Penyalahgunaan obat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fareleadsm (bicara | kontrib)
Menambahkan subjudul "Regulasi"
 
(19 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Treatments and Supplies for the Common Cold (37652567495).jpg|jmpl|257x257px|Ilustrasi [[obat bebas]] (''over-the-counter medicines'')]]'''Penyalahgunaan''' '''obat''' atau '''''drug abuse''''' adalah suatu tindakan penggunaan [[obat]] yang berlebihan, maladaptif, atau adiktif yang bertujuan untuk kondisi nonmedis meskipun dalam penggunaannya dapat menimbulkan masalah sosial, psikologis, dan fisik yang mungkin timbul dari penggunaan obat tersebut.<ref>{{Cite web|title=drug abuse {{!}} Definition & Facts {{!}} Britannica|url=https://www.britannica.com/science/drug-abuse|website=www.britannica.com|language=en|access-date=2022-02-28}}</ref><ref>{{Cite web|title=Definition of SUBSTANCE ABUSE|url=https://www.merriam-webster.com/dictionary/substance+abuse|website=www.merriam-webster.com|language=en|access-date=2022-02-28}}</ref> Penggunaan obat disalahgunakan untuk menciptakan efek "menyenangkan" pada otak. Penyalahgunaan obat banyak terjadi pada [[remaja]] hingga masa dewasa awal.<ref name=":16">{{Cite web|date=2013-10-08|title=What is Drug Abuse?|url=https://www.news-medical.net/health/What-is-Drug-Abuse.aspx|website=News-Medical.net|language=en|access-date=2022-02-28}}</ref>
{{sedang ditulis}}
[[Berkas:Treatments and Supplies for the Common Cold (37652567495).jpg|jmpl|257x257px|Ilustrasi [[obat bebas]] (''over-the-counter medicines'')]]'''Penyalahgunaan''' '''obat''' atau '''''drug abuse''''' adalah suatu tindakan penggunaan obat yang berlebihan, maladaptif, atau adiktif yang bertujuan untuk kondisi nonmedis meskipun dalam penggunaannya dapat menimbulkan masalah sosial, psikologis, dan fisik yang mungkin timbul dari penggunaan obat tersebut.<ref>{{Cite web|title=drug abuse {{!}} Definition & Facts {{!}} Britannica|url=https://www.britannica.com/science/drug-abuse|website=www.britannica.com|language=en|access-date=2022-02-28}}</ref><ref>{{Cite web|title=Definition of SUBSTANCE ABUSE|url=https://www.merriam-webster.com/dictionary/substance+abuse|website=www.merriam-webster.com|language=en|access-date=2022-02-28}}</ref> Penggunaan obat disalahgunakan untuk menciptakan efek "menyenangkan" pada otak. Penyalahgunaan obat banyak terjadi pada [[remaja]] hingga masa dewasa awal.<ref name=":16">{{Cite web|date=2013-10-08|title=What is Drug Abuse?|url=https://www.news-medical.net/health/What-is-Drug-Abuse.aspx|website=News-Medical.net|language=en|access-date=2022-02-28}}</ref>
 
Obat yang disalahgunakan biasanya memiliki sifat psikoaktif di mana disalahgunakan oleh individu dengan berbagai alasan. Rasa ingin tahu dan tekanan teman sebaya, menjadi salah satu alasan yang ditemukan terutama di kalangan anak-anak sekolah dan orang dewasa muda. Penggunaan obat yang awalnya dimaksudkan untuk menghilangkan indikasi penyakit mungkin telah berubah menjadi adiksi karena memberikan rasa "nyaman" bagi individu yang menyalahgunakannya. Selain itu, penyalahgunaan obat juga dijadikan sebagai alasan untuk mendapatkan inspirasi.<ref name=":16" />
 
Penyalahgunaan obat, tidak terbatas hanya pada obat keras, [[psikotropika]], dan [[narkotika]]. Obat yang bebas dijual di pasaran atau [[apotek]] pun tidak luput dari penyalahgunaan sehingga penggunaan dan peredaran terhadap obat bebas dan obat bebas terbatas yang potensial (memiliki aktivitas psikoaktif) untuk disalahgunakan perlu menjadi perhatian. [[Obat bebas]] dan obat bebas terbatas dapat dengan mudah diakses dalam berbagai layanan kefarmasian dan harganya yang relatif murah membuatnya rentan untuk disalahgunakan.<ref>{{Cite journal|last=Cooper|first=Richard J.|date=2013-04|title=Over-the-counter medicine abuse – a review of the literature|url=http://www.tandfonline.com/doi/full/10.3109/14659891.2011.615002|journal=Journal of Substance Use|language=en|volume=18|issue=2|pages=82–107|doi=10.3109/14659891.2011.615002|issn=1465-9891|pmc=PMC3603170|pmid=23525509}}</ref>
 
