-url=no }}</ref>
Pada tanggal 23 Agustus 1949 Konferensi Meja Bundar (KMB) dilakukan di Deen Hag, Belanda sebagai upaya pengakuan Kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia menuntut Pemerintah Belanda mengakui Kemerdekaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan permasalahan mengenai status Irian Barat dibicarakan kemudian. Saat itu Kemerdekaan Indonesia diakui Pemerintah Belanda dari Aceh sampai Ambon dengan sistem [[Federasi|Pemerintahan Federal]] yang dikenal dengan [[Republik Indonesia Serikat]]. Pemerintah Belanda menginginkan agar daerah masing-masing wilayah Indonesia harus membangun masing-masing wilayah administrasinya dengan pertanggungjawaban kepada pemerintah [[(RIS)]] sebagai Negara Bagian.
Untuk wilayah Irian, Pemerintah Belanda menolak digabungkannya wilayah tersebut ke dalam [[Republik Indonesia Serikat]] karena telah mendaftarkan Wilayah Non Self Government Territory di PBB yang akan didekolonisasi menjadi sebuah Negara Merdeka.{{butuh rujukan}} Pada tahun [[1946]], berdasarkan data resolusi 66(I), Daftar Wilayah Non Self Government Territory di PBB mencakup seluruh wilayah Netherlands Indies.<ref name="UN">{{cite web | last=Nations | first=United | title=Transmission of Information under Article 73 of the Chapter | website=ny.un.org | url=https://documents-dds-ny.un.org/doc/RESOLUTION/GEN/NR0/033/17/PDF/NR003317.pdf?OpenElement | language=en | access-date=2022-02-02 | archive-date=2022-02-02 | archive-url=https://web.archive.org/web/20220202185850/https://documents-dds-ny.un.org/doc/RESOLUTION/GEN/NR0/033/17/PDF/NR003317.pdf?OpenElement | dead-url=no }}</ref> [[Belanda]] kembali mengubah nama Papua dari Nieuw Guinea menjadi Nederlands Nieuw Guinea. Perubahan nama tersebut sejalan dengan upaya pemerintah Belanda untuk dekolonisasi Nieuw Guinea sesuai dengan Piagam PBB 1945 tentang Penghapusan Wilayah Koloni.{{butuh rujukan}} Menurut Arend Lijphart, motivasi Belanda memisahkan wilayah Papua didasari oleh letak strategisnya untuk pusat tentara laut kerajaan Belanda di pasifik, memindahkan Indo-eurasian dari wilayah Indonesia lainnya, dan untuk mengontrol kepentingan ekonomisnya di Indonesia.<ref>Arend Lijphart, ''Trauma of Decolonization'', pp. 25–35, 39–66</ref> Untuk menghapuskan nasionalisme Indonesia, Van Eechoud melarang PKII dan KIM, dan membuang tokohnya ke Makassar, Jawa, dan Sumatra. Tokoh-tokoh yang dibuang seperti [[Silas Papare]], [[Albert Karubuy]], N.L. Suwages, Machmud Singgirei Rumagesan. Walau beberapa masih pula berada di Papua seperti, Steven Rumbewas, Corinus Krey, Marthen Indey, Abraham Koromath, Samuel Damianus Kawab, Elieser Jan Bonay, dan Elly Uyo.<ref name="Politik Hukum 2021 p. 115">{{cite book | title=Politik Hukum | publisher=CV. AZKA PUSTAKA | year=2021 | isbn=978-623-5832-05-0 | url=https://books.google.com.au/books?id=GAlZEAAAQBAJ&pg=PA118 | language=id | access-date=2022-02-16 | page=115 | archive-date=2023-01-24 | archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090912/https://books.google.com.au/books?id=GAlZEAAAQBAJ&pg=PA118 | dead-url=no }}</ref>
