Cornel Simanjuntak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Komposisi: rangkap
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(55 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Simanjuntak]]}}
{{Unreferenced|date=Agustus 2020}}
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Simanjuntak]]}}{{Infobox person
[[Berkas:Cornel simanjuntak.jpg|jmpl|ka|200px|Foto Cornel Simanjuntak]]
| name = Cornel Simanjuntak
| image = Foto CornelSimanjuntak.jpeg
| image_size =
| alt =
| caption = Foto Cornel Simanjuntak
| native_name = <!-- Hanya nama asli dalam aksara non-latin -->
| birth_name = Cornel Simanjuntak
| birth_date = 1921
| birth_place = <!-- jangan menggunakan ikon bendera --> [[Simalungun, Siantar Selatan, Pematangsiantar|Afdeeling Simeloengoen]], [[Kota Pematangsiantar|Gemeente Pematang Siantar]], [[Sumatera Utara|Gouvernement van Sumatra]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Simalungun, Siantar Selatan, Pematangsiantar|Simalungun]], [[Siantar Selatan, Pematangsiantar|Siantar Selatan]], [[Kota Pematangsiantar]], [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]])
| death_date = 15 September 1946 (umur 25)
| death_place = [[Pakem, Sleman|Pakem]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|Republik Indonesia]]
| death_cause = [[Tuberkulosis]]
| body_discovered =
| resting_place =
| resting_place_coordinates =
| burial_place = [[Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]
| nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
| other_names =
| citizenship =
| alma_mater =
| known_for =
| notable works =
| parents =
| relations =
| signature =
| signature_alt =
| footnotes =
| ethnicity = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
| religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
}}
'''Cornel Simanjuntak''' (lahir di [[Kota Pematangsiantar|PematangsiantarPematang Siantar]], [[SumatraSumatera Utara]], [[1921]] - meninggal di [[Yogyakarta]], [[15 September]] [[1946]] (umur 25) adalah seorang pencipta lagu-lagu heroik dan patriotik [[Indonesia]] berdarah [[Suku Batak|Batak]]. Ia dianggap sebagai tokoh yang membawa bibit unggul perkembangan musik [[Indonesia]].
 
== Riwayat hidup ==
'''Cornel Simanjuntak''' (lahir di [[Kota Pematangsiantar|Pematangsiantar]], [[Sumatra Utara]], [[1921]] - meninggal di [[Yogyakarta]], [[15 September]] [[1946]] (umur 25) adalah seorang pencipta lagu-lagu heroik dan patriotik [[Indonesia]]. Ia dianggap sebagai tokoh yang membawa bibit unggul perkembangan musik [[Indonesia]].
=== Masa Perjuangan Mempertahankan Pra-Kemerdekaan ===
KemudianCornel Simanjuntak yang beragama [[Protestan]] dilahirkan di [[Pematang Siantar]] tahun 1921 dari keluarga pensiunan polisi kolonial. Cornel tamatan HIS St. Fransiscus Medan, jadi1937, HIK Xaverius College [[Muntilan]] 1942. Kemudian Ia menjadi guru di [[Magelang]] beberapa bulan. Pindah ke [[Jakarta]], jadiIa menjadi guru SD Van Lith. Tetapi karena bakat seninya lebih garang, ia beralih profesi ke Kantor Kebudayaan Jepang, ''Keimin Bunka Shidosho''. Di sanalah ia menciptakan lagu propaganda [[Jepang]] antara lain: Menanam Kapas, Bikin Kapal, Menabung — yang paling populer di antaranya berjudul Hancurkanlah Musuh Kita. Guru musiknya adalah Pater J. Schouten dan Ray serta juga mendiang Sudjasmin.
 