== Definisi obat ==
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, obat termasuk ke dalam salah satu dari 4 sediaan [[farmasi]]. Ke empat sediaan farmasi tersebut adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.<ref name=":0">{{Cite web|title=UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan [JDIH BPK RI]|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38778/uu-no-36-tahun-2009|website=peraturan.bpk.go.id|access-date=2022-02-26}}</ref>
 
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem [[fisiologi]] atau keadaan [[patologi]] dalam rangka penetapan [[diagnosis]], pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan [[kontrasepsi]] untuk manusia.<ref name=":0" />
 
Bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai bahan baku farmasi termasuk baku pembanding.<ref>{{Cite web|last=BPOM|date=2019|title=Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik|url=https://jdih.pom.go.id/download/product/852/9/2019|website=jdih.pom.go.id|access-date=26-02-2022}}</ref> Yang dimaksud dengan bahan yang tidak berkhasiat adalah bahan yang ditambahkan dalam pembuatan obat selain zat aktif yang memberikan efek terapi. Bahan yang tidak berkhasiat ini sering disebut dengan [[eksipien]]. Eksipien harus bersifat inert terhadap zat aktif dan tidak memberikan efek terapeutik karena tujuan penggunaan eksipien adalah untuk membantu dalam proses produksi, melindungi, meningkatkan stabilitas, dan meningkatkan [[ketersediaan hayati]] obat.<ref>{{Cite journal|last=Haywood|first=Alison|last2=Glass|first2=Beverley D.|date=2011|title=Pharmaceutical excipients – where do we begin?|url=https://www.nps.org.au/australian-prescriber/articles/pharmaceutical-excipients-where-do-we-begin|journal=Australian Prescriber|language=en|volume=34|issue=4|doi=10.18773/austprescr.2011.060}}</ref>
 
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan [[tumbuhan]], bahan [[hewan]], bahan [[mineral]], sediaan [[sari|sari-sarian]] (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.<ref name=":0" /> Obat tradisional yang beredar di Indonesia yaitu [[jamu]], obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.<ref>{{Cite web|last=Menteri Kesehatan Republik Indonesia|date=2016|title=Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 6 tahun 2016 tentang Formularium Obat Herbal Asli Indonesia|url=http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._6_ttg_Formularium_Obat_Herbal_Asli_Indonesia_.pdf|website=hukor.kemkes.go.id|access-date=26-02-2022}}</ref>
 
== Golongan obat ==
Baris 20 ⟶ 19:
[[Berkas:Tanda obat bebas.png|jmpl|Tanda khusus untuk obat bebas]]
[[Berkas:Tanda obat bebas terbatas.png|jmpl|Tanda khusus untuk obat bebas terbatas]]
Obat bebas (''over-the-counter'') adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa [[resep dokter]]. Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Obat bebas memiliki tanda khusus yaitu berupa lingkaran dengan garis tepi berwarna hijau. Meskipun obat bebas relatif aman untuk digunakan, namun dosis dan penggunaannya juga perlu diperhatikan. Penggunaan obat bebas yang tidak tepat dan sesuai dengan tujuan pengobatan dapat menimbulkan [[efek samping]].<ref name=":14">{{Cite web|last=PIONAS|title=Pedoman Umum|url=https://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum|website=PIONAS|access-date=28-02-2022|archive-date=2022-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20220228160734/https://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum|dead-url=yes}}</ref><ref name=":15">{{Cite web|last=Andini G.|first=Ruth|title=Mengenali Obat Berdasarkan Jenisnya – ITJEN KEMENDIKBUD|url=https://itjen.kemdikbud.go.id/webnew/covid19/mengenali-obat-berdasarkan-jenisnya/|website=kemdikbud|language=id-ID|access-date=2022-02-28|archive-date=2022-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20220228161647/https://itjen.kemdikbud.go.id/webnew/covid19/mengenali-obat-berdasarkan-jenisnya/|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Obat bebas terbatas ===
Baris 34 ⟶ 33:
P5: Awas! Obat Keras! Tidak Boleh Ditelan.
 