Di tahun 1956, akibat penangkapan terhadap pemimpin PPI dan OPI di Sorong, Organisasi Pemuda Irian tersebut kemudian dipimpin oleh Bastian Samori, Yulius Worabay, Lodewijk Wosiri, Bob Warinusi, dan [[Elias Paprindey]]. Pada tanggal 3 November 1956, mereka berupaya untuk mesabotase tanki minyak di Sorong. Terjadi pemberontakan serupa oleh pemuda di Fakfak, di mana mereka menyerang pos polisi belanda.<ref name="Google Play Books"/> Pemerintah Belanda kemudian menangkap Elias Paprindey, Elimelek Ayoni, dan Franky Kossa pada tahun 1959.<ref name="Nurhabsyah 2005">{{Cite web|last=Nurhabsyah|date=2005|title=Gerakan Bawah Tanah Cara Rakyat Irian Jaya Menentang Kekuasaan Pemerintahan Kolonial Belanda|url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1690/sejarah-nurhabsyah2.pdf|website=Fakultas Sastra Jurusan Sejarah Universitas Sumatera Utara|page=5|access-date=4 March 2021|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090922/https://dupakdosen.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1690/sejarah-nurhabsyah2.pdf|dead-url=no}}</ref>
Pada tanggal 15 Juni 1960, legislasi New Guinea Organic law diadopsi di parlemen Belanda, dengan demikian Dewan Papua yang dikenal dengan nama [[Dewan Nugini]] dibentuk. Di dalam kegiatan dewan ini salah satunya adalah mengkaji sejarah dan budaya Papua dengan membentuk Dewan Adat Papua, termasuk pembentukan Partai Politik Papua, serta mengizinkan Keterlibatan Partai Politik Papua dalam Pemilihan Dewan Papua atau Nieuw Guinea Rad, selanjutnya Dewan Nugini menyetujui sebuah simbol bangsa papua yaitu [[Mambruk|burung mambruk]] sebagai simbol ''Bangsa Papua'', Bendera [[Bintang Kejora]] sebagai ''bendera Papua Barat'', lagu [[Hai Tanahku Papua]] sebagai ''lagu Kebangsaan Papua Barat'', uang [[Gulden Papua Barat]] sebagai ''mata uang Bangsa Papua Barat'' mempersiapkan ''Kemerdekaan Papua'' di rencanakan penyerahan kemerdekaan Papua secara [[de facto]] tahun [[1961]].{{cn}} Pada tanggal 19 October 1961, [[Dewan Nugini]] mengajukan manifesto untuk permohonan izin mendeklarasikan Simbol Bangsa Papua Barat. Maka pada [[1 Desember]] [[1961]], Pemerintah Belanda mengizinkan simbol tersebut diadopsi sebelah bendera ''landvlag'' (bendera tanah atau budaya) dan lagu tersebut menjadi ''volkslied'' (lagu rakyat).<ref name="Veur 1963 pp. 54–73">{{cite journal | last=Veur | first=Paul W. van der | title=Political Awakening in West New Guinea | journal=Pacific Affairs | publisher=Pacific Affairs, University of British Columbia | volume=36 | issue=1 | year=1963 | issn=0030-851X | jstor=2754774 | pages=54–73 | doi=10.2307/2754774 | url=http://www.jstor.org/stable/2754774 | access-date=2021-11-03 | archive-date=2021-11-03 | archive-url=https://web.archive.org/web/20211103055118/https://www.jstor.org/stable/2754774 | dead-url=no }}</ref>
[[Berkas:MS Rumagesan, Silas Papare, NL Suwages, Sugoro, dan AH Nasution berbincang-bincang, Konferensi Cibogo.jpg|jmpl|300px|kiri|[[Machmud Singgirei Rumagesan|M.S. Rumagesan]], Silas Papare, N.L.Suwages, [[Soegoro Atmoprasodjo]], dan [[Abdul Haris Nasution|A.H. Nasution]] berbincang-bincang selama Konferensi Putra-putra Irian Barat di Cibogo Bogor, 14-15 April 1961]]
Pada tahun 1958 sampai 1961, sejumlah pemuda papua melintas ke wilayah Indonesia, mereka diterima dan mendapat pelatihan militer dalam rangka upaya perebutan kembali dari pemerintah Belanda, beberapa tokoh<ref>{{Cite news|date=2022-01-13|title=Tokoh Papua Curhat ke Ketua DPD RI, Berharap Anak Papua Diberi Kepercayaan|url=https://zonanusantara.com/tokoh-papua-curhat-ke-ketua-dpd-ri-berharap-anak-papua-diberi-kepercayaan/|work=zonanusantara.com|access-date=2023-03-21|archive-date=2023-03-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20230321164557/https://zonanusantara.com/tokoh-papua-curhat-ke-ketua-dpd-ri-berharap-anak-papua-diberi-kepercayaan/|dead-url=no}}</ref> terkenal berikut JA Dimara, Benny Torey, Marinus Imbury, Zadrack Rumbobiar, Melkianus Torey, dan Metusalim Fimbay.