=== Masa Pra-Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan ===
Cornel memiliki sejumlah pengalaman perang. Pada tahun 1945-1946, ia mengarahkan moncong senjatanya kepada tentara [[Gurkha]]/[[Inggris]]. [[Kabupaten Malang|Malang]], dalam sebuah pertempuran di daerah [[Senen, Jakarta Pusat|Senen]] - [[Tangsi]] Penggorengan [[Jakarta]], pahanya tertembak. Dirawat di [[Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan|RSUP]]. Belum sembuh benar, ia diselundupkan ke [[Karawang]] karena [[Gurkha]] melakukan pembersihan.
Cornel Simanjuntak yang beragama [[protestan]] dilahirkan di [[Pematang Siantar]] tahun 1921 dari keluarga pensiunan polisi kolonial. Cornel tamatan HIS St. Fransiscus Medan, 1937, HIK Xaverius College [[Muntilan]] 1942.
 
Dari [[Kabupaten Karawang|Karawang]] ia dikirim ke [[Yogyakarta]]. Di kota inilah kemudian lahir lagu-lagu yang heroik dan patriotik. Antara lain: Tanah Tumpah Darah, Maju Tak Gentar, Pada Pahlawan, Teguh Kukuh Berlapis Baja, Indonesia Tetap Merdeka.
Kemudian, jadi guru di [[Magelang]] beberapa bulan. Pindah ke [[Jakarta]], jadi guru SD Van Lith. Tetapi karena bakat seninya lebih garang, ia beralih profesi ke Kantor Kebudayaan Jepang, ''Keimin Bunka Shidosho''. Di sanalah ia menciptakan lagu propaganda [[Jepang]] antara lain: Menanam Kapas, Bikin Kapal, Menabung — yang paling populer di antaranya berjudul Hancurkanlah Musuh Kita. Guru musiknya adalah Pater J. Schouten dan Ray serta juga mendiang Sudjasmin.
 
[[Peluru]] di paha Cornel konon tetap bersarang ketika penyakit kronis [[TBC]] menyerangnya — dan langsung menumbangkannya ke liang lahat. Ia meninggal pada tanggal 15 September 1946 di Sanatorium Pakem, Yogya[[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], dalam status perjaka. Ia dimakamkan di Pemakaman Kerkop Yogyakarta.
== Masa Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan ==
Cornel memiliki sejumlah pengalaman perang. Pada tahun 1945-1946, ia mengarahkan moncong senjatanya kepada tentara [[Gurkha]]/[[Inggris]]. Malang, dalam sebuah pertempuran di daerah Senen - Tangsi Penggorengan [[Jakarta]], pahanya tertembak. Dirawat di RSUP. Belum sembuh benar, ia diselundupkan ke [[Karawang]] karena [[Gurkha]] melakukan pembersihan.
 
Dari Karawang ia dikirim ke [[Yogyakarta]]. Di kota inilah kemudian lahir lagu-lagu yang heroik dan patriotik. Antara lain: Tanah Tumpah Darah, Maju Tak Gentar, Pada Pahlawan, Teguh Kukuh Berlapis Baja, Indonesia Tetap Merdeka.
 
Peluru di paha Cornel konon tetap bersarang ketika penyakit kronis TBC menyerangnya — dan langsung menumbangkannya ke liang lahat. Ia meninggal pada tanggal 15 September 1946 di Sanatorium Pakem, Yogya, dalam status perjaka. Ia dimakamkan di Pemakaman Kerkop Yogyakarta.
 
Menjelang maut Cornel masih sempat mengangkat telepon untuk menyampaikan pesan-entah kepada siapa, entah pesan apa-tapi ia keburuh jatuh, dan mata serta mulutnya menjadi kaku. Menurut rekannya sesama pejuang, Karkono Kamajaya, menjelang ajal ia masih sempat menulis lagu bernama Bali Putra Indonesia. Lagu yang ditulis dengan gamelan itu belum selesai.
 