P6: Awas! Obat Keras! Obat [[Bawasir|Wasir]], Jangan Ditelan.
 
=== Obat keras ===
Baris 47 ⟶ 46:
=== Dekstrometorfan ===
[[Berkas:Dextromethorphan.svg|jmpl|220x220px|Struktur kimia dekstrometorfan]]
[[Dekstrometorfan]] (sering disingkat dengan DMP atau DXM) merupakan obat yang digunakan sebagai penekan (supresan) batuk atau [[antitusif]].<ref>{{Cite journal|last=Taylor|first=Charles P.|last2=Traynelis|first2=Stephen F.|last3=Siffert|first3=Joao|last4=Pope|first4=Laura E.|last5=Matsumoto|first5=Rae R.|date=2016-08-01|title=Pharmacology of dextromethorphan: Relevance to dextromethorphan/quinidine (Nuedexta®) clinical use|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0163725816300560|journal=Pharmacology & Therapeutics|language=en|volume=164|pages=170–182|doi=10.1016/j.pharmthera.2016.04.010|issn=0163-7258}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Spangler|first=David C.|last2=Loyd|first2=Catherine M.|last3=Skor|first3=Emily E.|date=2016-12|title=Dextromethorphan: a case study on addressing abuse of a safe and effective drug|url=http://substanceabusepolicy.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13011-016-0067-0|journal=Substance Abuse Treatment, Prevention, and Policy|language=en|volume=11|issue=1|pages=22|doi=10.1186/s13011-016-0067-0|issn=1747-597X|pmc=PMC4918034|pmid=27333886}}</ref>  Dekstrometorfan dijual sebagai [[obat bebas]] dibanyak negara sehingga dapat diperoleh oleh masyarakat tanpa menggunakan [[resep dokter]].<ref>{{Cite journal|last=Armstrong|first=Cody|last2=Kapolowicz|first2=Michelle R|date=2020-08-14|title=Interventional Study of Dextromethorphan Abuse Within the U.S. Military Community in Okinawa, Japan|url=https://academic.oup.com/milmed/article/185/7-8/e926/5814149|journal=Military Medicine|language=en|volume=185|issue=7-8|pages=e926–e929|doi=10.1093/milmed/usaa049|issn=0026-4075}}</ref><ref>{{Cite web|last=Abuse|first=National Institute on Drug|date=2017-12-17|title=Over-the-Counter Medicines DrugFacts|url=https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/over-counter-medicines|website=National Institute on Drug Abuse|language=en|access-date=2022-02-27}}</ref> Obat ini dijual dalam beberapa bentuk sediaan seperti sirup, [[tablet]], kapsul lunak, dan lozenge.<ref>{{Cite web|title=Indication-specific dosing for Balminil DM, Benylin DM, Bronchophan (dextromethorphan), frequency-based adverse effects, comprehensive interactions, contraindications, pregnancy & lactation schedules, and cost information.|url=https://reference.medscape.com/drug/balminil-dm-benylin-dm-dextromethorphan-343401|website=reference.medscape.com|access-date=2022-02-27}}</ref>
 