<ref name="Google Play Books"/><ref name="Politik Hukum 2021 p. 118">{{cite book | title=Politik Hukum | publisher=CV. AZKA PUSTAKA | year=2021 | isbn=978-623-5832-05-0 | url=https://books.google.com.au/books?id=GAlZEAAAQBAJ&pg=PA118 | language=id | access-date=2022-02-16 | page=118 | archive-date=2023-01-24 | archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090912/https://books.google.com.au/books?id=GAlZEAAAQBAJ&pg=PA118 | dead-url=no }}</ref>
Di [[Jayapura]] dan Manokwari melaksanakan Upacara Deklarasi kemerdekaan Papua Barat secara [[de facto]] dan secara [[de jure]] dipersiapkan tahun 1969 sesuai dengan rencana Pemerintah Belanda memberikan Kemerdekaan bagi Nederlands Nieuw Guinea{{butuh rujukan}} dalam Daftar Wilayah Dekolonisasi atau Wilayah Non Self Government Territory di PBB dan ditangani oleh Badan Dekolonisasi PBB yang dikenal ''Tim 24''.{{butuh rujukan}} Pada tanggal tersebut semua masyarakat Papua dan pegawai Pemerintah Belanda mengikuti Acara Deklarasi Simbol Bangsa Papua sekaligus Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat.{{butuh rujukan}} Saat itu Lagu Kebangsaan Papua Barat dan Lagu Kebangsaan Belanda dinyanyikan saat pengibaran [[Bintang Kejora]] disamping [[Bendera Belanda]] sebagai Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat.{{butuh rujukan}}
Tanggal 15 Agustus 1962 dilakukan Perjanjian New York yang dimediasi oleh Amerika Serikat yang berisi penyerahan Papua bagian barat dari Belanda melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) kepada Indonesia. Sedangkan [[Otoritas Eksekutif Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa|United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA)]], sebuah badan khusus yang dibentuk [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]] untuk mengawasi [[Penentuan Pendapat Rakyat|act free choice]] di Papua yang pada tahun [[1969]] menggunakan dua nama untuk [[Papua (wilayah Indonesia)|Papua]], yaitu West New Guinea/West Irian. Saat itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Subandrio, dengan perwakilan asal Papua meliputi [[Johannes Abraham Dimara|J.A. Dimara]], [[Albert Karubuy]], [[Frits Kirihio]], [[Silas Papare]], M. Indey, dan Efraim Somisu.<ref name="25 Tahun Trikora p.156">{{cite book | title=25 tahun Trikora | website=Google Play Books | year=1988 | url=https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | language=id | pages=156 | access-date=2021-11-01 | archive-date=2022-06-15 | archive-url=https://web.archive.org/web/20220615194218/https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | dead-url=no }}</ref>
[[Berkas:Serah terima jabatan Gubernur Irian Barat 1965.jpg|300px|thumb|Serah terima jabatan Gubernur Irian Barat dari Jan Bonay kepada Frans Kaisiepo]]
Pada tanggal 14 Juli–2 Agustus 1969 untuk menentukan status daerah bagian barat Pulau Papua, antara milik Belanda atau Indonesia. 1.025 laki-laki dan perempuan dipilih menjadi delegasi wilayahnya dan secara aklamasi memilih bergabung dengan Indonesia, kritik menyebutkan militer Indonesia lah yang memilih dengan paksaan. Berikutnya, nama Papua atau Nederlands Nieuw Guinea diganti menjadi Irian Barat sejak [[5 Mei]] [[1963]] saat wilayah diserahkan dari [[Kerajaan Belanda|Belanda]] ke dalam [[Sejarah Indonesia (1959–1965)|Negara Republik Indonesia]]. Pada tahun 1967, kontrak kerja sama PT Freeport Mc Morran dengan pemerintah Indonesia dilangsungkan oleh Suharto setelah ditolak Sukarno. Dalam kontrak ini Freeport gunakan nama Irian Barat, walau secara resmi Papua belum menjadi Provinsi di Indonesia.