== Pemindahan Makam ke TMP Semaki Yogyakartamakam ==
[[Berkas:Makam Cornel Simanjuntak.jpg|jmpl|Makam Cornel Simanjuntak di [[Taman Makam Pahlawan Kusumanegara]], Yogyakarta.]]
Pemindahan Cornel ke [[Daftar taman makam pahlawan di Indonesia|Taman Makam Pahlawan]] sebenarnya sudah diusulkan sejak September 1978. Hampir saja merepotkan, karena beberapa instansi meminta data-data berupa bintang jasa yang ada.
 
Ternyata Cornel tidak sebiji pun mengantongi persyaratan itu. Ia hanya mewariskan tanda kehormatan Piagam Satya Lencana[[Satyalancana Kebudayaan]] yang dianugerahkan tahun 1961 oleh Pemerintah Indonesia. Letkol Suharsono S., Dan Dim 0734 Yogya, menganggap Satya LencanaSatyalancana itu setingkat dengan [[Bintang Gerilya]] atau bintang-gemintang lainnya. Jadi bisa dipakai sebagai tiket masuk Mahkam Pahlawan, asal ada izin keluarga.
 
Usul yang didalangi para seniman yang tergabung dalam ‘Sasana Vocalia Yogya’ pimpinan Suyudono Hr tersebut, akhirnya jadi lancar ketika KSAD Jenderal Widodo memberikan persetujuannya.
 
Dari Kerkop, kerangka sempat diinapkan di Art Gallery Senisono di samping [[Gedung Agung]]. Maklumlah gedung mi dlanggap pusat kesenian Yogya. Selama itu lagu-lagu mendiang berkumandang terus-menerus dibawakan oleh sejumlah bocah dari Paduan Suara Bocah Bocah Sasana Vokalia. Serentetan tembakan salvo mendampingi prosesi ketika sisa-sisa tubuh Cornel Simanjuntak dalam liang lahat yang lebih terhormat di Taman Makam Pahlawan Semaki di kota yang sama. Hari itu, 10 Nopember 1978, Yogya mengenang kembali komponis pejuang itu.
 
“Gugur sebagai seniman dan prajurit tanah air,” demikian kalimat di batu nisan Cornel Simanjuntak.
 
==Komposisi Karya ==
{{col|2}}
* Maju Tak Gentar
* ''Bungaku''
* ''Indonesia Tetap Merdeka''
* Tanah Tumpah
* ''Kemuning''
* ''Kupinta Lagi''
* Mekar Melati
* ''Maju Indonesia''
* Oh, Angin
* ''[[Maju Tak Gentar]]''
* Topan
* ''Mekar Melati''
* Pada Pahlawan
* ''O Ale Alogo''
* Tjitra
* ''Oh, Angin''
* ''Pada Pahlawan''
* ''Sorak Sorak Bergembira''
* ''Tanah Tumpah Darahku''
* ''Tjitra''
* ''Topan''
{{EndDiv}}
 
== Pranala luarReferensi ==
{{reflist}}
 
* Menggali Tulang Pahlawan Cornel Simanjuntak (http://www.batakmusic.com/?p=63{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }})
* [http://www.langitberita.com/top-lists/63509/inilah-7-pencipta-lagu-nasional-yang-mungkin-sudah-terlupakan Pencipta lagu yang terlupakan]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{lifetime|1921|1946|}}
Baris 51 ⟶ 84:
 
{{DEFAULTSORT:Simanjuntak, Cornel}}
[[Kategori:Tokoh Batak Toba|Simanjuntak]]
[[Kategori:Tokoh Batak Toba]]
[[Kategori:Marga Simanjuntak]]
[[Kategori:Tokoh dari Pematangsiantar]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Komponis Indonesia]]
[[Kategori:Guru Indonesia]]
[[Kategori:Penulis lagu Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dariAngkatan Pematangsiantar45]]
[[Kategori:MargaTokoh Simanjuntak|CornelKristen Indonesia]]
[[Kategori:TokohPenerima Batak|SimanjuntakSatyalancana Kebudayaan]]
[[Kategori:Tokoh Batak Toba|Simanjuntak]]