Dekstrometorfan merupakan kelompok obat turunan [[morfin]] nonnarkotik yang disetujui penggunaanya pertama kali sebagai obat batuk pada tahun 1958 oleh [[FDA]].<ref>{{Cite book|last=Oh|first=SaeRam|last2=Agrawal|first2=Suneil|last3=Sabir|first3=Sarah|last4=Taylor|first4=Alan|date=2022|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538216/|title=Dextromethorphan|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=30855804}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Shin|first=Eun-Joo|last2=Nah|first2=Seung-Yeol|last3=Kim|first3=Won-Ki|last4=Ko|first4=Kwang Ho|last5=Jhoo|first5=Wang-Kee|last6=Lim|first6=Yong-Kwang|last7=Cha|first7=Joo Young|last8=Chen|first8=Chieh-Fu|last9=Kim|first9=Hyoung-Chun|date=2005-04|title=The dextromethorphan analog dimemorfan attenuates kainate-induced seizures via σ 1 receptor activation: comparison with the effects of dextromethorphan: Dimemorfan prevents kainate-induced seizures|url=http://doi.wiley.com/10.1038/sj.bjp.0705998|journal=British Journal of Pharmacology|language=en|volume=144|issue=7|pages=908–918|doi=10.1038/sj.bjp.0705998|pmc=PMC1576070|pmid=15723099}}</ref> Sebagai [[antitusif]], obat ini bekerja dengan cara melintasi [[sawar darah otak]] dan berinteraksi dengan reseptor agonis sigma-1 (Sig1-R) pada pusat batuk di [[sistem saraf pusat]], yang demikian dapat menekan refleks batuk.<ref>{{Cite web|title=Dextromethorphan: MedlinePlus Drug Information|url=https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682492.html|website=medlineplus.gov|language=en|access-date=2022-02-27}}</ref><ref>{{Cite web|last=PubChem|title=Dextromethorphan|url=https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/5360696|website=pubchem.ncbi.nlm.nih.gov|language=en|access-date=2022-02-27}}</ref>
 