<ref name="Budiartie 2018">{{Cite news | last=Budiartie | first=Gustidha | title=Freeport: Sukarno Tolak, Soeharto Teken Kontrak, Jokowi Rebut | work=[[CNBC Indonesia]] | date=2018-07-12 | url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20180712154150-4-23248/freeport-sukarno-tolak-soeharto-teken-kontrak-jokowi-rebut | language=id | access-date=2022-02-02 | archive-date=2022-02-02 | archive-url=https://web.archive.org/web/20220202185845/https://www.cnbcindonesia.com/news/20180712154150-4-23248/freeport-sukarno-tolak-soeharto-teken-kontrak-jokowi-rebut | dead-url=no }}</ref>
Dalam Sidang Umum PBB 1969 Agenda Pembahasan Pelaksanaan [[PEPERA]] menjadi masalah sengit antara dua kubu dengan pembahasan menjadi tiga hari dari biasanya satu jam. Kelompok Pan African yang terdiri dari Negara-negara Afrika dan Amerika dan Amerika Latin menolak dan menuntut Pelaksanaan Ulang dengan One Man One Vote bukan dengan cara Musyawarah Indonesia yang dipake dalam [[PEPERA]] sedangkan Negara-negara Asia mendukung Indonesia. Sidang diskor 1 Minggu dan Indonesia memperoleh dukungan 53%.{{cn}}
Papua adalah bagian Negara Indonesia setelah dilakukannya Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) tahun [[1969]]. Kemudian pada tanggal [[1 Maret]] [[1973]] sesuai dengan peraturan Nomor 5 tahun 1973 nama Irian Barat resmi diganti oleh [[Soeharto|Presiden Soeharto]] menjadi nama Irian Jaya.{{cn}}
Memasuki [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|era reformasi]] sebagian masyarakat menuntut penggantian nama Irian Jaya menjadi Papua. [[Abdurrahman Wahid|Presiden Abdurrahman Wahid]] memenuhi permintaan sebagian masyarakat tersebut. Dalam acara kunjungan resmi kenegaraan Presiden, sekaligus menyambut pergantian tahun baru [[1999]] ke [[2000]], pagi hari tanggal [[1 Januari]] [[2000]], dia memaklumkan bahwa nama Irian Jaya saat itu diubah namanya menjadi Papua seperti yang diberikan oleh [[Kesultanan Tidore]] pada tahun [[1800]]-an.
Baris 206 ⟶ 175:
=== Gubernur ===
{{utama|Daftar
[[Gubernur]] Papua bertanggungjawab atas wilayah provinsi Papua. Kepala daerah atau [[gubernur]] yang menjabat di provinsi Papua saat ini ialah Ramses Limbong, purnawirawan TNI, yang juga saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan [[Badan Nasional Pengelola Perbatasan]] Republi Indonesia.
{|class= "wikitable" style= "text-align:center;"
!No.
!colspan= 3|Gubernur
!Mulai jabatan
!Akhir Jabatan
!Wakil Gubernur
|-
|*
|bgcolor="gray" |
|[[Ramses Limbong]]<br><small> ([[Penjabat]])
|5 Agustus 2024
|''Petahana''
|''Lowong''
|}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Papua}}
Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) memiliki 52 orang anggota. Sedangkan untuk melindungi hak politik adat orang Papua dibentuklah Majelis Rakyat Papua (MRP).
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Papua}}
=== Daftar kabupaten dan kota ===
{{utama|Daftar kabupaten dan kota di Papua}}
Sebelum menjadi provinsi, pada awalnya Papua (sebelumnya disebut Irian Barat) memiliki 2 kabupaten yang terdiri dari [[Kabupaten Jayapura]] dan [[Kabupaten Merauke]] dan keduanya menjadi Keresidenan Provinsi Maluku pada 1949. Lalu di tahun 1956, Irian Barat menjadi provinsi dengan nama Provinsi Perjuangan Irian Barat yang terdiri dari 3 kabupaten yakni [[Kabupaten Halmahera Tengah]], [[Kabupaten Jayapura]], dan [[Kabupaten Merauke]].
Namun, tahun 1963 provinsi tersebut mengalami pengurangan Kabupaten Halmahera Tengah dan sampai 1993 memiliki 9 kabupaten. Tahun 1993 sampai 1997 memiliki kabupaten/kota baru, yaitu Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya, Kota Sorong, dan Kota Jayapura. Tahun 1999 dimekarkannya Kabupaten Paniai dan Nama Kabupaten Paniai berganti nama menjadi Kabupaten Nabire dan Irian Jaya Barat (sekarang bernama [[Papua Barat]]) menjadi provinsi sendiri dan 2002 sampai 2003 lahirkan sebuah kabupaten lagi yakni Kabupaten Waropen, Kabupaten Supiori, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Boven Digoel, dan Kabupaten Mappi. Pada tahun 2008 terjadi pemekaran kabupaten lagi, kali ini yang terbanyak berada di Kabupaten Jayawijaya, kabupaten tersebut yaitu Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Nduga, dan Kabupaten Yalimo. Lalu ada Kabupaten Puncak (pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya) dan Kabupaten Keerom (pemekaran dari Kabupaten Jayapura). Pada 30 Juni 2022, Papua mengalami pengurangan 20 kabupaten karena lahirnya provinsi baru yaitu Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan dan hingga kini Papua memiliki 9 kabupaten/kota.
Berikut ini adalah tabel dari daftar kabupaten dan kota di papua lengkap dari luas wilayah, jumlah distrik, kelurahan, kampung, pusat pemerintahan, peta dan juga logo <ref>{{Cite web|last=kanalmu|date=2021-05-10|title=Logo Provinsi Papua Format PNG HD Dengan Background Transparan Siap Untuk Desain|url=https://www.kanalmu.com/2021/05/logo-papua-png.html|language=id|access-date=2022-10-25|archive-date=2022-10-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20221025032834/https://www.kanalmu.com/2021/05/logo-papua-png.html|dead-url=no}}</ref>.
{{:Daftar kabupaten dan kota di Papua}}
== Pendidikan ==
Apresiasi peningkatan dan pemerataan pendidikan untuk masyarakat Nusantara dilakukan di antaranya melalui program Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem). Dalam program beasiswa ini Anak asli Papua berkesempatan melanjutkan studinya untuk tahun ajaran 2015 ke jenjang setingkat sekolah menengah atas di sejumlah daerah Tanah Pasundan, [[Jawa Barat]]. Pemerintah Kota [[Bandung]] akan mendorong program pendidikan bagi para siswa asal Papua dan berencana akan meningkatkan jumlah siswa Papua yang akan bersekolah di Bandung.<ref>{{Cite news |url= http://regional.kompas.com/read/2015/08/14/19300091/Ridwan.Kamil.Bandung.Punya.Hubungan.Batin.dengan.Papua |title= Ridwan Kamil: Bandung Punya Hubungan Batin dengan Papua |authors= Dendi Ramdhani, Caroline Damanik (ed.) |publisher= Regional.kompas.com |date= 14 Agustus 2015 19:30 WIB |accessdate= 15 Agustus 2015 19:30 WIB |editor-last= Damanik |editor-first= Caroline |first= Dendi |last= Ramdhani |work= [[Kompas.com]] |archive-date= 2015-09-26 |archive-url= https://web.archive.org/web/20150926132032/http://regional.kompas.com/read/2015/08/14/19300091/Ridwan.Kamil.Bandung.Punya.Hubungan.Batin.dengan.Papua |dead-url= no }}</ref><ref>{{Cite news|url= http://bandung.bisnis.com/m/read/20150814/82444/539920/siswa-papua-lanjutkan-sekolah-di-bandung-tanpa-biaya|title= Siswa Papua Lanjutkan Sekolah di Bandung Tanpa Biaya|authors= Rida Widara|publisher= Bandung.bisnis.com|date= 14 Agustus 2015, 20:55 WIB|accessdate= 15 Agustus 2015|work= [[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|archive-date= 2023-01-19|archive-url= https://web.archive.org/web/20230119175834/https://bandung.bisnis.com/read/20150814/549/1073377/siswa-papua-lanjutkan-sekolah-di-bandung-tanpa-biaya|dead-url= yes}}</ref><ref>{{cite web |url= http://infobandung.co.id/wali-kota-bandung-akan-menjadi-wali-murid-70-siswa-asal-papua/ |title= Wali Kota Bandung akan Menjadi Wali Murid 70 Siswa asal Papua |authors= |publisher= Infobandung.co.id |date= 14 Agustus 2015 |accessdate= 15 Agustus 2015 |archive-date= 2017-05-20 |archive-url= https://web.archive.org/web/20170520170047/http://infobandung.co.id/wali-kota-bandung-akan-menjadi-wali-murid-70-siswa-asal-papua/ |dead-url= yes }}</ref><ref>{{cite web|url=https://suarapapua.org/2015/01/02/forum-kepala-sekolah-program-adem-bandung-cimahi-gelar-kegiatan-penguatan-motivasi/|title=Forum Kepala Sekolah Program ADEM Bandung-Cimahi Gelar Kegiatan Penguatan Motivasi|authors=Nasri|publisher=suarapapua.org|date=2 Januari 2015|accessdate=15 Agustus 2015|work=[[suarapapua.org|Suarapapua]]|8=|archive-date=2023-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20230115051121/https://suarapapua.org/2015/01/02/forum-kepala-sekolah-program-adem-bandung-cimahi-gelar-kegiatan-penguatan-motivasi/|dead-url=no}}</ref>