Dekstrometorfan memiliki banyak mekanisme aksi dan dapat berinteraksi dengan banyak [[Reseptor (biokimia)|reseptor]], diantaranya adalah ''nonselektif serotonin reuptake inhibitor'', reseptor agonis sigma-1 (Sig1-R), transporter noradrenalin (NA), reseptor asetilkolin nikotinik α3β4, dan reseptor N-metill-D-aspartat (NMDA). Reseptor tersebut banyak ditemukan dalam beberapa sistem [[neurotransmiter]] yang ditargetkan dalam pengobatan gangguan neurologis dan kejiwaan.<ref>{{Cite journal|last=Taylor|first=Charles P.|last2=Traynelis|first2=Stephen F.|last3=Siffert|first3=Joao|last4=Pope|first4=Laura E.|last5=Matsumoto|first5=Rae R.|date=2016-08-01|title=Pharmacology of dextromethorphan: Relevance to dextromethorphan/quinidine (Nuedexta®) clinical use|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0163725816300560|journal=Pharmacology & Therapeutics|language=en|volume=164|pages=170–182|doi=10.1016/j.pharmthera.2016.04.010|issn=0163-7258}}</ref> Pada penggunaan dosis tinggi, dekstrometorfan dan metabolit utamanya, dekstrorfan, dapat memblokade reseptor NMDA yang memberikan efek serupa seperti pada anestesi disosiatif lainnya  seperti [[ketamina]], nitro oksida, dan fensiklidin.<ref>{{Cite journal|last=Reissig|first=Chad J.|last2=Carter|first2=Lawrence P.|last3=Johnson|first3=Matthew W.|last4=Mintzer|first4=Miriam Z.|last5=Klinedinst|first5=Margaret A.|last6=Griffiths|first6=Roland R.|date=2012-09|title=High doses of dextromethorphan, an NMDA antagonist, produce effects similar to classic hallucinogens|url=http://link.springer.com/10.1007/s00213-012-2680-6|journal=Psychopharmacology|language=en|volume=223|issue=1|pages=1–15|doi=10.1007/s00213-012-2680-6|issn=0033-3158|pmc=PMC3652430|pmid=22526529}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Chary|first=Michael|last2=Park|first2=Emily H.|last3=McKenzie|first3=Andrew|last4=Sun|first4=Julia|last5=Manini|first5=Alex F.|last6=Genes|first6=Nicholas|date=2014-02-12|title=Signs & Symptoms of Dextromethorphan Exposure from YouTube|url=https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0082452|journal=PLOS ONE|language=en|volume=9|issue=2|pages=e82452|doi=10.1371/journal.pone.0082452|issn=1932-6203|pmc=PMC3922701|pmid=24533044}}</ref>[[Berkas:Nystagmus eye movement.gif|jmpl|196x196px|Nistagmus (kondisi bergeraknya bola mata yang tidak terkendali dan berulang), salah satu gejala toksisitas dekstrometorfan]]Pada tahun 1971 dilakukan studi terkontrol  untuk melihat efek psikoaktif dekstrometorfan. Hasil studi tersebut melaporkan bahwa dekstrometorfan memiliki efek psikotomimetik yang menonjol ketika dosis yang digunakan adalah 6-10 kali lebih besar daripada dosis terapeutiknya sebagai [[antitusif]].<ref name=":1">{{Cite journal|last=Morris|first=Hamilton|last2=Wallach|first2=Jason|date=2014-07|title=From PCP to MXE: a comprehensive review of the non-medical use of dissociative drugs: PCP to MXE|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/dta.1620|journal=Drug Testing and Analysis|language=en|volume=6|issue=7-8|pages=614–632|doi=10.1002/dta.1620}}</ref> Ketika penggunaan dosis dekstrometorfan melampaui batas dari yang disarankan, maka akan banyak gangguan kejiwaan yang dapat terjadi. Efeknya tergantung dosis dan gejala yang timbul bervariasi mulai dari gangguan motorik ringan, gangguan kognitif, hingga gejala parapsikotik seperti pada penggunaan fensiklidin (PCP)  yaitu [[delusi]], keadaan disosiatif, [[Paranoid|paranoia]], dan [[halusinasi]]. Kombinasi gejala ini dapat menyebabkan tindakan impulsif seperti penyerangan, bunuh diri, atau pembunuhan.<ref>{{Cite journal|last=Martinak|first=Bridgette|last2=Bolis|first2=Ramy A.|last3=Black|first3=Jeffrey Ryne|last4=Fargason|first4=Rachel E.|last5=Birur|first5=Badari|date=2017-09-15|title=Dextromethorphan in Cough Syrup: The Poor Man's Psychosis|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28936010/|journal=Psychopharmacology Bulletin|volume=47|issue=4|pages=59–63|issn=0048-5764|pmc=5601090|pmid=28936010}}</ref> Akibat kekhawatiran terhadap penyalahgunaan dekstrometorfan, maka pada tahun 1973 pemerintah Amerika Serikat melarang peredaran tablet Romilar (mengandung zat tunggal dekstrometorfan) dari pasar.<ref name=":1" />
[[Berkas:1513 Mydriasis.jpg|jmpl|198x198px|Midriasis (pelebaran [[pupil]] pada mata), salah satu gejala toksisitas dekstrometorfan]]
Di [[Amerika Serikat]] pada akhir 1980an, dilaporkan dari 14 negara bagian, terjadi penyalahgunaan produk yang mengandung dekstrometorfan oleh remaja. Selain Amerika Serikat, penggunaan dekstrometorfan untuk tujuan nonmedis juga terjadi di [[Eropa]]. Keracunan fatal pertama akibat penyalahgunaan dekstrometorfan dilaporkan terjadi di [[Swedia]] pada 1980-an.<ref name=":1" /> Penyalahgunaan dekstrometorfan di Amerika Serikat menyebabkan sekitar 6000 kasus gawat darurat tiap tahunnya. Lima puluh persen dari semua kondisi gawat darurat tersebut terjadi akibat toksisitas dekstrometorfan di mana kebanyakan pasien berusia antara 12-20 tahun.<ref name=":2">{{Cite book|last=Journey|first=Jonathan D.|last2=Agrawal|first2=Suneil|last3=Stern|first3=Evan|date=2022|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538502/|title=Dextromethorphan Toxicity|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=30860737}}</ref>
Baris 61 ⟶ 60:
Secara umum gejala toksisitas dekstrometorfan yang dapat dapat segera dikenali yaitu [[hipertermia]], diaforesis, dan perubahan kondisi kejiwaan secara bertahap. Toksisitas dekstrometorfan dapat menyebabkan berbagai efek pada:<ref name=":2" />
 
* KMTHT (Kepala, Mata, Telinga, Hidung, dan [[Tenggorok|Tenggorokan]]) – midriasis, nistagmus.
* Kardiovaskular – [[takikardia]], [[hipertensi]].
* Saluran pernapasan – penurunan pernapasan.
Baris 68 ⟶ 67:
=== Feniramin ===
[[Berkas:Pheniramine.svg|jmpl|225x225px|Struktur kimia feniramin]]
[[Feniramin]] adalah [[antihistamin]] generasi pertama dalam kelas alkilamin yang mirip dengan bromfeniramin dan klorfeniramin. Feniramin digunakan untuk mengobati [[alergi]] dan dapat dikombinasi dengan obat lain sebagai obat flu. Penggunaan feniramin sebagai antihistamin sebagian besar telah digantikan oleh antihistamin generasi kedua seperti cetirizin dan loratidin.<ref name=":3">{{Cite web|title=Pheniramine|url=https://go.drugbank.com/drugs/DB01620|website=go.drugbank.com|access-date=2022-02-27}}</ref>
 