Program Adem bergulir sejak 2013. Memasuki tahun ketiga atau 2015 ini sudah 1.304 anak Papua menimba ilmu ke tingkat SMA atau SMK di Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan Bali. Untuk program ADEM 2015 tercatat 505 anak Papua menempuh pendidikan SMA dan SMK di enam provinsi tersebut.<ref>{{
=== Perguruan Tinggi ===
Provinsi Papua terutama Kota dan Kabupaten Jayapura memiliki berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, antara lain:<ref>{{Cite web|url=https://pddikti.kemdikbud.go.id/|title=Pangkalan Data Pendidikan Tinggi|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia|access-date=2023-05-12|archive-date=2022-12-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20221207041425/https://pddikti.kemdikbud.go.id/|dead-url=no}}</ref>
==== Negeri dan kedinasan ====
* [[Universitas Cenderawasih]] (UNCEN)
* [[Universitas Terbuka]] (UT) UPBJJ Jayapura
* [[Institut Agama Islam Negeri Fattahul Muluk Papua]] (IAIN FM)
* [[Institut Pemerintahan Dalam Negeri]] kampus Papua (IPDN Papua)
* [[Institut Seni Budaya Indonesia Tanah Papua]] (ISBI Tanah Papua)
* [[Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jayapura]] (Poltekkes Kemenkes Jayapura)
* [[Politeknik Penerbangan Jayapura]] (Poltekbang Jayapura)
* [[Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Sentani]] (STAKPN Sentani)
==== Swasta ====
* [[Universitas Muhammadiyah Papua]] (UM Papua)
* [[Univesitas YAPIS Papua]] (Uniyap)
* [[Universitas Sains dan Teknologi Jayapura]] (USTJ)
* [[Universitas Internasional Papua]] (UIP)
* [[Universitas Papua Madani Jayapura]] (UPMJ)
* [[Universitas Ottow Geissler]] (UOG)
* [[Universitas Doktor Husni Ingratubun Papua]] (Uningrat Papua)
* [[Institut Teknologi dan Bisnis Karya Pembangunan Papua]] (ITBKPP)
* [[Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik YAPIS Biak]] (IYB)
* [[Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay]] (STIE Port Numbay)
== Infrastruktur ==
Baris 278 ⟶ 251:
{{Utama|Ekonomi Papua}}
[[Berkas:Westpapua1.png|jmpl|200px|Peta menunjukkan kota-kota penting di [[Papua Barat]] dan Papua]]
[[Berkas:Mall Jayapura.jpg|jmpl|200px|ki|Mall di [[Jayapura]]]]
Potensi ekonomi di Papua sangatlah tinggi, Kekayaan alam papua begitu kaya dan itu semua belum digali. meskipun papua kaya akan sumber daya alamnya, papua masih bergantung pada Freeport.<ref name="Indonesia.go.id">{{Cite web|url=https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/ekonomi-papua-masih-bergantung-pada-freeport|title=Ekonomi Papua Masih Bergantung pada Freeport|last=Indonesia.go.id|first=Redaksi|website=Indonesia.go.id|language=en|access-date=2020-01-21|archive-date=2020-09-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20200919150850/https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/ekonomi-papua-masih-bergantung-pada-freeport|dead-url=no}}</ref>
Menurut [[badan pusat statistik]] (BPS) ekonomi Papua triwulan pertama terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 13,64 persen. Aktivitas ekonomi pada triwulan pertama 2019 yang tidak sepadat triwulan keempat 2018 menyebabkan hampir seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan negatif pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian merupakan kategori berkontraksi paling dalam yaitu sebesar minus 25,04 persen,<ref name="Indonesia.go.id"/> turunnya produksi tambang Freeport. Produksi bijih logam [[Freeport indonesia|PT Freeport]] pada triwulan pertama mengalami penurunan produksi diakibatkan masa [[transisi]] [[penambangan]] dari tambang terbuka (''open pit'') ke tambang bawah tanah [[Grasberg Block Cave]] (GBC).
Pemerintah mencanangkan pada 2020 akan meningkatkan infrastruktur di Papua, mulai dari pembangunan jalur transportasi seperti, pembangunan pelabuhan, bandara, dan pembuatan akses jalan ke daerah terpencil, hal ini diharapkan bisa meningkatkan
kesejahteran masyarakat di daerah tersebut <ref>{{Cite
== Demografi ==
=== Suku bangsa ===
{{utama|Kelompok etnik di Papua|l1=Daftar suku bangsa di Provinsi Papua}}
[[Berkas:Penari tifa papua.jpg|200px|jmpl|Penari
Penduduk provinsi Papua terdiri dari bermacam-macam suku bangsa. Berdasarkan [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]] dari 2.780.144 jiwa penduduk 2010 (sebelum dimekarkan 3 provinsi baru yakni [[Papua Selatan]], [[Papua Tengah]], dan [[Papua Pegunungan]], pada tahun [[2022]]), jumlah penduduk provinsi Papua dari suku asli Papua sebanyak 2.121.436 jiwa (76,32%). Penduduk dari luar Papua terbanyak yaitu suku [[Suku Jawa|Jawa]] sebanyak 233.145 jiwa (8,39%), kemudian asal [[Sulawesi]] (selain Bugis, Makassar, Minahasa) 102.157 jiwa (3,67%), [[Suku Bugis|Bugis]] 88.679 jiwa (3,19%), asal [[Maluku]] 82.597 jiwa (2,97%), [[Suku Makassar|Makassar]] 41.239 jiwa (1,48%), asal [[Nusa Tenggara Timur|NTT]] 26.285 jiwa (0,95%), [[Suku Minahasa|Minahasa]] 21.394 jiwa (0,77%), [[Suku Batak|Batak]] 16.243 jiwa (0,58%), [[Suku Sunda|Sunda]] 13.376 jiwa (0,48%), [[Suku Madura|Madura]] 3.681 jiwa (0,13%), [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] 3.405 jiwa (0,12%) dan lainnya 0,95%.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|website=www.bps.go.id|accessdate=9 September 2021|pages=36-41|format=pdf|archive-date=2021-05-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210508052427/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|dead-url=no}}</ref>
Berikut ini merupakan komposisi suku bangsa di Papua menurut Sensus Penduduk 2010:<ref name="SUKU"/>
[[Berkas:Koteka Adalah Pakaian Adat Khas Papua.jpg|jmpl|200px|ka|Seorang laki-laki dari Papua dengan pakaian adat Papua.]]
{| class="wikitable sortable" style="font-size:
! style="background:#E0F0FF;" |No
! style="background:#E0F0FF;" |Suku
Baris 303 ⟶ 277:
|-
| 1
| Asli
! style="text-align: right;" | 2.121.436
! style="text-align: right;" | 76,32%
Baris 349 ⟶ 323:
| 10
| [[Suku Sunda|Sunda]]
| style="text-align: right;" | 13.376
| style="text-align: right;" | 0,48%
|-
Baris 374 ⟶ 348:
|}
Kelompok suku asli di provinsi Papua termasuk kelompok suku terbanyak di [[Indonesia]], terdapat ratusan suku di provinsi Papua. Berikut
== Tradisi dan budaya ==
===
[[Berkas:
Tifa merupakan [[alat musik]] khas Indonesia bagian Timur, khususnya [[Maluku]] dan Papua. Alat musik ini bentuknya menyerupai [[kendang]] dan terbuat dari kayu yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti [[Tifa Jekir]], [[Tifa Dasar]], [[Tifa Potong]], [[Tifa Jekir Potong]] dan [[Tifa Bas]].
Tifa mirip dengan alat musik gendang yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah. Bentuknya biasanya dibuat dengan ukiran. Setiap suku di Maluku dan Papua memiliki tifa dengan ciri khas nya masing-masing.
Tifa biasanya digunakan untuk mengiringi [[tarian perang]] dan beberapa tarian daerah lainnya seperti [[tari Lenso]] dari Maluku yang diiringi juga dengan alat musik [[totobuang]], tarian tradisional suku Asmat dan [[tari Gatsi]].