Feniramin akan bersaing dengan histamin untuk menduduki [[reseptor histamin]] H1 yang bertindak sebagai ''inverse agonist once bound.'' Pengurangan aktivitas reseptor H1 menyebabkan berkurangnya rasa gatal serta mengurangi [[Vasodilasi|vasodilatasi]] dan kebocoran [[Kapiler (pembuluh darah)|kapiler]] sehingga kemerahan dan [[edema]] akan berkurang. Interaksi agonis reseptor H1 dalam [[sistem saraf pusat]] dengan antihistamin generasi pertama seperti feniramin juga dapat memberikan efek sedasi. Pengikatan feniramin ke reseptor H4,  dapat berkontribusi untuk mengurangi gatal dengan cara berperan sebagai antagonis dari [[inflamasi]].<ref name=":3" />
 
Penyalahgunaan antihistamin yang digunakan sebagai obat tunggal atau dalam kombinasi dengan obat lain dapat mempengaruhi individu untuk mengembangkan gejala atau sindrom psikiatri seperti keracunan, [[sakau]], atau sebagai kondisi [[Komorbiditas|komorbid]]. Dalam suatu studi yang dilakukan, dilaporkan bahwa 44% (dari 43 subjek penelitian) individu yang menyalahgunakan feniramin mengalami kondisi [[psikosis]] atau [[delirium]].<ref name=":4">{{Cite journal|last=Pal|first=Hemraj|last2=Kumar|first2=Rajesh|last3=Bhushan|first3=Shashi|last4=Berry|first4=Neeraj|date=2005|title=Psychiatric co-morbidity associated with pheniramine abuse and dependence|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2918322/|journal=Indian Journal of Psychiatry|volume=47|issue=1|pages=60–62|doi=10.4103/0019-5545.46079|issn=0019-5545|pmc=2918322}}</ref>
Baris 84 ⟶ 83:
Difenhidramin jterlibat dalam sejumlah sistem neurotransmiter yang mempengaruhi perilaku manusia termasuk [[dopamin]], [[norepinefrin]], [[serotonin]], [[asetilkolin]], dan opioid. Akibatnya, difenhidramin sedang diselidiki karena memiliki sifat sebagai ansiolitik dan antidepresan.<ref name=":11" />
 
[[Overdosis]] difenhidramin dapat menyebabkan toksisitas yang signifikan, mulai dari agitasi, aritmia jantung, rabdomiolisis, dan gejala klasik keracunan antikolinergik. Daftar tanda dan gejala yang dapat muncul pada kondisi overdosis difenhidramin yaitu:<ref>{{Cite book|last=Sicari|first=Vincent|last2=Zabbo|first2=Christopher P.|date=2022|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526010/|title=Diphenhydramine|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=30252266}}</ref><ref name=":13">{{Cite book|last=Huynh|first=David A.|last2=Abbas|first2=Malak|last3=Dabaja|first3=Ali|date=2021-05-08|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557578/|title=Diphenhydramine Toxicity|publisher=StatPearls Publishing|language=en|pmid=32491510}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Saran|first=Jagroop S.|last2=Barbano|first2=Richard L.|last3=Schult|first3=Rachel|last4=Wiegand|first4=Timothy J.|last5=Selioutski|first5=Olga|date=2017-10|title=Chronic diphenhydramine abuse and withdrawal: A diagnostic challenge|url=https://cp.neurology.org/lookup/doi/10.1212/CPJ.0000000000000304|journal=Neurology: Clinical Practice|language=en|volume=7|issue=5|pages=439–441|doi=10.1212/CPJ.0000000000000304|issn=2163-0402|pmc=PMC5874453|pmid=29620065}}</ref>
 