Alat musik tifa dari Maluku memiliki nama lain, seperti tahito atau tihal yang digunakan di wilayah-wilayah Maluku Tengah. Sedangkan, di pulau Aru, tifa memiliki nama lain yaitu Titir.<ref>{{Cite web|first=Sofyan|title=Alat Musik Tifa: Sejarah, Fungsi, dan Fakta-Faktanya|url=https://www.gramedia.com/literasi/alat-musik-tifa/amp/|website=Gramedia.com|access-date=15 November 2022|archive-date=2022-11-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20221114235807/https://www.gramedia.com/literasi/alat-musik-tifa/amp/|dead-url=no}}</ref> Jenisnya ada yang berbentuk seperti drum dengan tongkat seperti yang digunakan di Masjid . Badan kerangkanya terbuat dari kayu dilapisi rotan sebagai pengikatnya dan bentuknya berbeda-beda berdasarkan daerah asalnya.
Noken merupakan tas tradisional khas asli Papua. Noken berbentuk jaring-jaring yang terbuat dari akar kayu pohon atau daun yang dikeringkan berupa tali-tali yang kuat dan dirajut menjadi tas jaring. Keberadaan Noken Papua telah diakui Dunia dengan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda atau warisan dunia oleh Lembaga Kebudayaan Dunia di Markas [[UNESCO]] [[Paris]], [[Prancis]] pada 4 Desember 2012.
Penetapan Noken sebagai warisan dunia ini diinisasi oleh seorang pemerhati budaya Papua asal Paniai, Titus Pikei yang menyatakan tujuannya untuk menjaga tradisi budaya Papua agar tidak punah. Ia kemudian mendirikan Yayasan Noken Papua guna menjaring semua komponen pengrajin noken dari berbagai komunitas pengrajin noken di Provinsi Papua dan Papua Barat untuk selalu menjaga kekhasannya.
Ia mengajak agar
=== Kuliner khas ===
[[Berkas:
[[Berkas:Papeda, Kuah Kuning, Ikan Tude Bakar 2.jpg|jmpl|ka|[[Papeda]] disajikan dengan kuah kuning dan [[Ikan (makanan)|ikan]] tude bakar.]]
Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu merupakan bahan dasar dalam berbagai makanan.<ref name="NatGeo">{{cite web|url=http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/12/belanga-dan-papeda|title=Belanga dan Papeda|first=Aryo|last=Wisanggeni|year=2013|accessdate=9 Mei 2014|publisher=National Geographic Indonesia|archive-date=2013-12-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20131225071920/http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/12/belanga-dan-papeda|dead-url=yes}}</ref> Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang paling banyak dikenal di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mappi, [[Asmat]], hingga [[Mimika]].<ref name="NatGeo" /> Papeda merupakan salah satu sajian khas sagu yang jarang ditemukan.<ref name="NatGeo" /> [[Antropolog]] sekaligus Ketua Lembaga Riset Papua, Johszua Robert Mansoben, menyatakan bahwa papeda dikenal lebih luas dalam tradisi masyarakat adat [[suku Sentani|Sentani]] di [[Danau Sentani]], [[suku Taikat|Taikat]] di [[Arso, Keerom|Distrik Arso]], serta [[Manokwari]].<ref name="NatGeo"/>
Pada umumnya, papeda dikonsumsi bersama dengan ikan tongkol.<ref name="Maluku">{{cite web|url=http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/papeda.maluku.bubur.lem.segar.bergizi/004/002/234|publisher=Femina|title=Papeda, Maluku: Bubur 'Lem' Segar Bergizi|accessdate=14 April 2014|archive-date=2015-09-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20150924030700/http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/papeda.maluku.bubur.lem.segar.bergizi/004/002/234|dead-url=no}}</ref> Namun, papeda dapat juga dikombinasikan dengan [[ikan gabus]], [[kakap merah]], bubara, hingga ikan kue.<ref name="Maluku" /> Selain kuah kuning dan ikan, bubur papeda juga dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang diolah dari daun [[melinjo]] muda yang ditumis dengan bunga pepaya muda dan [[cabai]] merah.<ref name="Maluku" />
== Lihat pula ==
* [[Daftar Gubernur Papua]]
* [[Daftar kabupaten dan kota di Papua]]
== Catatan ==
{{Notelist}}
== Referensi ==
Baris 462 ⟶ 401:
[[Kategori:Papua| ]]
[[Kategori:Provinsi di Indonesia]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1949]]
{{Indo-stub}}
|