* [[Delirium]], agitasi, kebingungan, gelisah, [[halusinasi]], [[ataksia]], [[tremor]], [[kejang]]
Baris 101 ⟶ 100:
=== Dimenhidrinat ===
[[Berkas:Dimenhydrinate.svg|jmpl|340x340px|Struktur kimia dimenhidrinat]]
[[Dimenhidrinat]] merupakan [[antihistamin]] generasi pertama yang diindikasikan untuk mencegah dan mengobati [[Antiemetik|mual]], [[Antiemetik|muntah]], [[vertigo]], dan mabuk perjalanan.<ref name=":5">{{Cite web|title=Dimenhydrinate|url=https://go.drugbank.com/drugs/DB00985|website=go.drugbank.com|access-date=2022-02-27}}</ref> Dimenhidrinat terdiri dari kombinasi difenhindramin dan 8-kloroteofilin dalam bentuk garam, dengan komposisi 53%-55,5% difenhidramin kering dan 44%-47% 8-kloroteofilin.<ref>{{Cite web|title=DailyMed - DIMENHYDRINATE- dimenhydrinate injection, solution|url=https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=bc71539e-1a33-4709-8a24-c2894e8dbc1c|website=dailymed.nlm.nih.gov|access-date=2022-02-27}}</ref> Dimenhidrinat tersedia sebagai [[obat bebas]] sehingga dapat diperoleh oleh masyarakat tanpa menggunakan resep dokter dengan dosis yang ada di pasaran umumnya sebesar 25-50 mg.<ref>{{Cite book|date=2012|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK548215/|title=Dimenhydrinate|location=Bethesda (MD)|publisher=National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases|pmid=31643540}}</ref> Obat ini dijual dalam beberapa bentuk sediaan seperti [[tablet]], tablet kunyah, injeksi, dan supositoria.<ref>{{Cite web|title=Dramamine, (dimenhydrinate) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more|url=https://reference.medscape.com/drug/dramamine-dimenhydrinate-342045|website=reference.medscape.com|access-date=2022-02-27}}</ref><ref>{{Cite web|title=Dimenhydrinate Dosage Guide + Max Dose, Adjustments|url=https://www.drugs.com/dosage/dimenhydrinate.html|website=Drugs.com|language=en|access-date=2022-02-27}}</ref>
 
Sifat [[antiemetik]] dari dimenhidrinat terutama diproduksi oleh antagonisme difenhidramin dengan [[reseptor histamin]] H1 dalam sistem vestibular sedangkan efek rangsang diproduksi oleh blokade reseptor [[adenosin]] oleh 8-kloroteofilin.<ref name=":5" /> Antagonisme dengan reseptor histamin H1 menyebabkan efek antikolinergik.<ref name=":6">{{Cite book|date=2015-12-01|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK349880/|title=Abuse and Misuse Potential of Dimenhydrinate: A Review of the Clinical Evidence|publisher=Canadian Agency for Drugs and Technologies in Health|language=en|pmid=26985532}}</ref> Selain itu, dimenhidrinat juga berinteraksi dengan [[neurotransmiter]] seperti [[asetilkolin]] dan [[dopamin]].<ref name=":7">{{Cite journal|last=Kaya|first=Fatma Duygu|date=2014-06|title=A Patient With Dimenhydrinate Dependence: A Case Report|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.5455/bcp.20140131023347|journal=Klinik Psikofarmakoloji Bülteni-Bulletin of Clinical Psychopharmacology|language=en|volume=24|issue=2|pages=184–187|doi=10.5455/bcp.20140131023347|issn=1017-7833}}</ref>
Baris 123 ⟶ 122:
Obat-obat tertentu yang sering disalahgunakan adalah obat yang bekerja di sistem susunan [[sistem saraf pusat]] selain [[narkotika]] dan [[psikotropika]], yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.<ref name=":17" />
 
Fasilitas pelayanan kefarmasian dilarang menyerahkan obat-obat tertentu yang mengandung dekstrometorfan  secara langsung kepada anak berusia di bawah 18 tahun. Selain itu, fasilitas pelayanan kefarmasian dalam melakukan kegiatan penyerahan obat-obat tertentu harus memperhatikan kewajaran jumlah obat yang akan diserahkan dan frekuensi penyerahan obat kepada pasien yang sama. Seluruh dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan obat-obat tertentu, wajib diarsipkan secara terpisah.<ref name=":17" />
 
== Referensi ==
Baris 129 ⟶ 128:
 
[[Kategori:Obat]]
[[Kategori:Narkobaobat psikoaktif]]
[[Kategori:Penyalahgunaan zatobat]]
[[Kategori:AdiksiKecanduan]]
[[Kategori:Kenakalan remaja]]